PROVINSI BENGKULU Jl. Lintas Barat Sumatera Desa Cahaya Batin Kecamatan Semidang Gumay Kab. Kaur 38561 Telp (0739) 2010033, 2010032 Email : rsudkaur.cbtn@gmail.com
KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD KAUR
NOMOR : 445.01/121/RSUD-K/I/2019
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI
DI RSUD KAUR
Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
RSUD Kaur, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan Farmasi yang bermutu tinggi; b. bahwa agar pelayanan Farmasi di RSUD Kaur dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan RSUD Kaur sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Farmasi di RSUD Kaur; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur RSUD Kaur. Mengingat : 1. Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi 2. Manusia; Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 3. Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik 4. Indonesia Nomor 5072); 5. Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 tentang Golongaan Psikotropika Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika 6. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 7. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara RI No. 5063); 8. Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen 9. Keputusan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor HK02.04/I/2790/11 tentang Standar Akreditasi 10. Rumah Sakit 2012; Kepmenkes No. 983/Menkes/SK/1992 tentang Pedoman 11. Organisasi dan Tata Kerja RSUD; 12. Kepmenkes No. 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit 13. Kepmenkes No. 129 / Menkes / SK / II / 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 14. Permenkes No. 159/menkes/SK/V/2014 tentang 15. Formularium Nasional Permenkes No. 1691/Menkes/Per/VII/2011 tentang 16. Keselamatan Pasien Rumah Sakit; 17. Permenkes No. 17 thn 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Permenkes No. 63 thn 2014 tentang Pengadaan Obat Berdasarkan e-Katalog Permenkes No.HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Kesehatan Pemerintah Permenkes No. 12 Tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tentang Pekerjaan Kefarmasian MEMUTUSKAN: Menetapkan Pertama : Keputusan direktur RSUD Kaur tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi di RSUD Kaur Kedua : Kebijakan Pelayanan Farmasi di RSUD Kaur sebagaimana tercantum dalam Lapiran Keputusan ini. Ketiga : Pembinaan dan pengawasan tentang Pedoman Pelayanan Farmasi dilaksanakan oleh PPTK Pelayanan RSUD Kaur Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Cahaya Batin Tanggal : 04 Januari 2019
Direktur RSUD Kaur
dr. H. Ahmad Mufti Herdiawansyah
NIP : 19820305 201101 1 005
Tembusan Keputusan ini disampaikan Kepada Yth:
1. Kabag Tata Usaha RSUD Kaur di Cahaya Batin. 2. Kabid Keperawatan RSUD Kaur di Cahaya Batin. 3. Kabid Pelayanan RSUD Kaur di Cahaya Batin. 4. Kabid Penunjang Kaur di Cahaya Batin. 5. Ketua Komite Keperawatan RSUD Kaur di Cahaya Batin. 6. Ketua Komite Medis RSUD Kaur di Cahaya Batin. 7. Kepala Subag, Subid, Instalasi dan Unit RSUD Kaur di Cahaya Batin. 8. Arsip Lampiran I : Keputusan Direktur tentang kebijakan pelayanan farmasi RSUD Kaur Nomor : 445.01/121/RSUD-K/I/2019 Tanggal : 04 Januari 2019
KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI
RSUD KAUR
1. Pelaksanaan pekerjaan kefarmasian meliputi seleksi, perencanaan,
pengadaan, produksi, penyimpanan, distribusi atau penyaluran, pelayanan sediaan farmasi dan pemantauan. 2. Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap semua sediaan farmasi / perbekalan farmasi yang beredar di rumah sakit. 3. Pelayanan farmasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. 4. Pelayanan farmasi dilaksanakan dengan sistem satu pintu. 5. Instalasi Farmasi dipimpin oleh Apoteker, berijazah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker, yang telah memilliki Surat Tanda Registrasi Apoteker dan Surat Izin Kerja. 6. Kepala Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap segala peraturan- peraturan farmasi baik terhadap administrasi sediaan farmasi dan pengawasan distribusi . 7. Sediaan farmasi / perbekalan farmasi terdiri dari obat, alat kesehatan, reagensia, radiofarmasi, dan gas medis. 8. Mengenai pelaksanaan pekerjaan kefarmasian dalam distribusi atau penyaluran sediaan farmasi kepala instalasi sebagai penanggung jawab dapat dibantu oleh apoteker pendamping dan / atau tenaga tehnis kefarmasian. 9. Obat hanya dapat diberikan berdasarkan resep atau pesanan dari dokter, dan apoteker menganalisa secara kefarmasian. 10. Lembaran resep dilayani apabila sudah memenuhi persyaratan administrasi, meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, berat badan pasien Nama, nomor izin, alamat dan paraf dokter Tanggal resep Nama obat Jumlah obat Aturan pakai 11. Obat pasien rawat inap dikembalikan jika alergi atau pasien meninggal dunia atau hal lain dengan persetujuan dokter. 12. Penyediaan obat didasarkan pada formularium rumah sakit 13. Setiap ruang rawat harus mempunyai penanggung jawab obat minimal 1 orang tiap ruangan. 14. Besarnya persediaan obat/ alkes di logistik farmasi ditentukan maksimum untuk pemakaian tiga bulan, kecuali untuk obat-obat yang dikategorikan “fast moving” persediaan dapat ditingkatkan sampai dengan maksimum untuk tiga bulan. 15. Formulir pemakaian obat pengganti resep harus ditandatangani oleh Kepala Instalasi farmasi. 16. Jumlah persediaan obat / alkes ditentukan maksimum untuk penjualan tiga minggu. 17. Penerimaan obat / alkes dari logistik farmasi dengan kadaluarsa paling lambat satu tahun hanya untuk obat-obat yang digolongkan “ cito “ dan segera pakai. 18. Untuk menjaga kualitas, semua obat atau alkes dari pedagang besar farmasi (PBF) yang resmi. 19. Permintaan narkotika di tulis dokter atau dokter yang berwenang dengan mencantumkan nomor Surat Izin Praktek (SIP) dan alamat lengkap. 20. Memberikan pelayanan selama 24 jam terus menerus ke seluruh unit kerja terkait seperti IGD, rawat inap, rawat jalan, dan rawat intensif. 21. Kepala instalasi( Apoteker) berhak mengajukan klarifikasi terhadap pemakaian obat/ resep dokter kepada DPJP. 22. Penulisan resep/permintaan obat harus dilakukan oleh dokter DPJP/ dokter lain /perawat yang diberi izin oleh dokter DPJP 23. DPJP diharuskan meresepkan terlebih dahulu obat generik dan menggunakan obat untuk pasien BPJS sesuai dengan obat yang tercantum dalam formularium Rumah Sakit 24. Instalasi farmasi diharuskan mengkonfirmasi ke dokter DPJD untuk penggantian obat sejenis sesuai yang tersedia di instalasi farmasi dan memberikan informasi ketersediaan stok obat dengan jenis/nama kandungan yang sama/sejenis 25. Untuk obat tertentu yang sangat dibutuhkan oleh dokter DPJP untuk pasien BPJS namun cost/ harga yang mahal/ tinggi maka penggunaannya harus melalui protokol terafi dan persetujuan komite farmasi dan terafi 26. Pelabelan khusus untuk obat-obat tertentu seperti golongan reagensia (bahan kimia),gas medis,High Alert (Pemakaian yang mempunyai resiko tinggi), LASA (look alike sound alike),bahan kimia (reagensia),gas medis Ditetapkan di : Cahaya Batin Tanggal : 04 Januari 2019 Direktur RSUD Kaur