PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Sebagai hukum administrasi dengan sifatnya yang instrumental, maka fungsi yang
menonjol dalam hukum lingkungan administratif adalah bersifat preventif berupa
pencegahan terhadap pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan. Dalam Pasal 13
ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan 1M. Hadin
Muhjad, 2015, Hukum Lingkungan Sebuah Pengantar Untuk Konteks Indonesia,
Yogyakarta: Genta Publishing, hlm 36.
2. RUMUSAN MASALAH
B. PEMBAHASAN
g. PepMen LH No. 40 Tahun 2000 tentang Pedoman Tata Komisi Penilai AMDAL.
i. PepMen LH No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan
Yang Wajib Dilengkapi Dengan AMDAL.
Apabila lokasi sebagaimana tercantum dalam PIL dinilai tidak tepat, maka
instansi yang bertanggung jawab menolak lokasi tersebut dan memberikan
petunjuk tentang kemungkinan lokasi lain dengan kewajiban bagi pemrakarsa
untuk membuat PIL yang baru. Apabila suatu lokasi dapat menimbulkan
perbenturan kepentingan antar sektor maka instansi yang bertanggung jawab
mengadakan konsultasi dengan menteri KLH dan Menteri atau Pimpinan
Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang bersangkutan.
Apibila AMDAL tidak perlu dibuat untuk suatu rencana kegiatan, berhubung
tidak ada dampak penting, maka pemrakarsa diwajibkan untuk membuat
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL) bagi kegiatan tersebut. Huruf K dalam RKL adalah
“Kelola” dan huruf P dalam RPL dari “Pantau”.
Apabila AMDAL disetujui, maka pemrakarsa menyusun RKL dan RPL dengan
menggunakan pedoman penyusunan RKL dan RPL yang dibuat oleh Menteri
KLH atau Departemen yang bertanggung jawab.
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.5 tahun 2012 tentang Jenis rencana
usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki AnalisisMengenai Dampak Lingkungan
Hidup (Amdal) ditetapkan berdasarkan:
a. Potensi dampak pentingPotensi dampak penting bagi setiap jenis usaha dan/atau
kegiatantersebut ditetapkan berdasarkan:
C. KESIMPULAN
1. Pentingnya Dasar Hukum AMDAL untuk menjaga lingkungan dari suatu operasi proyek
kegiatan industri atau juga kegiatan-kegiatan lainya yang dapat menyebabkan terjadinya
kerusakan lingkungan.
2. Pentingnya Dasar Utama Penyusunan AMDAL untuk menjamin suatu usaha atau kegiatan
pembangunan agar layak secara lingkungan.
3. Pentingnya kegiatan wajib AMDAL untuk mencegah pencemaran dan kerusakan
lingkungan, menjaga agar pembangunan sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan
serta merupakan perwujudan, tanggung jawab pemerintah dalam mengolah lingkungan
hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Hadin Muhjad, 2015, Hukum Lingkungan Sebuah Pengantar Untuk Konteks Indonesia,
Yogyakarta: Genta Publishing, hlm 36.
Sumadi Kamarol Yakin, 2017, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) Sebagai
Instrumen Pencegahan Pencemaran Dan Perusakan Lingkungan. :Badamai Law
Journal, Vol. 2, Issues 1,
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.5 tahun 2012 tentang Jenis rencana usaha
dan/atau kegiatan yang wajib memiliki AnalisisMengenai Dampak Lingkungan
Hidup (Amdal).