Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH HIGH ORDER THINKING IN MATHEMATICS

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS

DOSEN PENGAMPU MAKALAH


Dr. NAHOR MURANI HUTAPEA, M.Pd

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
AINUL MARDIAH (1905111200)
CATHRINA KORWA (1705195295)
FANNY NURMAULIDA (1905124103)
HELA AZZAHRA (1905112347)
YELSY SISKA ZHONA (1705122258)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Kemampuan Berpikir Kritis Matematis (KBKM) “.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
High Order Thinking (HOT) in Mathematics.

Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat bantuan dari


berbagai pihak, maka dari itu pada kesempatan ini kami ingin
menyampaikan terima kasih kepada dosen pengajar, orang tua, dan semua
orang yang terlibat yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini masih


banyak kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 20 April 2021

Penyusun,
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu kemampuan berpikir yang termasuk ke dalam
kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah kemampuan berpikir kritis.
Kemampuan berpikir kritis dapat dikembangkan melalui pembelajaran
matematika di sekolah ataupun perguruan tinggi, yang menitik beratkan
pada sistem, struktur, konsep, prinsip, serta kaitan yang ketat antara suatu
unsur dan unsur lainnya. Pembelajaran matematika memiliki peranan
penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Kemampuan
tersebut diperlukan siswa untuk membantu menyelesaikan permasalahan
yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan berpikir kritis
matematis ini tidak hanya menekankan siswa pada kemampuan
menyelesaikan masalah, namun juga kemampuan siswa dalam
mengevaluasi penyelesaian masalah. Sehingga ketika terdapat masalah dan
penyelesaian masalah, siswa mampu mengevaluasi kebenaran
penyelesaian masalah tersebut.

Secara umum, terdapat beberapa aspek yang menunjukkan


kemampuan berpikir tingkat tinggi,salah satunya yaitu kemampuan
berpikir kritis.. Berpikir kritis sangat diperlukan untuk menuju ke suatu
titik tujuan, yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi.

Glaser (Fisher, 2014: 3) mendefinisikan berpikir kritis sebagai berikut:

a. Suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan


hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang,
b. Pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang
logis,
c. Keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut.
Berpikir kritis menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap
keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan
kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkan. Berpikir kritis dapat
diartikan sebagai proses untuk memutuskan apa yang harus diyakini atau
suatu hal yang dilakukan secara reflektif dalam membuat pertimbangan
yang masuk akal. Berpikir kritis memungkinkan siswa memanfaatkan
potensi dalam dirinya ketika menyikapi masalah.
Pelajaran matematika erat kaitannya dengan kemampuan berpikir
kritis. Sesuai dengan Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 (Standar Isi),
menyatakan bahwa mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada
semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama. Oleh karena itu, sangat diperlukan peningkatan
kemampuan berpikir kritis yang juga merupakan salah satu prioritas dalam
pembelajaran matematika di sekolah. Kemampuan berpikir kritis
merupakan proses yang dapat dilatih, salah satunya yaitu dengan
membiasakan bernalar. Penalaran yaitu suatu proses berpikir dalam
pencapaian suatu kesimpulan logis berdasarkan fakta-fakta dan sumber
yang relevan (Rohmah, 2016:1442).
Menurut Erman menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa
merupakan salah satu bagian dari tujuan pembelajaran matematika.
Kemampuan berpikir kritis dapat membantu siswa memperoleh suatu
pengetahuan dengan cara hati-hati, tidak mudah menerima pendapat tetapi
mempertimbangkan menggunakan penalaran, sehingga kesimpulannya
terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan. Berpikir kritis
memungkinkan siswa menganalisis pemikiran sendiri untuk memastikan
bahwa ia telah menentukan pilihan dan menarik kesimpulan cerdas.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan tersebut, maka
rumusan masalah yang akan dibahas adalah :
1. Apa pengertian dari Kemampuan Berpikir Kritis Matematis (KBKM)?
2. Apa pentingnya Kemampuan Berpikir Kritis Matematis (KBKM)?
3. Apa saja jenis-jenis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis (KBKM)?
4. Apa saja indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis (KBKM)?
5. Bagaimana rubrik penilaian Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
(KBKM)?
6. Bagaimana instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Matematis (KBKM)?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini berdasarkan latar
belakang dan rumusan masalah tersebut adalah:
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis (KBKM).
2. Untuk mengetahui dan memahami pentingnya Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis (KBKM).
3. Untuk mengetahui dan memahami jenis-jenis Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis (KBKM).
4. Untuk mengetahui dan memahami indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis (KBKM).
5. Untuk mengetahui dan memahami rubrik penilaian Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis (KBKM).
6. Untuk mengetahui dan memahami instrumen Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis (KBKM).
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis Matematis


Saat ini kemampuan berpikir kritis sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari, karena untuk mengembangkan kemampuan berpikir lainnya,
seperti kemampuan untuk membuat keputusan dan menyelesaikan
masalah. Banyak sekali fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang perlu
dikritisi. Pengertian berpikir kritis dikemukakan oleh banyak pakar.
Beberapa di antaranya :

1. Jumaisyaroh, dkk (2015: 88) berpendapat bahwa kemampuan berpikir


kritis matematis adalah suatu kecakapan berpikir secara efektif yang
dapat membantu seseorang untuk membuat, mengevaluasi, serta
mengambil keputusan tentang apa yang diyakini atau dilakukan.
2. Krulik dan Rudnick (dalam Sabandar, 2007: 3) mengemukakan
bahwa, “yang termasuk berpikir kritis dalam matematika adalah
berpikir yang menguji, mempertanyakan, menghubungkan,
mengevaluasi semua aspek yang ada dalam suatu situasi ataupun suatu
masalah”.
3. Menurut Beyer (Filsaime, 2008: 56) berpikir kritis adalah sebuah cara
berpikir disiplin yang digunakan seseorang untuk mengevaluasi
validitas sesuatu (pernyataan-penyataan, ide-ide, argumen, dan
penelitian).
4. Menurut Screven dan Paul serta Angelo (Filsaime, 2008: 56)
memandang berpikir kritis sebagai proses disiplin cerdas dari
konseptualisasi, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi aktif dan
berketerampilan yang dikumpulkan dari, atau dihasilkan oleh
observasi, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi sebagai
sebuah penuntun menuju kepercayaan dan aksi.
5. Rudinow dan Barry (Filsaime, 2008: 57) berpendapat bahwa berpikir
kritis adalah sebuah proses yang menekankan sebuah basis
kepercayaan kepercayaan yang logis dan rasional, dan memberikan
serangkaian standar dan prosedur untuk menganalisis, menguji dan
mengevaluasi.
6. Menurut Halpern (Rudd et al, 2003 : 128) mendefinisikan critical
thingking as ‘...the use of cognitive skills or strategies that increase the
probability of desirable outcome.’
7. Sedangkan menurut Ennis (1996). “Berpikir kritis adalah sebuah
proses yang dalam mengungkapakan tujuan yang dilengkapi alasan
yang tegas tentang suatu kepercayaan dan kegiatan yang telah
dilakukan.”
Berdasarkan pengertian-pengertian keterampilan berpikir kritis di
atas maka dapat dikatakan bahwa keterampilan berpikir kritis merupakan
keterampilan berpikir yang melibatkan proses kognitif dan mengajak siswa
untuk berpikir reflektif terhadap permasalahan. Berpikir kritis melibatkan
keahlian berpikir induktif seperti mengenali hubungan, manganalisis
masalah yang bersifat terbuka, menentukan sebab dan akibat, membuat
kesimpulan dan mem-perhitungkan data yang relevan. Sedang keahlian
berpikir deduktif melibatkan kemampuan memecahkan masalah yang
bersifat spasial, logis silogisme dan membedakan fakta dan opini.
Berpikir kritis mengandung aktivitas mental dalam hal
memecahkan masalah, menganalisis asumsi, memberi rasional,
mengevaluasi, melakukan penyelidikan, dan mengambil keputusan. Dalam
proses pengambilan keputusan, kemampuan mencari, menganalisis dan
mengevaluasi informasi sangatlah penting. Orang yang berpikir kritis akan
mencari, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan
berdasarkan fakta kemudian melakukan pengambilan keputusan. Ciri
orang yang berpikir kritis akan selalu mencari dan memaparkan hubungan
antara masalah yang didiskusikan dengan masalah atau pengalaman lain
yang relevan. Berpikir kritis juga merupakan proses terorganisasi dalam
memecahkan masalah yang melibatkan aktivitas mental yang mencakup
kemampuan: merumuskan masalah, memberikan argumen, melakukan
deduksi dan induksi, melakukan evaluasi, dan mengambil keputusan.

2.2 Pentingnya KBKM dalam Pembelajaran Matematika

Menurut Susiyati (2014), kemampuan berpikir kritis dan kreatif


sangat diperlukan oleh siswa mengingat bahwa dewasa ini ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan memungkinkan
siapa saja bisa memperoleh informasi secara cepat dan mudah dengan
melimpah dari berbagai sumber dan tempat manapun di dunia. Hal ini
mengakibatkan cepatnya perubahan tatanan hidup serta perubahan
global dalam kehidupan. Jika para siswa tidak dibekali dengan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif maka mereka tidak akan mampu
mengolah menilai dan megambil informasi yang butuhkannya untuk
menghadapi tantangan tersebut. Oleh karena itu kemampuan berpikir
kritis dan kreatif adalah merupakan kemampuan yang penting dalam
mata pelajaran matematika.
Menurut Wijaya (2014), kemampuan berpikir kritis matematis
merupakan hal yang harus dimiliki siswa karena berpikir kritis memiliki
tujuh aspek. Tujuh aspek tersebut adalah induksi, deduksi, hasil
penilaian, observasi, kreadibilitas, asumsi, dan makna. Tujuh aspek itu
membuat siswa lebih selektif seiring perkembangan arus global
Kemampuan berpikir kritis dibutuhkan seseorang agar dapat memilih,
mengelola, dan menindaklanjuti informasi yang diperoleh, karena tidak
semua informasi yang diperoleh akan sesuai dengan kebutuhannya.
Selain itu berpikir kritis memainkan peranan yang penting dalam banyak
macam pekerjaan, khususnya pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan
ketelitian dan berpikir analitis (Watson dan Glaser, 1980:1).
Selain itu Suherman (Hanifah 2013) menyebutkan bahwa
berdasarkan Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Matematika,
tujuan umum diberikannya matematika pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah meliputi dua hal yaitu:
1. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi erubahan keadaan
di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang melalui
latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, dan kritis,
cermat, jujur, eektif, dan efisien.
2. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola
pikir matematik dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari
berbagai ilmu pengetahuan Sejalan dengan pernyataan di atas Sumarmo
(2012 : 4) mengatakan bahwa pendidikan matematika pada hakekatnya
mempunyai dua arah pengembangan yaitu untuk memenuhi kebutuhan
masa kini dan masa datang.
Kebutuhan masa kini yaitu kebutuhan yang mengarah pada
kemampuan pemahaman konsep-konsep yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah matematika dan ilmu pengetahuan lainnya.
Yang dimaksud kebutuhan masa datang adalah kebutuhan yang
mengarah pada kemampuan nalar yang logis, sistematis, kritis, dan
cermat serta berfikir objektif dan terbuka untuk menghadapi masalah
dalam kehidupan sehari-hari serta untuk menghadapi masa depan yang
selalu berubah.
Kemudian sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 23
Tahun 2006 mengenai Standar Kompetensi Kelulusan pada mata
pelajaran matematika untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah,
telah dipaparkan bahwa salah satu tujuan mata pelajaran matematika
adalah untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir
logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan
bekerjasama. Berdasarkan tujuan tersebut terlihat bahwa kemampuan
berpikir kritis merupakan salah satu point penting dalam pelaksanaan
pembelajaran matematika di sekolah.

Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan


pendidikan menengah adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup
menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang
selalu berkembang melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara
logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efisien, dan efektif (Puskur, 2002).
Pentingnya berpikir kritis juga diungkapkan oleh Peter (2012:39) bahwa
“student who are able to think critically are able to solve problem
effectively”. Agar dapat bersaing dalam dunia kerja dankehidupan
pribadi, siswa harus memiliki kemampuan pemecahan masalah dan
harus bisa berfikir kritis. Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis
penting dikembangkan dalam setiap kegiatan pembelajaran, terutama
dalam pelajaran matematika.
Pentingnya kemampuan berpikir kritis dalam matematika
diungkapan oleh Lunenburg (2011) (dalam Hanifah :2013) yang
berpendapat bahwa”... in the minds of student thinking critically,
mathematical content is transformed into mathematical thinking”.
Dalam masyarakat modern, berpikir mengarah pada berpikir dalam
tingkatan yang lebih tinggi, salah satunya yaitu berpikir kritis (Johnson,
2006). Sumarmo (2012) mengatakan bahwa berpikir kritis lebih dari
sekedar berpikir tingkat tinggi karena dalam berpikir kritis memuat
disposisi kritis yang tidak termuat dalam berpikir tingkat tinggi lainnya.
Menurut Istianah (2012) kemampuan berpikir siswa, baik berpikir kritis
maupun berpikir kreatif merupakan kemampuan yang penting untuk
dimiliki agar dapat memecahkan persoalanpersoalan yang dihadapi
dalam dunia yang senantiasa berubah.
Keterampilan berpikir kritis perlu dikembangkan dalam
pembelajaran matematika, sesuai dengan tujuan pendidikan matematika
sekolah yang memberi penekanan pada penataan nalar anak serta
pembentukan pribadi anak (Soedjadi,1995) Berpikir matematis
merupakan bagian penting dalam pembelajaran matematika. Berpikir
matematis adalah kebutuhan bagi siswa untuk mencapaikesuksesan
dalam kehidupan khusunya pada pekerjaan di kehidupan nyata. Rcup
(Klopers, Magda & Mary), mengukapkan dalam belajar matematika
siswa harus belajar berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah.
Kemampuan berpikir kritis merupakan hal yang wajib dikembangkan.
Menurut Subbotin dan Michael, saat ini komplikasi masalah
teknologi dalam kehidupan kita meminta solusi berpikir tingkat tinggi
yang dapat dikonseptualkan sebagai hal kompleks. Subbotin dan
Michael mengukapkan berpikir tersebut disebut berpikir kritis,
didalamnya terdapat sintesis, analisis, abstraksi, ketidaktentuan, aplikasi
berbagai kriteria, reflektif, membuat keputusan, menggambarkan
kesimpulan, dan mengeneralisasi. Hal tersebut dapat memfasilitasi
perpindahan pengetahuan, menggunakan dan mentransformasi
pengetahuan yang sudah ada untuk membuat pengetahuan baru. Menurut
Sudiyasa (2014) kemampuan berpikir kritis matematis merupakan
kemampuan yang sangat penting dimiliki oleh setiap siswa dalam
pembelajaran matematika Kemampuan berpikir kritis dapat
dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran di kelas.

Aktivitas kemampuan berpikir kritis dapat dimunculkan dalam


hal menghadapi tantangan, hal-hal yang baru, non rutin, misalnya
masalah kontekstual matematika. Krulik dan Rudnick (NCTM, 1999)
mengemukakan bahwa yang termasuk berpikir kritis adalah berpikir
yang menguji, mempertanyakan, menghubungkan, mengevaluasi semua
aspek yang ada dalam suatu situasi ataupun suatu masalah.
Sebagai contoh, ketika seseorang sedang membaca suatu naskah
ataupun mendengarkan suatu ungkapan atau penjelasan ia akan berusaha
memahami dan coba menemukan atau mendeteksi adanya hal-hal yang
istimewa dan yang perlu ataupun yang penting. Demikian juga dari suatu
data ataupun informasi ia akan dapat membuat kesimpulan yang tepat
dan benar sekaligus melihat adanya kontradiksi ataupun ada tidaknya
konsistensi atau kejanggalan dalam informasi itu. Jadi dalam berpikir
kritis itu orang menganalisis dan merefleksikan hasil berpikirnya.Tentu
diperlukan adanya suatu observasi yang jelas serta aktifitas eksplorasi,
dan inkuiri agar terkumpul informasi yang akurat yang membuatnya
mudah melihat ada atau tidak ada suatu keteraturan ataupun sesuatu
yang mencolok.

2.3 Jenis Jenis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Menurut Sumamrmo dalam Abdullah (2016), Ditinjau dari


kedalaman atau kekompleksan kegiatan matematika yang terlibat, berpikir
matematika dapat digolongkan dalam berpikir matematik tingkat rendah
(low order mathematical tinking) dan berpikir matematik tingkat tinggi
(high order mathematical thinking). Berpikir matematik tingkat rendah
mencakup pemahaman tingkat rendah, seperti mengenal dan menghafal
rumus serta menggunakan dalam perhitungan rutin/algoritmik
(pemahaman mekanikal, pemahaman komputasional, pemahaman
instrumental, knowing how to). Berpikir matematik tingkat tinggi meliputi
pemahaman tingkat tinggi (pemahaman rasional, relasional, fungsional,
knowing), berpikir kritis matematis, kreatif matematis dan intuitif.

Selain berdasarkan kedalaman atau kekompleksan kegiatan


matematika, berpikir matematis dapat dikelompokkan berdasarkan jenis
kemampuannya dalam matematika (Sumarmo, 2008: 3) yaitu:

1. Pemahaman konsep (conceptual understanding),


2. Pemecahan masalah (problem solving),
3. Penalaran dan pembuktian (reasoning and proof),
4. Komunikasi (communication),
5. Koneksi (connection),
6. Representasi (representation).

Kemampuan berpikir tingkat tinggi pada jenis pemahaman konsep


(conceptual understanding), pemecahan masalah (problem solving),
penalaran dan pembuktian (reasoning and proof), komunikasi
(communication), koneksi (connection), dan representasi (representation)
termuat di dalam National Council of Teachers of Mathematics (NCTM,
2000) sebagai prinsip dan standar matematika sekolah.
Dalam NCTM (2000), pemahaman konseptual (conceptual
understanding) dinyatakan sebagai salah satu prinsip belajar matematika
sekolah. Ini berarti bahwa dalam pembelajaran matematika di sekolah,
siswa mempelajari konsep matematika dengan pemahaman (conceptual
understanding), secara aktif membangun pengetahuan baru, dari
pengalaman dan pengetahuan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa
pemahaman yang dimaksud adalah pemahaman yang termasuk dalam
berfikir matematis tingkat tinggi. Sedangkan pemecahan masalah (problem
solving), penalaran dan pembuktian (reasoning and proof), komunikasi
(communication), koneksi (connection), dan representasi (representation)
dinyatakan sebagai standar proses atau kompetensi dalam pembelajaran
matematika di sekolah.

2.4 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Adapun Indikator-indikator kemampuan berpikir kritis menurut


R.H Ennis yang dikutip Rifa Rakhmasari (2010: 29-32) terdiri atas dua
belas komponen yaitu:

1. Merumuskan masalah;
2. Menganalisi argumen;
3. Menanyakan dan menjawab pertanyaan;
4. Menilai kredibilitas sumber informasi;
5. Melakukan observasi dan menilai laporan hasil observasi;
6. Membuat deduksi dan menilai deduksi;
7. Membuat induksi dan menilai induksi;
8. Mengevaluasi;
9. Mendefinisikan dan menilai definisi;
10. Mengidentifikasi asumsi;
11. Memutuskan dan melaksanakan; dan
12. Berinteraksi dengan orang lain.
Indikator berpikir kritis menurut Edward Glaser (1941) yang
dikutip Alec Fisher (2009:7) diterjemahkan oleh Benyamin Hadinata
(2008), diantaranya yaitu:

1) Mengenal masalah;
2) Mencari cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-
msalah itu;
3) Mengumpulkan data dan menyusun informasi yang diperlukan;
4) Mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan;
5) Memahami dan menggunakan bahasa secara tepat, jelas dan khas;
6) Menganalisis data;
7) Menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan-pernyataan;
8) Mengenal adanya hubungan yang logis antar masalah-masalah;
9) Menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang
diperlukan;
10) Menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang
seseorang ambil;
11) Menyusun kembali pola-pola kenyakinan seseorang berdasarkan
pengalaman yang lebih luas;
12) Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal yang kualitas-kualitas
tertentu dalam kehidupan sehari-hari.

2.5 Rubrik Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Berikut rubrik penilaian kemampuan berpikir kritis matematis yang


dimodifikasi dari Ennis (Aryati, 2009:88)
Berikut rubrik penilaian kemampuan berpikir kritis matematis yang dimodifikasi
dari Ismaimuza dan Musdalifah (2013) yang disajikan dalam tabel dibawah ini

Indikator
Kemampuan Kategori
Indikator Penilaian Skor
Berpikir Kritis Penilaian
Matematis
Menginterpretasi Tidak menjawab atau
menuliskan ulang
informasi yang
diberikan dari dalam
Sangat Kurang 0
soal tetapi tidak
mengubahnya
menjadi kalimat
matematika
Melakukan kesalahan
dalam mengubah
informasi menjadi
kalimat matematika
Kurang 1
dari suatu soal
pertidaksamaan
linear satu variabel
yang diberikan
Dapat mengubah
informasi dari soal
pertidaksaman linear
satu variabel yang
diberikan tetapi Cukup Baik 2
belum dapat
menyusunnya
menjadi kalimat
matematika
Dapat mengubah
informasi menjadi
kalimat matematika
dari soal
pertidaksamaan
Baik 3
linear satu variabel
yang diberikan tetapi
belum dapat
menyusunnya secara
lengkap
Dapat mengubah
informasi dari soal
pertidaksamaan
linear satu variabel
yang diberikan Sangat Baik 4
menjadi kalimat
matematika dan
menyusunnya dengan
benar dan lengkap
Menganalisis Tidak menjawab atau
memberikan jawaban
yang salah atau tidak
dapat menentukan Sangat Kurang 0
informasi penting
dari soal yang
diberikan
Dapat menentukan
informasi yang Kurang 1
diberikan, tetapi
tidak dapat
menentukan strategi
yang digunakan
untuk menyelesaikan
soal
Dapat menentukan
informasi penting
dari soal yang
diberikan tetapi
melakukan kesalahan
dalam
menghubungkannya
dengan strategi yang
digunakan untuk
menyelesaikan soal
tersebut atau dapat Cukup Baik 2
menentukan
informasi penting
dari soal yang
diberikan, dapat
menghubungkannya
dengan strategi
penyelesaian tetapi
melakukan kesalahan
dalam melakukan
perhitungan
Dapat menentukan
informasi yang
penting dari soal
yang diberikan, dapat
menghubungkan
informasi dengan
strategi yang
digunakan dan dapat
Baik 3
melakukan
perhitungan yang
benar dalam
menyelesaikan soal
tersebut tetapi
melakukan kesalahan
dalam menarik
kesimpulan.
Dapat menentukan
informasi penting
Sangat Baik 4
dari soal yang
diberikan, dapat
menghubungkan
informasi tersebut
dengan strategi yang
digunakan dalam
menyelesaikan soal
serta dapat
melakukan
perhitungan dan
menarik kesimpulan
dengan benar dari
penyelesaian yang
telah diperoleh
Mengevaluasi Tidak menjawab atau
memberikan jawaban
tanpa memberikan
Sangat Kurang 0
alasan atau argumen
pendukung jawaban
tersebut.
Dapat menuliskan
informasi yang
penting dari soal
yang diberikan tetapi
tidak menilai
langkah-langkah
penyelesaian masalah
atau dapat
menuliskan informasi Kurang 1
yang penting, menilai
langkah-langkah
penyelesaian masalah
tetapi tidak
memberikan alasan
atau argumen
pendukung jawaban
tersebut.
Dapat menuliskan
informasi yang
penting dari soal
yang diberikan, tetapi
membuat kesalahan
dalam menentukan Cukup Baik 2
argumen atau alasan
pendukung dalam
menilai langkah-
langkah penyelesaian
masalah
Dapat menuliskan
informasi yang
penting dari soal
yang diberikan dan
dapat menentukan
argumen untuk
menilai langkah-
langkah penyelesaian
masalah dengan
benar tetapi tidak
menguji kesimpulan
atau dapat Baik 3
menuliskan informasi
yang penting dan
dapat menentukan
argumen untuk
menilai langkah-
langkah penyelesaian
masalah dengan
benar tetapi
melakukan kesalahan
dalm menguji
kesimpulan
Dapat menuliskan
informasi yang
penting dari soal
yang diberikan dan
dapat menentukan
argumen atau alasan
pendukung untuk Sangat Baik 4
menilai langkah-
langkah penyelesaian
masalah di dalam
soal serta dapat
menguji kesimpulan
dengan benar

2.6 Instrument KBKM


Instrumen Tes KBKM Indikator Alternatif Jawaban Skor
Reza berumur 3 tahun Menginterpr Diket : Usia Reza 3 tahun lebih tua
etasi dari Gabi Ayah mereka
lebih tua dari Gabi. Ayah
berumur dua kali jumlah umur
mereka berumur dua kali mereka Jumlah umur
Gabi,Reza, dan Ayah adalah
jumlah umur mereka. 3
63
Jumlah umur mereka
Ditanya : Berapa Umur Gabi?
bertiga adalah 63.
Berapakah umur Gabi,
Reza dan ayahnya.
Menganalisis Jawab : Tahap Membuat rencana
penyelesaian masalah
Misalkan Umur Gabi = x
Usia Reza 3 tahun lebih tua dari Gabi Maka
umur Reza = x + 3 3
Tahap melaksanakan penyelesaian masalah
Ayah mereka berumur dua kali jumlah umur
mereka
Artinya
Umur ayah adalah 2 ( x + x + 3 )= 2 (2x + 3)
Jumlah umur Gabi,Reza, dan Ayah adalah 63
Artinya
x + ( x + 3) + 2 (2x + 3 ) = 63
maka x + x + 3 + 2 (2x + 3) = 63
6x + 9 = 63
6x = 63- 9
6x = 54
x = 54/6
x=9
Jadi Umur Gabi 9 tahun
Umur Reza x + 3 = 9 + 3 = 12 tahun
Umur Ayah 2 ( 2x + 3) = 2(2.9 +3)=2(18 +3)
= 2.21 = 42 tahun

Mengevaluasi Tahap memeriksa hasil penyelesaian masalah


Jumlah umur Gabi,Reza, dan Ayah adalah 3
9 + 12 + 42 = 63
Umur Reza 3 tahun lebih tua dari Gabi, maka
9 + 3 =12

Total Skor 9

Instrumen Tes KBKM Indikator Alternatif Jawaban Skor


Menginterpre Diketahui : Garis g melalui titik (3,4)
tasi
dan (–1,2)
Garis g tegak lurus
dengan garis h 3
Garis h melalui titik
(–4,–3)
Garis g melalui melalui
Ditanya : persamaan garis h
titik pada gambar.
Tentukanlah persamaan Menganalisis Penyelesaian :
garis h yang tegak lurus Menentukan gradien garis g yang melalui titik
dengan garis g dan melalui (3,4) dan (–1,2)
titik (-4,-3).
gradien garis g yang melalui titik (3,4) dan
(–1,2) adalah 3
4−2 2 1
𝑚𝑔 = = =
3 − (−1) 4 2
Menentukan garis h melalui titik
(–4,–3), dimana gradiennya tegak lurus dengan
garis g

Mengevaluasi persamaan garis h melalui titik (–4,–3)


Karena garis g tegak lurus dengan garis h maka
1
𝑚𝑔 . 𝑚ℎ = –1 Jadi 2 .𝑚ℎ = –1
3
𝑚ℎ = –2
Jadi persamaan garis h adalah y – (–3) =
–2(x – (-4))
y + 3 = –2x – 8
y = –2x – 11
Jadi persamaan garis h adalah y = –2x – 11

Total 9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Saat ini kemampuan berpikir kritis sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari, karena untuk mengembangkan kemampuan berpikir lainnya,
seperti kemampuan untuk membuat keputusan dan menyelesaikan
masalah. Berpikir kritis mengandung aktivitas mental dalam hal
memecahkan masalah, menganalisis asumsi, memberi rasional,
mengevaluasi, melakukan penyelidikan, dan mengambil keputusan.

Adapun Jenis – jenis kemampuan berpikir kritis matematis adalah


pemahaman konsep, pemecahan masalah, penalaran dan pembuktian,
komunikasi, koneksi, dan representasi. Dan indikatornya terdiri dari 12
komponen yaitu, merumuskan maalah, menganalisis argumen,
menanyakan dan menjawab pertanyaan, menilai kredibilitas sumber
informasi, melakukan observasi dan menilai laporan hasil observasi,
membuat deduksi dan menilai deduksi, membuat induksi dan menilai
induksi, mengevaluasi, mendefinisikan dan menilai definisi,
mengidentifikasi asumsi, memutuskan dan melaksanakan, dan berinteraksi
dengan oranglain.

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan kajian teoritis dapat dikemukakan
beberapa saran yaitu :
1. Konsep kemampuan berpikir kritis matematis perlu dipelajari oleh
lanjut terutama bagi calon pendidik untuk terciptanya kegiatan
pembelajaran yang efektif dan efisien
2. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis terhadap peserta
didik mengingat kemampuan berpikir kritis matematis adalah unsur
yang penting dalam suatu proses pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA

Jumaisyaroh, T., Napitupulu, E. E., & Hasratuddin. (2015). Peningkatan


Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP
melalui Pembelajran Berbasis Masalah. Jurnal AdMathEdu 5(1), 87-106.
Sabandar, J. (2007). Berpikir Reflektif. Makalah disampaikan pada Seminar
Nasional Sehari: Permasalahan Matematika dan Pendidikan Matematika
Terkini tanggal 8 Desember 2007. UPI Bandung: Tidak Diterbitkan
Filsaime, D.K. 2008. Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta:
Prestasi Pustakarya.
https://eprints.uny.ac.id/23177/1/BAB%20I.pdf
http://eprints.umpo.ac.id/3899/2/2.%20bab%201.pdf
https://123dok.com/document/z1epwm3y-kemampuan-berpikir-kritis-
penyelesaian-materi-pertidaksamaan-linear-variabel.html
https://123dok.com/document/dzxxj3vz-pengaruh-keterampilan-berpikir-
melalui-demonstrasi-terhadap-belajar-swadhipa.html
Saputra, H. (2020). Kemampuan Berfikir Kritis Matematis.
Abdullah, I. H. (2016). Berpikir kritis matematik. Delta-Pi: Jurnal
Matematika dan Pendidikan Matematika, 2(1).

Anda mungkin juga menyukai