Anita 171100342
Deni Sahban 171100346
Fahrurozi Safingi Ilyas 171100350
Khairiyatul Hidayah 171100359
Liya’ala Ruqiyah 171100361
Uun Romadhona Fahmi 171100391
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya, strategi dapat diartikan sebagai cara atau mengatur atau
memimpin dalam suatu peperangan dengan menggunakan berbagai cara untuk
memenangkan dalam sebuah peperangan. Sedangkan strategi yang dimaksud dalam
pendidikan adalah suatu pola atau cara yang direncanakan secara sengaja untuk
melakukan suatu kegiatan atau tindakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
efektif dan efisien.
Pendidikan tentunya harus dikembangkan sesuai dengan abad ini, dimana
guru dituntut mampu memberikan pemahaman yang tinggi terhadap pendekatan
pembelajaran siswa. Bagaimanapun proses pembelajaran guru yang sistematis sangat
diperlukan oleh siswa. Oleh karena itu, guru dituntut untuk memberikan variasi yang
lebih terhadap proses pembelajaran agar siswa tidak merasa jenuh dan bosan dalam
belajar.
Berdasarkan konsep tersebut, kami pembuat makalah akan membahas tentang
konsep strategi pembelajaran yang merujuk pada pengertian, jenis-jenis, prinsip-
prinsip, kriteria pemilihan strategi pembelajaran dan hakikatnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari strategi pembelajaran?
2. Apa saja jenis-jenis strategi pembelajaran?
3. Apa saja prinsip-prinsip strategi pembelajran?
4. Apa saja kriteria pemilihan strategi pembelajaran?
5. Apa hakikat strategi pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN
2. Makna pembelajaran
Istilah pembelajaran (instuction) bermakna sebagai “upaya untuk
membelajarkan seseorang atau sekelompok orang melalui beberapa upaya (effort)
dan berbagai strategi, metode dan pendekatan kearah pencapaian tujuan yang telah
direncanakan”.
Beberapa ahli mengemukakan tentang pengertian pembelajaran, diantaranya:
a. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU SPN No. 20
Tahun 2003)
b. Pembelajaran adalah rangkaian peristiwa (events) yang mempengaruhi
pembelajaran sehingga proses belajar dapat berlangsung dengan
mudah (Gagne dan Brigga, 1979)
1
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 3
c. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersususn meliputi unsur-
unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, prosedur yang
slaing memengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran (Oemar
Hamalik).
Pada prinsipnya, pembelajaran tidak hanya terbatas pada event-event yang
dilakukan oleh guru, akan tetapi mencakup semua event yang mempunyai
pengaruh langsung pada proses belajar yang meliputi kejadian-kejadian yang
diturunkan dari bahan-bahan cetak, gambar,program radio, televisi, film, slide,
maupun kombinasi dari bahan-bahan tersebut.2
2
Ibid., hlm 4.
3
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, Prenadamedia Group, Jakarta, 2006, hlm.126.
4
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 8.
B. Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran.
Menurut Rowntree ada beberapa jenis strategi pembelajaran, yaitu:
1. Strategi pembelajaran langsung (direct instruction). Dikatakan pembelajaran
langsung karena strategi ini berpusat pada gurunya lebih tinggi, materi pelajaran
disajikan begitu saja kepada siswa; siswa tidak dituntut untuk mengolahnya.
Kewajiban siswa hanyalah menguasai materi yang diberikan guru secara penuh.
Metode ceramah, praktek dan latihan, serta demonstrasi termasuk dalam strategi
ini. Dalam sistem ini guru menyajikan meteri dalam bentuk yang telah
dipersiapkan. Strategi ini efektif untuk memberikan informasi dan
mengembangkan keterampilan langkah demi langkah.
2. Strategi pembelajaran tidak langsung. Dalam strategi ini guru menyajikan bahan
pelajaran tidak dalam bentuk final, lebih banyak sebagai fasilitator dan
pembimbing bagi siswanya, siswa memiliki keterlibatan yang tinggi dalam
menemukan bahan pelajaran. Strategi ini biasanya menggunakan bahan-bahan
cetak, non-cetak, dan sumber-sumber lainnya untuk keperluan pembelajaran.
3. Strategi pembelajaran mandiri. Strategi ini dimaksudkan untuk membangun
inisiatif individu dan kemandirian. Dalam strategi ini siswa diberi materi/modul
kemudian mempelajarinya secara mandiri. Sedangkan untuk siswa yang belum
dewasa strategi pembelajaran ini akan sulit diterapkan. Karena siswa yang belum
dewasa masih perlu pengawasan dalam pembelajaran.
4. Strategi pembelajaran kelompok. Dalam strategi ini biasanya dilakukan dalam
beregu. Sekelompok siswa diajar oleh seorang atau beberapa orang guru, bentuk
kelompok belajarnya ada kelompok besar dan kecil.
Adapun dari beberapa sumber lain:
Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan
dengan mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari
kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi; atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai
dari hal-hal yang abstrak, kemudian secara perlahan menuju yang konkret.
Strategi pembelajaran induktif, pada strategi ini bahan yang dipelajari dimulai
dari hal-hal yang konkret atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan
siswa dihadapkan pada materi yang kompleks dan sukar. Strategi ini kerap
dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum. 5
5
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, Prenadamedia Group, Jakarta, 2006, hlm.129.
Strategi pembelajaran interaktif (interaktive instruction), merujuk kepada
bentuk diskusi dan saling berbagi diantara peserta didik. Seaman dan Fellenz
(1989) mengemukakan bahwa diskusi dan saling berbagi akan memberikan
kesempatan kepada siwa untuk memberikan reaksi terhadap gagasan,
pengalaman, pandangan, dan pengetahuan guru atau kelompok, serta mencoba
mencari alternatif dalam berpikir.
Strategi pembelajaran melalui pengalaman (experienteal learning). Strategi ini
dapat digunakan oleh guru baik di dalam kelas ataupun diluar kelas. Contoh,
didalam kelas dapat digunakan metode simulasi, sedangkan diluar kelas dapat
digunakan metode observasi untuk memperoleh gambaran pendapat umum.6
6
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm.11.
tingginya. Semakin tinggi standar keberhasilan ditentukan, maka semakin
berkualitas proses pembelajaran.
4. Integritas. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif, tetapi
juga mengembangkan aspek afektif dan aspek psikomotorik. Oleh karena itu,
strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian
siswa secara integritasi. Contohnya dalam metode diskusi, guru mendorong siwa
agar dapat menghargai pendapat orang lain, berani mengeluarkan gagasan atau ide
yang orisinil, jujur, tenggang rasa, dan lain sebagainya.
Pada bab IV pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 dikatakan
bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup pada prakarsa,
kreaktivitas dan kemandirian sesuai fengan bakat, minat dan perkembangan fisik
peserta didik.
Sesuai dengan isi peraturan pemerintah diatas, maka terdapat sejumlah
prinsip-prinsip khusus sebagai berikut:
1. Interaktif. Proses pembelajaran adalah proses interaksi baik antara guru dan
siswa, antara siswa dan siswa, maupun atntara siswa dengan lingkungannya.
Melalui proses interaksi, memungkinkan kemampuan siswa akan berkembang
baik mental maupun intelektual.
2. Inspiratif. Proses pembelajaran adalah proses yabg inspiratif, yang
memungkinkan siswa untuk mencoba an melakukan sesuatu. Guru mesti
membuka berbagai kemungkinan yang dapat di kerjakan siswa. Biarkan siswa
berbuat dan berpikir sesuai dengan inspirasinya, sebab pengetahuan pada
dasarnya bersifat subjektif yang bisa dimaknai oleh setiap subjek belajar.
3. Menyenangkan. Proses pembelajaran adalah proses yang mengembangkan
seluruh potensi siswa. Seluruh potensi hanya mungkin dapat berkembang
manakala siswa terbebas dari rasa takut dan menegangkan. Proses pembelajaran
yang menyenangkan dapat dilakukan dengan menata ruangan yang rapi dan
menarik serta menggunakan pola model pembelajaran yang sesuai, media,
sumber belajar yang relevan serta gerakan-gerakan guru yang mampu
membangkitkan motivasi belajar siswa.
4. Menantang. Proses pembelajaran adalah proses yang menantang siswa untuk
mengembangkan kemampuan berpikir yaitu rasa ingin tahu siswa melalui
kegiatan mencoba-coba, berpikir secara intuitif atau bereksplorasi.
5. Motivasi. Dalam rangka membangkitkan motivasi, guru harus dapat
menunjukkan pentingnya pengalaman dan materi belajar bagi kehidupan siswa,
dengan demikian siswa akan belajar bukan hanya sekedar untuk memperoleh nilai
atau pujian akan tetapi didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhannya.7
Sama halnya dengan belajar, mengajar pun pada hakikatnya adalah suatu
proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak
7
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, Prenadamedia Group, Jakarta, 2006, hlm.131-135
8
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, PT Bumi
Ksara, Jakarta, 2012. hlm. 8-9.
didik melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya mengajar adalah proses
memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses
belajar.( Nana Sudjana, 1991 : 29).
Peran guru sebagai pembimbing bertolak dari banyaknya anak didik yang
bermasalah. Dalam belajar ada anak didik yang cepat memahami materi, ada anak
didik yang sedang dalam memahami materi, dan ada pula anak didik yang lamban
dalam memahami materi yang diberikan oleh guru. Ketiga tipe belajar anak didik ini
menghendaki agar guru mengatur strategi pengajarannya yang sesuai dengan
kemampuan-kemampuan anak didik.
9
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hlm. 38-39.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran sangat dibutuhkan oleh setiap guru karena terdapat kegiatan-
kegiatan yang dapat digunakan dan dimanfaatkan serta tersusun untuk mencapai tujuan.
Tiap proses belajar memiliki strategi pembelajran tertentu. Gunanya adalah agar peserta
belajar dapat mengikuti proses belajar demikian pula sehingga mampu mencapai
manfaat belajar yang maksimum.
Seorang guru bisa menggunakan berbagai bentuk strategi yang digunakan agar
siswa tidak merasa bosan pada saat proses belajar mengajar berlangsung sehingga kelas
akan terasa lebih hidup dan menyenangkan.
B. Saran