KEBIDANAN (SPK)
5:42 AM by miftahul muhtadin 0
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, penulis
dapat menyelesaikan makalah Disiplin dalam Pelayanan Kebidanan ini dengan baik. Dalam
penulisan makalah ini penulis banyak belajar dan mencari tahu apa yang ada didalam materi ini.
Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih pada Allah SWT yang telah memberikan
saya kelancaran dalam penulisan makalah ini .saya sadar bahwa didalam makalah ini tentu saja
masih jauh dari kata kesempurnaan, Hal itu dikarenakan keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan saya.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari para pembaca.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Akhir kata, saya
mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang......................................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian..................................................................................... 2
C. Manfaat Penelitian.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Standar Outcome.................................................................................... 3
1. Kepuasan Pelanggan......................................................................... 3
2. Ketetapan.......................................................................................... 5
3. Efisiensi dan Efektifitas.................................................................... 6
B. Meningkatkan Kinerja Bidan.................................................................. 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................. 15
B. Saran....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Standarisasi merupakan sarana penunjang yang sangat penting artinya sebagai salah satu
alat yang efektif dan efisien guna menggerakkan kegiatan organisasi, dalam meningkatkan
produktifitas dan menjamin mutu produk dan/ atau jasa, sehingga dapat mingkatkan daya saing,
melindungi konsumen, tenaga kerja, dan masyarakat baik keselamatan maupun kesehatannya.
(Djoko Wijono, 1999 : 623).
Masalah kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah besar. Angka
kematian ibu ( AKI) yang menurut SKRT 1986 adalah 450 per 100.000 kelahiran hidup,
mengalami penurunan yang lambat, yaitu menjadi 373 per 100.000 kelahiran hidup (SKRT
1995). Angka ini 3-6 kali lebih besar dari Negara diwilayah ASEAN dan lebih dari 50 kali dari
angka dinegara maju.
Angka kematian bayi (AKB) di indinesia, menurut hasil Survey Demografi Kesehatan
Indonesia 1997 adalah 52/100 kelahiran hidup, dengan Angka Kematian Neonatal 25 per 1000
kelahiran hidup. Dibandingaka Negara ASEAN lainnya, AKB indonesia2-5 kali lebih tinggi.
Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995, gangguan perinatal merupakan
penyebab utama kematian bayi (33,5%) di luar pulau jawa bali dan merupakan penyebab
kematian kedua (26,9%) diluar jawa bali.
Standar pelayanan kebidanan dapat pula digunakan untuk menentukan kompetensi yang
diperlukan bidan dalalm menjalani praktek sehari-hari. Standar ini juga dapat digunakan sebagai
dasar untuk menilai pelayanan, menyusun rencana pelatihan dan pengembangan kurikulum
pendidikan. Selain itu, standar pelayanan dapat membantu dalam penentuan kebutuhan
operasional untuk penerapannya , misalnya kebutuhan akan pengorganisasian , mekanisme,
peralatan dan obat yang diperlukan. Ketika audit terhadap pelaksana kebidanan dilakukan, maka
berbagai kekurangan yang berkaitan dengan hal-hal tersebut akan ditemukan sehingga
perbaikannya dapat dilakukan secara lebih spesifik. Salah satu indikator keberhasilan pelayanan
kesehatan perorangan di puskesmas adalah kepuasan pasien. (Djoko Wijono, 1999 : 623).
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Standar Pelayanan persalinan di BPS Ny. Yayuk Kuntarti, Amd.keb
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui Standar Standar apa saja yang dapat meningkatkan pelayanan yang bermutu
b. Mengidentifikasi Standar Masukan di BPS Ny. Sri Yayuk Kuntarti, Amd.keb.
c. Mengidentifikasi Standar Lingkungan di BPS Ny. Yayuk Kuntarti, Amd.keb.
d. Mengidentifikasi Standar Proses di BPS Ny. Yayuk Kuntarti, Amd.keb
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi Kelompok
a. Peneliti dapat menambah wawasan baru, pengalaman serta meningkatkan pengetahuan tentang
meningkatkan mutu pelayanan di BPS.
b. Dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya.
2. Bagi Instansi Pendidikan
a. Sebagai sumber materi ilmiah.
b. Sebagai sumber pengembangan ilmu kebidanan.
3. Bagi Tempat Penelitian
a. Sebagai acuan dalam meningkatkan pelayanan yang bermutu.
b. Dapat memberikan kepuasan kepada pasien.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Standar Outcome
Out come adalah hasil akhir kegiatan dokter dan tenaga profesi lainnya terhadap pasien.
Petunjuk untuk mengukur mutu asuhan kesehatan. Indikator-indikator mutu yang mengacu pada
aspek pelayanan medis yang meliputi :
a. Angka infeksi nosocomial : 1-2 %
b. Angka kematian kasar (gross death rate) : 3-4 %
c. Kematian pasca bedah : 1-2 %
d. Kematian ibu melahirkan (MDR) : 1-2 %
e. Kematian bayi baru lahir (IDR) : 20/1000
f. NDR (Net Death Rate di atas 48 jam) : 25 %
g. ADR (Anesthesia Death Rate) : max. 1/5000
h. PODR (Post Operation Death Rate) :1%
i. POIR (Poat Operative Infection Rate) :1%
1. Kepuasan Pelanggan
Ada beberapa model yang dipakai untuk menganalisa jasa yang terkait dengan kepuasan
pelanggan, tergantung dari tujuan analisisnya, jenis lembaga yang menyediakan jasa dan situasi
pasar.
Kepuasan pengguna jasa pelanggan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor :
a. Pemahaman pengguna jasa tentang jenis pelayanan yang akan diterimanya. Dalam hal ini, aspek
komunikasi memegang peranan penting karena pelayanan kesehatan adalah high personal
contact.
b. Empati (sikap peduli) yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan. Faktor ini akan berpengaruh
pada tingkat kepatuhan pasien (complience).
c. Biaya (cost). Tingginya biaya pelayanan dapat dianggap sebagai sumber moral hazzard bagi
pasien dan keluarganya. Sikap kurang peduli (ignorance) pasien dan keluarganya yang penting
sembuh menyebabkan mereka menerima saja jenis perawatan dan teknologi kedokteran yang
ditawarkan oleh petugas kesehatan.
d. Penampilan fisik (kerapian) petugas, kondisi kebersihan dan kenyamanan ruangan (tangibility).
e. Jaminan keamanan yang ditujukan oleh petugas kesehatan (asurance).
f. Ketetapan jadwal pemeriksaan dan kunjungan dokter juga termasuk pada faktor ini.
g. Keandalan dan ketrampilan (reliability) petugas kesehatan dalam memberikan perawatan.
h. Kecepatan petugas memberikan tanggapan terhadap keluhan pasien (responsiveness).
Tujuan utama melakukan analisa kepuasan pasien selaku pengguna jasa pelayanan
kesehatan atau sebagai pelanggan rumah sakit/ puskesmas adalah untuk mengetahui sejauh mana
tingkat kepuasan mereka dan menghitung indeks kepuasan pelanggan yang nantinya digunakan
pihak manajemen rumah sakit untuk :
1. Alat kebijakan pengambilan keputusan guna meningkatkan kinerja rumah sakit/ puskesmas.
2. Alat untuk menyusun strategi pemasaran produk pelayanan
3. Alat untuk memantau, mengendalikan aktivitas sehari-hari staf memberikan pelayanan kepada
pasien.
4. Alat untuk mencapai misi yang telah ditetapkan oleh rumah sakit/ puskesmas yaitu memperoleh
kepercayaan masyarakat melalui kepuasan pasien dan keluarganya.
Indikator mutu yang berkaitan dengan tingkat kepuasan pasien dapat diukur dengan :
a. Jumlah keluhan dari pasien/ keluarganya
b. Surat pembaca di koran
c. Surat kaleng
d. Surat masuk di kotak saran
2. Ketetapan
Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktek profesi
bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak
dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat. Tenaga kesehatan adalah orang
yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Salah satu jenis tenaga kesehatan adalah tenaga
keperawatan yang meliputi perawat dan bidan.
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan yang
telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
Landasan hukum/ kebijakan umum ini disusun berdasarkan :
1. UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan
2. UU No.22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
3. UU No.25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat Daerah
4. Peraturan pemerintah No.32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
5. Peraturan Pemerintah No.25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
Propinsi sebagai daerah Otonomi
6. Keputusan presiden No.136 tahun 1999 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi Sususnan Organisasi
dan Tata Kerja Departemen.
7. Instruksi Presiden No.7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 130/Menkes/SK/I/2000 tentang Prosedur Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Kesehatan
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.572 tahun 1996 tentang Registrasi dan praktek Bidan yang
kemudian diganti dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.900/Menkes/SK/VII/2002
10. Rencana Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010
h. Jelas
Artina indikator harus jelas dan mempunyai sasaran waktu yang yang ditentukan
i. Digunakan terus menerus
Indikator harus digunakan dalam penilaian secara berkesinambungan atau terus menerus
j. Mudah digunakan
Indikator harus efektif dan dengan mudah dapat digunakan dalam mengukur baik keberhasilan,
kegagalan, kekuatan ataupun melemahkan.
Sedangkan indikator pelayanan kesehtan termasuk didalamnya pelayan kebidanan adalah
empat tahap dalam pemyusunan indikator yang dianjurkan oleh Joint Commission For
Accreditation Of Health Care Organization (JCAHCO).
a. Tahap 1
Membentuk kelompok kerja
b. Tahap 2
Pelaksanaan uji coba indikator, untuk melihat tentang : ketersediaan kerja dan keakuratan kerja.
c. Tahap 3
Uji coba indikator dalam skala yang lebih besar dan pada tahap ini diharapkan nereka yang
terkait dalam ujicoba memberi laporan pengelaman ujicoba dan laporan ini harus dipelajari
dengan seksama oleh kelompok kerja.
d. Tahap 4
Tahap indikataor ini benar-benar telah siap untuk digunakan dan perintah menganai penerapan
indikator ini akan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
Jenis-jenis indikator :
Indikator dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara dan disini akan dibahas 2 macam
indikator yaitu indikator yang berhubunan dengan pemantauan jaminan mutu pelayanan
kesehatan dan indikator yang berhubungan dengan pemantaun penatalaksanakan pasien atau
pengukuran luaran atau outcome pelayanan kesehatan.
Indikator yang terkait dengan kerangka pikir jaminan mutu pelayanan
1. Indikator struktur
2. Indikator proses
3. Indikator luaran atau outcome
Indikator pengukuran mutu pelayanan kesehatan primer. Meliputi indikator kebijaksanaan
ksehatan dan indikator penyelenggaraan pelayanan kesehatan primer yaitu :
Indikator kebijaksanaan kesehtan :
1. Komitmen politik terhadap health for all by year 2000
2. Indikator distribusi sumberdaya
3. Indikator distribusi pemerataan pelayanan kesehatan
4. Indikator peran serta serta masyarakat
5. Indikator pendidikan tenaga kesehatan
6. Indikator managemen dan organisasi
Indikator penyelenggaraan pelayanan kesehatan primer :
1. Indikator ketersediaan
2. Indikator akses
3. Indikator pemanfaatan