Anda di halaman 1dari 18

Revisi

ANALISIS PEMBELAJARAN BERBASIS HOTS


MELALUI RPP DI SMA NEGERI 1 TAPA

LAPORAN STUDI KASUS


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah HOTS dalam Pembelajaran
Biologi yang Diampuh Oleh Ibu Dr. Frida Maryati Yusuf, M.Pd

Disusun Oleh:
Nama : Deisy Fitriana Maunu
NIM : 431419012
Prodi : Pendidikan Biologi
Kelas : A
Semester : 7 (Tujuh)

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW yang diutus untuk menjadi rahmat sekalian alam. Seiring
dengan itu, tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing
yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan makalah ini. Laporan ini
menjelaskan secara ringkas mengenai “Analisis Pembelajaran Berbasis HOTS
Melalui RPP di SMAN 1 Tapa”. Penulis menyadari akan kekurangan dari
makalah ini. Karena “Tak ada gading yang tak retak”. Oleh karena itu, saran dan
masukan dari berbagai pihak sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan
makalah ini dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat berguna bagi
pembaca.

Gorontalo, November
2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II KAJIAN PUSTKA ............................................................................. 3
2.1 High Order Thingking Skill (HOTS) ........................................................... 3
2.2 Langkah-Langkah Penerapan HOTS ........................................................... 5
2.3 RPP Berbasis HOTS ................................................................................... 7
BAB III METODE ........................................................................................... 9
3.1. Waktu dan Tempat ...................................................................................... 9
3.2. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 10
4.1. Hasil ......................................................................................................... 10
4.2. Pembahasan .............................................................................................. 11
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 13
3.2 Saran........................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam pengajaran abad 21 pendidikan menjadi penting untuk menjamin
peserta didik mempunyai keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan
menggunakan teknologi dan media informasi, dan dapat bekerja, serta
bertahan dengan menggunakan keterampilan untuk hidup (life skills). (Sri
Sulistyorini, dkk 2019). Jadi, pembelajaran abad 21 sangat penting
diterapkan kedalam pembelajaran. Untuk menata pembelajaran agar terarah
pada tujuan pembelajaran maka disusunlah perangkat pembelajaran.
Perangkat yaitu alat atau dengan kata lain perlengkapan, sedangkan
pembelajaran yaitu proses atau cara membuat orang belajar.
Keterampilan berfikir tingkat tinggi merupakan keterampilan berfikir
untuk melakukan berbagai analisis, penilaian, evaluasi, rekonstruksi,
pengambilan keputusan yang mengarah kepada tindakan rasional dan logis
(King, et al. 2010). Pembelajaran ini dikenal dengan Pembelajaran HOTS
(High Order Thinking Skill). HOTS merupakan instrumenyang digunakan
untuk mengukurkemampuan berfikir tingkat tinggi, kemampuan berfikir
tingkat tinggi tak hanya sekedar kemampuan menghafal/mengingat (recall),
menyatakan kembali (restate), mengingat (remember) dan merujuk tanpa
alasan ilmiah (recite) (Nofrion, 2018).
Yoki Ariayan, dkk (2018) mengatakan, pemerintah mengaharapkanpara
peserta didik dapat mencapai berbagai kompetensi dengan penerapan HOTS
atau keterampilan berfikir tingkat tinggi. Kompetensi itu diantaranya berfikir
kritis (critical thinking), kreatif dan inovatif (creative and innovative),
komunikasi (comunication skill), kemampuan bekerja sama (collaboration),
dan percaya diri (confidence).Padalembaga pendidikan di Indonesia
seharusnya mengembangkan kompetensi pembelajaran abad 21 melalui
penerapan kurikulum 2013.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah SMAN 1 Tapa telah menerapkan pembelajaran berbasis HOTS?
2. Bagaimana RPP berbasis HOTS yang ada di SMAN 1 Tapa?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui SMAN 1 Tapa telah menerapkan
pembelajaran berbasis HOTS.
2 Mahasiswa dapat mengetahui RPP berbasis HOTS yang ada di SMAN 1
Tapa.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 High Order Thinking Skills (HOTS)


Ada banyak definisi tentang HOTS yang tersebar menurut beberapa
ilmuwan. Pertama, Thomas & Thorne (2009) mengatakan bahwa HOTS
merupakan cara berpikir yang lebih tinggi daripada menghafal fakta,
mengemukakan fakta, atau menerapkan peraturan, rumus, dan prosedur.
HOTS mengharuskan untuk melakukan sesuatu berdasarkan fakta membuat
keterkaitan antar fakta, mengategorikannya, memanipulasinya,
menempatkannya pada konteks atau cara yang baru, dan mampu
menerapkannya untuk mencari solusi baru terhadap sebuah permasalahan
(Arifin, 2018).
HOTS (High Order Thinking Skills) pertama kali dikemukakan oleh
seorang penulis sekaligus Assosiate Professor dari Dusquance university
bernama M Brookhhart dalam bukunya, ‘How yo Assess Higher-order
Thinking Skills in Your Classroom’. Dia mendefinisikan model ini sebagai
metode untuk transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan memecahkan
masalah. HOTS bukan sekedar model soal tetapi juga mencakup model
pengajaran. Model pengajaran harus mencakup kemampuan berpikir, contoh,
pengaplikasian pemikiran dan diadaptasikan dengan kebutuhan peserta didik
yang berbeda-beda (Sofyan, 2019).
Higher Order Thinking Skills (HOTS) merupakan suatu proses berfikir
peserta didik dalam level kognitif yang lebih tinggi dikembangkan berbagai
konsep dan metode kognitif dan taksonomi pembelajaran. Tujuan dari HOTS
adalah meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik pada level yang lebih
tinggi, terutama yang berkaitan dengan kemampuan berfikir secara kritis
dalam menerima berbagai informasi, berfikir kreatif dalam memecahkan
masalah menggunakan pengetahuan yang dimiliki serta membuat keputusan
dalam situasi-situasi yang kompleks (Fuadillah, 2019).

3
Menurut Sani (2019), bahwa Higher Order Thinking Skills (HOTS)
adalah kemampuan seseorang dalam menghadapi suatu persoalan yang
cukup kompleks dalam kehidupan sehari-hari yang pada umumnya
membutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Ridwan Abdul sani juga
mengemukakan bahwa dalam HOTS terdapat komponen HOT (menganalisis,
menilai, dan mencipta) yang dikemukakan oleh teori Bloom dan Anderson
(meningat/C1, memahami/C2, menerapkan/C3, menganalisis/C4, menilai/C5,
menciptakan/C6).
Tomei dalam Sani menyatakan HOTS mencakup transformasi informasi
dan ide-ide. Transformasi ini terjadi jika siswa menganalisa, mensintesa atau
menggabungkan fakta dan ide, menggeneralisasi, menjelaskan, atau sampai
pada suatu kesimpulan atau interpretasi, manipulasi informasi dan ide-ide
melalui proses tersebut akan memungkinkan siswa untuk menyelesaikan
permasalahan, memperoleh pemahaman, dan menemukan makna baru. Dari
teori yang telah dikemukakan bebapa tokoh tersebut, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa HOTS adalah keterampilan dengan menggunakan
transformasi informasi dan ide-ide yang memuat komponen HOTS
(menganalisis/C4, menilai/C5, dan mencipta/C6) sehingga memunculkan
kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, problem solving, dan membuat
keputusan dalam menyelesaikan permasalahan yang kompleks dalam
kehidupan sehari-hari (Sani, 2019).
Dengan High Order Thinking Skill peserta didik akan dapat
membedakan ide atau gagasan secara jelas, berargumen dengan baik, mampu
memecahkan masalah, mampu mengkontruksi penjelasan, mampu
berhipotesis dan memahami hal-hal kompleks menjadi lebih jelas. High
Order Thinking Skill akan terjadi ketika seseorang mengaitkan informasi
baru dengan informasi yang sudah tersimpan di dalam ingatannya dan
mengaitkannya atau menata ulang serta mengembangkan informasi
(Muthoharoh, 2020).

4
2.2 Langkah-Langkah Penerapan HOTS
Dalam pembelajaran terdiri dari beberapa langkah atau tahap, begitu
juga dengan pembelajaran berbasis HOTS. Tahap-tahap pembelajaran
tersebut antara lain sebagai berikut: (Andreas, 2019)
1) Tahap Persiapan Pembelajaran
Tahap persiapan dimulai dengan membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) RPP yang dirancang, dilaksanakan, dan dievaluasi
secara terpadu. Pembuatan RPP dapat mengintegrasikan prinsipprinsip
pembuatan RPP yang ditetapkan dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun
2013 dengan konsep literasi, pendidikan karakter, HOTS, dan tuntutan
pembelajaran abad XXI. Integrasi dapat dituangkan pada penulisan
indikator, tujuan, kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup,
dan penilaian Kristiyono, 2018). Menurut Helmawati (2019)
mendiskripsikan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup untuk bertindak kreatif.
2) Tahap Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan pelaksanaan pembelajaran berbasis HOTS guru menerapkan
model pembelajaran yang membiasakan peserta didik berpikir tingkat
tinggi dan menekankan pada pembelajaran berpusat pada peserta didik
atau dikenal dengan istilah student center learning (SCL). Dalam
melaksanakan pembelajaran tersebut, peserta didik diminta untuk
mendiskusikan sebuah materi pembelajaran, selanjutnya peserta didik
mempresentasikan hasil diskusinya. Guru hanya memberikan tugas agar
peserta didik bisa selalu aktif bekerja yang mengakibatkan hanya
kelelahan yang didapat. Pembelajaran didesain untuk mencapai tujuan
pembelajaran dengan melibatkan aktivitas membahagiakan bagi peserta
didik (Nugroho, 2018)

5
3) Tahap Evaluasi Pembelajaran
Tahapan evaluasi dalam pembelajaran HOTS dilakukan dengan
membuat penilaian kepada peserta didik yang mengukur kemampuan
berpikir tingkat tinggi yang dimilikinya. Pengukuran dilakukan terhadap
kemampuan berpikir yang tidak sekedar mengingat (recall), menyatakan
kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite),
melainkan mengukur dimensi metakognitif yang menggambarkan
kemampuan menghubungkan beberapa konsep yang berbeda,
menginterpretasikan, memecahkan masalah, memilih strategi pemecahan
masalah, menemukan metode baru, berargumen dan mengambil keputusan
yang tepat (Kristiyono, 2018). Penggunaan soal-soal yang bersifat HOTS
dapat melatih peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi. Penggunaan
soal-soal pada level berpikir tingkat tinggi dalam setiap evaluasi
pembelajaran membuat peserta didik terlatih untuk berpikir
multiprespektif dan non rutin sehingga berdampak pada kemampuan
berpikir peserta didik yang semakin meningkat.
Pembelajaran (Instruksional) merupakan tergambar menjadi bagian
integral dari pendidikan, dan bahkan menjadi sentral untuk pengejawantahan
pendidikan yang harus direncanakan (design) dan dikembangkan
(development); yaitu dua kegiatan yang dimaknai dengan proses analisis dan
pengambilan keputusan tentang hal-hal penting yang harus dikembangkan
dalam rencana pembelajaran; yakni menganalisis, merumuskan, dan
menetapkan kompetensi dan indikatornya, menganalisis dan menerapkan
materi pokok, menganalisis dan menerapkan, serta mengembangkan strategi,
metode, dan skenario pembelajaran, memilih dan menetapkan media
pembelajaran, dan mengembangkan alat penilaian pembelajaran, dan inilah
yang disebut kegiatan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) (Darmawan dan Supriadi, 2019).

6
2.3 RPP Berbasis HOTS
Dalam merencanakan pembelajaran berpikir tingkat tinggi (HOTS)
kendala yang sering muncul adalah menyiapkan kondisi lingkungan belajar
yang mendukung terciptanya proses berpikir dan tumbuh kembangnya sikap
dan perilaku yang efektif. Proses ini bisa dilakukan dengan menjalin kegiatan
berpikir dengan konten melalui kolaborasi materi, membuat kesimpulan,
membangun representasi, menganalisis, dan membangun hubungan antar
konsep (Lewis & Smith dalam Kemendikbud, 2019)
Menurut Mulyasa dalam Casmudi dan Alipatan (2019) rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang berisi selain tujuan pembelajaran juga
bahan pengajaran disusun guru berdasarkan prinsipprinsip belajar yaitu
(1) Bertitik tolak dari hal-hal konkret ke hal yang abstrak,
(2) Dikembangkan dari dari hal yang diketahui ke hal yang belum di ketahui,
(3) Dari pengamalan lama menjadi pengalaman baru,
(4) Dari hal yang mudah ke hal yang lebih sukar atau rumit.
Keberhasilan tujuan pembelajaran dalam RPP bercirikan HOTS tidak
hanya berjalan mulus pada konteks pelaksanaan pembelajarannya, tetapi
tergambar juga pada soal-soal evaluasi yang harus dikuasai oleh para
muridnya di dalam kelas itu. Faktor lain yang penting diperhatikan aspek
kejujuran dalam pelaksanaan pembelajaran dan waktu evaluasi dalam bentuk
pelaksanaan ulangan harian maupun ulangan tengah semester dan ulangan
akhir semester secara simultan tergambar kemampuan murid dapat menjawab
dan menghasilkan hasil evaluasi sesuai dengan standar KKM yang
dicanangkan.
Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu diadakan supervisi akademik atau
pembinaan oleh kepala sekolah terhadap guru untuk meningkatkan kinerjanya
dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis HOTS
yang merupakan langkah penting, karena pangkal dasar pengelolaan
pembelajaran yang baik diawali dari penyusunan RPP sesuai indikator
perubahan perilaku yang diinginkan yakni berbasis pada higher order thinking
skill (HOTS). Peneliti mencoba melihat proses peningkatan kemampuan guru

7
dalam menyusun RPP melalui instrumen proses yang telah dirancang,yaitu
berupa lembar observasi RPP yang memuat sebelas komponen, yaitu:
4) Identitas mata pelajaran,
5) KI,
6) Kompetensi dasar,
7) Indikator pencapaian kompetensi,
8) Tujuan pembelajaran,
9) Materi ajar,
10) Alokasi waktu,
11) Metode pembelajaran,
12) Kegiatan pembelajaran,
13) Sumber belajar, dan
14) Penilaian kemampuan berpikir (soal, skor dan kunci jawaban), untuk
melihat apakah guru sudah membuat rpp dengan lengkap. Hal itu
dibuktikan dengan melihat rpp yang dibuat oleh guru. Terjadi
peningkatan atau tidak pada siklus kedua.

8
BAB III
METODE

3.1. Waktu dan Tempat


Observasi ini dilakukan pada tanggal 17 November 2022 di SMAN 1
Tapa, Kec. Bulango Timur, Kab. Gorontalo. Subjek pada observasi ini adalah
peserta didik dan guru biologi. Serta objek pada observasi adalah penerapan
pembelajaran biologi berbasis Higer Order Thingking Skill (HOTS).

3.2. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah berupa instrumen
wawancara pada guru dan angket analisis pada para siswa-siswi SMAN 1
Tapa Kelas X MIPA 5. Selain itu, observer juga melakukan analisis terhadap
RPP yang digunakan apakah sudha berbasis HOTS atau belum.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Dari hasil observasi di SMAN 1 Tapa, diperoleh bahwa proses
pembelajaran dilakukan 2 kali pertemuan dalam sepekan. Dalam proses
pembelajaran diketahui bahwa SMAN 1 Tapa telah menerapkan proses
pembelajaran berbasis HOTS, dimana dalam pelaksanaan pembelajaran
dilihat bagaimana siswa menjawab soal-soal HOTS, karena dengan HOTS
dapat diukur, apakah mereka berpikir pada level tinggi, level tinggi atau
tidak. Sementara hambatan pencapaian pembelajaran HOTS adalah respon
siswa masih sulit dipahami karena berpikir tingkat tinggi masih sulit.
Dan dari hasil analisis angket yang dibagikan kepada para siswa di
SMAN 1 Tapa, diperoleh bahwa guru dalam proses belajar mengajar telah
menerapkan pembelajaran berbasis HOTS dengan dilihat dari soal-soal yang
diberikan dan juga interaksi melalui model pembelajaran yang diterapkan dan
diimplementasi dalam proses belajar mengajar.
Berikut ini adalah hasil analisis dari perangkat pembelajaran yang
berbasis HOTS:
Analisis Rencana Proses Pembelajaran (RPP) yang berbasis HOTS
NO. INDIKATOR RPP KATEGORI HOTS
1. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Cukup Baik

2. Tujuan Pembelajaran Cukup Baik


3. Materi Ajar Baik
4. Model dan metode pembelajaran Baik

5. Media pembelajaran Sangat baik


6. Lembar Kerja Siswa (LKS) Cukup Baik

10
Berdasarkan tabel di atas, RPP yang disusun oleh guru telah mencakup
beberapa jenis HOTS. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), Tujuan
Pembelajaran dan LKS semuanya telah masuk dalam kategori yang sangat
relevan. Bahan ajar dan model/metode pembelajarannya termasuk jenis yang
sesuai dan bahan ajarnya termasuk jenis yang sangat baik. Hal ini
menunjukkan bahwa guru mampu dan telah berusaha menciptakan kondisi
bagi siswa dengan penerapan HOTS dalam RPP yang telah disusunnya.
Perangkat pembelajaran yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dapat dilihat pada tabel
dengan 7 indikator RPP yang memuat nilai HOTS (Higher Order Thinking
Skills), antara lain Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), tujuan
pembelajaran, bahan ajar, model dan metode pembelajaran, materi
pembelajaran, tahapan pembelajaran, dan lembar kerja siswa.

4.2. Pembahasan
Dari observasi yang dilakukan, diperoleh bahwa SMAN 1 Tapa telah
menerapkan pembelajaran HOTS dalam proses belajar mengajar yang dilihat
dari penggunaan RPP yang diterapkan. Lembar dari observasi RPP memiliki
beberapa gambaran RPP yaitu indikator pencapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran, bahan ajar, model dan metode, bahan pembelajaran dan papan
tugas.
Observasi Pembelajaran Pelaksanaan berisi uraian tentang Kegiatan
Pendahuluan, Kegiatan Dasar, dan Kegiatan Penutup Pembelajaran.
Pengamatan Penilaian Kinerja meliputi uraian tentang pertanyaan penilaian,
catatan tanggapan siswa, teknik dan alat penilaian, kinerja penilaian, dan
pemantauan kemajuan program pembelajaran. Bagian observasi meliputi
uraian dari setiap aspek yang dinilai, khususnya uraian RPP, pelaksanaan
pembelajaran, dan penilaian pembelajaran dengan kategori sangat baik, baik,
cukup baik, dan kurang baik.

11
Kategori HOTS pada penelitian ini dilihat dari penggunaan verba
aktivitas (taksonomi KKO Bloom) C4-C6, kemampuan 4C (berpikir kritis,
berpikir kreatif, kerjasama, komunikasi) dan aktivitas sains 5M lainnya
(Observasi, Inkuiri, Pengumpulan Informasi, Asosiasi, dan Komunikasi).
Menurut Gunawan dalam Wisudawati (2015), Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS) adalah proses
berpikir yang menuntut siswa untuk memanipulasi informasi dan ide yang
ada dengan cara tertentu untuk memberi mereka makna dan implikasi baru.
Misalnya, ketika siswa menggabungkan fakta dan ide dalam proses
mensintesis, menggeneralisasi, menjelaskan, berhipotesis, dan menganalisis
hingga sampai pada suatu kesimpulan.
Menurut Mulyasa dalam Casmudi dan Alipatan (2019), rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang berisi selain tujuan pembelajaran juga
bahan pengajaran disusun guru berdasarkan prinsipprinsip belajar yaitu
(1) Bertitik tolak dari hal-hal konkret ke hal yang abstrak,
(2) Dikembangkan dari dari hal yang diketahui ke hal yang belum di ketahui,
(3) Dari pengamalan lama menjadi pengalaman baru,
(4) Dari hal yang mudah ke hal yang lebih sukar atau rumit.
Keberhasilan tujuan pembelajaran dalam RPP bercirikan HOTS tidak
hanya berjalan mulus pada konteks pelaksanaan pembelajarannya, tetapi
tergambar juga pada soal-soal evaluasi yang harus dikuasai oleh para
muridnya di dalam kelas itu. Faktor lain yang penting diperhatikan aspek
kejujuran dalam pelaksanaan pembelajaran dan waktu evaluasi dalam bentuk
pelaksanaan ulangan harian maupun ulangan tengah semester dan ulangan
akhir semester secara simultan tergambar kemampuan murid dapat menjawab
dan menghasilkan hasil evaluasi sesuai dengan standar KKM yang
dicanangkan.

12
BAB V
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Higher Order Thinking Skills (HOTS) merupakan suatu proses berfikir
peserta didik dalam level kognitif yang lebih tinggi dikembangkan berbagai
konsep dan metode kognitif dan taksonomi pembelajaran. Tujuan dari HOTS
adalah meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik pada level yang lebih
tinggi, terutama yang berkaitan dengan kemampuan berfikir secara kritis
dalam menerima berbagai informasi, berfikir kreatif dalam memecahkan
masalah menggunakan pengetahuan yang dimiliki serta membuat keputusan
dalam situasi-situasi yang kompleks.
Dari hasil analisis pembelajaran biologi di SMAN 1 Tapa, diperoleh
bahwa sekolah tersebut telah menerapkan pembelajaran berbasis higer order
thingking skill (HOTS) melalui RPP. Sebagaimana dari hasil observasi
perangkat pembelajaran yakni RPP, didapati bahwa di SMAN 1 Tapa
terkhusus kelas X telah menerapkan kurikulum merdeka, yang dimana
perangkat pembelajaran yang mula-mula mengguanakan RPP, namun saat ini
diubah menjadi modul ajar. Modul ajar ini serupa dengan RPP, hanya saja
dalam modul ajar tersebut terdapat komponen yang ditambahkan. Dan
berdasarkan table analisis, RPP atau modul ajar yang disusun oleh guru telah
mencakup beberapa jenis HOTS. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK),
Tujuan Pembelajaran dan LKS semuanya telah masuk dalam kategori yang
sangat relevan. Bahan ajar dan model/metode pembelajarannya termasuk
jenis yang sesuai dan bahan ajarnya termasuk jenis yang sangat baik.

1.8. Saran
Dengan adanya laporan ini diharapkan para pembaca dapat mengetahui
lebih banyak lagi tentang Pembelajaran HOTS yang diterapkan di SMAN 1
Tapa, guna menambah wawasan untuk pembelajaran.

13
DAFTAR PUSTAKA

Andreas, Kiswara, Tri, Susantiningrum. 2019. “Analisis Penerapan


Pembelajaran Berbasis HOTS Pada Program Keahlian Otomatisasi
Tata Kelola Perkantoran SMK N di Kota Surakarta” e-ISSN 2614-
0349.

Didi Supriadi dan Deni Darmawan. 2013. Komunikasi Pembelajaran. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Fuadillah, Ali. 2019. Implementasi HOTS Pada Kurikulum 2013. Jakarta: Jurnal
Inventa.

Helmawati. 2019. Pembelajaran dan Penilaian Berbasis HOTS Higher Order


Thingking Skills. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Kristiyono, Agus. “Urgensi dan Penerapan High Order Thingking Skills di


Sekolah” Jurnal Pendidikan Penabur - No.31 Tahun 2018, hlm.4437.

Miftakhul Muthoharoh ”Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis


HOTS (High Order Thingking Skill)” Vol.5 No.2 Nopember 2020,
hlm.134.

Mulyasa. 2019. Implementasi Kurikulum 2013 Revisi Dalam Era Revolusi


Industri 4.0. Jakarta: Bumi Aksara.

Nugroho, R. Arifin. 2018. HOTS (Higher Order Thinking Skills). Jakarta: PT


Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sani, Ridwan Abdullah. 2019. Pembelajaran Berbasis HOTS (Higher Order


Thinking Skills. Tanggerang: TSmart.

Sofyan, F. A. (Maret 2019). Implementasi HOTS pada Kurikulum 2013. Jurnal


Invent. Vol III, No 1.

14
LAMPIRAN

15

Anda mungkin juga menyukai