Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS PACAR
Jln. Noa-Hita, Desa Pacar Kec. Pacar,Kab.Manggarai Barat
E-mail:pacarpuskesmas123@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS PACAR


NOMOR: PPc.SK/076/1/2020
TENTANG
MANAJEMEN FARMASI
DI UPTD PUSKESMAS PACAR

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di Puskesmas yang


berorientasi kepada pasien diperlukan suatu standar yang dapat digunakan
sebagai acuan dalam pelayanan kefarmasian;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian, perlu menetapkan Keputusan Kepala Puskesmas
Pacar tentang Manajemen Farmasi;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5062);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan
Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3781);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 124, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5044);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5419);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 585) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar

SK Manajemen Farmasi
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
9. Pedoman Cara Pelayanan Kefarmasian yang Baik Tahun 2011, Direktorat
Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia dengan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS PACAR TENTANG


MANAJEMEN FARMASI.

Kesatu : Kegiatan manajemen farmasi di UPTD Puskesmas Pacar sebagaimana


tersebut dalam lampiran merupakan bagian tidak terpisahkan dari keputusan
ini;
Kedua : Kegiatan manajemen farmasi di UPTD Puskesmas Pacar meliputi :
1. Perencanaan dan pengadaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang
menjamin ketersediaan obat
2. Penerimaan sediaan farmasi dan alat kesehatan
3. Penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan
4. Pendistribusian sediaan farmasi dan alat kesehatan
5. Pemusnahan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang sudah
kadaluarsa dan rusak
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Pacar
Pada Tanggal : 20 Januari 2020
Kepala UPTD Puskesmas Pacar

SIPRIANUS JAMAT

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS PACAR


SK Manajemen Farmasi
NOMOR : PPc.SK/076/1/2020
TENTANG : Manajemen Farmasi
Manajemen Farmasi
1. Perencanaan dan Pengadaan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan yang menjamin ketersediaan obat
a. Perencanaan kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas setiap periode
dilaksanakan oleh petugas farmasi di puskesmas.
b. Proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai dilakukan dengan mempertimbangkan pola
penyakit, pola konsumsi obat periode sebelumnya dan ketersediaan anggaran.
c. Proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai juga harus mengacu pada Daftar Obat Esensial
Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional (FORNAS).
d. Proses seleksi melibatkan tenaga kesehatan yang ada di puskesmas seperti dokter, bidan, dan
perawat, serta pengelola program yang berkaitan dengan pengobatan.
e. Proses perencanaan kebutuhan obat per tahun dilakukan secara berjenjang (bottom-up).
f. Sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diadakan harus telah memiliki izin edar atau nomor
registrasi.
g. Surat pesanan harus ditanda tangani oleh Apoteker Pengelola Apotek Puskesmas.
2. Penerimaan sediaan farmasi dan alat kesehatan
a. Petugas farmasi menerima obat dan alat kesehatan yang didistribusikan dari instalasi farmasi
kabupaten
b. Petugas memeriksa kesesuaian obat dan alat kesehatan yang diterima meliputi bentuk dan jenis
sediaan, kekuatan sediaan dan jumlah yang diterima apakah sesuai dengan tertera di LPLPO
(Lembar permintaan dan lembar pemakaian obat)
c. Petugas mencatat dan menyampaikan ke instalasi farmasi kabupaten bila terjadi ketidaksesuaian
obat dan alat kesehatan yang diterima dengan LPLPO (Lembar permintaan dan lembar pemakaian
obat)
3. Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
a. Penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
1. bentuk dan jenis sediaan;
2. stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban);
3. mudah atau tidaknya meledak/terbakar; dan
4. narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus;
b. Setiap penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan harus mengikuti prinsip FIFO (First In
First Out artinya obat yang pertama masuk pertama keluar dan FEFO (First Expired First Out
artinya obat yang pertama kadaluwarsa pertama keluar);
c. Menghindari menyimpan sediaan farmasi dengan kekuatan yang berbeda dalam satu wadah
d. Penyimpanan obat golongan narkotika dan psikotropika disimpan pada tempat penyimpanan
khusus

4. Pendistribusian sediaan farmasi dan alat kesehatan


SK Manajemen Farmasi
a. Pendistribusian sediaan farmasi dan alat kesehatan dilakukan oleh petugas farmasi
b. Setiap unit pelayanan harus dilengkapi dengan buku anfrak/buku distribusi
c. Setiap jejaring harus dilengkapi dengan LPLPO (lembar permintaan dan lembar pemakaian obat)
Desa/ Jejaring
d. Petugas farmasi harus memperhatikan kondisi/keadaan real obat dan bahan habis pakai yang ada di
gudang Farmasi untuk menentukan jumlah yang bisa didistribusikan ke unit pelayanan dan jejaring
puskesmas
e. Setiap pengambilan obat harus di catat di kartu stok yang tersedia di gudang obat
5. Pemusnahan sediaan farmasi yang sudah kadaluarsa dan rusak
a. Petugas melaksanakan inventarisasi terhadap sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang akan
dimusnahkan
b. Petugas menyiapkan administrasi berupa laporan dan berita acara pemusnahan
c. Mengkoordinasikan jadwal,metoda dan tempat pemusnahan kepada pihak terkait dalam hal ini :
1. Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat
2. Kepolisisan Kabupaten Manggarai Barat
3. BPOM Propinsi NTT
d. Menyiapkan tempat pemusnahan
e. Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan
f. Membuat laporan pemusnahan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan

Ditetapkan di : Pacar
Pada Tanggal : 20 Januari 2020
Kepala UPTD Puskesmas Pacar

SIPRIANUS JAMAT
Nip 197210261997031005

SK Manajemen Farmasi

Anda mungkin juga menyukai