Anda di halaman 1dari 20

TUGAS PENGENDALIAN MUTU

(Makalah Tentang Jelaskan Quality Management berdasarkan ISO 15189,


Ketidakpastian Pengukuran Dalam Laboratorium dan Dasar-Dasar Kendali Mutu)

Disusun Oleh

Kelompok 3

Tingkat III A

NAMA NIM
Mega Silfhira Wati Kaisupy P07172317022
Patmah Waliulu P07172317027
Ode Restiyani P07172317026
Nur Fitria Nurlete P07172317025
Marjunisa Arsita P07172317021
Risye Cizillia Jesayas P07172317028
Rizky Ramadhan Pelu P07172317029
Sabilah Kapitanhitu P07172317030
Nelson F Rumtutuly P07172317023

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

PRODI ANALIS KESEHATAN

AMBON

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Jelaskan Quality Management
berdasarkan ISO 15189, Ketidakpastian Pengukuran Dalam Laboratorium
dan Dasar-Dasar Kendali Mutu” ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu
Ramdhani M. Natsir, S.Farm., M.Si., Apt selaku dosen Pengendalian Mutu
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Jelaskan Quality
Management berdasarkan ISO 15189, Ketidakpastian Pengukuran Dalam
Laboratorium dan Dasar-Dasar Kendali Mutu”. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna
bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Ambon, 03 September 2019

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................

DAFTAR ISI .........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................

A. Latar Belakang ..........................................................................


B. Rumusan Masalah ....................................................................
C. Tujuan .......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................

A. Quality Management Berdasarkan ISO 15189 ..........................


B. Ketidakpastian Pengukuran Dalam Laboratorium .....................
C. Dasar-Dasar Pengendalian Mutu ..............................................

BAB III PENUTUP................................................................................

A. Kesimpulan ...............................................................................
B. Saran.........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi
manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki
banyak kegunaan lainnya untuk menunjang paling penting adalah
penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini
sebenarnya dikenal sekitar kehidupan. Tanpa darah yang cukup
seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan
dapat mengakibatkan kematian.
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu
karena adanya perbedaan jeniskarbohidrat dan protein pada
permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan
darah yang 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja
lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak
kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang
berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan
antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut :
1. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah
dengan antigen A di permukaan membran selnya dan
menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum
darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif
hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan
darah A-negatif atau O-negatif.
2. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada
permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi
terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang
dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah
dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
3. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah
dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi
terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan
golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang
dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien
universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif
tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-
positif.
4. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa
antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B.
Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat
mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah
ABO apapun dan disebutdonor universal. Namun, orang dengan
golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari
sesama O-negatif.
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum
dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia
dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih
umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB
memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini
adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Quality Management Berdasarkan ISO 15189 ?
2. Jelaaskan Ketidakpastian Pengukuran Dalam Laboratorium ?
3. Jelaskan Dasar-Dasar Pengendalian Mutu ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Quality Management Berdasarkan ISO
15189.
2. Untuk Mengetahui Ketidakpastian Pengukuran Dalam
Laboratorium.
3. Untuk Mengetahui Dasar-Dasar Pengendalian Mutu.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Quality Management Berdasarkan ISO 15189


Diterbitkan pada tahun 2003, ISO 15189:2003 Laboratorium
Medis : persyaratan tertentu untuk kualitas dan kompetensi -
dengan cepat menjadi standar yang diterima secara luas yang akan
digunakan untuk akreditasi laboratorium klinis kompeten. Tujuan
utama untuk membolehkan laboratorium untuk mengatur prosedur
operasional mereka secara efisien, memenuhi harapan pelanggan
mereka dan meningkatkan layanan mereka.
ISO 15189 adalah standar yang penting untuk menilai
kompetensi dari laboratorium medis di kapasitas teknis dan
manajemen mutu yang efektif dari layanan profesional dan staf -
dengan atau tanpa tujuan untuk akreditasi. ISO 15189 dengan
sendirinya bukan merupakan generik (sertifikasi) standar, tapi satu
yang spesifik, yang berarti bahwa pedoman untuk orientasi, dengan
pendekatan yang lebih teknis. Hal ini juga sangat berguna untuk
memahami bagaimana persyaratan umum dari sertifikasi standar
ISO 9001:2000 - Quality Management - dapat diterapkan untuk
kegiatan laboratorium klinis.
Standar ISO 15189 dapat dipahami sebagai praktis untuk
melengkapi persyaratan umum yang digambarkan dalam ISO 9001.
Meskipun dengan pendekatan teknis, ISO 15189, seperti ISO
9001:2000, persyaratan menyajikan lebih terkait dengan
manajemen kualitas daripada prosedur operasional. ISO 15189
standar dibagi dalam dua bagian :
1. Manajemen persyaratan: persyaratan umum yang berkaitan
dengan sistem manajemen mutu.
2. Persyaratan teknis: persyaratan tertentu yang berkaitan dengan
kegiatan yang dilakukan oleh laboratorium klinis.
Bagian pertama dari ISO 15189 benar-benar berdasarkan
persyaratan ISO 9001: 2000. Sebuah gambaran umum yang utama
manajemen persyaratan ISO 15189 dan perbandingan antara
mereka dan yang berhubungan dengan ISO 9001 adalah
persyaratan .
1. Manajemen Persyaratan ISO 15189:2003
a. Persyaratan Manajemen
 Organisasi dan Management
 Quality Management System
 Dokumen Kontrol
 Tinjauan Kontrak
 Penilaian oleh laboratorium rujukan Evaluasi, seleksi
dan monitoring laboratorium rujukan, termasuk
perlunya definisi yang jelas dari interpretasi dari hasil
pemeriksaan.
 Eksternal Layanan dan Pasokan
 Penasehat Layanan
 Resolusi Atas Pengaduan
 Identifikasi dan Kontrol dari Non Konformitas
 Tindakan Koreksi
 Tindakan Pencegahan
 Peningkatan Terus Revisi prosedur untuk
meningkatkan kinerja dengan menggunakan indikator
Gagasan utama adalah untuk mengidentifikasi
kesempatan untuk perbaikan.
 Kualitas Teknis dan Catatan
 Audit Internal Perencanaan, organisasi dan konduksi
dari audit untuk memeriksa proses yang sesuai
dengan standar ISO 15189 dan juga kepada prosedur
internal.
 Management Review
Bagian kedua dari ISO 15189 menyajikan persyaratan
teknis yang secara langsung berlaku untuk teknis akreditasi
dari laboratorium klinis kompetensi. Di sini, laboratorium
dunia akan lebih mudah mengenali terminologi, karena lebih
spesifik ke laboratorium klinis; misalnya, langkah-langkah
utama dari analisis prosedur yang disebut pra-ujian, ujian
dan pasca-prosedur pemeriksaan (biasanya disebut pra-
analitik, analitik dan pasca analitik prosedur standar
akreditasi oleh lainnya, masing-masing). Lebih dari itu, kami
juga akan mengenali beberapa kesamaan dengan beberapa
persyaratan akreditasi dari berbagai accrediting agen di
Amerika Serikat dan negara-negara lainnya dari seluruh
penjuru dunia.
2. Mengetahui Teknis Persyaratan ISO 15189:2003
a. Persyaratan Teknis
 Persyaratan Teknis
 Akomodasi dan Kondisi Lingkungan
 Laboratory Equipment
 Pra-Prosedur Pemeriksaan
 Examination Procedures
 Assuring Quality Of Examination Procedures
 Pasca-Prosedur Pemeriksaan
 Laporan Hasil 5,8
Menurut ISO, kompetensi merupakan hasil dari dasar
akademik dan melanjutkan pendidikan, pelatihan dan
pengalaman kerja. Salah satu dari mereka memiliki
rekomendasi untuk LIS (Laboratorium Sistem Informasi)
keamanan. Berbeda dari ISO 9001:2000, ISO 15189 jelas
menggambarkan Laboratorium Sistem Informasi
rekomendasi dalam lampiran B - Sistem keamanan, entri
data dan laporan, media data, pemeliharaan sistem, dsb
yang lainnya lampiran (lampiran C) yang berkaitan dengan
etika di Laboratorium obat-obatan.
Sangat penting untuk diingat bahwa tujuan utama dari
sistem manajemen mutu adalah untuk membantu organisasi
untuk meningkatkan kinerja dan mencapai perbaikan yang
berkelanjutan. Akan lebih bergantung pada motif dan cara
sistem diimplementasikan dari pada kompleksitas dari
teknologi / metodologi yang diadopsi oleh laboratorium. Jadi,
pengelolaan dan teknis dari persyaratan ISO 15189 harus
synergistically dilengkapi dengan Kualitas yang lebih lengkap
yang disediakan oleh sistem manajemen ISO 9001:2000
sertifikasi.
Pelaksanaan yang Terpadu Sistem Manajemen Mutu
berdasarkan ISO 15189:2003 dan ISO 9001:2000 akreditasi
sertifikasi akan menjadi kesempatan sangat baik untuk
meningkatkan kualitas proses internal dan mencapai hasil
terbaik di laboratorium klinis.
B. Ketidakpastian Pengukuran Dalam Laboratorium
a. Ketidakpastian Pengukuran
Ketidakpastian sering juga disebut istilah ralat yaitu suatu
perbedaan antara harga yang terukur dengan harga
sesungguhnya (yang benar) atau selisih harga antara harga
terukur dengan nilai rata-rata sekelompok hasil pengukuran.
Berdasarkan dari jenisnya, istilah ralat terdiri atas tiga macam
yaitu:
1. Ralat alat, yaitu kemampuan alat dalam melakukan
pengukuran secara baik dan benar. Ralat alat merupakan
batas terbesar atau terkecil dari nilai rentang pengukuran
alat.
2. Ralat ukur, yaitu ralat yang terbawa sebagai akibat
pengukuran langsung dan perlakuannya secara berulang
pada benda yang sama dan menggunakan alat ukur yang
sama pula.
3. Ralat hasil ukur, yaitu ralat yang disertakan pada hasil ukur.
b. Jenis-Jenis Ketidakpastian (Ralat)
Oleh karena ketidakpastian (ralat) merupakan
penyimpangan nilai ukur dari nilai benar, maka secara umum
sumber-sumber ketidakpastian (ralat) terdiri atas enam yaitu :
1. Pengukur (pengamat).
2. Alat ukur sendiri.
3. Faktor lingkungan dan sekitarnya.
4. Benda (obyek) yang ukur.
5. Kondisi pengukur (pengamat).
6. Model teoritis (konsep).
Sumber ralat di atas dapat menyebabkan terjadinya
kesalahan dalam pengukuran. Dalam pengukuran besaran
fisika menggunakan alat ukur atau instrumen, hasilnya tidak
mungkin memperoleh nilai yang benar. Namun, selalu
mempunyai ketidakpastian yang disebabkan oleh kesalahan-
kesalahan dalam pengukuran. Kesalahan dalam pengukuran
dapat digolongkan menjadi kesalahan umum, kesalahan acak
dan kesalahan sistematis Beberapa jenis kesalahan
pengukuran yaitu :
1. Kesalahan Umum Atau Keteledoran (Grass Error).
2. Kesalahan Acak/Rambang (Random Error).
3. Kesalahan Yang Disebabkan Pada Alat Ukur Sendiri, Atau
Sering Disebut Kesalahan Sistematis (Systematic Error).
C. Dasar-Dasar Pengendalian Mutu
1. Ruang Lingkup Pengendalian Mutu
a. Defenisi Mutu
Untuk menghasilkan pemeriksaan laboratorium yang
dapat dipercaya/ bermutu, maka setiap tahap pemeriksaan
laboratorium harus dikendalikan. Pengendalian setiap tahap
ini untuk mengurangi atau meminimalisir kesalahan yang
terjadi di laboratorium. Agar dapat melakukan pengendalian
mutu di laboratorium dengan baik, maka Anda harus dapat
menjelaskan konsep mutu. Beberapa tokoh penting telah
menelurkan konsep mutu produk atau jasa, yaitu:
 William Edwards Deming (1900-1993)
 Philip B. Crosby (1926 –2001)
 J.M. Juran (1904-2008)
1. William Edwards Deming (1900-1993)
Mutu ialah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau
konsumen. mutu tidak berarti segala sesuatu yang
terbaik, tetapi pemberian kepada Pelanggan tentang apa
yang mereka inginkan dengan tingkat kesamaan yang
dapat diprediksi serta tergantungannya terhadap harga
yang mereka bayar.
2. Philip B. Crosby (1926 –2001)
Mutu ialah conformance to requirement, yaitu sesuai
dengan yang disyaratkan atau distandarkan.
3. J.M. Rujan (1904-2008)
Mutu adalah kecocokan penggunaan produk (fitness
for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan
pelanggan.
Kecocokan pengguna produk tersebut didasarkan
atas lima ciri utama yaitu :
a. Teknologi :yaitu kekuatan
b. Psikologis :yaitu rasa atau status
c. Waktu : yaitu kehandalan
d. Kontraktual : yaitu ada jaminan
e. Etika : yaitu sopan santun
J.M. Juran memperkenalkan tiga proses mencapai
mutu (trilogy Juran) diantaranya sebagai berikut :
 Perencanaan mutu (quality planning) yang meliputi
kualitas pelanggan, menentukan kebutuhan
pelanggan, menyusun sasaran mutu, dan
meningkatkan kemampuan proses.
 Pengendalian mutu (quality control), terdiri dari
memilih dasar pengendalian, memilih jenis
pengukuran, menyusun standar kerja, dan
mengukur kinerja yang sesungguhnya,
 Perbaikan dan peningkatan mutu (quality
improvement), terdiri dari: mengidentifikasi
perbaikan khusus, mengorganisasi lembaga untuk
mendiagonis kesalahan, menemukan penyebab
kesalahan peningkatan kebutuhan untuk
mengadakan perbaikan.
J.M.Juran berpendapat bahwa penggunaan sebuah
pendekatan untuk meningkatkan mutu laboratorium harus
tahap demi tahap sebab semua bentuk peningkatan mutu
harus dilakukan secara bertahap.
Dari ketiga tokoh ini dapat kita ambil kesimpulan
bahwa mutu itu suatu kebutuhan konsumen, yaitu
kepuasan pelanggan sepenuhnya terhadap suatu produk/
jasa yang dibutuhkan atau mutu merupakan suatu ukuran
yang berhubungan dengan kepuasan pelanggan terhadap
sebuah produk/ jasa. Mutu sangat tergantung pada situasi
dan kondisi serta orang yang terlibat dalam menentukan
suatu mutu produk/ jasa.
Selain dari ketiga tokoh tersebut, Anda juga harus
tahu tentang konsep mutu menurut ISO 9000, mutu
adalah bentuk keseluruhan dan karakteristik dari sebuah
produk atau jasa yang mempunyai kemampuan untuk
memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.
Sedangkan menurut American Society for Quality Control,
mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau
jasa pelayanan yang berhubungan dengan
kemampuannya untuk memberikan kebutuhan kepuasan.
Jadi dapat dikatakan bahwa mutu itu bukan hanya
berhubungan dengan mutu produk saja, tetapi juga
dengan persyaratan lain seperti: ketepatan pengiriman ,
biaya yang rendah, pelayanan yang memuaskan
pelanggan dan bisa dipenuhinya peraturan pemerintah
yang berhubungan dengan produk yang dipasarkan.
Sesuai dengan kebutuhannya di jaman modern ini,
mutu didefinisikan sebagai berikut:
1. Sesuai dengan persyaratan (Conformance to
requirements).
2. Sesuai dengan pemakaian (Fitness for use).
3. Kepuasan pelanggan (User satisfaction)
Mutu adalah mendapatkan hasil yang benar secara
langsung setiap saat dan tepat waktu, menggunakan
sumber daya yang efektif dan efisien. Ini penting dalam
semua tahap proses pemeriksaan laboratorium, mulai dari
penerimaan sampel, pemeriksaan hingga pelaporan hasil
uji.
Mutu suatu output laboratorium bergantung dari
beberapa faktor. Yang paling mendasar adalah
pelaksanaan dan pemeliharaan Sistem Manajemen Mutu
didalam suatu laboratorium. Secara singkat dapat
dikatakan bahwa sistem manajemen mutu yang terdapat
dalam suatu laboratorium disebut sebagai Praktek
Laboratorium yang Benar (GLP = Good Laboratory
Practise).
Kegiatan Praktek Laboratorium yang Benar (GLP)
mencakup proses organisasi dan kondisi-kondisi
laboratorium guna menjamin agar tugas-tugas analisis
direncanakan, dilakukan, dimonitor, direkam, disimpan
dan dilaporkan dengan benar.
Penerapan sistem manajemen mutu secara
berkelanjutan akan meningkatkan mutu layanan
laboratorium dan meningkatkan daya saing laboratorium.
Kajian sistem manajemen mutu laboratorium klinik
dilaksanakan dengan pendekatan model Five-Q (Quality
Planning, Quality Laboratory Practice, Quality Control,
Quality Assurance, Quality Improvement). Materi tentang
Five-Q akan dibahas lebih dalam pada bab selanjutnya.
b. Mutu Laboratorium Klinik
Mutu laboratorium klinik meliputi mutu hasil
pemeriksaan dan mutu layanan. Mutu hasil yaitu hasil
pemeriksaan laboratorium yang dapat dipercaya (memenuhi
standar mutu), sedangkan mutu layanan adalah aktivitas
yang diberikan sesuai kebutuhan atau harapan pelanggan
(mengatasi keluhan pasien/pelanggan menurun).
Laboratorium klinik sebagai bagian dari pelayanan
kesehatan mempunyai arti penting dalam diagnostik. Data
hasil pemeriksaan laboratorium merupakan informasi yang
penting digunakan untuk menegakkan diagnosis oleh klinisi
berdasarkan anamnase dan riwayat penyakit pasien. Hasil
uji laboratorium juga merupakan bagian integral dari
penapisan kesehatan dan tindakan preventif kedokteran.
Menurut Permenkes RI nomor 43 tahun 2013, bahwa
pelayanan laboratorium klinik merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk menegakkan
diagnosis, dengan menetapkan penyebab penyakit,
menunjang sistem kewaspadaan dini, monitoring
pengobatan, pemeliharaan kesehatan, dan pencegahan
timbulnya penyakit. Laboratorium klinik perlu
diselenggarakan secara bermutu untuk mendukung upaya
peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.
Layanan pemeriksaan yang dapat dilakukan di
laboratorium klinik diantaranya di bidang hematologi, kimia
klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik, imunologi klinik,
patologi anatomi dan atau bidang lain yang berkaitan
dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk
menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan.
Hasil pemeriksaan laboratorium klinik yang bermutu
menjadi tujuan kegiatan pemeriksaan laboratorium sehari-
hari. Anda sebagai tenaga ATLM bertanggung jawab atas
hasil pemeriksaan laboratorium klinik yang dapat dipercaya.
Untuk mendapatkan hasil tersebut, maka Anda harus dapat
melakukan pengendalian mutu hasil pemeriksaan.
Pelayanan laboratorium klinik harus fokus pada mutu, efektif,
efisien dan profesional. Hal ini akan menentukan keunggulan
kompetitif dan kelangsungan laboratorium pada era
globalisasi sekarang ini. Hasil pemeriksaan yang dikeluarkan
oleh laboratorium harus memenuhi standar mutu, agar dapat
dipercaya dan memuaskan pelanggan dengan
memperhatikan aspek-aspek teknis seperti ketepatan
(accuracy) dan ketelitian (precision) yang tinggi, serta
didokumentasikan dengan baik sehingga dapat
dipertahankan secara ilmiah.
1. Pemantapan Mutu Internal (Internal Quality Control)
Pemantapan mutu internal adalah kegiatan
pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh
masing-masing laboratorium secara terus menerus agar
tidak terjadi atau mengurangi kejadian
error/penyimpangan sehingga diperoleh hasil
pemeriksaan yang tepat. Pemantapan mutu internal
laboratorium (PMI) dilakukan untuk mengendalikan hasil
pemeriksaan laboratorium setiap hari dan untuk
mengetahui penyimpangan hasil laboratorium agar
segera diperbaiki. Manfaat melaksanakan kegiatan
pemantapan mutu internal laboratorium antara lain mutu
presisi maupun akurasi hasil laboratorium akan
meningkat, kepercayaan dokter terhadap hasil
laboratorium akan meningkat. Hasil laboratorium yang
kurang tepat akan menyebabkan kesalahan dalam
penatalaksanaan pengguna laboratorium. Manfaat lain
yaitu pimpinan laboratorium akan mudah melaksanakan
pengawasan terhadap hasil laboratorium. Kepercayaan
yang tinggi terhadap hasil laboratorium ini akan
membawa pengaruh pada moral karyawan yang akan
akhirnya akan meningkatkan disiplin kerja di laboratorium
tersebut. Cakupan objek pemantapan mutu internal
meliputi aktivitas: tahap pra-analitik, tahap analitik dan
tahap pasca-analitik.
2. Pemantapan Mutu Eksternal (External Quality
Control)
Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang
diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain di luar
laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan
menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang
pemeriksaan tertentu. Penyelenggaraan kegiatan
Pemantapan Mutu Eksternal dilaksanakan oleh pihak
pemerintah, swasta atau internasional.
Setiap laboratorium kesehatan wajib mengikuti
Pemantapan Mutu Eksternal yang diselenggarakan oleh
pemerintah secara teratur dan periodik meliputi semua
bidang pemeriksaan laboratorium, seperti yang terdapat
pada Pasal 6 Permenkes nomor 411 tahun 2010
tercantum bahwa laboratorium Klinik wajib melaksanakan
pemantapan mutu eksternal yang diakui oleh pemerintah.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan Pemantapan Mutu
Eksternal ini mengikutsertakan semua laboratorium, baik
milik pemerintah maupun swasta dan dikaitkan dengan
akreditasi laboratorium kesehatan serta perizinan
laboratorium kesehatan swasta. Karena di Indonesia
terdapat beraneka ragam jenis dan jenjang pelayanan
laboratorium serta mengingat luasnya wilayah Indonesia,
maka pemerintah menyelenggarakan pemantapan mutu
eksternal untuk berbagai bidang pemeriksaan dan
diselenggarakan pada berbagai tingkatan, yaitu :
a. Tingkat nasional/tingkat pusat
b. Tingkat Regional
c. Tingkat Provinsi/wilayah
Kegiatan pemantapan mutu eksternal ini sangat
bermanfaat bagi suatu laboratorium, sebab dari hasil
evaluasi yang diperolehnya dapat menunjukkan
performance (penampilan/proficiency) laboratorium yang
bersangkutan dalam bidang pemeriksaan yang
ditentukan. Untuk itu pada waktu melaksanakan kegiatan
ini tidak boleh diperlakukan secara khusus, jadi pada
waktu melakukan pemeriksaan harus dilaksanakan oleh
petugas yang biasa melaksanakan pemeriksaan tersebut
serta menggunakan peralatan/reagen/metode yang biasa
dipakainya sehingga hasil pemantapan mutu eksternal
tersebut benar-benar dapat mencerminkan penampilan
laboratorium tersebut yang sebenarnya. Setiap nilai yang
diperoleh dari penyelenggara harus dicatat dan dievaluasi
untuk mempertahankan mutu pemeriksaan atau
perbaikan-perbaikan yang diperlukan untuk peningkatan
mutu pemeriksaan.
Setelah selesai mengikuti program Pemantapan
Mutu Eksternal (PME), kemudian dilakukan feed back
oleh pihak penyelenggara berupa hasil pemeriksaan yang
telah dilaporkan terhadap nilai target atau nilai
laboratorium rujukan, hasilnya dinyatakan dengan kriteria
baik, sedang atau buruk. Laboratorium klinik yang
mengikuti kegiatan PME ini akan diberikan sertifikat oleh
pihak penyelenggara sebagai bukti peserta kegiatan
tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi
manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki
banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa
darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan
kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Sistem peredaran darah pada manusia merupakan sistem yang
tertutup karena selalu beredar di dalam pembuluh darah saja.
Peredaran darah pada manusia juga disebut sistem peredaran
darah ganda karena beredar ke seluruh bagian tubuh serta
melewati jantung sebanyak dua kali.
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu
karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada
permukaan membran sel darah merah . Dua jenis penggolongan
darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus
(faktor Rh).
B. Saran
Semoga dengan selesainya makalah ini diharapkan agar para
pembaca dapat lebih mengetahui dan memahami tentang Darah
dan Golongan Darah.
DAFTAR PUSTAKA

1. Syarifudin. 1997. Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. EGC.


Jakarta.
2. Abbas, M. 1997. Biologi Cetakan KeTiga. Yudistira. Jakarta.
3. Foster, B. 2002. Buku Pelajaran Siap SPMB IPA. Ganesha
Operation. Bandung.
4. Gabriel, Dr.J.F. 2005. Fisika Kedokteran. EGC. Jakarta.
5. Kimball, J. W. 1990. Biologi Jilid 1, 2, dan 3. Erlangga. Jakarta.
6. Krisdianto, dan kawan-kawan. 2005. Penuntun Praktikum Biologi
Umum. FMIPA Universitas Lambung Mangkurat.Banjarbaru.
7. Nomi, Toshitaka. 2009. Membaca Karaktek Melalui Golongan
Darah. Gramedia: Jakarta
8. Poejadi, A. 1994. Dasar – Dasar Biokimia. Universitas Indonesia.
Yogyakarta.
9. Pearce, Evelyn. 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
10. Subowo. 1992. Histologi Umum. Bumi Aksara. Jakarta.
11. Suryo. 2001. Genetika Manusia Cetakan Kesembilan. UGM Press.
Yogyakarta.
12. Syarifudin. 1997. Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. EGC.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai