Anda di halaman 1dari 168

Kebijakan PPLH dan PSDA

Terkait dengan AMDAL dan Izin


Lingkungan

Ir. Ary Sudijanto, MSE


Asdep Kajian Dampak Lingkungan

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)


Deputi I Bidang Tata Lingkungan
Asdep Kajian Dampak Lingkungan
Data Nara Sumber
1 Nama : Erik Teguh Primiantoro, S.Hut., MES
2. Jabatan : Kepala Bidang Pengembangan Sistem Kajian
Dampak Lingkungan pada Unit Asdep Kajian
Dampak Lingkungan Deputi I MENLH Bidang Tata
Lingkungan
3. Pendidikan : S2 Master in Environmental Studies (MES) Faculty
of Environmental Studies York University, Toronto
Canada (1998-2000)
S1 Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarbaru Kalimantan Selatan (1988-1994)
4. Alamat : Kementerian Lingkungan Hidup
Jl. D.I. Panjaitan Kav 24 Kebon Nanas Gedung A
Lantai 6 Jakarta Timur 13410
Telp: 021-85904925, Fax: 021-85906168
Email: thiaerik@gmail.com
8 Topik Bahasan AMDAL, UKL-UPL & Izin Lingkungan
1.
1 Pendahuluan: Pengantar Keterkaitan antara AMDAL
UKL-UPL dengan sistem perizinan dan Instrumen PPLH
Lainnya
22. Tata Ruang, Amdal dan Kawasan Lindung
33. Proses Penapisan (Screening)
44. Tata Laksana Penilaian Amdal dan Penerbitan Izin
Lingkungan

55. Keterkaitan Izin Lingkungan dan Izin PPLH


66. Perubahan Izin Lingkungan
77. Kewajiban Pemegang Izin Lingkungan dan Pengawasan
Izin Lingkungan

88. PUU sector yang berkaitan dengan AMDAL, UKL-UPL,


Izin lingkungan
99. SE-MENLH Arahan Pelaksanaan Pasal 121 UU No.
32/2009 dan DELH/DPLH
1
Pendahuluan: Pengantar Keterkaitan
Amdal, UKL-UPL dan Sistem Perizinan
serta Instrumen PPLH Lainnya
Kebijakan Pembangunan Ekonomi Indonesia:
Sustainable Growth with Equity
Presiden SBY:
“Indonesia memiliki Undang Undang Nomor 32 Tahun Empat Pilar Strategi
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Undang-undang ini secara tegas mengamanatkan
Pembangunan
internalisasi aspek lingkungan hidup, dalam berbagai
ranah pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Pemanfaatan sumber daya alam untuk
1. Pro-growth,
menggerakan per-tumbuhan ekonomi, kita jalankan 2. Pro-poor,
dengan tidak mengorbankan daya dukung, daya
tampung, dan produktivitas lingkungan.
3. Pro-job and
4. Pro-environment
Indonesia terus mencari keseimbangan yang tepat antara
kepentingan pembangunan ekonomi dengan kepentingan
pelestarian lingkungan hidup. Pada tahun 2005, saya
perkenalkan tiga pilar strategi pembangunan sosial-
ekonomi yaitu pro-growth, pro-poor, dan pro- Sustainable
Growth with Equity
job. Kemudian, sejak tahun 2007 kami tambahkan
lagi pro-environment. Berbagai kebijakan pemerintah
yang dilandaskan pada keempat pilar ini, yang sejatinya
adalah “sustainable growth with equity”.”
Sumber: SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PELUNCURAN ASIA PACIFIC HUMAN DEVELOPMENT REPORT
(APHDR) 2012 Jakarta, 10 Mei 2012
Izin Lingkungan: Safeguard untuk mewujudkan Amanah UUD 1945 & Sustainable Growth wit Equty

UUD 1945 Pasal 28 H ayat (1): KLHS Instrumen


ekonomi LH
“Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
Tata ruang
batin, bertempat tinggal dan mendapatkan
PUU
lingkungan hidup yang baik dan BML berbasis LH
sehat ...” KBKL Anggaran
berbasis LH
Kualitas Lingkungan Hidup AMDAL
Sustainable ARLH
Growth with UKL-UPL
Equity Perizinan Audit LH
Instrumen lain sesuai kebutuhan
Kegiatan Ekonomi
Sosial Instrument PPLH
Pasal 33 ayat 4 UUD 1945: “Perekonomian nasional [i.e. Perkebunan,
Pertambangan, MIGAS dll ] diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional
Pembagian Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Berdasarkan Dokumen LH
Jenis Rencana Usaha Dampak Lingkungan dan Dokumen
dan/atau kegiatan Lingkungan

USAHA DAN/ATAU Kegiatan AMDAL


KEGIATAN berdampak
WAJIB AMDAL penting terhadap
LH Peraturan MENLH
Pasal 22-33 UU 32/2009 Wajib
Batas AMDAL No 05/2012
Memiliki Izin
Lingkungan

USAHA DAN/ATAU Kegiatan tidak


KEGIATAN berdampak UKL-UPL
WAJIB UKL/UPL penting terhadap
LH

Pasal 34 UU 32/2009
Batas dokumen Peraturan Gub. atau
UKL-UPL Bupati/Walikota

USAHA DAN/ATAU Kegiatan tidak wajib UKL/UPL & Tidak Wajib


KEGIATAN WAJIB SPPL tidak berdampak penting serta SPPL Memiliki Izin
Pasal 35 UU 32/2009 Kegiatan usaha mikro dan kecil Lingkungan
DEFINISI AMDAL
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
Kata Kunci
1. kajian;
AMDAL
2. dampak
penting; Kajian mengenai dampak penting
3. Rencana usaha suatu usaha dan/atau kegiatan
dan/atau yang direncanakan pada lingkungan hidup
kegiatan
4. Proses yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
pengambilan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
keputusan UU No. 32 / 2009 - Pasal 1 angka 11

• Amdal pada dasarnya sebuah kajian ilmiah yang dilakukan oleh pemrakarsa untuk
membuktikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan tersebut aman
bagi lingkungan hidup (ramah lingkungan). Kajian tersebut dilakukan melalui proses
pelibatan masyarakat.
• Sebagai sebuah kajian ilmiah, Amda berisi atau memuat informasi mengenai identifikasi,
prediksi (prakiraan), evaluasi serta mitigasi berbagai dampak lingkungan yang akan terjadi
di masa depan (biogefisik kimia, social-ekonomi, social budaya dan kesehatan masyarakat)
dari rencana usaha dan/atau kegiatan (proyek) yang akan dilakukan saat ini.
Definisi UKL-UPL & SPPL
PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
1 terhadap usaha dan/atau kegiatan yang
tidak berdampak penting terhadap
lingkungan hidup yang diperlukan bagi
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
UKL – UPL kegiatan

PERNYATAAN KESANGGUPAN dari


2 SPPL
penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan untuk melakukan
PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
lingkungan hidup atas dampak
lingkungan hidup dari usaha dan/atau
kegiatannya
UU 32/2009, Ps. 1
PERIZINAN LINGKUNGAN

• Izin lingkungan:
• Izin perlindungan dan
pengelolaan
lingkungan hidup
Usaha dan/atau (PPLH)
Kegiatan
Pengertian dan Konsep Dasar Izin Lingkungan
Instrumen tata Usaha dan/atau
usaha negara Izin Lingkungan Kegiatan
untuk
pengendalian 1. Izin yang diberikan
pencemaran kepada setiap orang
dan/atau 2. yang melakukan usaha
kerusakan dan/atau kegiatan wajib
lingkungan Amdal atau UKL-UPL
3. dalam rangka
Perlindungan dan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
4. sebagai prasyarat untuk
Kualitas memperoleh izin usaha
Lingkungan dan/atau kegiatan
Efektivitas Izin Lingkungan: Usaha/Kegiatan Ramah
Lingkungan dan Kualitas LH yang baik dan sehat
Proses Amdal & UKL- Implementasi Izin
UPL sesuai NSPK Lingkungan & Pengawasan
Ekonomi
Sosial
Izin Lingkungan
sebagai Sustainable
Safeguard yang Growth
Effektif with Equity

Rencana Usaha dan/atau


 Disetujui Lingkungan
Kegiatan ramah lingkungan
Usaha dan/atau Kegiatan
Ramah Lingkungan
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
tidak ramah lingkungan Ditolak

Tujuan utama Izin Lingkungan : menetapkan tingkat kinerja yang diperlukan oleh suatu usaha
dan/atau kegiatan yang diikat secara hukum (legally binding commitment and performance) agar
tetap memenuhi BML & KBKL dalam upaya untuk melindungi lingkungan dan kesehatan manusia.
Interkoneksitas Sistem Kajian Dampak Lingkungan dengan Sistem
Pembangunan Berkelanjutan lainnya di Indonesia
Sistem Sistem Perbankan: Izin Usaha dan/atau
Penataan Green Banking Kegiatan
Ruang
Izin Pinjam
Izin
Pakai Kawasan
Lokasi
Hutan
AMDAL & Izin
Lingkungan
Sistem Perizinan Sektor
UKL-UPL
Melalui sistem Izin
Kajian Dampak PPLH
Lingkungan (KDL) Audit LH
dan Izin Sistem Kajian
Lingkungan, Dampak Lingkungan Sistem Perizinan
Kementerian Lingkungan Sistem Penaatan
Lingkungan Hidup Lingkungan
telah membangun
interkoneksitas Pengawasan
Infrastruktur Kajian Dampak Lingkungan
Sistem Lingkungan
Pembangunan
PUU Panduan Teknis Kelembagaan SDM
Berkelanjutan – Penegakan
GREEN Hukum
ECONOMY) di Sistem Informasi Pandanaan Lingkungan
Indonesia
Keterkaitan Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan dengan Instrumen PPPLH Lainnya
Pengembangan Usaha/ Kegiatan Tahap Perencanaan Usaha/ Kegiatan Tahap Pra- Usaha/ Kegiatan Tahap
KRP Konstruksi, Konstruksi &Operasi
Pasca Operasi

Izin PPLH BML KBKL


Tata Ruang
Rencana izin Pelaksanaan Penutupan
Usaha Usaha usaha Usaha
dan/atau dan/atau dan/atau dan/atau
kegiatan kegiatan kegiatan Kegiatan

RTRW/RDTR
Amdal ARLH Tata Ruang
Implementasi Audit
atau Izin
Paska
LH Usaha/
RPPLH KLHS UKL-UPL Lingkungan &
Kegiatan
Izin PPLH
serta
Izin Continuous
ARLH Izin Improvement ARLH
Lingkungan Pinjam Pencana Penutupan
Pakai Usaha dan/atau
Kawasan kegiatan serta
Pengawasan
Daya Dukung & Hutan
Lingkungan Hidup
Persetujuannya
Daya Tampung atau
Lingkungan ARLH Pelepasan
Penaatan BML KBKL
Kawasan Pemanfaatan
Hidup HPK Ruang Paska
Hasil ERA merupakan Penegakan Hukum Usaha/Kegiatan
bagian dari Amdal Lingkungan Hidup
Instrumen
Ekonomi LH Instrumen Ekonomi LH Instrumen Ekonomi LH Instrumen Ekonomi LH
Izin Lingkungan: Jantungnya Sistem Perizinan di Indonesia
Diterbitkan oleh Diterbitkan oleh Dilakukan oleh Pengawasan
• Proses Penilaian Amdal oleh KPA; Lingkungan Hidup &
MENLH, Gubernur, MENLH, MENLH,
• Proses Pemeriksaan UKL-UPL Penegakan Hukum
atau Gubernur, atau Gubernur, atau
oleh Instansi LH Lingkungan
Bupati/Walikota Bupati/Walikota Bupati/ Walikota

Pemrakarsa Izin PPLH • Pelaksanaan


Usaha dan/atau
Rencana Usaha Proses Izin Usaha Kegiatan
Izin Pelaksanaan Izin
dan/atau Amdal atau Lingkungan
dan/atau •
Kegiatan Lingkungan & Izin
UKL-UPL Kegiatan
PPLH

Proses Penyusunan Amdal atau UKL-UPL Diterbitkan oleh Menteri terkait,


oleh Pemrakarsa Gubernur, atau Bupati/Walikota
Penaatan terhadap
• IZIN LINGKUNGAN merupakan ‘Jantung-nya’ Sistem Perizinan di BML & KBKL
Indonesia. Secara legal, sesuai PUU PSDA dan PPLH izin usaha
dan/atau kegiatan tidak dapat diterbitkan tanpa adanya izin
lingkungan.
• Izin Lingkungan merupakan hasil dari Proses Amdal atau UKL-
UPL (Sistem KDL) yang disusun oleh Pemrakarsa dan dinilai oleh
KPA atau diperiksa oleh Instansi LH; Penurunan Beban
Pencemaran dan Laju
• Izin lingkungan instrumen utama penurunan Beban Pencemaran Kerusakan LH
Lingkungan dan Laju Kerusakan Lingkungan & Pengawasan LH
Izin Lingkungan: Produk Proses Amdal atau UKL-UPL
Izin lingkungan = diterbitkan pada
Proses penyusunan tarap perencanaan & persyaratan
Usaha dan/atau dan Penilaian Amdal untuk memperoleh izin usaha
Kegiatan Wajib dan/atau kegiatan
AMDAL
IZIN Usaha
IZIN
Wajib Memiliki dan/atau
LINGKUNGAN
Kegiatan
Usaha dan/atau
Kegiatan Wajib
Izin
UKL/UPL
Proses penyusunan
dan Pemeriksaan
PPLH Izin PPLH, antara
lain:
a. Izin pembuangan air
UKL-UPL limbah ke sungai;
Catatan: Usaha dan/atau b. Izin pemanatan air
Kegiatan wajib SPPL tidak 1. Izin PPLH diterbitkan pada tahap limbah untuk aplikasi
wajib memiliki izin lingkungan operasional. ke tanah
c. Izin pembuangan air
2. Izin PPLH diterbitkan berdasarkan limbah ke laut
persyaratan dan kewajiban izin d. Izin injeksi air limbah
lingkungan yang harus ditaati oleh e. Izin PLB3
perusahaan
Esensi Dasar Amdal & UKL-UPL dalam PP 27/2012
Amdal dan UKL:-UPL: Dokumen LH yang menyediakan informasi yang
diperlukan untuk proses pengambilan keputusan (i.e. Penerbitan Izin
Lingkungan, Kredit Perbankan, dokumen lelang untuk Proyek KPS dalam kaitannya dengan
Penjaminan Investasi, Due Diligence, pengawasan lingkungan)

Pengambil Keputusan

Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan

AMDAL atau UKL-UPL =


Menyediakan Informasi Izin Lingkungan

Informasi yang disajikan dalam Amdal atau UKL-UPL:


• Dampak lingkungan yang terjadi akibat rencana usaha dan/atau
kegiatan, dan
• Langkah-langkah pengendaliannya dari aspek teknologi,sosial dan
institusi, pemantauan lingkungannya serta komitmen pemrakarsa
Prinsip Dasar Pengelolaan Dampak Lingkungan
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

3 Prinsip PENGELOLAAN DAMPAK LINGKUNGAN


Tinggi
 Hindari (avoidance)
 Minimisasi (minimisation) • Apakah proyek
Prioritas
dibutuhkan?
 Penanganan (mitigation) • Apakah proyek harus
Rendah dilaksanakan saat
ini?
Memberikan kompensasi atau ganti
rugi terhadap lingkungan yang rusak • Apakah ada
alternatif lokasi?

• Mengurangi skala, besaran, ukuran


• Apakah ada alternatif untuk proses, desain, bahan
baku, bahan bantu?

Sumber: UNEP, 2002


Proses Amdal/UKL-UPL & Tahapan Kegiatan
Tahap Perencanaan

1 2 3 4 5
Rencana Studi Disain Pra Konstruksi Operasi
Umum Kelayakan Rinci & Konstruksi

Termasuk proses kegiatan


pengadaan tanah

Amdal atau UKL-UPL disusun oleh


pemrakarsa pada tahap perencanaan suatu
usaha dan/atau kegiatan
Filosofi Amdal dan Izin Lingkungan sebagai Instrumen Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup: Rencana Pembangunan Pabrik Pulp
& Paper
Debit inlet
TETAP
IPAL

Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan Sungai yang
Industri Pulp and Paper Debit outlet debitnya fluktuatif
TETAP [bergantung pada
musim]
Kolam

sungai
Kajiannya: Bagaiamana Penampungan Air
Limbah Hasil
industri tetap dapat Pengolahan IPAL
dibangun dan beroperasi,
dan kondisi kelestarian Debit
fungsi ekosistem sungai Pembuangan
tetap terjaga DIATUR
20
Lingkungan:
Ekosistem Sungai
Filosofi Amdal dan Izin Lingkungan sebagai Instrumen Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup: Rencana Kegiatan Pertambangan Mineral

Peta Batas Project


dari Pemrakarsa Analisis spasial
untuk
mendukung
proses
DSS atau SIG Amdal, UKL-UPL & Izin pengambilan
Lingkungan KLH keputusan

Peta Status Kawasan Peta Sebaran Terumbu


Peta Tutupan Lahan
Hutan karang

Data & Informasi Geospatial dalam DSS Amdal, UKL-UPL dan Izin LIngkungan
NSPK & Instrumen PPLH pada Tahap Pengembangan KRP & Tahap
Perencanaan Usaha dan/atau Kegiatan

izin Usaha Pelaksanaan


Rencana Usaha dan/atau usaha dan/atau
dan/atau Kegiatan kegiatan
kegiatan

RTRW
Amdal atau Izin
UKL-UPL Lingkungan Izin PPLH

• PP No 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan


• PerMenLH N0. 05/2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau kegiatan yang
KLHS wajib dilengkapi dengan Amdal ;
• PerMenLH No. 16/2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan;
• PerMenLH No. 17/2012 tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat dalam Amdal
& Izin Lingkungan
• PerMenLH 13/2010 tentang UKL-UPK dan SPPL (PerMenLH 8/2013);
PerMenLH No. • PerMenLH No. 07/2010 tentang Sertifikasi Kompetensi Penyusun Dokumen Amdal
09/2011 tentang dan Persyaratan LPJP Dokumen Amdal;
Pedoman Umum • PerMenLH No. 15/2010 tentang Persyaratan dan tatacara lisensi Komisi Penilai
Amdal;
Kajian Lingkungan • PerMenLH No. 5/2008 Tata Kerja Komisi Penilai Amdal (PerMenLH 8/2013)
Hidup Strategis • PerMenLH No. 24/2009 Penilaian Dokumen Amdal (PeMenLH 8/2013)
(KLHS); • PerMenLH No. 25/2009 tentang Binwas Komisi Penilai Amdal Daerah
NSPK & Instrumen PPLH pada Tahap Pelaksanaan Usaha
dan/atau Kegiatan
Izin LH & Izin PPLH Penaatan
Dampak terhadap Baku
Mutu
Penting & Lingkungan
Dampak LH (BML) & Kriteria
Baku Kerusakan
Pelaksanaan Usaha dan/atau
lainnya Lingkungan
(KBKL)
Kegiatan
• KepMenLH No. 45 Tahun 2005
Implementasi tentang Pedoman Penyusunan
Audit LH Persyaratan & Laporan Pelaksanaan RKL-RPL
(LAPORAN PELAKSANAAN IZIN
Kewajiban dalam Izin LINGKUNGAN)
Lingkungan & Izin PPLH
Peraturan MENLH No. 03 Tahun serta Continuous • KepMenLH No.07 Th 2001 tentang PPLH
dan PPLHD
2013 tentang Audit Lingkungan Improvement • KepMenLH No.56 Th 2002 tentang
Hidup sebagai revisi dari: Pedoman Umum Pengawasan LH
• KepMenLH No. 42 Tahun 1994 • KepMenLH No.57 Th 2002 tentang Tata
• KepMenLH No. 30 Tahun 2001 Kerja PPLH
• PerMenLH No. 17 Tahun 2010 Pengawasan • KepMenLH No.58 Th 2002 tentang Tata
Kerja PPLHD;
Lingkungan Hidup • Peraturan MENLH No. 2 Tahun 2013:
Penerapan Sanksi Administrasi
2
Tata Ruang, Kawasan Lindung dan AMDAL
Isu Strategis: Keterkaitan antara Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup
TATA RUANG LINGKUNGAN

Perlindungan dan Pengelolaan


Penataan Ruang
Lingkungan Hidup
(UU No. 26 Tahun 2007) (UU No. 32 Tahun 2009)

TOOL

Ruang, Lingkungan
AMDAL & Izin Yang aman, nyaman,
TOOL Lingkungan produktif
(PP No. 27 Tahun 2012) dan berkelanjutan

1. Dalam perlindungan & pengelolaan lingkungan, penataan ruang


merupakan ujung tombak sebab proses perubahan lingkungan diawali dengan
proses perubahan ruang.
25
2. Dalam penataan ruang: perlindungan & pengelolaan lingkungan hidup menjadi
kunci untuk menjamin keberlanjutan fungsi lingkungan hidup.
Upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui
Pelaksanaan Penataan Ruang
pelaksanaan rencana tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfatn ruang

Perencanaan Pemanfaatan Pengendalian Pemanfaatan


Tata Ruang Ruang Ruang
Perumusan kebijaksaan srategis operasionalisasi RTRWN
Penyusunan
Nasional

Perumusan program sektoral Nasional


RTRWN
Pelaksanaan pembangunan
Rencana Penyusunan & penetapan SPM
Rinci
Penetapan standar kualitas lingkungan
Peraturan Zonasi
Perumusan kebijaksaan srategis operasionalisasi RTRWP
Penyusunan
Perumusan program sektoral provinsi
Provinsi

RTRWP
Pelaksanaan pembangunan
Perizinan
Rencana Penetapan pedoman pelaksanaan SPM
Rinci
Perumusan pedoman pelaksanaan standar kualitas lingk.

Penyusunan
Perumusan kebijaksaan srategis operasionalisasi RTRWK
Perangkat Insetif
Kabupaten

Perumusan program sektoral kabupaten


RTRWKab
Pelaksanaan pembangunan dan Disinsentif
Rencana Pelaksanaan SPM
Rinci
Pelaksanaan standar kualitas lingkungan

Penyusunan Perumusan kebijaksaan srategis operasionalisasi RTRWK Sanksi


RTRWKot Perumusan program sektoral Kota
Kota

Pelaksanaan pembangunan
Rencana Pelaksanaan SPM
Rinci
Pelaksanaan standar kualitas lingkungan 26
Rencana Umum dan Rencana Rinci Tata Ruang
RENCANA UMUM TATA RUANG RENCANA RINCI TATA RUANG
Kajian Daya
RTR PULAU / KEPULAUAN Dukung & Daya
RTRW NASIONAL
RTR KWS STRA. NASIONAL Tampung LH
WILAYAH

serta KLHS
RTRW PROVINSI RTR KWS STRA. PROVINSI

RTRW KABUPATEN RTR KWS STRA KABUPATEN


Pasal 13 ayat (1)
RDTR WIL KABUPATEN
Huruf a PP
RTR KWS METROPOLITAN
27/2012:
Pengecualian
PERKOTAAN

RTR KWS PERKOTAAN DLM AMDAL di RDTR


WIL KABUPATEN dan/atau RTR
RTRW KOTA
RTR BAGIAN WIL KOTA Kawasan
Strategis
RTR KWS STRA KOTA
Kab/Kota
RDTR WIL KOTA

Tata Ruang: Syarat Utama Proses Penyusunan & Penilaian Amdal serta
Penentuan Kelayakan Lingkungan
Amdal dan Tata Ruang
Tahap Perencanaan
1 2 3 4 5
Rencana Studi Disain Pra Kontruksi Operasi
Umum Kelayakan Rinci dan Konstruksi

Amdal disusun oleh pemrakarsa pada tahap perencanaan suatu usaha


dan/atau kegiatan Tidak sesuai
dengan
rencana tata
KA 1 ruang,
ANDAL 2 dokumen
Lokasi rencana usaha Amdal tidak
RKL-RPL 3 dan/atau kegiatan dapat dinilai
Dokumen AMDAL wajib sesuai dengan dan wajib
rencana tata ruang dikembalikan
kepada
pemrakarsa
Sumber: Pasal 4-5 PP 27/2012 Izin Lingkungan
Pola Ruang dan AMDAL
Pola Ruang
UU 26/2007 dan PP 26/2008

Rencana Rencana
Usaha Usaha
Kawasan Kawasan
dan/atau
Kegiatan dan/atau
sesuai Kegiatan
dengan
Rencana
Budidaya Lindung diizinkan
Tata oleh PUU
Ruang PSDA

Terbatas

Tetap
PP 26/2008-RTRWN
Konversi Kawasan Budi Daya Nasional

Hutan Hutan
Perikanan Industri Pariwisata Pemukiman Lainnya
Produksi Rakyat 29
Keterkaitan Tata Ruang, dan PIPIB dengan Proses Amdal,
UKL-UPL dan Izin Lingkungan
Rencana Usaha • Proses Amdal dan Izin Lingkungan,
dan/atau Kegiatan atau
• Proses UKL-UPL dan Izin Lingkungan
Tidak
Apakah Lokasinya ya
• Sesuai dengan
Rencana Tata Apakah lokasinya berada
Ruang, dan/atau di dalam ya Apakah termasuk usaha
Sesuai
Kawasan Hutan Primer & dan/atau Kegiatan yang
• Sesuai dengan Lahan Gambut dalam Peta DIKECUALIKAN?
Ketentuan PUU Indikatif Penundaan Izin
PPLH & SDA Baru (PIPIB) ?
Tidak
Tidak Sesuai
Ditolak Inpress 06/2013 penganti Inpres 10/211 Ditolak

Usaha dan/atau kegiatan yang dikecualikan dalam Inpres 10/2011 (Inpres 06/2013)
• Permohonan yang telah mendapat persetujuan prinsip dari Menteri Kehutanan;
• Pelaksanaan pembangunan nasional yang bersifat vital, yaitu: geothermal, migas,
ketenagalistrikan, lahan untuk padi dan tebu
• Pemanfaatan izin pemanfaatan hutan dan/atau penggunaan kawasan hutan yang telah ada sepanjang izin
di bidang usahanya masih berlaku
Contoh Rencana Pembangunan SUTET di Jateng dalam Rencana Tata
Ruang Pulau Jawa dan RTRW Provinsi Jawa Tengah

Arahan Jaringan SUTET di


Semarang dan Sekitarnya dalam
PERPRES 28 TAHUN 2012 (RTR
PULAU JAWA)
Arahan Jaringan Sutet dalam RTRWP Jawa
Dalam Peta Struktur Ruang tercatat Tengah (Perda No. 6 Tahun 2010)
Jalur:
Jepara-Kudus-Demak-Semarang-Ungaran Dalam Peta Struktur Ruang tercatat dengan Jalur:
Jepara-Wd Gunung Rowo-Demak-Semarang-
Ungaran
Peta Indikatif Penundaan Izin Baru (PIPIB) – Inpres 10/2011 (2011-2013)
Lokasi PIPIB
Lokasi yang Hutan Alam Primer (Moratorium) –
masih boleh Lahan Gambut di dalam dan di luar
Tidak Boleh Ada
ada izin baru kawasan Hutan
Izin Baru
Daftar Kawasan Lindung dalam Peraturan MENLH No. 05 Tahun 2012
Kawasan lindung yang dimaksud dalam Peraturan Menteri
ini: Catatan :
1. Kawasan hutan lindung • Tidak semua kawasan
2. Kawasan bergambut lindung yang tercantum
3. Kawasan Resapan Air
dalam PP No. 26/2008 dan
4. Sempadan Pantai
5. Sempadan Sungai Keppres 32/1990
6. Kawasan Sekitar Danau atau Waduk dicantumkan dalam daftar
7. Suaka Margasatwa dan Suaka Margasatwa Laut kawasan lindung di
8. Cagar Alam dan Cagar Alam Laut Peraturan MENLH Ini;
9. Kawasan Pantai Berhutan Bakau • Kawasan lindungan =
10. Taman Nasional dan Taman Nasional Laut kawasan yang telah
11. Taman Hutan Raya DITETAPKAN sebagai
12. Taman Wisata Alam dan Taman Wisata Alam Laut
kawasan lindung
13. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan
14. Kawasan Cagar Alam Geologi • Usaha dan/atau kegiatan di
15. Kawasan Imbuhan Air Tanah kawasan lindung adalah
16. Sempadan Mata Air usaha dan/atau kegiatan
17. Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah yang diizinkan sesuai
18. Kawasan Pengungsian Satwa dengan ketentuan PUU
19. Terumbu Karang
20. Kawasan Koridor Bagi Jenis Satwa dan Biota Laut yang Dilindungi
Kawasan lindung  wilayah yang DITETAPKAN dengan fungsi utama untuk melindungi
kelestarian lingkungan hidup mencakup SDA dan Sumber Daya Buatan. Penetapan
kawasan lindung tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan PUU
Usaha dan/atau Kegiatan di Hutan Lindung yang
Diiziinkan/Diperbolehkan oleh PP 24/2010
Penggunaan kawasan hutan (Hutan Produksi dan Hutan Lindung) untuk kepentingan
pembangunan di luar kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan untuk kegiatan
yang mempunyai tujuan strategis yang tidak dapat dielakkan, meliputi kegiatan:
1. religi;
2. pertambangan;
3. instalasi pembangkit, transmisi, dan distribusi listrik, serta teknologi energi baru
dan terbarukan;
4. pembangunan jaringan telekomunikasi, stasiun pemancar radio, dan stasiun
relay televisi;
5. jalan umum, jalan tol, dan jalur kereta api;
6. sarana transportasi yang tidak dikategorikan sebagai sarana transportasi umum
untuk keperluan pengangkutan hasil produksi;
7. sarana dan prasarana sumber daya air, pembangunan jaringan instalasi air, dan
saluran air bersih dan/atau air limbah;
8. fasilitas umum;
9. industri terkait kehutanan;
10. pertahanan dan keamanan;
11. prasarana penunjang keselamatan umum; atau
12. penampungan sementara korban bencana alam.
Sumber: Pasal 4 PP No. 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan
 Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan
peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta
pengenaan sanksi (Pasal 35)

 Izin pemanfaatan ruang yg tidak sesuai dgn RTRW dibatalkan oleh


Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya (Pasal
37 ayat (2))

 Izin pemanfaatan ruang yg dikeluarkan dan/atau diperoleh dgn tidak


melalui prosedur yg benar, batal demi hukum (Pasal
37 ayat (3))

 Izin pemanfaatan ruang yg diperoleh melalui prosedur yg benar


tetapi kemudian terbukti tidak sesuai RTRW, dibatalkan oleh
Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya
(Pasal 37 ayat (4))
3
Proses Penapisan (Screening)
Gambaran Umum Proses Amdal, UKL-UPL dan
Izin Lingkungan di Indonesia
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan (Project)

Proses Penapisan (Screening)

Wajib Amdal Wajib UKL-UPL SPPL

Proses Proses
Amdal dan Proses
UKL-UPL dan Izin
Izin Lingkungan Lingkungan SPPL
Proses AMDAL
Propos al
identification

Menurut UNEP
SPPL
Screening No EIA
EIA required
Screening
Initial
Proses Scoping environmental
examination
Proses
Amdal dan
UKL-UPL dan
Izin Impact analys is
Izin Lingkungan
Lingkungan Mitigation
and impact
management
*Public involvement
Resubmit EIA report
*Public involvement typically
occurs at these points .
It may also occur at any
Redes ign Review other s tage of the EIA Process

Not approved Decis ion-making

Approved
Information from this process
contributes to effective EIA in the future
Implementation
and post-EIA
monitoring Sumber: UNEP
Proses Penapisan Usaha/Kegiatan Wajib Amdal (Screening)
(Pasal 2 & Lampiran II Peraturan MENLH No. 05/2012)
Deskripsi jenis rencana usaha
Uji informasi Awal dan/atau kegiatan utama &
Pemrakarsa mengisi
pendukung harus diuraikan secara
dengan daftar jenis ringkasan informasi awal jelas . Periksa dan bandingkan
rencana usaha Rencana Usaha dan/atau seluruh jenis usaha dan/atau
dan/atau kegiatan kegiatan dengan Permen 05/2012
Kegiatan yang diusulkan
wajib Amdal (Kegiatan Utama & • Kawasan lindung wajib
ditetapkan;
(Lampiran I) Pendukung) (lampiran V) • Tidak semua jenis kawasan
lindung dalam PP 26/2008 dan
Keppres 32/1990 dimasukan
dalam daftar kawasan lindung
Periksa apakah lokasinya • Ada jenis usaha dan/atau
Tidak berada di dalam dan/atau kegiatan yang dikecualikan
? berbatasan langsung dengan
kawasan lindung Tidak
(Lampiran III)
Ya
Uji ringkasan awal dengan
kriteria pengecualian
(Pasal 3 ayat 4)

Wajib Memiliki Tidak Ya Wajib UKL-UPL


Amdal
? atau SPPL
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal
No Bidang Jumlah
Jenis
Lampiran 1 Peraturan Kegiatan
1. Multisektor 5
MENLH No. 05/2012
2. Pertahanan 3
• 14 Bidang 3. Pertanian 3
• 72 Jenis Kegiatan 4. Perikanan dan KELAUTAN 1

5. Kehutanan 1

6. Perhubungan 5
Rencana usaha dan/atau 7. Teknologi Satelit 5

kegiatan dilakukan: 8. Perindustrian 8

• Di dalam Kawasan 9. Pekerjaan Umum 12

10. Perumahan dan Kaw. Permukiman 1


Lindung
11. Energi dan Sumber Daya 18
• Berbatasan langsung Mineral

dengan kawasan 12. Pariwisata 2

13. Ketenaganukliran 4
lindung
14. Pengelolaan LB3 4
Jenis Rencana Usaha dan/Kegiatan Bidang Multisektor
Yang Wajib Dilengkapi dengan Amdal - REKLAMASI
(Peraturan MENLH No. 05/2012)

Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Luas ≥ 25 Volume ≥
Panjang ≥ 50 m
Hektar 500.000 m3 tegak Lurus ke arah laut dari
garis pantai
Jenis Rencana Usaha dan/Kegiatan Bidang Kelautan dan Perikanan
yang wajib Dilengkapi dengan Amdal & Kewenangan Penilaian Amdal

Budidaya tambak udang/ikan tingkat


teknologi maju dan madya dengan atau
Jenis Rencana
tanpa unit pengolahannya Usaha dan/atau
- Luas ≥ 50 ha Kegiatan yang yang
Penilaiannya
dilakukan oleh KPA
Kabupaten/ Kota
Usaha budidaya perikanan terapung
Lampiran IV
(jaring apung dan pen system): Peraturan MENLH No.
• Di air tawar (danau) luasnya ≥ 2.5 ha 5 Tahun 2008
atau jumlahnya ≥ 500 unit;
• Di air di laut yang luasnya ≥ 5 ha atau
jumlahnya ≥ 1000 unit
Peraturan MENLH No. 05 Tahun 2012
Ruang Lingkup Usaha Pertambangan
Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan
dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral
atau batubara yang meliputi:

Penyelidikan umum, Konstruksi & pengolahan dan pengangkutan Kegiatan


Eksplorasi, penambangan pemurnian dan penjualan pasca
Studi kelayakan tambang

IUP Eksplorasi IUP Operasi Produksi

Sumber: Pasal 1 UU No. 4 Tahun 2009 tentang Minerba


Jenis Rencana Usaha dan/Kegiatan Mineral dan Batubara
Yang Wajib Memiliki Amdal (Peraturan MENLH No. 05/2012)
No Jenis Kegiatan Skala/Besaran
1. Exploitasi (Operasi Produksi)
Mineral dan Batu Bara
a. Luas Perizinan  200 ha
b. Luas daerah terbuka untuk 50 ha (kumulatif per tahun)
pertambangan
2. Eksploitasi (Operasi Produksi)
Batubara
• Kapasitas, dan/atau 1.000.000 ton/tahun
• Jumlah material penutup yang  4.000.000 bank cubik meter
dipindahkan (bcm)/tahun
3. Eksploitasi (Operasi Produksi)
Mineral logam
• Kapasitas biji, dan/atau 300.000 ton/tahun
• Jumlah material penutup yang 1.000.000 ton/tahun
dipindahkan
Jenis Rencana Usaha dan/Kegiatan Mineral dan Batubara Yang Wajib Memiliki Amdal - Lanjutan

No Jenis Kegiatan Skala/Besaran


4. Eksploitasi (Operasi Produksi)
Mineral bukan logam atau mineral
batuan
• Kapasitas biji, dan/atau 500.000 ton/tahun
• Jumlah material penutup yang 1.000.000 m3/tahun
dipindahkan
5. Pengolahan dan pemurnian:
a. Mineral logam; Semua besara
b. Mineral bukan logam 500.000 m3/tahun
c. Batuan 500.000 m3/tahun
d. Batubara 1.000.000 m3/tahun
e. Mineral radioaktif Semua besaran
6. Eksploitasi (Operasi Produksi) Semua besaran (kecuali untuk
mineral radioaktif tujuan litbang)
7. Penambangan di laut Semua besaran
8. Melakukan penembatan tailing di Semua besaran
bawah laut
Jenis Rencana Usaha dan/Kegiatan Bidang ESDM-Ketenagalistrikan
Yang Wajib Dilengkapi dengan Amdal & Kewenangan Penilaian Amdal

Pembangunan
Pembangunan Jenis Rencana
PLTD/PLTG/ Usaha dan/atau
Kegiatan yang
PLTU/PLTGU ≥ 100 Bersifat
MW (dalam satu Strategis yang
lokasi) Penilaiannya
dilakukan oleh
KPA Kabupaten/
Kota
Pembangunan
jaringan transmisi Lampiran III
Saluran Udara Peraturan
MENLH No. 5
Tegangan Tinggi Tahun 2008
(SUTT) > 150 kV

Peraturan MENLH No. 05 Tahun 2012


Jenis Rencana Usaha dan/Kegiatan Bidang ESDM-Ketenagalistrikan
Yang Wajib Dilengkapi dengan Amdal & Kewenangan Penilaian Amdal
Pembangunan PLTA
Strategis  KPA
dengan Provinsi
• Tinggi Bendung ≥ 15
m; atau Lampiran II
Peraturan MENLH
• Luas genangan ≥ 200
No. 5 Tahun 2008
ha

Jenis Rencana
Pembangunan PLTA dengan Usaha dan/atau
• Kapasitas daya (aliran Kegiatan yang
langsung) ≥ 50 MW Bersifat Strategis
yang
Penilaiannya
dilakukan oleh
KPA Kabupaten/
Kota
Pembangunan PLTP ≥
Lampiran III
55 MW Peraturan MENLH
No. 5 Tahun 2008
Jenis Rencana Usaha dan/Kegiatan Bidang ESDM-Ketenagalistrikan
Yang Wajib Dilengkapi dengan Amdal & Kewenangan Penilaian Amdal

Pembangunan PLT Sampah Jenis Rencana Usaha dan/atau


(PLTSa) dengan proses Kegiatan yang Bersifat
methane harvesting ≥ 55 MW Strategis yang Penilaiannya
dilakukan oleh KPA Kabupaten/
Kota
Pembangunan Pembangkit
Lampiran III Peraturan MENLH
listrik dari jenis lain (antara No. 5 Tahun 2008
lain: OTEC, PLT Surya, Angin, PLT
Biomassa) ≥10 MW
Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan yang Bersifat
Strategis yang Penilaiannya
Pembangunan Pembangkit dilakukan oleh KPA Provinsi
listrik dari gambut ≥10 MW
Lampiran II Peraturan MENLH No.
5 Tahun 2008
Jenis Rencana Usaha dan/Kegiatan MIGAS
Yang Wajib Memiliki Amdal (Peraturan MENLH No. 05/2012)
No Jenis Kegiatan Skala/Besaran
1. Exploitasi Migas dan
Pengembangan Produksi
a. Di Darat
• Lapangan Minyak 5.000 BOPD
• Lapangan Gas 30 MMSCFD
b. Di Laut
• Lapangan Minyak 15.000 BOPD
• Lapangan Gas 90 MMSCFD Jumlah Total
Lapangan Semua Sumur
2. Pipanisasi MIGAS dan BBM di Laut
• Panjang, atau 100 km
• Bertekanan  16 bar
3. Pembangunan Kilang
• LPG 50 MMSCFD
• LNG 550 MMSCFD
• Minyak Bumi 10.000 BOPD
Jenis Rencana Usaha dan/Kegiatan MIGAS (Kegiatan Baru)
Yang Wajib Memiliki Amdal (Peraturan MENLH No. 05/2012)

No Jenis Kegiatan Skala/Besaran


4. Terminal regasifikasi ≥ 550 MMSCFD
LNG (darat/laut)

5. Kilang minyak pelumas  10.000 ton/tahun


(termasuk fasilitas
penunjang)
6. Pengembangan Semua besaran
lapangan Coal Bed
Methane (CBM)/ Gas
Metana Batubara
Rencana Usaha/Kegiatan di dalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan
Lindung Wajib Memiliki AMDAL (Pasal 3 Peraturan MENLH No. 05/2012)
Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan
lokasinya berada di dalam kawasan lindung 
jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang
yang berada di dalam dan/atau berbatasan
diizinkan sesuai peraturan perundang-undangan, langsung dengan kawasan lindung yang
misal: tambang di hutan lindung, wisata alam di dikecualikan dari kewajiban menyusun
kawasan lindung Amdal adalah rencana usaha dan/atau
kegiatan:

Batas proyek
1 1. Eksplorasi pertambangan, migas dan
panas bumi;
2. Penelitian dan pengembangan di bidang
terluar yang Kawasan Lindung
ilmu pengetahuan;
bersinggungan Yang tercantum dalam
Lampiran Permen LH & 3. Yang menunjang pelestarian kawasan
dengan batas
terluar dari telah ditetapkan sesuai lindung;
kawasan dengan PUU 4. Yang terkait dengan kepentingan

2
lindung pertahanan dan keamanan negara yang
tidak berdampak penting terhadap
Dampak
lingkungan;
potensial
5. Budidaya yang secara nyata tidak
Dampak potensial dari

3
rencana usaha dan/atau
berdampak penting bagi lingkungan
kegiatan yang akan hidup;
dilaksanakan tersebut 6. budidaya yang diizinkan bagi penduduk
secara nyata asli dengan luasan tetap dan tidak
mempengaruhi kawasan Keterangan: mengurangi fungsi lindung kawasan dan
lindung terdekat = Rencana Usaha di bawah pengawasan ketat.
dan/atau kegiatan
4
Tata Laksana Penilaian Amdal dan
Penerbitan Izin Lingkungan
Proses Amdal
Tahap Perencanaan
1 2 3 4 5
Rencana Studi Disain Pra Kontruksi Operasi
Umum Kelayakan Rinci dan Konstruksi

Amdal disusun oleh pemrakarsa pada tahap perencanaan suatu usaha


dan/atau kegiatan Tidak sesuai
dengan
rencana tata
KA 1 ruang,
ANDAL 2 dokumen
Lokasi rencana usaha Amdal tidak
RKL-RPL 3 dan/atau kegiatan dapat dinilai
Dokumen AMDAL wajib sesuai dengan dan wajib
rencana tata ruang dikembalikan
kepada
pemrakarsa
Sumber: Pasal 4-5 PP 27/2012 Izin Lingkungan
Proses Penyusunan dan Penilaian Amdal serta Penerbitan SKKL & Izin Lingkungan
Pemrakarsa Sekretariat KPA, Tim Teknis dan Komisi Menteri, gubernur, atau
Penilai Amdal bupati/walikota
1
Pengumuman Jasa Penilaian Amdal dibebankan Biaya Adm Penerbitan SKKL dan
SPT dari kepada Pemrakarsa – sesuai SBU/PNBP Izin Lingkungan dibebankan
dan Pengumuman kepada Pemrakarsa sesuai PNBP
Konsultasi = 10 hari Kerja
Publik Penilaian Kerangka Acuan Paling lambat 5 hari kerja
30 hari kerja setelah diterbitkan
3 4 5 6
2
Pengajuan Penilaian Penerbitan Pengumuman Izin
Penyusunan Penilaian 15
Penilaian KA oleh Persetujuan Lingkungan
Kerangka KA oleh
Kerangka Sekretariat KA oleh Ketua
Acuan (KA) Tim Teknis
Acuan KPA KPA 14a
Penerbitan:
1. Keputusan
Biaya Penyusunan 7 Kelayakan
Penyusunan
Amdal oleh
ANDAL dan Lingkungan; dan
Pemrakarsa RKL-RPL 2. izin Lingkungan
Penilaian ANDAL dan RKL-RPL
Pengajuan Permohonan Izin 8 75 hari kerja, termasuk 10 hari kerja SPT Pengumuman Layak 10 hari
Lingkungan dan Penilaian ANDAL dan Lingkungan kerja
9 11 12
RKL-RPL Penilaian Penilaian Penilaian
ANDAL & 14b
Satu surat ANDAL & ANDAL & Keputusan
RKL-RPL RKL oleh RKL-RPL Ketidaklayakan LH
permohonan
Sekretariat Tim Teknis oleh KPA
KPA
Tidak Layak
Integrasi Izin Lingkungan Lingkungan
dalam Proses AMDAL Pengumuman Permohonan Rekomendasi
10
Izin Lingkungan KPA 13
Bagan Alir Penilaian KA, Andal dan RKL-RPL (Lampiran VI Peraturan MENLH No. 8/2013)
Konsep Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(Environmental Impact Assessment- EIA)
EIA is a window
Identifikasi
1 PROSES for the Future:
the process of

2 Dampak Lingkungan
identifying the
future
consequences of a
(biogeofisik-kima & current or
Prediksi Sosial-Ekonomi) dari proposed action.
Rencana Pembangunan
3
Pengambilan

Evaluasi 4 Keputusan

Mitigasi
Sumber: International Association for Impact Assessment (IAIA), 1999
KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN DOKUMEN AMDAL
Saran, pendapat dan Tanggapan dari:
•PENGUMUMAN AMDAL
• KONSULTASI PUBLIK

DAMPAK Prakiraan= Besaran & sifat


POTENSIAL
A penting dampak untuk setiap
PENILAIAN
RENCANA DPH KELAYAKAN
KEGIATAN DAMPAK
POTENSIAL DAMPAK
P- LINGKUNGAN
DAMPAK
B PENTING
KOMPONEN KEGIATAN PENTING
HIPOTETIK
HIPOTETIK
1 1
DAMPAK
POTENSIAL
C
IDENTIFIKASI EVALUASI DAMPAK
PENTING
PRAKIRAAN
DAN
DAMPAK
PENTING
P+ RENCANA
DAMPAK DAMPAK HIPOTETIK PENGELOLAAN DAMPAK
EVALUASI HIPOTETIK
POTENSIAL DAMPAK POTENSIAL 2 2 LINGKUNGAN
POTENSIAL
DAMPAK
D
DAMPAK TP +
KOMPONEN LINGKUNGAN DAMPAK
PENTING
HIPOTETIK
DAMPAK
PENTING • Dampak Penting
• Dampak
POTENSIAL 3 HIPOTETIK
E 3
RONA
LINGKUNGAN lingkungan
Evaluasi = telaahan terhadap
DAMPAK
lainnya
POTENSIAL
F keterkaitan dan interaksi seluruh
Analisis atas DPH  karekterisk dampak
Kegiatan di Sekitar lingkungan
Surat Persetujuan KA Surat Kelayakan Lingkungan

PERENCANAAN
PELINGKUPAN ANALISIS
PENGENDALIAN

Dokumen Dokumen Dokumen


KERANGKA ACUAN (KA) ANALISIS DAMPAK RKL-RPL
LINGKUNGAN (ANDAL)
Dokumen Amdal
Muatan rinci sesuai dengan Peraturan
KA MENLH No. 16 Tahun 2012

Muatan rinci sesuai dengan Peraturan


Andal MENLH No. 16 Tahun 2012

RKL-RPL Muatan rinci sesuai dengan Peraturan


MENLH No. 16 Tahun 2012
Muatan KERANGKA ACUAN Muatan KERANGKA ACUAN
dalam Peraturan MENLH No. 08 Tahun 2006 tentang dalam Peraturan MENLH 16/2012 tentang Pedoman
Pedoman Penyusunan Dokumen Amdal Penyusunan Dokumen Lingkungan
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN • Latar Belakang
1.1. Latar Belakang • Tujuan
1.2. Tujuan dan Manfaat • Pelaksana Studi (pemrakarsa & tim penyusun
1.3. Peraturan dok Amdal, tenaga ahli dan asisten penyusun)

BAB II RUANG LINGKUP STUDI PELINGKUPAN


2.1. Lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan yang • Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan fokus
ditelaah dan alternatif komponen rencana usaha pada kegiatan yang berpotensi menimbulkan
dan/atau kegiatan (status, TR, Rencana dampak lingkungan beserta alternatif, termasuk
Usaha/Keg., keg. di sekitar, alt) pengelolaan LH yang sudah ada/tersedia;
2.2. Lingkup rona lingkungan hidup awal • Deskripsi umum rona lingkungan hidup awal
2.3. Pelingkupan (identifikasi, evaluasi dan klasifiksi (environmental setting): Komponen lingkungan
& prioritas, DPH & wilayah studi) terkena dampak dan usaha/kegiatan disekitar
lokasi rencana usaha/kegiatan beserta dampak
BAB III METODE STUDI lingkungannya;
3.1. Metode pengumpulan dan analisis data • Hasil pelibatan masyarakat
3.2. Metode Prakiraan Dampak • Dampak penting hipotetik (DPH)
3.3. Metode Evaluasi Dampak • Batas wilayah studi dan batas waktu kajian

BAB IV PELAKSANA STUDI METODE STUDI


4.1. Pemrakarsa • Metode pengumpulan dan analisi data;
4.2. Penyusun Studi Amdal • Metode prakiraan dampak penting dan
4.3 Biaya Studi • Metode evaluasi secara holitistik terhadap
4.4. Waktu Studi dampak lingkungan

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA


LAMPIRAN LAMPIRAN
Muatan ANDAL Muatan ANDAL
dalam Peraturan MENLH No. 08 Tahun 2006 tentang dalam Peraturan MENLH 16/2012 tentang Pedoman
Pedoman Penyusunan Dokumen Amdal Penyusunan Dokumen Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang • Ringkasan deskripsi rencana usaha dan/atau
1.2. Tujuan dan Manfaat kegiatan;
1.3. Peraturan • Ringkasan dampak penting yang ditelaah/dikaji
• Batas wilayah studi dan batas waktu kajian
BAB II RENCANA USAHA/KEGIATAN
2.1. Identitas pemrakrasa dan penyusun Amdal
2.2. Uraian rencana usaha/kegiatan
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP
2.3. Alternatif-alternatif yang dikaji dalam Andal AWAL
2.4. Keterkaitan rencana usaha/kegiatan dengan kegiatan
lain disekitarnya PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
Besaran dan sifat penting dampak untuk masing-
BAB III RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL masing DPH;
BAB IV RUANG LINGKUP STUDI
4.1. Dampak penting yang ditelaah; EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP
4.2. Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian DAMPAK LINGKUNGAN
• Telaahan secara keseluruhan dan keterkaitan
BAB V PRAKIRAAN DAMPAK PENTING serta interaksinya atas dampak lingkungan yang
diperkiraakan terjadi untuk menentukan
BAB VI EVALUASI DAMPAK PENTING
6.1. Telaahan terhadap dampak penting;
karekteristik dampak lingkungan secara total
6.2. Pemilihan alternatif terbaik; terhadap lingkungan;
6.3. Telaahan sebagai dasar pengelolaan; • Arahan pengelolaan dampak lingkungan;
6.4. Rekomendasi penilaian kelayakan LH • Kesimpulan kelayakan lingkungan dari
pemrakarsa
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Muatan RKL dan RPL Muatan RKL-RPL
dalam Peraturan MENLH No. 08 Tahun 2006 tentang dalam Peraturan MENLH 16/2012 tentang Pedoman
Pedoman Penyusunan Dokumen Amdal Penyusunan Dokumen Lingkungan

RKL PENDAHULUAN
PERNYATAAN PELAKSANAAN
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP
BAB I PENDAHULUAN
• Matrik/tabel untuk dampak lingkungan
(dampak penting hasil kajian Andal dan
BAB II PENDEKATAN PENGELOLAAN
dampak lingkungan lainnya);
LINGKUNGAN HIDUP
• Peta lokasi pengelolaan LH sesuai dengan
kaidah kartograf
BAB III RENCANA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
3.1. Dampak penting dan sumber dampaj penting
HIDUP
3.2. Tolok uku dampak
• Matrik/tabel untuk pemantauan dampak
lingkungn (dampak penting hasil kajian Andal
DAFTAR PUSTAKA
dan dampak lingkungan lainnya);
LAMPIRAN
• Peta lokasi pemantauan LH sesuai dengan
kaidah kartografi
RKL
BAB I PENDAHULUAN JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG
DIBUTUHKAN
BAB II RENCANA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP PERNYATAAN PELAKSANAAN

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA


LAMPIRAN LAMPIRAN
Dampak-Dampak Lingkungan yang tercantum dalam RKL-RPL
Komponen Prakiraan dan Evaluasi (ANDAL)
Rencana
Kegiatan Pelingkupan (KA)
Dampak
Komponen Dampak Penting
Lingkungan
DPH
Potensial
Hidup
Prakiraan Evaluasi
Kegiatan Holistik
Lain Evaluasi
disekitarnya Dampak
Potensial
Saran, Pendapat
danTanggapan
(SPT) Dampak
Masyarakat Tidak Arahan
DTPH Penting RKL-RPL
Tidak
Tidak Dikelola
Dikelola dan Dikelola
dan Dipantau dan
Dipantau Dipantau
keterangan Dikelola RKL & RPL
dan
Penekanan Dalam
Dipantau
Revisi Pedoman
Penyusunan dan
Penilaian Amdal
Matrik Pengelolaan Lingkungan Hidup
Matrik atau tabel tersebut disusun dengan urutan sebagai berikut:
1. Dampak lingkungan yang dikelola (dampak penting dan dampak lainnya)
2. sumber dampak (dampak penting & dampak lainnya)
3. Indikator keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup
4. Bentuk Pengelolaan lingkungan hidup
5. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
6. Periode pengelolaan lingkungan hidup
7. Institusi pengelolaan lingkungan hidup

No Dampak LH Sumber Indikator Bentuk Lokasi Periode Institusi


yang dikelola Dampak Keberhasilan PLH PLH PLH PLH
PLH
1. • Instansi
Pelaksana
;
• Instansi
Pengawas
• Instansi
Penerima
Laporan

dst
Keterangan: PLH = Pengelolaan Lingkungan Hidup
Contoh Matrik Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dampak Indikator keberhasilan
Sumber Bentuk pengelolaan Lokasi pengelolaan Periode pengelolaan
No. Lingkungan pengelolaan lingkungan Institusi pengelolaan lingkungan hidup
Dampak lingkungan hidup lingkungan hidup lingkungan hidup
yang dikelola hidup
Dampak Penting Yang Dikelola (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL)
1. Penurunan Kegiatan Konsentrasi debu yang a. Melakukan a. Di dalam tapak minimal sehari dua a. Instansi Pelaksana yaitu PT X
kualitas udara mobilisasi alat timbul tidak melebihi penyiraman jalan proyek yang menjadi kali selaku pemrakarsa dan kontrakor
ambien dan bahan baku mutu udara secara berkala sumber pencemar pelaksana kegiatan konstruksi
(parameter pada tahap ambien untuk kualitas udara,
debu) konstruksi parameter debu b. Memasang plat b. Instansi Pengawas yaitu BLHD
penghalang pada ban b. Di jalan angkut yang Kabupaten X, DInas PU Kab X,
kendaraan angkut melalui permukiman BLH Provinsi Y, DInas PU Prov Y
warga
c. Instansi Penerima Laporan yaitu
c. Lokasi rinci dapat BLHD Kabupaten X, DInas PU
dilihat pada peta 2.1 Kab X, BLH Provinsi Y, DInas PU
Prov Y
2. Peningkatan Erosi tanah Stabilnya laju a. Menanami area sekitar a. Di area sekitar a. Penanaman a. Instansi Pelaksana penanaman
laju karena sebab sedimentasi di area waduk dengan waduk dalam radius sekali dan pemberian pemahaman di
sedimentasi di alamiah sekitar waduk selama tanaman penahan 5 km dengan batas sosial yaitu PT X selaku
waduk maupun umur waduk erosi pemelihara pemrakarsa
antropogenik b. Di batas sosial yang an setiap b. Instansi pelaksana pemberian
pada area b. Memberikan mungkin bulan sekali pemahaman di luar batas sosial
yang pemahaman kepada memberikan yaitu pemda kab X
berdekatan penduduk yang kontribusi terhadap b. Pemberian c. Instansi Pengawas yaitu BLHD
dengan beraktivitas di daerah peningkatan erosi pemahama Kabupaten X, DInas PU Kab X,
waduk rawan erosi guna antropogenik n dilakukan BLH Provinsi Y, DInas PU Prov Y
mengurangi kegiatan sekali d. Instansi Penerima Laporan yaitu
yang dapat menjadi c. Di luar batas sosial setahun BLHD Kabupaten X, DInas PU
sumber erosi yang masih mungkin
Kab X, BLH Provinsi Y, DInas PU
antropogenik memberikan
Prov Y
kontribusi terhadap
peningkatan erosi
antropogenik

d. Lokasi rinci dapat


dilihat pada peta 2.1

Dampak Lingkungan Lainnya yang Dikelola


(pengelolaan lingkungannnya telah direncanakan sejak awal sebagai bagian dari rencana kegiatan, atau mengacu pada SOP, panduan teknis pemerintah, standar internasional, dll)
1. Timbulnya Kegiatan Sampah domestik a. Mengumpulkan Di area akomodasi pekerja Dilakukan sehari a. Instansi Pelaksana yaitu PT X
sampah akomodasi dikelola sesuai dengan sampah domestic konstruksi sekali selaku pemrakarsa
domestic pekerja peraturan perundangan dengan dipilah antara
konstruksi organic dengan b. Instansi Pengawas yaitu BLHD
anorganik sesuai Kabupaten X, BLH Provinsi Y
dengan SOP
c. Instansi Penerima Laporan yaitu
perusahaan nomor ….
BLHD Kabupaten X, BLH Provinsi
b. Bekerjasama dengan Y,
Dinas Kebersihan Kab
Y untuk menyediakan
jasa angkutan sampah
domestic harian (diatur
dalam MOU nomor …
dengan Dinas
Kebersihan)
Matrik Pemantauan Lingkungan Hidup
Matrik atau tabel tersebut disusun dengan urutan sbb.:
1. Dampak yang dipantau, yang terdiri dari: jenis dampak yang terjadi,
komponen lingkungan yang terkena dampak, dan indikator/parameter
yang dipantau dan sumber dampak.
2. Bentuk pemantauan lingkungan hidup yang terdiri dari metode
pengumpulan dan analisis data, lokasi pemantauan, waktu dan
frekuensi pemantauan.
3. Institusi pemantau lingkungan hidup, yang terdiri dari pelaksana
pemantauan, pengawas pemantauan dan penerima laporan
pemantauan.
No Dampak yang Dipantau Metode Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantau Lingkungan
Hidup
Jenis dampak Indicator/ Sumber Metode Lokasi Waktu & Pelak- Penga-was Penerima
yang timbul parameter dampak Pengumpulan & Pantau Frek. sana Laporan
Analisis Data
Contoh Matrik Pemantauan Lingkungan Hidup
Dampak Lingkungan yang Bentuk Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan Lingkungan
Dipantau Hidup Hidup
Jenis Dampak
Metode
No yang Timbul Indikator
Pengumpul
. (bisa di / Sumber Lokasi Waktu & Pengawa Penerima
an & Pelaksana
ambien dan Paramete Dampak Pantau Frekuensi s Laporan
Analisis
bisa di r
Data
sumbernya)
1 Penurunan Kedalam Dewateri Pemantaua Sumur Satu PT XYZ BLHD BLHD kab
muka air an/ ng dari n langsung pantau A, bulan dua selaku kab A, A, BLHD
tanah (MAT) ketinggia tahap pada sumur B, C, D dan kali pemrakarsa BLHD Prov B,
n MAT operasio pantau E yang dan seluruh Prov B, Dinas PU
nal dengan berada di kontraktor Dinas PU Prov B,
tambang menggunak koordinat penambang Prov B, Dinas PU
an ……. Dst an Dinas PU Kab A
piezometer Kab A
(lokasi rinci
pada peta di
lampiran
…..)
Pengumuman Rencana Usaha dan/atau kegiatan dalam Amdal
1. Nama dan alamat
pemrakarsa; • SPT  pemrakarsa dan Menteri,
2. Lokasi dan luas gubernur, atau bupati/walikota
rencana usaha sesuai dengan kewenangannya;
dan/atau kegiatan, • Dokumentasi dan pengolahan SPT;
3. Jenis usaha dan/atau Pemrakarsa • SPT masukan penyusunan KA
kegiatan;
4. Produk yang Muatan
dihasilkan • SPT 10 hari kerja;

Masyarakat
5. Dampak potensial SPT: informasi
yang akan timbul lingkungan, nilai-nilai
6. Tanggal lokal dan aspirasi;
pengumuman • Bahasa Indonesia dan
tersebut mulai
Bahasa Lokal
dipasang dan batas
waktu pemberian
saran, pendapat, dan
tanggapan (SPT) Media
dari masyarakat
7. Nama dan alamat Durasi
pemraksarsa dan
instansi lingkungan
hidup yang
menerima saran,
pendapat, dan • Media wajib: Surat Kabar &
tanggapan dari Papan Pengumuman;
warga masyarakat
• Media pendukung lainnya:
Pelaksanaan Konsultasi Publik dalam AMDAL
Muatan Informasi Konsultasi Publik
1. Nama dan alamat pemrakarsa;
2. Jenis rencana usaha dan/atau Kegiatan;
3. Skala/besaran rencana usaha dan/atau
kegiatan
4. Lokasi dan luas rencana usaha dan/atau
kegiatan
5. dampak lingkungan yang berpotensi akan
timbul
6. Komponen lingkungan yang sangat penting
diperhatikan Masyarakat

Bentuk Konsultasi • Tanggung jawab pemrakarsa;


Publik • Sebelum, bersamaaan atau
setelah pengumuman;
1. lokakarya, • Target: 3 kelompok masyarakat:
2. seminar, terkena dampak, pemerhati,
3. focus group discussion, dan
terpengaruh atas segala bentuk
4. temu warga,
5. forum dengar pendapat, keputusan dalam proses Amdal
6. dialog interaktigf • Pemrkarsa berkoordinasi dengan
7. metode lain yang dapat instansi terkait dan tomas;
Pemrakarsa
dipergunakan untuk
berkomunikasi secara dua arah
Penetapan Wakil Masyarakat Terkena Dampak dalam KPA
Jumlah: ditetapkan secara Pemrakarsa mengomunikasikan hasil
proporsional dan mewakili
penetapan wakil masyarakat kepada
aspirasi masyarakat yang
diwakilinya dalam persoalan sekretariat komisi penilai Amdal
lingkungan hidup sesuai dengan kewenangannya;
3
Komisi Penilai
AMDAL (KPA)
2
memilih dan menetapkan sendiri
b wakilnya yang duduk sebagai
anggota komisi penilai Amdal
Wakil Masyarakat pada saat KONSULTASI PUBLIK 
Terkena Dampak Surat Persetujuan/Surat Kuasa

menyampaikan 1
aspirasi
masyarakat a
terkena dampak
yang diwakilinya
dalam rapat Melakukan komunikasi dan
komisi penilai konsultasi rutin dengan
Amdal masyarakat terkena dampak Masyarakat Terkena
yang diwakilinya; Dampak
Pemrakarsa dan Penyusunan Dokumen Amdal
Pemrakarsa 1 Penyusun dari
Pemrakarsa
sendiri

Menyusun Dokumen
Amdal

Pihak Lain:
DILARANG ! •2 Penyusun
Persyaratan Penting !
Penyusunan dokumen
PNS di Instansi Lingkungan Perorangan
Amdal wajib memiliki
Hidup (Pusat, Provinsi
•3 Penyusun yang sertifikat kompetensi
dan Kabupaten/Kota),
tergabung penyusun Amdal
Kecuali bertindak sebagai
dalam LPJP
pemrakarsa
Sumber: Pasal 10-12 PP 27/2012 Izin Lingkungan 11. Pendidikan dan pelatihan
penyusunan Amdal; dan
Dokumen Amdal merupakan dokumen Pemrakarsa.
Pemrakarsa dalam menyusun dokumen Amdal dapat 22. Uji kompetensi
dilakukan sendiri atau meminta bantuan pihak lain Ketentuan lebih lanjut  Peraturan MENLH
Standar Kompetensi Penyusun Amdal
Kompetensi Pasal 28 ayat (2) UU No. 32 Tahun 2009
Penyusun Amdal
11. Penguasaan metodologi penyusunan amdal;

22. Kemampuan untuk melakukan pelingkupan,


prakiraan dampak, dan evaluasi dampak
serta pengambilan keputusan;
Knowledge
33. Kemampuan menyusun rencana pengelolaan
Skills dan pemantauan lingkungan
Attitude

Peraturan MENLH No. 07 Tahun 2010


Standar kompetensi terbagi menjadi dua, yaitu:
1. standar kompetensi untuk anggota tim penyusun amdal (ATPA):
10 Kompetensi kerja ATPA
2. standar kompetensi untuk ketua tim penyusun amdal (KTPA) :
10 Kompetensi kerja ATPA + 5 Kompetensi Kerja KTPA
Penyusun Amdal Bersertifikasi Kompetensi
Ini alamat website Lembaga Sertifikasi Kompetensi AMDAL
(INTAKINDO) http://lsk.intakindo.org

Jumlah tenaga penyusun Amdal yang telah


memiliki Sertifikasi Kompetensi = 721 orang, terdiri
dari KTPA = 398 dan ATPA = 323 (Nov 2013) 72
Sertifikat Tanda Registrasi Kompetensi LPJP
116 LPJP yang Telah
Teregistrasi Kompetensi
di KLH
Tampilan
Depan Sertifikat
Tampilan
Belakang
Sertifikat
Pengembangan Kompetensi Penyusun Amdal

Pembinaan untuk
1. Standar Kompetensi;
LSK pengembangan profesi
2. Kurikulum & Modul
Penyusun dan pemeliharaan
Diklat Amdal;
Amdal kompetensi &
3. LPK Penyusun Amdal
Pengawasannya

Diklat Dasar Uji Penyusun Amdal


Calon
dan Kompetensi yang memiliki Pemeliharaan
Penyusun
Penyusun Penyusun sertifikat Kompetensi
Amdal
Amdal Amdal kompetensi

Tahapan untuk Memperoleh Sertifikat Tahapan setelah Memperoleh Sertifikat


Kompetensi Penyusun Amdal Kompetensi Penyusun Amdal (Profesional)
Lisensi, Tim Teknis & Sekretariat Komisi Penilai AMDAL
Sumber: Pasal 58-61 PP 27/2012 Izin Lingkungan
Komisi Penilai Amdal WAJIB memiliki LISENSI dari MENLH,
Gubernur, Bupati/Walikota sesuai kewenangannya
Komisi Penilai AMDAL

Sekretariat Tim Teknis

Dipimpin oleh kepala sekretariat yang Ahli dari instansi teknis yang membidangi
dijabat oleh pejabat setingkat eselon III usaha dan/atau kegiatan yang
ex officio pada instansi LH pusat dan bersangkutan dan instansi lingkungan
pejabat setingkat eselon IV ex officio hidup, serta ahli lain dan bidang ilmu yang
pada instansi LH provinsi dan terkait
kabupaten/kota

Status Lisensi KPA Daerah: 33 Komisi Penilai Amdal Provinsi dan 221 Komisi Penilai Amdal
Kabupaten/Kota telah memiliki lisensi komisi penilai Amdal
 Persyaratan Lisensi Komisi Penilai AMDAL
 Ketua komisi penilai dipimpin oleh pejabat minimal setingkat eselon II;
 Memiliki sekretariat komisi penilai yang berkedudukan di instansi
lingkungan hidup pusat, provinsi, atau kabupaten/kota;
 Memiliki tim teknis dengan sumber daya manusia yang telah lulus
pelatihan penyusunan AMDAL paling sedikit 2 (dua) orang, dan pelatihan
penilaian AMDAL paling sedikit 3 (tiga) orang;
 Keanggotaan komisi penilai minimal mencakup tenaga ahli di bidang
biogeofisik-kimia, ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, perencanaan
pembangunan wilayah, dan lingkungan hidup;
 Adanya organisasi lingkungan hidup atau lembaga swadaya masyarakat
sebagai salah satu anggota komisi penilai; dan
 Adanya kerjasama dengan laboratorium yang terakreditasi, atau yang
mempunyai kemampuan menguji contoh uji kualitas lingkungan hidup,
paling sedikit untuk parameter air dan udara.

Sumber: Pasal 2 ayat (5) Peraturan MENLH No. 15 Tahun 2010


Tahapan Penilaian Dokumen AMDAL
Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013

DITOLAK DITOLAK
Pemrakarsa
Tidak Tidak Ya

Usaha/Keg.
sedang /telah
Ya Ya dilakukan
konstruksi/
Dokumen KA- atau operasi/ pasca
Sesuai operasi
ANDAL & RKL-RPL Sesuai dengan RTRW
Persyaratan
Nasional, Provinsi &
Administrasi
Kab/Kota

UJI ADMINSITRASI UJI TAHAP PROYEK


(gunakan panduan 01 atau 02 Lamp VI) (Panduan 03 Lamp VI) Tidak

1. Lakukan Uji konsistensi


Ya 2. Lakukan uji keharusan
Ya
Rencana usaha 3. Lakukan uji kedalaman
dan/atau Kegiatan 4. Lakukan uji relevansi
Dokumen sesuai
disepakati atau layak dengan persyaratan
Dokumen dijadikan lingkungan hidup mutu dokumen
lamp. SK Persetujuan
KA atau SK Kelayakan Tidak Tidak
Lingkungan & Izin Masukan untuk UJI KUALITAS
DITOLAK (gunakan panduan 04
Lingkungan Perbaikan Dokumen Lampuran VI)
Penilaian AMDAL
UJI ADMINISTRATIF
UJI TAHAP PROYEK
UJI MUTU DOKUMEN

KONSISTENSI

KEHARUSAN

RELEVANSI
Penilaian
Rencana KEDALAMAN

Usaha
dan/atau Penilaian Sumber : Adiwibowo, 2002

Kegiatan Dokumen Amdal


Uji Tahap Proyek (Panduan 03)
1 Kesesuaian dengan Tata Ruang
Apakah lokasi rencana
usaha dan/atau
kegiatan sudah sesuai
dengan rencana tata
ruang + PIPIB?
Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW)

2 Rencana Usaha dan/atau kegiatan Masih dalam tahap perencanaan

Tahap Perencanaan
1 2 3 4 5
Rencana Studi Disain Pra Kontruksi Operasi
Umum Kelayakan Rinci (DED) dan Konstruksi

Apabila usaha dan/atau kegiatan yang diajukan untuk dinilai dokumen Amdalnya telah dilakukan pra-konstruksi,
konstruksi dan/atau operasi dan/atau paska operasi, maka usaha dan/atau kegiatan tersebut wajib ditolak dokumen
Amdalnya serta tidak dapat dilakukan penilaian oleh KPA
10 Kriteria Kelayakan Lingkungan (1)
1. Rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta
sumber daya alam (PPLH & PSDA) yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan;
3. Kepentingan pertahanan keamanan;
4. Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak
dari aspek biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan
kesehatan masyarakat pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan
pasca operasi Usaha dan/atau Kegiatan;
5. Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai
sebuah kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga
diketahui perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang
bersifat negatif;
6. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung
jawab dalam menanggulanggi dampak penting negatif yang akan
ditimbulkan dari Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan dengan
pendekatan teknologi, sosial, dan kelembagaan;

Sumber: Pasal 15 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013


10 Kriteria Kelayakan Lingkungan (2)
7. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai
sosial atau pandangan masyarakat (emic view);
8. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi
dan/atau mengganggu entitas ekologis yang merupakan:
• entitas dan/atau spesies kunci (key species);
• memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance);
• memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance);
dan/atau
• memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance).
9. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan
terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah ada di sekitar
rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan;
10. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup dari lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal
terdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungan
dimaksud; dan

Sumber: Pasal 15 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013


Data & Informasi Geospasial dalam Proses Penilaian KA
• Data & Informasi geospasial Data & Informasi Geospatial
Data & informasi Geospatial yang dibutuhkan untuk
dari dokumen KA dapat
dalam Dokumen KA: dioverlay serta dianalisis membangun DSS Amdal, UKL-
dengan data & Informasi UPL & Izin Lingkungan:
a. Batas tapak proyek, geospasial yang dimiliki dan
b. Rona lingkungan hidup awal
a. Peta Rencana Tata Ruang;
dikelola oleh Instansi LH b. Peta PIPIB;
(environmental setting) dalam DSS (Proses check
• Komponen LH terkena c. Peta Geo-fisik-kimia i.e.
and balance terkait data &
dampak(geo-fisik-kimia, Informasi) Geologi, tanah, DAS, CAT,
biologi, sosekbud, kesmas; • Informasi Geospasial KA kualitas air ambient, kualitas
• Usaha dan/atau kegiatan yang sedang dinilai atau udara ambien
disekitar telah disetuji d. Peta biodiversity
c. Batas ekologis,
d. Batas sosial ;
e. Peta Kondisi sosekbud i.e.
e. Batas Administratif Demografi, masyarakat adat;
f. Batas wilayah studi, f. Peta sebaran usaha dan/atau
kegiatan sekitar

DSS for Amdal, UKL-UPL dan Izin


Lingkungan

Memperkuat dan meningkatan


kualitas proses penilaian KA &
pengambilan Keputusan
Contoh Konteks Pemanfaatan Data & Informasi
Geospasial dalam Penilaian KA
Konteks Pemanfaatan
Data & Informasi Geospatial
Data & informasi Geospatial yang dibutuhkan untuk
dalam Dokumen KA: membangun DSS Amdal, UKL-
Kesesuaian tata ruang UPL & Izin Lingkungan:
a. Batas tapak proyek, a. Peta Rencana Tata Ruang;
b. Rona lingkungan hidup awal Kesesuaian dengan
b. Peta PIPIB;
(environmental setting) Peta PIPIB c. Peta Geo-fisik-kimia i.e.
• Komponen LH terkena
dampak(geo-fisik-kimia, Geologi, tanah, DAS, CAT,
biologi, sosekbud, kesmas;
Keakuratan/ kualitas air ambient, kualitas
• Usaha dan/atau kegiatan ketepatan udara ambien
disekitar proses d. Peta biodiversity
c. Batas ekologis, pelingkupan/ e. Peta Kondisi sosekbud i.e.
d. Batas sosial ; Demografi, masyarakat adat;
e. Batas Administratif scoping yang
telah dilakukan f. Peta sebaran usaha dan/atau
f. Batas wilayah studi,
kegiatan sekitar
pemrakarsa

Pemrakarsa DSS
Data & Informasi Geospasial dalam Proses Penilaian Andal & RKL-RPL serta Penerbitan Izin
Lingkungan
Data & Informasi Geospasial Data & Informasi Geospatial
dok. ANDAL & RKL-RPL: • Data & Informasi geospasial yang dibutuhkan untuk
dari dokumen Andal & RKL-
a. Batas tapak proyek & batas membangun DSS Amdal, UKL-
RPL dapat dioverlay serta
wilayah studi; dianalisis dengan data &
UPL & Izin Lingkungan:
b. Rona Lingkungan hidup rinci Informasi geospasial yang a. Peta Rencana Tata Ruang;
(environmental setting) dimiliki dan dikelola oleh b. Peta PIPIB;
c. Hasil Prakiraan Dampak; Instansi LH dalam DSS c. Peta Geo-fisik-kimia i.e.
d. Hasil evaluasi secara holistik; (Proses check and balance Geologi, tanah, DAS, CAT,
e. Lokasi RKL-RPL terkait data & Informasi) kualitas air ambient, kualitas
• Informasi Geospasial Izin
udara ambien
Lingkungan
d. Peta biodiversity
Geospatial data & e. Peta Kondisi sosekbud i.e.
information form AMDAL Demografi, masyarakat adat;
Document f. Peta sebaran usaha dan/atau
kegiatan sekitar;
g. Peta daya dukung dan daya
tampung LH
DSS for Amdal, UKL-UPL dan Izin
Lingkungan

Memperkuat dan meningkatan


kualitas proses penilaian Andal &
RKL-RPL & pengambilan
Keputusan
Penerbitan Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup
atau Ketidaklayakan Lingkungan Hidup

MENTERI Jangka waktu penetapan

GUBERNUR 10 Hari Kerja Keputusan Kelayakan


Bupati/Walikota Lingkungan atau
Ketidaklayakan

Muatan Keputusan Kelayakan Lingkungan


Rekomendasi Hasil 1 Dasar pertimbangan dikeluarkannya
1.
penetapan; dan
Penilai an Andal & RKL-
2 Pernyataan kelayakan lingkungan usaha
2.
RPL dari Komisi Penilai dan/atau kegiatan;
Amdal 3 Persyaratan dan kewajiban pemrakarsa sesuai
3.
dengan yang tercantum dalam RKL-RPL.
Sumber: Pasal 32-33 PP 27/2012
Izin Lingkungan
4 Kewajiban yang harus dilakukan oleh pihak
4.
terkait
Dalam PP 27/1999: tidak datur sedetil atau
serinci ini. SKKL sudah termasuk 75 hari 5 jumlah dan jenis izin PPLH yang
1.
penilaian Andal dan RKL-RPL. Muatan SKKL diwajibkan (Jika wajib memiliki izin
juga belum/tidak diatur PPLH)
Muatan Keputusan kelayakan
lingkungan hidup
1. lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan;
2. ringkasan dampak yang diperkirakan timbul;
3. rencana pengelolaan dan pemantauan dampak
yang akan dilakukan oleh pemrakarsa dan pihak
lain;
4. pernyataan penetapan kelayakan lingkungan;
5. dasar pertimbangan kelayakan lingkungan;
6. jumlah dan jenis izin PPLH yang diperlukan; dan
7. tanggal penetapan Keputusan Kelayakan
Lingkungan Hidup
Sumber: Pasal 16 Peraturan MENLH 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan
Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
Penerbitan Izin Lingkungan Hidup Untuk Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal

AMDAL
SK Kelayakan LH dari Menteri Izin lingkungan dari Menteri
SK Kelayakan LH dari gubernur Izin lingkungan dari gubernur
SK Kelayakan LH dari bupati/ Izin lingkungan dari bupati/
walikota walikota

Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota


bersamaan dengan diterbitkannya keputusan kelayakan lingkungan hidup

Sumber: Pasal 47 PP 27/2012 Izin Lingkungan Dalam PP 27/1999: Ketentuan terkait hal
ini tidak diatur/tidak ada
Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan Yang Wajib Memiliki Amdal

1. Dasar diterbitkannya izin lingkungan berupa surat keputusan kelayakan


lingkungan;
2. identitas pemegang Izin Lingkungan sesuai dengan akta notaris, meliputi:
a. nama perusahaan;
b. jenis usaha dan/atau kegiatan;
c. nama penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dan jabatan;
d. alamat kantor; dan
e. lokasi kegiatan;
3. deskripsi lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan;
4. persyaratan pemegang Izin Lingkungan, antara lain:
a. persyaratan sebagaimana tercantum dalam RKL-RPL; dan
b. memperoleh Izin PPLH yang diperlukan;
c. persyaratan lain yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur,
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan
kepentingan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

Sumber: Pasal 17 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian Dan
Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang
Wajib Memiliki Lanjutan

5. kewajiban pemegang izin lingkungan antara lain:


a. memenuhi persyaratan, standar, dan baku mutu lingkungan
dan/atau kriteria baku kerusakan lingkungan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
b. menyampaikan laporan pelaksanaan persyaratan dan
kewajiban yang dimuat dalam Izin Lingkungan selama 6 (enam)
bulan sekali;
c. mengajukan permohonan perubahan Izin Lingkungan apabila
direncanakan untuk melakukan perubahan terhadap lingkup
deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatannya; dan
d. kewajiban lain yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan
kepentingan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

Sumber: Pasal 17 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian Dan
Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang
Wajib Memiliki Amdal - Lanjutan

6. hal-hal lain, antara lain:


a. pernyataan yang menyatakan bahwa pemegang Izin Lingkungan dapat dikenakan
sanksi administratif apabila ditemukan pelanggaran sebagaimana tercantum
dalam Pasal 71 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan;
b. pernyataan yang menyatakan bahwa Izin Lingkungan ini dapat dibatalkan apabila
di kemudian hari ditemukan pelanggaran sebagaimana tercantum dalam Pasal
37 ayat (2) Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
c. pernyataan yang menyatakan bahwa pemegang izin lingkungan wajib
memberikan akses kepada pejabat pengawas lingkungan hidup untuk melakukan
pengawasan sesuai dengan kewenangan sebagaimana tercantum dalam Pasal 74
Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
7. masa berlaku Izin Lingkungan, yang menjelaskan bahwa izin lingkungan ini berlaku
selama usaha dan/atau kegiatan berlangsung sepanjang tidak ada perubahan atas
usaha dan/atau kegiatan dimaksud; dan
8. penetapan mulai berlakunya Izin Lingkungan
Sumber: Pasal 17 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian Dan
Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
5
Keterkaitan Izin Lingkungan dan Izin
Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Izin PPLH)
Izin Lingkungan dan Izin PPLH
Diterbitkan oleh Diterbitkan oleh Dilakukan oleh Pengawasan
• Proses Penilaian Amdal oleh KPA;
MENLH, Gubernur, MENLH, MENLH, Lingkungan Hidup &
• Proses Pemeriksaan UKL-UPL
atau Gubernur, atau Gubernur, atau Penegakan Hukum
oleh Instansi LH
Bupati/Walikota Bupati/Walikota Bupati/ Walikota Lingkungan

Pemrakarsa Izin PPLH • Pelaksanaan


Usaha dan/atau
Rencana Usaha Izin Usaha Kegiatan
Proses Amdal Izin • Pelaksanaan Izin
dan/atau dan/atau
atau UKL-UPL Lingkungan Lingkungan & Izin
Kegiatan Kegiatan
PPLH

Proses Penyusunan Amdal atau UKL-UPL Diterbitkan oleh Menteri terkait,


oleh Pemrakarsa Gubernur, atau Bupati/Walikota
Penaatan terhadap
1. Izin PPLH diterbitkan pada tahap operasional. BML & KBKL
2. Izin PPLH diterbitkan berdasarkan persyaratan dan kewajiban izin
lingkungan yang harus ditaati oleh perusahaan
3. Izin PPLH, antara lain:
a. Izin pembuangan air limbah ke sungai;
b. Izin pemanatan air limbah untuk aplikasi ke tanah
Penurunan Beban
c. Izin pembuangan air limbah ke laut
Pencemaran dan Laju
d. Izin injeksi air limbah Kerusakan LH
e. Izin PLB3
SKKL atau Rekomendasi UKL-UPL, Izin Lingkungan &
Izin PPLH, serta Izin Usaha dan/atau kegiatan

SKKLH Izin Lingkungan Izin Usaha


(Surat Keputusan Kelayakan
Lingkungan Hidup) • Persyaratan dan kewajiban
persyaratan
dan/atau
dalam SKKLH dan Rek. UKL-UPL
• Persyaratan dan kewajiban yang
kegiatan
Ber-transformasi menjadi ditetapkan oleh Menteri, Gub,
atau bupati/walikota
Tidak semua
• JUMLAH DAN JENIS
Rekomendasi rencana usaha
IZIN PPLH
Persetujuan UKL-UPL • Berakhirnya Izin Lingkungan
dan/atau kegiatan
memerlukan izin
PPLH

Detailing
Integrasi Izin PPLH dari Izin
ke dalam Izin Izin Izin PPLH yang
Lingkungan (Pasal Izin PPLH sudah
Pembuangan Pemanfaatan
123 UU 32/2009) lainnya disebutkan
Air Limbah LB3
dalam Izin
Lingkungan
Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)
No Izin PPLH Ketentuan dalam PP Bidang Peraturan MENLH
UU No. 32/2009 PPLH
1. Izin Pembuangan Pasal 20 ayat 3 PP 82/2001 Peraturan MENLH No. 1
Air Linbah ke Sungai Huruf b. tentang PKA Tahun 2010: Tata
& PPA Laksanana Pengendalian
Pencemaran air

2. Izin pemanfaatan Pasal 20 ayat 3 PP 82/2001 Peraturan MENLH No. 1


air limbah untuk Huruf b. tentang PKA Tahun 2010: Tata
aplikasi ke Tanah & PPA Laksanana Pengendalian
(Land Application) Pencemaran air

3. Izin Pembuangan air Pasal 20 ayat 3 PP No. 19 Peraturan MENLH No 12


limbah ke laut Huruf b. Tahun 1999 Tahun 2006 :Persyaratan
tentang dan Tata Cara
Pengendalian Pembuangan Air Limbah
Pencemaran Ke laut
dan/atau
Kerusakan
Laut
Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)
No Izin PPLH Ketentuan PP Bidang PPLH Peraturan MENLH
dalam UU No.
32/2009
4. Izin Injeksi Air Pasal 20 ayat 3 Peraturan MENLH No. 13 Tahun 2007:
Limbah bagi Huruf b. Persyaratan dan Tata Cara Pengelolaan
Usaha Air Limbah bagi Usaha dan/Atau
dan/atau Kegiatan Hulu Minyak Dan Gas Serta
Kegiatan Hulu Panas Bumi dengan Cara Injeksi
Migas & Panas
Bumi
5. Izin Pasal 59 ayat PP 18 Tahun a. Peraturan MENLH No. 18 Tahun 2009:
Pengelolaan (4), ayat (5) 1999 Tata Cara Perizinan PLB3
LB3 dan ayat (6) Pengelolaan LB3 b.Peraturan MENLH No. 30 Tahun 2009:
serta Pasal 102 Tata Laksana Perizinan dan
Pengawasan Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya Dan Beracun Serta
Pengawasan Pemulihan Akibat
Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya
Dan Beracun Oleh Pemerintah Daerah

6. Izin Dumping Pasal 60, Pasal


Limbah 61, Pasal 104
Izin Pembuangan Air Limbah Ke Sungai
1) Izin lingkungan yang berkaitan dengan
Persyaratan administrasi terdiri pembuangan air limbah ke sumber air
atas: diselenggarakan melalui tahapan:
a. isian formulir permohonan izin; a. pengajuan permohonan izin;
b. izin yang berkaitan dengan usaha b. analisis dan evaluasi permohonan izin; dan
dan/atau kegiatan; dan c. penetapan izin
c. dokumen Amdal , UKL-UPL, 2) Pengajuan permohonan izin sebagaimana
atau dokomen lain yang dimaksud pada ayat (1) huruf a harus memenuhi
dipersamakan dengan dokumen persyaratan:
dimaksud.
a. administrasi; dan
b. teknis.
Kajian dampak pembuangan Persyaratan teknis terdiri atas:
air limbah menggunakan a. upaya pencegahan pencemaran, minimisasi air limbah,
dokumen Amdal atau serta efisiensi energi dan sumberdaya yang harus
dilakukan oleh penanggungjawab usaha dan/atau
UKL-UPL kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan air limbah;
apabila dalam dokumen dan
tersebut telah memuat secara b. kajian dampak pembuangan air limbah terhadap
lengkap kajian dampak pembudidayaan ikan, hewan, dan tanaman, kualitas
pembuangan air limbah tanah dan air tanah, serta kesehatan masyarakat.
Izin Pemanfaatan Air Limbah untuk Aplikasi Ke Tanah
1) Izin lingkungan yang berkaitan dengan
Persyaratan administrasi terdiri pemanfaatan air limbah ke tanah untuk aplikasi
atas: pada tanah diselenggarakan melalui tahapan:
a. isian formulir permohonan izin;
a. pengajuan permohonan izin;
b. izin yang berkaitan dengan usaha
dan/atau kegiatan; dan b. analisis dan evaluasi permohonan izin; dan
c. penetapan izin.
c. dokumen Amdal , UKL-UPL, 2) Pengajuan permohonan izin sebagaimana
atau dokumen lain yang dimaksud pada ayat (1) huruf a harus memenuhi
dipersamakan dengan dokumen
dimaksud. persyaratan:
a. administrasi; dan
b. teknis.
dampak pemanfaatan air limbah Persyaratan teknis terdiri atas:
ke tanah untuk aplikasi pada a. kajian pemanfaatan air limbah ke tanah untuk aplikasi pada
tanah menggunakan tanah terhadap pembudidayaan ikan, hewan, dan tanaman,
kualitas tanah dan air tanah, dan kesehatan masyarakat;
dokumen Amdal atau b. kajian potensi dampak dari kegiatan pemanfaatan air limbah
UKL-UPL ke tanah untuk aplikasi pada tanah terhadap pembudidayaan
ikan, hewan, dan tanaman, kualitas tanah dan air tanah, dan
apabila dalam dokumen tersebut kesehatan masyarakat; dan
telah memuat secara lengkap c. upaya pencegahan pencemaran, minimisasi air limbah, efisiensi
kajian dampak pemanfaatan air energi dan sumberdaya yang dilakukan usaha dan/atau kegiatan
limbah pada tanah yang berkaitan dengan pengelolaan air limbah termasuk
rencana pemulihan bila terjadi pencemaran.
Izin Pembuangan Air Limbah ke Laut
1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang akan melakukan pembuangan air
limbah ke laut wajib mendapatkan izin dari Menteri;
2) Menteri dapat mendelegasikan wewenang pemberian izin pembuangan air
limbah ke laut kepada Gubernur.
3) Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan melakukan pembuangan
air limbah ke laut wajib mengintegrasikan kajian pembuangan air limbah ke
laut sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II Peraturan Menteri ini ke
dalam kajian analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau di dalam
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup;
4) Pada saat berlakunya Peraturan Menteri ini, bagi usaha dan/atau kegiatan
yang sudah beroperasi dan melakukan pembuangan air limbah ke laut tetapi
belum memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II
Peraturan Menteri ini wajib melakukan kajian pembuangan air limbah ke laut.
6
Perubahan Izin Lingkungan
Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan dan
Perubahan Izin LIngkungan
Dalam hal usaha dan/atau kegiatan
Pasal 40 ayat (3) mengalami perubahan, Penanggung
1
UU No. 32 Tahun 2009
tentang PPLH
Jawab Usaha dan/atau Kegiatan
wajib Memperbarui Izin Lingkungan
1
Ketentuan Pasal 40 ayat (3) UU PPLH diterjemahkan dalam pasal 50 dan Pasal 51 PP
Izin Lingkungan dan akan dijabarkan secara rinci dalam Peraturan MENLH tentang
Pedoman Perubahan Izin Lingkungan

2 Peraturan MENLH
Tentang Pedoman
Pasal 50 dan 51 3 Perubahan Izin
PP No. 27 Tahun 2012 Lingkungan
tentang Izin Lingkungan
1. jenis-jenis perubahan;
1. Lima jenis perubahan usaha 2. kriteria perubahan dan
dan/atau kegiatan secara umum; jenis dokumen LH
2. Mekanisme perubahan Izin 3. Muatan dokumen LH
Lingkungan secara umum 4. Tata cara
Perubahan Izin Lingkungan untuk Usaha dan/Kegiatan Wajib Amdal

Penerbitan Perubahan Izin Lingkungan

Laporan Perubahan SKKL


Perubahan

Perubahan Perubahan yang Adendum


Pengelolaan & Berpengaruh Amdal
Andal &
Perubahan Pemantauan terhadap LH Baru RKL-RPL
Kepemilikan Lingkungan (9 Kriteria)

1 2 3
Perubahan Dampak/ Resiko
4 LH (ERA/Audit LH]
Perubahan Usaha
5
dan/atau Kegiatan Rencana Usaha/Kegiatan tidak
dilaksanakan setelah 3 Tahun Izin
Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib
Lingkungan diterbitkan
mengajukan permohonan perubahan izin lingkungan,
apabila usaha dan/atau kegiatan yang telah
memperoleh izin lingkungan direncanakan untuk Sumber: Pasal 50-51 PP No. 27 Tahun 2012
dilakukan perubahan
Perubahan Berpengaruh terhadap Lingkungan Hidup
Usaha dan/Kegiatan Wajib Amdal
Kata kunci “ BERPENGARUH”  Hanya
rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan
Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan yang BERPENGARUH terhadap lingkungan
yang wajib mengajukan perubahan izin
1. Alat-alat Produksi lingkungan.
2. Kapasitas Produksi
3. Spesifikasi teknik Kriteria
4. Sarana Usaha dan/atau Perubahan
kegiatan
yang lebih
5. Perluasan Lahan dan
detail
Bangunan
6. Waktu dan Durasi Operasi
7. Usaha dan/atau Kegiatan
dalam Kawasan yang belum
a b
Adendum
8.
dilingkup
Perubahan Kebijakan
AMDAL Andal &
Pemerintah BARU RKL-RPL
9. Perubahan LH yang
mendasar akibat peristiwa Sumber: Pasal 50 ayat (2) huruf (c), ayat (4) dan
alam atau akibat lain ayat (8) PP No. 27 Tahun 2012
Konsep Rancangan Peraturan MENLH tentang
Pedoman Perubahan Izin Lingkungan
Pedoman perubahan izin lingkungan ini bertujuan
untuk menjabarkan lebih rinci mengenai:

1 2 3 4
Jenis-jenis Kriteria Muatan Tata cara
perubahan usaha perubahan
dan/atau kegiatan
perubahan dokumen keputusan
yang dapat usaha dan/atau lingkungan kelayakan
menyebabkan kegiatan dan hidup untuk lingkungan,
terjadinya jenis dokumen Perubahan perubahan
perubahan izin rekomendasi UKL-
lingkungan (5 Jenis lingkungan Usaha UPL dan penerbitan
Perubahan Usaha hidup yang dan/atau perubahan izin
dan/atau Kegiatan) wajib disusun Kegiatan lingkungan

BAB II BAB III BAB IV BAB V


Perubahan Kepemilikan Usaha dan/atau Kegiatan

Pemilik/ Pemilik/
Penanggung Jawab Penanggung Jawab
Usaha dan/atau Usaha dan/atau
Kegiatan Kegiatan

“A” Usaha dan/atau


Kegiatan “B”

Menteri, Permohonan
Gubernur, atau Perubahan
Bupati/Walikota Izin
sesuai kewenangannya Lingkungan
menerbitkan
Perubahan Izin Lingkungan
dari Pemegang izin “A” ke “B”
[Tanpa Mekanisme Amdal/UKL-UPL]

Sumber: Pasal 50 ayat (2) huruf (a) dan Pasal (51)


Perubahan Izin Lingkungan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS)
Kereta Api Ekspres Bandara (SHIA Rail Link)
1. Pemrakarsa rencana usaha
dan/atau kegiatan SHIA Rail
Link adalah Kementerian
Perhubungan  Amdal dan
Izin Lingkungan a.n.
Kemenhub;
2. Implementasi SHIA Rail
Link oleh Unit Management
Badan Usaha 
Perubahan Izin Lingkungan
Pasal 50 ayat (1), ayat (2)
huruf a dan Pasal 51 ayat
(1) PP 27/2012

Kementerian Unit Management


Perhubungan Badan Usaha

Perubahan Izin Lingkungan karena terjadi


perubahan kepemilikan
Perubahan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

Usaha dan/atau
Kegiatan
Laporan MENTERI
Perubahan
yang akan GUBERNUR
direncanakan Bupati/Walikota
Perubahan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup

Perubahan bentuk Berpengaruh


pengelolaan dan terhadap
pemantauan yang Lingkungan Evaluasi/
berpotensi menimbulkan [sesuai mekanisme Telaahan
dampak lingkungan baru Pasal 50 ayat (2)
huruf (c) ] Perubahan bentuk
pengelolaan dan
pemantauan yang
bertujuan perbaikan
(continual improvement)
Penerbitan Perubahan Izin Lingkungan dan tidak menimbulkan
dampak lingkungan baru.
Jenis perubahan dan kriteria perubahan yang berpengaruh
terhadap lingkungan hidup
No Jenis Perubahan Usaha Kriteria Perubahan
dan/atau Kegiatan
1. Perubahan dalam Perubahan mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses
penggunaan alat-alat produksi yang berpotensi menimbulkan dampak negatif lingkungan:
produksi yang a. Perubahan alat-alat produksi yang berpotensi merubah bahan
berpengaruh terhadap baku dan bahan penolong;
lingkungan hidup b. Perubahan alat-alat produksi yang berpotensi merubah dampak
lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan; dan/atau
c. Perubahan alat-alat produksi yang berpotensi menyebabkan
terjadinya ketidaksesuaian antara dampak lingkungan baru
dengan bentuk pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan
yang dilakukan

2. Penambahan kapasitas Penambahan jumlah produk yang dihasilkan dari proses produksi
produksi; suatu usaha dan/atau kegiatan

3. Perubahan spesifikasi Perubahan yang antara lain meliputi perubahan desain; proses
teknik yang produksi; perubahan bahan baku; perubahan bahan penolong;
mempengaruhi dan/atau perubahan penggunaan jenis sumber daya yang digunakan;
lingkungan; yang berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan
i.e. Perubahan jenis dan/atau karakteristik bahan baku, bahan
penolong dan bahan bakar
Lanjutan - Jenis perubahan dan kriteria perubahan yang berpengaruh terhadap
lingkungan hidup

No Jenis Perubahan Kriteria Perubahan


Usaha dan/atau
Kegiatan
4. Perubahan sarana perubahan sarana pendukung yang membantu proses
usaha dan/atau produksi yang berpotensi menimbulkan dampak negatif
kegiatan; terhadap lingkungan i.e. penambahan instalasi
pengolahan air bersih; penambahan sumber air bawah
tanah;

5. Perluasan lahan Penambahan luasan lahan dan/atau bangunan yang


dan bangunan berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap
usaha dan/atau lingkungan
kegiatan

6. Perubahan waktu Perubahan berupa pengurangan atau penambahan


dan durasi operasi waktu dan/atau durasi kegiatan yang berpotensi
usaha dan/atau menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan
kegiatan;
Lanjutan - Jenis perubahan dan kriteria perubahan yang berpengaruh terhadap
lingkungan hidup

No Jenis Perubahan Usaha Kriteria Perubahan


dan/atau Kegiatan
7. Usaha dan/atau kegiatan di Penambahan usaha dan/atau kegiatan baru dalam
dalam kawasan yang belum sebuah kawasan, yang belum dikaji dalam
tercakup dalam izin lingkungan; dokumen lingkungan sebelumnya

8. Terjadinya perubahan kebijakan Perubahan antara lain mencakup perubahan


pemerintah yang ditujukan dalam peraturan dan/atau NSPK yang diterbitkan oleh
rangka peningkatan perlindungan pemerintah yang bertujuan untuk memperbaiki
dan pengelolaan lingkungan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup i.e.
hidup; Perubahan baku mutu lingkungan dan kriteria
baku kerusakan

9. Terjadi perubahan lingkungan Terjadi perubahan rona lingkungan yang sangat


hidup yang sangat mendasar mendasar akibat terjadinya bencana alam atau
akibat peristiwa alam atau karena akibat lain yang menyebabkan pengelolaan
akibat lain, sebelum dan pada lingkungan hidup dalam kajian sebelumnya
waktu Usaha dan/atau Kegiatan menjadi tidak relevan dengan kondisi lingkungan
yang bersangkutan dilaksanakan pascabencana dan pasca perubahan atas akibat
lain tersebut
Perubahan Dampak Dan/Atau Risiko Lingkungan Hidup Berdasarkan
Hasil Kajian Analisis Risiko Lingkungan Hidup (ARLH) Dan/Atau Audit
Lingkungan Hidup Yang Diwajibkan

Ketentuan tentang ARLH masih berupa ketentuan yang


tercantum dalam UU 32/2009. PP tentang ARLH belum
diterbitkan (masih dalam draft RPP ARLH)

MENLH telah Menerbitkan Peraturan MENLH No. 03


Tahun 2013 tentang Audit Lingkungan Hidup
Tidak Dilaksanakannya Rencana Usaha Dan/Atau
Kegiatan Dalam Jangka Waktu 3 (Tiga) Tahun Sejak
Diterbitkannya Izin Lingkungan

Jenis perubahan yang dimaksud dalam kategori ini adalah


tidak adanya pelaksanaan usaha dan/atau kegiatan sesuai
dengan deskripsi kegiatan yang tercantum dalam:
1. dokumen lingkungan hidup yang telah dinilai atau
diperiksa,
2. keputusan kelayakan lingkungan hidup/rekomendasi
persetujuan UKL-UPL dan izin lingkungannya yang
telah diterbitkan,
dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun setelah izin lingkungan
diterbitkan
Jenis Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan serta ruang terjadinya
perubahan usaha dan/atau kegiatan
Ruang Perubahan Usaha
dan/atau Kegiatan
Di dalam Di
No Jenis perubahan Usaha dan/atau Kegiatan dan/atau dalam
berbatasan wilayah
dengan batas studi**
proyek*
1. Perubahan dalam penggunaan alat-alat produksi yang √ x
berpengaruh terhadap lingkungan hidup
2. Penambahan kapasitas produksi; √ x
3. Perubahan spesifikasi teknik yang mempengaruhi √ x
lingkungan;
4. Perubahan sarana usaha dan/atau kegiatan; √ X
5. Perluasan lahan dan bangunan usaha dan/atau kegiatan. √ x
6. Perubahan waktu dan durasi operasi usaha dan/atau √ x
kegiatan;
7. Usaha dan/atau kegiatan di dalam kawasan yang belum √ x
tercakup dalam izin lingkungan;
8. Terjadinya perubahan kebijakan pemerintah yang ditujukan √ √
dalam rangka peningkatan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup;
9. Terjadi perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar √ x
akibat peristiwa alam atau karena akibat lain, sebelum dan
pada waktu Usaha dan/atau Kegiatan yang bersangkutan
dilaksanakan
10 Perubahan RKL-RPL √ √
Kriteria Perubahan Usaha dan/Atau Kegiatan dan Jenis Dokumen LH
yang Wajib Disusun untuk Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal
No Kriteria Perubahan AMDAL BARU ANDENDUM ANDAL dan RKL-RPL
1. Skala/Besaran skala besaran rencana perubahan skala besaran rencana perubahan
Rencana Perubahan usaha dan/atau kegiatan tersebut usaha dan/atau kegiatan tersebut
Usaha dan/atau sama dengan atau lebih besar lebih kecil dari skala besaran jenis
Kegiatan dari skala besaran jenis rencana rencana usaha dan/atau kegiatan
usaha dan/atau kegiatan yang yang wajib memiliki Amdal seperti
wajib memiliki Amdal seperti tercantum dalam Lampiran 1
tercantum dalam Lampiran 1 Peraturan Menteri Negara
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05
LingkunganHidup Nomor 05 Tahun 2012
Tahun 2012

2. Dampak penting Rencana perubahan akan Tidak terdapat dampak penting


yang ditimbulkan berpotensi menimbulkan baru atau dampak penting yang
akibat rencana dampak penting baru timbul akibat perubahan tersebut
perubahan usaha sudah dikaji dalam Amdal
dan/atau kegiatan sebelumnya

3. Batas wilayah studi Rencana perubahan akan Rencana perubahan dimaksud


Amdal berpotensi mengubah batas tidak mengubah batas wilayah
wilayah studi studi
Konsep Dokumen Adendum Andal dan RKL-RPL
Dokumen addendum andal dan RKL-RPL terdiri atas 2 (dua) tipe:

Dokumen Adendum Andal Dokumen Adendum Andal


dan RKL-RPL Tipe A dan RKL-RPL Tipe B
Dokumen addendum yang Dokumen addendum yang tidak
memerlukan analisis dampak memerlukan analisis dampak
lingkungan yang mendalam lingkungan yang mendalam
(mengkaji perubahan besaran (tidak ada kajian perubahan
dampak penting*) besaran dampak penting)

Keterangan:
*) rencana perubahan tidak menimbulkan dampak penting baru, melainkan hanya
merubah besaran dampak penting yang sudah dikaji sebelumnya saja
Lanjutan - Konsep Dokumen Adendum Andal dan RKL-RPL
Dokumen Adendum Andal dan RKL-RPL Dokumen Adendum
Tipe A Andal dan RKL-RPL Tipe B
1. Pendahuluan; (latar belakang, tujuan dan pelaksana 1. Pendahuluan; (latar belakang,
studi) tujuan dan pelaksana studi)
2. Deskripsi kegiatan (kegiatan eksisting, rincian dampak 2. Deskripsi kegiatan (kegiatan
yang dikelola sesuai dengan dokumen yang sebelumnya, eksisting, rincian dampak yang
evaluasi pelaksanaan RKL-RPL sebelumnya, dan rincian dikelola sesuai dengan dokumen
rencana perubahan) yang sebelumnya, evaluasi
3. Rona lingkungan hidup yang terkait dengan perubahan pelaksanaan RKL-RPL sebelumnya,
besaran dampak penting yang telah dikaji sebelumnya dan rincian rencana perubahan)
4. Analisis perubahan dampak: 3. Analisis perubahan dampak:
1. analisis perubahan besaran dampak penting yang 1. Timbul tidaknya “dampak
telah dikaji sebelumnya dengan menggunakan lainnya” yang baru, sebutkan;
metode sesuai yang telah disepakati pada 2. Ada tidaknya perubahan
dokumen amdal sebelumnya besaran “dampak lainnya”,
2. Timbul tidaknya “dampak lainnya” yang baru, sebutkan dampak apa saja
sebutkan; yang berubah besarannya,
3. Ada tidaknya perubahan besaran “dampak seberapa besar
lainnya”, sebutkan dampak apa saja yang berubah perubahannya;
besarannya, seberapa besar perubahannya; 4. RKL-RPL
5. RKL-RPL 5. Daftar pustaka; dan
6. Daftar pustaka; dan 6. Lampiran
7. Lampiran
Format Adendum ANDAL dan RKL-RPL Saat Ini
Contoh: Adendum ANDAL, RKL-RPL Kegiatan Pengembangan
Lapangan Migas Berupa Penambahan Sumur-Sumur Baru di BAB III RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
Wiayah Perairan Lepas Pantai Tenggara Sumatera Provinsi 1. Komponen Geofisik-Kimia
2. Komponen Sosekbud
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta
BAB IV RUANG LINGKUP STUDI (Hanya pada dampak dari rencana
BAB I PENDAHULUAN penambahan)
1. Latar belakang: i.e. alasan penambahan 1. Dampak Penting yang Ditelaah;
2. Proses Pelingkupan
kegiatan, arahan dari instansi lingkungan hidup,
3. Identifikasi DampakPotensial
jenis dokumen LH yang telah dimiliki, kegiatan 4. Evaluasi Dampak Potensial
eksisting dan rencana penambahan sumur baru; 5. Batas Wilayah Studi: Batas Andal dan RKl-RPL tambahan
2. Tujuan dan Manfaat saja.
3. Peraturan Perudang-Undangan 6. Batas Waktu Kajian

BAB V PRAKIRAAN DAN EVALUASI DAMPAK PENTING


BAB II RENCANA KEGIATAN
1. Prakiraan Dampak penting (Dampak pemboran
1. Identitas Pemrakasrasa dan Penyusun Adendum terhadap penurunan kualitas air dan biota perairan,
ANDAL dan RKL-RPL; serta dampak kegiatan operasi produksi terhadap
2. Lokasi usaha dan/atau kegiatan; penurunan kualitas air dan dampak turunnya gangguan
3. Sejarah Pengembangan dan Kegiatan yang Telah biota;
Berjalan; 2. Evaluasi Dampak Penting
3. Telaahan Sebagai Dasar Pengelolaan
4. Kegiatan yang sedang berjalan (Eksisting)
4. Rekomendasi Kelayakan Lingkungan
a. Produksi Lapangan
b. Proses Produksi Migas dan penyalurannya BAB VII RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
c. dst LINGKUNGAN HIDUP
d. Pengelolaan dan pemantauan LH yang 1. Jenis Dampak Penting Sama Seperti Pada Dokumen
sudah dilakukan Lingkungan sebelumnya;
2. Rencana Pengelolaan LH
e. Perizinan
3. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
5. Rencana Kegiatan Tambahan
Konsep Dasar Tata Cara Perubahan Izin Lingkungan untuk
Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal
1. Permohonan Arahan Perubahan Izin Lingkungan: Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
mengajukan permohonan arahan tindak lanjut perubahan izin lingkungan terkait dengan rencana
perubahan usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan;
2. Proses Penapisan dan Pemberian Arahan Tindak Lanjut Perubahan Izin Lingkungan: Instansi
lingkungan hidup dengan bantuan tim teknis KPA atau pakar terkait melakukan telaahan
terhadap rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan serta memberikan arahan tindak lanjut
proses perubahan izin lingkungan*)
3. Penyusunan Amdal Baru atau ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL: Penangggung jawab usaha
dan/atau kegiatan menyusun dokumen lingkungan (Amdal Baru atau Adendum Andal dan RKL-
RPL) sesuai dengan arahan tindak lanjut proses perubahan izin lingkungan
4. Permohonan Izin Lingkungan dan Penilaian Dokumen LH: Penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan mengajukan perubahan izin lingkungan dan penilaian Amdal Baru atau Adendum Andal
dan RKL-RPL;
5. Penilaian Dokumen Lingkungan Hidup: Tim Teknis dan/atau KPA melakukan penilaian Amdal Baru
atau Adendum ANDAL dan RKL-RPL;
6. Penerbitkan Keputusan Perubahan SKKL dan Perubahan Izin Lingkungan: Menteri, Gubernur
atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenanganya menerbitkan perubahan keputusan kelayakan
lingkungan dan perubahan izin lingkungan
Catatan: *) Arahan tindak lanjut dapat berupa arahan perubahan izin lingkungan tanpa melakukan perubahan
keputusan kelayakan lingkungan atau tanpa harus melakukan perubahan izin lingkungan
7
Kewajiban Pemegang
Izin Lingkungan & Pengawasan Izin
Lingkung
Akses Informasi, Pelaporan Pelaksanaan Izin Lingkungan dan Pengawasan LH

Pasal 72 dan Pasal 63 ayat


Pasal 68 UU 32/2009 : Kewajiban
(1) huruf o dalam UU Penanggung Jawab
Memberikan informasi terkait
32/2009 : Pembinaan dan Usaha dan/atau PPLH secara benar, akurat dan
Pengawasan Penaatan Perizinan Kegiatan tepat waktu;
Lingkungan
Penguatan Demokrasi Pasal 53 PP 27/2012
Lingkungan : Kewajiban menyampaikan
• akss informasi; laporan persyaratan dan
• akses partisipasi; kewajiban dalam izin lingkungan
• penguatan hak-hak masyarakat
setiap 6 bulan sekali
dalam PPLH.
(Penjelasan Umum
UU 32/2009 angka 8) • Instansi
Pemerintah;
• Masyarakat/

Pasal 63 ayat (1)


Informasi PPLH Publik

huruf e UU 32/2009:
Pemerintah bertugas dan
berwenang untuk Pasal 52 ayat (2) UU
menetapkan dan Peraturan MENLH tentang 32/2009 :
Pelaporan Pelaksanaan
melaksanakan kebijakan Hak mendapatkan akses
mengenai amdal dan UKL- informasi dalam memenuhi
UPL
Izin Lingkungan hak atas lingkungan hidup yang
baik dan sehat
Kewajiban Pemegang Izin Lingkungan
Pasal 68 UU 32/2009: Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban
memberikan informasi yang terkait dengan PPLH secara benar, akurat, terbuka dan tepat
waktu, menjaga keberlanjutan fungsi LH, menaati ketentuan BML dan/atau KBKL

• Pemegang izin lingkungan berkewajiban untuk:


a. menaati persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam
izin lingkungan;
b. membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan
terhadap persyaratan dan kewajiban dalam izin
lingkungan kepada Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota; dan
c. Menyediakan dana penjamin untuk pemulihan fungsi
lingkungan hidup sesuai ketentuan PUU; -
(diberlakukan jika sudah ada PP yang mengatur
tentang dana penjaminan)
• Laporan disampaikan secara berkala setiap 6 (enam) bulan
Sumber: Pasal 53 PP 27/2012 Izin Lingkungan
Sistematika Laporan Pelaksanaan Izin Lingkungan (Kepmenlh 45/2005

1 BAB I PENDAHULUAN
A. Identitas
Perusahaan/Pemegang Izin
Lingkungan
B. Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan
C. Deskripsi Kegiatan
D. Perkembangan Lingkungan
Sekitar

2 BAB II PELAKSANAAN DAN


3 BAB III KESIMPULAN
• Kesimpulan mengenai efektivitas EVALUASI
pengelolaan lingkungan hidup dan A. Pelaksanaan Persyaratan dan
kendala-kendala yang dihadapi;
Kewajiban yang tercantum dalam
• Kesimpulan mengenai kesesuaian
hasil pelaksanaan pengelolaan Izin Lingkungan;
dan pemantauan lingkungan B. Evaluasi
dengan rencana pengelolaan dan 1. Evaluasi Kecendrungan
pemantauan dalam dokumen
2. Evaluasi Tingkat Kritis
RKL-RPL atau dalam Formulir
UKL-UPL 3. Evaluasi Penaatan
NSPK & Instrumen PPLH pada Tahap Pelaksanaan Usaha
dan/atau Kegiatan
Izin LH & Izin PPLH Penaatan
Dampak terhadap Baku
Mutu
Penting & Lingkungan
Dampak LH (BML) & Kriteria
Baku Kerusakan
Pelaksanaan Usaha dan/atau
lainnya Lingkungan
(KBKL)
Kegiatan
• KepMenLH No. 45 Tahun 2005
Implementasi tentang Pedoman Penyusunan
Audit LH Persyaratan & Laporan Pelaksanaan RKL-RPL
(LAPORAN PELAKSANAAN IZIN
Kewajiban dalam Izin LINGKUNGAN)
Lingkungan & Izin PPLH
Peraturan MENLH No. 03 Tahun serta Continuous • KepMenLH No.07 Th 2001 tentang PPLH
dan PPLHD
2013 tentang Audit Lingkungan Improvement • KepMenLH No.56 Th 2002 tentang
Hidup sebagai revisi dari: Pedoman Umum Pengawasan LH
• KepMenLH No. 42 Tahun 1994 • KepMenLH No.57 Th 2002 tentang Tata
• KepMenLH No. 30 Tahun 2001 Kerja PPLH
• PerMenLH No. 17 Tahun 2010 Pengawasan • KepMenLH No.58 Th 2002 tentang Tata
Kerja PPLHD;
Lingkungan Hidup • Peraturan MENLH No. 2 Tahun 2013:
Penerapan Sanksi Administrasi
d Baku Mutu
Udara Ambien Baku Mutu Lingkungan Hidup (BML)
Pencemaran LH: Masuk atau dimasukkannya (a)
mahluk hidup, (b) zat, (c) energi, dan/atau (d) komponen
Baku
e lain ke dalam LH oleh kegiatan manusia sehingga
Mutu
Emisi melampau BML yang telah ditetapkan.

g Baku Mutu Lain


sesui Iptek
d Baku Mutu Udara
PPU Perkotaan
Ambien e Baku Mutu Emisi
TPA

a Baku Mutu Air Muka Air Tanah

b Baku Mutu Air


f Baku Mutu
Limbah
Gangguan

c Baku Mutu Air Laut

Sumber: Pasal 20 UU 32/2009


Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup (KBKL)
Perusakan LH: tindakan orang yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung
terhadap sifat fisik, kimia dan/atau hayati LH sehingga melampau KBKL

1 Kriteria Baku
Kerusakan
c Kerusakan LH-
Kebakaran 2 Kriteria Baku
Kerusakan Akibat
Hutan/Lahan
Ekosistem Perubahan Iklim
g Kerusakan •Kenaikan suhu
Karst •SLR
f Kerusakan gambut
•Badai
a Kerusakan Tanah h Kerusakan ekosistem •Kekeringan
untuk Produksi lainnya sesuai iptek
Biomassa

d Kerusakan
Mangrove

e Kerusakan
Lamun b Kerusakan Terumbu
Sumber: Pasal 21 UU 32/2009
Karang
Pengawasan Lingkungan Hidup
Menteri dapat mendelegasikan
a Pengawasan
Gubernur
kewenangannya dalam
melakukan pengawasan
kepada pejabat/instansi
Bupati/Walikota teknis yang bertanggung
(sesuai kewenangannya)
b
jawab di bidang
PENANGGUNG JAWAB perlindungan dan
USAHA dan/atau KEGIATAN pengelolaan lingkungan
hidup

PPLH Berwenang:
• melakukan pemantauan;
• meminta keterangan;
• membuat salinan dari dokumen
dan/atau membuat catatan yang Tingkat
diperlukan;
• memasuki tempat tertentu; Implementasi Ketaatan
• memotret;
Izin Lingkungan & Izin PPLH serta
• PUU Bid. PPLH
• membuat rekaman audio visual;
• mengambil sampel; Continuous Improvement
• Izin
• memeriksa peralatan;
Menetapkan
• memeriksa instalasi dan/atau
c
Lingkungan
alat transportasi; dan/atau
• menghentikan pelanggaran
Pejabat Pengawas
tertentu. Lingkungan Hidup
(Psl 74)
Sumber: Pasal 71 dan Pasal 72 UU No. 32 Tahun 2009
PENGAWASAN LAPIS KEDUA
(second line inspection)
PENANGGUNG JAWAB USAHA dan/atau KEGIATAN

Izin LH
diterbitkan
PEMDA

Menteri dapat melakukan pengawasan terhadap ketaatan penanggung


jawab usaha dan/atau kegiatan yang izin lingkungannya diterbitkan oleh
pemerintah daerah jika Pemerintah menganggap terjadi pelanggaran
yang serius di bidang perlindungan dan pengelolaan LH
Tujuan, Sasaran dan Ruang Lingkup Pengawasan Penaatan LH
Keputusan MENLH No. 56 Tahun 2002
Memantau
Data dan
informasi Mengevaluasi
secara umum
berupa fakta- Menetapkan Status
fakta  Ketaatan
kinerja atau
status Penanggungjawab
ketaatan Usaha dan atau 1. Kewajiban yang tercantum
Kegiatan dalam PUU PPLH.
2. Kewajiban untuk melakukan
pengelolaan lingkungan dan
Ruang Lingkup Pengawasan pemantauan lingkungan
• Aspek PUU PPLH sebagaimana tercantum
dalam dokumen AMDAL atau
• Aspek Perizinan UKL-UPL atau persyaratan
• Aspek Kesiagaan dan Tanggap lingkungan yang tercantum
Darurat, dalam izin yang terkait
Penegakan Hukum terhadap Izin Lingkungan
Penegakan hukum, Tantangan Pasal 98-100 UU 32/2009:
yang harus dijawab untuk Pelanggaran Baku Mutu Lingkungan Hidup (BML) dan Kriteria
meningkatkan efektivitas izin Baku Kerusakan Lingkungan Hidup (KBKL)  Penjara dan
lingkungan Denda

Pasal 111 UU 32/2009


(1) Pejabat yang
menerbitkan izin
lingkungan tanpa
Amdal atau UKL-
UPL: penjara dan
denda;
(2) Pejabat yang
menerbitkan izin
usaha dan/atau
kegiatan tanpa izin
lingkungan: Penjara
dan Denda
Pasal 71 PP 27/2012:
Pasa 109 UU 32/2009: usaha dan/atau Sanksi Admnistrasi kepada pemegang izin
lingkungan yang melanggar ketentuan pasal 53 PP
kegiatan tanpa memiliki izin lingkungan: 27/2012: tidak melaksanaan izin lingkungan dan
Penjara dan denda tidak melaporkan pelaksanaan izin lingkungan
Sanksi Administratif
Pasal 53: Kewajiban Pemegang Izin Lingkungan: (a) menaati persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam
izin lingkungan, (b) membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan terhadap persyaratan dan
kewajiban dalam izin lingkungan kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota; dan (c) Menyediakan dana
penjamin untuk pemulihan fungsi lingkungan hidup sesuai ketentuan PUU. Laporan disampaikan secara
berkala setiap 6 (enam) bulan

Pemegang izin yang melanggar ketentuan sebagaimana


1 dimaksud dalam Pasal 53 dikenakan sanksi administratif
yang meliputi:
• teguran tertulis;
• paksaan pemerintah;
• pembekuan izin lingkungan; atau
• pencabutan izin lingkungan

Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat


2 (1) di terapkan oleh Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya

Sumber: Pasal 71 PP 27/2012 Izin Lingkungan


8
PUU Sektor yang Terkait dengan
Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan
Amdal dan Izin Lingkungan serta Izin Usaha dan/atau Kegiatan
Diterbitkan oleh Diterbitkan oleh Dilakukan oleh Pengawasan
• Proses Penilaian Amdal oleh KPA;
MENLH, Gubernur, MENLH, MENLH, Lingkungan Hidup &
• Proses Pemeriksaan UKL-UPL
atau Gubernur, atau Gubernur, atau Penegakan Hukum
oleh Instansi LH
Bupati/Walikota Bupati/Walikota Bupati/ Walikota Lingkungan

Izin PPLH
Pemrakarsa • Pelaksanaan
Usaha dan/atau
Proses Izin Usaha Kegiatan
Rencana Usaha Pelaksanaan Izin
Izin dan/atau •
dan/atau Amdal atau Lingkungan Lingkungan & Izin
Kegiatan
UKL-UPL Kegiatan PPLH

Proses Penyusunan Amdal atau UKL-UPL Diterbitkan oleh Menteri terkait,


oleh Pemrakarsa Gubernur, atau Bupati/Walikota
Penaatan terhadap
BML & KBKL
• Secara legal, sesuai PUU PSDA dan PPLH izin usaha
dan/atau kegiatan tidak dapat diterbitkan tanpa adanya
izin lingkungan. Amdal atau UKL-UPL dan Izin
Lingkungan merupakan salah satu persyaratan Izin
Usaha dan/atau Kegiatan
• Izin Lingkungan merupakan hasil dari Proses Amdal atau Penurunan Beban
UKL-UPL (Sistem KDL) yang disusun oleh Pemrakarsa dan Pencemaran dan Laju
dinilai oleh KPA atau diperiksa oleh Instansi LH; Kerusakan LH
AMDAL & PERIZINAN

… Hasil studi Amdal sebagai


persyaratan dalam penerbitan izin
lokasi ………
Amanat Pengelolaan Lingkungan Hidup Kegiatan Usaha Migas
dalam UU 22 Tahun 2001 dan PP 35 Tahun 2004
Pasal 40 ayat (2) dan ayat (3):
Pengelolaan LH: Badan usaha atau bentuk usaha tetap
menjamin.....pengelolaan lingkungan hidup dan
mentaati ketentuan PUU dalam kegiatan usaha MIGAS :
• Pencegahan
• Penanggulangan
Kegiatan Hulu MIGAS • Pemulihan
• Eksplorasi Pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
• Eksploitasi termasuk kewajiban paska operasi
Pasal 2: Salatu satu asasnya: Pasal 41 ayat (1) dan Pasal 42 huruf g: Salatu satu
Berwasasan lingkungan pengawasan kegitan migas terkait dengan penaatan
ketentuan PUU adalah aspek pengelolaan lingkungan
Pasal 3 huruf f ; Salah satu hidup
Tujuannya: ....tetap menjaga
kelestrian lingkungan hidup PP 35/2004 Kegiatan Usaha Hulu MIGAS:
• Pasal 26 huruf k: muatan KKS  Pengelolaan LH;
Pasal 11 ayat 3 huruf k: Salah • Pasal 39 ayat (2) dan ayat 4 huruf a: salah satu kaidah keteknikan yang
satu muatan Kontrak Kerja Sama baik  Pengelolaan LH;
(KKS/PSC): ketentuan • Pasal 72 dan pasal 73: Pengelolaan LH sesuai dengan ketentuan PUU;
• Pasal 87 huruf m dan Pasal 88 huruf e: Pembinaaan dan Pengawasan
pengelolaan lingkungan hidup
terkait dengan pengelolaan LH
Usaha dan/atau Kegiatan Hulu Migas
dalam UU No. 22 Tahun 2001 Migas
1 Survei Umum
Pengumpulan, analisis, dan penyajian data yang berhubungan dengan
informasi kondisi geologi untuk memperkirakan letak dan potensi
sumber daya Minyak dan Gas Bumi di luar Wilayah Kerja

2 Kegiatan Usaha Hulu Eksplorasi


Kegiatan yang bertujuan memperoleh informasi mengenai kondisi
geologi untuk menemukan dan memperoleh perkiraan cadangan Minyak
dan Gas Bumi di Wilayah Kerja yang ditentukan;

3 Kegiatan Usaha Hulu Eksploitasi


Rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan Minyak dan Gas
Bumi dari Wilayah Kerja yang ditentukan, yang terdiri atas pengeboran
dan penyelesaian sumur, pembangunan sarana pengangkutan,
penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan pemurnian
Minyak dan Gas Bumi di lapangan serta kegiatan lain yang
mendukungnya
Sumber: Pasal 1 dan Pasal 5 UU No 22 Tahun 2001 tentang Migas
keterkaitan Tahapan Kegiatan MIGAS & Perizinan
Lingkungan Secara Umum
Proses Amdal atau
Proses UKL-UPL UKL-UPL Izin
PPLH
Izin
b PPLH d
Izin Izin Lingkungan
Lingkungan

a
Kegiatan Produksi &
PSC Paska Operasi
Eksplorasi
c e

Pengawasan Laporan Pelaksanaan Izin Lingkungan


Lingkungan Hidup dan
Penegakan Hukum
Penaatan terhadap Izin Lingkungan
Keterkaitan Perizinan Lingkungan dengan Usaha Kegiatan Hulu MIGAS
Production -Izin pembuangan -Izin pembuangan
Sharing -Izin Survey limbah limbah
Contract (PSC) (Kehutanan) Pengembangan -Izin penyimpanan B3 -Izin penyimpanan B3
atau kontrak bagi -Izin Safety Izin Waste -Izin incenerator -Izin incenerator
hasil -Izin marine facility -Izin marine facility
-Technical -Security clearance mud
(offshore) (offshore)
-Environment
due diligence Exploration Exploration Rencana Project Execution Pasca
-Commercial PSC Seismic Drilling Pengembangan / Konstruksi
Operasi
Operasi
-Political -Well -Decommissioning
AFE Approval AFE Approval -EPC Contracting
-dsb… Optimization tambahan -Rehabilitation
BP Migas BP Migas
(revisions) -Side track -Abandonment
- Mercury form well,
Eksplorasi flaring 
waste,emissions
unpredicted Paska
Izin Produksi Opreasi
Lingkungan
Environmental Baseline Study POD POD Revisi
BP Migas untuk keseluruhan Preparation Approval POD
blok (6 bln) Peraturan Baru Izin Justification (di BP Migas)
(draft) PPLH (tech.,env.,ec. – FS
menentukan apa
yg akan
Proses dikembangkan
Izin Proses Amdal
UKL-UPL Lingkungan atau UKL-UPL
Mencakup tahapan produksi &
Front End Detailed Izin
paska operasi
Design Designed
PPLH
(banyak opsi)
Catatan:
Jenis Perizinan Lingkungan untuk MIGAS:
Survey Umum tidak 1. Eksplorasi: Izin Lingkungan proses UKL-UPL dan Izin
memerlukan dokumen LH IDEAL AMDAL PPLH
(Nature of Activity 2. Produksi dan Paska Operasi: Izin Lingkungan
dan Izin Lingkungan sudah tahu)
melalui proses Amdal atau UKL-UPL dan Izin PPLH
Izin Lingkungan dan Izin Usaha Tenaga Listrik
Izin Usaha untuk Penyedian Tenaga Listrik PP 14 Tahun 2012
UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
tentang Kegiatan Usaha
Penyedian Tenaga Listrik

Pasal 13 ayat (1) dan ayat (7)

• Persyaratan administratif,
teknis, dan lingkungan.
Izin usaha penyediaan tenaga listrik • Persyaratan lingkungan berlaku
(Pasal 19 a) ketentuan PUU di bidang PPLH.

Izin operasi Pasal 29 ayat (1) dan ayat (4) PP


(Pasal 19b) 14/2012:
• Persyaratan administratif,
Pasal 42: Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan teknis, dan lingkungan.;
wajib memenuhi ketentuan yang disyaratkan • Persyaratan lingkungan berlaku
dalam PUU di bidang lingkungan hidup. ketentuan PUU di bidang PPLH
Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi
Persyaratan IUP Eksplorasi: Clear & Clean
a. administratif; (C&C) + Green
b. teknis;
c. lingkungan; dan
Pernyataan
Kegiatan IUP d. finansial.
untuk
Eksplorasi IUP Eksplorasi terdiri atas: mematuhi
a. mineral logam; ketentuan
kondisi geologi Penyelidikan
regional Umum
b. batubara; PUU di
& indikasi c. mineral bukan logam; dan/atau bidang
adanya
mineralisasi
d. batuan. PPLH.

informasi secara Eksplorasi


terperinci dan teliti Studi
Kelayakan
Kelayakan ekonomis dan teknis (FS)
usaha pertambangan, termasuk
kelayakan lingkungan serta Sumber: Pasal 1 UU No. 4 Tahun 2009 dan Pasal 22 Ayat (2), Pasal 23, Pasal 26,
perencanaan pascatambang Pasal 29 Ayat (2)PP No. 23/2010)
Izin Usaha Pertambangan (IUP)
Operasi Produksi
IUP Operasi Produksi adalah izin Persyaratan IUP Operasi Produksi

usaha yang diberikan setelah selesai a. administratif;


Clear & Clean
b. teknis;
pelaksanaan IUP Eksplorasi untuk (C&C) + Green
c. lingkungan;
melakukan tahapan kegiatan dan
operasi produksi d. finansial.

Operasi Produksi adalah tahapan kegiatan usaha 1. pernyataan kesanggupan


pertambangan yang meliputi untuk mematuhi ketentuan
• konstruksi, PUU di bidang PPLH; dan
• penambangan, 2. persetujuan dokumen
• pengolahan, pemurnian, termasuk
lingkungan hidup sesuai
pengangkutan dan
• penjualan, serta dengan ketentuan PUU
• sarana pengendalian dampak lingkungan
sesuai dengan hasil studi kelayakan. (Pasal 26 PP No. 23/2010)

Sumber: Pasal 1 UU No. 4 Tahun 2009


Pasal 25 UU No 18/2004 tentang
Perkebunan: Pelestarian Lingkungan
Hidup
1. Wajib memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup &
mencegah kerusakannya;
2. Sebelum memperoleh izin usaha perkebunan (a) wajib,
membuat AMDAL, (b) analisis dan manajemen risiko (hasil
rekayasa Genetik), (c) pernyataan kesanggupan untuk
menyediakan sarana, prasarana, dan system tanggap
darurat untuk penanggulangan kebakaran lahan
3. wajib menerapkan AMDAL dan melaksanakan UKL/UPL
dan/atau analisis dan manajemen risiko lingkungan hidup
4. Tidak ada AMDAL atau UKL-UPL, Permohonan Izin ditolak
5. tidak menerapkan AMDAL atau RKL/RPL, izin usahanya,
dicabut
Izin Usaha Perikanan (IUP) Pembudidayaan Ikan
Pasal 26 UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan: Setiap orang yang melakukan usaha
perikanan (kecuali nelayan kecil dan/atau pembudidaya ikan kecil) pembudidayaan dan
pengolahan ikan wajib memiliki Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP)

Izin Usaha Perikanan (IUP) salah satu persyaratan


Pembudidayaan Ikan adalah AMDAL sesuai
dengan ketentuan PUU

Sumber: Pasal 2, Pasal 4 ayat (1), Pasal 5-Pasal 19 serta pasal 45 Keputusan Menteri KKP No.
2/MEN/2004 tentang Perizinan Usaha Pembudidayaan Ikan
Amdal, Izin Lingkungan dan IMB
• Persyaratan pengendalian dampak lingkungan menjadi salah satu persyaratan
tata bagunan sesuai dengan ketentuan pasal 16 PP 36/2005 tentang
Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung..
• Setiap bangunan bangunan gedung yang menimbulkan dampak penting
harus didahului dengan menyertakan AMDAL (Pasal 26 PP 36/2005). terkait
dengan hal tersebut, Pasal 14 ayat (1) dan (2) serta Pasal 15, PP No. 36 Tahun
2005 secara tegas menyatakan bahwa setiap orang yang akan mendirikan
bangunan gedung wajib memiliki izin mendirikan bangunan (IMB).
• IMB tersebut diterbitkan oleh pemerintah daerah kecuali untuk bangunan
gedung fungsi khusus oleh Pemerinatah.
• Salah satu persyaratan atau kelengkapan yang dibutuhkan untuk pengajuan
permohonan IMB gedung adalah AMDAL

RTRW/RDTR
PP 16/2004: Pemanfaatan Ruang di Atas dan Dibawah Tanah serta Amdal

Contoh pemanfaatan ruang di


atas tanah, Saluran Udara
Tegangan Tinggi atau Ekstra
Tinggi (SUTT/SUTET),

Pasal 19 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) PP 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan
Tanah: pemanfaatan ruang di atas dan di bawah tanah yang tidak terkait dengan
penguasaan tanah dapat dilaksanakan apabila:
a. tidak mengganggu penggunaan dan pemanfaatan tanah yang bersangkutan 
ditunjukkan oleh hasil studi AMDAL;.
b. Kegiatan yang mengganggu pemanfaatan tanah harus mendapat persetujuan
pemegang hak atas tanah: pemegang hak atas tanah tidak keberatan terhadap
pemanfaatan ruang di atas dan atau di bawah tanah karena pemegang hak atas
tanah mempunyai kepentingan terhadap pemanfaatan ruang tersebut;
c. Kegiatan tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Dokumen LH dan Izin Pinjam Pakai
Kawasan Hutan
Salah satu
persyaratan
teknis
permohonan izin Amdal atau UKL-UPL
pinjam pakai dan Izin Lingkungan
kawasan hutan

Izin Pinjam
Salah satu Pakai Kawasan
IUP Explorasi
persyaratan
administratif atau IUP
Hutan
permohonan izin
pinjam pakai Exploitasi Sumber: Pasal 13 dan 14 Peraturan
kawasan hutan MIGAS MENHUT No. 18 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pinjam Pakai Kawasan
Hutan
Izin Reklamasi
1. Pasal 15: Pemerintah, pemerintah daerah, dan setiap orang yang akan
melaksanakan reklamasi wajib memiliki izin lokasi dan izin pelaksanaan
reklamasi;
2. Pasal 18: Permohonan izin pelaksanaan reklamasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15 wajib dilengkapi dengan:
a. izin lokasi;
b. rencana induk reklamasi;
c. izin lingkungan;
d. dokumen studi kelayakan teknis dan ekonomi finansial;
e. dokumen rancangan detail reklamasi;
f. metoda pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan reklamasi; dan
g. bukti kepemilikan dan/atau penguasaan lahan
3. Pasal 19: Izin pelaksanaan reklamasi berlaku untuk jangka waktu paling lama 5
(lima) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 5 (lima) tahun dengan
mempertimbangkan metode dan jadwal reklamasi;
4. Pasal 20: Izin pelaksanaan reklamasi dapat dicabut apabila:
a. tidak sesuai dengan perencanaan reklamasi; dan/atau
b. izin lingkungan dicabut

Sumber: Peraturan Presiden No. 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir
dan Pulai-Pulau Kecil
Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Infrastruktur dalam Skema Proyek Kerjasama
Pemerintah dan Swasta
(Pasal 3 Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas No. 3 Tahun 2012)

No Infrastruktur Jenis Infrastruktur Semua kegiatan


1. Infrastruktur Transportasi a. Bandar Udara
infrastruktur sesuai
b. Pelabuhan
c. Kereta Api dengan amanah Pasal 33
2. Infrastruktur Jalan a. Jalan Tol ayat (4) UUD 1945 dan
b. Jembatan Tol PUU terkait Infrastruktur
3. Infrastruktur Pengairan Saluran pembawa air baku wajib dilaksanakan
berdasarkan prinsip
4. Infrastruktur air Minum a. Bangunan pengambil air baku
b. Jaringan transmisi berkelanjutan dan
c. Jaringan distribusi
d. Instalasi Pengolahan Air Minum
berwawasan
Lingkungan Hidup
5. Infrastruktur Sanitasi a. Instalasi Pengolah Air Limbah
b. Jaringan Utama dan Pengumpul
c. Sarana Persampahan Ekonomi
6. Infrastruktur Telkom a. Jaringan telekomunikasi Sosial
b. Infrastruktur e-Government
Sustainable
7. Infrastruktur a. Pembangkit Listrik Growth
Ketenagalistrikan b. Panas Bumi with Equity
c. Transmisi listrik
8. Infrastruktur Migas Transmisi atau distribusi Migas
Lingkungan
Amdal dalam Tahapan Pelaksanaan Proyek KPS

Pasal 4 ayat( 3):


Kajian Pendukung

Dilampiri
dengan
SKKLH & Izin Dokumen
Proses Penyusunan Lingkungan Pelaksanaan RKL-RPL/
Penapisan Wajib AMDAL.
Dokumen AMDAL sudah Izin Lingkungan pada
Amdal atau UKL- diterbitkan
Pada tahap ini tahap:
UPL, dan sdh diperoleh • Pra-kontruksi,
Penyusunan KA SKKLH dan Izin • Konstruksi dan
Pengadaan IEE KA ANDAL RKL-RPL Lingkungan • operasi komersial
Konsultan Amdal IEE = Initial Environmental Examination
Sumber: Peraturan Menteri Negara Perecanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS No. 03 Tahun 2012 tentang Panduan
Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyedian Infrastuktur
IEE dan AMDAL dalam Proyek KPS

Sumber: Peraturan Menteri Negara Perecanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS No. 03 Tahun 2012 tentang Panduan
Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyedian Infrastuktur
Amdal, UKL-UPL, Izin Lingkungan dan Rencana Pengadaan Tanah
Amdal atau UKL-UPL dan Izin Lingkungan merupan salah satu dasar
penyusunan Dokumen Rencana Pengadaan Tanah (Tahap Perencanaan)
Sumber: Pasal 6 aayat (1)
Pengadaan Tanah untuk
dokumen dan ayat (4) Perpres 71/2012
perencanaan Kepentingan Pembangunan
Infrastruktur MIGAS
Pengadaan
Tanah disusun
Perencanaan
1 Pasal 2 Perpres 71 Tahun 2012
berdasarkan
studi kelayakan
Persiapan 2
Amdal atau
UKL-UPL Bagian dari Tahap Pra-Konstruksi
& Izin
Lingkungan

Pelaksanaan
3
PENTING DIPERHATIKAN!
Pengadaan Tanah hanya dapat dilakukan setelah
4
pelaksanaan studi Amdal atau UKL-UPL selesai
dilakukan (SKKL dan Izin Lingkungan atau Rekomendasi
UKL-UPL dan Izin Lingkungan telah diterbitkan) Penyerahan Hasil
9
SE-MENLH Arahan Pelaksanaan Pasal 121
UU No. 32/2009 dan DELH/DPLH
SE-MENLH Pasal 121 UU 32/2009: Penegakan Hukum untuk Usaha dan/atau Kegiatan
sudah Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan tetapi Belum Memiliki Dokumen
Lingkungan

SE-MENLH tentang
Pelaksanaan
Pasal 121 UU 32/2009
1. Usaha dan/atau Belum Memiliki
Kegiatan sudah DELH atau DPLH
memiliki Izin Usaha • Sanksi Administrasi
yang Telah
SEBELUM 3 Oktober
Disetujui
SE- Teguran Tertulis (Paling
2009, Lambat 18 bulan setelah
2. Sudah beroperasi MENLH SE)
SEBELUM 3 Oktober Tidak • Penyusunan dan Penilaian
2009; DELH/DPLH (6 Bulan) 
3. Lokasi usaha Berlaku Izin Lingkungan
dan/atau kegiatan
sesuai dengan
rencana tata ruang,;
1. Usaha dan/atau Kegiatan sudah memiliki Izin Jika Tidak
dan,
Usaha SETELAH 3 Oktober 2009, dan
4. belum memiliki
dokumen lingkungan 2. belum memiliki dokumen lingkungan Pasal 109
UU32/2009
Waktu/Time Line UU 32/2009 PP 27/2012 Saat ini
3 Okt 2011
3 Okt 2009 23 Feb 2012
Timeline Pelaksaan SE-MENLH Pasal 121 UU No. 32 Tahun 2009
Batas akhir penerbitan
SE-MENLH Pasal Batas akhir
persetujuan DELH/DPLH dan Izin
121 UU 32/2009 penerapan sanksi
Lingkungan untuk penerapan
(mulai berlaku 27 Administrasi
sanksi Administrasi
Desember 2013) (27 Juni 2015)
27 Juni 2015

Penegakan Hukum
Administrasi LH:
Penerapan sanksi
administrasi
27 Des teguran tertulis 27 Juni 27 Des
2013 2015 2015

Masa penyusunan, penilian/pemeriksaan DELH/DPLH dan


Penerbitan Izin Lingkungan

Keterangan: (PENTING)
• Jika penerapan sanksi administrasi dilakukan pada tanggal 1 Januari 2014, maka dalam masa 6 (enam)
bulan, DELH/DPLH sudah harus disusun dan dinilai/diperiksa serta diterbitkan persetujuannya dan izin
lingkungan (JIKA DISETUJUI), (1 Juli 2014).
• Untuk usaha dan/atau kegiatan pemerintah, masa penerapan sanksi administrasi disesuaikan dengan
penganggaran untuk penyusunan dan penilaian/pemeriksaan DELH dan DPLH
Tindak Lanjut Pelaksanaan SE-MENLH tentang
Pelaksanaan Pasal 121 UU 32/2009
Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan
Instansi Lingkungan Hidup Pusat,
kewenangangannya mendelegasikan kepada
Provinsi, atau kabupaten/kota
Kepala Instansi LH untuk melakukan penerapan
sesuai dengan kewenangannya
sanksi Administratif teguran tertulis

Penerbitan
Inventarisasi Usaha keputusan
Usaha dan/atau
dan/atau kegiatan Penyusunan Penilaian
sesuai dengan
kegiatan sesuai DELH/DPLH
kriteria SE-MENLH
DELH/DPLH DELH/DPLH
kriteria SE-MENLH dan Izin
Lingkungan
Penanggung Jawab Usaha
dan/atau kegiatan (Pemrakarsa)

1. Sekretaris Membantu dalam


Jenderal, penyusunan Kriteria Penyusun DELH: Auditor
2. Sekretaris DELH/DPLH Lingkungan Hidup yang telah
Kementerian, memiliki sertifikat kompetensi
3. Sekretaris Utama atau Sesuai dengan Kriteria
LPNK, Pembinaan
dalam Surat Deputi No.
4. Kepala SKPD oleh Instansi Lingkungan
096/Dep.I/LH/PDAL/01/2014
Hidup
(butir angka 4)
Kriteria Penyusun DELH
Auditor Lingkungan Hidup yang telah memiliki sertifikasi
kompetensi Auditor LH
Atau
1) Telah memiliki sertifikat penyusun Amdal; dan
2) Pernah mengikuti kursus audit (audit LH, audit mutu, EMS,
K3/HSE dan/atau pengenalan audit)
Atau
1) Pendidikan minimal S1;
2) Pengalaman kerja terkait dengan pengelolaan LH minimal 3 tahun;
3) Pelatihan audit SML ISO 14000, diklat teknis pengelolaan lingkungan
hidup
4) Pengalaman audit lingkungan hidup SML minimal 3 kali atau
penyusun dokumen Amdal minimal 5 dokumen (dalam 5 tahun
terakhir);
Format Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH)
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) paling sedikit berisi
hal-hal sebagai berikut:
1
Pendahuluan

4 RKL-RPL DELH Ruang


2
Lingkup

Kajian Evaluasi
terhadap Kegiatan
yang berjalan
3
Pendahuluan dan Ruang Lingkup
Pada Bab ini diinformasikan: Pada Bab ini
a. Identitas Perusahaan; diinformasikan deskripsi
b. Perizinan yang telah dimiliki; kegiatan utama dan
c. Latar belakang kegiatan kegiatan pendukung yang
meliputi:
1 a. Kegiatan yang telah
Pendahuluan berjalan;
b. Pengelolaan dan
pemantauan
Ruang lingkungan yang
Lingkup 2 pernah dilakukan
(apabila tidak pernah
melakukan pengelolaan
lingkungan, hal ini agar
diinformasikan di dalam bagian
ini)
Kajian Evaluasi terhadap Kegiatan yang Berjalan
d a b
Data-data jenis,
Baku mutu yang telah Komponen kegiatan-kegiatan
parameter, sifat, dan
ditetapkan oleh peraturan yang menimbulkan dampak
jumlah bahan
perundang-undangan atau sebagai sumber dampak,
pencemar/buangan/
limbah yang dihasilkan
oleh masing-masing
e sumber dampak
Upaya pengelolaan
dan pemantauan yang c
telah dilakukan
Data-data kondisi rona
apabila telah ada
lingkungan atau kondisi
upaya-upaya tersebut,
eksisting lingkungan yang
berpotensi terkena
f dampak,
Informasi kegiatan dan
kondisi lingkungan
sekitar
Kajian Evaluasi terhadap
3 Kegiatan yang berjalan
Kajian Evaluasi terhadap Kegiatan yang Berjalan

Kajian Evaluasi seharusnya dapat menjawab:


• keterkaitan antara komponen-komponen tersebut di atas,
• sehingga dapat dianalisis dan diambil kesimpulan mengenai
• dampak-dampak yang dihasilkan,
• pengaruhnya terhadap lingkungan serta
• upaya pengelolaan yang seharusnya dilakukan sehingga
tidak mencemari lingkungan

Hasil evaluasi dan kesimpulan dijadikan arahan-arahan


pengelolaan dan pemantauan yang kemudian
digunakan sebagai dasar penetapan RKL-RPL.
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan

a b c d e f g
No Dampak LH Tolok Tujuan PLH Upaya Lokasi Periode Institusi
ditimbulkan ukur PLH PLH PLH
dan Sumber dampak
PLH
Dampak

1.

Pada Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup diuraikan dan dilengkapi matrik yang berisi:
a. Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan yang mencakup dampak dan sumber dampak;
b. Tolok ukur dampak, untuk mengukur komponen yang terkena dampak berdasarkan baku mutu
standar;
c. Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup;
d. Upaya pengelolaan lingkungan hidup;
e. Lokasi kegiatan pengelolaan lingkungan (peta, sketsa, gambar);
f. Periode pengelolaan lingkungan yang memuat kapan dan berapa lama kegiatan pengelolaan
dilaksanakan;
g. Institusi pengelolaan lingkungan hidup, yang memuat:
• Pelaksana yang bertanggungjawab melaksanakan pengelolaan lingkungan;
• Pengawas pengelolaan lingkungan
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
a b c d e
No Dampak LH Parameter LH Tujuan RKL Metode Institusi PLH
ditimbulkan dan yang dipantau Pemantuan LH
Sumber Dampak

1.

Pada Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup diuraikan dan dilengkapi matrik yang berisi:
a. Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan yang mencakup dampak dan sumber dampak,
b. Parameter lingkungan hidup yang dipantau
c. Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup
d. Metode pemantauan lingkungan hidup, yang memuat:
i. Metode pengumpulan dan analisis data;
ii. Lokasi pemantauan lingkungan hidup;
iii. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan.
e. Institusi pemantauan lingkungan hidup, yang memuat:
i. Pelaksana yang bertanggungjawab melaksanakan pemantauan lingkungan;
ii. Pengawas pemantauan lingkungan
Format Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Format Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
1. Penanggu Jawab Kegiatan

2. Lokasi Kegiatan
LANJUTAN - Format Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)

3. Bidang Usaha dan/atau Kegiatan

4. Mulai Beroperasi
LANJUTAN - Format Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)

5. Deskripsi Usaha dan/atau Kegiatan

Kegiatan
Utama

Kegiatan
Pendukung
LANJUTAN - Format Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)

Kapasitas

Sarana
Penunjang

Catatan:
Berbagai informasi pendukung deksripsi kegiatan dapat
disampaikan, baik berupa peta, gambar, foto, sketsa, tata letak,
dll.
Format DPLH: Matrik Pengelolaan Lingkungan Hidup

*) Kolom tindakan perbaikan pengelolaan lingkungan hidup ini wajib diisi apabila upaya
pengelolaan lingkungan hidup yang dilaksanakan saat ini masih belum memadai untuk
memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan yang berlaku
(baku mutu, baku kerusakan dan lain-lain)
Format DPLH: Matrik Pemantauan Lingkungan Hidup

*) Kolom tindakan perbaikan pemantauan lingkungan hidup ini wajib diisi apabila upaya
pemantauan lingkungan hidup yang dilaksanakan saat ini masih belum memadai untuk
memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan yang berlaku (baku
mutu, baku kerusakan dan lain-lain).
Terima kasih
Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)


Deputi I Bidang Tata Lingkungan – Asdep Kajian Dampak Lingkungan

Jl. D.I. Panjaitan Kab. 24 Kebon Nanas Jakarta Timur 13410


Gedung A lanta 6, Telp/Fax: 021-85904925
http://www.menlh.go.id/

Anda mungkin juga menyukai