Anda di halaman 1dari 5

Metode Non Linear

Metode Bagi 2
Metode Bagi-Dua adalah algoritma pencarian akar pada sebuah interval.
Interval tersebut membagi dua bagian, lalu memilih dari dua bagian ini dipilih
bagian mana yang mengandung akar dan bagian yang tidak mengandung akar
dibuang. Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga diperoleh akar persamaan atau
mendekati akar persamaan. Metode ini berlaku ketika ingin memecahkan
persamaan f(x) = 0 dengan fmerupakan fungsi kontinyu.

Prosedur Metode Bagi-Dua :


Misal f(x) adalah fungsi kontinyu pada interval [a, b] dan f(a).f(b) < 0. Ini artinya
bahwa f(x) paling tidak harus memiliki akar pada interval [a, b]. Kemudian
definisikan titik tengah pada interval [a, b] yaitu c = ((a + b)/2). Maka diperoleh dua
subinterval yaitu [a, c] dan [c, b]. Setelah itu, cek apakah f(a)f(c) < 0 atau f(b)f(c)
< 0 ? Jika f(a)f(c) < 0 maka b = c (artinya titik b digantikan oleh titik c yang
berfungsi sebagai titik b pada iterasi berikutnya), jika tidak maka a = c. Dari iterasi
pertama diperoleh interval [a, b] yang baru dan titik tengah c yang baru. Kemudian
lakukan pengecekan lagi seperti sebelumnya sampai memperoleh error yang cukup
kecil.

Contoh :
Carilah akar dari x3 + 4x2 10 = 0 pada interval [1, 2].
Penyelesaian :
Dalam penyelesaian ini akan menggunakan iterasi sampai 10 kali dan
menggunakan 5 angka dibelakang koma.
f(x) = x3 + 4x2 10
f(1) = (1)3 + 4(1)2 10 = -5
f(2) = (2)3 + 4(2)2 10 = 14
f(1.5) = (1.5)3 + 4(1.5)2 10 = 2.375
f(1.25) = (1.25)3 + 4(1.25)2 10 = -1.79687
f(1.375) = (1.375)3 + 4(1.375)2 10 = 0.16210
f(1.3125) = (1.3125)3 + 4(1.3125)2 10 = -0.84838
f(1.34375) = (1.34375)3 + 4(1.34375)2 10 = -0.35098
f(1.35938) = (1.35938)3 + 4(1.35938)2 10 = -0.09632
f(1.36719) = (1.36719)3 + 4(1.36719)2 10 = 0.03239
f(1.36329) = (1.36329)3 + 4(1.36329)2 10 = -0.03200
f(1.36524) = (1.36524)3 + 4(1.36524)2 10 = 0.000016
f(1.36426) = (1.36426)3 + 4(1.36426)2 10 = -0.01601
f(1.36329) = (1.36329)3 + 4(1.36329)2 10 = -0.00784

n a b c = (a + b)/2 f(a) f(b) f(c) f(a)f(c) f(b)f(c)


1 1 2 1.5 + +
2 1 1.5 1.25 + + +
3 1.25 1.5 1.375 + +
4 1.25 1.375 1.3125 + + +
5 1.3125 1.375 1.34375 + +
6 1.34375 1.375 1.35938 + +
7 1.35938 1.375 1.36719 + +
8 1.35938 1.36719 1.36329 + + +
9 1.36329 1.36719 1.36524 + + +
10 1.36329 1.36524 1.36426 + +
Jadi akar yang diperoleh dari f(x) = x3 + 4x2 10 menggunakan 10 iterasi adalah
1.36426
Metode Newton Raphson
Metode Newton-Raphson adalah metode pencarian akar suatu fungsi f(x) dengan
pendekatan satu titik, dimana fungsi f(x) mempunyai turunan. Metode ini dianggap
lebih mudah dari Metode Bagi-Dua (Bisection Method) karena metode ini
menggunakan pendekatan satu titik sebagai titik awal. Semakin dekat titik awal
yang kita pilih dengan akar sebenarnya, maka semakin cepat konvergen ke akarnya.

Prosedur Metode Newton :


menentukan x0 sebagai titik awal, kemudian menarik garis lurus (misal garis l) yang
menyinggung titik f(x0). Hal ini berakibat garis l memotong sumbu x di titik x1.
Setelah itu diulangi langkah sebelumnya tapi sekarang x1 dianggap sebagai titik
awalnya. Dari mengulang langkah-langkah sebelumnya akan mendapatkan x2, x3,
xn dengan xn yang diperoleh adalah bilangan riil yang merupakan akar atau
mendekati akar yang sebenarnya.
Perhatikan gambar diatas untuk menurunkan rumus Metode Newton-Raphson

persamaan garis l : y y0 = m(x x0)


y f(x0) = f'(x0)(x x0)
x1 adalah perpotongan garis l dengan sumbu x
0 f(x0) = f'(x0)(x1 x0)
y = 0 dan x = x1 maka koordinat titik (x1, 0)
f x0
= (x1 x0)
f 1 x0
f x0
x1 = x0
f 1 x0
f x1
x2 = x1
f 1 x1

f x n 1
xn = xn-1 untuk n = 1, 2, 3,
f 1 x n 1
Contoh :
Tentukan akar dari persamaan 4x3 15x2 + 17x 6 = 0 menggunakan Metode
Newton-Raphson.
Penyelesaian :
f(x) = 4x3 15x2 + 17x 6
f(x) = 12x2 30x + 17
iterasi 1 :
ambil titik awal x0 = 3
f(3) = 4(3)3 15(3)2 + 17(3) 6 = 18
f(3) = 12(3)2 30(3) + 17 = 35
18
x1 = 3 35 = 2.48571

iterasi 2 :
f(2.48571) = 4(2.48571)3 15(2.48571)2 + 17(2.48571) 6 = 5.01019
f(2.48571) = 12(2.48571)2 30(2.48571) + 17 = 16.57388
5.01019
x2 = 2.48571 16.57388 = 2.18342

iterasi 3 :
f(2.18342) = 4(2.18342)3 15(2.18342)2 + 17(2.18342) 6 = 1.24457
f(2.18342) = 12(2.18342)2 30(2.18342) + 17 = 8.70527
1.24457
x3 = 2.18342 8.70527 = 2.04045

iterasi 4 :
f(2.04045) = 4(2.04045)3 15(2.04045)2 + 17(2.04045) 6 = 0.21726
f(2.04045) = 12(2.04045)2 30(2.04045) + 17 = 5.74778
0.21726
x4 = 2.04045 5.74778 = 2.00265

iterasi 5 :
f(3) = 4(2.00265)3 15(2.00265)2 + 17(2.00265) 6 = 0.01334
f(2.00265) = 12(2.00265)2 30(2.00265) + 17 = 5.04787
0.01334
x5 = 2.00265 5.04787 = 2.00001

iterasi 6 :
f(2.00001) = 4(2.00001)3 15(2.00001)2 + 17(2.00001) 6 = 0.00006
f(2.00001) = 12(2.00001)2 30(2.00001) + 17 = 5.00023
0.00006
x6 = 2.00001 5.00023 = 2.00000

iterasi 7 :
f(2) = 4(2)3 15(2)2 + 17(2) 6 = 0
jika disajikan dalam tabel, maka seperti tabel dibawah ini.

n xn f(xn) f'(xn)
0 3 18 35
1 2.48571 5.01019 16.57388
2 2.18342 1.24457 8.70527
3 2.04045 0.21726 5.74778
4 2.00265 0.01334 5.04787
5 2.00001 0.00006 5.00023
6 2.00000 0.00000 5.00000

karena pada iteasi ketujuh f(x6) = 0


maka akar dari persamaan tersebut adalah x = 2.

Anda mungkin juga menyukai