Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

MEGIDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN SUATU PEMBANGUNAN

Oleh :

PATRICK MICHAEL KARAMOY

711345118052

DIII-KESEHATAN LINGKUNGAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2020

1
BAB I

PENDAHULUAN

Penataan lingkungan adalah rangkaian kegiatan menata kawasan tertentu agar


bermanfaat secara optimal berdasarkan ketentuan dalam rencana tata ruang wilayah. Sebuah
kawasan tertentu akan terlihat sebagai kawasan tersebut, apabila kondisi lingkungannya ditata
dan dipelihara dengan baik sesuai dengan kawasan tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa
setiap makhluk hidup utamanya manusia tidak dapat lepas dari dampak globalisasi tersebut,
karena makhluk hiduplah pelaku utama dari kegiatan tersebut.

Pelaku usaha dan pemerintah daerah dinilai masih mengabaikan masalah lingkungan.
Hal ini terlihat dari masih adanya kawasan industri di Semarang yang beroperasi tanpa
terlebih dahulu memenuhi kewajiban di Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).
Selain itu, sejumlah industri di Semarang juga masih banyak yang belum secara rutin, yaitu
enam bulan sekali, menyampaikan laporan kepada Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Daerah (Bapedalda) Semarang. “Kalau sebuah kawasan industri sudah beroperasi sebelum
melakukan studi Amdal, Bapedalda tidak bisa berbuat apa-apa.

2
BAB II

PEMBAHASAN

PROSES AMDAL dalam Hukum & Pranata Pembangunan

AMDAL adalah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, merupakan reaksi


terhadap kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia yang semakin meningkat. Reaksi ini
mencapai keadaan ekstrem sampai menimbulkan sikap yang menentang pembangunan dan
penggunaan teknologi tinggi.

Dengan ini timbullah citra bahwa gerakan lingkungan adalah anti pembangunan dan
anti teknologi tinggi serta menempatkan aktivis lingkungan sebagai lawan pelaksana dan
perencana pembangunan. Karena itu banyak pula yang mencurigai AMDAL sebagai suatu
alat untuk menentang dan menghambat pembangunan.

AMDAL mulai berlaku di Indonesia tahun 1986 dengan diterbitkannya Peraturan


Pemerintah No. 29 Tahun 1086. Karena pelaksanaan PP No. 29 Tahun 1986 mengalami
beberapa hambatan yang bersifat birokratis maupun metodologis, maka sejak tanggal 23
Oktober 1993 pemerintah mencabut PP No. 29 Tahun 1986 dan menggantikannya dengan PP
No. 51 Tahun 1993 tentang AMDAL dalam rangka efektivitas dan efisiensi pelaksanaan
AMDAL.

Dengan diterbitkannya Undang-undang No. 23 Tahun 1997, maka PP No. 51 Tahun


1993 perlu disesuaikan. Oleh karena itu, pada tanggal 7 Mei 1999, pemerintah menerbitkan
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999. Melalui PP No. 27 Tahun 1999 ini diharapkan
pengelolaan lingkungan hidup dapat lebih optimal.

AMDAL merupakan kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan
keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan. Kriteria mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan
terhadap lingkungan hidup antara lain:

 jumlah manusia yang terkena dampak


 luas wilayah persebaran dampak

3
 intensitas dan lamanya dampak berlangsung
 banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak
 sifat kumulatif dampak
 berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak

DOKUMEN AMDAL

Dokumen AMDAL merupakan sumber informasi bagi masyarakat luas. Dokumen


AMDAL terdiri atas lima dokumen penting, yaitu :

1. Kerangka Acuan (KA)


2. Sebagai dasar pelaksanaan studi AMDAL.
3. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
4. Sebagai dokumen yang memuat studi dampak lingkungan.
5. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
6. Merupakan upaya-upaya pengelolaan lingkungan untuk mengurangi dampak
negatif dan meningkatkan dampak positif, misalnya pengelolaan sampah.
7. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
8. Upaya pemantauan untuk melihat kinerja upaya pengelolaan.
9. Executive Summary
10. Memuat ringkasan dokumen ANDAL, RKL, dan RPL

Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah:

 Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL


 Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan
 Masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala
bentuk keputusan dalam proses AMDAL.

Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia


menggunakan/menerapkan penapisan 1 langkah dengan menggunakan daftar
kegiatan wajib AMDAL (one step scoping by pre request list). Daftar kegiatan

4
wajib AMDAL dapat dilihat di Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 11 Tahun 2006
2. Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut, maka wajib
menyusun UKL-UPL, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 86 Tahun 2002
3. Penyusunan AMDAL menggunakan Pedoman Penyusunan AMDAL sesuai
dengan Permen LH NO. 08/2006
4. Kewenangan Penilaian didasarkan oleh Permen LH no. 05/2008

Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan tidak layak lingkungan, jika berdasarkan
hasil kajian AMDAL, dampak negatif yang timbulkannya tidak dapat ditanggulangi oleh
teknologi yang tersedia. Demikian juga, jika biaya yang diperlukan untuk menanggulangi
dampak negatif lebih besar daripada manfaat dari dampak positif yang akan ditimbulkan,
maka rencana kegiatan tersebut dinyatakan tidak layak lingkungan. Suatu rencana kegiatan
yang diputuskan tidak layak lingkungan tidak dapat dilanjutkan pembangunannya.

5
BAB III

DAFTAR PUSTAKA

ejournal.undip.ac.id › pdfPDF Hasil web Kajian Dampak Rencana Pembangunan ... -


E-Journal Undip iptek.its.ac.id › downloadPDF Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ... -
IPTEK The Journal ocw.ui.ac.id › resource › viewPDF Hasil web Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) - OCW UI ejournal.uika-bogor.ac.id › view KAJIAN DAMPAK
LINGKUNGAN TERHADAP RENCANA ... ppjp.ulm.ac.id › downloadPDF analisis
mengenai dampak lingkungan (amdal) sebagai instrumen ...

Anda mungkin juga menyukai