PENINGKATAN KEAMANAN
OBAT YANG HARUS DIWASPADAI
i
RUMAH SAKIT UMUM
WIJAYAKUSUMA KEBUMEN
Jl. Gelatik 1 A Kebumen 54312 Jawa Tengah Telp./Fax. : (0287) 381954
Email : rsuwijayakusumakebumen@yahoo.com
ii
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1197 / Menkes / PER/
X / 2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Ditetapkan di : Kebumen
Direktur
RSU Wijayakusuma Kebumen
iii
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
UMUM WIJAYAKUSUMA KEBUMEN
NOMOR: 060/PER.DIR/RSU.WK/X/2022
TENTANG
PANDUAN PENINGKATAN KEAMANAN
OBAT YANG PERLU DI WASPADAI
BAB III
TATA LAKSANA
B. Prinsip
1. Kurangi atau eliminasi kemungkinan terjadinya kesalahan:
a. Mengurangi jumlah obat-obatan yang harus diwaspadai yang disimpan
disuatu unit.
b. Mengurangi konsentrasi serta volume obat yang tersedia.
c. Hindarakan penggunaan obat-obat yang harus diwaspadai seminimal
mungkin
2. Lakukan pengecekan ganda (double check)
3. Meminimalisi konsekuensi kesalahan:
a. Pisahkan obat-obatan dengan nama atau label yang mirip
b. Minimalisasi instruksi verbal dan hindari penggunaan singkatan
c. Membatasi akses terhadap obat-obatan yang harus diwaspadai
ii
C. Prosedur
Lakukan prosedur dengan benar dan hati-hati selama proses mengadakan,
memberikan intruksi, menyiapkan, memberikan obat, menyimpan dan menata
obat-obatan yang harus diwaspadai.
1. Pengadaan
a. Melakukan pemesanan obat-obatan yang harus diwaspadai secara
tertulis kepada distributor resmi.
b. Kurangi atau hindari perubahan merk atau warna obat seminimal
mungkin.
c. Memberikan informasi daftar obat kesemua personel yang terkait
penggunaan obat-obatan yang harus diwaspadai.
d. Sediaan farmasi yang merupakan golongan obat-obatan yang perlu
diwaspadai harus diterima dan diperiksa oleh petugas farmasi meliputi
terkait faktur dengan nama sediaan obat, nomor batch, jumlah sediaan
farmasi dan tanggal kadaluarsanya.
2. Penyimpanan
a. Obat-obatan yang perlu diwaspadai selain disimpan di Gudang Instalasi
Farmasi juga boleh disimpan di Unit Farmasi IGD, Unit Farmasi Rawat
Inap, Troly Emergency dan harus disimpan pada tempat tersendiri dan
diberi label stiker merah bertuliskan HIGH ALERT. Label ditempel pada
bagian obat yang tidak menutupi keterangan dari obat baik itu nama
obat, komposisi, dosis, nomor batch dan tanggal kadaluarsa obat.
b. Elektrolit konsentrat dan elektrolit dengan konsentrasi tertentu tidak
boleh disimpan di unit perawatan pasien, hanya disimpan di Gudang
Instalasi Farmasi dan kecuali dibutuhkan secara klinis seperti diruang
Bedah, VK (Verlos Kamer) Rawat Inap/ Ruang Bersalin, VK IGD
(PONEK), dan di Troly Emergency, dan harus disimpan pada tempat
tersendiri dan diberi label stiker merah bertuliskan HIGH ALERT dan
juga ditambahkan stiker merah yang bertuliskan BELUM DIENCERKAN.
c. Untuk obat-obatan LOOK ALIKE SOUND ALIKE (LASA) atau NAMA
OBAT RUPA UCAPAN MIRIP (NORUM) disimpan tidak berdekatan,
letaknya terpisah atau diberi jarak dengan obat lain dan diberi label stiker
warna kuning bertuliskan LASA baik diobat, kemasan wadah obat dan
di rak penyimpanan.
d. Apabila ada perubahan untuk obat-obatan LOOK ALIKE SOUND ALIKE
(LASA) atau NAMA OBAT RUPA UCAPAN MIRIP (NORUM) dalam hal
iii
warna, merk sediaan akan diinformasikan oleh unit farmasi keseluruh
unit pelayanan pasien.
e. Setiap mengeluarkan obat-obatan yang harus diwaspadai harus
dilakukan double check difarmasi maupun diunit pelayanan pasien.
f. Pelabelan stiker obat high alert yang sama untuk dosis yang
berbeda,dosis besar menggunakan stiker berwarna merah,dosis kecil
menggunakan stiker berwarna hijau.
g. Penyimpanan dilemari obat pasien diberi etiket yang mencakup nama,
nomor rekamedis, tempat tanggal lahir, nama obat, kekuatan obat, dan
tulisan penandaan High Alert Medications
h. Distribusi obat-obatan yang harus diwaspadai berdasarkan pada resep
untuk pasien yang dituliskan oleh dokter.
i. Penyimpanan elektrolit konsetrat diluar Insatalasi Farmasi diperbolehkan
hanya dalam situasi klinis yang beresiko dan harus memenuhi
persyaratan. Staf yang dapat mengakses dan memberikan elektrolit
konsetrat adalah staf yang berkompeten serta terlatih, penyimpanan
terpisah dari obat yang lain, diberikan label HIGH ALERT dan BELUM
DIENCERKAN.
3. Peresepan
a. Sebelum menulis resep dokter harus mempunyai diagnosis, kondisi
serta indikasi dari penggunaan setiap obat-obatan yang perlu
diwaspadai
b. Jangan memberikan intruksi hanya secara verbal terhadap permintaan
obat-obatan yang perlu diwaspadai
c. Instruksi harus mencakup minimal dari:
1) Nama pasien dan nomor rekam medis
2) Tanggal serta waktu intstruksi dibuat
3) Nama obat (generik), dosis, rute pemberian, dan tanggal pemberian
obat
4) Kecepatan atau durasi pemberian obat
4. Penyiapan
a. Resep diverifikasi oleh petugas farmasi baik secara administrative
maupun klinis
b. Apabila dalam kondisi mendesak atau emergency, boleh dilakukan
peresepan secara verbal, dan melakukan verifikasi secara ulang dengan
cara mengeja nama obat dan kekuatan obat, dan kemudian resep dibuat
secara menyusul
ii
c. Setelah diverifikasi petuagas farmasi, maka petugas langsung
mengambil obat sesuai dengan permintaan resep dari tempat
penyimpanan, dan sebelum mengambil pastikan cek ulang label yang
terdapat dalam wadah untuk menghindari dan mengurangi kesalahan
d. Menghitung dosis sesuai dengan permintaan pada resep
e. Setelah selesai menyiapkan obat, dilakukan pengecekan ulang oleh
petugas yang berbeda.
iii
dosis, serta tujuannya (pasien juga dapat berperan sebagai pengecek
jika memungkinkan).
e. Pada situasi emergensi, dimana pelabelan dan prosedur pengecekan
ganda dapat ditunda terlebih dahulu jika menghambat atau menunda
penatalaksanaan dan berdampak negatif terhadap pasien, perawat atau
dokter pertama-tama harus menentukan atau memastikan bahwa
kondisi klinis pasien benar-benar emergensi.
ii