KELAS 4B
2020/2021
BAB 1
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu konsep taksonomi bloom ?
2. Apa revisi dari taksonomi bloom ?
3. Bagaimana penerapan taksonomi bloom dalam pembelajaran
matematika ?
4. Apa kelebihan dan kekurangan taksonomi bloom ?
5. Apa itu konsep taksonomi marzano?
6. Apa saja pembagian dari taksonomi marzano?
7. Bagaimana penerapan taksonomi marzano dalam pembelajaran
matematika ?
8. Apa kelebihan dan kekurangan taksonomi marzano ?
9.
C. Tujuan Penulisan
ISI
A. Taksonomi Bloom
Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein
yang berarti mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Jadi Taksonomi
berarti hierarkhi klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan. Istilah ini
kemudian digunakan oleh Benjamin Samuel Bloom, seorang psikolog
bidang pendidikan yang melakukan penelitian dan pengembangan mengenai
kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran. Bloom, lahir pada tanggal
21 Februari 1913 di Lansford, Pennsylvania dan berhasil meraih doktor di
bidang pendidikan dari The University of Chicago pada tahun 1942. Ia
dikenal sebagai konsultan dan aktivis internasonal di bidang pendidikan dan
berhasil membuat perubahan besar dalam sistem pendidikan di India. Ia
mendirikan the International Association for the Evaluation of Educational
Achievement, the IEA dan mengembangkan the M easurement,
Evaluation, and Statistical Analysis (M ESA) program pada University of
Chicago. Di akhir hayatnya, Bloom menjabat sebagai Chairman of Research
and Development Committees of the College Entrance Examination Board
dan The President of the American Educational Research Association. Ia
meninggal pada 13 Sept ember 1999.
Sejarah taksonomi bloom
Taksonomi berasal dari dua kata bermula ketika awal tahun 1950-
dalam bahasa Yunani yaitu an, dalam Konferensi Asosiasi
tassein yang berarti Psikolog Amerika, Bloom dan
mengklasifikasi dan nomos
kawan-kawan mengemukakan
yang berarti aturan.
bahwa dari evaluasi hasil belajar
yang banyak disusun di sekolah, ternyata persentase terbanyak butir soal
yang diajukan hanya meminta siswa untuk mengutarakan hapalan mereka.
Konferensi tersebut merupakan lanjutan dari konferensi yang dilakukan pada
tahun 1948. M enurut Bloom, hapalan sebenarnya merupakan tingkat terendah
dalam kemampuan berpikir (thinking behaviors). Masih banyak level lain
yang lebih tinggi yang harus dicapai agar proses pembelajaran dapat
menghasilkan siswa yang kompeten di bidangnya.
Akhirnya pada tahun 1956, Bloom, Englehart , Furst, Hill dan Krathwohl
berhasil mengenalkan kerangka konsep kemampuan berpikir yang dinamakan
Taxonomy Bloom. Jadi, Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi yang
mengidentifikasikan skills mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi.
Tentunya untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, level yang rendah harus
dipenuhi lebih dulu. Dalam kerangka konsep ini, tujuan pendidikan ini oleh
Bloom dibagi menjadi tiga domain/ ranah kemampuan intelektual (intellectual
behaviors) yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Ranah Kognitif berisi perilaku yang menekankan aspek intelektual,
seperti pengetahuan, dan keterampilan berpikir. Ranah afektif mencakup
perilaku terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai, minat, motivasi, dan
sikap. Sedangkan ranah Psikomotorik berisi perilaku yang menekankan fungsi
manipulatif dan keterampilan motorik/kemampuan fisik, berenang, dan
mengoperasikan mesin. Para trainer biasanya mengkaitkan ketiga ranah ini
dengan Knowledge, Skill and Attitude (KSA). Kognitif menekankan pada
Knowledge, Afektif pada Attitude, dan Psikomotorik pada Skill. Sebenarnya
di Indonesia pun, kita memiliki tokoh pendidikan, Ki Hajar Dewantara
yang terkenal dengan doktrinnya Cipta, Rasa dan Karsa atau Penalaran,
Penghayatan, dan Pengamalan. Cipta dapat diidentikkan dengan ranah
kognitif, rasa dengan ranah afektif dan karsa dengan ranah psikomotorik.
Ranah kognitif mengurutkan keahlian berpikir sesuai dengan tujuan
yang diharapkan. Proses berpikir menggambarkan tahap berpikir yang harus
dikuasai oleh siswa agar mampu mengaplikasikan teori kedalam perbuatan.
Ranah kognitif ini terdiri atas enam level, yaitu: (1)knowledge
(pengetahuan), (2)comprehension (pemahaman atau persepsi), (3)application
(penerapan), (4)analysis (penguraian atau penjabaran), (5)synthesis
(pemaduan), dan (6) evaluation (penilaian).
Level ranah ini dapat digambarkan dalam bentuk piramida berikut:
RTB diajukan secara umum untuk lebih melihat ke depan (ahead of time)
dan merespon tuntutan berkembangnya komunitas pendidikan, termasuk pada
bagaimana anak-anak berkembang dan belajar serta bagaimana guru
menyiapkan bahan ajar, seluruhnya mengalami perkembangan yang signifikan
bila dibandingkan dengan empat puluh tahun yang lalu. (Anderson et al.,
2001). Fokus utama RTB dimaksudkan pada daya aplikasinya terhadap
penyusunan kurikulum, desain instruksional, penilaian dan gabungan
ketiganya (Anderson et.al., 2001, hal. 305). Dalam buku A Taxonomy for
Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom's Taxonomy of
Educational Objectives (Anderson et.al., 2001), penyusun melengkapi fokus
utama ini dengan bab-bab terkait tiga kepentingan tersebut.
Dalam buku ini, tim penyusun menyajikan 11 bab dari 17 bab yang ada
untuk membantu aplikasi RTB dalam tiga bidang utama yaitu penyusunan
kurikulum, instruksi pengajaran, dan assessment. Komitmen pada aplikasi tiga
bidang tersebut selanjutnya mendukung tujuan RTB. RTB ditujukan bagi
khalayak yang lebih luas terutama untuk membantu guru pada tingkat sekolah
menengah dan akademi. Hal ini berbeda dengan ide dasar penyusunan
Taksonomi Bloom yang lampau di mana Bloom dan timnya menujukan
penyusunan Taksonomi itu dalam rangka mempermudah penyusunan
assessment bagi tingkat perguruan tinggi secara nasional. Dalam buku ini juga
disertakan contoh-contoh assessment tasks. Contoh aplikasi dan vignettes ada
dalam buku untuk mempermudah para guru.
C1:
Yang merupakan contoh sudut pusat adalah ...
A.
B.
(Benar)
C.
D.
A.
B. 7m
C. 2
D. 14m
C4: Rio memesan martabak manis ukuran besar dengan diameter 30 cm. Dia
berpesan kepada si pembuat untuk membagi martabak manis tersebut
menjadi 12 bagian sama besar. Berapa ukuran sudut pusat dari masing-
masing potongan martabak manis? Berapa luas masing-masing potongan
martabak manis tersebut?
Dalam Taksonom Bloom versi baru, Dimensi Proses Kognitif yang telah
diperbaiki daripada Taksonomi Bloom versi lama mempunyai enam proses yaitu dari
yang paling sederhana hingga yang paling rumit yaitu Mengingat, Memahami,
Menerapkan, Menganalisis, Mengevaluasi dan Menciptakan.
Menciptakan ialah proses yang tidak terdapat dalam Taksonomi Bloom versi
lama. Proses ini adalah komponen tertinggi dalam Taksonomi Bloom versi baru ini.
Kecekapan ini melibatkan usaha untuk meletakkan berbagai perkara secara bersama
untuk menghasilkan suatu pengetahuan baru.
Sesuai dengan taksonomi ini, setiap tingkat dari pengetahuan dapat berhubungan
dengan setiap tingkat dari proses kognitif sehingga seorang pelajar dapat mengingat
pengetahuan yang bersifat faktual atau prosedural, memahami pengetahuan yang
bersifat konseptual atau metakognitif, atau menganalisis pengetahuan metakognitif
atau faktual.
2. Sistem Metakognif
a. Penetuan Berbagai Tujuan Belajar
b. Pemantauan dari Eksekusi Pengetahuan
c. Pemantauan Kejelasan
d. Pemantauan Ketepatan
3. Sistem Kognitif
4. Pengetahuan Domain
a. Informasi
b. Beragam Prosedur Mental
c. Beragam Prosedur Fisik
Kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani yaitu “tassein” yang berarti
untuk mengklasifikasi dan “nomos” yang berarti aturan. Taksonomi dapat
diartikan sebagai klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang mendasari
klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian, sampai
pada kemampuan berfikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema
taksonomi. Taksonomi pendidikan lebih dikenal dengan sebutan “Taksonomi
Bloom”. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-
kawan. Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan
pendidikan.
Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sehingga dapat
menambah wawasan mengenai Taksonomi Bloom dan Taksonomi Marzano.
Meskipun Taksonomi Bloom sebelum dan sesudah Revisi serta Taksonomi
Marzano telah dikembangkan untuk tujuan pendidikan, namun kita tetap harus
memahami karakteristik dan perbedaan tiap – tiap taksonomi ini.