Anda di halaman 1dari 25

PEDOMAN

MAMPU PERSALINAN PUSKESMAS KALIKAJAR


DINAS KESEHATAN KABUPATEN PURBALINGGA
UPTD PUSKESMAS KALIKAJAR
Jl. Raya Selakambang Km. 2,5 Kec. Kaligondang 53391 Telp.
(0281)893379
Email: puskesmaskalikajar@yahoo.co.id

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas tersusunnya Pedoman
Persalinan Puskesmas Kalikajar
Pedoman ini berlaku sebagai acuan/pedoman pelaksanaan sejak tanggal dikeluarkannya kata
pengantar ini. Dengan tersusunnya pedoman ini, diharapkan dapat mempermudah dan
meningkatkan kualitas pelaksanaan Pelayanan
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada tim akreditasi Puskesmas Kalikajar dan Tim
Mutu yang telah mempersiapkan Pedoman ini dengan baik. Sumbangsih kritik dan saran yang
membangun dari semua pegawai Puskesmas Kalikajar dan pihak terkait senantiasa kami harapkan
demi perbaikan Pedoman ini di masa mendatang.
Semoga Pedoman ini dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya demi peningkatan kualitas
pelayanan Puskesmas Kalikajar agar visi, misi, tujuan dan tata nilai puskesmas dapat terwujud.

Bungi,
Kepala Puskesmas Kalikajar

Waryanto,S.Kep Ns
NIP. 19751116 200312 1 003

DAFTAR ISI
ii
Halaman Judul .............................................................................................................. i

Kata Pengantar ............................................................................................................ ii

Daftar Isi ....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

BAB II STANDAR KETENAGAAN ................................................................................ 4

BAB III STANDAR FASILITAS ...................................................................................... 6

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN ......................................................................... 13

BAB V KESELAMATAN SASARANKEGIATAN/PROGRAM ........................................... 13

BAB VI KESELAMATAN KERJA ....................................................................................16

BAB VII PENGENDALIAN MUTU ................................................................................. 18

BAB VIII PENUTUP .................................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia.
Hal ini dikarenakan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
yang ada di Indonesia. AKI di Indonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN dengan jumlah
kematian ibu tiap tahunnya mencapai 450/100.000 kelahiran hidup yang jauh diatas angka
kematian ibu di Filipina yang mencapai 170/100.000 kelahiran hidup, Thailand 44/100.000
kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2010) dan menurut data Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKB sebesar 34/1000 kelahiran hidup. Berdasarkan
kesepakatan global (Millenium Development Goals/MDGs 2000) untuk tahun 2015, diharapkan
angka kematian ibu menurun menjadi 102/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi
menurun menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (Kementerian Kesehatan Republik Indonesai,
2011).
Masa persalinan merupakan salah satu periode yang mengandung risiko bagi ibu hamil.
Kematian ibu, kematian bayi dan juga berbagai komplikasi lainnya pada umumnya terjadi pada
masa persalinan, setelah melahirkan dan 1 minggu pertama setelah melahirkan. Salah satu
faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian yaitu penyediaan pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas.
Pelayanan kebidanan dalam hal ini memiliki peran yang sangat penting. Pelayanan
kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus kepada aspek pencegahan,
promosi kesehatan dan berlandaskan kemitraan adalah hal penting yang dapat membantu
menurunkan angka kematian ibu dan angka kesakitan serta kematian Bayi. Pelayanan
kebidanan yang bermutu ditentukan oleh faktor input dan proses dari pelayanan itu sendiri.
Faktor input dari pelayanan diantaranya meliputi kebijakan, tenaga yang melayani, sarana dan
prasarana, standar asuhan kebidanan dan standar lain atau metode yang disepakati.
Sedangkan faktor proses adalah suatu kinerja dalam mendayagunakan input yang ada dalam
interaksi antara bidan dengan pasien yang meliputi penampilan kerja sesuai dengan standar
dan etika kebidanan. Untuk mewujudkan pelayanan kebidanan yang bermutu di Puskesmas
Bungi maka disusunlah pedoman pelayan kebidanan ini dengan harapan dapat menjadi acuan
dalam melaksanakan pelayanan kebidanan.

1
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Tersedianya pedoman sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelayanan medik dasar
yang profesional dan bermutu di sarana kesehatan.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan secara professional
b. Sebagai bahan dasar pengembangan pelayanan asuhan kebidanan dan organisasi
profesi bidan
c. Sebagai pedoman menilai mutu pelayanan asuhan kebidanan
d. Meningkatnya kepuasan dan harapan pelanggan terhadap pelayanan kesehatan di
Puskesmas Kalikajar

C. Ruang Lingkup Pedoman


Ruang lingkup pedoman ini adalah input, proses, dan output pelayanan kesehatan dasar,
keselamatan kerja dan keselamatan pasien pada ruang persalinan
1. Melayani ibu bersalin normal
2. Melakukan Inisisasi Menyusui Dini (IMD)
3. Melakukan pemeriksaan bayi baru lahir

D. Batasan Operasional
1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.
2. Upaya Kesehatan Perseorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah suatu kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan
memulihkan kesehatan perseorangan.
3. Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap kegiatan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.

2
4. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
5. Sistem Rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan
tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun
horizontal.
6. Tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang selanjutnya disebut tindakan kedokteran
adalah suatu tindakan medis berupa preventif,diagnostik,terapeutik dan rehabilitatif yang
dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien
7. Dokter atau dokter gigi adalah luusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi didalam
maupun diluar negri yang diakui oleh pemerintah republik indonesi sesuai dengan
peraturanperundangan.
8. Mutu adalah kemampuan untuk memenuhi persyaratan berdasarkan karakteristik yang
dimiliki suatu produk
9. Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat kesempurnaan yang memenuhi
kebutuhanmasyarakat yang dilaksanakan sesuai dengan standard pelayanan kesehatan
dengan menggunakan sumber daya yag tersedia,wajar,efisien dan efektif serta
memberikan keamanan dan memuaskan sesuai norma dan etika,hukum dan sosial budaya
dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat.

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Tenaga pelaksana yang digunakan untuk pelayanan medik dasar adalah tenaga yang memiliki
surat izin praktek /surat izin kerja tenaga bidan

B. Jika ada kasus tertentu yang membutuhkan kolaborasi dengan dokter atau nakes lain misalnya
Gizi, Lab, Imunisasi digunakan rujukan internal

C. Tenaga baru harus melalui orietasi petugas.Tenaga kesehatan mengikuti seminar dan pelatihan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
1. Persyaratan jabatan kepala ruang kebidanan
a. Persyaratan formal dan keahlian
1) Pendidikan : D3 Kebidanan
2) Pengalaman kerja minimal 1 tahun
3) Memiliki keterampilan kebidanan
4) Memiliki kemampuan dalam hal penatalaksanaan kegawat daruratan maternal dan
neonatal
5) Menguasai program komputer MS Word dan Excell Persyaratan pelatihan informal
6) Pelatihan wajib
a. APN
b. IMD
c. Resusitasi neonates
d. Manajemen laktasi
7) Pelatihan pendukung
a. Seminar dan workshop terkait konsep kebidanan
b. Pelaporan pelayanan kebidanan TOT kebidanan
c. Standar asuhan kebidanan

4
2. Materi orientasi
a. Struktur organisasi dan tata laksana dalam pelayanan di Puskesmas
b. Misi, visi, prinsip dan tujuan organisasi dan pelayanan di Puskesmas
c. Jenis-jenis pelayanan dan program yang tersedia di Puskesmas
d. Fasilitas-fasilitas yang ada di Puskesmas
e. Prosedur yang digunakan untuk pemeliharaan fasilitas-fasilitas di Puskesmas
f. Sistem pengamanan dan ketertiban termasuk peraturan di Puskesmas
g. Wewenang dan larangan
h. Hak dan kewajiban pegawai ( libur, cuti, pension dan kesejahteraan)
i. Sistem penghargaan dan sanksi
j. Sistem pengembangan staf
k. Sistem evaluasi kinerja staf
l. Program pelayanan keperawatan dan kebidanan
m. Deskripsi pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya
n. Batas kewenangannya
o. Kode etik profesi keperawatan dan kebidanan
p. Dukungan standar keperawatan dan kebidanan
q. Program pemasaran dan kepuasan konsumen
r. Fasilitas peralatan kesehatan yang tersedia
s. Prosedur pemeliharaan fasilitas atau perawatan/kebidanan
t. Berbagai SPO asuhan/pelayanan, antara lain prosedur :
- SPO penanganan pasien gawat
- Sistem pengendalian infeksi nosokomial
- pertolongan melahirkan
D. Distribusi Ketenagaan
Jumlah bidan Puskesmas Kalikajar berjumlah PNS 7, P3k : 3, dan THL : 1
E. Jadwal Kegiatan
Pengaturan jaga
1. Pengaturan jadwal dinas dibuat dan dipertanggung jawabkan oleh koordinator ruang
persalinan dan disetujui oleh koordinator pelayanan medis
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu 1 bulan dan disosialisasikan kepada bidan
pelaksana

5
3. Jadwal dinas yaitu di Bagi 3 Sift, dimulai pukul 07.00 WIB s/d pukul 14.00 WIB, pukul 14.00
WIB s/d 21.00 WIB dan 21.00 WIB s/d 07.00 WIB
4. Apabila ada bidan yang oleh karena satu dan lain hal tidak dapat menjalankan tugasnya
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan maka yang bersangkutan harus memberitahu
koordinator ruang persalinan minimal satu hari sebelum dinas berlangsung untuk dicarikan
pengganti dinasnya tersebut

6
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan
B. Standar Fasilitas
Standar peralatan yang ada diruang persalinan menurut Permenkes No 75

NO JENIS PERALATAN Permenkes YANG ADA


75 Th 2014
I. Set Obstetri & Ginekologi
1. Bak instrumen tertutup besar (Obgin) 3 buah v
v Bak instrumen tertutup kecil 3 buah v
3. Bak instrumen tertutup Medium 3 buah v
4. Doppler 1 buah v
5. Doyeri Probe Lengkung 1 buah v
8. Endotracheal Tube Dewasa 4 3 buah v
9. Gunting Benang 3 buah v
10. Gunting Episiotomi 3 buah vv
11. Gunting Iris Lengkung 3 buah v
13. Gunting Tali Pusat 3 buah vv
14. Klem Fenster/Klem Ovum 3 buah v
15. Klem Kasa (Korentang) 3 buah v
16. Klem Kelly/Klem Kocher Lurus 3 buah v
18. Klem Mosquito Halsted Lengkung 3 buah v
19. Klem Mosquito Halsted Lurus 3 buah v
20. Klem Pemasang Klip Hegenbarth 3 buah
21. Lampu Periksa Halogen 1 buah v
22. Masker Oksigen + Kanula Nasal Dewasa 2 buah v
23. Meja Instrumen 2 buah v
24. Pinset Jaringan (Sirurgis) 3 buah v
25. Pinset Kasa (Anatomis) 3 buah v
26. Resusitator Dewasa 1 set v
27. Setengah Kocher 3 buah v

7
28. Spekulum (Sims) Besar 5 buah
29. Spekulum (Sims) Kecil 5 buah v
30. Spekulum (Sims) Medium 5 buah v
31. Spekulum Cocor Bebek Grave Besar 5 buah v
32. Spekulum Cocor Bebek Grave Kecil 5 buah v
33. Spekulum Cocor Bebek Grave Medium 5 buah v
34. Standar infus 1 buah v
35. Stetoskop Dewasa 1 buah v
36. Stetoskop Janin/ Fetoscope 1 buah v
37. Tabung Oksigen dan Regulator 1 set v
38. Tempat Klem Kasa (Korentang) 2 buah v
39. Tempat Tidur Periksa (examination bed) 1 set v
40. Tempat Tidur untuk Persalinan 1 set v
41. Tensimeter dewasa 1 buah v
42. Termometer Dewasa 1 buah v

II. Set insersi dan ekstraksi AKDR


1. Aligator Ekstraktor AKDR 3 buah v
2. Gunting Mayo CVD 3 buah v
3. Klem Kasa Lurus (Sponge Foster Straight) 3 buah v
4. Klem Penarik Benang AKDR 3 buah v
5. Sonde Uterus Sims 3 buah v
6. Tenakulum Schroeder 3 buah v

III. Set resusitasi bayi


1. Meja Resusitasi dengan Pemanas (Infant Radiant Warmer) 1 set v
2. Penghisap Lendir DeLee (neonatus) 1 buah v

IV. Bahan habis pakai


1. Alkohol Sesuai v
Kebutuhan
2. Benang Chromic Catgut Sesuai v
Kebutuhan
3. Desinfektan Sesuai v
8
Kebutuhan
4. Infus Set Dewasa 2 set v
5. Infus Set dengan Wing Needle untuk Anak dan Bayi nomor 23 2 set v
dan 25
6. Jarum Jahit Tajam Sesuai v
Kebutuhan
7. Jarum Jahit Tumpul Sesuai v
Kebutuhan
8. Kantong Urin Sesuai v
Kebutuhan
9. Kapas Sesuai v
Kebutuhan
10. Kateter Folley dewasa Sesuai v
Kebutuhan
12. Kateter Nelaton Sesuai v
Kebutuhan
12. Kateter intravena 16 G Sesuai v
Kebutuhan
13. Kateter intravena 18 G Sesuai v
Kebutuhan
14. Kateter Intravena 20 G Sesuai v
Kebutuhan
15. Pembalut Sesuai v
Kebutuhan
16. Pengikat tali pusat Sesuai v
Kebutuhan
17. Plester Non Woven Sesuai v
Kebutuhan
18. Sabun Cair untuk Cuci Tangan Sesuai v
Kebutuhan
19. Sarung Tangan Sesuai v
Kebutuhan
20. Sarung Tangan Panjang (Manual Plasenta) Sesuai v
Kebutuhan

9
21. Sarung Tangan Steril Sesuai v
Kebutuhan
22. Spuit disposable (steril) 20 ml 5 buah v
23. Spuit/Disposable Syringe (steril) 1 ml 5 buah v
24 Spuit/Disposable Syringe (steril) 10 ml 5 buah v
25. Spuit/Disposable Syringe (steril) 3 ml 5 buah v
26. Spuit/Disposable Syringe (steril) 5 ml 5 buah v

V. Perlengkapan
1. Lemari Alat 1 buah v
2. Lemari Obat 1 buah v
3. Mangkok Iodin 1 buah v
4. Pengukur panjang bayi 1 buah v
5. Pengukur Tinggi Badan (microtoise) 1 buah v
6. Timbangan bayi 1 buah v
7. Timbangan Dewasa 1 buah v
8. Tromol Kasa 1 buah v
9. Waskom Bengkok Ukuran 30 cm 1 buah v
10. Waskom Bengkok Ukuran 23 cm 1 buah v

VI. Meubelair
1. Kursi Kerja 3 buah v
2. Lemari Arsip 1 buah v

VII. Pencatatan dan pelaporan


1. Formulir Informed Consent Sesuai v
Kebutuhan
2. Formulir dan Surat Keterangan lain sesuai kebutuhan pelayanan Sesuai v
yang diberikan kebutuhan
3. Formulir Laporan Sesuai v
kebutuhan
4. Formulir Partograf Sesuai v
kebutuhan

10
5. Formulir Persalinan/nifas dan KB Sesuai v
kebutuhan
6. Formulir Rujukan Sesuai v
Kebutuhan
7. Formulir Surat Kelahiran Sesuai v
kebutuhan
9. Formulir Surat Keterangan Cuti Bersalin Sesuai v
kebutuhan

SET PASCA PERSALINAN

I. Set perawatan pasca persalinan


1. Ari timer 1 buah 1 buah
2. Boks Bayi 1 buah 1 buah
3. Sphygmomanometer Dewasa 1 buah 1 buah
4. Standar infus 1 buah 3 buah
5. Stetoskop Anak 1 buah 1 buah
6. Tabung Oksigen dan Regulator 1 buah 1 buah
7. Tempat Tidur Dewasa 1 set 2 set
8. Termometer Anak 1 buah 1 buah
9. Termometer Dewasa 1 buah 2 buah
10. Timbangan Bayi 1 buah 1 buah

II. Bahan habis pakai


1. Infus Set Dewasa 2 set sesuai
Kebutuhan
2. Kantong Urin 2 buah 2 buah
3. Kasa Non Steril Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
4. Kasa Steril Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
5. Kateter Folley dewasa Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan

11
6. Kateter intravena 16 G Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
7. Kateter intravena 18 G Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
8. Kateter Intravena 20 G Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
9. Kateter Penghisap Lendir Dewasa 10 2 buah 2 buah
10. Kateter Penghisap Lendir Dewasa 8 2 buah 2 buah
11. Sarung Tangan Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
12. Sarung Tangan Steril Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
13. Spuit disposable (steril) 20 ml 5 buah 5 buah
14. Spuit/Disposable Syringe (steril) 1 ml 5 buah 5 buah
15. Spuit/Disposable Syringe (steril) 10 ml 5 buah 5 buah
16. Spuit/Disposable Syringe (steril) 3 ml 5 buah 5 buah
17. Spuit/Disposable Syringe (steril) 5 ml 5 buah 5 buah

III. Perlengkapan

1. Baskom Kecil 1 buah 1 buah


2. Handuk Pembungkus Neonatus Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
3. Kantong Metode Kanguru sesuai ukuran neonatus 1 set 2 set
4. Kasur 1 buah 1 buah
5. Kotak Penyimpan Jarum Bekas 1 buah 1 buah
6. Lemari Obat 1 buah 1 buah
7. Lemari Alat 1 buah 1 buah
8. Lemari Kecil Pasien 1 buah 1 buah
9. Perlak 2 buah 2 buah
10. Pispot 1 buah 1 buah
11. Pompa Payudara untuk ASI 1 buah 1 buah
12. Sarung Bantal 2 buah 2 buah
13. Selimut Bayi 2 buah 2 buah
12
14. Selimut Dewasa 2 buah 2 buah
15. Seprei 2 buah 2 buah
16. Set Tumbuh Kembang Anak 1 buah 1 buah
17. Sikat untuk Membersihkan Peralatan 1 buah 1 buah
18. Tempat Sampah Tertutup yang dilengkapi dengan injakan 2 buah 2 buah
pembuka penutup
19. Toples Kapas / Kasa Steril 2 buah 2 buah
20. Tromol Kasa / Kain Steril 2 buah 2 buah
21. Waskom Bengkok Kecil 2 buah 2 buah

IV. Meubelair

1. Kursi Kerja 3 buah 3 buah


2. Lemari Arsip 1 buah 1 buah
3. Meja Tulis ½ biro 1 buah 1 buah

V. Pencatatan dan pelaporan

1. Buku Register Pelayanan 1 buah 1 buah


2. Formulir lain sesuai kebutuhan pelayanan Sesuai Sesuai
kebutuhan kebutuhan
3. Rekam Medik Pasien Sesuai Sesuai
kebutuhan kebutuhan

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup kegiatan

13
B. Metode
C. Langkah kegiatan

BAB V
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/ PROGRAM

A. Pengertian Keselamatan Pasien (patient safety) Puskesmas

14
Keselamatan Pasien Puskesmas adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat
asuhan pasien lebih aman.Sistem tersebut meliputi :Assesment resiko, Identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, Pelaporan dan analisis insiden,
Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya resiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan
tindakan yang seharusnya dilakukan

B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Puskesmas
2. Meningkatnya akutanbilitas rumah Puskesmas terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di Puskesmas
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian
tidak diharapkan

C. Standar Keselamatan Pasien


1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan progam
peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
D. Tujuh Langkah Keselamatan Pasien
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Pimpin dan dukung staf anda
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko
4. Kembangkan sistem pelaporan
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien
E. Kejadian tidak diharapkan (KTD)

15
Kejadian tidak diharapkan adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan
cedera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil suatu tindakan yang
seharusnya diambil dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat
diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah.
F. Kejadian tidak diharapkan yang tidak dapat dicegah
Adalah suatu kejadian tidak diharapkan akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan
pengetahuan yang mutakhir.
G. Kejadian nyaris cedera (KNC)
Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission) yang dapat menciderai pasien tetapi
cedera serius tidak terjadi karena keberuntungan (misalnya pasien terima suatu obat kontra
indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat) karena pencegahan (suatu obat dengan overdosis lethal
akan diberikan tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan) atau
peringanan (suatu obat dengan overdosis lethal diberikan tetapi diketahui secara dini lalu
diberikan antidotumnya).
H. Kesalahan medis
Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera pada pasien termasuk gagal melaksanakan sepenuhnya suatu rencana
atau menggunakan rencana yang salah untuk mencapai tujuannya, dapat merupakan akibat
dari melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission).
I. Insiden keselamatan pasien
Setiap kejadian yang tidak disengaja dan tidak diharapkan yang dapat mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.
J. Kejadian sentinel
Suatu kejadian tidak diharapkan yang mengakibatkan kematian atau cedera serius. Biasanya
dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima seperti operasi
pada bagian tubuh yang salah. Pemilihan kata sentinel terkait dengan keseriusan cedera yang
terjadi sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang
serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.

K. Tata laksana kerja untuk keselamatan pasien


1. Semua Pasien yang datang baik dalam kondisi inpartu maupun observasi kebidanan harus
dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik

16
2. Memperhatikan identitas pasien khususnya nama dan nomor rekam medis
3. Memastikan pasien telah mendapatkan informed consent dari dokter Puskesmas sebelum
pasien mendapatkan penatalaksanaan medis
4. Seluruh persalinan normal di tolong Oleh bidan Pemeriksaan pervaginam dalam proses
persalinan dilakukan setiap 4 jam sekali atau bila ada indikasi
5. Observasi pasien selama pasca persalinan selama 6 jam baru diperbolehkan pulang
setelah keadaan umumnya baik
6. Seluruh pemeriksaan penunjang medis harus disertai dengan identitas pasien yang
lengkap, benar dan jelas
7. Setiap bayi yang lahir, langsung dilakukan pemeriksaan fisik, dicap kaki dan diberikan
peneng untuk identitas
8. Penghalang tempat tidur pasien selalu dalam keadaan terpasang bila ada pasien di atas
tempat tidur
9. Selalu memperhatikan prinsip benar pemberian obat
10. Kuku petugas harus pendek
11. Mencuci tangan sesuai prosedur sebelum dan sesudah tindakan
12. Mempertahankan sterilitas dan menjaga kebersihan
13. Sarung tangan yang digunakan harus sesuai dengan ukura

BAB V1
KESELAMATAN KERJA

17
A. Pendahuluan
HIV/AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman tersebut menjadi lebih tinggi dan
berbahaya karena penderita HIV/AIDS tidak menampakan gejala dan yang lebih
mengkhawatirkan hal tersebut banyak terjadi di negara-negara berkembang yang belum
mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan pencegahan dan penanggulangan secara
memadai. Penderita penyakit HIV/AIDS terus meningkat sejalan dengan semakin tingginya
potensi penularan dimasyarakat. Hal ini di tunjang dengan perilaku seks bebas tanpa pelindung,
pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum
dengan baik dan penggunaan bersama peralatan yang menembus kulit, tato, tindik dan lain-
lain. Selain HIV/AIDS, juga wajib diwaspadai Penyakit Hepatitis B dan C yang keduanya
potensial menular melalui tindakan pada pelayanan kesehatan. Kedua penyakit ini sering tidak
dapat terkenali secara klinis karena tidak menampakan gejala. Dengan munculnya penyebaran
penyakit-penyakit tersebut di atas memperkuat keinginan untuk mengembangkan dan
menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya
pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui Universal Precaution⠀. Tenaga kesehatan
sebagai ujung tombak pelayanan yang melakukan kontak 24 jam dengan pasien mempunyai
resiko terpajan lebih besar, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan
keselamatan dirinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.
B. Tujuan
1. Petugas kesehatan dapat melindungi dirinya sendiri, pasien,dan masyarakat dari
penularan infeksi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya
2. Petugas kesehatan harus menerapkan prinsip universal precaution dalam menjalankan
tugas dan kewajibannya sehingga dapat mengurangi resiko terpajan atau terinfeksi
penyakit menular
C. Tindakan yang beresiko terpajan
Ada beberapa hal yang dapat membuat seseorang tenaga kesehatan dapat terpajan dengan
infeksi menular yaitu:
1. Cuci tangan yang tidak benar
2. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat
3. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman
4. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman
5. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan yang kurang benar
6. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai
D. Prinsip keselamatan kerja

18
Prinsip utama dari prosedur universal precaution dalam kaitannya dengan keselamatan
kerja khususnya di Ruang Persalinan adalah menjaga higine sanitasi individu, higine dan
sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tersebut dapat dijabarkan dalam
kegiatan yaitu:
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
2. Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) yaitu pelindung kaki/sandal sepatu khusus kamar
bersalin, apron/gaun pelindung, topi, masker, goggle/kaca mata dan sarung tangan
3. Pengelolaan instrumen bekas pakai dan alat kesehatan lainnya
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam lainnya untuk mencegah perlukaan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan
6. Pengelolaan alat tenun bekas pakai
7. Pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kesehatan dan pemberian imunisasi
E. Hal-hal yang harus diketahui oleh petugas terpapar
Sebagai petugas kesehatan wajib mengetahui hal-hal yang harus dilakukan jika
terpajan/terpapar dengan infeksi menular sehingga dapat ditanggulangi dengan tepat dan
cepat. Hal-hal yang harus diketahui petugas kesehatan yang terpapar adalah :
1. Tindakan sesuai dengan jenis paparan
2. Status kesehatan petugas terpapar
3. Status kesehatan sumber paparan
4. Kebijakan yang ada
5. Tindakan pertama pada pajanan bahan kimia atau cairan tubuh
6. Tindakan pasca tertusuk jarum bekas pakai atau benda tajam bekas pakai lainnya

BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

19
A. Indikator Mutu Pelayanan Persalinan
Indikator mutu pelayanan persalinan yang digunakan di Puskesmas Bungi diambil dari Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
B. Evaluasi dan Pengendalian Mutu
Merupakan upaya yang dilakukan untuk mengetahui capaian mutu pelayanan berdasarkan
indikator yang telah ditetapkan, dapat dilakukan dengan cara :
1. Audit pelayanan Kebidanan
2. Audit pendokumentasian
3. Audit prosedur pelayanan kebidanan
4. Survey kepuasan pelanggan

BAB VIII
PENUTUP

20
Buku Pedoman Pelayanan Persalinan ini disusun dalam rangka memberikan acuan bagi tenaga
kesehatan yang bekerja di Puskesmas Bungi agar dapat menyelenggarakan pelayanan persalinan
yang bermutu, aman, efektif dan efisien dengan mengutamakan keselamatan pasien. Apabila di
kemudian hari diperlukan adanya perubahan, maka Buku Pedoman Pelayanan Persalinan ini akan
disempurnakan

DAFTAR PUSTAKA

21
Peraturan Menteri Kesehatan no 75 tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan

Buku Acuan Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi Departemen Keehatan
Republik Indonesia Tahun 2008

22

Anda mungkin juga menyukai