Disusun oleh :
BANDA ACEH
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, berkat rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Soal Hots” pada waktu yang tepat.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Evaluasi Pengajaran
Matematika. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang proses
pembelajaran bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Suryawati, M.Pd selaku dosen Mata
Kuliah Evaluasi Pengajaran Matematika yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah wawasan dan pengetahuan kami. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dan bersedia membagi sebagian pengetahuannya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................iii
BAB I...........................................................................................................................................................iv
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................iv
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................iv
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................v
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................v
BAB II..........................................................................................................................................................vi
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................vi
2.1 Pengertian Konsep Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS).....................................................vi
2.2 Karakteristik soal Higher Order Thinking Skills (HOTS)..............................................................vii
2.3 Penyusunan Soal HOTS...............................................................................................................xi
2.4 Soal HOTS Dalam Pembelajaran Matematika............................................................................xiii
BAB III.........................................................................................................................................................xv
PENUTUP....................................................................................................................................................xv
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................xv
3.2 Saran..........................................................................................................................................xv
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................xvi
BAB I
PENDAHULUAN
Kemampuan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS)
menjadi keterampilan yang sangat penting untuk diperkembangkan dalam proses
pembelajaran saat ini. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam
berpikir tingkat tinggi dapat membantu mereka menjadi lebih introspektif terhadap
pemikiran mereka sendiri, sekaligus merangsang pembelajaran yang sesuai dengan
kinerja dan pertumbuhan kognitif mereka.
Kemampuan kognitif utama, khususnya berpikir tingkat tinggi, memiliki peran
yang sangat penting dalam dunia pendidikan, baik dalam mencapai kesuksesan akademis
maupun sebagai bekal untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Menurut Wardana,
berpikir tingkat tinggi adalah suatu proses berpikir yang melibatkan aktivitas mental
dalam upaya mengeksplorasi pengalaman yang kompleks dan kreatif secara sadar untuk
mencapai tujuan, yaitu memperoleh pengetahuan melalui tingkat berpikir analitis,
sintesis, dan evaluatif.
Pola pikir kritis dan kreatif akan menghasilkan kreativitas yang akan sangat
membantu seseorang dalam mengembangkan karirnya di berbagai bidang pekerjaan
apapun termasuk misalnya dalam pengembangan ekonomi kreatif menuju MEA
(Masyarakat Ekonomi ASEAN) maupun dalam lingkup yang lebih luas. Pola pikir kritis
dan kreatif ini akan dapat dicapai manakala seseorang memiliki kemampuan berpikir
tingkat tinggi (higher order thinking skills). Terkait hal ini, maka peserta didik di semua level
(jenjang) pendidikan perlu dibekali dengan HOTS agar mampu mempersiapkan diri
menghadapi segala tantangan di abad 21. Sebab dengan memiliki HOTS, maka peserta
didik akan mampu berpikir kritis, kreatif, meneliti, memecahkan masalah, membuat
keputusan, dan memiliki karakter yang baik (Widihastuti,2015:78).
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang
standar isi pendidikan dasar dan menengah secara tegas menyatakan bahwa pencapaian
pembelajaran mencakup taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Lorin Anderson dan
David, terdiri atas kemampuan: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta. Sesuai dengan taksonomi tersebut, dimensi proses kognitif
HOTS mencakup menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Soal-soal HOTS pada
umumnya dirancang untuk mengukur kemampuan analisis, evaluasi, dan kreativitas pada
ranah tersebut.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Higher Order Thinking Skills ( HOTS) merupakan kemampuan berpikir yang tidak
sekadar mengingat ( recall ), menyatakan kembali ( restate ), atau merujuk tanpa
melakukan pengolahan ( recite ).
Pertanyaan Higher Order Thinking Skills (HOTS) adalah alat evaluasi yang
digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, yang melibatkan
kemampuan berpikir di luar sekadar mengingat (recall), menyajikan kembali (restate),
atau merujuk tanpa pemrosesan (recite). Dalam konteks asesmen, pertanyaan HOTS
mengukur kemampuan seperti: 1) mentransfer satu konsep ke konsep lain, 2) memproses
dan menerapkan informasi, 3) menemukan hubungan antara berbagai informasi yang
berbeda, 4) menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan 5) menilai ide
dan informasi secara kritis. Walaupun demikian, pertanyaan berbasis HOTS tidak selalu
lebih sulit dibandingkan pertanyaan recall (Kemdikbud, 2016).
Dini (2018:175) juga menyatakan bahwa Higher Order Thinking terjadi ketika peserta
didik terlibat secara mendalam dengan pengetahuan yang mereka miliki, sehingga
mereka dapat mengubah atau menciptakan sesuatu yang baru. Melalui higher order
thinking, peserta didik dapat membedakan ide atau gagasan secara jelas, menyusun
argumen dengan baik, menyelesaikan masalah, mengkonstruksi penjelasan, merumuskan
hipotesis, dan memahami hal-hal kompleks dengan lebih jelas, menunjukkan kemampuan
berpikir logis dari peserta didik.
Dari segi pengetahuan, umumnya soal HOTS mengukur dimensi metakognitif, bukan
hanya terbatas pada dimensi faktual, konseptual, atau prosedural. Dimensi metakognitif
mencakup kemampuan menghubungkan berbagai konsep, menginterpretasikan,
menyelesaikan masalah, memilih strategi pemecahan masalah, menemukan metode baru,
berargumen, dan mengambil keputusan yang tepat.
Dimensi proses berpikir dalam Taksonomi Bloom, seperti yang telah diperbaharui
oleh Anderson & Krathwohl (2001), terdiri dari kemampuan: mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Soal-soal HOTS umumnya
mengukur kemampuan dalam ranah menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Dalam merumuskan indikator soal HOTS melalui kata kerja operasional (KKO),
perlu dihindari pengelompokkan KKO yang kaku. Sebagai contoh, kata kerja
"menentukan" dalam Taksonomi Bloom muncul pada ranah C2 dan C3. Namun, dalam
konteks soal HOTS, kata kerja ini bisa juga masuk dalam ranah C5 (mengevaluasi) jika
keputusan harus didasarkan pada analisis informasi, atau bahkan dalam ranah C6
(mencipta) jika pertanyaan menuntut kemampuan menyusun strategi pemecahan masalah
baru. Oleh karena itu, ranah KKO sangat dipengaruhi oleh jenis proses berpikir yang
diperlukan untuk menjawab pertanyaan.
Pada umumnya, soal HOTS menggunakan stimulus sebagai dasar pembuatan
pertanyaan. Stimulus dalam konteks HOTS sebaiknya bersifat kontekstual dan menarik.
Sumber stimulus bisa berasal dari isu-isu global seperti teknologi informasi, sains,
ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. Stimulus juga bisa diambil dari
permasalahan di lingkungan sekitar satuan pendidikan, termasuk budaya, adat, kasus-
kasus di daerah, atau keunggulan tertentu yang dimiliki oleh suatu daerah. Kreativitas
seorang guru sangat memengaruhi kualitas dan variasi stimulus yang digunakan dalam
penulisan soal HOTS.
Perlu diingat bahwa tingkat kesulitan dalam suatu soal tidak sama dengan
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Sebagai contoh, mengetahui makna kata yang
tidak umum mungkin memiliki tingkat kesulitan tinggi, tetapi kemampuan ini belum
tentu mencakup Higher Order Thinking Skills (HOTS). Oleh karena itu, soal-soal
HOTS tidak selalu memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.
Ciri-ciri asesmen kontekstual yang berbasis pada asesmen autentik, adalah sebagai
berikut.
a. Peserta didik mengonstruksi responnya sendiri, bukan sekadar memilih jawaban
yang tersedia;
b. Tugas-tugas merupakan tantangan yang dihadapkan dalam dunia nyata;
c. Tugas-tugas yang diberikan tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang
benar, tetapi memungkinkan banyak jawaban benar atau semua jawaban benar.
Untuk menulis butir soal HOTS, penulis soal dituntut untuk dapat menentukan
perilaku yang hendak diukur dan merumuskan materi yang akan dijadikan dasar
pertanyaan (stimulus) dalam konteks tertentu sesuai dengan perilaku yang diharapkan.
Selain itu uraian materi yang akan ditanyakan (yang menuntut penalaran tinggi) tidak
selalu tersedia di dalam buku pelajaran. Oleh karena itu dalam penulisan soalHOTS,
dibutuhkan penguasaan materi ajar, keterampilan dalam menulis soal (kontruksi soal),
dan kreativitas guru dalam memilih stimulus soal sesuai dengan situasi dan kondisi
daerah di sekitar satuan pendidikan. Berikut dipaparkan langkah-langkah penyusunan
soal-soalHOTS(Widana, 2017:21) :
Alasan:
Soal ini memerlukan pemahaman konsep luas trapesium dan volume prisma segitiga
dalam konteks nyata pertanian. Kemudian Rumus yang digunakan mencakup dua konsep
matematika yang berbeda untuk menyelesaikan masalah.
Jawaban Akhir:
Volume=(30+20)×152×(15+10)Volume=2(30+20)×15×(15+10)
Contoh soal di atas menuntut pemahaman konsep matematika yang lebih mendalam,
melibatkan aplikasi rumus yang kompleks, dan mendorong pemikiran tingkat tinggi
untuk menyelesaikannya. Itulah yang membuatnya termasuk dalam kategori soal HOTS.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Keterampilan Berpikir tingkat tinggi mencangkup aspek yang sangat luas, tidak
hanya berpikir kritis dan berpikir kreatif. Penulis menyarankan pembaca untuk mencari
berbagai informasi terkait keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam berbagai aspek
sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan diri.
DAFTAR PUSTAKA
Kemdikbud. (2015). Panduan Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS). Jakarta:
Direktorat Pembinaan SMA Dirjen Pendidikan Menengah Kemdikbud
Kemdikbud. (2016). Panduan Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS). Jakarta:
Direktorat Pembinaan SMA Dirjen Pendidikan Menengah Kemdikbud
Widana, I.W. (2017). Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS). Jakarta:
Direktorat Pembinaan SMA Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud
Heong, Y.M., Othman, W.D., Md Yunos, J., Kiong, T.T., Hassan, R., & Mohamad, M.M. 2011.
The Level Of Marzano Higher Order Thinking Skills Among Technical Education
Student. International Journal Of Social And Humanity, Vol. 1(2)