Anda di halaman 1dari 18

CLINICAL GOVERNANCE dan STANDAR PELAYANAN dan INDIKATOR

KINERJA UNTUK MENGUKUR KINERJA PELAYANAN RUMAH SAKIT

Dosen Pengampuh : Ibu Mangindara, SKM., M.KES

KELOMPOK 3

Mildawati (202001073) Yuni Safutri R (202001096)

Nofaelamelisa (202001076) Andi Ulfa Hasfita (202001102)

Nurfahira (202001080) Dihan Shahifa (202001109)

St. Almunawirah (20200088) Fajri (202001111)

Susi Putri Sari Sihite (202001089) Fitrawanti (202001115)

Yuspin Sambomalilin (202001095) Mardiana (202001126)

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA

TAHUN PELAJARAN 2022/2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul (Clinical Governance Dan Standar
Pelayanan Dan Indikator Kinerja Untuk Mengukur Kinerja Pelayanan Rumah Sakit) tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang di
berikan pada mata kuliah Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang (Clinical Governance Dan Standar
Pelayanan Dan Indikator Kinerja Untuk Mengukur Kinerja Pelayanan Rumah Sakit) bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Makassar, 5 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah................................................................................... 2

C. Tujuan ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 3

A. Pengertian Clinical Governance.............................................................. 3


B. Pilar-Pilar Clinical Governance.............................................................. 3
C. Pengertian Standar Pelayanan Dan Indikator Kinerja............................. 4
D. Standar Indikator Dan Kinerja................................................................ 6
E. Klasifikasi Indikator................................................................................ 6
F. Jenis-Jenis Indikator................................................................................ 7
G. Sifar Indikator ........................................................................................ 7
H. Langkah-Langkah Kinerja....................................................................... 8
I. Cara Mendapatkan Theshold................................................................... 8
J. Contoh Penyusunan Standar Indikator ................................................... 11

BAB III PENUTUP................................................................................................... 12

A. Kesimpulan ............................................................................................ 12

B. Saran ....................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam 10 tahun terakhir ini telah banyak dikembangkan berbagai upaya yang
pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan aksebilitas (accessibility) dan
kesetaraan (equality) masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, yang selanjutnya
diikuti pula dengan peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Hal ini didasarkan pada
kenyataan hak dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu. Selain itu juga
di dasari bahwa dalam perjalanannya banyak ditemukan upaya-upaya medik yang
cenderung berlebihan dan kadang justru membahayakan pasien yang kemudian
berdampak pada inefisiensi dan pemborosan.
Salah satu upaya menjamin mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah
dengan menerapkan konsep Clinical Governance yang diperkenalkan Dapartemen
Kesehatan Inggris (UK Class Services/NHS) pada tahun 1997 sebagai strategi baru
untuk mencapai “First Class Services”. Tujuannya untuk menjaga agar pelayanan
kesehatan sesuai standar pelayanan tinggi, dan dilakukan di lingkungan kerja dengan
tingkat profesionalisme tinggi.
Cinical governance dapat di artikan sebagai sebuah kerangka adari NHS yang
bertanggung jawab terhadap peningkatan mutu pelayanan kesehatan secara
berkelanjutan, dan menjaga standar pelayanan yang tinggi dengan membuat
lingkungan di mana pelayanan klinis akan berkembang.
Penilaian kinerja rumah sakit merupakan paradigma baru. Kinerja RS
merupakan suatu dimensi utama dari mutu pelayanan Rs. Evaluasi kinerja pada
sektor kesehatan penting karena termasuk dalam entitas sektor publik. Dalam
pengukuran kinerja disektor kesehatan lebih kompleks dan terdapat dalam lingkungan
yang dinamis. Hal ini ditandai dengan banyaknya perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, meningkatnya informasi yang dimiliki pasie, dan meningkatnya harapan
pasien serta adanya penurunan pembiayaan sumber daya publik.
Pengukuran kinerja berguna untuk memberikan informasi pada perusahaan /
Rumah sakit tentang kinerjanya, sehingga rumah sakit dapat melakukan evaluasi
untuk kemudian mengambil langkah perbaikan bagi peningkatan kinerjanya dan
untuk melakukan perbaikan secara berkesinambungan.

1
B. Rumusan masalah
1. Apa Pengertian Clinical Governance ?
2. Apa Pilar-Pilar Clinical Governance ?
3. Apa Pengertian Standar Pelayanan Dan Indikator Kinerja ?
4. Bagaimana Standar Indikator Dan Kinerja ?
5. Bagaimana Klasifikasi Indikator ?
6. Apa Jenis-Jenis Indikator ?
7. Apa Sifar Indikator ?
8. Bagaimana Langkah-Langkah Kinerja
9. Bagaimana Cara Mendapatkan Theshold ?
10. Apa Contoh Penyusunan Standar Indikator ?

C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Clinical Governance
2. Mengetahui Pilar-Pilar Clinical Governance
3. Mengetahui Pengertian Standar Pelayanan Dan Indikator Kinerja
4. Memahami Standar Indikator Dan Kinerja
5. Mengetahui Klasifikasi Indikator
6. Mengetahui Jenis-Jenis Indikator
7. Mengetahui Sifar Indikator
8. Mengetahui Langkah-Langkah Kinerja
9. mengetahui Cara Mendapatkan Theshold
10. mengetahui Contoh Penyusunan Standar Indikator

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Clinical Governance


Konsep Clinical Governance diperkenalkan pertama kali melalui suatu
publikasi yang berjudul The New NHS : Modern, Dependable, yang merupakan buku
putih yang dikeluarkan oleh Dapartemen Kesehatan Inggris pada tahun 1997. Istilah
ini selanjutnta diadopsi dan dikembangkan melalui A First Class Services yang
merupakan strategi baru bagi NHS.
Clinical Governance sendiri dikembangkan setalah NHS (National Helath
Services) menghadapi berbagai kenyataan buruk yang beberapa diantaranya terpaksa
berakhir di pengadilan. Salah satu contoh kasus Dr. Haroid Frederick Shipman yang
dituduh telah menyebabkan kematian 19 orang wanita usia 49082 tahun yang menjadi
pasiennya. Kasus lainnya antara lain adalah kematian pasien akibat kesalahan
pengambilan ginjal yang justru dilakukan pada ginjal yang sehat.
Clinical Governance merupakan bagian dari suatu pendekatan baru yang
bertujuan untuk menjamin terlaksananya pelayanan kesehayan yang bermutu. Frank
Dobson mendefiniskan istilah ini dengan “the best care for all patient everywhere”
atau pelayanan yang terbaik untuk semua penderita dimanapun berada. Dalam
perkembangannya, clinical governance merupakan suatu kerangka untuk menjamin
agar seluruh organisasi yang berada di bawah NHS memiliki mekanisme atau proses
yang memadai untuk melakukan pemantauan dan peningkatan mutu klinik. Tujuan
akhinya adalah untuk menjaga agar pelayana kesehatan dapat terselenggara dengan
baik berdasarkan standar pelayanan yang tinggi serta dilakukan pada lingkungan kerja
yang memiliki tingkat profesionalisme tinggi.
Perkembangan Clinical Governance memerlukan peran aktif dari semua pihak
agar terciptanya mutu dan profesionalisme pelayanan kesehatan. Selanjutnya, clinical
governance bertugas memastikan bahwa terdapat sistem untuk memonitor kualitas
pelayanan yang berfungsi dengan baik dan berdampak positif terhadap meningkatnya
kepercayaan pasien sehingga rumah salkit mampu eksis dan berkomperisi dalam
persaingan global.

B. Pilar-Pilar Clinical Governance


Terdapat 4 pilar utama dalam Clinical Governance, yaitu :

3
1. Costumen Value (Nilai Pelanggan)
Pilar ini bertujuan melibatkan pelanggan dan masyarakat dalam :
- Memelihara dan meningkatkan kinerja
- Perencanaan ke depan untuk perbaikan pelayanan di rumah sakit
Upaya yang dilakukan meliputi :
- Kepentingan pasien : manajemen complain, survey kebutuhan dan kepuasan
pelanggan, ketersediaan informasi yang mudah di akses masyarakat / pasien /
keluarga dan ketelibatan pelanggan dalam pengambilan keputusan
- Kepentingan rumah sakit : keterlibatan pelanggan dalam merencanakan
pengembangan pelayanan rumah sakit ke depan.
2. Clinical Performance and Evaluation (Kinerja Klinis dan Evaluasi)
Bertujuan untuk menjamin pengenalan yang progresif, penggunaan, monitoring,
dan evaluasi standar yang berbasis evidens.
3. Risiko Klinis
Pilar ini bertujuan untuk meminimalkan risiko dan meningkatkan keselamatan
pasien.
4. Manajemen dan Pengembangan Proffesional
Pilar ini bertujuan unutk mendukung dan mendokumentasi pengembangan
profesionalisme pelayanan klinis dan memelihara diterapkannya standar profesi.

C. Pengertian Standar pelayanan dan Indikator Kinerja


1. Standar Pelayanan
Standar pelayanan adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai
kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan
yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur.
Standar pelayanan di rumah sakit pada hakikatnya merupakan jenis pelayanan
kesehatan perorangan di pusar-pusat pertanggungjawaban yang wajib
dilaksanakan oleh rumah sakit dengan standar kinerja yang ditetapkan.
Maksud dan tujuan standar pelayanan ialah agar tersedianya panduan bagi
daerah dalam melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta
pengawasan dan pertannggujawaban standar pelayanan minmal rumah sakit.
Berikut ialah jenis-jenis pelayanan rumah sakit yang minimal wajib disediakan :
- Pelayanan gawat darurat

4
- Pelayanan rawat jalan
- Pelayanan rawat inap
- Pelayanan bedah
- Pelayanan persalinan
- Pelayanan intensif
- Pelayanan radiologi
- Pelayanan laboratorium patologi klinik
- Pelayanan rehabilitasi medik
- Pelayanan farmais
- Pelayanan gizi
- Pelayanan tranfusi darah
- Pelayanan rekam medis
- Pelayanan administrasi manajemen
- Pelayanan pemulasaraan jenasah
- Pelayanan laundry
- Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit
- Pelayanan keamanan
2. Indikator Kinerja
Indikator merupakan suatu indikasi dan keadaan tertentu atau suatu refleksi
dari keadaan. Banyak literatur yang menyebabkan tentang definisi definisi
indikator, beberapa diantaranya adalah :
- Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan
yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung
- Indikator adalah variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk kepada
kita tentang suatu keadaan tertentu sehingga dapat digunakan untuk mengukur
perubahan
- Indikator adalah ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau kondisi

Dari definisi tersebut dapat dibuat kesimpulan bahwa indikator adalah variabel
yang digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan
dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu
ke waktu.

Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa indonesia dari kata dasar “kerja”
yang menterjamahkan kata dari bahasa asing prestasi bisa pula berarti hasil kerja.

5
Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut oleh seorang atau suatu
perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan. Kinerja merupakan
suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu
untuk menegatahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungan dengan visi
yang diemban suau organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif
dan negatif dari suatu kebijakan operasional.

Saat ini ada beberaoa indikator kinerja rumah sakit yang dikembangkan oleh
beberapa institusi antara lain oleh Kementrian Kesehatan RI, pengembangan
indikator kinerja rumah sakit oleh BPKP dan pengembangan indikator kinerj oleh
beberapa rumah sakit.

D. Standar Indikator Dan Kinerja


Indikator kinerja sangan berperan penting dalam sebuah perusahaan karena
indikator tersebut bisa menentukan kuantitas dan kualitas dari kinerja para karyawan.
Berikut beberapa standar indikator kinerja :
1. Mutu, mutu kinerja dari pekerja bisa diukur dengan kualitas tugas yang dikerjakan
oleh karyawan. Selain itu, indikator mutu juga sangat krusial keberadaannya
karena berpengaruh terhadap kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan /
rumah sakit
2. Kuantitas, adalah jumlah pekerjaan yang karyawan hasilkan. Jumlah pekerjaan
tersebut bisa dinilai dengan target saat perencanaan deskripsi pekerjaan, jadi
penilaian kuantitas kinerja menjadi lebih mudah
3. Ketepatan Waktu, merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang
dinyatakan dengan kata lain berkaitan dengan target pekerjaan
4. Efektivitas Penggunaan Sumber Daya, apabila karyawan dalam sebuah
perusahaan efektif menggunakan sumber daya perusahaan, seperti uang, tenaga,
teknologi dan bahan baku, maka hasil kerja akan menjadi baik. Oleh karena itu,
penggunaan sumber daya yang efektif bisa meningkatkan kinerja karyawan dalam
mecapai tujuan perusahaan
5. Berkomitmen, merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen
kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap perusahaan.

E. Klasifikasi Indokator

6
Sistem klasifikasi indikator didasarkan atas kerangka kerja yang logis dimana
kontinum masuka (input) pada akhirnya mengarah luaran (outcome).
1. Indikator indput merujuk pada sumber-sumber yang diperlukan untuk
melaksanakan aktivitas al : personel, alat/fasilitas, informasi, dana peraturan /
kebijakan
2. Indikator proses adalah memonitor tugas atau kegiatan yang dilaksanakan
3. Indikator outcome : dipergunakan untuk menilai perubahan atau dampak suatu
program, perkembangan jangka panjang termasuk perubahan status kesehatan
masyarakat/penduduk.

F. Jenis – Jenis Indikator Kinerja


Indikator kinerja dikelompokan ke dalam enam kelompok indikator kinerja, yaitu
indikator input (masukan), process (proses), output (keluaran), outcome (hasil),
benefist (manfaat), dan impacts (dampak).
1. Indikator masuka, adalah segala sesuatu yang digunakan dalam pelaksanaan
kegiatan agar menghasilkan keluaran. Indikator ini dapat berupa dana, personil
yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan, data / informasi, kebijakan / peraturan
perundang-undangan
2. Indikator proses, adalah berbagai aktivitas yang menunjukkan upaya yang
dilakukan dalam rangka mengeloh masukan menjadi keluaran, indikator ini
menggambarkan perkembangan pelaksanaan pengelohan masukan menjadi
keluaran
3. Indikator keluara, adalah sesuatu yang diharapkan langsung dapat diperoleh /
dicapai dan suatu kegiatan, baik kegiatan yang berupa kegiatan fisik ataupun non
fisik
4. Indikator hasil, adalah hasil nyata yang diperoleh dari keluaran. Indikator hasil
mencerminkan berfungsinya keluaran pada jangka waktu menengah
5. Indaktor manfaat, adalah manfaat yang diperoleh dari hasil (outcome) suatu
kegiatan. Manfaat yang akan dirasakan dalam jangka waktu menengah dan
panjang
6. Indikator dampak, adalah pengaruh / akibat yang ditimbulkan oleh manfaat dari
suatu kegiatan, baik dampak negatif maupun dampak positif. Seperti halnya
indikator manfaat, dampak baru dapat diketahui dalam jangka waktu menengah
dan panjang.

7
G. Sifat Indikator
1. Measurable, atau terukur merupakan utama dari suatu proses yang memiliki arti
mudah dipantau. Hasilnya tujuan yang SMART dapat membantu untuk
mengetahui kapan target dapat dicapai
2. Realible, konsistensi dari serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur. Hal
tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang sama, atau untuk pengukuran
yang lebih subjektif
3. Valid, atau konteks yang menunjukkan kekuratan suatu bentuk metode penelitian
yang difungsikan sebagai bahan ukur objek penelitian sehingga hasil yang
didapatkan sangat sesuai dengan nilai keilmiahan yang berkaitan dengan topik
penelitian
4. Specifik, berarti menjabarkan sasaran secara jelas dan tanpa ambigu. Beberapa
atribut yang digunakan yaitu dengan mengevaluasi apa yang ingin dicapai, alasan
atau keutungan apa yang ingin di raih dengan mencapai sasaran itu, siapa saja
yang terkait dan berhubungan dengan pencapaian sasaran, dimana lokasi atau
fasilitas/prasarana apa saja yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
5. Relavant, sebuah tujuan bisa saja spesifik, terukur, realisitis, dan ada batas waktu
namaun jika tidak relavan terhadap atasan, manajemen perusahaan secara
keseluruhan maka tidak akan didukung penuh oleh tim kerja atau rekan / mitra
kerja lain.

H. Langkah Penyusunan Indikator Kinerja


1. Susun dan tetapkan rencana strategis, visi, misi, tujuan, sasaran dan cara mencapai
tujuan / sasaran (kebijakan, program, dan kegiatan)
2. Identifikasi data a/ informasi yang dapat dikembangkan menjadi indikator kinerja
dimana dalam hal ini data hendaknya relavan, akurat, lengkap dan kemampuan
penegetahuan tentang bidang yang akan dibahas akan banyak menolong untuk
menyusun dan menetapkan indikator kinerja yang tepat dana relavan
3. Pilih dan tetapkan indikator kinerja yang paling relavan dan berpengaruh besar
terhadap keberhasilan pelaksanaan kebijkasanaan program / kegiatan.

I. Cara Mendapatkan Theshold


1. Basis biaya

8
Perhitungan biaya satuan merupakan strategi awal dari setiap perhitungan tarif
pelayanan, baik bagi RS umum pemerintah, RS U non pemerintah, maupun rumah
sakit swata komersial. Perhitungan biaya satuan pada hakikatnya adalah
perhitungan biaya rata-rata (baik tertimbang maupun tidak tertimbang) untuk
suatu satuan tertentu. Satuan yang digunakan dapat bervariasi tergantung dari
filosofi dan kebijakan direksi. Misalnya, biaya satuan dapat berupa biaya per
kunjungan, biaya per hari rawat, biaya per operasi, ataupun biaya per diagnosis.
Untuk mendapatkan biaya yang akurat, rumah sakit perlu melakukan audit
eksternal. Meskipun audit internal memadai, akan tetapi sering terjadi bahwa
tenaga internal kurang mempertimbangkan faktor-faktor non rutin dan kurang
memperhitungkan faktor persaingan. Sementara audit eksternal yang mencoba
melihat persaingan dari sisi lebih objektif, dapat melihat celah-celah yang dapat
digunakan untuk persaingan. Auditor eksternal juga lebih dapat melihat apakah
pengadaan barang atau pembayaran honor staf terlalu mahal atau terlalu rendah.
Yang perlu diingat adalah bahwa setiap usaha penghitungan biaya rata-rata
satuan tertentu, harga satuan input sangat berpengaruh besar. Sebagai contoh,
rumah sakit pemerintah mungkin menetapkan satuan honor dokter yang jauh lebih
rendah dari rumah sakit swasta komersial. Sebaliknya bahan yang dibeli oleh
rumah sakit pemerintah seringkali lebih mahal dari barang yang dibeli oleh RS
swasta. Rumah sakit Pertamina misalnya, mempunyai komponen biaya investasi
dan pegawai yang jauh lebih besar dari RSU atau bahkan rumah sakit swasta. Hal
ini tentu saja terkait dengan peraturan, insentif, maupun prilaku petugas.
2. Negosiasi
Tarif akhir yang digunakan adalah tarif negosiasi dengan pihak ketiga,
misalnya perusahaan asuransi atau perusahaan besar yang melakukan kontrak
langsung dengan rumah sakit. Dalam hal ini, perhitungan rata-rata biaya satuan
hanya merupakan patokan untuk mengetahui sejauh mana RS untung atau merugi.
Pertimbangan yang biasanya mendasari tarif negosiasi adalah :
- Volume penjualan. Seperti halnya perdagangan grosir dan perdagangan
eceran, rumah sakit bersedia memberikan tarif lebih murah atau tarif diskon
kepada pihak ketiga jika volume penjualan cukup besar. Akan tetapi volume
saja tidak merupakan satu-satunya pertimbangan
- Faktor kedua adalah ketepatan atau frekuensi pembayaran. Pembayaran yang
tepat waktu akan sangat membantu rumah sakit mengatur alur kas yang baik.

9
Alur kas yang baik merupakan faktor esensial di dalam manajemen rumah
sakit
- Dalam menentukan tarif negosiasi, sebuah rumah sakit harus
memperhitungkan berapa besar tingkat hutang bermasalah atau hutang tak
lancar. Demikian juga dengan pelayanan cuma-cuma yang diberikan selama
ini. Hal ini perlu dipertimbangkan apakah rumah sakit dapat melakukan cost
shifting, bila dimungkin oleh peraturan pemerintah
- Yang terakhir adalah tingkat okupansi rumah sakit itu sendiri. Rumah sakit
dengan tingkat okupansi rendah, dengan penerimaan dibawah titik impas akan
cenderung lebih berani menerima tarif negisiasi pada tingkat di sekitar biaya
marjinal. Sebaliknya rumah sakit yang mempunyai tingkat okupansi yang
tinggi tidak mudah menerima negosiasi.
3. Harga Pasar
Pendekatan pasar dalam menetapkan tarif pelayanan kini semakin berkembang
dan semakin menarik perhatian pimpinan rumah sakit, bahkan rumah sakit umum
pemerintah sekalipun. Hal ini memang dimungkinkan oleh peraturan yang berlaku
di Indonesia.
Asumsi utama penetapan tarif berdasarkan harga pasar ini adalah bahwa
pengguna jasa, konsumen bersikap sensitif terhadap perubahan tarif atau harga.
Konsumen akan melakukan survey pasar (shoping) untuk mengetahui tarif yang
lebih murah. Akan tetapi di dalam pelayanan kesehatan, sensitifitas pasar terbatas
pada sifat pelayanana kesehatan sendiri yang asimetris. Oleh karenanya pengaruh
sensitifitas konsumen terhadap tarif di negara yang penduduknya kurang terdidik
tidak begitu besar. Konsumen umumnya tidak memiliki kemampuan yang
memadai untuk melihat perbedaan tarif tersebut. Tumbuhnya pihak asuransi atau
pihak ketiga yang lebih terdidik dan mampu menganalisis tarif merupakan tantang
terbesar bagi rumah sakit di dalam menetapkan tarifnya berdasarkan mekanisme
pasar.
4. Ketentuan Pemerintah
Di negara-negara yang berorientasi socialized medicines, seperti di Eropa dan
Jepang, tarif rumah sakit seringkali sangat dipengaruhi oleh peraturan pemerintah,
baik langsung maupun tidak langsung. Bahkan di negara Amerika juga ada
ketentuan pemerintah yang mengekang rumah sakit meningkatkan tarifnya pada
batas tertentu yang ditetapkan tiap tahun. Di Indonesia misalnya, tarif perawatan

10
di kelas III ditentukan oleh Kanwil Kesehatan setempat. Tujuannya adalah
terjadinya subsidi silang di rumah sakit swasta atau rumah sakit swadana. Di
rumah sakit pemerintah, tarif tersebut tentu saja disubsidi oleh anggaran
pemerintah, baik pusat maupun daerah. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin
bahwa masyarakat kelas bawah dapat terlayani dengan biaya yang terjangkau.
Namun dalam perakteknya, seringkali justeru yang lebih mampu yang menikmati
tarif subsidi ini.

J. Contoh Penyusunan Standar Indikator kinerja


Sebelum melakukan penetapan standar indikator kinerja langkah awal yang harus
dilakukan yaitu melakukan penyusunan yang sistematis terhadap standar indikator
kinerja oleh para pemimpin dan porsenel perusahaan. Berikut ini disajikan bagan
proses penyusunan standar indikator kinerja yang dapat dilakukan.

Penyusunan standar indikator kinerja dimulai dengan analisis pekerjaan yang


merupakan rumusan indikator-indikator kerja dan menghasilkan job descriptiom.
Faktor lain yang perlu di pertimbangkan dalam penyusunan indikator kinerja adalah
alat, biaya, dan risiko dalam melaksanakan dimensi pekerjaa, tujuannya agar standar
indikator kinerja yang disusun bukan untuk menggantungkan satu pihak saja tetapi
semua elemen pelaksana merasakan dimudahkan pekerjaannya dengan penyusunan
indikator kinerja.

11
BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam standar pelayanan dan indikator kinerja RS harus memberikan pelayanan


kesehatan yang bermutu dan berkualitas untuk menjamin akuntabilitas pelayanan pada pasien
sebagai pelayanan dapat memuaskan untuk masyarakat. Dengan adanya indikator kinerja
sebagai sarana untuk melakukan monitoring dan penilaian kinerja dapat mengarahkan pada
upaya perbaikan dalam menyediakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sehingga pada
standar pelayanan minimal (SPM) memberikan jenis-jenis pelayanan yang diberikan oleh
rumah sakit kepada masyarakat dengan tolak ukur kinerja yang jelas untuk setiap jenis
pelayanaan yang ada di rumah sakit.

Saran

Penulis menyadari banyak nya kekurangan dalam penulisan makalah ini oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca baik secara lisan maupun
tulisan guna penyempurnaan penulisan makalah berikutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan; “Clinical Governance Konsep Modern Pelayanan


Kesehatan Yang Bermutu”. Melalui
Https://Media.Neliti.Com/Media/Publications/22454-ID-Clinical-Governance-
Konsep-Modern-Pelayanan-Kesehatan-Yang-Bermutu.Pdf (Tanggal Akses 4 Oktober
2022)

Makalah; “Indikator Kinerja”. Melalui


Https://Id.Scribd.Com/Document/435619057/Makalah-Indikator-Kinerja (Tanggal
Akses 4 Oktober 2022)

Blog; “Konsep Dasar Clinical Governance Dan Penerapannya Di RS”. Melalui


Https://Adoc.Pub/Konsep-Dasar-Clinical-Governance-Dan-Penerapannya-Di-Rs.Html
(Tanggal Akses 4 Oktober 2022)

Modul; “Clinical Governance”. Melalui Https://Adoc.Pub/Clinical-Governance-1-


Modul.Html (Tanggal Akses 4 Oktober 2022)

Blog; “Clinical Governance Di Rumah Sakit”. Melalui


Http://Febrianyaddress.Blogspot.Com/2016/05/Clinical-Governance-Di-Rumah-
Sakit.Html?M=1 (Tanggal Akses 4 Oktober 2022)

Blog; “Indicator Kinerja Rumah Sakit”. Melalui


Https://Www.Kebijakankesehatanindonesia.Net/Sites/Default/Files/File/2011/
INDIKATOR%20KINERJA%20RS.Pdf (Tanggal Akses 4 Oktober 2022)

Makalah; “Medical Governance Komite Medik”. Melalui


Https://Id.Scribd.Com/Document/236028412/Makalah-Clinical-Governance-Komite-
Medik-Kelompok-4 (Tanggal Akses 4 Oktober 2022)

Artikel; “Klasifikasi Rumah Sakit Indikator Pelayanan Kesehatan”. Melalui Https://Text-


Id.123dok.Com/Document/Ozlgwo4gy-Klasifikasi-Rumah-Sakit-Indikator-
Pelayanan-Rumah-Sakit.Html (Tanggal Akses 4 Oktober 2022)

Artikel; “Jenis-Jenis Indikator Mutu Rumah Sakit”. Melalui


Https://Docplayer.Info/61153580-Jenis-Jenis-Indikator-Mutu-Rumah-Sakit-
Haruskah-Rs-Memiliki-Semua.Html (Tanggal Akses 4 Okober 2022)

13
Blog; “Indikator Kinerja Rumah Sakit”. Melalui Https://Adoc.Pub/Indikator-Kinerja-
Rumahsakit.Html (Tanggal Akses 4 Oktober 2022)

Artikel; “Indikator Mutu Nasional Rumah Sakit Di Indonesia 2021”. Melalui


Https://Galihendradita.Wordpress.Com/2021/12/19/Indikator-Mutu-Nasional/
(Tanggal Akses 4 Oktober 2022)

Blog; “Cara Penetapan Indikator”. Melalui


Https://Www.Academia.Edu/28194918/Cara_Penetapan_Indikator (Tanggal Akses 4
Oktober 2022)

Blog; “Langkah-Langkah Pembuatan Indikator Kinerja”. Melalui


Https://Eperformance.Surabaya.Go.Id/2012/Lampiran/Langkahlangkahpembuatanindi
katorkinerja.Pdf (Tanggal Akses 4 Oktober 2022)

Artikel; “Indikator-Indikator Pelayanan Rumah Sakit”. Melalui


Https://Heryant.Web.Ugm.Ac.Id/Rekam-Medis/Indikatorindikator-Pelayanan-Rumah-
Sakit-Bor-Avlos-Toi-Bto-Gdr-Ndr/ (Tanggal Akses 4 Oktober 2022)

Blog; “Pengertian Indikator 5”. Melalui Https://Slideplayer.Info/Slide/4067106/ (Tanggal


Akses 5 Oktober 2022)

Blog; “Pengertian Indikator”. Melalui Https://Www.Slideshare.Net/Busfaaja/Pengertian-


Indikator (Tanggal Akses 5 Oktober 2022)

Artikel; “Indicator Penilaian Kerja Karyawan”. Melalui Https://Kerjoo.Com/Blog/Indikator-


Penilaian-Kinerja/ (Tanggal Akses 5 Oktober 2022)

Artikel; “Indikator Kinerja Rumah Sakit Menurut Depkes RI 2005”. Melalui


Https://Www.Academia.Edu/31900121/Indikator_Kinerja_Rumah_Sakit_Menurut_D
epkes_RI_Tahun_2005 (Tanggal Akses 5 Oktober 2022)

Blog; “Indikator Kinerja Rumah Sakit”. Melalui


Https://Www.Scribd.Com/Doc/136202778/Indikator-Kinerja-Rs (Tanggal Akses 5
Oktober 2022)

Blog; “Indikator Kinerja Utama”. Melalui Https://Anzdoc.Com/Download/Indikator-Kinerja-


Utama4af9842c1bbd00908138291191809a3f97257.Html (Tanggal Akses 5 Oktober
2022)

14

Anda mungkin juga menyukai