Anda di halaman 1dari 78

UKL-UPL

AMDAL

IZIN
LINGKUNGAN

DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP DAN IZIN LINGKUNGAN

Hanjani Antania Andary, ST, M.Si


MATA KULIAH ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS SEMARANG 1
1 Pendahuluan
Manusia Pembangunan Kesejahteraan

Dampak lingkungan :
• Pencemaran
• Kerusakan habitat hewan/tanaman
• Nilai estetika alam 
• Erosi, banjir, …

Konsep Sustainable Development


Pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) adalah
proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb.)
yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa
mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan“.
(sumber: wikipedia.org)
2
Sejarah
• Di negara maju, Amdal dikenal sebagai EIA (Environmental Impact
Assessment atau Environmental Impact Analysis)
 AMDAL secara resmi tumbuh dan berkembang sejak tahun 1969
yaitu ditandai dengan dikeluarkannya National Environmental
Policy Act di Amerika Serikat. NEPA di AS mulai berlaku tanggal 1
Januari 1970.

 1973, mulai konsep EIA tersebut diikuti oleh Kanada, Australia dan
New Zealand. Tahun 1976 diikuti Perancis

 Di Indonesia, EIA dikenal sebagai AMDAL pada tahun 1974 – 1979


(Pelita II) dengan ikut sertanya delegasi Indonesia di Konferensi
Stockholm 1972.

 UU RI No. 4 tahun 1982 tentang Ketentuan – Ketentuan Pokok


Pengelolaan LH dan Tahun 1982, pembentukan Kementrian Negara
Pembangunan dan Pengendalian LH.

 Pelita V, MenLH dan BAPEDAL diberikan kewenangan penuh untuk


koordinasi – monitoring – evaluasi dampak lingkungan di
Indonesia.

 PP No. 27 tahun 1999, proses pelaksanaan AMDAL di tingkat pusat


dan daerah.
1999 2010
Perbaikan revitalisasi
(PP Nomor 27 tahun 1999)
1993
Pengembangan
(PP Nomor 51 tahun 1993

1986
tonggak awal UU
(PP Nomor 29 Lingkungan
tahun 1986) Peraturan Hidup
Pemerintah
tentang
AMDAL
2009
1997

1982
4
DASAR PERATURAN
Dasar Peraturan Penerapan AMDAL, UKL-UPL, SPPL, DELH dan DPLH :
1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
2. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL sekarang diganti
oleh PP No. 27 tahun 2012
3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang UKL-
UPL dan SPPL sekarang diganti dengan Permen 16 tahun 2012 tentang
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.
4. Peraturan Menteri Negara LH No. 11 Tahun 2006 Tentang Jenis Usaha Kegiatan
yang Wajib AMDAL : PermenLH No.11 Tahun
2006_Jenis_Usaha_Wajib_Amdal; PermenLH_11/2006_lamp 1; PermenLH No.
11/2006_Lamp. 2: kawasan lindung; PermenLH 11-2006 lamp 3 sekarang
diganti dengan PermenLH No. 05 tahun 2012 tentang Jenis Kegiatan Wajib
AMDAL.
5. Peraturan Menteri Negara LH No. 14 Tahun 2010 tentang DELH dan DPLH yaitu
dokumen lingkungan hidup bagi kegiatan/usaha yang sudah operasional :
PERMEN LH 14-2010 tentang DELH-DPLH
Namun sekarang DELH-DPLH sudah ditiadakan dan diganti dengan UKL/UPL

5
Instrumen Pencegahan Pencemaran dan/atau
Kerusakan Lingkungan Hidup (UU 32/2009)
KLHS a Instrumen
h
ekonomi LH
Tata ruang b
i PUU berbasis LH
Baku mutu LH c
Anggaran
Kriteria baku j berbasis LH
kerusakan LH d
k Analisis risiko LH
AMDAL e
l Audit LH
UKL-UPL f
Perizinan g Lingkungan m Instrumen lain
sesuai kebutuhan

Amdal bukan sebagai alat serbaguna yang dapat menyelesaikan segala persoalan
lingkungan hidup. Efektivitas amdal sangat ditentukan oleh pengembangan berbagai
instrument lingkungan hidup lainnya
Sumber: Pasal 14 UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kapan Amdal ?
• Kebijakan
• Rencana Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
• Program

• Proyek/Kegiatan Amdal atau UKL/UPL


Jenis Amdal
Tunggal : 1 kegiatan, 1 pemrakarsa, 1 penanggung jawab
Terpadu : lebih dari 1 kegiatan tak sejenis , 1 pemrakarsa, lebih dari 1
penanggung jawab
Kawasan : lebih dari 1 kegiatan sejenis, 1 pemrakarsa , 1 penanggung
jawab
Jenis Amdal
1. Proyek , misal Pabrik X (institusi yang bertanggung jawab 1)
2. Kawasan misal Kaw. Industri, Kaw.Perumahan (institusi yang
bertanggung jawab 1, dalam satu hamparan ekosistem).
Pengelola kawasan wajib menyusun Amdal. Pabrik atau rumah
yang ada di dalamnya dibebaskan menyusun Amdal
3. Terpadu : (institusinya lebih dari 1, dalam satu hamparan
ekosistem) pabrik semen perlu batu gamping (ESDM),
operasional pabrik (Perindustrian), buat pelabuhan
(Perhubungan)
2 Dokumen Lingkungan Hidup

Dokumen lingkungan hidup terdiri atas:


a. dokumen Amdal;
b. formulir UKL-UPL; dan
c. SPPL.

UKL-UPL
AMDAL

IZIN
LINGKUNGAN
Sumber: Permen LH No. 16 Tahun 2012 9
Sebelum memahami apa itu Amdal, UKL-UPL dan SPPL
alangkah baiknya kita melihat definisi istilah-istilah tersebut:

1. Amdal merupakan kajian mengenai dampak penting suatu usaha


dan/ atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/ atau kegiatan.
2. UKL – UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan – Upaya Pemantauan
Lingkungan) adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha
dan/ atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan
hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/ atau kegiatan.
3. SPPL (Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan) adalah
kesanggupan dari penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan
untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
atas dampak lingkungan hidup dari usaha dan/ atau kegiatannya di
luar Usaha dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau UKL-UPL.

10
Persamaan dari ketiga dokumen tersebut adalah:
1. Waktu penyusunan
Amdal, UKL-UPL dan SPPL disusun sebelum dilaksanakannya suatu usaha dan/
atau kegiatan. Artinya penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan harus
memiliki rencana pengelolaan dan pemantauan dampak yang akan
ditimbulkan dari usaha/ kegiatan.
2. Tujuan penyusunan
Tujuan disusun dokumen lingkungan (bagi pemrakarsa) adalah agar suatu
usaha dan/ atau kegiatan yang dilakukan tidak menimbulkan pencemaran,
perusakan, gangguan terhadap lingkungan atau dampak sosial lainnya. Bahkan
dalam amdal dan UKL-UPL telah dikembangkan upaya pengembangan sosial di
lingkungan sekitarnya (misalnya Corporate Social Responsibility). Sedangkan
tujuan penyusunan dokumen lingkungan bagi pemerintah (pusat ataupun
daerah) adalah sebagai bahan pengambilan keputusan apakah rencana usaha
dan/ atau kegiatan yang diajukan tersebut laik dilaksanakan atau tidak.

11
Perbedaan dari ketiga dokumen tersebut adalah:

1. Skala Usaha dan/ atau Kegiatan


misalnya kegiatan pengambilan air sungai sebesar 250 liter/ detik atau lebih, maka
kegiatan tersebut harus menyusun amdal. Tetapi jika di bawah 250 liter/ detik, maka
cukup dengan UKL-UPL. Atau misalkan direncanakan membangun gedung dengan
luas lahan 5 Ha atau lebih, maka wajib menyusun amdal. Tetapi jika di bawah 5 Ha,
maka cukup dengan amdal. Skala usaha dan/ atau kegiatan ini dapat dilihat dari luas
lahan/ luas bangunan/ kapasitas produksi/ debit/ tinggi/ panjang/ volume/
tekanan/ besarnya tegangan dan lain-lain disesuaikan dengan jenis usaha dan/ atau
kegiatannya.
2. Dampak terhadap lingkungan
Sudah jelas bahwa amdal dikhususkan untuk usaha dan/ atau kegiatan yang
menimbulkan dampak penting. Dampak penting adalah perubahan lingkungan hidup
yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu Usaha dan/atau Kegiatan.
3. Format dokumen :
• Format Amdal mengikuti format yang ada dalam lampiran I, II dan III Permen LH
No. 16 Tahun 2012.
• Format UKL-UPL mengikuti format yang ada dalam lampiran IV Permen LH No. 16
Tahun 2012.
• Format SPPL mengikuti format yang ada dalam lampiran V Permen LH No. 16
Tahun 2012.
12
Perbedaan dari ketiga dokumen tersebut adalah:

4. Penyusun
Amdal disusun oleh penyusun yang telah memiliki sertifikat kompetensi penyusun
amdal. Sedangkan UKL-UPL dan SPPL dapat langsung disusun oleh pemrakarsa
usaha dan/ atau kegiatan.

5. Mekanisme Penyusunan
Amdal harus melewati tahapan penilaian amdal yang dilakukan oleh Komisi Penilai
Amdal. Sedangkan UKL-UPL, di beberapa daerah mewajibkan presentasi/ ekspose
sebelum dikeluarkan surat rekomendasi dan di beberapa daerah tidak mewajibkan
ekspose. Sedangkan SPPL hanya mengisi form dan mendaftarkannya ke instansi
lingkungan hidup.

Untuk lebih jelasnya, apakah suatu usaha dan/ atau kegiatan tergolong pada wajib
amdal, UKL-UPL atau SPPL maka dilakukan penapisan sesuai Permen LH No. 5 Tahun
2012. Jika usaha dan/ atau kegiatan sesuai dengan kriteria dalam lampiran I Permen
LH No. 5 Tahun 2012, maka wajib amdal, selain itu adalah wajib UKL-UPL atau SPPL.
Dan untuk menentukan UKL-UPL atau SPPL maka dilakukan penapisan sesuai
peraturan gubernur atau bupati/ walikota setempat.

13
(Sumber: M. Askary, 2010) Proposal Kegiatan

Wajib AMDAL Wajib UKL/UPL

Pengumuman &
konsultasi masyarakat Izin pembuangan air limbah
Izin pemanfaatan air limbah untuk aplikasi ke
tanah [land application]
Penyusunan KA-ANDAL Izin penyimpanan sementara LB3
Izin pengumpulan LB3
Izin pengangkutan LB3
Izin pemanfaatan LB3
Pemeriksaan Administrasi Izin pengolahan LB3
Izin penimbunan LB3
Izin pembuangan air limbah ke laut
Penilaian KA-ANDAL Izin dumping ke laut
Izin reinjeksi ke dalam formasi
Izin venting ke udara

Penyusunan ANDAL & RKL-RPL,

Permohonan Penilaian Permohonan Izin Lingkungan Permohonan


ANDAL & RKL-RPL [Persyaratan Adm & Teknis] Pemeriksaan UKL/UPL

Pemeriksaan Administrasi Pemeriksaan Administrasi Pemeriksaan Administrasi

Pengumuman

Penilaian ANDAL & RKL-RPL Pemeriksaan UKL/UPL

SKKLH Rekomendasi UKL-UPL


Tidak
Layak
Amanah UU No. 32 Tahun 2009: Pengaturan Jenis
Usaha dan/atau Kegiatan Wajib UKL UPL dan SPPL

Pasal 34 ayat (1)


wajib
Setiap Usaha Tidak termasuk memiliki
dan/atau Kegiatan wajib Amdal UKL UPL

Pasal 34 ayat (2): Pasal 35 ayat (2):


Ditetapkan oleh Tidak berdampak penting
Gubernur/bupati/walikota Kegiatan usaha mikro dan kecil

Pasal 35 ayat (1)


wajib
Setiap Usaha Tidak termasuk membuat
dan/atau Kegiatan wajib UKL UPL SPPL
Skema Pembagian AMDAL, UKL-UPL dan SPPL
Kegiatan berdampak
USAHA DAN/ATAU penting terhadap LH
KEGIATAN
WAJIB AMDAL
Pasal 22-33 UU 32/2009 Peraturan MENLH No 05/2012
Batas AMDAL

USAHA DAN/ATAU Kegiatan tidak


KEGIATAN berdampak penting
WAJIB UKL/UPL terhadap LH

Peraturan Gub. atau


Pasal 34 UU 32/2009
Batas dokumen UKL-UPL Bupati/Walikota

Kegiatan tidak wajib UKL/UPL &


SPPL
tidak berdampak penting serta
Pasal 35 UU 32/2009 Kegiatan usaha mikro dan kecil
A
Apa saja
Yg HARUS
Dikelola (+ & -)

RKL
PENGELOLAAN L.INGK.
K.A.ANDAL ANDAL
PEMANTAUAN LINGK.
RPL Apa saja yg HARUS
Dipantau utk
mengevaluasi
PELINGKUPAN : Kinerja Pengelolaan
• Dampak Hipotetik
• Batas Wilayah Studi ANALISIS DAMPAK :
• Metode yg akan digunakan • Lingkungan Awal
• Pengumpulan Data (Lokasi & Cara)
• Analisis Sampel /Data
• Lingkungan yang akan datang
• Interpretasi Data Hasil Analisis • Besar Dampak
• Prakiraan Lingk. yad
• Penentuan Besar & Pentingnya dampak • Tingkat Kepentingan Dampak
• Evaluasi Dampak (Holistik)
• Evaluasi (holistik)
• Rekomendasi
• KA ANDAL : ruang lingkup kajian analisis
mengenai dampak lingkungan hidup yang
merupakan hasil pelingkupan.
• ANDAL : telaahan secara cermat dan mendalam
tentang dampak besar dan penting suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan.
• RKL : upaya pengelolaan dampak besar dan
penting terhadap LH yang ditimbulkan akibat dari
rencana usaha dan/atau kegiatan.
• RPL : upaya pemantauan komponen LH yang
terkena dampak besar dan penting akibat dari
rencana usaha dan/atau kegiatan.

18
PROSES AMDAL 10 kriteria
kelayakan
PENGUMUMAN
5
Penilaian
Andal – RKL - RPL Surat
4b Keputusan
Permohonan Izin Kelayakan
Lingkungan Apabila DISETUJUI Lingkungan
4a
Penyusunan ANDAL-RKL-RPL  REKOMENDASI dan
Penyerahan ke IZIN
Komisi Penilai AMDAL
LINGKUNGAN
3
Penilaian K.A.
PENGUMUMAN

Penyusunan K.A. 2 Jangka waktu Penilaian KA


Penyerahan ke
Komisi Penilai AMDAL
30 Hari Kerja IZIN USAHA
Jangka waktu Penilaian
Andal & RKL-RPL dan Izin-izin lainnya
1
Pengumuman & 75 Hari Kerja
Konsultasi Publik tidak termasuk perbaikan/ Sumber: Permen LH No. 8 Th 2013
penyempurnaan (Eko Suhiharto, PPLH UGM) 19
Penyusunan Dokumen Amdal
Tahap Perencanaan
1 2 3 4 5
Rencana Studi Disain Konstruksi Operasi
Umum Kelayakan Rinci

Amdal disusun oleh pemrakarsa pada tahap perencanaan suatu usaha


dan/atau kegiatan

Tidak sesuai dengan


KA 1 rencana tata ruang,
dokumen Amdal
ANDAL 2 tidak dapat dinilai
Lokasi rencana usaha dan wajib
RKL-RPL 3 dan/atau kegiatan wajib dikembalikan
sesuai dengan rencana tata kepada pemrakarsa
Dokumen AMDAL ruang

Sumber: Pasal 4-5 PP 27/2012 Izin Lingkungan


Pengikutsertaan Masyarakat dalam Amdal
Pemrakarsa, dalam menyusun dokumen Amdal
mengikutsertakan masyarakat:
1• terkena dampak;
2• Pemerhati lingkungan hidup
3• Yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan
dalam proses Amdal
1 Pengumuman
10 HARI
[Pengumuman] 2 Konsultasi Publik
Pengikutsertaan
masyarakat dilakukan
sebelum penyusunan
Pemrakarsa dokumen kerangka
acuan
Saran, pendapat, dan tanggapan disampaikan secara tertulis kepada
pemrakarsa, Menteri, gubernur, dan/atau bupati/walikota

Sumber: Pasal 9 PP 27/2012 Izin Lingkungan


Penyusun Dokumen Amdal
Pemrakarsa 1 Penyusun dari
Pemrakarsa
sendiri

Menyusun Dokumen
Amdal

Pihak Lain:
2• Penyusun Persyaratan Penting !
DILARANG ! Perorangan
Penyusunan dokumen
PNS di Instansi 3• Penyusun yang Amdal wajib memiliki
Lingkungan Hidup tergabung sertifikat kompetensi
(Pusat, Provinsi dan dalam LPJP penyusun Amdal
Kabupaten/Kota)

11. Pendidikan dan pelatihan


penyusunan Amdal; dan

Sumber: Pasal 10-12 PP 27/2012 Izin Lingkungan 22. Uji kompetensi


Penyusunan UKL-UPL
Tahap Perencanaan
1 2 3 4 5
Rencana Studi Disain Konstruksi Operasi
Umum Kelayakan Rinci

UKL-UPL disusun oleh pemrakarsa pada tahap perencanaan


suatu usaha dan/atau kegiatan
11. Identitas pemrakarsa;
22. Rencana usaha dan/atau
kegiatan;
33. Dampak lingkungan yang
akan terjadi; dan
44. Program pengelolaan dan
1.Lokasi sesuai dengan
rencana tata ruang.
Formulir UKL-UPL pemantauan lingkungan
2.Tidak sesuai: tidak dapat
hidup.
dinilai dan dikembalikan
Sumber: Pasal 14-15 PP 27/2012 Izin Lingkungan
Penilaian Kerangka Acuan
5b Jika Hasil Penilaian:
KA memerlukan perbaikan, Komisi
mengembalikan KA ke pada permrakarsa.
Tidak Pemrakarsa menyampaikan kembali
Pemrakarsa perbaikan kerangka acuan
1 Sekretariat
3
Komisi Menugaskan
Tim Teknis
Menilai KA
YA Penilai Tim
Teknis
dengan
Melibatkan
Dokumen 2 3 AMDAL
Hasil Penilain
Pemrakarsa
Kerangka Kelengkapan
Administrasi
4
Acuan
5a
Jangka waktu Penilaian,
Penyampaian hasil Jika Hasil Penilaian:
penilaian dan KA dapat disepakati, Komisi
penerbitan KA: menerbitan persetujuan
kerangka acuan
30 Hari Kerja tidak Penerbitan Persetujuan
termasuk perbaikan/ Kerangka Acuan
penyempurnaan
Sumber: Pasal 21-24 PP 27/2012 izin Lingkungan
Penilaian Andal dan RKL-RPL
Hasil Rapat KPA: Dok.
Andal dan RKL-RPL perlu REKOMENDASI Menteri, Gubernur,
diperbaiki HASIL Bupati/Walikota sesuai
PENILAIAN kewenangannya
8b
Tidak Hasil Rapat KPA: Dok. Andal dan
Pemrakarsa RKL-RPL tidak perlu diperbaiki
1 Sekretariat
8a
Rapat Komisi
Komisi Penilai AMDAL
6
YA
Penilai AMDAL
Dokumen
ANDAL dan 2 Kelengkapan 3 (KPA) 7
RKL-RPL Administrasi

Menugaskan 4 5 Hasil Penilain


Jangka waktu Penilaian
ANDAL dan RKL-RPL Tim Teknis

75 Hari Kerja Tim


Menilai
ANDAL dan Sumber: Pasal 28-31 PP
tidak termasuk perbaikan/ RKL-RPL 27/2012 Izin Lingkungan
penyempurnaan Teknis secara Teknis
Penerbitan Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup
atau Ketidaklayakan Lingkungan Hidup

Jangka waktu penetapan


MENTERI
GUBERNUR 10 Hari Kerja Keputusan Kelayakan
Lingkungan atau
Bupati/Walikota Ketidaklayakan

Muatan Keputusan Kelayakan Lingkungan


1 Dasar pertimbangan dikeluarkannya
1.
penetapan; dan
2 Pernyataan kelayakan lingkungan usaha
2.
dan/atau kegiatan;
Rekomendasi Hasil
3 Persyaratan dan kewajiban pemrakarsa sesuai
3.
Penilai an Andal & RKL- dengan yang tercantum dalam RKL-RPL.

RPL dari Komisi Penilai 4 Kewajiban yang harus dilakukan oleh pihak
4.
terkait
Amdal
5 jumlah dan jenis izin PPLH yang
1.
Sumber: Pasal 32-33 PP 27/2012 diwajibkan (Jika wajib memiliki izin
Izin Lingkungan PPLH)
Pemeriksaan UKL/UPL & Penerbitan Rekomendasi UKL-UPL
Pemeriksaan UKL-UPL & penerbitan rekomendasi UKL-
UPL dapat dilakukan oleh:
• Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri,
• Kepala Instansi LH Provinsi, atau;
• Kepala Instansi LH Kab/kota

• Menteri
• Gubernur Kelengkapan Pemeriksaan Rekomendasi
YA
• Bupati/ Administrasi YA
Walikota Teknis UKL-UPL UKL-UPL
Hasil •Persetujuan , atau
Pemeriksaan : •penolakan
Tidak UKL-UPLperlu
diperbaiki
Jangka waktu Pemeriksaan
UKL-UPL Teknis UKL-UPL

14 Hari Kerja
tidak termasuk perbaikan/
penyempurnaan

Pemrakarsa Sumber: Pasal 36-40 PP 27/2012 Izin Lingkungan


Penerbitan Rekomendasi UKL-UPL
MENTERI
Menerbitkan
GUBERNUR
Melalui pejabat yang
Bupati/Walikota ditunjuk Menteri, Rekomendasi
UKL-UPL
atau kepala isntansi
LH prov atau
kab/kota

Pemeriksaan Muatan Rekomendasi Persetujuan UKL-UPL

Teknis 1 persetujuan UKL-UPL;


1. Dasar pertimbangan dikeluarkannya

UKL-UPL 2 Peryataan persetujuan UKL-UPL


2.
Sumber: Pasal 38 PP 27/2012 3
3. persyaratan dan kewajiban pemrakarsa
Izin Lingkungan sesuai dengan yang tercantum dalam RKL-
RPL.
4 jumlah dan jenis izin PPLH yang
1.
diwajibkan (Jika wajib memiliki izin
PPLH)
Permohonan Izin Lingkungan
Permohon izin lingkungan
disampaikan bersamaan
dengan pengajuan
penilaian Andal dan RKL-
RPL atau Pemeriksaan
UKL-UPL
• Menteri
Permohonan • Gubernur
tertulis • Bupati/
Walikota
Persyaratan
Penanggung Jawab 1. Dokumen Amdal atau
Usaha/Kegiatan formulir UKL-UPL;
2. Dokumen pendirian
usaha dan/atau kegiatan,
dan
3. Profil usaha dan/atau
kegiatan

Sumber: Pasal 42-43 PP 27/2012 Izin Lingkungan


Pengumuman Permohonan Izin Lingkungan
Saran, Pendapat & Tanggapan
10 hari: Andal & 3 hari: UKL-UPL
RKL-RPL

• Menteri
• Gubernur Pengumuman
Multimedia & Papan Pengumuman
• Bupati/
Walikota
Paling lama 5 Paling lama 2
(lima) hari (Tiga) hari
Masyarakat
kerja terhitung kerja terhitung
sejak dokumen sejak dokumen
persyaratan persyaratan
Sumber: administratif serta administratif serta
Pasal 45-46
PP 27/2012 Izin
Andal dan RKL-RPL UKL-UPL yang
yang dimohonkan dimohonkan
Lingkungan
dinyatakan lengkap dinyatakan lengkap
3 IZIN LINGKUNGAN
Usaha
dan/atau
Kegiatan
Wajib AMDAL
IZIN
WAJIB MEMILIKI
Wajib Memiliki
LINGKUNGAN
Usaha
dan/atau Setiap usaha dan/atau kegiatan yang
Kegiatan wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL
Wajib UKL/UPL wajib memiliki izin lingkungan
Sumber: Pasal 40 ayat (1) Perda PPLH 31
Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Memiliki Izin Lingkungan

Usaha
dan/atau
Kegiatan
Wajib AMDAL
IZIN
Wajib Memiliki
LINGKUNGAN
Usaha
dan/atau Setiap usaha dan/atau kegiatan yang
Kegiatan wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL
Wajib UKL/UPL wajib memiliki izin lingkungan
Sumber: Pasal 2 PP 27/2012 Izin Lingkungan
Proses Izin Lingkungan
Penyusunan Amdal /
UKL-UPL Penilaian Amdal /
Pemeriksaan UKL-UPL
1

2 Permohonan &
Penerbitan Izin
Lingkungan
3

Izin
Lingkungan
Sumber: Pasal 40 ayat (2) Perda PPLH 33
PP No. 27 Tahun 2012 ttg Izin Lingkungan

• untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33


(AMDAL), Pasal 41 (Izin Lingkungan), dan Pasal 56
(Dalcem) UUPPLH.
• Izin Lingkungan adalah izin yang diberikan kepada
setiap orang yang melakukan Usaha dan/atau
Kegiatan yang wajib Amdal atau UKL-UPL dalam
rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup sebagai prasyarat memperoleh izin Usaha
dan/atau Kegiatan.
Penerbitan Izin Lingkungan Hidup
AMDAL
SK Kelayakan LH dari Izin lingkungan dari Menteri
SK Kelayakan Menteri
LH dari Izin lingkungan dari
gubernur gubernur
SK Kelayakan LH dari Izin lingkungan dari bupati/
bupati/ walikota walikota
UKL-UPL
Rekomendasi dari Menteri Izin lingkungan dari Menteri
Rekomendasi dari gubernur Izin lingkungan dari
Rekomendasi dari bupati/ gubernur
Izin lingkungan dari bupati/
walikota walikota

Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau


bupati/walikota
Dilakukan bersamaan dengan diterbitkannya
keputusan kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL
Sumber: Pasal 47 PP No.27 Th.2012
Kewajiban Pemegang Izin Lingkungan
• Pemegang izin lingkungan berkewajiban untuk:
a. menaati persyaratan dan kewajiban yang dimuat
dalam izin lingkungan;
b. membuat dan menyampaikan laporan
pelaksanaan terhadap persyaratan dan
kewajiban dalam izin lingkungan kepada
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota; dan
c. Menyediakan dana penjamin untuk pemulihan
fungsi lingkungan hidup sesuai ketentuan PUU;
• Laporan disampaikan secara berkala setiap 6
(enam) bulan

Sumber: Pasal 47 Perda PPLH 36


IZIN LINGKUNGAN
Pasal 48 Perda PPLH
 Izin Lingkungan menjadi bagian persyaratan
untuk memperoleh izin usaha dan/atau
kegiatan.
 Izin usaha dan/atau kegiatan tidak berlaku
jika Izin Lingkungan yang diberikan
dinyatakan dicabut atau dibatalkan.

Pasal peralihan PP 27/2012


 Dokumen lingkungan yang telah mendapat
persetujuan sebelum berlakunya PP 27 Tahun 2012,
dinyatakan tetap berlaku dan dipersamakan sebagai
izin lingkungan 37
4 Ketentuan Pidana
Pasal 109 UU 32/2009
Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan tanpa memiliki izin
lingkungan dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun
dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
Pasal 111 UU 32/2009
 Pejabat pemberi izin lingkungan yang menerbitkan izin
lingkungan tanpa dilengkapi dengan amdal atau UKL-UPL
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
 Pejabat pemberi izin usaha dan/atau kegiatan yang menerbitkan
izin usaha dan/atau kegiatan tanpa dilengkapi dengan izin
lingkungan dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun dan denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar
rupiah).
38
Ketentuan Pidana
Pasal 93 Perda PPLH

 Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang


melaksanakan usaha dan/atau kegiatan tanpa membuat
SPPL dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6
(enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
 Setiap pemegang Izin Lingkungan yang tidak melaporkan
pelaksanaan terhadap persyaratan dan kewajiban dalam
Izin Lingkungan kepada penerbit Izin dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan dan/atau
denda paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah).
39
4 Penutup
Pasal 95 Perda PPLH
Paling lambat 1 (satu) tahun setelah berlakunya
Peraturan Daerah ini, setiap penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan yang ada di Kab. Banyumas wajib
menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Daerah ini.

Pasal 96 Perda PPLH


Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku maka
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 23 Tahun
2009 tentang Pengendalian Lingkungan Hidup di
Kabupaten Banyumas (Lembaran Daerah Kabupaten
Banyumas Tahun 2009 Nomor 10 Seri E) dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
40
Dan apabila mata air terakhir telah berhenti mengalir,
dan pohon terakhir telah habis ditebang,
barulah manusia tersadar,
bahwa uang tak dapat dimakan…
41
Metoda Amdal
Identifikasi Dampak  KA

Prakiraan Dampak
(KA dan ANDAL)

Evaluasi Dampak  KA dan ANDAL


42
IDENTIFIKASI
Adalah proses perunutan keterkaitan
 antara komponen kegiatan dengan komponen
lingkungan
 antar komponen lingkungan
 antar komponen kegiatan
43
Keterkaitan antara komponen kegiatan
dengan komponen lingkungan

 Proses produksi (pembuangan limbah cair)


 kualitas air

 Proses produksi (pembuangan limbah gas) 


kualitas udara

 Pengoperasian Peralatan  tingkat bising


ambien

44
Keterkaitan antar komponen lingkungan

 Kualitas Air  Biota Air  Pendapatan

 Kualitas Udara  Kesehatan  Pendapatan

 Kebisingan  Kesehatan  Pendapatan

45
Keterkaitan antar komponen kegiatan

 Pengurugan lahan (di fase konstruksi)  erosi


tanah  kualitas air
 Pembuangan limbah (di fase operasi) 
kualitas air

Terjadi jika berlangsung dalam waktu


bersamaan

46
Yang perlu dicatat dalam identifikasi

• Memahami diskripsi kegiatan dan rona lingkungan


• Komponen kegiatan dan komponen lingkungan
yang terpilih benar benar terkait
• Dapat didiskripsikan sebab akibatnya secara
kualitatif, termasuk hirarkinya.
• Selektif karena menyangkut waktu dan biaya

47
METODA IDENTIFIKASI
 Matrik Keterkaitan (checklist)
 Matrik Deskriptif (descriptive)
 Bagan Alir (flowchart)
 Penapalan (overlay)

48
MATRIK KETERKAITAN

Komponen Tahap
Tahap Operasi
Kegiatan Konstruksi
Pengoperasian
Komponen Pengurugan
Pembangkit PLTU
Lingkungan Lahan

Kualitas Udara ۷ ۷

Kebisingan ۷ ۷

Kualitas Air - ۷

49
MATRIK DESKRIPTIF
Komponen Kegiatan
Tahap Konstruksi Tahap Operasi

Pengurugan Lahan Pengoperasian PLTU


Komponen Lingkungan
Terjadi peningkatan kadar
debu di sekitar Emisi gas dan partikel debu
permukiman akibat akibat pembakaran bahan
Kualitas Udara aktivitas pengangkutan bakar menyebar ke daerah
bahan urugan melewati permukiman
jalan desa
Kenaikan tingkat bising di
permukiman akibat Kenaikan tingkat bising
Kebisingan aktivitas transportasi ambien di permukiman
bahan urugan melewati sekitar tapak kegiatan
jalan desa
Kualitas air laut turun
karena outfall air pendingin
Kualitas Air - meningkatkan suhu air laut,
serta terdeteksinya sisa
chlor dari outfall
50
Bagan Alir
Pembuangan Limbah Cair

Pembuangan limbah cair Kualitas Air

 Kualitas air  Biota Biota Air


Air  Pendapatan
Pendapatan

51
PENAPALAN (overlay)
• Penggunaan peta tematik dengan skala sama
• Menapalkan semua peta tematik
• Pilih areal yang resiko lingkungan dan biayanya
terendah

 Identifikasi akan lebih akurat manakala peta yang


digunakan berskala besar

52
CONTOH METODE PENAPALAN

1. Peta tematik kemiringan lereng 2. Peta tematik nilai lahan

3. Peta tematik nilai margasatwa 4. Peta tematik nilai sejarah

A
5. Peta tematik nilai bentang lahan 6. Peta kkomposit tumpang tindih
pada no 1 s/d 5

Rangkaian prosedur penerapan teknik penampalan dalam kasus proyek pembangunan


jalan raya. Rute jalan yang dipilih adalah yang memberikan dampak lingkungan terkecil.
Peta 1 sampai 5 adalah peta tematik, sedangkan Peta 6 adalah hasil tumpang tindih
Peta 1 sampai 5. Garis menunjukkan rute jalan yang dipilih (Soemarwoto, 1983) 53
PENGERTIAN
DAMPAK

adalah perubahan lingkungan


akibat Usaha dan atau Kegiatan

(ps 1 ayat 2 PP 27 tahun 1999


tentang AMDAL)
Hirarki Dampak
1. Dampak  Pengaruh
2. Dampak Langsung  Dampak Tidak
Langsung
3. Dampak Primer  Dampak Sekunder ,
Tersier, dan seterusnya.

55
Pembuangan
Pembuangan
Limbah
Limbah Cair

Env.impact Kualitas Air


CONTOH
menurun

Env.effect
Ikan Mati

Env.effect Pendapatan
Menurun

56
Muara Kajian Lingkungan

Pengelolaan Dampak
Lingkungan

Penanganan dan Pemantauan)


(RKL) (RPL)
Pembuangan
Pembuangan RKL
Limbah
Limbah Cair

Env.impact Kualitas Air Buat IPAL


menurun

Env.effect Ganti Jenis


Ikan Mati Ikan

Env.effect Pendapatan Pelatihan


menurun dan Modal
Kerja

58
Prakiraan Dampak
• Meramalkan perubahan kondisi lingkungan
fungsi waktu yang disebabkan oleh adanya
aktivitas

• Aktivitas yang bersumber dari “proyek” atau


“tanpa proyek” (yang berasal dari aktivitas di
sekitar rencana proyek)

59
PENGERTIAN (besar) DAMPAK

A. Perbedaan antara kondisi lingkungan sebelum ada


proyek dengan yang diprakirakan akan terjadi
setelah ada (proyek) pembangunan (Clark,1978)
B. Perbedaan antara kondisi lingkungan yang
diprakirakan akan terjadi tanpa adanya (proyek)
pembangunan dengan yang diprakirakan akan
terjadi dengan adanya (proyek) pembangunan.
(Munn, 1979)

60
C3

Dengan proyek
C2
Tanpa proyek

Tanpa proyek
C1

to = mulai konstruksi
61
PRAKIRAAN besarnya DAMPAK
Kondisi
dengan
proyek

5 O4

4 O1 Area
Besar
BOD (mg/l) Dampak
O5

O2 Kondisi
2 O6 tanpa
O3 proyek

0 T1 T2 T3
Proyek A Waktu
dimulai 62
PRAKIRAAN besarnya DAMPAK
Area Besar Kondisi
Dampak tanpa
proyek

5 O1
O4
4 Area Besar
BOD (mg/l)
O2 Dampak

2
O3 O5
Kondisi
dengan
proyek

0 T1 T3
T2 waktu
Proyek B dimulai

63
METODE PRAKIRAAN DAMPAK

Metode Formal
• Prakiraan Cepat
• Model Fisik (simulasi fisik)
• Eksperimen (uji hayati)
• Model matematik/Model statistik
Metode In Formal
• Penilaian ahli (professional judgement)
• Teknik Analogi

64
Metode Formal
 Merupakan teknik memprakirakan dampak dengan
menggunakan formula, model atau rumus tertentu, baik yg
sudah dikembangkan oleh pakar lain maupun yg dibuat sendiri.
Hasil prakiraan bersifat kuantitatif dengan dukungan tabel,
grafik atau referensi spasial/geografis.
 Model fisik dan eksperimen: banyak digunakan untuk
prakiraan dampak aspek fisik-kimia dan biologi.
 Model matematik dan statistik: selain untuk aspek
geobiofiskim, dapat digunakan untuk prakiraan dampak aspek
sosial

65
Sumber : The World Health Organization, 1994

ZAT PENCEMAR HUBUNGAN KESEHATAN


Kenaikan 1 g/m3 diatas baku mutu menimbulkan
perubahan peningkatan dalam kematian sebesar 0,000682
Kenaikan 1 g/m3 diatas baku mutu menimbulkan
peningkatan serangan bronkhistis sebesar 0,00086 per
anak per tahun
Partikulat Kenaikan 1 g/m3 diatas baku mutu menimbulkan
peningkatan serangan asma sebesar 0,0053 setiap
penderita asma
Kenaikan 1 g/m3 diatas baku mutu menimbulkan
kehilangan hari kerja sebesar 0,00145 per dua minggu per
pekerja.
Kenaikan 1 g/m3 diatas baku mutu menimbulkan
Timbal (Pb) penurunan tingkat kecerdasan (IQ) sebesar 0,975 poin
pada anak-anak per tahun.
66
Contoh Prakiraan
Dampak secara Formal

67
Prediksi Kualitas Udara
Pencemaran Udara Dari Sumber Bergerak
C(x,y,z) = [(2Q/L)]/[(2)1/2 v.z)][exp {-(z2/2.z2)}]

Pencemaran Udara Dari Sumber Tetap Yang Teremisikan Lewat Cerobong Asap
C(x,y,z) = (Q/2.v.y. z)[exp -(y2/2.y2)][exp{-(z-H)2/2.z2}+ exp{-(z+H)2/2.z2}]

Pencemaran Udara Dari Sumber Tetap Di Tanah


C(x,y,z) = (Q/.v.y.z)exp [-y2/2.y2 - z2/2.z2)]

Untuk polutan partikulat dapat digunakan pendekatan :


C(x,y,z) = (Q/2.v.y.z)exp [-y2/2.y2 ] [exp -1/2(H-z-xVp/v)2]

68
69
U

Iso concentration of dispersion


gas
KNLH, 2007
Prediksi Penurunan Kualitas Air

Defisit Oksigen terlarut dalam air, fungsi jarak


dan atau waktu

Dt = [(K1.La)/K2-K1)][e-K1.t-e-K2.t] + Da.e-K2.t

72
Prediksi Defisit Oksigen fungsi jarak

DO, mg/l

0
jarak

Limbah organik

73
74
Metode InFormal
Teknik memprakirakan dampak yang
mengandalkan pada kemampuan profesional para
pakar . Kehandalan metode ini banyak
ditentukan oleh:
 Pengalaman empiris yang terhimpun pada pakar
bersangkutan
 Kemampuan analisis-sintesis secara logis dari
pakar bersangkutan

75
Penilaian Ahli
• Meminta kepada seorang ahli
• Meminta pendapat kepada lebih dari 1 (satu)
orang ahli
• Meminta pendapat kepada group para
ahli/asosiasi pakar
• Meminta kepada group para ahli untuk
menyepakati dan melembagakan konsensus
yang dicapai

76
Teknik Analogi
Fenomena dampak lingkungan tertentu (akibat
proyek tertentu) digunakan untuk
memperkirakan dampak kegiatan/proyek
sejenis di lokasi lain
misal:
Perubahan kualitas udara di sekitar lokasi
Tanki Timbun di Semarang digunakan sebagai
analogi untuk kasus proyek serupa di Solo

77
Prakiraan Dampak - Analogi
Kualitas udr Xp Kualitas udr Xp
pada kondisi tanpa dengan proyek P
proyek P

Selisih
Proyek P “dengan” & Prakiraan
“tanpa Dampak
proyek”

Kualitas udr Xp pada Kualitas udr Xp pada Kualitas udr


kondisi tanpa proyek kondisi tanpa proyek Xp dgn proyek
P P P

Saat lalu Saat penyusunan ANDAL Masa mendatang

P : Proyek yang akan dibangun di sekitar jalan Xp


P: Proyek serupa P yang telah beroperasi di sekitar jalan Xp 78

Anda mungkin juga menyukai