Anda di halaman 1dari 18

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN TATA

KECANTIKAN

Dosen Pengampu :
Dr. Trisnani Widowati, M. Si.
NIP. 196202271986012001

Disusun Oleh :
Fitri Nur Jannah
5402418017

PRODI PENDIDIKAN TATA KECANTIKAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Strategi Pembelajaran
dalam Pembelajaran Tata Kecantikan” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dr.
Trisnani Widowati, M. Si. Pada mata kuliah Perencanaan Pembelajaran, Prodi Pendidikan
Tata Kecantikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
strategi pembelajaran bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

19 Desember 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer dan diartikan sebagai
cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Seorang
yang berperang dalam mengatur strategi, untuk memenangkan peperangan sebelum
melakukan tindakan, ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik
dilihat dari kuantitas maupun kualitasnya. Setelah semuanya diketahui, baru kemudian ia
akan menyusun tindakannya yang harus dilakukan, baik tentang siasat peperangan yang harus
dilakukan, taktik dan teknik peperangan, maupun waktu yang tepat untuk melakukan
serangan. Dengan demikian dalam menyusun strategi perlu memperhitungkan berbagai
faktor, baik dari dalam maupun dari luar.

Guru sebagai pengembang media pembelajaran harus mengetahui perbedaan


pendekatan-pendekatan dalam belajar agar dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat.
Strategi pembelajaran harus dipilih untuk memotivasi para pembelajar, memfasilitasi proses
belajar, membentuk manusia seutuhnya, melayani perbedaan individu, mengangkat belajar
bermakna, mendorong terjadinya interaksi, dan memfasilitasi belajar kontekstual. Tapi saat
sekarang realitanya kita dapat melihat di dalam proses pembelajaran itu sendiri guru masih
belum bisa mengondisikan pembelajarannya sesuai yang diharapkan oleh siswa maupun
kurikulum yang dituntut. Tidak hanya itu, kadangkala guru belum bisa memahami seperti apa
pembelajaran siswa itu sendiri.

Pemilihan strategi pembelajaran sangatlah penting. Strategi yang diterapkan dalam


kegiatan pembelajaran disebut Strategi Pembelajaran. Pembelajaran adalah upaya pendidik
untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan strategi pembelajaran
adalah terwujudnya efesiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.
Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah pendidik (perorangan dan atau
kelompok) serta peserta didik (perorangan, kelompok, dan atau komunitas) yang berinteraksi
edukatif antara satu dengan yang lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari strategi pembelajaran itu?


2. Apa sajakah macam – macam dari strategi pembelajaran?
3. Bagaimana dengan pemilihan strategi pembelajaran itu?

1.3 Tujuan

Tujuan dasar dari penulisan makalah ini secara umum adalah untuk  menambah wawasan
bagi mahasiswa, sedangkan secara khusus:

1. Untuk mengetahui pengertian strategi pembelajaran


2. Untuk mengetahui macam – macam strategi pembelajaran
3. Untuk mengetahui dan mengerti pemilihan strategi pembelajaran
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Strategi Pembelajaran

Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan method, or series of


activities designed to achieves a particular educational goal (J.R. David, 1976). Jadi, dengan
demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Ada dua hal
yang perlu kita cermati dari pengertian di atas. Pertama, strategi pembelajaran merupakan
rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan
berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berati penyusunan suatu strategi
baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada
tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua
keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan
langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya
diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi,
perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah
rohnya dalam implementasi suatu strategi (Wina Sanjaya,2006:126).

Strategi pembelajaran merupakan rencana dan cara-cara melaksanakan kegiatan


pembelajaran agar prinsip dasar pembelajaran dapat terlaksana dan tujuan pembelajaran bisa
dicapai secara efektif (Mukhamad Murdiono,2012:28). Strategi pembelajaran merupakan hal
yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran(Hamzah B.Uno, 2006:45).

Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil


pmbelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda (Reigeluth, 1983, Degeng, 1989)
(dalam Made Wena,2008:5). Kozma (dalam sanjaya 2007)  secara umum menjelaskan bahwa
strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat
memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan
pembelajaran tertentu (Hamruni, 2009:3).
Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien (Wina Sanjaya, 2006:126).

Strategi pembelajaran merupakan cara pengorganisasian isi pelajaran, penyampaian


pelajaran dan pengelolaan kegiatan belajar dengan menggunakan berbagai sumber belajar
yang dapat dilakukan guru untuk mendukung terciptanya efektivitas dan efisiensi proses
pembelajaran (Darmansyah,2010:17).

Cropper(1998) mengataan bahwa strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas


berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
(Hamruni, 2009;3).

Moedjiono(1993) mengatakan bahwa strategi pembelajaran adalah kegiatan guru


untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-aspek dari
komponen pembentuk sistem pembelajaran, dimana untuk itu guru menggunakan siasat
tertentu (Abdul Majid,2013:8).

Subana dan Sunarti (Iskandarwassid, Dadang Sunendar,2008:5) memberikan


pengertian strategi pembelajaran sebagai berikut: Pola umum atau karakteristik abstrak dari
rentetan perbuatan pengajar dan peserta didik dalam perwujudan KBM. Rencana menyeluruh
mengenai perbuatan pembelajaran yang serasi bagi pencapaian tujuan pengajaran. Rancangan
atau pola yang digunakan untuk menentukan proses pembelajaran, merancang materi
pelajaran, dan memandu pengajaran di kelas. Pola umum kegiatan peserta didik yang
menggambarkan proses penentuan atau penciptaan situasi tertentu dalam perwujudan
kegiatan pembelajaran sehingga terjadi perubahan tingkah laku.

Depdiknas(2003) merumuskan strategi pembelajaran sebagai cara pandang dan pola


pikir guru dalam mengajar agar pembelajaran menjadi efektif. Artinya , rumusan yang dibuat
Depdiknas lebih spesifik dengan tujuan yang jelas, yaitu meningkatkan efektivitas
pembelajaran. Rumusan Depdiknas tersebut diperkuat dengan pernyataan selanjutnya bahwa
dalam mengembangkan strategi pembelajaran, guru perlu mempertimbangkan beberapa hal
yang memungkinkan terciptanya pembelajaran efektif dan berhasil baik(Darmansyah,
2010:18-19).

Menurut Wiranataputra(2001) strategi pembelajaran merupakan kerangka konseptual


yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan
pengajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Nunan menafsirkan strategi pembelajaran sebagai proses mental yang digunakan pembelajar
untuk mempelajari dan menggunakan bahasa sasaran (Iskandarwassid, Dadang
Sunendar,2008:6 & 7).

Pendapat Dick dan Carey(1985) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu
adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama
untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. (Wina Sanjaya,2006:126).

Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang
dipilih untuk menyampaikan materi pemblajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.
Selanjutnya dijabarkan oleh mereka bahwa strategi pembelajaran dimaksud meliputi sifat,
lingkup, dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar
kepada peserta didik (Hamruni,2009:3).

Wina Sanjaya(2006) menyatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan rencana


tindakan (rangkain kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai
sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran (Abdul Majid,2013:8).

Dick dan Carey(1990) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh
komponen materi pembelajaran dan prosedur ataupun tahapan kegiatan belajar yang
digunakan guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran
tertentu. Menurut mreka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas pada prosedur atau
tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi atau pakt program
pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik (Hamruni,2009:3).

Abizar(1995) menyatakan bahwa strategi pembelajaran diartikan sebagai pandangan


yang bersifat umum serta arah umum dari tindakan untuk menentukan metode yang akan
dipakai dengan tujuan utama agar pemerolehan pengetahuan oleh siswa lebih optimal
(Darmansyah,2010:18).

Mujiono(1992) mengartikan strategi pembelajaran sebagai berikut: kegiatan pengajar


untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-aspek dan
komponen pembentuk system instruksional, dimana untuk itu pengajar menggunakan siasat
tertentu. Karena system instruksional merupakan suatu kegiatan, maka pemikiran dan
pengupayaan pengkonsistensian aspek-aspek komponennya tidak hanya sebelum
dilaksanakan, tetapi juga pada saat dilaksanakan. Hal ini didasarkan pada pemiiran bahwa
suatu rancangan tidak selalu tepat pada saat dilakukan. Dengan demikian, strategi
pembelajaran memiliki dua dimensi sekaligus. Pertama, strategi pembelajaran pada dimensi
perancangan. Kedua, strategi pembelajaran pad dimensi pelaksanaan. Pengertian strategi
pembelajaran yang agak berbeda dengan Mujiono dikemukakan oleh Zaini dan Bahri(2003)
menyatakan bahwa strategi pembelajaran mempunyai pengertian suatu garis-garis besar
haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan
dengan pembelajaran, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan pengajar dan
peserta didik dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan. Ada empat strategi dasar dalam pembelajaran yaitu mengidentifikasi apa yang
diharapkan, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik pembelajaran,
menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan. (Iskandarwassid, Dadang
Sunendar,2008:8).

2.2 Macam-macam Strategi Pembelajaran

2.2.1 Macam – macam Strategi Pembelajaran dalam Buku Strategi Pembelajaran


Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Wina Sanjaya,2006:128-129)

Rowntree(1974) membagi strategi pembelajaran dalam beberapa kelompok, yaitu:

1. Strategi Pembelajaran Penyampaian (Exposition)

Bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk
menguasai bahan tersebut. Roy Killen menyebutnya dengan strategi pembelajaran langsung
(direct instruction).

Mengapa dikatakan langsung? Sebab dalam strategi ini, materi pelajaran disajikan
begitu saja kepada siswa, siswa dituntut untuk mengolahnya. Kewajiban siswa adalah
menguasainya secara penuh. Dengan demikian , dalam strategi ekspositori guru berfungsi
sebagai penyampaian.

2. Strategi Pembelajaran Penemuan (Discovery)

Bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas,
sehingga tugas guru lebih banyak menjadi fasilitator dan pembimbing bagi siswanya. Karena
sifatnya yang demikian strategi ini sering juga dinamakan strategi pembelajaran tidak
langsung.
3. Strategi Pembelajaran Individual (Individual)

Strategi belajar individual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan,


kelambatan, dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan
individu siswa yang bersangkutan. Bahan pelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain
untuk belajar sendiri.

4. Strategi Pembelajaran Kelompok (Groups)

Stategi belajar kelompok dilakukan secara beregu. Sekelompok siswa diajar oleh
seorang atau beberapa orang guru. Bentuk belajar kelompok ini bisa dalam pembelajaran
kelompok besar atau pembelajaran klasikal, atau bisa juga siswa dalam kelompok-kelompok
kecil semacam buzz group. Strategi kelompok tidak memerhatikan kecepatan belajar
individual. Setiap individu dianggap sama. Oleh karena itu, belajar dalam kelompok dapat
terjadi siswa memiliki kemampuan tinggi akan terhambat oleh siswa yang memiliki
kemampuan kurang akan merasa tergusur oleh siswa yang mempunyai kemampuan tinggi.

Dari cara penyajian dan pengolahannya, strategi pembelajaran juga dapat dibedakan
menjadi dua yaitu:

5. Strategi Pembelajaran Deduktif

Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang dillakukan dengan


mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-
ilustrasi, atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak, kemudian
secara perlahan-lahan, menuju hal yang konkret. Strategi ini disebut juga strategi
pembelajaran dari umum ke khusus.

6. Strategi Pembelajaran Induktif

Strategi ini bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkret atau contoh-
contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang kompleks dan
sukar. Strategi ini kerap dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum. (Wina
Sanjaya,2006:128-129)

2.2.2 Macam-macam Strategi Pembelajaran dalam Buku Strategi Pembelajaran (Abdul


Majid,2013:10-12). Jenis-jenis/klasifikasi strategi pembelajaran yang dikemukakan
dalam artikel Saskatchewan Educational(1991)  :

1. Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)


Strategi pembelajaran langsung merupakan strategi yang kadar berpusat pada gurunya
paling tinggi, dan paling sering digunakan. Pada strategi ini termasuk di dalamnya metode-
metode ceramah, pertanyaan didaktik, pengajaran eksplisit, praktek dan latihan, serta
demontrasi.

Strategi pembelajaran langsung efektif digunakan untuk memperluas informasi atau


mengembangkan keterampilan langkah demi langkah.

2. Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (Indirect Instruction)

Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan bentuk keterlibatan siswa yang tinggi


dalam melakukan observasi, penyelidikan, penggambaran inferensi berdasarkan data, atau
pembentukan hipotesis. Dalam pembelajaran tidak langsung, peran guru beralih dari
penceramah menjadi fasilator, pendukung, dan sumber personal (resource person).

Guru merancang lingkungan belajar, memberikan kesempatan siswa untuk terlibat,


dan jika memungkinkan memberikan umpan balik kepada siswa ketika mereka melakukan
inkuiri. Strategi pembelajaran tidak langsung mensyaratkan digunakannya bahan-bahan
cetak, non-cetak, dan sumber-sumber manusia.

3. Strategi Pembelajaran Interaktif (Interactive Instruction)

Strategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk diskusi dan saling berbagi di
antara peserta didik. Seaman dan Fellenz (1989) mengemukakan bahwa diskusi dan saling
berbagi akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan reaksi terhadap
gagasan, pengalaman, pandangan, dan pengetahuan guru atau kelompok, serta mencoba
mencari alternatif dalam berpikir.

Strategi pembelajaran interaktif dikembangkan dalam rentang pengelompokan dan


metode-metode interaktif. Di dalamnya terdapat bentuk-bentuk diskusi kelas, diskusi
kelompok kecil atau pengerjaan tugas berkelompok, dan kerja sama siswa secara
berpasangan.

4. Strategi Pembelajaran melalui Pengalaman (Eksperiential Learning)

Strategi belajar melalui pengalaman menggunakan bentuk sekuens induktif, berpusat


pada siswa, dan berorientasi pada aktivitas. Penekanan dalam strategi belajar melalui
pengalaman adalah proses belajar, dan bukan hasil belajar. Guru dapat menggunakan strategi
ini baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Sebagai contoh, di dalam kelas dapat digunakan
metode simulasi, sedangkan di luar kelas dapat dikembangkan metode observasi untuk
memperoleh gambaran pendapat umum.

5. Strategi Pembelajaran Mandiri

Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun


inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri. Fokusnya adalah pada perencanaan
belajar mandiri oleh peserta didik dengan bantuan guru. Belajar mandiri juga bisa dilakukan
dengan teman atau sebagai bagian dari kelompok kecil. (Abdul Majid,2013:11-12)

(Made Wena.2011:5-6)Variabel Strategi Pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:

a. Strategi Pengorganisasian (Organizational Strategy)

Strategi Pengorganisasian merupakan cara untuk menata isi suatu bidang studi, dan
kegiatan ini berhubungan dengan tindakan pemilihan isi / materi penataan isi, pembuatan
diagram, format dan sejenisnya.

b. Strategi Penyampaian (Delivery Strategy)

Strategi Penyampaian adalah cara untuk menyampaikan pembelajaran pada siswa


dan/ atau untuk menerima serta merespons masukan dari siswa.

c. Strategi Pengelolaan (Management Strategy)

Strategi Pengelolaan adalah cara untuk menata interaksi antara siswa dan variabel
strategi pembelajaran lainnya (variabel strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian).
Strategi pengelolaan pembelajaran berhubungan dengan pemilihan tentang strategi
pengorganisasian dan strategi penyampaian yang digunakan selama proses pembelajaran
berlangsung. Strategi pengelolaan pembelajaran berhubungan dengan penjadwalan,
pembuatan catatan kemajuan belajar dan motivasi. (Made Wena,2008;5-6)

2.3 Pemilihan Strategi Pembelajaran

2.3.1 Pemilihan Strategi Pembelajaran dalam Buku Strategi Pembelajaran Berorientasi


Standar Proses Pendidikan (Wina Sanjaya,2006;129-131)

Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan


baru. Ketika kita berpikir informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki oleh siswa,
maka pada saat itu juga kita semestinya berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar
semua itu dapat tercapai secara efektif dan efisien. Ini sangat penting untuk dipahami, sebab
apa yang harus dicapai akan menentukan bagaimana cara penyampaiannya.

Oleh karena itu, sebelum menentukan strategi pembelajaran yang dapat digunakan,
ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan. Pertimbangan yang berhubungan
dengan tujuan yang ingin dicapai. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan adalah:
Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan aspek kognitif, afektif,
atau psikomotor? Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, apakah
tingkat tinggi atau rendah? Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan
akademis? Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran: Apakah
materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum, atau teori tertentu? Apakah untuk
mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan prasyarat tertentu atau tidak?

Apakah tersedia buku-buku sumber untuk mempelajari materi itu? Pertimbangan dari
sudut siswa. Apakah strategi pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan siswa? Apakah
strategi pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi siswa? Apakah strategi
pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar siswa? Pertimbangan-pertimbangan lainnya.
Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu strategi saja? Apakah strategi yang
kita tetapkan dianggap satu-satunya strategi yang dapat digunakan? Apakah strategi itu
memiliki nilai efektivitas dan efisiensi?

Pertanyaan- pertanyaan di atas, merupakan bahan pertimbangan dalam menetapkan


strategi yang ingin ditetapkan. Misalnya untuk mencapai tujuan yang berhubungan dengan
aspek kognitif, akan memiliki strategi yang berbeda dengan upaya untuk mencapai tujuan
afektif atau psikomotor. Demikian juga halnya, untuk mempelajari bahan pelajaran yang
bersifat fakta akan berbeda dengan mempelajari bahan pembuktian suatu teori, dan lain
sebagainya. (Wina Sanjaya,2006; 129-131)

2.3.2 Pemilihan Strategi Pembelajaran dalam Buku Strategi Pembelajaran (Abdul


Majid,2013;108-114)

 Beberapa prinsip mesti dilakukan oleh pengajar dalam memilih strategi pembelajaran
secara tepat dan akurat, pertimbangan tersebut harus berdasarkan pada penetapan. Dalam
pemilihan strategi pembelajaran, guru harus mengacu pada kriteria sebagai berikut :

 Kesesuaian antara strategi pembelajaran dengan tujuan atau kompetensi.


 Kesesuaian strategi pembelajaran dengan jenis pengetahuan yang akan disampaikan
 Kesesuaian strategi pembelajaran dengan sasaran (kemampuan awal, karakteristik
yang berhubungan dengan latar belakang dan status sosial, karakteristik yang
berkaitan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian.
 Biaya
 Kemampuan strategi pembelajaran (kelompok atau individu)
 Karakteristik strategi pembelajaran (kelemahan maupun kelebihannya)
 Waktu

Untuk lebih jelasnya, berkaitan dengan karakteristik strategi pembelajaran sebagai


dasar pertimbangan dapat dilihat pada uraian berikut ini :

 Tujuan pembelajaran

Penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi guru dalam memilih
metode yang akan digunakan dalam menyajikan materi pengajaran.

Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pengajaran,
serta kemampuan yang harus dimiliki siswa. Sasaran tersebut dapat terwujud dengan
menggunakan metode-metode pembelajaran. Misalnya, seorang guru Olahraga dan
Kesehatan (OrKes) menetapkan tujuan pembelajaran agar siswa agar dapat
mendemonstrasikan cara menendang bola dengan baik dan benar.

Dalam hal ini, metode yang dapat membantu siswa-siswi mencapai tujuan adalah
metode ceramah; guru memberi instruksi, petunjuk, aba-aba, dan dilaksanakan di lapangan.
Kemudian metode demonstrasi; siswa-siswi mendemonstrasikan cara menendang bola
dengan baik dan benar.

 Aktivitas dan pengetahuan awal siswa

Belajar merupakan aktivitas untuk memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan


tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu strategi pembelajaran harus dapat mendorong
aktivitas siswa. Aktivitas tidak hanya dimaksudkan pada aktivitas fisik saja, tetapi meliputi
aktivitas yang bersifat psikis atau aktivitas mental juga.

 Integritas bidang studi/pokok bahasan

Mengajar merupakan usaha untuk mengembangkan seluruh pribadi siswa. Mengajar


bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi meliputi pengembangan
aspek afektif dan aspek psikomotor. Oleh karena itu, strategi pembelajaran harus dapat
mengembangkan seluruh aspek kepribadian secara terintegritas. Oleh karena itu, metode yang
digunakan lebih berorientasi pada masing-masing ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik)
yang terdapat dalam pokok bahasan.

 Alokasi waktu dan sarana penunjang

Waktu yang tersedia dalam pemberian materi pelajaran adalah satu jam pelajaran (45
menit). Jadi metode yang akan digunakan harus dirancang sebelumnya, termasuk didalamnya
perangkat penunjang pembelajaran. Perangkat pembelajaran tersebut dapat digunakan oleh
guru secara berulang-ulang, seperti transparan, chart, video pembelajaran, film, dsb.

 Jumlah siswa

Metode yang kita gunakan didalam kelas idealnya perlu mempertimbangkan jumlah
siswa yang hadir dan rasio guru dan siswa, agar proses belajar mengajar efektif. Ukuran kelas
juga menentukan keberhasilan, terutama pengelolaan kelas dan penyampaian materi.

Para ahli pendidikan berpendapat bahwa mutu pengajaran akan tercapai apabila
mengurangi besarnya kelas. Sebaliknya pengelola pendidikan mengatakan bahwa kelas yang
kecil-kecil cenderung memerlukan biaya pendidikan dan latihan yang tinggi. Kedua pendapat
ini bertentangan; manakala kita dihadapkan pada mutu, maka kita membutuhkan biaya yang
sangat besar.

Namun apabila pendidikan mempertimbangkan biaya, mutu pendidikan sering


terabaikan, apalagi saat ini kondisi masyarakat Indonesia mengalami krisis ekonomi yang
berkepanjangan.

 Pengalaman dan kewibawaan pengajar

Guru yang baik adalah guru yang berpengalaman, pribahasa mengatakan bahwa
“pengalaman adalah guru yang baik”. Hal ini telah diakui di lembaga pendidikan. Selain
berpengalaman, guru juga harus berwibawa. Kewibawaan merupakan syarat mutlak yang
bersifat abstrak bagi guru, karena guru harus berhadapan dan mengelola siswa yang berbeda
latar belakang akademik dan sosial. Guru harus merupakan sosok tokoh yang disegani, bukan
ditakuti oleh anak didiknya.

Dalam pengelolaan pembelajaran, terdapat beberapa prinsip yang harus diketahui,yaitu:

1. Interaktif
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi, baik antara guru dan siswa, siswa
dengan siswa , atau antara siswa dengan lingkungannya.

2. Inspiratif

Proses pembelajaran merupakan proses yang interaktif, yang memungkinkan siswa


untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Biarkan siswa berbuat dan berpikir sesuai dengan
inspirasinya sendiri, sebab pada dasarnya pengetahuan bersifat subjektif yang bisa dimaknai
oleh setiap subjek belajar.

3. Menyenangkan

Proses pembelajaran yang menyenangkan dapat dilakukan dengan menata ruangan


yang apik dan menarik, serta pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi.

4. Menantang

Merupakan proses yang menantang siswa untuk mengembangkan kemampuan


berpikir, yakni merangsang kerja otak secara maksimal.

5. Motivasi

Motivasi merupakan aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Motivasi
dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak dan melakukan
sesuatu. Seorang guru harus dapat menunjukan pentingnya pengalaman dan materi belajar
bagi kehidupan siswa. * (Abdul Majid,2013;108-114 )
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pengertian beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah
pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran yang berupa pedoman umum dan
kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, yang dijabarkan dari
pandangan falsafah atau teori belajar tertentu.

Rowntree (1974) membagi strategi pembelajaran dalam beberapa kelompok, yaitu,


Strategi pembelajaran penyampaian (exposition), Strategi pembelajaran penemuan
(discovery), 3. Strategi pembelajaran Individual (individual), dan Strategi pembelajaran
kelompok (groups). Dari cara penyajian dan pengolahannya, strategi pembelajaran juga dapat
dibedakan menjadi dua yaitu, Strategi Pembelajaran Deduktif dan Strategi Pembelajaran
Induktif.

Dalam pemilihan strategi pembelajaran, guru harus mengacu pada kriteria sebagai
berikut: Kesesuaian antara strategi pembelajaran dengan tujuan atau kompetensi, Kesesuaian
strategi pembelajaran dengan jenis pengetahuan yang akan disampaikan, Kesesuaian strategi
pembelajaran dengan sasaran (kemampuan awal, karakteristik yang berhubungan dengan
latar belakang dan status sosial, karakteristik yang berkaitan dengan perbedaan-perbedaan
kepribadian),  Kemampuan strategi pembelajaran (kelompok atau individu), Karakteristik
strategi pembelajaran (kelemahan maupun kelebihannya) ,biaya, dan waktu.

3.2 Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan baru tentang
strategi pembelajaran, khususnya tentang bagaimana cara mengembangkan suatu strategi
pembelajaran. Diharapkan calon pendidik dapat lebih mengerti tentang strategi pembelajaran
apa yang cocok dan efektif untuk diterapkan. Diharapkan calon pendidik dapat menjadikan
sebagai suatu acuan dalam menerapkan suatu strategi pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung; PT Remaja Rosdakarya.

Darmansyah. (2010). Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor.Jakarta;


PT Bumi Aksara.

Hamruni. (2009). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta; Fakultas Tarbiyah dan


Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN).

Hamzah B.Uno.(2006). Perencanaan Pembelajaran.Jakarta;PT Bumi Aksara.

Iskandarwassid., Dadang Sunendar. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung;


PT Remaja Rosdakarya.

Made Wena.(2008). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer.Jakarta;Bumi


Aksara.

Mukhamad Murdiono. (2012). Strategi Pembelajaran


Kewarganegaraan. Yogyakarta;Penerbit Ombak.

Wina Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan, Jakarta; Kencana Prenadamedia Group.

Anda mungkin juga menyukai