Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH HIGH ORDER THINKING IN MATHEMATICS

KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI

DOSEN PENGAMPU MAKALAH


Dr. NAHOR MURANI HUTAPEA, M.Pd

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
AINUL MARDIAH (1905111200)
CATHRINA KORWA (1705195295)
FANNY NURMAULIDA (1905124103)
HELA AZZAHRA (1905112347)
YELSY SISKA ZHONA (1705122258)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (KBTT)“. Penyusunan
makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah High Order
Thinking (HOT) in Mathematics.

Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat bantuan dari


berbagai pihak, maka dari itu pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan
terima kasih kepada dosen pengajar, orang tua, dan semua orang yang terlibat
yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini masih


banyak kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 25 Mei 2021

Penyusun,
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pembelajaran matematika memiliki peranan penting dalam


mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Kemampuan tersebut
diperlukan siswa untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang ada
dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana disebutkan dalam Kompetensi
Dasar Kurikulum 2013 yaitu menunjukkan sikap logis, kritis, analitik,
konsisten dan teliti, bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah
menyerah dalam memecahkan masalah.Sehingga kemampuan berpikir
kritis matematis merupakan salah satu kompetensi yang harus dicapai
melalui pembelajaran.
Kemampuan berpikir kritis matematis tidak hanya menekankan
siswa pada kemampuan menyelesaikan masalah, namun juga kemampuan
siswa dalam mengevaluasi penyelesaian masalah. Sehingga ketika terdapat
masalah dan penyelesaian masalah, siswa mampu mengevaluasi kebenaran
penyelesaian masalah tersebut. Sebuah komponen penting dalam berpikir
kritis adalah mengembangkan sikap atau kecenderungan dari seorang
pemikirkritis. Pemikir yang baik adalah pemikir yang termotivasi dan mau
berusaha untuk mengerjakan dengan penuh perencanaan, memeriksa
ketepatan, mengumpulkan informasi dan tetap berusaha untuk
menyelesaiakan permasalahan ketika solusi tidak jelas atau memerlukan
beberapa langkah. Sehingga pada pembelajaran matematika, kemampuan
berpikir kritis dapat dilatih melalui pembelajaran menggunakan persoalan
yang lebih dari sekedar mencari penyelesaian masalah.Contohnya
mengevaluasi penyelesaian masalah dan menganalisis masalah.
Menurut Erman menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa
merupakan salah satu bagian dari tujuan pembelajaran matematika.
Kemampuan berpikir kritis dapat membantu siswa memperoleh suatu
pengetahuan dengan cara hati-hati, tidak mudah menerima pendapat tetapi
mempertimbangkan menggunakan penalaran, sehingga kesimpulannya
terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan. Berpikir kritis
memungkinkan siswa menganalisis pemikiran sendiri untuk memastikan
bahwa ia telah menentukan pilihan dan menarik kesimpulan cerdas.Ada
empat proses yang dilewati dalam berpikir yaitu, proses pembentukan
pengertian, pembentukan pendapat, pembentukan keputusan, dan
pembentukan kesimpulan. Sehingga, penting bagi siswa untuk menguasai
kemampuan tersebut dalam proses pembelajaran matematika.
Melihat dari fakta-fakta di lapangan bahwa kemampuan berpikir
kritis siswa masih rendah, oleh sebab itu kemampuan berpikir kritis
matematika siswa perlu ditingkatkandengan mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kemampuan berpikir kritis matematika siswa. Salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis adalah
pendekatan belajar yang diberikan guru terhadap siswa.Siswa memerlukan
suasana pembelajaran yang dapat memberikan kebebasan dan rasa aman
bagi siswa untuk mengekspresikan pendapat dan keputusannya selama
proses pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu alternatif pendekatan yang
baik diterapkan pada pembelajaran matematika untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis matematika siswa adalah pendekatan
Open Ended.
Pendekatan Open Ended merupakan bagian dari pembelajaran
konstruktivisme. Konstruktivisme memiliki prinsip dasar yaitu,
pengetahuan dikonstruksi oleh siswa itu sendiri. Demikian juga dalam
pendekatan Open Ended, pengetahuan dikonstruksi oleh siswa sendiri dan
dalam pembelajarannya disajikan suatu permasalahan yang memiliki
beragam penyelesaian atau metode penyelesaiannya.Inilah kelebihan dari
pendekatan Open Ended, masalah terbuka sering dibutuhkan siswa untuk
menjelaskan pemikiran mereka dan dengan demikian memungkinkan guru
untuk memperoleh wawasan gaya belajar mereka, sejauh mana pemahaman
mereka, bahasa yang mereka gunakan untuk menggambarkan ide-ide
matematika, dan interpretasi mereka dari situasi matematika. Tanggapan
terhadap pertanyaan terbuka memberikan kita wawasan tentang apa yang
siswa pikirkan dan apa yang mereka ketahui tentang matematika.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan tersebut, maka


rumusan masalah yang akan dibahas adalah :

1. Apa pengertian dari Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (KBTT)?


2. Apa pentingnya Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (KBTT)?
3. Apa saja jenis-jenis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (KBTT)?
4. Apa saja indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (KBTT)?
5. Bagaimana rubrik penilaian Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
(KBTT)?
6. Bagaimana instrumen Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (KBTT)?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini berdasarkan latar


belakang dan rumusan masalah tersebut adalah:

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari Kemampuan Berpikir


Tingkat Tinggi (KBTT).
2. Untuk mengetahui dan memahami pentingnya Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi (KBTT).
3. Untuk mengetahui dan memahami jenis-jenis Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi (KBTT).
4. Untuk mengetahui dan memahami indikator Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi (KBTT).
5. Untuk mengetahui dan memahami rubrik penilaian Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi (KBTT).
6. Untuk mengetahui dan memahami instrumen Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi (KBTT).
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi


Kemampuan berpikir tingkat tinggi/Higher Order Thinking Skills
(HOTS) adalah proses berpikir yang mengharuskan murid untuk
memanipulasikan informasi dan ide ide dalam cara tertentu yang memberi
mereka pengertian dan implikasi baru (Gunawan, 2012:171). Limpan
menggambarkan berpikir tingkat melibatkan berpikir kritiss dan kreatif
yang dipandu oleh ide-ide kebenaran yang masing-masing makna. Berpikir
kritis dan kreatif saling ketergantungan, seperti juga kriteria dan nilai-nilai,
nalar, dan emosi. (Kuswana, 2012:200).
Menurut Ernawati (2017:196-197), berpikir tingkat tinggi atau
Higher Order Thinking Skills (HOTS) merupakan cara berpikir yang tidak
lagi hanya menghafal secara verbalistik saja namun juga memaknai hakikat
dari yang terkandung diantaranya, untuk mampu memaknai makna
dibutuhkan cara berpikir yang integralistik dengan analisis, sintesis,
mengasosiasi hingga menarik kesimpulan menuju penciptaan ide-ide kreatif
dan produktif.
Berdasarkan beberapa pendapat-pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi/Higher Order
Thinking Skills (HOTS) adalah kemampuan berpikir yang bukan hanya
sekedar mengingat, menyatakan kembali, dan juga merujuk tanpa
melakukan pengolahan, akan tetapi kemampuan berpikir untuk menelaah
informasi secara kritis, kreatif, berkreasi dan mampu memecahkan masalah.

2.2 Pentingnya KBTT dalam Pembelajaran Matematika

Matematika merupakan ilmu yang diajarkan disetiap tingkatan


kelas pada satuan pendidikan dasar dan menengah. Dalam
pembelajaran matematika siswa diharapkan dapat mengembangkan
diri dalam berfikir. Salah satu keterampilan berpikir adalah berpikir
tingkat tinggi (higher order thingking). Pentingnya penguasaan
keterampilan berpikir tingkat tinggi terdapat dalam beberapa poin
Standar Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah. Poin yang
diharapkan yaitu siswa dapat membangun dan menerapkan informasi
atau pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif, dapat
menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
dalam pengambilan keputusan, serta dapat menunjukkan kemampuan
menganalisis dan memecahkan masalah kompleks (Permendiknas No.
23 Tahun 2006). Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa belum
tercapainya kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan baik.

Kegiatan pembelajaran yang efektif diharapkan dapat


meningkatkan dan mengembangkan proses berpikir siswa.
Pembelajaran keterampilan berpikir memiliki beberapa kendala.
Misalnya peran guru yang sangat mendominasi di sekolah sebagai
penebar ilmu atau sumber ilmu, menjadikan siswa sebagai sebuah
tempat yang akan diisi dengan ilmu oleh guru. Masalah lain yang sudah
sering terjadi namun memang sulit diselesaikan adalah sistem evaluasi
dari prestasi siswa yang lebih banyak dilaksanakan dengan
menggunakan tes-tes yang pada dasarnya menguji kemampuan kognitif
tingkat rendah (Sastrawati, 2011). Oleh karena itu, perlu adanya
perubahan proses belajar di kelas yang meningkatkan kemampuan
pemikiran tingkat tinggi. Kemampuan berpikir tingkat tinggi ini
menghendaki seseorang untuk menerapkan informasi baru atau
pengetahuan sebelumnya dan memanipulasi informasi untuk
menjangkau kemungkinan jawaban dalam situasi baru (Rofiah, 2013).
Salah satu alternatif teknik pembelajaran yang mengupayakan siswa
untuk aktif dalam membangun, memahami materi pelajaran, dan juga
meningkatkan kemampuan pemikiran tingkat tinggi adalah teknik
probing-prompting.

Menurut Suherman (2008) teknik prompting-prompting adalah


pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan
yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir
siswa. Siswa dibimbing menuju konsep atau teori yang diinginkan
dengan menggunakan pengetahuan yang telah ada pada dirinya
menjadi pengetahuan baru. Menurut Permendiknas No. 23 Tahun 2006
diatas kemampuan berpikir kritis, kemampuan pemecahan masalah,
dan kemampuan berpikir kreatif termasuk ke dalam kemampuan
berpikir tingkat tinggi.

Siswa terkategori cukup dan kurang dalam berpikir tingkat


tinggi dikarenakan masih belum terbiasa memberikan penilaian berupa
dukungan atau menyangkal suatu gagasan dan masih lemah dalam
mengkreasi penyelesaian. Padahal dalam kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa dituntut untuk dapat memberikan penilaian dan
mengkreasi suatu penyelesaian yang merupakan merupakan indikator
kemampuan mengevaluasi dan mengkreasi seperti yang diungkap
karthwol (2002) bahwa dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi
terdapat tiga indikator yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan
mengkreasi.

Jadi, begitu penting kemampuan siswa untuk memiliki


kemampuan berpikir tingkat tinggi, dimana kemampuan tersebut dapat
menghendaki siswa untuk menerapkan informasi atau pengetahuan
baru yang didapatkan sebelumnya yang kemudian dimanipulasi untuk
menjangkau kemungkinan jawaban dalam situasi yang baru pada masa
yang akan datang. Dan juga untuk para guru, juga penting untuk
memiliki kemampuan berpikir tngkat tinggi, supaya dalam proses
pembelajaran guru tidak pasif hanya menjelaskan suatu materi dengan
monoton yang mengakibatkan siswa merasa bosan dan mengantuk.
2.3 Jenis Jenis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Menurut Bloom, kemampuan berpikir dibagi menjadi dua


bagian. Pertama adalah kemampuan berpikir tingkat rendah yang
penting dalam proses pembelajaran, yaitu: mengingat (remembering),
memahami (understanding), dan menerapkan (applying) Kedua adalah
yang diklasifikasikan ke dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi
berupa kemampuan menganalisis (analyzing), mengevaluasi
(evaluating), dan mencipta (creating). Terdapat lima kompetensi yang
dituntut dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi, sebagai berikut.
1. Kemampuan berpikir kritis (criticial thinking).
2. Kreatif dan inovasi (creative and innovative).
3. Kemampuan berkomunikasi (communication skill).
4. Kemampuan bekerja sama (collaboration).
5. Kepercayaan diri (confidence).

Pembelajaran yang berorientasi pada Kemampuan Berpikir Tingkat


Tinggi adalah pembelajaran yang melibatkan 3 (tiga) aspek
kemampuan berpikir tingkat tinggi yaitu: transfer of knowledge, critical
and creative thinking, dan problem solving

a. Berpikir Tingkat Tinggi Sebagai Transfer of Knowledge. Di


dalam hubungannya dengan Kemampuan berpikir tingkat tinggi
HOTS sebagai transfer of knowledge, maka pembelajaran akan
menyatukan kemampuan berpikir sesuai ranah kognitif, afektif,
dan psikomotor.
b. Berpikir Tingkat Tinggi Sebagai Critical dan Creative Thinking.
Secara sederhana, kemampuan berpikir kritis artinya
kemampuan untuk membuat penilaian – penilaian yang masuk
akal. Keterampilan berpikir kritis dan kreatif (Critical and
Creative Thinking) merupakan proses dimana segala
pengetahuan dan keterampilan dikerahkan dalam memecahkan
permasalahan yang muncul.
c. Berpikir Tingkat Tinggi Sebagai Problem Solving. Problem
solving adalah suatu metode dalam memecahkan suatu
permasalahan. Idealnya aktivitas pembelajaran tidak hanya
difokuskan pada upaya mendapatkan pengetahuan sebanyak-
banyaknya. Akan tetapi, pembelajaran juga mencakup aspek
tentang bagaimana menggunakan segenap pengetahuan yang
didapat untuk menghadapi situasi baru atau memecahkan
masalah-masalah khusus yang ada kaitannya dengan materi
yang dipelajari.
2.4 Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Menurut Krathwohl dalam Purbaningrum (2017), indikator untuk


mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi:

1. Menganalisis (analyzing)
a. Menganalisis informasi yang masuk dan membagi – bagi atau
menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih sederhana untuk
mengenali pola atau hubungan yang ada.
b. Mampu mengenali dan membedakan faktor penyebab dan akibat dari
sebuah skenario yang rumit.
c. Mengidentifikasi / merumuskan pertanyaan
2. Mengevaluasi (evaluating)
a. Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, dan metodologi dengan
menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk
memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.
b. Membuat hipotesis, mengkritik dan melakukan pengujian
c. Menerima atau menolak sesuatu pernyataan berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan
3. Mengkreasi (creating)
a. Membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap sesuatu.
b. Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah.
c. Mengorganisasikan unsur – unsur atau bagian – bagian menjadi struktur
baru yang belum pernah ada.
2.5 Rubrik Penilaian Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Panduan skor Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (KBTT) oleh Khotimah (2011)
sebagai berikut.

Indikator Penilaian Skor

Tidak mampu melakukan analisis sama sekali 0

Belum mampu memeriksa dan mengurai informasi secara tepat,


belum mampu memformulasikan masalah, sehingga langkah 1
penyelesaian dan jawaban akhir tidak tepat

Mampu memeriksa dan mengurai informasi secara tepat, mampu


memformulasikan masalah, namun masih terdapat kesalahan 2
dalam langkah penyelesaian dan jawaban akhir
Menganalisis
Mampu memeriksa dan mengurai informasi secara tepat, mampu
memformulasikan masalah, dan memberikan langkah
3
penyelesaian dengan hampir tepat atau terdapat sedikit kekeliruan
dalam menjawab soal

Mampu memeriksa dan mengurai informasi secara tepat, mampu


memformulasikan masalah, serta memberikan langkah 4
penyelesaian dengan tepat

Tidak mampu menilai, menyangkal, ataupun mendukung suatu


gagasan dan memberikan alasan yang mampu memperkuat 0
jawaban yang diperoleh sama sekali

Tidak mampu memberikan alasan yang mampu memperkuat


Mengevaluasi jawaban yang diperoleh dengan tepat, namun jawaban sudah 1
hampir mengarah ke penyelesaian yang tepat

Kurang mampu memberikan alasan yang mampu memperkuat


jawaban yang diperoleh dengan tepat, sehingga belum mampu 2
memberikan keputusan/kesimpulan akhir dengan tepat
Mampu memberikan alasan yang mampu memperkuat jawaban
yang diperoleh dengan tepat, namun tidak memberikan 3
keputusan/kesimpulan akhir

Mampu menilai, menyangkal, ataupun mendukung suatu gagasan


dan memberikan alasan yang mampu memperkuat jawaban yang 4
diperoleh dengan tepat

Tidak mampu merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah


0
atau memadukan informasi menjadi strategi sama sekali

Belum mampu merancang suatu cara untuk menyelesaikan


masalah atau memadukan informasi dengan tepat, namun 1
rancangan jawaban sudah hampir mengarah ke cara yang tepat

Mampu merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah


Mengkreasi namun belum mampu memadukan informasi menjadi strategi yang 2
tepat

Mampu merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah atau


memadukan informasi menjadi strategi dengan hampir tepat atau 3
masih terdapat sedikit kesalahan dalam menuliskan jawaban

Mampu merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah atau


4
memadukan informasi menjadi strategi yang tepat

2.6 Instrument KBTT

Instrumen Tes Indikator Alternatif Jawaban Skor


KBTT
Rio dapat mengisi Memahami masalah
Menganalisis 4
4 Diketahui : 8 karung →9 bagian lumbung padi
bagian lumbung padi
5
4 karung + 9 keranjang → sisa
4
dengan 8 karung. Jika bagian lumbung padi
Rio dapat mengisi
Ditanya : Berapa banyak keranjang yang
dibutuhkan untuk mengisi lumbung padi?
penuh sisa bagian Mengevaluasi Menentukan sisa bagian lumbung
lumbung tersebut 4
8 karung → 9 bagian lumbung padi
4 5
dengan 4 karung dan 9 Sisa bagian lumbung padi 9 = 9 Jadi, 4
5
keranjang. Berapa 4 karung + 9 karung dapat mengisi 9 bagian.
banyak keranjang
yang diperlukan Rio Mengkreasi Menentukan banyaknya keranjang yang
untuk mengisi diperlukan
lumbung yang Strategi penyelesaian
4
kosong? a. 8 karung = 9
4
1karung = 72
1
1 karung = 18
4
b. 8 karung = 9 4
2
4 karung = 9

Menghubungkan unsur-unsur bagian,sehingga


Jelas.
Kemungkinan solusi
5
a. 4 karung + 9 keranjang = 9
1 5
4 (18) + 9 keranjang = 9
5 4
9 keranjang = −
9 18
3
9 keranjang = 9

Jadi, untuk memenuhi lumbung padi


tersebut dibutuhkan 27 keranjang.
5
b. 4 karung + 9 keranjang = 9
2 5
+ 9 keranjang =
9 9
3
9 keranjang = 9
3 1
1 keranjang = 9 = 3

Jadi, untuk memenuhi lumbung padi


tersebut dibutuhkan 27 keranjang.
5
c. 4 karung + 9 keranjang = 9
2 5
+ 9 keranjang =
9 9
3 1
9 keranjang = 9 = 3

9 keranjang × 3 = 1
40 keranjang = 1
Jadi, untuk memenuhi lumbung padi
tersebut dibutuhkan 27 keranjang.
Total Skor 12
Instrumen Tes Indikator Alternatif Jawaban Skor
KBTT
Rehan berumur 3 Menganalisis Diketahui: Usia Rehan 3 tahun lebih tua dari
tahun lebih tua dari Bunga
Bunga. Ayah berumur Ayah berumur dua kali jumlah umur 4
dua kali jumlah umur Rehan dan Bunga
Bunga dan Rehan. Jumlah umur Rehan, Bunga dan
Jika jumlah umur Ayah 63 tahun
mereka bertiga 63 Ditanya: Hitunglah umur Rehan, Bunga dan
tahun. Hitunglah umur Ayah?
mereka bertiga? Mengevaluasi Membuat dugaan sementara
Misal ayah 33 tahun, umur Rehan 9 tahun dan
umur Bunga 6 tahun Ayah mereka dua kali 4
jumlah umur Rehan dan Bunga= 33 tahun + 18
tahun + 12 tahun = 63 tahun
Mengkreasi Strategi penyelesaian:
• Misalnya
Umur Bunga = x
Usia Rehan 3 tahun lebih tua dari Bunga
Maka umur Rehan = x +3
• Ayah mereka berumur dua kali jumlah
umur mereka. Maka:
Umur ayah adalah 2(x+x+3) = 2(2x+ 3)
Jumlah umur Rehan, Bunga dan Ayah
adalah 63 4
• Menentukan umur Bunga
x +( x + 3) + 2 (2x + 3 ) = 63
maka x + x +3 + 2 (2x + 3) = 63
6x + 9 = 63
6x = 63-9
6x = 54
54
x= 6
x=9
Jadi Umur Bunga 9 tahun
• Menentukan umur Rehan
Rehan berumur 3 tahun lebih tua dari Bunga
Umur Rehan = Umur Bunga + 3 tahun
= 9 tahun + 3 tahun= 12 tahun
Jadi, umur Rehan 12 tahun
• Menentukan umur Ayah
Ayah mereka berumur dua kali jumlah umur
Rehan dan Bunga
= (umur Rehan x 2) + (umur Bunga x 2)
= (12 x 2) + ( 9 x 2)
= 24 + 18
= 42 tahun
Jadi, umur ayah 42 tahun
Berdasarkan hal ini dapat diketahui
Jadi jumlah umur mereka bertiga 63 tahun
Jadi, umur Bunga 9 tahun, Rehan 12 tahun, dan
Ayah 42 tahun
Total 12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kemampuan berpikir tingkat tinggi/ Higher Order Thinking Skills (HOTS)
adalah kemampuan berpikir yang bukan hanya sekedar mengingat, menyatakan
kembali, dan juga merujuk tanpa melakukan pengolahan, akan tetapi kemampuan
berpikir untuk menelaah informasi secara kritis, kreatif, berkreasi dan mampu
memecahkan masalah.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan bagian dari intelektual manusia


dalam proses kognitif. Kemampuan berpikir tingkat tinggi penting untuk
keterampilan kognitif yang memungkinkan seseorang untuk memahami informasi,
menerapkan pengetahuan, mengekspresikan konsep yang kompleks, mengkritik,
merevisi sesuai hasil konstruksi, memecahkan masalah, serta membuat keputusan.
Adapun kemampuan berpikir tingkat tinggi ini dikategorikan lagi menjadi 3 yaitu
menganalisis, mengevaluasi dan mecipta.

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan kajian teoritis dapat dikemukakan beberapa saran


yaitu :
1. Konsep kemampuan berpikir tingkat tinggi dipelajari oleh lanjut terutama bagi
calon pendidik untuk terciptanya kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien
2. Peningkatan penggunaan kemampuan berpikri tingkat tinggi terhadap peserta didik
mengingat kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah unsur yang penting dalam
suatu proses pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA

Purbaningrum, K. A. (2017). Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa smp dalam


pemecahan masalah matematika ditinjau dari gaya belajar. JPPM (Jurnal
Penelitian dan Pembelajaran Matematika), 10(2).
http://repository.ump.ac.id/7373/3/Anugrah%20Aningsih%20Bab%20II.pdf
https://eprints.uny.ac.id/23177/1/BAB%20I.pdf
http://repository.uinsuska.ac.id/13120/6/6.%20BAB%20I_2018583PMT.pdf

Anda mungkin juga menyukai