(STANDAR 1 - 4)
Disusun Oleh:
1. Al Hida Suji Widya
(11.14.984)
(11.14.993)
3. Dian Yuni. L
(11.14.995)
4. Frisca Sandra
(11.14.1007)
5. Gadis Helvi. P
(11.14.1008)
6. Imaniar Trihutami
(11.14.1011)
7. Margaretha Resita
(11.14.1019)
8. Martina
(11.14.1024)
9. Mega Pratidina
(11.14.1025)
(11.14.1042)
(11.14.1043)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Standar layanan kebidanan merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan mutu
layananKebidanan ke dalam terminologi operasional sehingga semua orang yang terlibat
dalam layanan kebidanan akan terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia layanan
kebidanan, penunjang layanan kebidanan , ataupun manajemen organisasi layanan
kebidanan, dan akan bertanggung gugat dalam menjalankan tugas dan perannya masingmasing.
Suatu pelayanan dikatakan bermutu jika penerapan semua persyaratan pelayanan
kebidanan dapat memuaskan pasien. Mutu pelayanan kebidanan berorientasi pada
penerapan kode etik dan standar pelayanan kebidanan, serta kepuasan yang mengacu
pada penerapan semua persyaratan pelayanan kebidanan.
Program menjaga mutu prospektif adalah program menjaga mutu yang dilaksanakan
sebelum pelayanan kesehatan diselenggarakan. Pada bentuk ini, perhatian utama lebih
ditujukan pada unsur masukan serta lingkungan. Untuk menjamin terselenggaranya
pelayanan kesehatan yang bermutu, perlu diupayakan unsur masukan dan lingkungan
yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Prinsip pokok program menjaga mutu
prospektif sering dimanfaatkan dalam menyusun peraturan perundang-undangan.
Beberapa diantaranya yang terpenting adalah :
a. Standarisasi: menjamin terselenggaranya pelayanan yang bermutu, ditetapkan
standarisasi pelayanan kesehatan /keperawatan
b. Perijinan/licensure: standarisasi diikuti dengan perijinan
c. Sertifikasi
d. Tindak lanjut perijinan akan diberikan setifikat/pengakuan kepada institusi
e. Akreditasi: bentuk lain dari sertifikasi, nilainya lebih tinggi. Ditinjau secara berkala
Namun, dalam bab ini kami hanya akan membahas mengenai standarisasi dalam program
mutu pelayanan kebidanan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam
penulisan ini adalah :
a. Apa pengertian standarisasi ?
b. Apa syarat standar pelayanan kebidanan ?
c. Bagaimana pengenalan syarat standar pelayanan kebidanan ?
d. Apa standar pelayanan kebidanan ?
e. Apa ruang lingkup pelayanan kebidanan ?
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
BAB 2
PEMBAHASAN
Jelas
Masuk akal
Mudah dimengerti
Dapat dicapai
Absah
Meyakinkan
Mantap, spesifik serta eksplisit
Disamping itu, bidan hendaknya mengikutsertakan kader untuk mencatat semua ibu
hamil dan meninjau upaya masyarakat yang berkaitan dengan ibu hamil, ibu dalam
proses melahirkan,ibu dalam masa nifas,dan bayi baru lahir. Bidan meninjau secara
teratur catatan gtersebut untuk menilai kinerja dan menyusun rencana kegiatan pribadi
untuk meningkatkan pelayanan.
Hasil dari pernyataan ini:
Terlaksananya pencatatan dan pelaporan yang baik.
Tersedia data untuk audit dan pengembangan diri.
Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam kehamilan, kelahiran bayi dan pelsysnsn
kebidanan.
Prasyaratan :
1. Adanya kebijakan nasional/setempat untuk mencatat semua kelahiran dan kematian
ibu dan bayi
2. Sistem pencatatan dan pelaporan kelahiran dan kematian ibu dan bayi dilaksanakan
sesuai ketentuan nasional atau setempat.
3. Bidan bekerja sama dengan kader/tokoh masyarakat dan memahami masalah
kesehatan setempat.
4. Register Kohort ibu dan Bayi, Kartu Ibu, KMS Ibu Hamil, Buku KIA, dan PWS
KIA, partograf digunakan untuk pencatatan dan pelaporan pelayanan. Bidan memiliki
persediaan yag cukup untuk semua dokumen yang diperlukan.
5. Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menggunakan format pencatatan tersebut
diatas.
6. Pemetaan ibu hamil.
7. Bidan memiliki semua dokumen yang diperlukan untuk mencatat jumlah kasus dan
jadwal kerjanya setiap hari.
Hal yang harus diingat pada standar ini:
Pencatatan dan pelaporan merupakan hal yang penting bagi bidan untuk mempelajari
hasil kerjanya.
Pencatatn dan pelaporan harus dilakukan pada saat pelaksanaan pelayanan. Menunda
pencatatan akan meningkatkan resiko tidak tercatatnya informasi pentig dalam
pelaporan. Pencatatn dan pelaporan harus mudah dibaca, cermat dan memuat tanggal,
waktu dan paraf
agar mendorong ibu untuk memerikasakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
Hasil dari identifikasi ini :
Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan
Ibu, suami, anggota masyarakat menyadari manfaat pemeriksaan kehamilan secara
dini dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan hamil.
Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum kehamilan 16
minggu.
Persyaratannya antara lain :
Bidan bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan kader untuk menemukan ibu hamil
dan memastikan bahwa semua ibu hamil telah memeriksakan kandungan secara dini
dan teratur.
Prosesnya antara lain :
Melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan masyarakat secara teratur untuk
menjelaskan tujuan pemeriksaan kehamilan kepada ibu hamil, suami, keluarga maupun
masyarakat.
KMS ibu hamil dan kartu pencatatanhasil pemeriksaan kehamilan (kartu ibu )
Prosesnya antara lain :
Bidan ramah, sopan dan bersahabat pada setiap kunjungan.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Standarisasi merupakan kegiatan penting yang harus dilaksanakan, meliputi standar
tenaga baik kuantitatif maupun kualitatif, sarana dan fasilitas, kemampuan, metode,
pencatatan dan pelaporan dan lain-lain.
Program menjaga mutu tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan standar, karena
kegiatan pokok program tersebut adalah menetapkan masalah, menetapkan penyebab
masalah,menetapkan masalah, menetapkan cara penyelesaian masalah,menilai hasil dan
saran perbaikan yang harus selalu mengacu kepada standar yang telah ditetapkan
sebelumnya sebagai alat menuju terjaminnya mutu.
Ruang lingkup standar pelayanan kebidanan meliputi 24 standar yang dikelompokkan
sebagai berikut:
a. Standar pelayanan umum (2 standar)
b. Standar pelayanan antenatal (6 standar)
c. Standar pertolongan persalinan (4 standar)
d. Standar pelayanan nifas (3 standar)
e. Standar penanganan kegawatdaruratan obstetric-neonatal (9 standar)
3.2 Saran
Untuk menjadi bidan yang memenuhi standar, mahasiswa harus bisa lebih memahami
standarisasi mutu program pelayanan kebidanan. Dan diharapkan kepada pembaca
untuk dapat membaca atau mencari sumber-sumber untuk memperbaharui pengetahuan
kita tentang standarisasi mutu program pelayanan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
Satrianegara, M. Fais. 2009. Buku Ajar Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan
Serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Setiawan. 2010, sekumpulan Naskah etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan. Jakarta: CV.
Trans Info Medika.
W., Nurul Eko. 2010 Eika Profesi dan Hukum Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Wahyuningsih, Heni Puji. 2005. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.