Anda di halaman 1dari 3

Kira-kira jawaban soal ekologi bu erina : ....................

1. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan interaksi antara organisme


hidup dan lingkungan. Sebuah sub-set biologi, yang melibatkan studi tentang
berbagai atribut mahluk hidup, termasuk proses hidup mereka, distribusi,
adaptasi, suksesi, gerakan, dan peran dalam transfer energi.
Organisasi ekologi merupakan salah satu aspek seperti disiplin ini, yang membuat
hal-hal sederhana dengan mengklasifikasikan lingkungan di tingkat yang berbeda,
mulai dari organisme individu untuk biosfer secara keseluruhan.
Pada tingkat terendah atau tingkat pertama organisasi ekologi, Ada 6 tingkat
organisasi ekologi yaitu tingkat pertama spesies individu organisme hidup. Setiap
spesies tanaman dan hewan di planet ini, langsung dari bakteri dan jamur
mikroskopis untuk ikan paus biru raksasa dan Giant Sequoias, menemukan
tempat di tingkat piramida ekologi. Distribusi spesies ini diatur oleh faktor abiotik
dari daerahnya.
Tingkat kedua piramida ini terdiri populasi spesies individu menampilkan di
tingkat pertama. Dalam hal ini, populasi mengacu pada sekelompok spesies hidup
bersama di wilayah geografis yang dibatasi.
Tingkat ketiga dari piramida ekologi terdiri komunitas spesies yang berbeda yang
hidup bersama di wilayah geografis dan batas-batasnya berinteraksi satu sama
lain. Interaksi antara anggota komunitas ini sering berkisar pada konsep predator-
mangsa dan hubungan simbiosis.
Pada tingkat berikutnya organisasi ekologi terletak di ekosistem, lingkungan
biologis yang terdiri dari semua organisme hidup dan hal-hal non-hidup (atau
faktor abiotik seperti udara, tanah, dan air) di daerah tertentu dan interaksi di
antara mereka. Ekosistem sendiri adalah salah satu tingkat organisasi ekologi.
Tingkat kelima dari piramida ekologi adalah bioma, komunitas biotik utama yang
biasanya ditandai dengan bentuk dominan vegetasi dan kondisi iklim. Beberapa
bioma yang paling menonjol dari dunia termasuk bioma gurun, bioma hutan
hujan, bioma Savannah, dll
Tingkat terakhir dari piramida ekologi adalah biosfer, yang terdiri dari permukaan
bumi dan atmosfer. Hal ini juga dikenal sebagai zona kehidupan di Bumi, karena
fakta bahwa semua mahluk hidup ditemukan di planet ini hidup berdampingan di
sini.

2. Daur materi merupakan suatu siklus, artinya jika suatu organisme mati, tidak berarti
aliran materinya terhenti. Aliran itu melibatkan unsur senyawa kimia yang mengalami
perpindahan lewat organisme (biotik) dan beredar kembali ke lingkungan fisik (abiotik)
yang disebut daur biogeokimia. Daur biogeokimia adalah daur ulang air dan
komponen-komponen kimia (unsur kimia) yang melibatkan peran serta dari makhluk
hidup termasuk manusia dan bebatuan/geofisik. Daur Biogeokimia memiliki peranan
yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Yang termasuk daur biogeokimia antara
lain:
 Daur fosfor
 Daur air
 Daur belerang/Sulfur
 Daur karbon dan oksigen
 Daur nitrogen
Keseimbangan siklus ini perlu dijaga. Jika aktivitas manusia tidak memperhatikan
lingkungan, keseimbangan unsur dalam siklus akan terganggu sehingga proporsi
komponen yang seharusnya menjadi bergeser. Akibat ketidakseimbangan tersebut,
terjadi berbagai masalah yang dampaknya tidak hanya berpengaruh terhadap manusia,
tetapi juga terhadap lingkungan hidup. Oleh karena itu pemahaman mengenai
keseimbangan siklus biogeokimia diperlukan untuk membuat suatu rancangan
manajemen lingkungan yang baik, termasuk lingkungan industri.
3. Hubungan antara populasi yang satu dan populasi yang lain dapat terjadi secara
langsung maupun tidak langsung (saling mempengaruhi). Interaksi seperti ini
membentuk suatu komunitas. Interaksi antar populasi dapat bersifat
menguntungkan, merugikan, netral dan sebagainya.
Interakasi antarspesies meliputi antara lain :
- Predasi/pemangsaan
Predasi adalah hubungan antara pemangsa dan mangsanya. Pemangsa dikenal
dengan predator dan yang dimangsa disebut prey. Hubungan ini sangat erat
karena tanpa mangsa, predator tidak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga
berfungsi pengontrol populasi mangsa agar tidak terjadi ledakan populasi.
Dalam rantai makanan, predator menempati posisi sebagai konsumen sekunder.
Pemangsa ini untuk memenuhi kebutuhan makanaan demi kelangsungan
hidupnya.Interakasi ini menguntungkan bagi satu spesies dan merugikan spesies
yang lain.
- Kompetisi
Kompetisi (persaingan) dapat terjadi di antara mahluk hidup yang dapat
menimbulkan seleksi alam dalam evolusi. Antara organisme yang satu dengan
yang lain terjadi persaingan untuk memperoleh kebutuhan hidupnya, seperti
makanan, cahaya matahari, tempat berlindung dan sebagainya. Dalam
persaingan itu muncul berbagai cara untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, baik penyesuaian struktur maupun tingkah laku agar dapat
melangsungkan kehidupannya. Interaksi ini merugikan bagi kedua spesies.
- Komensalisme
Satu spesies diuntungkan dari interaksi ini akan tetapi spesies yang lainnya tidak
terpengaruh. Pada hubungan ini kedua pihak saling bekerjasama. Misalnya pada
ikan badut yang berada dilaut bagian dalam, yang akan memanfaatkan anemon
laut sebagai tempat persembunyiannya terhadap pemangsa-pemangsa lain. Jadi
ikan badut akan merasa terlindungi dengan adanya anemon laut tersebut.
- Mutualisme.
Mutualisme merupakan bentuk hubungan (interaksi) yang saling
menguntungkan banyak terjadi di alam ini. Simbiosis mutualisme adalah suatu
hubungan antara mahluk hidup yang satu dengan mahluk lainnya yang saling
menguntungkan bagi kedua pihak. Misalnya sombiosis antara sapi dan burung-
burung memperoleh makanan berupa kutu ditubuh sapi, sedangkan sapi dibantu
menghilangkan kutu yang membuat tubuhnya gatal.

4.

5. Revolusi hijau merupakan usaha pengembangan teknologi pertanian untuk meningkatkan


produksi pangan. Peningkatan tersebut dengan cara mengubah dari pertanian tradisional
menjadi pertanian modern, yakni pertanian dengan memanfaatkan atau menggunakan
teknologi lebih maju dari waktu sebelumnya. Revolusi hijau mendasarkan diri pada empat
pilar penting, antara lain: penyediaan air melalui sistem irigasi, pemakaian pupuk kimia
secara optimal, penerapan pestisida sesuai dengan tingkat serangan organisme pengganggu,
dan penggunaan varietas unggul sebagai bahan tanam berkualitas. Melalui penerapan
teknologi non-tradisional ini, terjadi peningkatan hasil tanaman pangan berlipat ganda dan
memungkinkan penanaman tiga kali dalam setahun untuk padi pada tempat-tempat tertentu,
suatu hal yang sebelumnya tidak mungkin terjadi.
Revolusi Hijau menggambarkan perubahan fundamental dalam pemakaian teknologi
budidaya pertanian yang dimulai pada tahun 1950-an hingga 1980-an di banyak negara
berkembang, terutama di Asia. Hasil yang nyata adalah tercapainya swasembada (kecukupan
penyediaan) sejumlah bahan pangan di beberapa negara yang sebelumnya selalu kekurangan
persediaan pangan (pokok), seperti India, Bangladesh, Tiongkok, Vietnam, Thailand,
termasuk Indonesia. Orang yang dipandang sebagai konseptor utama gerakan ini
adalah Norman Borlaug, penerima penghargaan Nobel Perdamaian 1970. Revolusi
Hijau menitikberatkan pada empat pilar penting, yaitu : penyediaan air melalui sistem irigasi,
pemakaian pupuk kimia, penerapan pestisida kimia untuk mengatasi serangan organisme
pengganggu, dan penggunaan varietas unggul sebagai bahan tanam berkualitas.
Pertanian revolusi hijau juga dapat disebut sebagai kegagalan karena produknya sarat
kandungan residu pestisida dan sangat merusak ekosistem lingkungan dan kesuburan tanah.
Bahan kimia sintetik yang digunakan dalam pertanian, pupuk misalnya telah merusak
struktur, kimia dan biologi tanah. Bahan pestisida diyakini telah merusak ekosistem dan
habitat beberapa binatang yang justru menguntungkan petani sebagai predator hama tertentu.
Disamping itu pestisida telah menyebabkan imunitas pada beberapa hama. Lebih lanjut
resiko kerusakan ekologi menjadi tak terhindarkan dan terjadinya penurunan produksi
membuat ongkos produksi pertanian cenderung meningkat. Akhirnya terjadi inefisensi
produksi dan melemahkan kegairahan bertani.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun pertanian berkelanjutan, biasa disebut
Teknologi Revolusi Hijau Lestari (TRHL), dalam rangka mengurangi dampak revolusi hijau,
yaitu:
1. Pola dan pergiliran tanaman,
2. Pemilihan varietas,
3. Penyiapan lahan optimal,
4. Pengayaan kandungan bahan organik tanah,
5. Penyehatan ekologi lahan sawah,
6. Penyediaan hara secara optimal,
7. Pengendalian terpadu terhadap hama-penyakit-gulma,
8. Penyediaan, pemeliharaan, dan pemanfaatan sumber air secara bijaksana,
9. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran petani terhadap produktivitas dan kelestarian
sumber daya.

Anda mungkin juga menyukai