Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

DESAIN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PAI


Tentang
“Ragam Strategi Pembelajaran”

Disusun oleh:
Ringgo Putra (2220010024 )

Dosen pengampu:
Prof. Dr. Darmansyah , S.T, M.Pd.
Dr. Zulfia Trinova, S.Ag. M.Pd

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA (S2)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
1445 H /2023 M

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan makalah tentang“Ragam Strategi Pembelajaran PAI”.
Makalah ilmiah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar dapat dilakukan perbaikan pada makalah.

Padang, 1 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . ................................................................................ i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2
C. Tujuan Masalah ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi Agama ........................................................ 3
B. Macam-macam Strategi Pembelajaran .......................................... 6
C. karakteristik Strategi Pembelajaran ............................................... 11
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 15
B. Saran ......................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer dan
diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk
memenangkan suatu peperangan. Seorang yang berperang dalam mengatur
strategi, untuk memenangkan peperangan sebelum melakukan tindakan, ia
akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat
dari kuantitas maupun kualitasnya. Setelah semuanya diketahui, baru kemudian
ia akan menyusun tindakannya yang harus dilakukan, baik tentang siasat
peperangan yang harus dilakukan, taktik dan teknik peperangan, maupun
waktu yang tepat untuk melakukan serangan. Dengan demikian dalam
menyusun strategi perlu memperhitungkan berbagai faktor, baik dari dalam
maupun dari luar.
Guru sebagai pengembang media pembelajaran harus mengetahui
perbedaan pendekatan-pendekatan dalam belajar agar dapat memilih strategi
pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran harus dipilih untuk memotivasi
para pembelajar, memfasilitasi proses belajar, membentuk manusia seutuhnya,
melayani perbedaan individu, mengangkat belajar bermakna, mendorong
terjadinya interaksi, dan memfasilitasi belajar kontekstual. Tapi saat sekarang
realitanya kita dapat melihat di dalam proses pembelajaran itu sendiri guru
masih belum bisa mengondisikan pembelajarannya sesuai yang diharapkan
oleh siswa maupun kurikulum yang dituntut. Tidak hanya itu, kadangkala guru
belum bisa memahami seperti apa pembelajaran siswa itu sendiri.
Pemilihan strategi pembelajaran sangatlah penting. Strategi yang
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran disebut Strategi Pembelajaran.
Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan
kegiatan belajar. Tujuan strategi pembelajaran adalah terwujudnya efesiensi
dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Pihak-pihak yang
terlibat dalam pembelajaran adalah pendidik (perorangan dan atau kelompok)

1
serta peserta didik (perorangan, kelompok, dan atau komunitas) yang
berinteraksi edukatif antara satu dengan yang lainnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam
penulisan makalah ini pengertian dari strategi pembelajaran itu, macam –
macam dari strategi pembelajaran dan Bagaimana dengan pemilihan serta
karakteristik strategi pembelajaran itu.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dasar dari penulisan makalah ini secara umum adalah
untuk menambah wawasan bagi mahasiswa, sedangkan secara khusus:
1. Untuk mengetahui pengertian strategi pembelajaran
2. Untuk mengetahui macam – macam strategi pembelajaran
3. Untuk mengetahui dan mengerti karakteristik dan pemilihan strategi
pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi Pembelajaran
Istilah strategi (strategy) berasal dari “kata benda” dan “kata kerja”
dalam bahasa Yunani. Sebagai kata benda, strategos merupakan gabungan
kata stratos (militer) dengan “ego” (memimpin). Sebagai kata kerja, stratego
berarti merencanakan (to plan). Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan
sebagai a plan method, or series of activities designed to achieves a particular
educational goal (J.R. David, 1976).
Jadi, dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Ada dua hal yang perlu kita cermati dari
pengertian di atas. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan
(rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai
sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berati penyusunan suatu strategi
baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada
tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah
dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan
demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai
fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian
tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan
yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam
implementasi suatu strategi (Wina Sanjaya,2006:126).
Strategi pembelajaran merupakan rencana dan cara-cara melaksanakan
kegiatan pembelajaran agar prinsip dasar pembelajaran dapat terlaksana dan
tujuan pembelajaran bisa dicapai secara efektif (Mukhamad Murdiono,2012:28).
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses
pembelajaran(Hamzah B.Uno, 2006:45).
Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien (Wina Sanjaya, 2006:126).

3
Strategi pembelajaran merupakan cara pengorganisasian isi pelajaran,
penyampaian pelajaran dan pengelolaan kegiatan belajar dengan menggunakan
berbagai sumber belajar yang dapat dilakukan guru untuk mendukung
terciptanya efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran (Darmansyah,
2010:17).
Cropper(1998) mengataan bahwa strategi pembelajaran merupakan
pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai (Hamruni, 2009;3).
Moedjiono(1993) mengatakan bahwa strategi pembelajaran adalah
kegiatan guru untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi
antara aspek-aspek dari komponen pembentuk sistem pembelajaran, dimana
untuk itu guru menggunakan siasat tertentu (Abdul Majid,2013:8).
Subana dan Sunarti (Iskandarwassid, Dadang Sunendar,2008:5)
memberikan pengertian strategi pembelajaran sebagai berikut:
1. Pola umum atau karakteristik abstrak dari rentetan perbuatan pengajar dan
peserta didik dalam perwujudan KBM
2. Rencana menyeluruh mengenai perbuatan pembelajaran yang serasi bagi
pencapaian tujuan pengajaran
3. Rancangan atau pola yang digunakan untuk menentukan proses
pembelajaran, merancang materi pelajaran, dan memandu pengajaran di
kelas
4. Pola umum kegiatan peserta didik yang menggambarkan proses penentuan
atau penciptaan situasi tertentu dalam perwujudan kegiatan pembelajaran
sehingga terjadi perubahan tingkah laku.
Depdiknas(2003) merumuskan strategi pembelajaran sebagai cara
pandang dan pola pikir guru dalam mengajar agar pembelajaran menjadi
efektif. Artinya , rumusan yang dibuat Depdiknas lebih spesifik dengan tujuan
yang jelas, yaitu meningkatkan efektivitas pembelajaran. Rumusan Depdiknas
tersebut diperkuat dengan pernyataan selanjutnya bahwa dalam
mengembangkan strategi pembelajaran, guru perlu mempertimbangkan

4
beberapa hal yang memungkinkan terciptanya pembelajaran efektif dan
berhasil baik(Darmansyah, 2010:18-19).
Menurut Wiranataputra(2001) strategi pembelajaran merupakan
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu
dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran dan para pengajar
dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Nunan
menafsirkan strategi pembelajaran sebagai proses mental yang digunakan
pembelajar untuk mempelajari dan menggunakan bahasa sasaran
(Iskandarwassid, Dadang Sunendar,2008:6 & 7).
Pendapat Dick dan Carey(1985) juga menyebutkan bahwa strategi
pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang
digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
(Wina Sanjaya,2006:126).
Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan
cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pemblajaran dalam
lingkungan pembelajaran tertentu. Selanjutnya dijabarkan oleh mereka bahwa
strategi pembelajaran dimaksud meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan
pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik
(Hamruni,2009:3).
Wina Sanjaya(2006) menyatakan bahwa strategi pembelajaran
merupakan rencana tindakan (rangkain kegiatan) termasuk penggunaan metode
dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran
(Abdul Majid,2013:8)..
Abizar(1995) menyatakan bahwa strategi pembelajaran diartikan
sebagai pandangan yang bersifat umum serta arah umum dari tindakan untuk
menentukan metode yang akan dipakai dengan tujuan utama agar pemerolehan
pengetahuan oleh siswa lebih optimal (Darmansyah,2010:18).
Jadi dihubungkan dengan pembelajaran, strategi bisa diartikan sebagai
pola-pola umum kegiatan pengajar dan peserta didik dalam mewujudkan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Ada

5
empat strategi dasar dalam pembelajaran yaitu mengidentifikasi apa yang
diharapkan, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik
pembelajaran, menetapkan norma-norma dan batas minimal
keberhasilan.(Iskandarwassid, Dadang Sunendar,2008:8).
Dari pengertian beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran
yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan
umum pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan falsafah atau teori belajar
tertentu.
B. Macam -Macam Strategi Pembelajaran
1. Strategi pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pemebelajaran
yang menekankan strategi proses penyampaian materi secara verbal dari
guru terhadap siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi
pembelajaran secara optimal. Strategi pembelajaran ekspositori sering juga
disebut strategi pembelajaran langsung (direct instructions), sebab materi
pelajaran langsung diberikan guru, dan guru mengolah secara tuntas pesan
tersebut selanjutnya siswa dituntut untuk menguasai materi tersebut.
Dengan demikian, dalam strategi ekspositori guru berfungsi sebagai
penyampai informasi. Dalam penggunaan strategi ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan oleh guru, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Berorientasi pada tujuan
b. Prinsip komunikasi
c. Prinsip kesiapan
d. Prinsip berkelanjutan
Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, antara lain :
a) Persiapan (Preparation)
b) Penyajian (Presentation)
c) Korelasi (Correlation)
d) Menyimpulkan (Generalization)
e) Mengaplikasikan (Application). (Direktorat Tenaga Kependidikan,2011)

6
2. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Pendekatan pembelajaran berbasis masalah mengutamakan proses
belajar dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa
mencapai keterampilan mengarahkan diri. Pembelajaran berdasarkan
masalah penggunaannya di dalam tingkat berpikir lebih tinggi, dalam situasi
berorientasi pada masalah, termasuk bagaimana belajar.
Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah/PBL adalah;
1) orientasi siswa pada masalah
2) mengorganisasi siswa untuk belajar
3) membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
4) mengembangkan dan menyajikan hasil
5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Guru dalam model pemeblajaran berdasarkan masalah berperan
sebagai penyaji masalah, penanya mengadakan dialog, membatu
menemukan masalah dan pemberi fasilitas penelitian. Selainituguru
menyiapkan dukungan dan dorongan yang dapat meningkatkan
pertumbuhan inquiri dan intelektual siswa. Pembelajaran berdasarkan
masalah hanya dapat terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan kelas
yang terbuka dan membimbing pertukaran gagasan.(Abdul Majid, 2013:3)

3. Strategi pembelajaran kontekstual (Contextual teachig learning)


Pembelajaran kontekstual (Contextual Tachig Learning) atau biasa
disingkat CTL adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada
keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata,
sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan
kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran
ini tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik
dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai.
Langkah -langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah sebagai
berikut :

7
a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan
dan keterampilan barunya.
b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik.
c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
d. Ciptakan masyarakat belajar.
e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajara.
f. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
g. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
4. Strategi pembelajaran inquiry

Strategi pembelajaran inquiri menekankan kepada proses mencari


dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran
siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi
pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing
siswa untuk belajar. Strategi pembelajaran inquiri merupakan rangkaian
pembelajaran yang menekan pada proses berfikir kritis dan analis mencari
dan menentukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Inquiri diawali dengan kegiatan pengamatan dalam upaya untuk memahami
suatu konsep.( Jamil Suprihatiningrum,2014: 166)
Dalam strategi pembelajaran inquiri ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, diantaranya sebagai berikut :
a. Berorientasi pada pengembangan intelektual
b. Prinsip interaksi
c. Prinsip bertanya
d. Prinsip belajar untuk berpikir
e. Prinsip keterbukaan

Kemudian langkah -langkah yang perlu diperhatikan diantaranya adalah :


a. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana
pembelajaran yang responsif.

8
b. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada
suatu persoalan yang mengandung teka-teki.
c. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan
yang sedang dikaji.
d. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
e. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menetukan jawaban yang
dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh
berdasarkan pengumpulan data.
f. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan
yang diperoleh berdasrkan hasil pengujian hipotesis.
5. Strategi pembelajaran afektif
Strategi pembelajaran afektif adalah strategi yang bukan hanya
bertujuan untuk mencapai dimensi yang lainnya. Yaitu sikap dan
ketrampilan afektif berhubungan dengan volume yang sulit diukir karena
menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam. Kemampuan
sikap afektif berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat berupa
tanggung jawab, kerja sama, disiplin, komitmen, percaya diri, jujur,
menghargai pendapat orang lain dan kemampuan mengendalikan diri. Oleh
karena itu untuk mencapai hasil belajar yang optimal, dalam merancang
program pembelajaran dan kegiatan pembelajaran bagi peserta didik,
pendidik harus memperhatikan karakteristik afektif peserta didik.(Nunuk
hlm. 122 – 123)
Terbentuknya sebuah sikap pada diri seseorang tidaklah secara tiba -
tiba, tetapi melewati proses yang terkadang cukup lama. Proses ini biasanya
dilakukan lewat pembiasaan dan modeling.

9
a. Pola pembiasaan
Dalam proses pembelajaran di sekolah, baik disadari maupun
tidak, guru dapat menanamkan sikap tertentu kepada siswa melalui
proses pembiasaan.
b. Pemodelan (Modeling)
Pemeblajaran sikap dapat juga dilakukan melalui proses modeling
yaitu pembentukan sikap melalui proses asimilasi atau proses
percontohan. Salah satu karakteristik anak didik yang sedang
berkembang adalah keinginan untuk melakukan peniruan (imitasi)..
6. Strategi pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning merupakan istilah
umum untuk sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk
mendidik kerja sama kelompok dan interaksi antarsiswa. Tujuan
pembelajaran kooperatif setidak-tidaknya meliputi tiga tujuan pembelajaran,
yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan
pengembangan keterampilan sosial.
Dalam pelaksanaannya metode ini membantu siswa untuk lebih
mudah memproses informasi yang diperoleh, karena proses encoding akan
didukung dengan interaksi yang terjadi dalam Pembelajaran Kooperatif.
Pembelajaran dengan metode Pembelajaran Kooperatif dilandasakan pada
teori Cognitive karena menurut teori ini interaksi bisa mendukung
pembelajaran. Metode pembelajaran kooperatif learning mempunyai
manfaat-manfaat yang positif apabila diterapkan di ruang kelas. Namun
ironisnya model pembelajaran kooperatif belum banyak diterapkan dalam
pendidikan walaupun orang Indonesia sangat membanggakan sifat gotong
royong dalam kehidupan bermasyarakat.( Anonime, 2015)

Brahim(2000:10)mengemukakan langkahlangkah model pembelajar


an kooperatif yang terdiri atas 6 langkah, yaitu:
a. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
b. Menyajikan informasi.
c. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.

10
d. Membimbing kelompok bekerja dan belajar.
e. Evaluasi.
f. Memberikan penghargaan
7. Strategi peningkatan kemampuan berfikir
Metode peningkatan kemampuan berfikir adalah adalah model
pembelajaran yang bertumpu pada perkembangan berfikir siswa melalui
telaah fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan
masalah yang diajukan.( Indri yulu astute,2015)

Menurut Sanjaya (2011) terdapat 6 tahapan dalam strategi


peningkatan kemampuan berpikir yaitu (1) orientasi, (2) pelacakan, (3)
konfrontasi, (4) inkuiri, (5) akomodasi, dan (6) transfer.

D. Prinsip-Prinsip Dan Karakteristik Pemilihan Strategi Pembelajaran


Dalam pengelolaan pembelajaran, terdapat beberapa prinsip yang harus
diketahui, yaitu:
1. Interaktif
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi, baik antara guru
dan siswa, siswa dengan siswa , atau antara siswa dengan lingkungannya.
2. Inspiratif
Proses pembelajaran merupakan proses yang interaktif, yang
memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Biarkan
siswa berbuat dan berpikir sesuai dengan inspirasinya sendiri, sebab pada
dasarnya pengetahuan bersifat subjektif yang bisa dimaknai oleh setiap
subjek belajar.
3. Menyenangkan
Proses pembelajaran yang menyenangkan dapat dilakukan dengan
menata ruangan yang apik dan menarik, serta pengelolaan pembelajaran
yang hidup dan bervariasi.
4. Menantang
Merupakan proses yang menantang siswa untuk mengembangkan
kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja otak secara maksimal.

11
5. Motivasi
Motivasi merupakan aspek yang sangat penting untuk
membelajarkan siswa. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang
memungkinkan siswa untuk bertindak dan melakukan sesuatu. Seorang guru
harus dapat menunjukan pentingnya pengalaman dan materi belajar bagi
kehidupan siswa. (Abdul Majid,2013;108-114).
Kemudian lebih lanjut, beberapa prinsip mesti dilakukan oleh
pengajar dalam memilih strategi pembelajaran secara tepat dan akurat,
pertimbangan tersebut harus berdasarkan pada penetapan. Dalam pemilihan
strategi pembelajaran, guru harus mengacu pada kriteria sebagai berikut :
1. Kesesuaian antara strategi pembelajaran dengan tujuan atau kompetensi.
2. Kesesuaian strategi pembelajaran dengan jenis pengetahuan yang akan
disampaikan.
3. Kesesuaian strategi pembelajaran dengan sasaran (kemampuan awal,
karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan status sosial,
karakteristik yang berkaitan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian)
4. Biaya
5. Kemampuan strategi pembelajaran (kelompok atau individu)
6. Karakteristik strategi pembelajaran (kelemahan maupun kelebihannya)
7. Waktu
Untuk lebih jelasnya, berkaitan dengan karakteristik strategi
pembelajaran sebagai dasar pertimbangan dapat dilihat pada uraian berikut
ini :

1. Tujuan pembelajaran
Penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi
guru dalam memilih metode yang akan digunakan dalam menyajikan
materi pengajaran.
Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai
pada akhir pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki siswa.
Sasaran tersebut dapat terwujud dengan menggunakan metode-metode

12
pembelajaran. Misalnya, seorang guru PAI menetapkan tujuan
pembelajaran agar siswa agar dapat mendemonstrasikan cara shalat
dengan baik dan benar.Dalam hal ini, metode yang dapat membantu
siswa-siswi mencapai tujuan adalah metode ceramah; guru memberi
instruksi, petunjuk, aba-aba, dan dilaksanakan di lapangan.
2. Aktivitas dan pengetahuan awal siswa
Belajar merupakan aktivitas untuk memperoleh pengalaman
tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu strategi
pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak
hanya dimaksudkan pada aktivitas fisik saja, tetapi meliputi aktivitas
yang bersifat psikis atau aktivitas mental juga.
3. Integritas bidang studi/pokok bahasan
Mengajar merupakan usaha untuk mengembangkan seluruh
pribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan
kognitif saja, tetapi meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek
psikomotor. Oleh karena itu, strategi pembelajaran harus dapat
mengembangkan seluruh aspek kepribadian secara terintegritas. Oleh
karena itu, metode yang digunakan lebih berorientasi pada masing-
masing ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) yang terdapat dalam
pokok bahasan.
4. Alokasi waktu dan sarana penunjang
Waktu yang tersedia dalam pemberian materi pelajaran adalah
satu jam pelajaran (45 menit). Jadi metode yang akan digunakan harus
dirancang sebelumnya, termasuk didalamnya perangkat penunjang
pembelajaran. Perangkat pembelajaran tersebut dapat digunakan oleh
guru secara berulang-ulang, seperti transparan, chart, video
pembelajaran, film, dan sebagainya.
5. Jumlah siswa
Metode yang kita gunakan didalam kelas idealnya perlu
mempertimbangkan jumlah siswa yang hadir dan rasio guru dan siswa,

13
agar proses belajar mengajar efektif. Ukuran kelas juga menentukan
keberhasilan, terutama pengelolaan kelas dan penyampaian materi.
Para ahli pendidikan berpendapat bahwa mutu pengajaran akan
tercapai apabila mengurangi besarnya kelas. Sebaliknya pengelola
pendidikan mengatakan bahwa kelas yang kecil-kecil cenderung
memerlukan biaya pendidikan dan latihan yang tinggi. Kedua pendapat
ini bertentangan; manakala kita dihadapkan pada mutu, maka kita
membutuhkan biaya yang sangat besar. Pengalaman dan kewibawaan
pengajar
Guru yang baik adalah guru yang berpengalaman, pribahasa
mengatakan bahwa “pengalaman adalah guru yang baik”. Hal ini telah
diakui di lembaga pendidikan. Selain berpengalaman, guru juga harus
berwibawa. Kewibawaan merupakan syarat mutlak yang bersifat
abstrak bagi guru, karena guru harus berhadapan dan mengelola siswa
yang berbeda latar belakang akademik dan sosial. Guru harus
merupakan sosok tokoh yang disegani, bukan ditakuti oleh anak
didiknya.(Abdul Majid,2013;108-114).

14
BAB III
PENUTUP
B. Kesimpulan
Dari pengertian beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran
yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan
umum pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan falsafah atau teori belajar
tertentu.
Macam-macam strategi pembelajaran yakni Strategi pembelajaran
Ekspositori, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Strategi pembelajaran
komtekstual (Contextual teachig learning), Strategi pembelajaran afektif,
Strategi pembelajaran kooperatif, Strategi pembelajaran inquiry, Strategi
peningkatan kemampuan berfikir.
Dalam pemilihan strategi pembelajaran, guru harus mengacu pada
kriteria sebagai berikut: Kesesuaian antara strategi pembelajaran dengan tujuan
atau kompetensi, Kesesuaian strategi pembelajaran dengan jenis pengetahuan
yang akan disampaikan, Kesesuaian strategi pembelajaran dengan sasaran
(kemampuan awal, karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan
status sosial, karakteristik yang berkaitan dengan perbedaan-perbedaan
kepribadian), Kemampuan strategi pembelajaran (kelompok atau individu),
Karakteristik strategi pembelajaran (kelemahan maupun kelebihannya) , Biaya,
dan Waktu.
C. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan
baru tentang strategi pembelajaran, khususnya tentang bagaimana cara
mengembangkan suatu strategi pembelajaran. Diharapkan calon pendidik dapat
lebih mengerti tentang strategi pembelajaran apa yang cocok dan efektif untuk
diterapkan. Diharapkan calon pendidik dapat menjadikan sebagai suatu acuan
dalam menerapkan suatu strategi pembelajaran.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung; PT Remaja Rosdakarya.


Anonime,”pembelajaran kooperatif” diakses dari
http// id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_kooperatif, pada tanggal 10
oktober 2015 pukul 18.18
Darmansyah. (2010). Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan
Humor.Jakarta; PT Bumi Aksara.
Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, Jakarta
: Dipdiknas, 2008, hal : 34-35, lihat juga Wina Sanjaya, Strategi
Pembelajaran ; berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta :
Kencana Prenada Media, cet-8, 2011, hal : 188-190

Hamruni. (2009). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta; Fakultas Tarbiyah dan


Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN).
Hamzah B.Uno.(2006). Perencanaan Pembelajaran.Jakarta;PT Bumi Aksara.
https://disdikpora.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/langkah-langkah-
pembelajaran-kooperatif-13
Iskandarwassid., Dadang Sunendar. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung; PT Remaja Rosdakarya.
Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi (Yogyakarta: Ar –
Ruzz Media, 2014) hlm. 148 – 149.
Indriyulu astute, “strategi pembelajaran kemampuan berfikir” diakses
dari http://karyatulisilmiah.com/strategi-pembelajaran-peningkatan-
kemampuan-berpikir-sppkb/,pada tanggal 10 oktober 2015 jam 18.30
Made Wena.(2008). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer.Jakarta;Bumi
Aksara.
Mukhamad Murdiono. (2012). Strategi Pembelajaran
Kewarganegaraan. Yogyakarta; Penerbit Ombak.
Nunuk Suryani dan Leo Agung S, Strategi Belajar – Mengajar (Yogyakarta:
Ombak, 2012) hlm. 106
Wina Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Jakarta; Kencana Prenadamedia Group.

16

Anda mungkin juga menyukai