(SPM)
KELAS 4B
2020/2021
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
ISI
STRATEGI PEMBELAJARAN
Kata strategi berasal dari bahasa Latin, yaitu ‘strategia’ yang berarti seni
penggunaan rencana untuk mencapai tujuan. (Al Muchtar, dkk., 2007: 1.2) Secara
umum strategi adalah alat, rencana, atau metode yang digunakan untuk
menyelesaikan suatu tugas (Beckman, 2004: 1). Dalam konteks pembelajaran,
strategi berkaitan dengan pendekatan dalam penyampaian materi pada lingkungan
pembelajaran. Strategi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai pola kegiatan
pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan
karakteristik peserta didik, kondisi sekolah, lingkungan sekitar dan tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan.
Strategi pembelajaran terdiri dari metode, teknik, dan prosedur yang akan
menjamin bahwa peserta didik akan betul-betul mencapai tujuan pembelajaran. Kata
metode dan teknik sering digunakan secara bergantian (Al Muchtar, dkk., 2007: 1.3).
Untuk itu, strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan-tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan agar diperoleh langkah-langkah kegiatan
pembelajaran yang efektif dan efisien (Gerlach dan Ely, 1971: 207).
2. Penyampaian Informasi
Dalam kegiatan ini pendidik akan menetapkan secara pasti informasi, konsep,
aturan, dan prinsip-prinsip apa yang perlu disajikan kepada peserta didik. Di sinilah
penjelasan pokok tentang semua materi pembelajaran. Kesalahan utama yang sering
terjadi pada tahap ini adalah menyajikan informasi terlalu banyak, terutama jika
sebagian besar informasi itu tidak relevan dengan tujuan pembelajaran (Al Muchtar,
dkk, 2007: 2.7).
Di samping itu, pendidik harus memahami dengan baik situasi dan kondisi
yang dihadapinya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyampaian
informasi, yaitu urutan, ruang lingkup, dan jenis materi.
1) Urutan penyampaian.
Besar kecilnya materi yang disampaikan atau ruang lingkup materi sangat
bergantung pada karakteristik peserta didik dan jenis materi yang dipelajari.
Umumnya ruang lingkup materi sudah tergambar pada saat menentukan tujuan
pembelajaran. Yang perlu diperhatikan pendidik dalam memperkirakan besar
kecilnya materi adalah penerapan teori Gestalt. Teori tersebut menyebutkan
bagianbagian kecil merupakan satu kesatuan yang bermakna apabila dipelajari secara
keseluruhan dan keseluruhan tidaklah berarti tanpa bagianbagian kecil tadi. Atas
dasar teori tersebut perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut.
4. Tes
Ada dua jenis tes atau penilaian yang biasa dilakukan oleh kebanyakan
pendidik, yaitu pretest dan posttest (Al Muchtar, 2007: 2.8). Secara umum tes
digunakan oleh pendidik untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran khusus telah
tercapai atau belum dan apakah pengetahuan, keterampilan dan sikap telah benar-
benar dimiliki peserta didik atau belum. Pelaksanaan tes biasanya dilaksanakan
diakhir kegiatan pembelajaran setelah peserta didik melalui berbagai proses
pembelajaran, yaitu penjelasan tujuan diawal kegiatan pembelajaran, penyampaian
informasi berupa materi pembelajaran. Di samping itu, pelaksanaan tes juga
dilakukan setelah peserta didik melakukan latihan atau praktik (Nurani, dkk., 2003:
1.12).
5. Kegiatan Lanjutan
Kegiatan lanjutan atau follow up, secara prinsip ada hubungannya dengan
hasil tes yang telah dilakukan. Karena kegiatan lanjutan esensinya adalah untuk
mengoptimalkan hasil belajar peserta didik (Winaputra, 2001: 3.43). Adapun
kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan hasil belajar peserta
didik antara lain adalah sebagai berikut.
d. Waktu yang digunakan oleh pendidik dan peserta didik dalam menyelesaikan
setiap langkah dalam kegiatan pembelajaran.
(3) Pada tahap penutup pendidik melaksanakan evaluasi berupa tes dan kegiatan
tindak lanjut seperti penugasan dalam rangka perbaikan dan pemantapan atau
pendalaman materi (Al Rasyidin dan Nasution, 2015: 138-139).
b) SPI dapat melayani peserta didik untuk belajar sesuai dengan gaya belajar
mereka;
c) SPI merupakan salah satu strategi yang sesuai dengan perkembangan
psikologi belajar modern. Dalam psikologi belajar modern, belajar adalah
proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman;
a) Jika peserta didik tidak memiliki minat dan tidak mempunyai kepercayaan
diri, maka peserta didik tidak mau untuk mencoba;
Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang
ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi peserta didik materi itu akan
bermakna secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat
dalam memori peserta didik, sehingga tidak akan mudah dilupakan. Ketiga, CTL
mendorong peserta didik untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya CTL
bukan hanya mengharapkan peserta didik dapat memahami materi yang dipelajarinya,
akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam
kehidupan sehari-hari.
a) konstruktivisme,
b) inkuiri,
c) bertanya,
d) masyarakat belajar,
e) pemodelan,
f) refleksi, dan
Menurut Depdiknas dalam Trianto (2009: 111), dikatakan bahwa sebuah kelas
dikatakan menggunakan strategi pembelajaran kontekstual jika menerapkan ketujuh
komponen tersebut dalam pembelajarannya. Strategi pembelajaran kontekstual atau
CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja dan kelas yang
bagaimanapun keadaannya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selain itu, Strategi pembelajaran sangat dibutuhkan oleh setiap guru karena
terdapat kegiatan-kegiatan yang dapat digunakan dan dimanfaatkan serta tersusun
untuk mencapai tujuan. Tiap proses belajar memiliki strategi pembelajran tertentu.
Gunanya adalah agar peserta belajar dapat mengikuti proses belajar demikian pula
sehingga mampu mencapai manfaat belajar yang maksimum. Seorang guru bisa
menggunakan berbagai bentuk strategi yang digunakan agar siswa tidak merasa bosan
pada saat proses belajar mengajar berlangsung sehingga kelas akan terasa lebih hidup
dan menyenangkan.
B. Saran
Bahrissalim & Abdul Haris, Modul Strategi dan Model-model PAIKEM, Jakarta:
Daniel Muijs & David Reynolds, Effective Teaching Teori dan Aplikasi, Yogyakarta:
Moh. Sholeh Hamid, Metode Edu Tainment (Menjadikan Siswa Kreatif dan Nyaman