DINAS KESEHATAN
UPTD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PANDUAN
Penerapan Pengelolaan Obat – Obat Yang Perlu
Kewaspadaan Tinggi
Tim Penyusun,
PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN
DINAS KESEHATAN
UPTD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Jalan Desa Pasir Putih, Wawonii Barat, Konawe Kepulauan, 93393
Pos-el rsud@konkepkab.go.id
0
KEPUTUSAN DIREKTUR
RSUD KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN
NOMOR .... TAHUN 2023
TENTANG
PANDUAN PENERAPAN PENGELOLAAN OBAT-OBAT YANG PERLU
KEWASPADAAN TINGGI (HIGH ALERT MEDICATION), ELEKTROLIT
KONSENTRAT, DAN NORUM / LASA
DIREKTUR RSUD KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN,
Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Direktur RSUD kabupaten Konawe Kepulauan
tentang panduan penerapan pengelolaan obat-obat yang
perlu kewaspadaan tinggi (High Alert Medication), elektrolit
konsentrat, dan NORUM / LASA di Rumah Sakit Umum
Daerah Konawe Kepulauan ;
Kedua : Memberlakukan panduan penerapan pengelolaan obat-obat
yang perlu kewaspadaan tinggi (High Alert Medication),
elektrolit konsentrat, dan NORUM / LASA di Rumah Sakit
Umum Daerah Konawe Kepulauan ;;
Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam penetapannya akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Langara
Pada tanggal Juni 2023
DIREKTUR,
Hal
Halaman Judul Pedoman Pelayanan……………………………………………… i
Daftar isi………………………………………………………………………………… ii
Keputusan Direktur RSUD Kab. Konawe Kepulauan………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………… 1
B. Tujuan ..............…………………………………………………………… 2
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat-obatan adalah bagian dari rencana penanganan pasien, maka
penerapan manajemen yang benar penting/krusial untuk memastikan
keselamatan pasien.
Obat-obat yang perlu diwaspadai adalah obat hight alert, obat nama obat
rupa mirip (NORUM)/Look Alike Sound Alike (LASA), obat multi dosis (multi
strength) dan obat yang mempunyai efek samping mengantuk.
Obat high alert adalahobat-obatan yang memiliki risiko lebih tinggi
untuk menyebabkan/menimbulkan adanya komplikasi/membahayakan pasien
secara signifikan jika terdapat kesalahan penggunaan (dosis, interval, dan
pemilihannya). Obat high alert memiliki resiko yang lebih tinggi dalam
menyebabkan komplikasi, efek samping, atau bahaya. Hal ini dikarenakan
adanya rentang dosis terapeutik dan keamanan yang sempit atau karena
insiden yang tinggi akan terjadinya kesalahan.
Obat-obat NORUM/LASA tetap perlu diwaspadai walau resiko
membahayakan jiwa/memperberat penyakit mungkin tidak ada, namun ada
resiko finansial disamping mengganggu penyembuhan. Obat-obat efek samping
mengantuk kami masukkan disini untuk mendapat perhatian terutama untuk
memberikan penjelasan efek samping mengantuk kepada pasien/keluarga
pasien untuk menghindari resiko terjatuh/kecelakaan.
Dalam meminimalisasi terjadinya kesalahan yang terkait penggunaan
obat-obatan yang tergolong high alert digunakan beberapa strategi :
1. Menyediakan akses informasi mengenai obat high alert
2. Membatasi akses dan tempat penyimpanan terhadap obathigh alert
3. Menggunakan label dan tanda ‘peringatan’ untuk obat high alert,
NORUM/LASA dan obat multi strength
4. Menstandarisasi prosedur instruksi/peresepan, penyimpanan,
persiapan, dan pemberian obat high alert
5. Melakukan prosedur pengecekangan dan untuk obat-obat tertentu
B. Tujuan
1. Menyedikan panduan untuk rumah sakit mengenai kebijakan manajemen
dalam pemberian obat-obatan yang tergolong kategori high alert
medications (obat-obatan dengan pengawasan)
2. Meningkatkan kewaspadaan akan obat-obatan high alert, obat
NORUM/LASA, obat multi strength dan obat efek samping
mengantuk sehingga meningkatkan keselamatan pasien.
3. Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal dan
meminimalisasi terjadinya kesalahan-kesalahan medis dan
menurunkan potensi risiko terhadap pasien.
BAB II
PELAYAN KEFARMASIAN
Wrong time Obat diberikan tidak sesuai dengan jadwal pemberian atau
diluar jadwal yang ditetapkan.
A. Pengertian
High alert medication adalah obat-obatan yang memiliki resiko tinggi
untuk menyebabkan/menimbulkan adanya komplikasi/membahayakan
pasien secara signifikan jika terdapat kesalahan pengunaan (dosis, interval,
dan pemilihannya)
B. Ruang Lingkup
1. Penetapan obat-obat yang termasuk dalam high alert berpedoman
pada ketetapan yang dikeluarkan oleh permenkes nomor 58 tahun
2014 adalah:
a. Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (nama obat
rupa dan ucapan mirip/norum) atau look alike sound
alike/LASA
b. Elektrolit Pekat seperti: Kalium Klorida (KCl) 7, 46%, Magnesium
Sulfat (MgSO4) 20% dan 40%, Natrium Klorida (NaCl) 3. 0%,
Kalsium Glukonat, Dekstrosa 40%.
c. Obat High Alert lainnya berdasarkan ketetapan oleh ISMPS
2. Pengelolaan obat high alert menggunakan prinsip :
a. Kurangi atau eliminasi kemungkinan terjadinya kesalahan
Mengurangi jumlah obathigh alert yang disimpan di suatu
unit
Mengurangi konsentrasi dan volume obat yang tersedia
Hindarkan penggunaan obathigh alert sebisa mungkin
b. Lakukan pengecekan ganda
c. Minimalisasi konsekuensi kesalahan
Pisahkan obat-obat dengan nama atau penampakan yang
mirip
Minimalisasi instruksi verbal dan hindarkan penggunaan
singkatan
Menstandarisasi prosedur instruksi/peresepan, penyimpanan,
persiapan, dan pemberian high alert medications.
Batasi akses terhadap obathigh alert
Gunakan label dosis standar
3. Daftar obat-obat high alert, elektrolit konsentrat, obat-obat
NORUM/LASA , obat-obat multi strength dan obat efek samping
mengantuk di Rumah Sakit.
Berikut adalah obat-obatan yang termasuk dalam kategori high alert
medications
Tabel Obat-obatan dalam Kategori High Alert Medications
Kategori/Kelas Obat-obatan Jenis obat
Agonis adnergik IV Epinefrin 1mg/ml
Norepinefrin 4mg/4ml
Antagonis adrenergic IV Propanolol
Agen anestesi (umum, -
inhalasi, dan IV)
Anti-aritmia IV Lidokain 2%
Anti-trombotik, termasuk: Warfarin, LMWH (low-molecular-
Antikoagulan weight heparin), unfractionated
heparin IV
Inhibitor faktor Xa Fondaparinux
Direct thrombin inhibitors Argatroban, bivalrudin, dabigatran
etexilate, lepirudin
Trombolitik Alteplase, reteplase, tenecteplase
Inhibitor glikoprotein IIb/IIIa Eptifibatide , abciximab, tirofiban
Larutan/solusio kardioplegik -
Agen kemoterapi (parenteral -
dan oral)
Dekstrosa hipertonik ( ≥ 20%) Dekstrosa 40%.
Larutan dialysis (peritoneal -
dan hemodialisis)
Obat-obatan epidural atau -
intratekal
Obat hipoglikemik (oral) -
Obat inotropik IV -
Insulin (SC dan IV) Insulin regular
Obat-obatan dengan bentuk -
liposomal
Agen sedasi moderat/sedang -
IV
Agen sedasi moderat/sedang -
oral, untuk anak
Opioid/narkose:
IV
Transdermal
Oral (termasuk konsentrat Codein (10 mg, 15 mg)
cair, formula rapid dan lepas
lambat)
Agen blok neuromuscular Suksinilkolin, rokuronium,
vekuronium, atrakurium,
pankuronium
Preparat nutrisi parenteral -
Agen radiokontras IV -
Aqua bidestilata, inhalasi, dan
irigasi (dalam kemasan ≥
100ml)
NaCl untuk injeksi,
hipertonik, dengan
konsentrasi > 0, 9%
Konsentrat KCl untuk injeksi
Epoprostenol IV
Injeksi Magnesium Sulfat MgSO4 40 %
(MgSO4)
Digoksin IV -
Metotreksat oral (penggunaan -
non-onkologi)
Opium tincture -
Oksitosin IV Oksitosin 10 UI/ml
Injeksi natrium nitropruside
Injeksi kalium fosfat
Prometazin IV
Kalsium intravena
Vasopressin (IV atau
intraoseus)
Antikonvulsan Benzodiazepine
Tabel Obat-obatan dalam Kategori Norum (LASA) dan Drug Multi Strength
No Nama Obat Satuan Keterangan
1. Acyclovir Tablet Multi Strength
2. Allopurinol Tablet Multi Strength
3. Alprazolam Tablet Multi Strength
4. Amlodipin Tablet Multi Strength
5 Atorvastatin Tablet Multi Strength
6. Captopril Tablet Multi Strength
7. Clindamycin Kapsul Multi Strength
8. Codein Tablet Multi Strength
9. Cotrimoxazole Tablet Multi Strength
10. Stesolid rectal Tube Multi Strength
11. Famotidine Tablet Multi Strength
12. Dekstrosa Infus, Botol 500ml Multi Strength
13. Griseofulvin Tablet Multi Strength
14. Glimepirit Tablet Multi Strength
15. Glibenclamid Tablet Multi Strength
Ibuprofen Suspensi, Botol 60
16. Multi Strength
ml
17. INH Tablet Multi Strength
18. Isosorbit Dinitrat Tablet Multi Strength
19. Meloxicam Tablet Multi Strength
20. Metformin Tablet Multi Strength
21. Methylprednisolon Tablet Multi Strength
22. MgSo4 Injeksi Flacon 25 ml Multi Strength
23. NaCL Infus, Botol 500ml Multi Strength
24. Natrium Diklofenak Tablet Multi Strength
25. Ofloxacin Tablet Multi Strength
26. Piracetam Tablet Multi Strength
27. Piroxicam Tablet Multi Strength
28. Salbutamol Tablet Multi Strength
29. Simvastatin Tablet Multi Strength
30. Tetracyclin Kapsul Multi Strength
31. Antrain, Gitas Injeksi, Ampul Look Alike
32. Cefotaxim, Ceftriaxon Injeksi, Vial Look Alike
Metronidazole,
33. Infus, Botol 100ml Look Alike
Paracetamol
34. Desolex, Sagalon Cream, Tube 10 gr Look Alike
Gentamycin,
35. Cream, Tube 5 gr Look Alike
Oxytetracyclin
Dekstrosa 5%, Dekstrosa
36. Infus, Botol 500ml Look Alike
10%
37. Ringer Lactat, KaEn 3B Infus, Botol 500ml Look Alike
38. Albendazol, Mebendazol Tablet Sound Alike
39. Amoxicillin, Ampicillin Tablet Sound Alike
Asam Mefenamat, Asam
40. Tablet Sound Alike
Traneksamat
Azitromycin,
41. Tablet Sound Alike
Erythromycin
42. Betahistin, Interhistin Tablet Sound Alike
43. C. Polidex, C. Polinel Tetes Mata, Strip Sound Alike
44. Cetirizin, Flunarizin Tablet Sound Alike
Cimetidine, famotidine,
45. Tablet Sound Alike
Ranitidine
Ciprofloxacin,
46. Tablet Sound Alike
Levofloxacin, Ofloxacin
47. Hepagard, Tensigard Kapsul Sound Alike
48. Interbi, Interhistin Tablet Sound Alike
Ketoconazole, Cream, Tube 10
49. Sound Alike
Omeprazole gram
Lansoprazole,
50. Kapsul Sound Alike
Omeprazole
Loperamid,
51. Tablet Sound Alike
Metoclopramid
52. Meloxicam, Piroxicam Tablet Sound Alike
Scabicid, Scabimite Cream, Tube 5
53. Sound Alike
gram
54. Tramadol, Tramus Injeksi, Ampul Sound Alike
A. Kesimpulan
Dalam upaya pengendalian resiko, praktek konvensional farmasi
telah berhasil menurunkan biaya obat tapi belum menyelesaikan
masalah sehubungan dengan penggunaan obat. Pesatnya perkembangan
teknologi farmasi yang menghasilkan obat-obat baru juga membutuhkan
perhatian akan kemungkinan terjadinya resiko pada pasien.
Pendekatan sistem bertujuan untuk meminimalkan resiko dan
mempromosikan upaya keselamatan penggunaan obat termasuk alat
kesehatan yang menyertai. Secara garis besar langkah-langkah yang bisa
dilakukan antara lain analisis sistem yang sedang berjalan, deteksi
adanya kesalahan, analisis tren sebagai dasar pendekatan sistem.
JCAHO menetapkan lingkup keselamatan pelayanan farmasi meliputi :
sistem penyiapan obat, interpretasi dan verifikasi (ordering dan
transcribing), sistem penyiapan, labelisasi, peracikan, dokumentasi,
penyerahan kepasien disertai kecukupan informasi (preparing dan
dispensing), sistem pengunaan obat oleh pasien (admisiration),
monitoring.
B. Saran
Dalam pelayanan kesehatan hendaknya kita memperhatikan
keselamatan pasien, salah satunya adalah dalam pemberian obat.
Ditetapkan di Langara
Pada tanggal Juni 2023
Direktur,
DAFTAR PUSTAKA