MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengembangan Instrumen Penilaian
yang dibina oleh
Bapak Dr. Muhardjito, M.S
Oleh
Kelompok 4 :
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang..................................................................................................... 1
Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
Tujuan .................................................................................................................. 2
BAB II ISI
Pengertian HOTS................................................................................................. 3
Karakteristik Soal HOTS ..................................................................................... 6
Tes Esai ............................................................................................................... 8
Karakteristik Soal Essay .................................................................................... 10
Kelebihan dan Kelemahan Tes Esai .................................................................. 11
Rubrik Penskoran Tes Esai................................................................................ 12
Pengembangan Soal HOTS ............................................................................... 15
BAB III Penutup ................................................................................................... 23
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 24
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan sekarang ini, kurikulum memerintahkan untuk
mengaktifkan ketiga ranah dalam setiap proses pembelajaran, yaitu ranah sikap,
ranah pengetahuan, dan ranah keterampilan. Ranah pengetahuan atau dapat
disebut sebagai ranah kognitif yang merupakan ranah kemampuan untuk berpikir.
Berdarsarkan Taksonomi Bloom yang telah direvisi, ranah kognitif
diklasifikasikan ke dalam enam tingkatan, yaitu sebagai berikut: (1) Mengingat,
(2) Memahami, (3) Menerapkan, (4) Menganalisis, (5) Mengevaluasi, dan (6)
Mencipta. Dimana keenam tingkatan ini merupakan rangkaian tingkatan berpikir
manusia.
Pengajaran keterampilan befikir dilandasi oleh dua filosofi. Pertama
harus terdapatnya materi atau pelajaran khusus tentang berfikir. Kedua,
mengintegrasikan kegiatan berfikir ke dalam setiap pembelajaran, dengan
demikan keterampilan berfikir khususnya berfikir tingkat tinggi harus
dikembangkan dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Keterampilan
berfikir dapat dikembangkan dengan cara membantu siswa untuk menjadi
problemsolver yang lebih baik. Untuk itu, guru harus menyediakan masalah (soal)
yang memungkinkan siswa untuk dapat menggunakan keterampilan berfikir
tingkat tingginya.
Berpikir tingkat tinggi membutuhkan berbagai langkah-langkah
pembelajaran dan pengajaran yang berbeda dengan hanya sekedar mempelajari
fakta dan konsep semata. Dalam berpikir tingkat tinggi meliputi aktivitas
pembelajaran terhadap keterampilan dalam memutuskan hal-hal yang bersifat
kompleks semisal berpikir kritis dan berpikir dalam memecahkan masalah.
Berdasarkan uraian di atas, disusun makalah dengan judul Higher
Order Thinking Skills (HOTS) dan Pengembangan Soal (12 Soal), Jenis Tes
Esai.
1
2
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan HOTS (Higher Order Thinking Skils) ?
2. Bagaimana karakteristik Soal HOTS (Higher Order Thinking Skils) ?
3. Apa yang dimaksud dengan tes esai ?
4. Bagaimakah karakteristik tes esai ?
5. Bagaimanakah kelebihan dan kelemahan tes esai ?
6. Bagaimakah rubrik penskoran tes esai ?
7. Bagaimakah pengembangan soal HOTS (Higher Order Thinking Skils)
dalam bentuk tes esai ?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Menjelaskan yang dimaksud dengan HOTS (Higher Order Thinking Skils).
2. Menjelaskan karakteristik HOTS (Higher Order Thinking Skils).
3. Menjelaskan yang dimaksud dengan tes esai.
4. Menjelaskan karakteristik tes esai.
5. Menjelaskan kelebihan dan kelemahan tes esai.
6. Menjelaskan rubrik penskoran tes esai.
7. Menjelaskan pengembangan soal HOTS.
BAB II
ISI
A. Pengertian HOTS
Higher Order Thinking Skill (HOTS) merupakan instrumen pengukuran
yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu
kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali
(restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite). Soal-soal HOTS
pada konteks asesmen mengukur kemampuan: 1) transfer satu konsep ke konsep
lainnya, 2) memproses dan menerapkan informasi, 3) mencari kaitan dari berbagai
informasi yang berbeda-beda, 4) menggunakan informasi untuk menyelesaikan
masalah, dan 5) menelaah ide dan informasi secara kritis. Meskipun demikian,
soal-soal yang berbasis HOTS tidak berarti soal yang lebih sulit daripada soal
recall (Basuki & Hariyanto, 2014).
Dilihat dari dimensi pengetahuan, umumnya soal HOTS mengukur
dimensi metakognitif, tidak sekadar mengukur dimensi faktual, konseptual, atau
prosedural saja. Dimensi metakognitif menggambarkan kemampuan
menghubungkan beberapa konsep yang berbeda, menginterpretasikan,
memecahkan masalah (problem solving), memilih strategi pemecahan masalah,
menemukan (discovery) metode baru, berargumen (reasoning), dan mengambil
keputusan yang tepat.
Dimensi proses berpikir dalam Taksonomi Bloom sebagaimana yang
telah disempurnakan oleh Anderson & Krathwohl (2001), terdiri atas kemampuan:
mengetahui (knowing-C1), memahami (understanding-C2), menerapkan (aplying-
C3), menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi
(creating-C6).
Soal-soal HOTS pada umumnya mengukur kemampuan pada ranah
menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi
(creating-C6). Pada pemilihan kata kerja operasional (KKO) untuk merumuskan
indikator soal HOTS, hendaknya tidak terjebak pada pengelompokkan KKO.
3
4
Sebagai contoh kata kerja menentukan pada Taksonomi Bloom ada pada ranah
C2 dan C3. Dalam konteks penulisan soal-soal HOTS, kata kerja menentukan
bisa jadi ada pada ranah C5 (mengevaluasi) apabila untuk menentukan keputusan
didahului dengan proses berpikir menganalisis informasi yang disajikan pada
stimulus lalu peserta didik diminta menentukan keputusan yang terbaik. Bahkan
kata kerja menentukan bisa digolongkan C6 (mengkreasi) bila pertanyaan
menuntut kemampuan menyusun strategi pemecahan masalah baru. Jadi, ranah
kata kerja operasional (KKO) sangat dipengaruhi oleh proses berpikir apa yang
diperlukan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan (Basuki, Hariyanto, 2014).
Pada penyusunan soal-soal HOTS umumnya menggunakan stimulus.
Stimulus merupakan dasar untuk membuat pertanyaan. Dalam konteks HOTS,
stimulus yang disajikan hendaknya bersifat kontekstual dan menarik. Stimulus
dapat bersumber dari isu-isu global seperti masalah teknologi informasi, sains,
ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.
Stimulus juga dapat diangkat dari permasalahan-permasalahan yang ada
di lingkungan sekitar satuan pendidikan seperti budaya, adat, kasus-kasus di
daerah, atau berbagai keunggulan yang terdapat di daerah tertentu. Kreativitas
seorang guru sangat mempengaruhi kualitas dan variasi stimulus yang digunakan
dalam penulisan soal HOTS.
Menurut Anna & Bryan (2005), Higher Order Thinking Skill (HOTS)
atau keterampilan berpikir tingkat tinggi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu
pemecahan masalah, membuat keputusan, berpikir kritis dan berpikir kreatif .
Dalam pembentukan sistem konseptual IPA proses berpikir tingkat tinggi yang
biasa digunakan adalah berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis sangat
diperlukan pada zaman perkembangan IPTEK sekarang ini, sebab saat ini selain
hasil-hasil IPTEK yang dapat dinikmati, ternyata timbul beberapa dampak yang
membuat masalah bagi manusia dan lingkungannya. Para peneliti pendidikan
menjelaskan bahwa belajar berpikir kritis tidak langsung seperti belajar tentang
materi, tetapi belajar bagaimana cara mengkaitkan berpikir kritis secara efektif
dalam dirinya (Sudjana, 2006). Maksudnya masing-masing keterampilan berpikir
kritis dalam penggunaanya untuk memecahkan masalah saling berkaitan satu
sama lain.
5
C. Tes Esai
1. Pengertian Tes Esai
Tes esai atau tes uraian merupakan tes tertulis, yang susunannya terdiri
dari item-item pertanyaan yang mengandung permasalahan dan menuntut siswa
untuk mengorganisasian dan menyatakan jawabannya melalui uraian kata-kata
(kalimat) yang merefleksikan kemampuan berpikir siswa (Sukardi, 2011).
Jawaban tersebut dapat berbentuk mengingat kembali, meyusun,
mengorganisasikan atau memadukan pengetahuan yang telah dipelajarinya dalam
rangkaian kalimat yang tersusun dengan baik (Sukardi, 2011).
9
Untuk bisa membuat soal bentuk essai, harus mengacu pada pedoman
penskoran. Pedoman penskoran merupakan panduan atau petunjuk yang
menjelaskan tentang :
a. Batasan atau kata-kata kunci untuk melakukan penskoran terhadap soal-soal
bentuk essai objektif.
b. Kriteria-kriteria jawaban yang digunakan untuk melakukan penskoran terhadap
soal-soal bentuk essai non-objektif.
Pedoman pemberian skor untuk setiap butir soal essai harus disusun dengan
segera setelah perumusan kalimat-kalimat butir soal tersebut. Penulisan pedoman
penskoran soal bentuk essai ketika akan memeriksa pekerjaan siswa adalah cara
yang tidak baik dan kurang dapat dipertanggungjawabkan karena dapat
mempengaruhi objektivitas penskoran dan penilaian. Bila hal tersebut digunakan
oleh guru, maka objektivitas yang diinginkan dalam tes bentuk essai tidak dapat
tercapai (Hamid, 2011).
Beberapa langkah yang diperhatikan dalam menskor tes essai untuk
mengurangi kelemahan-kelemahannya sebaga berikut.
1) Persiapkan dengan jelas dan rinci jawaban yang diharapkan untuk setiap
pertanyaan (butir soal). Sebelum menskor tiap butir soal, pertimbangkan dulu
jumlah kredit/bobot untuk setiap butir soal, apakah sama atau berbeda (kalau
ada). Selanjutnya, penskoran dilakukan berdasarkan bobot tersebut.
2) Skor jawaban tes esai, dalam hubungannya dengan tujuan yang sedang diukur.
Apabila dalam tujuan telah ditetapkan untuk menilai kemampuan analisis,
maka pada waktu menskor jangan berpindah pada kemampuan evaluasi atau
pengetahuan, sebab perubahan itu akan membawa dampak yang kurang baik
pada belajar peserta didik.
3) Gunakan pedoman evaluasi/kunci jawaban dengan tepat.
Dalam hal ini, dapat dilakukan dengan cara :
- Jika pertanyaan bersifat terbatas, pedoman jawaban untuk setiap soal dapat
digunakan sebagai petunjuk. Bandingkan jawaban peserta didik dengan
petunjuk tersebut, kemudian hubungkan dengan kredit/bobot tiap soal.
- Untuk pertanyaan essai yang bersifat terbuka, pedoman evaluasi lebih
merupakan rating method, sebab kriteria yang dibuat oleh penyusun tes
14
Maksimal Skor
15
Tipe Soal C4
1. Indikator : Menganalisis perbedaan karakteristik macam-macam gelombang
dalam kehidupan sehari-hari.
Awan terlihat mendung menandakan akan turun hujan. Pada saat itu Dewi
sedang dibalik jendela melihat gerakan awan, sesaat kemudian terjadi petir.
Pada saat terjadi petir, langit memunculkan kilatan cahaya sesaat yang
menyilaukan, dan beberapa saat disusul dengan suara guruh yang menggelegar.
Mengapa pada saat terjadi petir terlihat kilatan cahaya terlebih dahulu, dan
beberapa saat terdengar suara guruh ?
Jawab :
Kilatan cahaya merupakan gelombang cahaya yang merambat lebih cepat
daripada bunyi guruh, hal ini dikarenakan kecepatan cahaya di udara sebesar
3x108 m/s, sedangkan cepat rambat bunyi di udara 340 m/s, sehingga pada saat
terjadi petir, kilatan cahaya muncul terlebih dahulu dan beberapa saat
kemudian disusul dengan suara guruh.
Berikut ini tabel yang berisi beberapa jenis indeks bias zat cair.
No. Jenis Zat Cair Indeks Bias
1. Air 1,33
2. Etil alkohol 1,36
3. Larutan gula 1,42
4. Minyak goreng 1,47
5. Bensin 1,50
Tentukan:
a. Indeks bias percobaan 1
b. Indeks bias percobaan 2
c. Indeks bias percobaan 3
d. Rata-rata indeks bias hasil percobaan
e. Bandingkan rata-rata hasil perhitungan indeks bias dengan tabel indeks bias
jenis zat cair, jenis zat cair
f. apakah yang diteliti oleh Tono dan teman-temannya?
Jawab:
Menghitung indeks bias setiap percobaan
Percobaan 1
n1 =
n1 = 1,4
Percobaan 2
n2 =
n2 = 1,54
Percobaan 3
n3 =
n3 = 1,48
Rata-rata indeks bias
n=
n=
n=
n = 1,47
Zat yang diteliti adalah minyak goreng.
17
3. Berikut adalah data hasil percobaan mendorong balok seberat 500 N di atas
bidang miring yang memiliki tinggi 5 m.
Sudut Kemiringan Gaya Usaha
30 250 N 5000 J
45 300 N 5000 J
60 350 N 5000 J
Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
Jawaban :
Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat kemiringan bidang miring tidak
mempengaruhi besar usaha yang diberikan, namun mempengaruhi besar gaya
yang diperlukan.
4. Suatu hari Ana sedang berada di padang pasir. Dari kejauhan, Ia melihat
genangan air, namun pada saat Ia mendekatinya, genangan air tersebut tidak
ada. Fenomena apakah yang dilihat Ana? Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
Jawaban :
Fenomena Fatamorgana. Fatamorgana ini terjadi karena permukaan padang
pasir mendapat sinar Matahari dengan intensitas kuat, sehingga ada perbedaan
suhu udara yang cukup besar di dekat permukaan padang pasir. Di dekat
permukaan padang pasir yang panas terdapat lapisan udara dingin. Lapisan
udara yang lebih dingin memiliki kerapatan lebih besar dari pada lapisan udara
yang lebih panas. Oleh karena itu, sinar Matahari yang datang dari lapisan
udara dingin menuju ke lapisan udara panas akan dibiaskan menjauhi garis
normal. Seberkas cahaya dari langit yang bergerak dari lapisan udara dingin ke
lapisan udara hangat dan lapisan udara panas secara berangsur dibiaskan
menjauhi garis normal, sehingga akhirnya dibelokkan ke atas ketika cahaya
tersebut memasuki lapisan udara panas di dekat permukaan padang pasir.
Cahaya ini dibiaskan ke mata seakan-akan cahaya ini datang dari permukaan
padang pasir atau bahkan dari bawah padang pasir.
18
Tipe Soal C5
1. Indikator : Membandingkan tegangan permukaan beberapa objek.
Sebuah karet gelang bermassa 4 gram mengapung di permukaan air akibat
tegangan permukaan yang diberikan air sebesar 0,068 N/m. Karet gelang
tersebut kemudian diangkat dan diberi perlakuan sehingga jari-jarinya berubah.
Saat diletakkan diatas permukaan air tegangan permukaan berkurang menjadi
0,042 N/m.
a. Menurut kamu bagaimanakah perubahan jari-jari karet gelang (bertambah
atau berkurang) ? Jelaskan!
b. Tentukanlah selisih jari-jari karet gelang sebelum dan sesudah perlakuan.
Jawaban :
Diketahui : m = 3 gram
1 = 0,068 N/m
2 = 0,042 N/m
Ditanya : a. Perubahan jari-jari karet gelang.
b. Selisih r1 dan r2.
a. Jari-jari karet gelang semakin besar atau mengalami pertambahan karena
tekanan permukaan berbanding terbalik dengan panjang permukaan.
( )
b. 1 = = r1 = =
= 7x10-2 m
( )
2 = = r1 = =
= 11,4x10-2 m
Jadi selisih jari-jarinya adalah 0,114 m - 0,07 m = 0,044 m.
Dalam bidang kedokteran sinar gamma sering digunakan untuk membunuh sel
kanker. Mengapa dalam membunuh kanker menggunakan sinar gamma bukan
menggunakan sinar yang lain, seperti gelombang mikro !
Jawaban :
1) Sinar Gamma merupakan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan
oleh inti radiokatif (misal 60Co dan 137Cs) dan dalam reaksi-reaksi nuklir,
sinar gamma berenergi tinggi, hal ini dikarenakan sinar gamma memiliki
frekuensi sangat besar yang berkisar 1022 Hz hingga 1026 Hz yang
mengakibatkan memiliki kemampuan untuk menghasilkan kerusakan serius
pada saat diserap oleh jaringan hidup, berbeda dengan gelombang mikro
yang memiliki rentang frekuensi 106 Hz hingga kurang dari 1012 Hz
sehingga energi yang dihasilkan gelombang mikro lebih kecil daripada sinar
gamma.
2) Sinar gamma mampu mengion sehingga dapat memancarkan radiasi,
sehingga sinar gamma dapat merusak jaringan hidup seperti sel kanker,
berbeda dengan gelombang mikro yang tidak mengion sehingga tidak
memancarkan radiasi.
Tipe Soal C6
1. Seorang tukang bangunan akan mengangkat sebuah beban dengan berat 60 N
dengan menggunakan katrol majemuk seperti pada gambar berikut ini.
2. Pada suatu jalan raya di daerah pedesaan, sebuah mobil bergerak dengan
kelajuan 38,0 m/s. Apakah mobil tersebut melebihi batas kelajuan 75,0
mil/jam?
Jawaban
Konversi meter ke dalam mil
Jadi, mobil tersebut melebihi batas kelajuan dan harus mengurangi kelajuan
kendaraannya.
3. Taksirlah jumlah tarikan napas yang dilakukan dalam rata-rata usia hidup
seseorang!
Jawaban :
22
Jika diperkirakan
Usia rata-rata hidup manusia yaitu sekitar 70 tahun.
Tarikan nafas rata-rata sebesar 10 tarikan napas per menit
Jumlah menit dalam satu tahun:
4. Untuk mengukur koefisien restitusi bola pingpong dengan bahan: (1) pipa kaca
1 meter berlubang-lubang, (2) skala, dan (3) penahan bola, dapat digunakan
alat sederhana. Susunlah langkah-langkah pembuatan dan penggunaan alat
sederhana tersebut !
Jawaban:
1) Rangkai alat seperti digambar
2) Tarik penahan bola agar bola jatuh
3) Amati tinggi pantulan bola h2
4) Ulangi beberapa kali dengan memindahkan penahan bola pada lubang
dibawahnya
5) Lakukan dengan membuat grafik h2 sebagai fungsi h1 maka gradien garis
merupakan kuadrat koefesien restitusi.
6) Gunakan analisis grafis antara tinggi pantulan dan tinggi mula-mula,
selanjutnya koefesien restitusinya sama dengan akar gradien garis
BAB III
PENUTUP
23
DAFTAR PUSTAKA
Anna, L.B., & Bryan, L.G. 2005. Modelling Higher Order Thinking: The
Alignment between Objectivies, Classroom Discourse, and Assessments.
The Journal of Agriculture, 46(2), 1 12.
Hamid, M. S. 2011. Standar Mutu Penilaian dalam Kelas. Jogjakarta : Diva Press.
24