Anda di halaman 1dari 4

Nama : Mita Eka Septiani

NIM : 26040120140086

Kelas : Ilmu Kelautan B

PENAPISAN AMDAL

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau biasa disingkat AMDAL adalah reaksi
terhadap kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. Reaksi yang dilakukan
ini telah mencapai keadaan yang ekstrim dan menimbulkan sikap yang menentang
pembangunan. Dari hal tersebut munculah pandangan bahwa gerakan lingkungan ini anti
pembangunan dan menempatkan para aktivis lingkungan sebagai lawan pelaksana dan
perencana pembangunan. Pembangunan usaha dibuat dalam porsi yang sangat luas namun
kurang cermat dalam proses penyusunan. Rumkel et al. (2020), menyatakan bahwa lingkungan
hidup menjadi salah satu factor dalam menentukan pembangunan. Undang – Undang nomor 32
tahun 2009 menyebutkan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Dapat
diartikan bahwa lingkungan hidup ini memiliki arti penting bagi kehidupan manusia. Manusia
juga memiliki pengaruh yang besar terhadap makhluk hidup lain, dengan tidak merusak atau
mencemari lingkungan. Manusia harus berusaha untuk menjaga kelestarian lingkungan agar
tetap terpelihara dan menjadikan lingkungan menjadi lebih baik.

Penapisan atau yang biasa disebut proses seleksi wajib AMDAL merupakan proses yang
dilakukan untuk menentukan wajib atau tidaknya suatu rencana kegiatan dalam menyusun
AMDAL. Ketentuan apakah suatu rencana perlu melakukan penyusunan AMDAL dapat dilihat
pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 mengenai Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL. Penapisan ini
bertujuan untuk membantu dalam melakukan langkah apa saja yang harus diambil oleh
Pemerintah Daerah, pemrakarsa proyek, dan Komisi AMDAL. Menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 1999, penapisan dilaksankan secara satu langkah, yaitu dengan
dikeluarkannya Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 dengan daftar
kegiatan wajib AMDAL.

Penapisan dalam United Nation Environmental Programme Tahun 1988


mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Kriteria yang paling sederhana dalam lokasi proyek dan ukuran luas proyek
2. Pembandingan uraian usulan proyek dengan daftar proyek yang membutuhkan
AMDAL
3. Penentuan dampak yang ditimbulkan karena adanya perkembangan infrastruktur,
pertimbangan dengan ambang batas kualitas lingkungan
4. Penggunaan analisis yang lebih memadai serta penyiapan tambahan data yang baru
disamping data yang tersedia.

Tujuan dilakukannya penapisan AMDAL adalah sebagai berikut:

1. Untuk menentukan aktifitas penyebab dampak, parameter lingkungan yang terkena


dampak, dimana hal ini bermanfaat untuk menetapkan kepakaran yang diperlukan oleh
tim AMDAL
2. Untuk menentukan apakah kegiatan atau rencana rpyek memerlukan AMDAL atau
tidak
3. Untuk memperpendek proses yang dinilai terlalu panjang dalam menetapkan suatu
proyek perlu AMDAL.

Penentuan proyek yang dapat menimbulkan dampak memang sulit untuk ditemukan, tetapi
dalam perkembangannya terdapat kriterian pembangunan yang dapat menimbulkan dampak
terhadap lingkungan, diantaranya:

1. Ekstraksi SDA : penambangan, penggalian, pengambilan ikan dan satwa.


2. Proses Pertanian : irigasi, penggembalaan.
3. Penggunaan dan pengubahan lahan : pembangunan lepas pantai, industri, lapangan
terbang.
4. Pembaharuan/penggantian SDA : reboisasi, penganggulangan banjir, pengelolaan
satwa.
5. Proses industri : industri petrokimia, penggilingan besi dan baja.
6. Kepariwisataan : area perburuan, taman.
7. Konservasi/ pengamanan pantai : pemandian pantai, kawasan wisata pantai,
penyelaman.

Penapisan AMDAL dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan metode satu langkah.
Metode satu langkah dilakukan dengan cara membuat daftar proyek yang diperkirakan dapat
menimbulkan dampak dan proyek yang tidak menimbulkan dampak. Selain menyusun proyek
mengenai aspek dampak juga perlu mempertimbangkan aspek lokasi proyek. Lokasi proyek
yang berbatasan atau dianggap dapat merubah fungsi kawasan lindung yang mudah berubah
sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku. Kawasan lindung yang dimaksud
tercantum dalam Pasal 7 ayat (1) Undang – Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan
Ruang dan Pasal 37 Keputusan Presiden RI Nomor 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung. Selanjutnya, metode kedua yang dilakukan dengan menggunakan Penyajian
Informasi Lingkungan sebagai dokumen penapisan sudah tidak dikenal, sehingga daftar proyek
yang wajib PIL tidak berlaku lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Rumkel, L., M. T. Warhangan, J. Samual. 2020. Tinjauan Yuridis Mengenai Proses Perijinan
tentang Dampak Lingkungan (AMDAL) oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Buru Menurut UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. LENTERA : Indonesian Journal of Multidisciplinary Islamic
Studies., 2(2) : 115-150.

Sari, I. 2018. AMDAL sebagai Instrumen dalam Mempertahankan Sustainable Development


yang Berwawasan Lingkungan. Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara., 8(2) : 59-79.

Soemarwoto, Otto. 1987. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Bandung: Gadjah Mada
University Press.

United Nation Environmental Proramme. 1988. Environmental Impact Assesment, Basic


Procedures for Developng Countries

Anda mungkin juga menyukai