KECANTIKAN
Dosen Pengampu :
Dr. Trisnani Widowati, M. Si.
NIP. 196202271986012001
Disusun Oleh :
Fitri Nur Jannah
5402418017
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Strategi Pembelajaran
dalam Pembelajaran Tata Kecantikan” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dr.
Trisnani Widowati, M. Si. Pada mata kuliah Perencanaan Pembelajaran, Prodi Pendidikan
Tata Kecantikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
strategi pembelajaran bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
19 Desember 2020
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer dan diartikan sebagai
cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Seorang
yang berperang dalam mengatur strategi, untuk memenangkan peperangan sebelum
melakukan tindakan, ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik
dilihat dari kuantitas maupun kualitasnya. Setelah semuanya diketahui, baru kemudian ia
akan menyusun tindakannya yang harus dilakukan, baik tentang siasat peperangan yang harus
dilakukan, taktik dan teknik peperangan, maupun waktu yang tepat untuk melakukan
serangan. Dengan demikian dalam menyusun strategi perlu memperhitungkan berbagai
faktor, baik dari dalam maupun dari luar.
1.3 Tujuan
Tujuan dasar dari penulisan makalah ini secara umum adalah untuk menambah wawasan
bagi mahasiswa, sedangkan secara khusus:
PEMBAHASAN
Pendapat Dick dan Carey(1985) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu
adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama
untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. (Wina Sanjaya,2006:126).
Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang
dipilih untuk menyampaikan materi pemblajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.
Selanjutnya dijabarkan oleh mereka bahwa strategi pembelajaran dimaksud meliputi sifat,
lingkup, dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar
kepada peserta didik (Hamruni,2009:3).
Dick dan Carey(1990) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh
komponen materi pembelajaran dan prosedur ataupun tahapan kegiatan belajar yang
digunakan guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran
tertentu. Menurut mreka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas pada prosedur atau
tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi atau pakt program
pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik (Hamruni,2009:3).
Bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk
menguasai bahan tersebut. Roy Killen menyebutnya dengan strategi pembelajaran langsung
(direct instruction).
Mengapa dikatakan langsung? Sebab dalam strategi ini, materi pelajaran disajikan
begitu saja kepada siswa, siswa dituntut untuk mengolahnya. Kewajiban siswa adalah
menguasainya secara penuh. Dengan demikian , dalam strategi ekspositori guru berfungsi
sebagai penyampaian.
Bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas,
sehingga tugas guru lebih banyak menjadi fasilitator dan pembimbing bagi siswanya. Karena
sifatnya yang demikian strategi ini sering juga dinamakan strategi pembelajaran tidak
langsung.
3. Strategi Pembelajaran Individual (Individual)
Stategi belajar kelompok dilakukan secara beregu. Sekelompok siswa diajar oleh
seorang atau beberapa orang guru. Bentuk belajar kelompok ini bisa dalam pembelajaran
kelompok besar atau pembelajaran klasikal, atau bisa juga siswa dalam kelompok-kelompok
kecil semacam buzz group. Strategi kelompok tidak memerhatikan kecepatan belajar
individual. Setiap individu dianggap sama. Oleh karena itu, belajar dalam kelompok dapat
terjadi siswa memiliki kemampuan tinggi akan terhambat oleh siswa yang memiliki
kemampuan kurang akan merasa tergusur oleh siswa yang mempunyai kemampuan tinggi.
Dari cara penyajian dan pengolahannya, strategi pembelajaran juga dapat dibedakan
menjadi dua yaitu:
Strategi ini bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkret atau contoh-
contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang kompleks dan
sukar. Strategi ini kerap dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum. (Wina
Sanjaya,2006:128-129)
Strategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk diskusi dan saling berbagi di
antara peserta didik. Seaman dan Fellenz (1989) mengemukakan bahwa diskusi dan saling
berbagi akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan reaksi terhadap
gagasan, pengalaman, pandangan, dan pengetahuan guru atau kelompok, serta mencoba
mencari alternatif dalam berpikir.
Strategi Pengorganisasian merupakan cara untuk menata isi suatu bidang studi, dan
kegiatan ini berhubungan dengan tindakan pemilihan isi / materi penataan isi, pembuatan
diagram, format dan sejenisnya.
Strategi Pengelolaan adalah cara untuk menata interaksi antara siswa dan variabel
strategi pembelajaran lainnya (variabel strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian).
Strategi pengelolaan pembelajaran berhubungan dengan pemilihan tentang strategi
pengorganisasian dan strategi penyampaian yang digunakan selama proses pembelajaran
berlangsung. Strategi pengelolaan pembelajaran berhubungan dengan penjadwalan,
pembuatan catatan kemajuan belajar dan motivasi. (Made Wena,2008;5-6)
Oleh karena itu, sebelum menentukan strategi pembelajaran yang dapat digunakan,
ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan. Pertimbangan yang berhubungan
dengan tujuan yang ingin dicapai. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan adalah:
Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan aspek kognitif, afektif,
atau psikomotor? Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, apakah
tingkat tinggi atau rendah? Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan
akademis? Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran: Apakah
materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum, atau teori tertentu? Apakah untuk
mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan prasyarat tertentu atau tidak?
Apakah tersedia buku-buku sumber untuk mempelajari materi itu? Pertimbangan dari
sudut siswa. Apakah strategi pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan siswa? Apakah
strategi pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi siswa? Apakah strategi
pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar siswa? Pertimbangan-pertimbangan lainnya.
Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu strategi saja? Apakah strategi yang
kita tetapkan dianggap satu-satunya strategi yang dapat digunakan? Apakah strategi itu
memiliki nilai efektivitas dan efisiensi?
Beberapa prinsip mesti dilakukan oleh pengajar dalam memilih strategi pembelajaran
secara tepat dan akurat, pertimbangan tersebut harus berdasarkan pada penetapan. Dalam
pemilihan strategi pembelajaran, guru harus mengacu pada kriteria sebagai berikut :
Tujuan pembelajaran
Penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi guru dalam memilih
metode yang akan digunakan dalam menyajikan materi pengajaran.
Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pengajaran,
serta kemampuan yang harus dimiliki siswa. Sasaran tersebut dapat terwujud dengan
menggunakan metode-metode pembelajaran. Misalnya, seorang guru Olahraga dan
Kesehatan (OrKes) menetapkan tujuan pembelajaran agar siswa agar dapat
mendemonstrasikan cara menendang bola dengan baik dan benar.
Dalam hal ini, metode yang dapat membantu siswa-siswi mencapai tujuan adalah
metode ceramah; guru memberi instruksi, petunjuk, aba-aba, dan dilaksanakan di lapangan.
Kemudian metode demonstrasi; siswa-siswi mendemonstrasikan cara menendang bola
dengan baik dan benar.
Waktu yang tersedia dalam pemberian materi pelajaran adalah satu jam pelajaran (45
menit). Jadi metode yang akan digunakan harus dirancang sebelumnya, termasuk didalamnya
perangkat penunjang pembelajaran. Perangkat pembelajaran tersebut dapat digunakan oleh
guru secara berulang-ulang, seperti transparan, chart, video pembelajaran, film, dsb.
Jumlah siswa
Metode yang kita gunakan didalam kelas idealnya perlu mempertimbangkan jumlah
siswa yang hadir dan rasio guru dan siswa, agar proses belajar mengajar efektif. Ukuran kelas
juga menentukan keberhasilan, terutama pengelolaan kelas dan penyampaian materi.
Para ahli pendidikan berpendapat bahwa mutu pengajaran akan tercapai apabila
mengurangi besarnya kelas. Sebaliknya pengelola pendidikan mengatakan bahwa kelas yang
kecil-kecil cenderung memerlukan biaya pendidikan dan latihan yang tinggi. Kedua pendapat
ini bertentangan; manakala kita dihadapkan pada mutu, maka kita membutuhkan biaya yang
sangat besar.
Guru yang baik adalah guru yang berpengalaman, pribahasa mengatakan bahwa
“pengalaman adalah guru yang baik”. Hal ini telah diakui di lembaga pendidikan. Selain
berpengalaman, guru juga harus berwibawa. Kewibawaan merupakan syarat mutlak yang
bersifat abstrak bagi guru, karena guru harus berhadapan dan mengelola siswa yang berbeda
latar belakang akademik dan sosial. Guru harus merupakan sosok tokoh yang disegani, bukan
ditakuti oleh anak didiknya.
1. Interaktif
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi, baik antara guru dan siswa, siswa
dengan siswa , atau antara siswa dengan lingkungannya.
2. Inspiratif
3. Menyenangkan
4. Menantang
5. Motivasi
Motivasi merupakan aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Motivasi
dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak dan melakukan
sesuatu. Seorang guru harus dapat menunjukan pentingnya pengalaman dan materi belajar
bagi kehidupan siswa. * (Abdul Majid,2013;108-114 )
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pengertian beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah
pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran yang berupa pedoman umum dan
kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, yang dijabarkan dari
pandangan falsafah atau teori belajar tertentu.
Dalam pemilihan strategi pembelajaran, guru harus mengacu pada kriteria sebagai
berikut: Kesesuaian antara strategi pembelajaran dengan tujuan atau kompetensi, Kesesuaian
strategi pembelajaran dengan jenis pengetahuan yang akan disampaikan, Kesesuaian strategi
pembelajaran dengan sasaran (kemampuan awal, karakteristik yang berhubungan dengan
latar belakang dan status sosial, karakteristik yang berkaitan dengan perbedaan-perbedaan
kepribadian), Kemampuan strategi pembelajaran (kelompok atau individu), Karakteristik
strategi pembelajaran (kelemahan maupun kelebihannya) ,biaya, dan waktu.
3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan baru tentang
strategi pembelajaran, khususnya tentang bagaimana cara mengembangkan suatu strategi
pembelajaran. Diharapkan calon pendidik dapat lebih mengerti tentang strategi pembelajaran
apa yang cocok dan efektif untuk diterapkan. Diharapkan calon pendidik dapat menjadikan
sebagai suatu acuan dalam menerapkan suatu strategi pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA