Anda di halaman 1dari 12

STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN

(STANDAR 1 - 4)

Disusun Oleh:
1. Al Hida Suji Widya

(11.14.984)

2. Dewi Okta Kurniawati

(11.14.993)

3. Dian Yuni. L

(11.14.995)

4. Frisca Sandra

(11.14.1007)

5. Gadis Helvi. P

(11.14.1008)

6. Imaniar Trihutami

(11.14.1011)

7. Margaretha Resita

(11.14.1019)

8. Martina

(11.14.1024)

9. Mega Pratidina

(11.14.1025)

10. Revina Primahatin

(11.14.1042)

11. Reyneldis Jelita

(11.14.1043)

AKADEMI KEBIDANAN GRIYA HUSADA


SURABAYA
2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan

tugas Makalah Standarisasi Pelayanan Kebidanan. Penulisan makalah ini

merupakan tugas terstruktur dari mata kuliah Mutu Layanan Kebidanan.


Sebagai penyusun kami menyadari bahwa laporan ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa
bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak, karena itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada
yang terhormat :

1. Sugiarti, SKM, M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Griya Husada


Surabaya.
2. Henny Juaria SKM, M.Kes dan Team selaku dosen mata kuliah Mutu Layanan
Kebidanan.
3. Semua pihak yang telah membantu sehingga laporan Asuhan Kebidanan ini dapat
diselesaikan.
Penyusun menyadari dalam penyusunan laporan ini masih kurang dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan Asuhan
Kebidanan ini. Harapan penyusun membuat laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun
dan pembaca pada umumnya.

Surabaya, September 2013

Penyusun

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Standar layanan kebidanan merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan mutu
layananKebidanan ke dalam terminologi operasional sehingga semua orang yang terlibat
dalam layanan kebidanan akan terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia layanan
kebidanan, penunjang layanan kebidanan , ataupun manajemen organisasi layanan
kebidanan, dan akan bertanggung gugat dalam menjalankan tugas dan perannya masingmasing.
Suatu pelayanan dikatakan bermutu jika penerapan semua persyaratan pelayanan
kebidanan dapat memuaskan pasien. Mutu pelayanan kebidanan berorientasi pada
penerapan kode etik dan standar pelayanan kebidanan, serta kepuasan yang mengacu
pada penerapan semua persyaratan pelayanan kebidanan.
Program menjaga mutu prospektif adalah program menjaga mutu yang dilaksanakan
sebelum pelayanan kesehatan diselenggarakan. Pada bentuk ini, perhatian utama lebih
ditujukan pada unsur masukan serta lingkungan. Untuk menjamin terselenggaranya
pelayanan kesehatan yang bermutu, perlu diupayakan unsur masukan dan lingkungan
yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Prinsip pokok program menjaga mutu
prospektif sering dimanfaatkan dalam menyusun peraturan perundang-undangan.
Beberapa diantaranya yang terpenting adalah :
a. Standarisasi: menjamin terselenggaranya pelayanan yang bermutu, ditetapkan
standarisasi pelayanan kesehatan /keperawatan
b. Perijinan/licensure: standarisasi diikuti dengan perijinan
c. Sertifikasi
d. Tindak lanjut perijinan akan diberikan setifikat/pengakuan kepada institusi
e. Akreditasi: bentuk lain dari sertifikasi, nilainya lebih tinggi. Ditinjau secara berkala
Namun, dalam bab ini kami hanya akan membahas mengenai standarisasi dalam program
mutu pelayanan kebidanan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam
penulisan ini adalah :
a. Apa pengertian standarisasi ?
b. Apa syarat standar pelayanan kebidanan ?
c. Bagaimana pengenalan syarat standar pelayanan kebidanan ?
d. Apa standar pelayanan kebidanan ?
e. Apa ruang lingkup pelayanan kebidanan ?
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan ini adalah mengetahui secara mendalam


materi standarisasi dalam program mutu pelayanan kebidanan.
b. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengertian standarisasi
b. Untuk mengetahui syarat standar pelayanan kebidanan
c. Untuk mengetahui pengenalan syarat standar pelayanan kebidanan
d. Untuk mengetahui standar pelayanan kebidanan

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN DASAR


2.2.1 PENGERTIAN
Menurut Clinical Practice Guideline (1990) Standar adalah keadaan ideal atau tingkat
pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal.
Menurut Donabedian (1980) Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai
diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan.
Menurut Rowland and Rowland (1983) Standar adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan
yang harus dipenuhi oleh suatu sarana pelayanan kesehatan agar pemakai jasa pelayanan
dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan Secara luas.
Secara luas, pengertian standar layanan kebidanan merupakan suatu pernyataan tentang
mutu yang diharapkan, yaitu akan menyangkut masukan, proses dan keluaran (outcome)
sistem layanankebidanan.
Standar layanan kebidanan merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan mutu
layananKebidanan ke dalam terminologi operasional sehingga semua orang yang terlibat
dalam layanan kebidanan akan terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia layanan
kebidanan, penunjang layanan kebidanan , ataupun manajemen organisasi layanan kebidanan,
dan akan bertanggung gugat dalam menjalankan tugas dan perannya masing-masing.
Sehingga, Standar Pelayanan Kebidanan Dasar adalah norma dan tingkat kinerja yang
diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

2.2.2 SYARAT STANDART


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Jelas
Masuk akal
Mudah dimengerti
Dapat dicapai
Absah
Meyakinkan
Mantap, spesifik serta eksplisit

2.2.3 Macam - Macam Standar


Standar Pelayanan Kebidananan terdiri dari 24 Standar, meliputi :
A. Standar Pelayanan Umum (2 standar)
Standar 1 : Persiapan untuk Kehidupan Keluarga Sehat
Standar 2 : Pencatatan dan Pelaporan

B. Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)


Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil

Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal


Standar 5 : Palpasi dan Abdominal
Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Standar 8 : Persiapan Persalinan
C. Standar Pertolongan Persalinan (4 standar)
Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala I
Standar 10 : Persalinan Kala II yang Aman
Standar 11 : Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III
Standar 12 : Penanganan Kala II dengan Gawat Janin melalui Episiotomi
D. Standar Pelayanan Nifas (3 standar)
Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir
Standar 14 : Penanganan pada Dua Jam Pertama Setelah Persalinan
Standar 15 : Pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas
E. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-Neonatal (9 standar)
Standar 16 : Penanganan Perdarahan dalam Kehamilan pada Trimester III
Standar 17 : Penanganan Kegawatan dan Eklampsia
Standar 18 : Penanganan Kegawatan pada Partus Lama/Macet
Standar 19 : Persalinan dengan Penggunaan Vakum Ekstraktor
Standar 20 : Penanganan Retensio Plasenta
Standar 21 : Penanganan Perdarahan Post Partum Primer
Standar 22 : Penanganan Perdarahan Post Partum Sekunder
Standar 23 : Penanganan Sepsis Puerperalis
Standar 24 : Penanganan Asfiksia Neonatorum
A. STANDAR PELAYANAN UMUM

Standar 1 : Persiapan Untuk Kehidupan Keluarga Sehat


Tujuan:
Memberikan penyuluh kesehatan yang tepat untuk mempersiapkan kehamilan yang
sehat dan terencana serta menjadi orang tua yang bertanggung jawab.
Pernyataan standar
Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan, keluarga dan
masyarakat terhadap segala hal yag berkaitan dengan kehamilan, termasuk penyuluhan
kesehatan umum, gizi, KB dan kesiapan dalam menghadapi kehamilan dan menjadi
calon orang tua, menghindari kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan
yang baik.
Hasil dari pernyataan standar
Masyarakat dan perorangan ikut serta dalam upaya mencapai kehamilan yang sehat
Ibu, keluarga dan masyarakat meningkat pengetahuannya tentang fungsi alat-alat
reproduksi dan bahaya kehamilan pada usia muda
Tanda-tanda bahaya pada kehamilan diketahui oleh keluarga dan masyarakat.
Persyaratan
1. Bidan bekerjasama dengan kader kesehatan dan sector terkait sesuai dengan
kebutuhan
2. Bidan didik dan terlatih dalam:
a. Penyuluhan kesehatan.
b. Komunikasi dan keterampilan konseling dasar.
c. Siklus menstruasi, perkembangan kehamilan, metode kontrasepsi,gizi, bahaya
kehamilan pada usia muda, kebersihan dan kesehatan diri, kesehatan/ kematangan
seksual dan tanda bahaya pada kehamilan.
3. tersedianya bahan untuk penyuluhan kesehatan tentang hal-hal tersebut di atas.
Penyuluhan kesehatan ini akan efektif bila pesannya jelas dan tidak membingungkan.

Standar 2 : Pencatatan Dan Pelaporan


Tujuannya:
Mengumpulkan, mempelajari dan menggunakan data untuk pelaksanaan penyuluhan,
kesinambungan pelayanan dan penilaian kinerja.
Pernyataan standar:
Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukannya dengan seksama
seperti yang sesungguhnya yaitu, pencatatan semua ibu hamil di wilayah kerja, rincian
peayanan yang telah diberikan sendiri oleh bidan kepada seluruh ibu hamil/ bersalin,
nifas dan bayi baru lahir semua kunjungan rumah dan penyuluhan kepada masyarakat.

Disamping itu, bidan hendaknya mengikutsertakan kader untuk mencatat semua ibu
hamil dan meninjau upaya masyarakat yang berkaitan dengan ibu hamil, ibu dalam
proses melahirkan,ibu dalam masa nifas,dan bayi baru lahir. Bidan meninjau secara
teratur catatan gtersebut untuk menilai kinerja dan menyusun rencana kegiatan pribadi
untuk meningkatkan pelayanan.
Hasil dari pernyataan ini:
Terlaksananya pencatatan dan pelaporan yang baik.
Tersedia data untuk audit dan pengembangan diri.
Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam kehamilan, kelahiran bayi dan pelsysnsn
kebidanan.
Prasyaratan :
1. Adanya kebijakan nasional/setempat untuk mencatat semua kelahiran dan kematian
ibu dan bayi
2. Sistem pencatatan dan pelaporan kelahiran dan kematian ibu dan bayi dilaksanakan
sesuai ketentuan nasional atau setempat.
3. Bidan bekerja sama dengan kader/tokoh masyarakat dan memahami masalah
kesehatan setempat.
4. Register Kohort ibu dan Bayi, Kartu Ibu, KMS Ibu Hamil, Buku KIA, dan PWS
KIA, partograf digunakan untuk pencatatan dan pelaporan pelayanan. Bidan memiliki
persediaan yag cukup untuk semua dokumen yang diperlukan.
5. Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menggunakan format pencatatan tersebut
diatas.
6. Pemetaan ibu hamil.
7. Bidan memiliki semua dokumen yang diperlukan untuk mencatat jumlah kasus dan
jadwal kerjanya setiap hari.
Hal yang harus diingat pada standar ini:
Pencatatan dan pelaporan merupakan hal yang penting bagi bidan untuk mempelajari
hasil kerjanya.
Pencatatn dan pelaporan harus dilakukan pada saat pelaksanaan pelayanan. Menunda
pencatatan akan meningkatkan resiko tidak tercatatnya informasi pentig dalam
pelaporan. Pencatatn dan pelaporan harus mudah dibaca, cermat dan memuat tanggal,
waktu dan paraf

B. STANDAR PELAYANAN ANTENATAL


Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil
Tujuannya :
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala
untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya

agar mendorong ibu untuk memerikasakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
Hasil dari identifikasi ini :
Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan
Ibu, suami, anggota masyarakat menyadari manfaat pemeriksaan kehamilan secara
dini dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan hamil.
Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum kehamilan 16
minggu.
Persyaratannya antara lain :
Bidan bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan kader untuk menemukan ibu hamil
dan memastikan bahwa semua ibu hamil telah memeriksakan kandungan secara dini
dan teratur.
Prosesnya antara lain :
Melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan masyarakat secara teratur untuk
menjelaskan tujuan pemeriksaan kehamilan kepada ibu hamil, suami, keluarga maupun
masyarakat.

Standar 4 : Pemeriksaan Dan Pemantauan Antenatal


Tujuaanya :
Memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini komplikasi kehamilan.
Pernyataan standar :
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi
anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah
perkembangan berlangsung normal.
Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/ kelsinan khususnya anemia, kurang gizi,
hipertensi, PMS/infeksi HIV ; memberikan pelayanan imunisasi,nasehat, dan
penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas.
Hasilnya antara lain :
Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan
Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat. Deteksi dini dan komplikasi
kehamilan.
Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya kehamilan dan
tahu apa yang harus dilakukan.
Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi kegawatdaruratan.
Persyaratannya antara lain :
Bidan mampu memberikan pelayanan antenatal berkualitas, termasuk penggunaan

KMS ibu hamil dan kartu pencatatanhasil pemeriksaan kehamilan (kartu ibu )
Prosesnya antara lain :
Bidan ramah, sopan dan bersahabat pada setiap kunjungan.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Simpulan
Standarisasi merupakan kegiatan penting yang harus dilaksanakan, meliputi standar
tenaga baik kuantitatif maupun kualitatif, sarana dan fasilitas, kemampuan, metode,
pencatatan dan pelaporan dan lain-lain.
Program menjaga mutu tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan standar, karena
kegiatan pokok program tersebut adalah menetapkan masalah, menetapkan penyebab
masalah,menetapkan masalah, menetapkan cara penyelesaian masalah,menilai hasil dan
saran perbaikan yang harus selalu mengacu kepada standar yang telah ditetapkan
sebelumnya sebagai alat menuju terjaminnya mutu.
Ruang lingkup standar pelayanan kebidanan meliputi 24 standar yang dikelompokkan
sebagai berikut:
a. Standar pelayanan umum (2 standar)
b. Standar pelayanan antenatal (6 standar)
c. Standar pertolongan persalinan (4 standar)
d. Standar pelayanan nifas (3 standar)
e. Standar penanganan kegawatdaruratan obstetric-neonatal (9 standar)

3.2 Saran
Untuk menjadi bidan yang memenuhi standar, mahasiswa harus bisa lebih memahami
standarisasi mutu program pelayanan kebidanan. Dan diharapkan kepada pembaca
untuk dapat membaca atau mencari sumber-sumber untuk memperbaharui pengetahuan
kita tentang standarisasi mutu program pelayanan kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

Satrianegara, M. Fais. 2009. Buku Ajar Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan
Serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Setiawan. 2010, sekumpulan Naskah etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan. Jakarta: CV.
Trans Info Medika.
W., Nurul Eko. 2010 Eika Profesi dan Hukum Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Wahyuningsih, Heni Puji. 2005. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai