Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang jenis dan fungsi
peralatan gelas ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Makalah ini dibuat
dengan tujuan agar orang-orang mengetahui jenis alat-alat gelas yang ada di laboratorium
beserta fungsi dari masing-masing alat tersebut.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata kami berharap Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Dan semoga makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran dari anda demi perbaikan makalah ini
di waktu yang akan datang.

Ambon, 2 September 2017

Penyusun

Mega Silfhira Wati Kaisupy


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................

1. LATAR BELAKANG ...............................................................................................

2. RUMUSAN MASALAH ...........................................................................................

3. TUJUAN MASALAH ...............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................

1. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................

2. PERAWATAN ..........................................................................................................

3. HASIL DAN PENGAMATAN .................................................................................

BAB III PENUTUP ...............................................................................................................

1. KESIMPULAN ..........................................................................................................

2. SARAN ......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Dalam memahami hakikat ilmu kimia setidaknya dalan suatu kegiatan pembelajaraan
diperlukan adanya kegiatan praktikum yang memerlukan berbagai macam alat laboratorium
sudah barang pasti kita harus tahu kegunaan dan bagaimana cara menggunakan semua
peralatan dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia. Selain itu dalam kegiatan
tersebut kita harus tahu cara menggunakannya dengan teknik dan prosedur yang benar,
walaupun sudah mengenal alat dan mengetahui cara penggunaanya, tetapi perlu diingat bahwa
tiap-tiap alat memiliki standar tertentu yang telah dirancang oleh pabrik pencipta maupun
badan-badan tertentu yang mempelajari dan pemerhati kimia dan untuk memudahkan
mengenal alat kimia yang digunakan untuk pengelompokkan yang umum dipakai yaitu seperti
peralatan gelas dan peralatan non gelas, yang sering kita jumpai dalam berbagai macam
kegiatan praktikum khususnya praktikum kimia.
Peralatan gelas, hamper semua eksperimen dengan bahan kimia menggunakan peralatan gelas.
Gelas memiliki banyak keuntungan dalam eksperimen kimia dan gelas tidak hanya bersifat
non reaktif tetapi juga dapat menyajikan pengamatan visual selama raksi berlangsung, tetapi
gelas dapat mudah pecah dan hal ini dapat menyebabkan kecelakaan seperti luka terpotong
atau tergores dari pecahan peralatan gelas, hal ini merupakan salah satu luka yang sering
terjadi di laboratorium. Peralatan non gelas, selain alat-alat yang terbuat dari gelas banyak juga
peralatan di laboratorium kimia yang terbuat dari bahan non gelas yang tentunya perlu
berhati-hati dalam penggunaannya .

2. RUMUSAN MASALAH
Pada percobaan kimia terdapat bermacam-macam alat tergantung jenis percobaan yang
digunakan. Alat-alat yang di klasifikasikan berdasarkan fungsinya serta berdasarkan bahan
pembuatannya.

3. TUJUAN MASALAH
 Mahasiswa dapat menyebutkan dan mengetahui fungsi dari macam-macam alat yang
digunakan dalam percobaan kimia.
 Mahasiswa dapat menggunakan alat-alat dengan tepat dan benar.
BAB II

PEMBAHASAN

1. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menguraikan mengenai jenis-jenis alat dan mekanisme alat

a). Jenis-Jenis Alat


 Labu Penyaring
 Labu Kjeldahl
 Pendingin Leibig
 Pendingin Bols
 Pendingin Ulir
 Pendingin Udara
 Pipet Tetes
 Pipet Volume
 Pipet Ukur
 Pengaduk Gelas
 Tabung Reaksi
 Tabung Senrifugal

b). Mekanisme Alat-Alat

 Labu Penyaring
Bentuk mirip dengan Erlenmeyer, akan tetapi terdapat pipa disisi
atas pada lehernya. Tidak terdapat tanda tulisan apapun pada badan
labu. Fungsinya untuk penyaringan buchner berpasangan dengan
corong Buchner dan pompa vakum (pompa penghisap).
 Labu Kjeldahl
Fungsinya, untuk destruksi bahan makanan pada proses penentuan
kadar protein. Labu Kjeldahl khusus digunakan untuk destruksi
makanan yang berbentuk padat bukan cair.
 Pendingin Leibig
Mempunyai bentuk menyerupai pipa lurus dan rata yang dibungkus
oleh pipa lain yang lebih besar. Terbuat dari gelas yang tembus
pandang (opaque). Fungsinya, sebagai pengembun dalam proses
detilasi cairan dengan titik didih 100⁰C. Media yang digunakan
sebagai pendingin adalah air yang dialirkan dari kran.
 Pendingin Bola
Menyerupai pendingin leibig, namun pada pipa yang berada
didalam bergelembung-bergelembung seperti bola . Media
pendinginnya air yang dialirkan dari kran. Fungsinya, untuk proses
refluks,memungkinkan senyawa cair yang menguap akan
terembunkan dan kembali ke labu pemanasan. Proses refluks yaitu
proses pemanasan untuk mempercepat reaksi kimia, akan tetapi
kuantitas senyawa kimia dijaga agar tidak hilang karena penguapan.
 Pendingin Ulir
Mempunyai bentuk pipa yang berulir di dalam pipa pendingin.
Fungsinya, untuk proses refluks senyawa yang mempunyai titik
didih tinggi mendekati suhu 100⁰C. Alat ini dirancang sedemikian
rupa sehingga uap melewati pendingin dalam waktu yang lama,
sehingga memungkinkan uap untuk mengembun dan kembali ke
dalam labu pemanasan. Dengan media pendingin air.
 Pendingin Udara
Fungsinya, untuk proses destilasi senyawa yang mempunyai titik
didik rendah . Dengan media udara sebagai pendingin.
 Pipet Tetes
Fungsinya, untuk mengambil dan menambahkan larutan atau zat
cair setetes demi setetes. Pipet tetes mempunyai ujung lancip dan
panjang sehingga mudah untuk melakukan penambahan zat cair
setetes demi setetes. Pipet tersedia untuk berbagai jenis penggunaan
dengan berbagai tingkatan akurasi dan presisi. Pipet terdiri dari
berbagai variasi ukuran volume, dari 1 hingga 1000 µI dinamakan
mikropipet (micropipettes), sedangkan ukuran volume yang lebih
besar dinamakan dengan makropipet (macropipettes).
 Pipet Volume
Berbentuk mirip pipa akan tetapi terdapat cembungan pada tengah-
tengah batang pipa tersebut. Pada batang pipet volume terdapat
tanda batas melingkar dan tulisan angka yang menyatakan volume
pipet tersebut. Fungsinya, untuk mengambil dan memindahkan
cairan dengan volume tertentu sebagaimana yang tertera pada
batang pipet volume.
 Pipet Ukur
Alat gelas menyerupai pipa dengan salah satu ujungnya menyempit.
Terdapat skala pada batangnya dan mulut yang lain lebar. Pipet
ukur mempunyai kapasitas tertentu yang dapat dibaca pada
skalanya. Fungsinya, untuk menambahkan zat cair dengan volume
tertentu yang dapat dilihat dari skala pada saat penambahan cairan
tersebut.
 Pengaduk Gelas
Berbentuk batang dengan diameter 8-12 mm dan panjang antara 10-
15 cm. Terbuat dari gelas dan padat berisi (tidak berongga di
dalamnya). Fungsinya, untuk melakukan pengadukan pada larutan
yang biasanya terdapat pada gelas beker.
 Tabung Reaksi
Mempunyai bentuk mirip pipa dengan alas tumpul. Fungsinya,
untuk mereaksikan larutan atau cairan. Kadang-kadang proses
reaksi tes harus dilakukan pemanasan menggunakan tabung reaksi
ini.
 Tabung Sentrifugal
Mempunyai bentuk seperti tabung yang salah satu ujungnya
menyerupai kerucut. Fungsinya, untuk tempat bahan yang akan
diendapkan dengan alat sentrifuge.
2. PERAWATAN
 Pengertian Perawatan
Perawatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan,
mempertahankan, dan mengembalikan peralatan dalam kondisi yang baik
dan siap pakai. Dalam kaitannya dengan perawatan peralatan
laboratorium, perawatan dimaksudkan sebagai usaha preventif atau
pencegahan agar peralatan tidak rusak atau tetap terjaga dalam kondisi
baik, siap beroperasi. Disamping itu perawatan juga dimaksudkan sebagai
upaya untuk menyetel atau memperbaiki kembali peralatan laboratorium
yang sudah terlanjur rusak atau kurang layak sehingga siap digunakan
untuk kegiatan pratikum.
 Jenis Perawatan
Perawatan dapat dibedakan antara perawatan terencana dan perawatan
tidak terencana. Secara jelas dapat dilihat pada skema dibawah ini :
Perawatan Terencana
Perawatan terencana adalah jenis perawatan yang diprogramkan,
diorganisir, dijadwal, dianggarkan, dan dilaksanakan sesuai
dengan rencana, serta dilakukan monitoring dan evaluasi.
Perawatan terencana dibedakan menjadi dua, yakni : perawatan
terencana yang bersifat pencegahan atau perawatan preventif, dan
perawatan terencana yang bersifat korektif.
o Perawatan Preventif
Perawatan preventif merupakan perawatan yang bersifat
pencegahan, adalah sistem perawatan peralatan
laboratorium yang secara sadar dilakukan melalui tahapan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta
monitoring dengan tujuan untuk mencegah terjadinya
gangguan kemacetan atau kerusakan peralatan
laboratorium.
o Perawatan Korektif
Perawatan korektif merupakan perawatan yang bersifat
koreksi, yakni sistem perawatan peralatan laboratorium
yang secara sadar dilakukan melalui tahapan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta
monitoring dengan tujuan untuk mengembalikan
peralatan laboratorium pada kondisi standar, sehingga
dapat berfungsi norma.
Perawatan Tidak Terencana
Perawatan tidak terencana adalah jenis perawatan yang bersifat
perbaikan terhadap kerusakan yang tidak diperkirakan
sebelumnya. Pekerjaan perawatan ini tidak direncanakan, dan
tidak dijadwalkan. Umumnya tingkat kerusakan yang terjadi
adalah pada tingkat kerusakan berat. Karena tidak direncakan
sebelumnya, maka juga disebut perawatan darurat.
 Tujuan Perawatan Laboratorium
Perawatan peralatan laboratorium memiliki beberapa tujuan yang
mencakup :
o Agar peralatan laboratorium selalu prima, siap dipakai
secara optimal
o Memperpanjang umur pemakaian
o Menjamin kelancaran kegiatan pembelajaran
o Menjamin keamanan dan kenyamanan bagi para pemakai
o Mengetahui kerusakan secara dini atau gejala kerusakan
o Menghindari terjadinya kerusakan secara mendadak
o Menghindari terjadinya kerusakan vokal
 Sistem Perawatan Laboratorium
Dalam perawatan laboratorium, sebelum penyusunan jadwal dan rencana
kebutuhan biaya perawatan perlu dilihat unsur-unsur berikut ini :
o Obyek laboratorium yang akan dirawat
o Sumber daya manusia sebagai tenaga perawatan
o Sumber daya lain : alat, bahan, suku cadang, cara, waktu,
dan biaya perawatan
3. HASIL DAN PENGAMATAN
 Labu Penyaring

Fungsinya, untuk penyaringan Buchner berpasangan dengan corong


Buchner dan pompa vakum (pompa penghisap).

 Labu Kjeldahl

Fungsinya, untuk destruksi bahan makanan pada proses penentuan kadar


protein.

 Pendingin Leibig

Fungsinya, sebagai pengembun dalam proses detilasi cairan dengan titik


didih dibawah 100°C.
 Pendingin Bola

Fungsinya, untuk proses refluks, memungkinkan senyawa cair yang


menguap akan terembunkan dan kembali ke labu pemanasan.

 Pendingin Ulir

Fungsinya, untuk proses refluks senyawa yang mempunyai titik didih


tinggi mendekati suhu 100°C.

 Pendingin Udara
Fungsinya, untuk proses destilasi senyawa yang mempunyai titik didik
rendah, dengan media udara sebagai pendingin.

 Pipet Tetes

Fungsinya, untuk mengambil dan menambahkan larutan atau zat cair


setetes demi setes.

 Pipet Volume

Fungsinya, untuk mengambil dan memindahkan cairan dengan volume


tertentu sebagaimana yang tertera pada batang pipet volume.

 Pipet Ukur
Fungsinya, untuk menambahkan zat cair dengan volume tertentu yang
dapat dilihat dari skala pada saat penambahan cairan tersebut.

 Pengaduk Gelas

Fungsinya, untuk melakukan pengadukan pada larutan yang biasaya


terdapat pada gelas beker.

 Tabung Reaksi

Fungsinya, untuk mereaksikan larutan atau cairan.


 Tabung Sentrifugal

Fungsinya, untuk tempat bahan yang akan diendapkan dengan alat


sentrifuge.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan, semua alat di laboratorium memiliki nama, fungsi, dan cara kerja
masing-masing. Sehingga dalam penggunaannya pun akan berbeda-beda sesuai dengan cara
kerjanya. Kesalahan pengunaan alat bisa mempengaruhi konsentrasi larutan, karena alat memiliki
tingkat ketelitian yang berbeda-beda.

B. SARAN
Saran untuk laboratorium, sebaiknya alat-alat yang ada di laboratorium lebih diperhatikan dan
dirawat lagi agar saat pratikum bisa dipergunakan dengan baik dan maksimal tanpa ada
kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA

http://ariestissi .blogspot.com/2013/11/pengenalan -dan-pengunaan-alat-praktik.html

http://id.wikipedia.org/wiki/alatpengukur#Massa
MAKALAH JENIS DAN FUNGSI PERALATAN GELAS

DISUSUN OLEH :

NAMA : MEGA SILFHIRA WATI KAISUPY

NIM : P07172317022

PRODI : ANALIS KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

AMBON

2017/2018

Anda mungkin juga menyukai