Anda di halaman 1dari 5

A.

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

AMDAL untuk pertama kalinya lahir dengan dicetuskannya undang - undang


mengenai lingkungan hidup yang disebut National Environmental Policy Act (NEPA)
oleh Amerika Serikat pada tahun 1969. NEPA mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
1970. Pasal 102 (2) (C) dalam undang- undang ini menyatakan bahwa semua usulan
legislasi dan aktivitas pemerintah federal yang besar yang diperkirakan akan
mempunyai dampak penting terhadap lingkungan diharuskan disertai laporan
Environmental Impact Assessment (Analisis Dampak Lingkungan).

AMDAL dengan cepat menyebar di negara-negara maju yang kemudian disusul


oleh negara berkembang dengan banyaknya pihak yang telah merasakan bahwa
AMDAL adalah alat yang ampuh untuk menghindari terjadinya kerusakan lingkungan
yang lebih parah akibat aktivitas manusia. Dengan mangacu pada NEPA, maka untuk
pertama kalinya pada tahun 1982 Indonesia mencetuskan Undang-Undang
Lingkungan Hidup Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-undang ini merupakan langkah awal
Indonesia untuk menjadikan pembangunan berwawasan lingkungan. Pasal 16 UULH
Nomor 4 Tahun 1982 menyatakan bahwa setiap rencana yang diperkirakan
mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup wajib dilengkapi dengan
analisis mengenai dampak lingkungan yang pelaksanaannya diatur dengan peraturan
pemerintah.

Sebagai hukum administrasi dengan sifatnya yang instrumental, maka fungsi yang
menonjol dalam hukum lingkungan administratif adalah bersifat preventif berupa
pencegahan terhadap pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan. Dalam Pasal 13
ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan 1M. Hadin
Muhjad, 2015, Hukum Lingkungan Sebuah Pengantar Untuk Konteks Indonesia,
Yogyakarta: Genta Publishing, hlm 36.

2. RUMUSAN MASALAH

a. Apa saja yang menjadi dasar hukum amdal?

b. Apa yang menjadi dasar utama penyusunan amdal?

c. Apa saja kegiatan wajib amdal?


3. TUJUAN

a. Untuk mengetahui Dasar Hukum Amdal

b. Untuk mengetahui dasar penyusunan ambdal

c. Untuk mengetahui Kegiatan Wajib Amdal

B. PEMBAHASAN

1. DASAR HUKUM AMDAL

a. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup.

b. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006 Tentang


Pedoman penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan hidup.

c. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2010 Tentang


baku Mutu air Limbah bagi kawasan industry.

d. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2010 Tentang


dokumen Lingkungan Hidup bagi Usaha dan atau kegiatan yang Telah Memiliki
ijin Usaha dan atau kegiatan Tetapi belum memiliki dokumen lingkungan hidup.

e. PepMen LH No. 4 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL kegiatan


Pembangunan Permukiman Terpadu.

f. PepMen LH No. 5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL kegiatan


Pembangunan di daerah Lahan basah.

g. PepMen LH No. 40 Tahun 2000 tentang Pedoman Tata Komisi Penilai AMDAL.

h. PepMen LH No. 41 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan komisi Penilai


AMDAL kabupaten/kota.

i. PepMen LH No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan
Yang Wajib Dilengkapi Dengan AMDAL.

2. DASAR UTAMA PENYUSUNAN AMDAL

a. Tata laksana menurut PP 29 Tahun 1986

Menurut Hardjasoemantri (1988), garis besar prosedur AMDAL sebagaimana


tercantum pada PP No. 29/1986 Mengenai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
adalah sebagai berikut ini.
 Pemrakarsa rencana kegiatan mengajukan Penyajian Informasi Lingkungan
(PIL) kepada instansi yang bertanggung jawab. PIL tersebut dibuatkan
berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri yang ditugaskan
mengelola lingkungan hidup. Dalam uraian dibawah ini, yang dimaksud degan
menteri KLH adalah “Menteri yang di tugasi mengelola lingkungan hidup”
instansi yang bertanggung jawab adalah yang berwenang memberi keputusan
tentnag pelaksanaan rencana kegiatan, dengan pengertian bahwa kewenangan
berada pad menteri atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang
membidangi kegiatan yang bersangkutan dan pada Gubernur Daerah Tingkat I
untuk kegiatan yang berada di bawah wewenangnya.

 Apabila lokasi sebagaimana tercantum dalam PIL dinilai tidak tepat, maka
instansi yang bertanggung jawab menolak lokasi tersebut dan memberikan
petunjuk tentang kemungkinan lokasi lain dengan kewajiban bagi pemrakarsa
untuk membuat PIL yang baru. Apabila suatu lokasi dapat menimbulkan
perbenturan kepentingan antar sektor maka instansi yang bertanggung jawab
mengadakan konsultasi dengan menteri KLH dan Menteri atau Pimpinan
Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang bersangkutan.

 Apabila hasil penelitian PIL menentukan bahwa perlu dibuatkan ANDAL,


berhubung dengan adanya dampak penting rencana kegiatan terhadap
lingkungan, baik lingkungan geobiofisik maupun sosial budaya, maka
pemrakarsa bersama instansi yang bertanggung jawab membuat Kerangka
Acuan (KA) bagi penyusunan ANDAL.

 Apibila AMDAL tidak perlu dibuat untuk suatu rencana kegiatan, berhubung
tidak ada dampak penting, maka pemrakarsa diwajibkan untuk membuat
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL) bagi kegiatan tersebut. Huruf K dalam RKL adalah
“Kelola” dan huruf P dalam RPL dari “Pantau”.

 AMDAL merupakan komponen studi kelayakan rencana kegiatan sehingga


dengan demikian terdapat tiga studi kelayakan dalam perencanaan
pembangunan, yaitu: teknis, ekonomis dan lingkungan (TEL). biaya rencana
kegiatan sebagaimana tercantum dalam studi kelayakan rencana kegiatan
tersebut meliputi pula biaya penanggulangan dampak negatif dan
pengembangan dampak positifnya.

 Pedoman umum penyusunan AMDAL ditetapkan oleh Menteri KLH. Pedoman


teknis penyusunan AMDAL ditetapkan oleh Menteri atau Pimpinan Lembaga
Pemerintah Nondepartemen yang membidangi kegiatan yang bersangkutan
berdasarkan pedoman umum penyusunan AMDAL yang dibuat oleh Menteri
KLH.

 Apabila AMDAL disetujui, maka pemrakarsa menyusun RKL dan RPL dengan
menggunakan pedoman penyusunan RKL dan RPL yang dibuat oleh Menteri
KLH atau Departemen yang bertanggung jawab.

3. KEGIATAN WAJID AMDAL

Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.5 tahun 2012 tentang Jenis rencana
usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki AnalisisMengenai Dampak Lingkungan
Hidup (Amdal) ditetapkan berdasarkan:

a. Potensi dampak pentingPotensi dampak penting bagi setiap jenis usaha dan/atau
kegiatantersebut ditetapkan berdasarkan:

1) besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usahadan/atau


kegiatan;

2) luas wilayah penyebaran dampak;

3) intensitas dan lamanya dampak berlangsung;

4)banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkenadampak;

5) sifat kumulatif dampak;

6) berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan

7) kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan danteknologi;


dan/atau

8) referensi internasional yang diterapkan oleh beberapa negara sebagailandasan


kebijakan tentang Amdal

b. Ketidakpastian kemampuan teknologi yang tersedia untuk menanggulangidampak


penting negatif yang akan timbul.

C. KESIMPULAN

1. Pentingnya Dasar Hukum AMDAL untuk menjaga lingkungan dari suatu operasi proyek
kegiatan industri atau juga kegiatan-kegiatan lainya yang dapat menyebabkan terjadinya
kerusakan lingkungan.

2. Pentingnya Dasar Utama Penyusunan AMDAL untuk menjamin suatu usaha atau kegiatan
pembangunan agar layak secara lingkungan.
3. Pentingnya kegiatan wajib AMDAL untuk mencegah pencemaran dan kerusakan
lingkungan, menjaga agar pembangunan sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan
serta merupakan perwujudan, tanggung jawab pemerintah dalam mengolah lingkungan
hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Hadin Muhjad, 2015, Hukum Lingkungan Sebuah Pengantar Untuk Konteks Indonesia,
Yogyakarta: Genta Publishing, hlm 36.

Sumadi Kamarol Yakin, 2017, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) Sebagai
Instrumen Pencegahan Pencemaran Dan Perusakan Lingkungan. :Badamai Law
Journal, Vol. 2, Issues 1,

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup.

Koesnadi Hardjasoemantri.1988.Hukum Tata Lingkungan, Yogyakarta: Gajah Mada.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.5 tahun 2012 tentang Jenis rencana usaha
dan/atau kegiatan yang wajib memiliki AnalisisMengenai Dampak Lingkungan
Hidup (Amdal).

Anda mungkin juga menyukai