Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MUTU PELAYANAN
(Jenis dan Ruang Lingkup SOP Standar Pelayanan Kebidanan
ANC,INC,PNC,Bayi dan Anak,KB)

Disusun Oleh :
Nama :Sundari Atmanegara
Nim :PO713211181078
Kelas :III.B

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2020/2021
Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya maka penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ‘Mutu Pelayanan’
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Mutu Pelayanan Kebidanan pada Poltekkes Kemenkes
Makassar.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan keterbatasan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Sidrap,17 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................  
DAFTAR ISI.....................................................................................................  

BAB I     PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................  
B. Ruang lingkup Masalah.................................................................... 
C. Tujuan...............................................................................................  
BAB II     PEMBAHASAN................................................................................  
A. Standar Pelayanan Kebidanan Dasar .............................................
B.Syarat standar......................................................................................
C.Pengenalan standar pelayanan kebidanan......................................
BAB III    PENUTUP........................................................................................ 
A.Kesimpulan........................................................................................  
B.Saran………………………………………………………………
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Standar layanan kebidanan merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan mutu
layanan Kebidanan ke dalam terminologi operasional sehingga semua orang yang terlibat
dalam layanan kebidanan akan terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia layanan
kebidanan, penunjang layanan kebidanan , ataupun manajemen organisasi layanan
kebidanan, dan akan bertanggung gugat dalam menjalankan tugas dan perannya masing-
masing.
Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai,
berkaitan dengan parameter yang telah di tetapkan. (Donabedian, 1980)
Standar adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu sarana
pelayanan kesehatan agar pemakai jasa pelayanan dapat memperoleh keuntungan yang
maksimal dari pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. (Rowland, 1983) .Standar
pelayanan kebidanan dasar adalah norma dan tingkat kinerja yang diperlukan untuk
mencapai hasil yang diinginkan.
Standar layanan kebidanan merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan mutu
layanan Kebidanan ke dalam terminologi operasional sehingga semua orang yang terlibat
dalam layanan kebidanan akan terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia layanan
kebidanan, penunjang layanan kebidanan , ataupun manajemen organisasi layanan
kebidanan, dan akan bertanggung gugat dalam menjalankan tugas dan perannya masing-
masing.
Setiap bidan harus bekerja secara profesional dalam melaksanakan standar pelayanan
kebidanan, dan dalam melaksanakan profesi tersebut bidan harus bekerja sesuai standar
seperti standar pendidikan, standar falsafah, standar organisasi, standar kurikulum, standar
evaluasi pendidikan, dan standar lulusan. Dan setiap bidan harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan dasar, pengetahuan tambahan yang wajib dimiliki dan dilaksanakan dalam
melakukan kegiatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Standar Pelayanan Kebidanan Dasar?
2. Apa saja syarat standar pelayanan kebidanan?
3. Apa saja standar pelayanan kebidanan?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk memahami apa yang di maksud dengan Standar Pelayanan Kebidanan Dasar
2. Untuk Mengetahui standar pelayanan kebidanan.
3. Untuk mengetahui jenis standar pelayanan kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN

A.Standar Pelayanan Kebidanan Dasar


1. Pengertian Standar
Menurut Clinical Practice Guideline (1990) Standar adalah keadaan ideal atau tingkat
pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan
minimal.Menurut Donabedian (1980) Standar adalah rumusan tentang penampilan atau
nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan.
Pengertian standar layanan kesehatan adalah suatu pernyataan tentang mutu yang
diharapkan, yaitu akan menyangkut masukan, proses dan keluaran (outcome) sistem
layanan kesehatan.Standar layanan kesehatan merupakan suatu alat organisasi untuk
menjabarkan mutu layanan kesehatan ke dalam terminologi operasional sehingga semua
orang yang terlibat dalam layanan kesehatan akan terikat dalam suatu sistem, baik pasien,
penyedia layanan kesehatan, penunjang layanan kesehatan, ataupun manajemen
organisasi layanan kesehatan, dan akan bertanggung gugat dalam menjalankan tugas dan
perannya masing-masing.
Kadang-kadang standar layanan kesehatan itu diartikan sebagai petunjuk
pelaksanaan, protokol, dan Standar Prosedur Operasional (SPO).
Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah pernyataan tentang harapan bagaimana
petugas kesehatan melakukan suatu kegiatan yang bersifat administratif.  
 
B. Syarat Standar
a. Dapat diobservasi dan diukur
b. Realistik
c. Mudah dilakukan dan dibutuhkan
d. Jelas
e. Masuk akal
f. Mudah dimengerti
g. Dapat dicapai
h. Absah
i. Meyakinkan
j. Mantap, spesifik serta eksplisit

C.Pengenalan Standar Pelayanan Kebidanan


Standar Pelayanan Kebidananan terdiri dari 24 Standar, meliputi :
1. Standar Pelayanan Umum (2 standar)
Standar 1      : Persiapan untuk Kehidupan Keluarga Sehat
Standar 2      : Pencatatan dan Pelaporan
2. Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)
Standar 3         : Identifikasi Ibu Hamil
Standar 4         : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Standar 5         : Palpasi dan Abdominal
Standar 6         : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Standar 7         : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Standar 8         : Persiapan Persalinan 
3. Standar Pertolongan Persalinan (4 standar)
Standar 9         : Asuhan Persalinan Kala I
Standar 10       : Persalinan Kala II yang Aman
Standar 11       : Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III
Standar 12       : Penanganan Kala II dengan Gawat Janin melalui
                          Episiotomi
4. Standar Pelayanan Nifas (3 standar)
Standar 13       : Perawatan Bayi Baru Lahir
Standar 14       : Penanganan pada Dua Jam Pertama Setelah Persalinan
Standar 15       : Pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas

5. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-Neonatal (9 standar)


Standar 16       : Penanganan Perdarahan dalam Kehamilan pada Trimester III
Standar 17       : Penanganan Kegawatan dan Eklampsia
Standar 18       : Penanganan Kegawatan pada Partus Lama/Macet
Standar 19       : Persalinan dengan Penggunaan Vakum Ekstraktor
Standar 20       : Penanganan Retensio Plasenta
Standar 21       : Penanganan Perdarahan Post Partum Primer
Standar 22       : Penanganan Perdarahan Post Partum Sekunder
Standar 23       : Penanganan Sepsis Puerperalis
Standar 24       : Penanganan Asfiksia Neonatorum

1.Standar Persyaratan Minimal


Standar persyaratan minimal adalah keadaan minimal yang harus dipenuhi untuk
dapat menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu. Standar
persyaratan minimal terdiri dari :
a.  Standar Masukan
Dalam Standar Masukan ditetapkan persyaratan minimal unsur masukan yang
diperlukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu terdiri
dari :
a) Jenis, jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana
b) Jenis, jumlah dan spesifikasi sarana
c) Jumlah dana (modal)
Jika standar masukan merujuk pada tenaga pelaksana disebut dengan nama
standar ketenagaan (standard of personnel). Sedangkan jika standar masukan
merujuk pada sarana dikenal dengan nama standar sarana (standard of facilities).
Untuk dapat menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, standar
masukan tersebut haruslah dapat ditetapkan.

b.  Standar Lingkungan
Dalam standar lingkungan ditetapkan persyaratan minimal unsur lingkungan
yang diperlukan untuk dapat meyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu,
terdiri dari :
a) Garis-garis besar kebijakan (policy)
b) Pola organisasi (organization)
c) Sistem manajemen (management) yang harus dipatuhi oleh setiap pelaksana
pelayanan kesehatan.
Standar lingkungan ini populer dengan sebutan standar organisasi dan
manajemen (standard organization and management). Sama halnya dengan
masukan, untuk dapat menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang
bermutu, maka standar lingkungan harus ditetapkan.

c. Standar Proses
Dalam standar proses ditetapkan persyaratan minimal unsur proses yang harus
dilakukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, terdiri
dari :
a) Tindakan Medis
b) Tindakan Non Medis
Standar proses dikenal dengan nama standar tindakan (standar of conduct).
Karena baik tidaknya mutu pelayanan kesehatan sangat ditentukan oleh kesesuaian
tindakan dengan standar proses, maka haruslah dapat diupayakan tersusunnya standar
proses. 

Ruang lingkup standar kebidanan meliputi 24 standar yang dikelompokkan sebagai berikut:

1. Standar Pelayanan Umum (2 standar)


2. Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)
3. Standar Pertolongna Persalinan (4 standar)
4. Standar Pelayanan Nifas (3 standar)
5. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal (9 standar)

24  STANDAR ASUHAN KEBIDANAN

1.STANDAR PELAYANAN UMUM

STANDAR 1 : PERSIAPAN UNTUK KEHIDUPAN KELUARGA SEHAT

Tujuan:

1. Memberikan penyuluh kesehatan yang tepat untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat dan
terencana serta menjadi orang tua yang bertanggung jawab.
2. Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan, keluarga dan masyarakat
terhadap segala hal yag berkaitan dengan kehamilan, termasuk penyuluhan kesehatan umum,
gizi, KB dan kesiapan dalam menghadapi kehamilan dan menjadi calon orang tua,
menghindari kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan yang baik.
3. Masyarakat dan perorangan ikut serta dalam upaya mencapai kehamilan yang sehat, ibu,
keluarga dan masyarakat meningkat pengetahuannya tentang fungsi alat-alat reproduksi dan
bahaya kehamilan pada usia muda.
4. Bidan bekerjasama dengan kader kesehatan dan sektor terkait sesuai dengan kebutuhan 
STANDAR 2 : PENCATATAN DAN PELAPORAN

Tujuan:

1. Mengumpulkan, mempelajari dan menggunakan data untuk pelaksanaan penyuluhan,


kesinambungan pelayanan dan penilaian kinerja.
2. Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukannya dengan seksama seperti
yang sesungguhnya yaitu, pencatatan semua ibu hamil di wilayah kerja, rincian pelayanan
yang telah diberikan sendiri oleh bidan kepada seluruh ibu hamil/ bersalin, nifas dan bayi
baru lahir semua kunjungan rumah dan penyuluhan kepada masyarakat. Disamping itu, bidan
hendaknya mengikutsertakan kader untuk mencatat semua ibu hamil dan meninjau upaya
masyarakat yang berkaitan dengan ibu hamil, ibu dalam proses melahirkan,ibu dalam masa
nifas,dan bayi baru lahir. Bidan meninjau secara teratur catatan tersebut untuk menilai kinerja
dan menyusun rencana kegiatan pribadi untuk meningkatkan pelayanan.
3. Terlaksananya pencatatan dan pelaporan yang baik.
4. Tersedia data untuk audit dan pengembangan diri.
5. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam kehamilan, kelahiran bayi dan pelayanan
kebidanan.
6. Adanya kebijakan nasional/setempat untuk mencatat semua kelahiran dan kematian ibu dan
bayi.
7. Sistem pencatatan dan pelaporan kelahiran dan kematian ibu dan bayi dilaksanakan sesuai
ketentuan nasional atau setempat.
8. Bidan bekerja sama dengan kader/tokoh masyarakat dan memahami masalah kesehatan
setempat.
9. Register Kohort ibu dan Bayi, Kartu Ibu, KMS Ibu Hamil, Buku KIA, dan PWS KIA,
partograf digunakan untuk pencatatan dan pelaporan pelayanan. Bidan memiliki persediaan
yag cukup untuk semua dokumen yang diperlukan.
10. Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menggunakan format pencatatan tersebut diatas.
11. Pemerataan ibu hamil.
12. Bidan memiliki semua dokumen yang diperlukan untuk mencatat jumlah kasus dan jadwal
kerjanya setiap hari.
13. Pencatatan dan pelaporan merupakan hal yang penting bagi bidan untuk mempelajari hasil
kerjanya.
14. Pencatatan dan pelaporan harus dilakukan pada saat pelaksanaan pelayanan. Menunda
pencatatan akan meningkatkan resiko tidak tercatatnya informasi pentig dalam pelaporan.
15. Pencatatan dan pelaporan harus mudah dibaca, cermat dan memuat tanggal, waktu dan paraf

2.STANDAR PELAYANAN ANTENATAL

STANDAR 3 : IDENTIFIKASI IBU HAMIL

Tujuannya :

1. Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk
memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar
mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur
2. Ibu, suami, anggota masyarakat menyadari manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini dan
teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan hamil
3. Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum kehamilan 16 minggu
4. Bidan bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan kader untuk menemukan ibu hamil dan
memastikan bahwa semua ibu hamil telah memeriksakan kandungan secara dini dan teratur
5. Melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan masyarakat secara teratur untuk menjelaskan
tujuan pemeriksaan kehamilan kepada ibu hamil, suami, keluarga maupun masyarakat

STANDAR 4 : PEMERIKSAAN DAN PEMANTAUAN ANTENATAL

Tujuaanya :

1. Memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini komplikasi kehamilan


2. Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis
dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan
berlangsung normal
3. Bidan juga harus mengenal kehamilan resti/ kelainan khususnya anemia, kurang gizi,
hipertensi, PMS/infeksi HIV ; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat, dan penyuluhan
kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas
4. Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan
5. Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat. Deteksi dini dan komplikasi
kehamilan
6. Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya kehamilan dan tahu apa
yang harus dilakukan
7. Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi kegawatdaruratan
8. Bidan mampu memberikan pelayanan antenatal berkualitas, termasuk penggunaan KMS ibu
hamil dan kartu pencatatan hasil pemeriksaan kehamilan (kartu ibu )
9. Bidan ramah, sopan dan bersahabat pada setiap kunjungan

STANDAR PELAYANAN 5 : PALPASI ABDOMINAL

Tujuannya :

Memperkirakan usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin, penentuan letak, posisi dan bagian
bawah janin

Pernyataan standar :

Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan melakukan partisipasi untuk
memperkirakan usia kehamilan. Bila umur kehamialn bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah,
masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan
tepat waktu

Hasilnya :

Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik

Diagnosis dini kehamilan letak, dan merujuknya sesuai kebutuhan


Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain serta merujuknya sesuai dengan kebutuhan

1. Persyaratannya :
a. Bidan telah di didik tentang prosedur palpasi abdominal yang benar
b. Alat, misalnya meteran kain, stetoskop janin, tersedia dalam kondisi baik
c. Tersedia tempat pemeriksaan yang tertutup dan dapat diterima masyarakat
d. Menggunakan KMS ibu hamil/buku KIA , kartu ibu untuk pencatatan
e. Adanya sistem rujukan yang berlaku bagi ibu hamil yang memerlukan rujukan
f. Bidan harus melaksanakan palpasi abdominal pada setiap kunjungan antenatal

STANDAR 6 : PENGELOLAAN ANEMIA PADA KEHAMILAN

Tujuan :

Menemukan anemia pada kehamilan secara dini, dan melakukan tindak lanjut yang memadai
untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung

Pernyataan standar :

Ada pedoman pengelolaan anemia pada kehamilan

Bidan mampu :
a. Mengenali dan mengelola anemia pada kehamilan
b. Memberikan penyuluhan gizi untuk mencegah anemia
c. Alat untuk mengukur kadar HB yang berfungsi baik
d. Tersedia tablet zat besi dan asam folat
e. Obat anti malaria (di daerah endemis malaria )
f. Obat cacing
g. Menggunakan KMS ibu hamil/ buku KIA , kartu ibu
h. Proses yang harus dilakukan bidan :

Memeriksa kadar HB semua ibu hamil pada kunjungan pertama dan pada minggu ke-28. HB
dibawah 11gr%pada kehamilan termasuk anemia , dibawah 8% adalah anemia berat. Dan jika
anemia berat terjadi, misalnya wajah pucat, cepat lelah, kuku pucat kebiruan, kelopak mata
sangat pucat, segera rujuk ibu hamil untuk pemeriksaan dan perawatan selanjutnya. Sarankan ibu
hamil dengan anemia untuk tetap minum tablet zat besi sampai 4-6 bulan setelah persalinan.

STANDAR 7 : PENGELOLAAN DINI HIPERTENSI PADA KEHAMILAN

Tujuan :

Mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada kehamilan dan melakukan tindakan
yang diperlukan
Pernyataan standar :

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenal
tanda serta gejala pre-eklampsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan
merujuknya

Hasilnya:

Ibu hamil dengan tanda preeklamsi mendapat perawatan yang memadai dan tepat waktu,
penurunan angka kesakitan dan kematian akibat eklampsi

Persyaratannya :

Bidan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, pengukuran tekanan darah

Bidan mampu :

Mengukur tekanan darah dengan benar, mengenali tanda-tanda preeklmpsia, mendeteksi


hipertensi pada kehamilan, dan melakukan tindak lanjut sesuai dengan ketentuan

STANDAR 8 PERSIAPAN PERSALINAN

Pernyataan standar:

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester
ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang
menyenangkan akan di rencanakan dengan baik

Prasyarat:
a. Semua ibu harus melakukan 2 kali kunjungan antenatal pada trimester terakhir kehamilan
b. Adanya kebijaksanaan dan protokol nasional/setempat tentang indikasi persalinan yang
harus dirujuk dan berlangsung di rumah sakit
c. Bidan terlatih dan terampil dalam melakukan pertolongan persalinan yang aman dan
bersih
d. Peralatan penting untuk melakukan pemeriksaan antenatal tersedia
e. Perlengkapan penting yang di perlukan untuk melakukan pertolongan persalinan yang
bersih dan aman tersedia dalam keadaan DTT/steril
f. Adanya persiapan transportasi untuk merujuk ibu hamil dengan cepat jika terjadi kegawat
daruratan ibu dan janin
g. Menggunakan KMS ibu hamil/buku KIA kartu ibu dan partograf
h. Sistem rujukan yang efektif untuk ibu hamil yang mengalami komplikasi selama
kehamilan
3.STANDAR PERTOLONGAN PERSALINAN

STANDAR 9 : ASUHAN PERSALINAN KALA SATU

1. Tujuan :
Untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam mendukung pertolongan
persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi
2. Pernyataan standar:
Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian memberikan asuhan
dan pemantauan yang memadai, dengan memperhatikan kebutuhan klien, selama proses
persalinan berlangsung

Hasilnya :
a. Ibu bersalin mendapatkan pertolongan darurat yang memadai dan tepat waktu bia
diperlukan
b. Meningkatkan cakupan persalinan dan komplikasi lainnya yang ditolong tenaga
kesehatan terlatih
c. Berkurangnya kematian/ kesakitan ibu atau bayi akibat partus lama.

STANDAR 10: PERSALINAN KALA DUA YANG AMAN

1. Tujuan :
Memastikan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi
2. Pernyataan standar :
Menggunakmengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan, memperpendek dengan benar
untuk membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap

Persyaratan:
a. Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mulas/ ketuban pecah
b. Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menolong persalinan secara bersih dan aman
c. Tersedianya alat untuk pertolongan persalinan termasuk sarung tangan steril
d. Perlengkapan alat yang cukup

STANDAR 11: PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA III

1. Tujuan :
Membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap untuk
mengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan, memperpendek kala 3, mencegah atoni
uteri dan retensio plasenta
2. Pernyataan standar :
Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu pengeluaran plasenta
dan selaput ketuban secara lengkap

STANDAR 12 : PENANGANAN KALA II DENGAN GAWAT JANIN MELALUI


EPISIOTOMY

1. Tujuan :
Mempercepat persalinan dengan melakukan episiotomi jika ada tanda-tanda gawat janin
pada saat kepala janin meregangkan perineum.
2. Pernyataan standar :
Bidan mengenali secara tepat tanda tanda gawat janin pada kala II yang lama, dan segera
melakukan episiotomy dengan aman untuk memperlancar persalinan, diikuti dengan
penjahitan perineum

4.STANDAR PELAYANAN MASA NIFAS

STANDAR 13 : PERAWATAN BAYI BARU LAHIR

1. Tujuan :
Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu dimulainya pernafasan serta mencegah
hipotermi, hipokglikemia dan infeksi
2. Pernyataan standar:
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan
mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk
sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah dan menangani hipotermia

STANDAR 14: PENANGANAN PADA 2 JAM PERTAMA SETELAH PERSALINAN

1. Tujuan :
Mempromosikan perawatan ibu dan bayi yang bersi dan aman selama kala 4 untuk
memulihkan kesehata bayi, meningkatkan asuhan sayang ibu dan sayang bayi, memulai
pemberian IMD
2. Pernyataan standar :
Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi dalam dua jam
setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang di perlukan

STANDAR 15: PELAYANAN BAGI IBU DAN BAYI PADA MASA NIFAS

1. Tujuan :
Memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari setelah persalinan dan
penyuluhan ASI ekslusif
2. Pernyataan standar :
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ketiga,
minggu ke dua dan minggu ke enam setelah persalinan, untuk membantu proses pemulihan
ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini penanganan atau
rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan
tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi
baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB

5.STANDAR PENANGANAN KEGAWATAN OBSTETRI DAN NEONATAL

STANDAR 16: PENANGANAN PERDARAHAN DALAM KEHAMILAN PADA


TRIMESTER III

1. Tujuan :
Mengenali dan melakukan tindakan cepat dan tepat perdarahan dalam trimester 3 kehamilan
2. Pernyataan standar:
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan pada kehamilan, serta melakukan
pertolongan pertama dan merujuknya

STANDAR 17: PENANGANAN KEGAWATAN DAN EKLAMSI

1. Tujuan :
Mengenali secara dini tanda-tanda dan gejala preeklamsi berat dan memberiakn perawatan
yang tepat dan segera dalam penanganan kegawatdaruratan bila ekslampsia terjadi
2. Pernyataan standar:
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala eklampsia mengancam, serta merujuk dan
atau memberikan pertolongan pertama.

STANDAR 18: PENANGANAN KEGAWATDARURATANAN PADA PARTUS LAMA

1. Tujuan : mengetahui dengan segera dan penanganan yang tepat keadaan kegawatdaruratan
pada partus lama/macet
2. Pernyataan standar:Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala partus lama serta
melakukan penanganan yang memadai dan tepat waktu atau merujuknya

STANDAR 19: PERSALINAN DENGAN MENGGUNAKAN VACUM EKSTRATOR

1. Tujuan : untuk mempercepat persalinan pada keadaan tertentu dengan menggunakan vakum
ekstraktor
2. Pernyataan standar :Bidan mengenali kapan di perlukan ekstraksi vakum, melakukannya
secara benar dalam memberikan pertolongan persalinan dengan memastikan keamanannya
bagi ibu dan janin / bayinya

STANDAR 20: PENANGAN RETENSIO PLASENTA

1. Tujuan : mengenali dan melakukan tindakan yang tepat ketika terjadi retensio plasenta total /
parsial
2. Pernyataan standar:Bidan mampu mengenali retensio plasenta, dan memberikan pertolongan
pertama termasuk plasenta manual dan penanganan perdarahan, sesuai dengan kebutuhan

STANDAR 21: PENANGANAN PERDARAHAN POST PARTUM PRIMER

1. Tujuan : mengenali dan mengambil tindakan pertolongan kegawatdaruratan yang tepat pada
ibu yang mengalami perdarahan postpartum primer / atoni uteri
2. Pernyataan standar:Bidan mampu mengenali perdarahan yang berlebihan dalam 24 jam
pertama setelah persalinan (perdarahan postpartum primer) dan segera melakukan
pertolongan pertama untuk mengendalikan perdarahan

STANDAR 22: PENANGANAN PERDARAHANPOST PARTUM SEKUNDER

1. Tujuan : mengenali gejala dan tanda-tanda perdarahan postpartum sekunder serta melakukan
penanganan yang tepat untuk menyelamatkan jiwa ibu
2. Pernyataan standar :Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala
perdarahan post partum sekunder, dan melakukan pertolongan pertama untuk penyelamatan
jiwa ibu, atau merujuknya
 STANDAR 23 : PENANGANAN SEPSIS PUERPERALIS

1. Tujuan : mengenali tanda-tanda sepsis puerperalis dan mengambil tindakan yang tepat
2. Pernyataan standar:Bidan mampu mengamati secara tepat tanda dan gejala sepsis puerperalis,
serta melakukan pertolongan pertama atau merujuknya

 STANDAR 24: PENANGANAN ASFIKSIA NEONATURUM

1. Tujuan : mengenal dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia neonatorum, mengambil
tindakan yang tepat dan melakukan pertolongan kegawatdaruratan bayi baru lahir yang
mengalami asfiksia neonatorum
2. Pernyataan standar:Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia,
serta melakukan resusitasi secepatnya, mengusahakan bantuan medis yang di perlukan dan
memberikan perawatan lanjutan.
BAB III

PENUTUP
A.Simpulan

Standar Pelayanan Kebidanan Dasar adalah norma dan tingkat kinerja yang diperlukan
untuk mencapai hasil yang diinginkan. Standar Pelayanan Kebidananan terdiri dari 24 Standar.
              Standar  pelayanan kebidanan digunakan untuk menentukan kompetensi yang
diperlukan bidan dalam menjalankan praktik sehari-hari. Standart pelayanan kebidanan juga
dapat digunakan untuk:
1. Menilai mutu pelayanan
2. Menyususn rencana diklat bidan
3. Pengembangan kurikulum pendidikan bidan

B.Saran
Demikian penulisan makalah yang dapat kami sampaikan. Penulis menyadari bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Amiin
DAFTAR PUSTAKA

https://nafieun.wordpress.com/2013/04/10/24-standar-asuhan-pelayanan-kebidanan/
Al-Assaf. 2009. Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta : EGC

Nurmawati. 2010. Mutu Pelayanan Kebidanan. Jakarta : CV. Trans Info Media

Walyani, Elisabeth Siwi. 2014. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : PT. Pustaka Baru Press

Anda mungkin juga menyukai