Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN

DINAS KESEHATAN
UPTD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PANDUAN
HASIL KRITIS

RSUD KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN


Desa Pasir Putih, Wawonii Barat, Kabupaten Konawe Kepulauan 93393
Pos-el rsud@konkepkab.go.id
BAB I
DEFINISI

1. Pemeriksaan diagnostik
Adalah suatu kegiatan yang dilakukan kepada pasien baik invasive
ataupun non invasive yang dilakukan pada pasien untuk menemukan
masalah medis sampai dengan tegak diagnose penyakit.
2. Hasil kritis
Adalah parameter atau nilai dari suatu pemeriksaan yang menunjukkan
keabnormalan dan membutuhkan pelaporan segera sehingga pasien
mendapatkan tindakan segera guna mengatasi keadaan/penyakitnya
3. Pelaporan
Adalah suatu kegiatan memberikan informasi kepada orang lain /unit
lain yang dibuktikan dengan suatu bukti dokumentasi dari hasil
informasi yang disampaikan.
4. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
Adalah seorang dokter yang bertanggung atas pengeloaan asuhan medis
seorang pasien
5. Verifikasi
Adalah suatu bukti yang tercatat/terdokumentasi pada rekam medik
dan menunjukkan legalitas/keabsahan suatu informasi/instruksi.
Verifikasi yang dimaksud berupa paraf dan nama terang petugas yang
memiliki kewenangan dan tanggung jawab tertentu.
6. Read back
Adalah membaca ulang pesan yang diserah terimakan oleh Petugas
yang menerima serah terima.
7. Sign Here
Adalah penanda yang digunakan untuk memudahkan petugas dalam
mengenal informasi/instruksi yang membutuhkan verifikasi oleh
petugas yang berwenang.
8. ECG
Adalah suatu alat yang digunakan dalam pemeriksaan/pencatatan
aktivitas kelistrikan jantung.
9. Pemeriksaan Patologi Anatomi
Adalah salah satu jenis pemeriksaan penunjang untuk menentukan
diagnosis penyakit melalui pemeriksaan kasar, mikroskopik, dan
molekuler atas organ, jaringan dan sel.
10. Pemeriksaan Patologi Klinik
Adalah salah satu jenis pemeriksaan penunjang yang meliputi
pemeriksaan morfologis, mikroskopis kimia, mikrobiologis, serologis,
hematologis, imunologis, parasitologis dan pemeriksaan laboratorium
lainnya.
11. Pemeriksaan Mikrobiologi Klinik
Adalah salah satu jenis pemeriksaan penunjang yang membantu
penegakkan diagnostik serta terapi penyakit infeksi terutama dalam
penanganan infeksi rumah sakit melalui pemeriksaan mikroskopis,
kultur, uji identifikasi bakteri, uji kepekaan bakteri terhadap antibiotika,
pemeriksaan sero imunologi dan bilogi molekuler untuk berbagai
penyakit infeksi, serta berperan dalam mengendalikan infeksi rumah
sakit.
12. Pemeriksaan radiologi
Adalah salah satu jenis pemeriksaan penunjang dengan hasil
pemeriksaan berupa foto gambar/imaging yang dapat membantu dokter
dalam menangani pasien. Pemeriksaan radiologi dapat dibedakan
menjadi pemeriksaan radiologi sederhana dan pemeriksaan radiologi
khusus.
13. Frozen Section
Adalah teknik pengelolaan jaringan dengan cara membekukan dengan
cepat (quenching) suatu jaringan segar pada suhu -160 0C dan
berikutnya memindahkan molekul air (didalam es) dengan proses
sublimasi pada ruang vakum dengan suhu yang lebih tinggi lagi misal
400C, kemudian blok diletakkan pada suhu ruangan dan difiksasi
dengan uap air atau embedding didalam medium yang sesuai.
14. Gram
Adalah salah satu teknik pemeriksaan mikrobiologi yaitu dengan teknik
pewarnaan untuk mengetahui morfologi kuman/bakteri dan reaksi
terhadap pewarnaan untuk menentukan media dalam pemeriksaan
kultur. Dengan pewarnaan gram bakteri/kuman dibedakan menjadi 2
(dua) golongan yaitu gram positif dan gram negative.
15. MRSA
Adalah jenis spesifik dari nakteri staphylococcus aeureus yang tahan
terhadap methiciline (jenis antibiotik)
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Pemerikasaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan kepada pasien sangat beragam
baik berupa tindakan invasive ataupun non invasive. Jenis – jenis
pemeriksaan diagnostik yang ada di RSUD Kab. Konawe Kepulauan
yaitu:
a. Pemeriksaan Radiologi
b. Pemeriksaan Patologi Klinik
c. Pemeriksaan ECG

2. Daftar Nilai Kritis Pemeriksaan Diagnostik


a. Penetapan Nilai Kritis Laboratorium Patologi Klinik
NILAI KRITIS LABORATORIUM
N JENIS TES
O LABOTORIUM WAKTU TES NILAI NORMAL NILAI KRITIS
●< 6.0 g/dl -24.0 g/dl (< 7
1 Hemoglobin 10-15 menit Pr: 12-12 gr/dl minggu)
●<6.0 g/dl-20.0 g/dl (>7
Lk:14-16 gr /dl minggu)
●≤ 7 g/dl ( dewasa)
150.000-400.000/ ●≤ 50 atau > 600x 10ᶟ/uL
2 Trombosit 10-15 menit mmᶟ (dewasa)
●< 30 atau >800x10ᶟ/uL
(anak)
Glukosa Darah cara kering ●<50 atau >250 mg/dl
3 sewaktu (Rapid) < 200 mg/dl (neonatus)
●<70 atau > 350 mg/dl
10-15 menit (anak & dwsa)
●<50 atau >250 mg/dl
cara basah <200 mg/dl (dewasa)
60-90 menit
4 Kreatinin 60-90 menit < 1.5 mg/dl ●≥ 1.5 mg/dl (hr-4 mgg)
●≥ 2.0 mg/dl (5 mgg-23
bln)
●≥ 2.5 mg/dl (2 thn-11
thn)
●≥ 3.0 mg/dl (12 thn-15
thn)
●GGA : >3 mg/dl
●GGK : >6 mg/dl
5 Kalium 60-90 menit 3.5-5.2 mmol/L ≤2.5-≥6.0 mM/L
(Elektrolit)
Natrium
6 (Elektrolit) 60-90 menit 136-145 mmol/L ≤120-≥160 mM/L
Clorida
7 ( Elektrolit) 60-90 menit 97-111 mmol/L <80 atau > 120 mM/L
Activated
8 Partial 60-90 menit 22-30 dtk ≥80 dtk
Thromboplasti
n
Time,Plasma
INR
9 (International 60-90 menit 0,88-1,32 ≥2,0-3,0
Normalizing
Ratio)
4.0x10ᶟ/µl- ●<1.0 atau
10 Leukosit 10-15 menit 10.0x10ᶟ/µl 50.0x10⁹/L(dewasa)
●<1.5 atau >
30.0x10⁹/L(anak)
11 Neutrophils 10-15 menit ≤0.5x10⁹/L
12 Hematokrit 10-15 menit 37%-48% <21.0% atau >60.0%
●> 15mg/dL (neonatus)
13 Bilirubin total 60-90 menit <1.1 mg/dl lbh dari 10 hr
●≥100 mg/dL (dewasa)

b. Penetapan nilai kritis Point Of Care Testing (POCT)


Hasil Pemeriksaan EKG dengan gambaran:
1) Supra Ventrikular Takikardi
2) VES Couplet
3) VES Bigemini
4) Idioventrikular rhytme
5) R on T phenomenon
6) Ventrikular Tachicardia
7) Torsade de pointes
8) Ventricular Fibrillation
9) AV Block Mobitz I
10) AV Block Mobitz II
11) Total AV Block
12) Asistole
13) Acute Coronary Syndrome:
a) STEMI segment is at baseline
b) STEMI segment is elevated
c) STEMI segment is depressed
c. Penetapan Nilai Kritis Radiologi
Kriteria hasil radiologi kritis antara lain jika di dapati gambaran
sebagai berikut :
1. Pneumothorax
2. Cairan bebas intra peritonial pada kasus trauma
3. Udara bebas intra perotonial / perforasi
4. Appendicitis acut
5. Ileus obstruksi / paralitik
6. Invaginasi
7. Torsio testis
8. Hidropneumothorax
9. Efusi pleura masif
10. Edema pari
11. Kontusio paru disertai fraktur iga
12. Kehamilan ektopik terganggu
13. Corpus alienum saluran nafas
BAB III
TATA LAKSANA

1. Pelaporan hasil kritis di laboratorium patologi Klinik


a. Order pemeriksaan dan bahan pemeriksaan ditransfer ke
laboratorium
b. Bahan pemeriksaan akan dilakukan input data identitas pasien dan
jenis pemeriksaan yang diminta
c. Bahan pemeriksaan dilakukan pemeriksaan
d. Hasil analisa bahan pemeriksaan keluar
e. Jika hasil analisa pemeriksaan menunjukkan hasil kritis:
 Bila terdapat nilai kritis pada hasil laboratorium, analis yang
bertugas menyampaikan segera pada dokter jaga laboratorium
 Dokter jaga laboratorium melakukan verifikasi hasil dan
menyatakan persetujuan nilai kritis untuk dikeluarkan
 Analis yang melakukan pemeriksaan segera melaporkan hasil
kritis kepada perawat ruangan selanjutnya melakukan
pencatatan pada buku hasil kritis (tanggal, nama pasien, jam
hasil selesai, waktu pelaporan, penerima berita, DPJP)
 Dalam waktu 5 menit pertama perawat melaporkan pada
DPJP/dokter yang merawat, bila tidak ada jawaban, selanjutnya
perawat menghubungi dokter ruangan (dinas pagi) atau dokter
jaga (dinas sore atau malam)
 DPJP/ dokter yang merawat segera menindak lanjuti hasil kritis
pasien.
 Pelaporan hasil kritis oleh perawat kepada dokter di
dokumentasikan pada lembar catatan terintegrasi dengan
menggunakan teknik TBAK
 Proses penyampaian hasil nilai kritis harus selesai kurang dari
30 menit

2. Pelaporan hasil kritis di radiologi


a. Order pemeriksaan dan pasien di transfer ke radiologi
b. Dilakukan input data identitas pasien dan jenis pemeriksaan yang
diminta
c. Pasien dilakukan identifikasi pasien, kemudian diperiksa
d. Jika hasil pemeriksaan/image rontgen menunjukkan hasil kritis :
1. Bila hasil expertise dokter radiologi menunjukkan hasil kritis,
maka petugas radiologi (radiografer) segera melaporkan kepada
perawat ruangan melalui telepon.
2. Jika hasil sudah terlaporkan, hasil dicatat pada buku hasil kritis
pemeriksaan dan hasil print out pemeriksaan radiologi diberikan
verifikasi dengan membubuhkan stempel Nilai Kritis. Kemudian
hasil segera dikirimkan kepada unit ruangan tempat pasien
dirawat.
3. Dalam waktu 5 menit pertama perawat melaporkan pada
DPJP/dokter yang merawat. Bila tidak ada jawaban, selanjutnya
perawat menghubungi dokter ruangan (dinas pagi) atau dokter
jaga (dinas sore atau malam)
4. DPJP/ dokter yang merawat segera menindak lanjuti hasil kritis
pasien.
5. Pelaporan hasil kritis oleh perawat kepada dokter di
dokumentasikan pada lembar catatan terintegrasi dengan
menggunakan teknik TBAK
6. Proses penyampaian hasil nilai kritis harus selesai kurang dari
30 menit

3. Pelaporan hasil kritis elektrocardiografi di unit pelayanan pasien (rawat


jalan, ruang intensive, gawat darurat, rawat inap)
a. Pasien dilakukan identifikasi pasien
b. Pasien dilakukan pemeriksaan perekaman irama jantung
c. Pada saat hasil pemeriksaan ECG keluar maka perawat
menghubungi dokter ruangan (dinas pagi) atau dokter jaga (dinas
sore dan malam). Jika gambaran irama jantung pasien
menunjukkan gambaran hasil kritis maka dokter ruangan/ dokter
jaga segera menghubungi DPJP/dokter yang merawat untuk segera
dilakukan evaluasi dan diambil tindakan segera untuk perbaikan
kondisi/penyakitnya.
d. Lakukan prosedur TBAK untuk instruksi yang diberikan dan
pastikan verifikasi dalam waktu 1x24 jam oleh DPJP.
e. Berikan stempel Nilai Kritis pada hasil kritis EKG
BAB IV
DOKUMENTASI

Pelaporan hasil kritis pemeriksaan diagnostik dapat dilakukan telusur pada


rekam medik yaitu :
a. Catatan perkembangan pasien terintegrasi
b. Hasil print out pemeriksaan laboratorium dan radiologi
c. Hasil pemeriksaan perekaman irama jantung

Ditetapkan di : Langara
Tanggal :

Direktur RSUD
Kab. Konawe Kepulauan

dr. ULAM FRIDSLAN


Penata Tk. I, Gol. III/d
NIP. 19860523 201503 1 005
DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/Menkes/PER/VIII/2011


tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

2. Sutoto, 2015., Dokumen Sasaran Keselamatan Pasien dalam


Workshop Keselamatan Pasien dan Manajemen Risiko Klinis Rumah
Sakit. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai