Anda di halaman 1dari 14

RUMAH SAKIT UTAMA HUSADA

Jalan Manggar 134 Tegalsari – Ambulu


Telp. (0336) – 881186, 881187 – Fax. 881434
Website : www.utamahusada.com – Email : utama
husada@yahoo.com
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UTAMA HUSADA AMBULU
No : / UH / SK.DIR./ /2019
Tentang
KEBIJAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN OBAT-OBAT YANG PERLU
KEWASPADAAN TINGGI (HIGH ALERT MEDICATION), ELEKTROLIT
KONSENTRAT, DAN NORUM / LASA DI RUMAH SAKIT UTAMA HUSADA
AMBULU

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatan Mutu Pelayanan


Rumah Sakit Umum Bunda, maka diperlukan landasan
kebijakan penerapan sasaran keselamatan pasien yang
menjadi prioritas utama;
b. bahwa agar pelayanan keselamatan pasien di Rumah
SakitUmum Bunda dapat terlaksana dengan baik, perlu
adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Bunda sebagai
landasan bagi penerapan pengelolaan obat-obat yang
perlu kewaspadaan tinggi (High Alert Medication),
elektrolit konsentrat, dan NORUM / LASA di Rumah
Sakit Bunda;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam (a) dan (b), perlu ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Bunda;
Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072)
3. Permenkes RI Nomor 1691 tahun 2011 tentang
keselamatan pasien di Rumah Sakit;
Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
4. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072)
5. Permenkes RI Nomor 1691 tahun 2011 tentang
keselamatan pasien di Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
BUNDA TENTANG PENERAPAN PENGELOLAAN
OBAT-OBAT YANG PERLU KEWASPADAAN TINGGI
(HIGH ALERT MEDICATION), ELEKTROLIT
KONSENTRAT, DAN NORUM / LASA DI RUMAH
SAKIT UTAMA HUSADA.
Kedua : Kebijakan penerapan pengelolaan obat-obat yang perlu
kewaspadaan tinggi (High Alert Medication), elektrolit
konsentrat, dan NORUM / LASA di Rumah Sakit utama
Husada sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan
ini;
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya
akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan
rahmat-Nya, kami dapat menyusun Panduan Pengelolaan Elektrolit Konsentrat Yang Harus Di
Waspadai dengan lancar.
Adapun maksud penyusunan Panduan Pengelolaan Elektrolit Konsentrat ini untuk
memenuhi syarat Akreditasi. Rasa terima kasih kami tidak terkirakan kepada seluruh karyawan
Rumah Sakit Utama Husada dalam pembuatan Panduan Pengelolaan Elektrolit Konsentratini,
serta semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan Panduan Pengelolaan Elektrolit
Konsentrat ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Harapan kami bahwa Panduan Pengelolaan Elektrolit Konsentrat ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca untuk menambah Mutu di Rumah Sakit Utama husada. Kami menyadari bahwa
Panduan Pengelolaan Elektrolit Konsentrat ini masih jauh dari sempurna dengan keterbatasan
yang kami miliki. Tegur sapa dari pembaca akan kami terima dengan tangan terbuka demi
perbaikan dan penyempurnaan Panduan Pengelolaan Elektrolit Konsentrat ini.
Tim penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................................... i


Surat Keputusan Direktur Panduan Pengelolaan Elektrolit Konsentrat ................................ ii
Kata Pengantar ...................................................................................................................... iv
Daftar Isi ................................................................................................................................ v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi ...................................................................................................................... 1
B. Ruang Lingkup .......................................................................................................... 1
BAB II
TATA LAKSANA
A. Tata Laksana ............................................................................................................. 2
BAB III
PENYIMPANAN
A. Penyimpanan ............................................................................................................. 3
B. Pengeceran ................................................................................................................ 4
LAMPIRAN
Lampiran I : Direktur Rumah Sakit Bunda
Nomor :
Tanggal : 30 Juni 2019
BAB I
RUANG LINGKUP

1.1 Definisi
Obat-obat yang mirip, biasa disebut dengan LASA, singkatan dari Look-Alike Sound-
Alike drugs.Ada juga yang mengistilahkan SALAD, Sound-Alike Look-Alike drugs. Versi
Indonesianya adalah NORUM, nama obat rupa dan ucapan mirip. Obat-obatan LASA sangat
berbahaya karena bentuknya yang mirip atau namanya yang mirip jika dituliskan atau
diucapkan.Apabila obat tergolong LASA dituliskan (orthographic) akan terjadi kesalahan
dalam interpretasi resep, jika bunyinya mirip (phonetic) akan terjadi kesalahan saat order obat
via lisan. Apalagi jika kemasannya mirip dan kembar.Dalam keadaan emergensi bisa rentan
terhadap kekeliruan.
Elektrolit konsentrat merupakan salah satu obat yang perlu diwaspadai (high alert
medication) yang memiliki risiko tinggi menyebabkan bahaya yang besar pada pasien jika
tidak digunakan secara tepat, obat yang persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadinya
kesalahan / error dan / atau kejadian sentinel (sentinel event), obat yang berisiko tinggi
menyebabkan dampak yang tidak diinginkan.
Jadi, obat yang perlu diwaspadai merupakan obat yang memerlukan kewaspadaan
tinggi, terdaftar dalam kategori obat berisiko tinggi, dapat menyebabkan cedera serius pada
pasien jika terjadi kesalahan dalam penggunaan.

1.2 Ruang lingkup


Berdasarkan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien maka unit yang dinilai
membutuhkan penempatan High alert, Lasa, elektrolit konsentrasi tinggi di unit pelayanan
hanya berada di Intensive Care Unit (ICU) dan kamar bersalin (VK). Elektrolit konsentrat
tidak boleh berada di ruang perawatan, dengan syarat disimpan di tempat terpisah, akses
terbatas, jumlah terbatas dan diberi label yang jelas untuk menghindari penggunaan yang
tidak disengaja.
Peresepan, penyimpanan, penyiapan, pemberian elektrolit konsentrat di ruangan tersebut
sesuai dengan ketentuan yang berlaku tentang manajemen obat yang perlu diwaspadai (high-
alert medications).
BAB II
TATA LAKSANA
2.1 Tata laksana
Lakukan prosedur dengan aman dan hati-hati selama memberikan instruksi,
mempersiapkan, memberikan obat, dan menyimpan obat “High Alert”, LASA, Elektrolit
Konsentrat.
1. Penerimaan
a. Apoteker/Asisten Apoteker di gudang farmasi atau depo farmasi yang menerima
obat segera memisahkan obat yang termasuk kelompok high alert sesuai Daftar
Obat “High Alert” Rumah sakit Utama Husada.
b. Beri label “High Alert” dan LASA.

2. Pelabelan
Label untuk obat yang perlu diwaspadai dapat dibedakan menjadi dua jenis :
a. “HIGH ALERT”
1) Untuk elektrolit konsentrasi tinggi, jenis injeksi atau infus tertentu, misal
Heparin, Insulin, dll.
2) Penandaan obat High Alert dilakukan dengan stiker berwarna merah
bertuliskan “High Alert Double Check” pada kemasan primer obat.
b. “LASA”
1) Untuk obat-obat yang termasuk kelompok LASA (Look Alike Sound Alike)
2) Obat kategori LASA diberikan penanda dengan stiker LASA pada tempat
penyimpanan obat.
3) Apabila obat dikemas dalam paket untuk kebutuhan pasien, maka diberikan
tanda LASA pada kemasan primer obat.

3. Penyimpanan
Lokasi penyimpanan obat yang perlu diwaspadai berada di logistik farmasi dan
pelayanan farmasi, khusus untuk elektrolit konsentrasi tinggi terdapat juga di unit
pelayanan, yaitu ICU dan kamar bersalin (VK) dalam jumlah yang terbatas.Obat
disimpan sesuai dengan kriteria penyimpanan perbekalan farmasi, utamanya dengan
memperhatikan jenis sediaan obat (rak/kotak penyimpanan, lemari pendingin), sistem
FIFO dan FEFO serta ditempatkan sesuai ketentuan obat “High Alert”.Hal yang perlu
diperhatikan yaitu :
a. Lokasi penyimpanan obat “High Alert” berada di gudang farmasi, depo farmasi,
dan di ruang perawatan.
b. Obat“High Alert”yang disimpan di ruang perawatan harus di dalam kotak atau
kabinet yang memiliki kunci dan pada tutup luar penyimpanan diberi label
“HighAlert”.
c. Obat disimpan sesuai dengan kriteria penyimpanan perbekalan farmasi, utamanya
dengan memperhatikan jenis sediaan, suhu penyimpanan, sistem FIFO dan FEFO
serta ditempatkan sesuai ketentuan obat “High Alert”
1) Di dalam lemari pendingin : pada suhu 2-8oC
2) Di dalam ruangan : pada suhu 25-30oC
d. Penyimpanan obat “High Alert” harus dipisah dengan obat yang lain (almari
terpisah), tempelken stiker di high alert di kotak obat dan berikan selotip berwarna
merah pada sekeliling tempat penyimpanan obat “High Alert” yang terpisah dari
obat lain.
e. Elektrolit konsentrat, Obat sitostatika, narkotika, psikotropika dan insulin disimpan
secara terpisah dari obat “High Alert” lainnya.
f. Penyimpanan obat LASA diperbolehkan bersama dengan obat lain, namun tidak
boleh diletakkan berdekatan. Walaupun terletak pada kelompok abjad yang sama
harus diselingi dengan minimal 2 (dua) obat dengan kategori LASA diantara atau
ditengahnya.

4. Peresepan
Penulisan resep untuk obat yang termasuk kelompok obat yang perlu
diwaspadai (High-Alert Medications) harus sesuai dengan ketentuan penulisan resep yang
baku serta beberapa hal penting berikut :
I. Dokter memeriksa kelengkapan dan ketepatan resep : penulisan resep, indikasi,
ketepatan obat, dosis, rute pemberian
II. Penulisan obat menggunakan huruf kapital semua serta mencantumkan dengan jelas
dosis dan satuan obat,
III. Instruksi lisan hendaknya dihindari, jika sangat terpaksa diperbolehkan dalam
keadaan emergensi yang diatur sesuai dengan pedoman komunikasi efektif dengan
tekhnik SBAR
IV. Apoteker atau Asisten Apoteker yang menerima resep, harus melakukan konfirmasi
jika terdapat penulisan yang tidak sesuai (nama obat/sediaan, satuan, dll)
Penulisan instruksi terapi oleh dokter dan perawat di rekam medis pasien (catatan
terintegrasi) juga sesuai dengan penulisan resep, yaitu :
a) Ditulis dengan huruf capital
b) Satuan tertentu harus ditulis lengkap
c) Dosis dan rute pemberian harus ditulis jelas
d) Pemberian elektrolit konsentrat hendaknya memberikan penjelasan untuk
mengingatkan perawat tentang dosis dan cara pemberiannya
e) Satuan obat yang harus ditulis lengkap
Misalnya : IU HARUS DITULIS International Unit
Penulisan resep sesuai dengan ketentuan penulisan resep yang baku serta
beberapa hal penting berikut:
a. Jangan berikan instruksi hanya secara verbal/lisan mengenai obat “High Alert”
kecuali dalam keadaan emergensi yang diatur sesuai dengan pedoman komunikasi
efektif dengan teknik CABAK.
b. Penulisan obat yang tergolong LASAharus menggunakan huruf kapital semua serta
mencantumkan dengan jelas: sediaaan (misal, tablet),kekuatan obat (misal, 500
mg), petunjuk penggunaan, indikasi pengobatan.
c. Dokter harus memeriksa kelengkapan dan ketepatan resep: penulisan resep,
indikasi, ketepatan obat, dosis dan rute pemberian sebelum diserahkan ke Instalasi
Farmasi.
d. Instruksi kemoterapi harus ditulis pada ‘Formulir Instruksi Kemoterapi’ dan
ditandatangani oleh spesialis onkologi atau dokter yang memiliki kompetensi di
bidang kemoterapi, informasi ini termasuk riwayat alergi pasien, tinggi badan,
berat badan, dan luas permukaan tubuh pasien. Hal ini memungkinkan petugas
farmasi dan perawat untuk melakukan pengecekan ganda terhadap penghitungan
dosis berdasarkan berat badan dan luas permukaan tubuh.
e. Harus memberikan instruksi dalam satuan milligram, tidak boleh menggunakan
satuan milliliter
f. Jangan menginstruksikan penggunaan obat-obatan ini sebagai rutinitas /jika perlu.
Jika diperlukan pemberian obat secara pro re nata (jika perlu), tentukan dosis
maksimal yang masih diperbolehkan (misalnya: dosis maksimal 500 mg per hari).
g. Apoteker/Asisten Apoteker yang menerima resep, harus melakukan telaah resep
dan konfirmasi jika terdapat penulisan yang tidak sesuai atau tidak jelas.
5. Persiapan
a. Apoteker/Asisten Apoteker melakukan verifikasi resep obat high alert.
b. Garis bawahi setiap obat high alert pada lembar resep dengan tinta merah.
c. Jika apoteker tidak ada di tempat, maka penanganan obat “High Alert” dapat
didelegasikan pada Asisten Apotekeryang sudah ditentukan.
d. Pengisian pada kartu stok setiap terjadi penambahan dan pengurangan stok obat
yang disertai tanda tangan dan nama terang petugas.
e. Pemberian etiket harus tepat dan dibaca minimal tiga kali yaitu:
1) Saat pengambilan obat dari rak
2) Saat mengambil obat dari wadah
3) Saat mengembalikan obat ke rak
f. Dilakukan pemeriksaan kedua oleh petugas farmasi yang berbeda sebelum obat
diserahkan kepada pasien/perawat.
g. Petugas farmasi pertama dan kedua, membubuhkan tanda tangan dan nama jelas di
bagian belakang resep sebagai bukti telah dilakukan double check.
h. Obat diserahkan kepada perawat/pasien disertai dengan informasi yang memadai
dan menandatangani buku serah terima obat rawat inap.
i. Pengenceran untuk elektrolit konsentrat
Cara Pengenceran Obat yang Perlu Diwaspadai (High Alert) harus dilakukan
secara aseptik
1) KCl 7.46% injeksi (Konsentrasi sediaan yang ada adalah 1mEq = 1 mL) harus
diencerkan sebelum digunakan dengan perbandingan 1mL KCL : 10mL pelarut
(WFI/NaCl 0.9%). Konsentrasi dalam larutan maksimum adalah 10 mEQ/100mL.
Pemberian KCl melalui perifer diberikan secara perlahan-lahan dengan kecepatan
infuse 10mEQ/Jam (atau 10mEqKCl dalam 100mL pelarut/jam) Pemberian obat
KCL melalui central line (vena sentral) konsentrasi maksimum adalah
20mEq/100mL, kecepatan infuse maksimum 20mEq KCl dalam 100mL
pelarut/jam)
2) NaCl 3 % injeksi intravena diberikan melalui vena sentral dengan kecepatan infuse
tidak lebih dari 100mL/jam
3) Natrium Bicarbonat (Meylon vial 8.4%) injeksi, harus diencerkan sebelum
digunakan. Untuk penggunaan bolus, diencerkan dengan perbandingan 1 mL Na.
Bicarbonat : 1 mL pelarut WFI, untuk pemberian bolus dengan kecepatan
maksimum 10 mEq/Menit. Untuk penggunaan infuse drip, diencerkan dengan
perbandingan 0.5 mL Na. Bicarbonat : 1 mL Dextrose 5%, pemberian drip infuse
dilakukan dengan kecepatan maksimum 1 mEq/kg BB/jam.

6. Pemberian obat
a. Harus selalu melakukan pengecekan ganda (double-checked) terhadap semua
obat“High Alert” sebelum diberikan kepada pasien bertujuan untuk meningkatkan
keselamatan dan akurasi.
b. Pengecekan ganda ini akan dicatat pada rekam medis pasien atau pada catatan
pemberian medikasi pasien.
c. Pengecekan pertama harus dilakukan oleh petugas yang berwenang untuk
menginstruksikan, meresepkan, atau memberikan obat-obatan, antara lain:
perawat, ahli farmasi, dan dokter.
d. Pengecekan kedua akan dilakukan oleh petugas yang berwenang, teknisi, atau
perawat lainnya. (petugas tidak boleh sama dengan pengecek pertama).
e. Kebutuhan minimal untuk melakukan pengecekan ganda/verifikasi oleh orang
kedua dilakukan pada kondisi-kondisi seperti berikut:
1) Setiap akan memberikan injeksi obat
2) Untuk infus:
a) Saat terapi inisial
b) Saat terdapat perubahan konsentrasi obat
c) Saat pemberian bolus
d) Saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien
e) Setiap terjadi perubahan dosis obat
3) Pengecekan tambahan dapat dilakukan sesuai dengan instruksi dari dokter.
f. Pengecekan yang dilakukan adalah memverifikasi instruksi dokter dengan obat
yang diterima oleh perawat. Serta dipastikan 5 TEPAT (obat, dosis, rute,
frekuensi, pasien).
g. Pada situasi emergensi, di mana pelabelan dan prosedur pengecekan ganda dapat
menghambat / menunda penatalaksanaan dan berdampak negatif terhadap pasien,
perawat atau dokter pertama-tama harus menentukan dan memastikan bahwa
kondisi klinis pasien benar-benar bersifat emergensi dan perlu ditatalaksanakan
segera sedemikian rupa sehingga pengecekan ganda dapat ditunda. Petugas yang
memberikan obat harus menyebutkan dengan lantang semua terapi obat yang
diberikan sebelum memberikannya kepada pasien.
h. Jika obat lebih dari satu, tempelkan label nama obat pada syringe pump dan di
setiap ujung jalur selang.
i. Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar menjelaskan kepada
perawat penerima pasien bahwa pasien mendapatkan obat high alert, dan
menyerahkan formulir pencatatan obat.
j. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi dimeja dekat pasien tanpa
pengawasan.
Setiap penyerahan obat kepada pasien dilakukan verifikasi 7 (tujuh) benar untuk
mencapai medication safety :
1) Benar obat
2) Benar waktu dan frekuensi pemberian
3) Benar dosis
4) Benar rute pemberian
5) Benar identitas pasien
6) Kebenaran nama pasien
7) Kebenaran nomor rekam medis pasien
8) Kebenaran umur/tanggal lahir pasien
9) Kebenaran alamat rumah pasien
10) Benar informasi
11) Benar dokumentasi

7. Hal – hal yang perlu diperhatikan


1) Setiap depo farmasi, ruang rawat, poliklinik harus memiliki daftar obat elektrolit
konsentrat
2) Setiap tenaga kesehatan harus mengetahui penanganan khusus untuk obat elektrolit
konsentrat
3) Prosedur peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai dilakukan mulai dari
peresepan, penyimpanan, penyiapan di farmasi dan ruang perawatan dan
pemberian obat
4) Obat elektrolit konsentrat disimpan ditempat terpisah, akses terbatas, diberi
label High alert
5) Pengecekan dengan 2 (dua) orang petugas yang berbeda untuk menjamin
kebenaran obat elektrolit konsentrat yang digunakan
6) Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat pasien tanpa
pengawasan
BAB III
PENUTUP

Pedoman pengelolaan obat high alert, elektrolit konsentrat, LASA di Rumah Sakit
Utama Husada, merupakan panduan bagi tenaga medis, paramedis, manajemen jajaran
pimpinan rumah sakit. Diperlukan pemahaman, komitmen dan kesatuan langkah untuk
menerapkannya sebagai bagian dari tanggung jawab, kewenangan seperti pada tugas pokok
dan fungsi masing-masing.
Pedoman pengelolaan obat high alert, lasa, dan cairan konsentrat tinggi di Rumah
Sakit Utama Husada bukan merupakan sesuatu program yang baru, tetapi perlu penguatan
agar dapat dilaksanakan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai