Anda di halaman 1dari 10

STRATEGI PEMBELAJARAN

Oleh : Kelompok 2

Nama Anggota :

1. Adinda Dihan Mitha (1183311050)

2. Dinda Rosanty (1183311046)

3. Fransiska Naibaho (11833110)

4. Rintha Santhalina Br Ginting (1183311065)

5. Rizka Fadhillah Lubis (1183311069)

6. Siti Nur Hairani Pohan (1183311058)

Kelas : PGSD Ekstensi H 2018

Mata Kuliah : Strategi Belajar Mengajar

Dosen Pengampu : Dra.Sorta Simanjuntak,MS

RANGKUMAN 

1. Pengertian Strategi Pembelajaran


Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan method, or series
of activities designed to achieves a particular educational goal (J.R. David,
1976). Jadi, dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Ada dua hal yang perlu kita cermati dari pengertian di
atas. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian
kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berati penyusunan suatu strategi baru
sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan.
Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua
keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian,
penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan
sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab
itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat
diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu
strategi.
Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien (Wina Sanjaya, 2006:126).
Strategi pembelajaran merupakan cara pengorganisasian isi pelajaran,
penyampaian pelajaran dan pengelolaan kegiatan belajar dengan menggunakan
berbagai sumber belajar yang dapat dilakukan guru untuk mendukung terciptanya
efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran (Darmansyah,2010:17).
Cropper(1998) mengataan bahwa strategi pembelajaran merupakan pemilihan
atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai (Hamruni, 2009;3).
Moedjiono(1993) mengatakan bahwa strategi pembelajaran adalah kegiatan
guru untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-
aspek dari komponen pembentuk sistem pembelajaran, dimana untuk itu guru
menggunakan siasat tertentu (Abdul Majid,2013:8).
Subana dan Sunarti (Iskandarwassid, Dadang Sunendar,2008:5) memberikan
pengertian strategi pembelajaran sebagai berikut:
1. Pola umum atau karakteristik abstrak dari rentetan perbuatan pengajar dan
peserta didik dalam perwujudan KBM
2. Rencana menyeluruh mengenai perbuatan pembelajaran yang serasi bagi
pencapaian tujuan pengajaran
3. Rancangan atau pola yang digunakan untuk menentukan proses
pembelajaran, merancang materi pelajaran, dan memandu pengajaran di kelas
4. Pola umum kegiatan peserta didik yang menggambarkan proses penentuan
atau penciptaan situasi tertentu dalam perwujudan kegiatan pembelajaran
sehingga terjadi perubahan tingkah laku.

Depdiknas(2003) merumuskan strategi pembelajaran sebagai cara pandang


dan pola pikir guru dalam mengajar agar pembelajaran menjadi efektif. Artinya ,
rumusan yang dibuat Depdiknas lebih spesifik dengan tujuan yang jelas, yaitu
meningkatkan efektivitas pembelajaran. Rumusan Depdiknas tersebut diperkuat
dengan pernyataan selanjutnya bahwa dalam mengembangkan strategi
pembelajaran, guru perlu mempertimbangkan beberapa hal yang memungkinkan
terciptanya pembelajaran efektif dan berhasil baik (Darmansyah, 2010:18-19).
Menurut Wiranataputra(2001) strategi pembelajaran merupakan kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai
pedoman bagi perencanaan pengajaran dan para pengajar dalam merencanakan
dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Nunan menafsirkan strategi
pembelajaran sebagai proses mental yang digunakan pembelajar untuk
mempelajari dan menggunakan bahasa sasaran (Iskandarwassid, Dadang
Sunendar,2008:6 & 7).
Pendapat Dick dan Carey(1985) juga menyebutkan bahwa strategi
pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang
digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
(Wina Sanjaya,2006:126).
Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-
cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pemblajaran dalam lingkungan
pembelajaran tertentu. Selanjutnya dijabarkan oleh mereka bahwa strategi
pembelajaran dimaksud meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan pembelajaran
yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik
(Hamruni,2009:3).
Wina Sanjaya(2006) menyatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan
rencana tindakan (rangkain kegiatan) termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran (Abdul
Majid,2013:8).
Dick dan Carey(1990) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas
seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur ataupun tahapan kegiatan
belajar yang digunakan guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai
tujuan pembelajaran tertentu. Menurut mreka strategi pembelajaran bukan hanya
terbatas pada prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk
juga pengaturan materi atau pakt program pembelajaran yang akan disampaikan
kepada peserta didik (Hamruni,2009:3).
Abizar(1995) menyatakan bahwa strategi pembelajaran diartikan sebagai
pandangan yang bersifat umum serta arah umum dari tindakan untuk menentukan
metode yang akan dipakai dengan tujuan utama agar pemerolehan pengetahuan
oleh siswa lebih optimal (Darmansyah,2010:18).
Mujiono(1992) mengartikan strategi pembelajaran sebagai berikut: kegiatan
pengajar untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara
aspek-aspek dan komponen pembentuk system instruksional, dimana untuk itu
pengajar menggunakan siasat tertentu. Karena system instruksional merupakan
suatu kegiatan, maka pemikiran dan pengupayaan pengkonsistensian aspek-aspek
komponennya tidak hanya sebelum dilaksanakan, tetapi juga pada saat
dilaksanakan. Hal ini didasarkan pada pemiiran bahwa suatu rancangan tidak
selalu tepat pada saat dilakukan. Dengan demikian, strategi pembelajaran
memiliki dua dimensi sekaligus. Pertama, strategi pembelajaran pada dimensi
perancangan. Kedua, strategi pembelajaran pad dimensi pelaksanaan.
Zaini dan Bahri(2003) menyatakan bahwa strategi pembelajaran mempunyai
pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai
sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan pembelajaran, strategi bisa
diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan pengajar dan peserta didik dalam
mewujudkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Ada empat strategi dasar dalam pembelajaran yaitu mengidentifikasi apa yang
diharapkan, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik pembelajaran,
menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan. 

2. Macam – macam Strategi Pembelajaran


Rowntree(1974) membagi strategi pembelajaran dalam beberapa kelompok,
yaitu:
1. Strategi Pembelajaran Penyampaian (Exposition)
Bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut
untuk menguasai bahan tersebut. Roy Killen menyebutnya dengan strategi
pembelajaran langsung (direct instruction). Strategi Penyampaian adalah cara
untuk menyampaikan pembelajaran pada siswa dan/ atau untuk menerima serta
merespons masukan dari siswa.
Mengapa dikatakan langsung? Sebab dalam strategi ini, materi pelajaran
disajikan begitu saja kepada siswa, siswa dituntut untuk mengolahnya. Kewajiban
siswa adalah menguasainya secara penuh. Dengan demikian , dalam strategi
ekspositori guru berfungsi sebagai penyampaian.

2. Strategi Pembelajaran Penemuan (Discovery)


Bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai
aktivitas, sehingga tugas guru lebih banyak menjadi fasilitator dan pembimbing
bagi siswanya. Karena sifatnya yang demikian strategi ini sering juga dinamakan
strategi pembelajaran tidak langsung.

3. Strategi Pembelajaran Individual (Individual)


Strategi belajar individual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan,
kelambatan, dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh
kemampuan individu siswa yang bersangkutan. Bahan pelajaran serta bagaimana
mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri.

4. Strategi Pembelajaran Kelompok (Groups)


Stategi belajar kelompok dilakukan secara beregu. Sekelompok siswa diajar
oleh seorang atau beberapa orang guru. Bentuk belajar kelompok ini bisa dalam
pembelajaran kelompok besar atau pembelajaran klasikal, atau bisa juga siswa
dalam kelompok-kelompok kecil semacam buzz group. Strategi kelompok tidak
memerhatikan kecepatan belajar individual. Setiap individu dianggap sama. Oleh
karena itu, belajar dalam kelompok dapat terjadi siswa memiliki kemampuan
tinggi akan terhambat oleh siswa yang memiliki kemampuan kurang akan merasa
tergusur oleh siswa yang mempunyai kemampuan tinggi.

Dari cara penyajian dan pengolahannya, strategi pembelajaran juga dapat


dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Strategi Pembelajaran Deduktif
Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang dillakukan
dengan mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari
kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi, atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai
dari hal-hal yang abstrak, kemudian secara perlahan-lahan, menuju hal yang
konkret. Strategi ini disebut juga strategi pembelajaran dari umum ke khusus.

2. Strategi Pembelajaran Induktif


Strategi ini bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkret atau
contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang
kompleks dan sukar. Strategi ini kerap dinamakan strategi pembelajaran dari
khusus ke umum.

Jenis-jenis/klasifikasi strategi pembelajaran yang dikemukakan dalam artikel


Saskatchewan Educational(1991)  :
1. Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Strategi pembelajaran langsung merupakan strategi yang kadar berpusat pada
gurunya paling tinggi, dan paling sering digunakan. Pada strategi ini termasuk di
dalamnya metode-metode ceramah, pertanyaan didaktik, pengajaran eksplisit,
praktek dan latihan, serta demontrasi.
Strategi pembelajaran langsung efektif digunakan untuk memperluas
informasi atau mengembangkan keterampilan langkah demi langkah.

2. Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (Indirect Instruction)


Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan bentuk keterlibatan siswa yang
tinggi dalam melakukan observasi, penyelidikan, penggambaran inferensi
berdasarkan data, atau pembentukan hipotesis.
Dalam pembelajaran tidak langsung, peran guru beralih dari penceramah
menjadi fasilator, pendukung, dan sumber personal (resource person). Guru
merancang lingkungan belajar, memberikan kesempatan siswa untuk terlibat, dan
jika memungkinkan memberikan umpan balik kepada siswa ketika mereka
melakukan inkuiri. Strategi pembelajaran tidak langsung mensyaratkan
digunakannya bahan-bahan cetak, non-cetak, dan sumber-sumber manusia.
3. Strategi Pembelajaran Interaktif (Interactive Instruction)
Strategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk diskusi dan saling
berbagi di antara peserta didik. Seaman dan Fellenz (1989) mengemukakan bahwa
diskusi dan saling berbagi akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memberikan reaksi terhadap gagasan, pengalaman, pandangan, dan pengetahuan
guru atau kelompok, serta mencoba mencari alternatif dalam berpikir.
Strategi pembelajaran interaktif dikembangkan dalam rentang
pengelompokan dan metode-metode interaktif. Di dalamnya terdapat bentuk-
bentuk diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau pengerjaan tugas berkelompok,
dan kerja sama siswa secara berpasangan.

4. Strategi Pembelajaran melalui Pengalaman (Eksperiential Learning)


Strategi belajar melalui pengalaman menggunakan bentuk sekuens induktif,
berpusat pada siswa, dan berorientasi pada aktivitas. Penekanan dalam strategi
belajar melalui pengalaman adalah proses belajar, dan bukan hasil belajar.
Guru dapat menggunakan strategi ini baik di dalam kelas maupun di luar
kelas. Sebagai contoh, di dalam kelas dapat digunakan metode simulasi,
sedangkan di luar kelas dapat dikembangkan metode observasi untuk memperoleh
gambaran pendapat umum.

5. Strategi Pembelajaran Mandiri


Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk
membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri. Fokusnya
adalah pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik dengan bantuan guru.
Belajar mandiri juga bisa dilakukan dengan teman atau sebagai bagian dari
kelompok kecil.

6. Strategi Pengorganisasian (Organizational Strategy)


Strategi Pengorganisasian merupakan cara untuk menata isi suatu bidang
studi, dan kegiatan ini berhubungan dengan tindakan pemilihan isi / materi
penataan isi, pembuatan diagram, format dan sejenisnya.

7. Strategi Pengelolaan (Management Strategy)


Strategi Pengelolaan adalah cara untuk menata interaksi antara siswa dan
variabel strategi pembelajaran lainnya (variabel strategi pengorganisasian dan
strategi penyampaian). Strategi pengelolaan pembelajaran berhubungan dengan
pemilihan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian yang
digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Strategi pengelolaan
pembelajaran berhubungan dengan penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan
belajar dan motivasi.

3. Prosedur Pembelajaran

1. KEGIATAN PRA PEMBELAJARAN


Kegiatan prapembelajaran atau disebut juga kegiatan prainstruksional
adalah kegiatan pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan
siswa mengikuti pelajaran. Fungsi kegiatan tersebut utamanya adalah untuk
menciptakan awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat
mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Upaya yang dapat dilakukan guru pada tahap prapembelajaran diantaranya adalah
sebagai berikut :
1.      Menciptakan sikap dan suasana kelas yang menarik
2.      Memeriksa kehadiran siswa/mengabsen
3.      Menciptakan kesiapan belajar siswa
4.      Menciptakan kesiapan belajar siswa

2. KEGIATAN AWAL PEMBELAJARAN


Kegiatan awal pembelajaran adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk
menyiapkan siswa yang langsung berkaitan dengan materi yang akan dibahas.
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa dalam
memasuki kegiatan inti pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan
guru dalam tahap kegiatan awal pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa
2. Memberi acuan
3. Membuat kaitan (Apersepsi)
4. Melaksanakan test awal

3. KEGIATAN INTI DALAM PEMBELAJARAN


Kegiatan inti pembelajaran merupakan kegiatan yang utama dalam proses
pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning
experience) siswa. Pada prinsipnya kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu
proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang
dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu. Di dalam kegiatan inti terdapat 2
macam pembahasan sebagai berikut :
1. Pembahasan Materi Pelajaran Dalam Pembelajaran Klasikal
Kegiatan pembelajaran klasikal cenderung digunakan apabila dalam proses
pembelajarannya guru lebih banyak menyajikan materi (eksploratif). Penyajian
dalam pembelajaran klasikal lebih menekankan pada kegiatan pemberian
informasi atau penjelasan materi yang belum dipahami siswa.
2. Pembahasan Materi Pelajaran Dalam Pembelajaran Kelompok
Pembelajaran kelompok merupakan suatu proses pembelajaran yang
didesain dalam bentuk kelompok dengan jumlah siswa antara 4 sampai 6 orang
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar.

4. KEGIATAN AKHIR DALAM PEMBELAJARAN


Kegiatan yang biasa dilakukan guru dalam kegiatan akhir ini adalah
memberikan tes baik lisan maupun tertulis. Selain itu, guru hendaknya melakukan
kegiatan akhir pembelajaran agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang
pokok-pokok materi yang sudah dipelajarinya. Kegiatan dalam kegiatan akhir
sebagai berikut:
1)      Meninjau Kembali Penguasaan Siswa
2)      Melaksanakan Penilaian

5. KEGIATAN TINDAK LANJUT PEMBELAJARAN


Tujuan dari kegiatan tindak lanjut adalah untuk mengoptimalkan hasil
belajar siswa. Berikut ini beberapa kegiatan tindak lanjut yang dapat dilakukan
guru dalam upaya mengoptimalkan penguasaan siswa (Ruhimat, 2007). Adapun
kegiatan-kegiatan yang harus dikerjakan di antaranya :
1. Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah (PR)
2. Memberikan motivasi atau bimbingan belajar

Anda mungkin juga menyukai