Anda di halaman 1dari 5

Nama / NIM : Deisy Fitriana Maunu / 431419012

Prodi / Kelas : Pendidikan Biologi / A

Mata Kuliah : AMDAL

Tugas : Konsep AMDAL, Pengertian DAMPAK Dampak Positif dan Negatif, Kriteria
Dampak Penting, Proses AMDAL

1. Konsep AMDAL
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, yang sering disingkat AMDAL, merupakan
reaksi terhadap kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia yang semakin meningkat.
Reaksi ini mencapai keadaan ekstrem sampai menimbulkan sikap yang menentang
pembangunan dan penggunaan teknologi tinggi.Dengan ini timbullah citra bahwa gerakan
lingkungan adalah anti pembangunan dan anti teknologi tinggi serta menempatkan aktivis
lingkungan sebagai lawan pelaksana dan perencana pembangunan.Karena itu banyak pula
yang mencurigai AMDAL sebagai suatu alat untuk menentang dan menghambat
pembangunan.
Dengan diundangkannya undang-undang tentang lingkungan hidup di Amerika Serikat,
yaitu National Environmental Policy Act (NEPA) pada tahun 1969.NEPA mulai berlaku pada
tanggal 1 Januari 1970.Dalam NEPA pasal 102 (2) (C) menyatakan, “Semua usulan legilasi
dan aktivitas pemerintah federal yang besar yang akan diperkirakan akan mempunyai dampak
penting terhadap lingkungan diharuskan disertai laporan Environmental Impact Assessment
(Analsis Dampak Lingkungan) tentang usulan tersebut”.
AMDAL mulai berlaku di Indonesia tahun 1986 dengan diterbitkannya Peraturan
Pemerintah No. 29 Tahun 1086. Karena pelaksanaan PP No. 29 Tahun 1986 mengalami
beberapa hambatan yang bersifat birokratis maupun metodologis, maka sejak tanggal 23
Oktober 1993 pemerintah mencabut PP No. 29 Tahun 1986 dan menggantikannya dengan PP
No. 51 Tahun 1993 tentang AMDAL dalam rangka efektivitas dan efisiensi pelaksanaan
AMDAL. Dengan diterbitkannya Undang-undang No. 23 Tahun 1997, maka PP No. 51
Tahun 1993 perlu disesuaikan.Oleh karena itu, pada tanggal 7 Mei 1999, pemerintah
menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999.Melalui PP No. 27 Tahun 1999 ini
diharapkan pengelolaan lingkungan hidup dapat lebih optimal. Pembangunan yang tidak
mengorbankan lingkungan dan/atau merusak lingkungan hidup adalah pembangunan yang
memperhatikan dampak yang dapat diakibatkan oleh beroperasinya pembangunan tersebut.
Untuk menjamin bahwa suatu pembangunan dapat beroperasi atau layak dari segi lingkungan,
perlu dilakukan analisis atau studi kelayakan pembangunan tentang dampak dan akibat yang
akan muncul bila suatu rencana kegiatan/usaha akan dilakukan.
AMDAL adalah singkatan dari analisis mengenai dampak lingkungan. Dalam peraturan
pemerintah no. 27 tahun 1999 tentang analisis mengenai dampak lingkungan disebutkan
bahwa AMDAL merupakan kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan
keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan.

2. Pengertian Dampak (Dampak Positif dan Negatif)


Implementasi AMDAL sangat perlu disosialisasikan tidak hanya kepada masyarakat
namum perlu juga pada para calon investor agar dapat mengetahui perihal AMDAL di
Indonesia. Karena proses pembangunan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat secara ekonomi, sosial, dan budaya. Dengan implementasi AMDAL yang sesuai
dengan aturan yang ada, maka di harapkan akan berdampak positif.
Dampak dapat bernilai positif yang berarti memberi manfaat bagi kehidupan manusia, dan
dapat berarti negatif yaitu timbulnya resiko yang merugikan masyarakat. Dampak positif
pembangunan sangatlah banyak, diantaranya adalah meningkatnya kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat secara merata; meningkatnya pertumbuhan ekonomi secara bertahap;
meningkatnya kemampuan dan penguasaan teknologi; memperluas dan memeratakan
kesempatan kerja dan kesempatan berusaha; dan menunjang dan memperkuat stabilitas
nasional yang sehat dan dinamis dalam rangka memperkokoh ketahanan nasional. Akan tetapi
banyak orang lebih atau memperhatikan dampak negatif dari pada dampak positif. Bahkan
umumnya dampak positif diabaikan. Dalam konteks Analisis Dampak Lingkungan penelitian
dampak dilakukan karena adanya rencana aktivitas manusia dalam pembangunan.
Adanya pembangunan ialah karena adanya kebutuhan untuk menaikan kesejahteraan
rakyat. Pembangunan itu dijabarkan ke dalam program dalam berbagai bidang yang
selanjutnya dirinci ke dalam proyek. Walaupun Analisis Dampak Lingkungan dapat
digunakan untuk menganalisis dampak yang diprakirakan akan ditimbulkan oleh program,
namun pada umumnya Analisi Dampak Lingkungan digunakan pada tingkat proyek.
Pada dasarnya setiap pembangunan menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan.
Dampak lingkungan ini ada yang bersifat positif maupun negatif. Oleh karena itu, setiap
rencana pembangunan perlu disertai dengan wawasan jauh ke depan tentang kemungkinan
timbulnya dampak tersebut. AMDAL merupakan bagian dari perencanaan awal yang dapat
menentukan apakah pembangunan tersebut dapat dilaksanakan atau tidak.

3. Kriteria Dampak Penting


Dampak Penting adalah: perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang
diakibatkan oleh suatu Usaha dan/atau Kegiatan. Kriteria dampak penting antara lain terdiri
atas:
 Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau kegiatan;
 Luas wilayah penyebaran dampak;
 Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
 Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak;
 Sifat kumulatif dampak;
 Berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan/atau
 Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 23 ayat (1) Undang Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa Kriteria usaha dan/atau kegiatan yang
berdampak penting yang wajib dilengkapi dengan amdal terdiri atas:
 Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam;
 Eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan;
 Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pencemaran dan/atau
kerusakan
 Lingkungan hidup serta pemborosan dan kemerosotan sumber daya alam dalam
pemanfaatannya;
 Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan
buatan, serta lingkungan sosial dan budaya;
 Proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi
sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya;
 Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad renik;
 Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati;
 Kegiatan yang mempunyai risiko tinggi dan/atau mempengaruhi pertahanan negara;
dan/atau
 Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi
lingkungan hidup
Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Amdal sebelumnya tercantum
dalam Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 05 Tahun 2012
Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki AMDAL (Lihat di
sini) namun sejak diundangkannya Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI
No. P.38/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2019 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Yang Wajib Memiliki AMDAL maka Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib
memiliki Amdal tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No.
P.38/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2019 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Yang Wajib Memiliki AMDAL dan jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang dilakukan di
dalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan lindung.

4. Proses AMDAL
Suatu rencana usaha dan/ atau kegiatan wajib AMDAL atau tidak, dilakukan penapisan
terlebih dulu dengan mengacu pada PP No. 27 Tahun 1999 dan Kep. Men. Lingkungan Hidup
Nomor 17 Tahun 2001. Bagi rencana usaha dan/ atau kegiatan yang tidak wajib AMDAL,
maka cukup menysusn Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL).
Sedangkan rencana usaha dan/ atau kegiatan yang wajib AMDAL harus melakukan Studi
AMDAL yang dituangkan dalam bentuk Dokumen AMDAL. Sebelum menyusun dokumen
AMDAL yang pertama kali dilakukan adalah melakukan Pelingkupan yang merupakan proses
untuk:

1. Identifikasi dampak potensial


2. Evaluasi dampak potensial
3. Pemusatan dampak besar dan penting hipotesis
Hasil pelingkupan merupakan dasar penyusunan dokumen AMDAL yang terdiri dari:
1. Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA.ANDAL).
2. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL).
3. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL).
4. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).
Dalam rangka penyusunan AMDAL, terdapat tiga komponen yang terkait dalam kegiatan,
yaitu:
1. Pemrakarsa.
Adalah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu rencana usaha dan/
atau kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Instansi yang bertanggung jawab.
Adalah instansi yang berwenang memberikan keputusan kelayakan lingkungan hidup
dengan pengertian bahwa kewenangan berada pada Kepala Instansi yang ditugasi
mengendalikan dampak lingkungan.
3. Komisi penilai.
Adalah komisi yang bertugas menilai Dokumen Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (AMDAL) dengan pengertian ditingkat pusat oleh Komisi Penilai Pusat
dan tingkat daerah oleh Komisis Penilai Daerah.

Anda mungkin juga menyukai