Anda di halaman 1dari 84

TUGAS DOSEN PENGAMPU

STRATEGI PEMBELAJARAN SBDP MELLY ANDRIANI, M.Pd

MAKALAH
KONSEP DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

DI SUSUN OLEH

WINDI AMELIA : 11910822943


KELAS : PGMI 5C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................1


B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan Masalah.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep dan Hakikat Strategi Pembelajaran..............................................................3


B. Konsep Strategi Belajar Mengajar..............................................................................4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................................................8
B. Saran...............................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer dan diartikan sebagai
cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan.
Seorang yangb erperang dalam mengatur strategi, untuk memenagkan peperangan
sebelum melakukan tindakan, ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang
dimilikinya baik dilihat dari kuantitas maupun kualitasnya. Setelah semuanya diketahui,
baru kemudian ia akan menyusun tindakannya yang harus dilakukan, baik tentang siasat
peperangan yang harus dilakukan, taktik dan teknik peperangan, maupun waktu yang
tepat untuk melakukan serangan. Dengan demikian dalam menyusun strategi perlu
memperhitungkan berbagai faktor, baik dari dalam maupun dari luar.
Istilah strategi, sebagaimana banyak istilah lainnya, dipakai dalam banyak
konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Didalam konteks belajar mengajar,
strategi berarti pola umum perbuatan guru-peserta didik didalam perwujudan kegiatan
balajar-mengajar. Sifat umum pola tersebut berarti bahwa macam dan urutan perbuatan
yang dimaksud tampak dipergunakan atau dipercayakan guru dan peserta didik didalam
macam-macam peristiwa belajar. Dengan demikian maka komsep strategi dalam hal ini
merujuk pada karakteristik abstrak rentetan perbuatan guru dan peserta didik didalam
peristiwa belajar-mengajar. Implisit dibalik karakteristik abstrak itu adalah rasional
yang membedakans trategi yang satu dari strateegi yang lain secara fundamental. Istilah
lain yang yang juga dipergunakan untuk maksud ini adalah model-model mengajar.
Sedangkan rentetan perbuatan guru-peserta didik dalam suatu peristiwa belajar-
mengajar aktual tertentu, dinamakan prosedur instruksional.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat diambil beberapa pokok permasalahan
yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan konsep dan hakikat strategi pembelajaran?


2. Bagaimana konsep strategi belajar mengajar?

1
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan
makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui maksud dari konsep dan hakikat strategi pembelajaran


2. Untuk mengetahui bagaimana konsep strategi belajar mengajar.

2
BAB II

PEMBAHASA

A. Pengertian Konsep Dan Hakikat Strategi Pembelajaran


Konsep menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) yaitu sebuah rencana atau
rancangan. Sedangkan pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar
dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.1
Jadi dapat disimpulkan konsep pembelajaran yaitu perubahan tingkah laku yang
terjadi melalui proses dan menghasilkan perubahan seperti kemampuan membedakan,
nilai, aturan, dan pengetahuan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa
menjadi bisa.2
Hakikat menurut kamus besar bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kenyataan
yang sebenarnya (sesungguhnya). Sedangkan Strategi berasal dari kata
Yunani, “Strategia”, yang berarti ilmu peranga atau panglima perang. Berdasarkan arti
kata tersebut, strategi adalah suatu seni merancang operasi di dalam peperangan, seperti
cara-cara mengatur posisi atau siasat berperang, angkatan darat atau laut. Strategia juga
dapat diartikan sebagai suatu keterampilan mengatur kejadian atau peristiwa. Jadi
strategi dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan
yang didesain untuk mencapai tujuan.3
Dalam dunia pendidikan, menurut J.R.David dalam Sanjaya “strategi diartikan
sebagai a plan method, or series of designed to achieves a particular educational
goal. Jadi dari sini dapat dipahami bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
Pembelajaran dalam pemahaman ini adalah sebagai upaya untuk membelajarkan
pebelajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dari hasil belajar akan terjadi suatu
bukti terjadinya perubahan, pengetahuan, dan sikap yang merupakan kriteria
pembelajaran.

1 Naniek Kusumawati & Endang sri Maruti, strategi dan desain pembelajaran ( Jawa Timur: CV. AE Media
Grafika, 2019), hlm. 1

3
2 Sobry sutikno, Strategi Pembelajaran, ( Jawa Barat: CV. Adanu abimata, 2020), hlm. 23
3 Arin tentrem mawati dkk, strategi pembelajaran, (Jakarta: yayasan kita menulis,2021), hlm. 4

4
Dalam perkembangan berikutnya pembelajaran dimaknai sebagai suatu hasil,
proses atau fungsi. Dalam hal ini pembelajaran dapat digunakan untuk menunjukkan
berbagai hal misalnya;
1. perolehan dan penguasaan tentang apa yang telah diketahui mengenai sesuatu,
2. penyuluhan dan penjelasan mengenai arti kualitas pembelajaran dapat ditempuh
dengan meningkatkan pengetahuan tentang bagaimana merancang srtategi
pembelajaran sehingga lebih efektif, efisiensi, dan memiliki daya tarik.
Dari sini dapat dilihat bahwa sebenarnya dari uraian-uraian diatas dapat dipahami
pengunaan strategi pembelajaran ini digunakan untuk dapat mencapai tujuan pendidikan
itu secara efektik dan efisien sehingga dapat dikuasai oleh peserta didik. Ada dua hal
yang patut dicermati dari pengertian di atas. Pertama, strategi pembelajaran merupakan
rencana tindakan (rangkaian/kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan
berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu
strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada
tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari
semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian,
penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber
belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum
menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur
keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi.4
Dapat disimpulkan Strategi pembelajaran yaitu sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
yang merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode
dan pemanfaatan berbagai sumber belajar.5 Dalam strategi pembelajaran terdapan
berbagai pengembangan atau inovasi yang dapat digunakan agar proses belajar
mengajar tidak monoton. Untuk mencapai pembelajaran yang berkualitas/unggul maka
perlu dirancang strategi yang inovatif.
B. Konsep Strategi Belajar Mengajar
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan
belajar mengajar, strategi dapat diartikan sebagai pola umum kegiatan antara guru dan

4 Paturrohmah, Pupuh dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Refika Aditama, 2007), hal 46
5 Rahmah Johar & Latifah Hanum, Strategi Belajar Mengajar ( Yogyakarta: CV Budi Utama, 2016), hlm. 2.

5
anak murid dalam mewujudkan kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Konsep dasar strategi belajar mengajar ini meliputi hal-hal:
1. Menetap-kan spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku pebelajar
2. Menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah belajar
mengajar, memilih prosedur, metode dan teknik belajar mengajar
3. Norma dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Menurut Newman dan Mogan strategi dasar setiap usaha meliputi empat masalah
masing-masing adalah sebagai berikut.
1. Pengidentifikasian dan penetapan spesifiakasi dan kualifikasi hasil yang
harus dicapai dan menjadi sasaran usaha tersebut dengan
mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang memerlukannya.
2. Pertimbangan dan pemilihan pendekatan utama yang ampuh untuk
mencapai sasaran.
3. Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh sejak awal
sampai akhir.
4. Pertimbangan dan penetapan tolok ukur dan ukuran baku yang akan digu-
nakan untuk menilai keberhasilan usaha yang dilakukan.6
Kalau diterapkan dalam konteks pembelajaran, keempat strategi dasar tersebut
bisa diterjemahkan menjadi: (1) mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan
kualifikasi perubahan tingkah laku kepribadian peserta didik yang diharapkan; (2)
memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup
masyarakat; (3) memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar
yang dianggap paling tepat, efektif, sehingga dapat dijadikan pegangan oleh para guru
dalam menunaikan kegiatan mengajarnya; dan (4) menetapkan norma-norma dan batas
minimal keberhasilan atau kriteria dan standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan
pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang
selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem instruksional yang
bersangkutan secara keseluruhan. Dari uraian di atas tergambar bahwa ada empat
masalah pokok yang sangat penting yang dapat dan harus dijadikan pedoman dalam
pelaksanaan ke-giatan belajar mengajar supaya sesuai dengan yang diharapkan.7

6.
Siregar, Eveline,dan Hartini nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia.
7.
Sufanti Main . 2010. Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Surakarta : Yuma Pustaka.

6
Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang diingin-kan
sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan. Dengan kata lain apa yang harus
dijadikan sasaran dari kegiatan belajar mengajar tersebut. Sasaran ini harus dirumuskan
secara jelas dan konkrit sehingga mudah dipahami oleh peserta didik. Perubahan
perilaku dan kepribadian yang kita inginkan terjadi setelah siswa mengikuti suatu
kegiatan belajar mengajar itu harus jelas, misalnya dari tidak bisa membaca berubah
menjadi dapat membaca. Suatu kegiat-an belajar mengajar tanpa sasaran yang jelas,
berarti kegiatan tersebut dilakukan tanpa arah atau tujuan yang pasti. Lebih jauh suatu
usaha atau kegiatan yang tidak punya arah atau tujuan pasti, dapat menyebabkan
terjadinya penyimpangan-penyimpangan dan tidak tercapainya hasil yang diharapkan.
Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan
efektif untuk mencapai sasaran. Bagaimana cara kita memandang suatu persoalan,
konsep, pengertian dan teori apa yang kita gunakan dalam memecahkan suatu kasus
akan mempengaruhi hasilnya. Suatu masalah yang dipelajari oleh dua orang dengan
pendekatan berbeda, akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak sama.
Norma-norma sosial seperti baik, benar, adil, dan sebagainya akan melahirkan
kesimpulan yang berbeda bahkan mungkin bertentangan kalau dalam cara
pendekatannya menggunakan berba-gai disiplin ilmu. Pengertian-pengertian, konsep,
dan teori ekonomi tentang baik, benar, atau adil, tidak sama dengan baik, benar atau
adil menurut penger-tian konsep dan teori antropologi. Juga akan tidak sama apa yang
dikatakan baik, benar atau adil kalau kita menggunakan pendekatan agama karena
pengertian, konsep, dan teori agama mengenai baik, benar atau adil itu jelas berbeda
dengan konsep ekonomi maupun antropologi. Begitu juga halnya dengan cara
pendekatan terhadap kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran.
Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar
yang dianggap paling tepat dan efektif. Metode atau teknik penyaji-an untuk
memotivasi siswa agar mampu menerapkan pengetahuan dan penga-lamannya untuk
memecahkan masalah, berbeda dengan cara atau supaya mu-rid-murid terdorong dan
mampu berfikir bebas dan cukup keberanian untuk mengemukakan pendapatnya
sendiri. Perlu dipahami bahwa suatu metode mungkin hanya cocok dipakai untuk
mencapai tujuan tertentu. Jadi dengan sasaran yang berbeda hendaknya jangan
menggunakan teknik penyajian yang sama.

7
Keempat, menetapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru
mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sam-pai sejauh mana
keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya. Suatu program baru bisa diketahui
keberhasilannya setelah dilakukan evaluasi. Sistem penilaian dalam kegiatan belajar
mengajar merupakan salah satu strategi yang tidak bisa dipisahkan dengan strategi
dasar lain. Apa yang harus dinilai dan bagaimana penilaian itu harus dilakukan
termasuk kemampuan yang harus dimiliki oleh guru. Seorang siswa dapat
dikategorikan sebagai murid yang berhasil bisa dilihat dari berbagai segi. Bisa dilihat
dari segi kerajinannya mengikuti tatap muka dengan guru, perilaku sehari-hari di
sekolah, hasil ulangan, hubungan sosial, kepemimpinan, prestasi olah raga,
keterampilan dan sebagainya atau dilihat dan berbagai aspek. Keempat dasar strategi
tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh antara dasar yang satu dengan dasar yang
lain saling menopang dan tidak bisa dipisahkan.8

8
Sufanti Main . 2010. Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Surakarta : Yuma Pustaka.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Konsep pembelajaran yaitu perubahan tingkah laku yang terjadi melalui proses
dan menghasilkan perubahan seperti kemampuan membedakan, nilai, aturan, dan
pengetahuan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa.
Sedangkan strategi pembelajaran adalah sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu yang
merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber belajar. Konsep dasar strategi belajar mengajar meliputi
beberapa hal yaitu:
1. Menetap-kan spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku pebelajar
2. Menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah belajar
mengajar, memilih prosedur, metode dan teknik belajar mengajar
3. Norma dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar
Strategi pembelajaran sangat dibutuhkan oleh setiap guru karena terdapat
kegiatan-kegiatan yang dapat digunakan dan dimanfaatkan serta tersusun untuk
mencapai tujuan. Tiap proses belajar memiliki strategi pembelajran tertentu. Gunanya
adalah agar peserta belajar dapat mengikuti proses belajar demikian pula sehingga
mampu mencapai manfaat belajar yang maksimum.
Seorang guru bisa menggunakan berbagai bentuk strategi yang digunakan agar
siswa tidak merasa bosan pada saat proses belajar mengajar berlangsung sehingga kelas
akan terasa lebih hidup dan menyenangkan.

B. SARAN

Demikianlah makalah ini kami buat dengan penuh kehati-hatian dan penuh kasih
sayang. Semoga apa yang kami berikan dalam tulisan sederhana kami ini bermanfaat
bagi teman-teman semua. Namun kami sadar bahwa tidak ada yang sempurna didunia
ini melainkan Allah SWT. Maka dari itu kami harapkan kepada teman-teman yang baik
hati memberikan kritikan dan saran. Agar tulisan ini bisa sempurna dimata para
pembaca.

9
DAFRAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pusaka
Setia.
Kusumawati, Naniek & Endang sri Maruti. 2019. strategi dan desain pembelajaran.
Jawa Timur: CV. AE Media Grafika.
Paturrohmah, Pupuh dan Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
Refika Aditama.
Sutikno, Sobry. 2020. Strategi Pembelajaran, Jawa Barat: CV. Adanu abimata.
Siregar, Eveline dan Hartini nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia
Indonesia.
Sufanti, Main . 2010. Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Surakarta :
Yuma Pustaka.
Tentrem, Mawati Arin dkk. 2021. strategi pembelajaran. Jakarta: yayasan kita menulis.
Johar, Rahmah & Latifah Hanum. 2016. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: CV
Budi
Utama.

x
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Model Pembelajaran...................................................................2


2. Ciri-ciri Model Pembelajaran.......................................................................3
3. Macam-macam Model Pembelajaran..........................................................4
4. Penerapan Model Pembelajaran pada Kurikulum 2013............................8

BAB III PENUTUP

D. Kesimpulan........................................................................................................10
E. Saran...................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

x
i
BAB I

PENDAHULUAN

C. Latar Belakang
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada
disekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan
dan proses tersebut melalui berbagai pengalaman. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh
dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut
terkait dengan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai -
nilai kesusilaan, seni, agama, sikap, dan keterampilan. Hubungan antara guru, siswa dan
bahan ajar bersifat dinamis dan kompleks. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan
pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang dapat menunjang, yaitu komponen
tujuan, komponen materi, komponen strategi belajar mengajar, dan komponen evaluasi.
Masing-masing komponen tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Dan komponen-komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam
memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran.
Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau
teori sebagai pijakan dalam pengembangannya. Biasanya mempelajari model-model
pembelajaran didasarkan pada teori belajar yang dikelompokan menjadi empat model
pembelajaran. Model tersebut merupakan pola umum prilaku pembelajaran untuk
mencapai kompetensi/tujuan pembelajaran yang diharapkan. Jocyce & Weil berpendapat
bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum dan pembelajaran di kelas atau di luar kelas. Model pembelajaran
dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guruboleh memilih model pembelajaran yang
sesuai dan efesien untuk mencapai tujuan pembelajaran.
D. Rumusan Masalah
• Apa Pengertian Model Pembelajaran?
• Sebutkan Ciri-ciri Model Pembelajaran!
• Jelaskan Macam-macam Model Pembelajaran!
• Bagaimana Penerapan Model Pembelajaran pada Kurikulum 2013
E. Tujuan
• Untuk Mengetahui Pengertian Model Pembelajaran.
• Untuk Mengetahui Ciri-ciri Model Pembelajaran.
• Untuk Mengetahui Macam-macam Model Pembelajaran
• Untuk Mengetahui Penerapan Model Pembalajran pada Kurikulum 2013

1
BAB II
PEMBAHASAN

C. Definisi Model Pembelajaran

Menurut Joyce, Weil, dan Calhoun (dalam Warsono dan Hariyanto, 2013: 172)
model pembelajaran adalah suatu deskripsi dari lingkungan pembelajaran, termasuk
perilaku guru menerapkan dalam pembelajaran. Model pembelajaran banyak kegunaannya
mulai dari perencanaan pembelajaran dan perencanaan kurikulum sampai perancangan
bahan-bahan pembelajaran, termasuk program-program multimedia.

Menurut Udin (dalam Hermawan, 2006:3) model pembelajaran adalah kerangka


konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Model pembelajaran berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan serta melaksanakan aktivitas pembelajaran.

Menurut Trianto (dalam Gunarto, 2013:15) model pembelajaran adalah suatu


perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial. Model pembelajaran mengacu pada
pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan
pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan
pengelolaan kelas. Jadi model pembelajaran adalah prosedur atau pola sistematis yang
digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pembelajaran di dalamnya terdapat
strategi, teknik, metode bahan, media dan alat.

Menurut Arend (dalam Mulyono, 2018:89) memilih istilah model pembelajaran


didasarkan pada dua alasan penting. Pertama, istilah model memiliki makna yang lebih
luas dari pada pendekatan, strategi, metode dan teknik. Kedua model dapat berfungsi
sebagai sarana komunikasi yang penting, apakah yang dibicarakan tentang mengajar di
kelas atau praktik mengawasi anak-anak. Model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik (teratur) dalam pengorganisasian
kegiatan (pengalaman) belajar untuk mencapai tujuan belajar (kompetensi belajar).
Dengan kata lain, model pembelajaran adalah rancangan kegiatan belajar agar
pelaksanaan KBM dapat berjalan dengan baik, menarik, mudah dipahami dan sesuai
dengan urutan yang jelas.

2
Model pembelajaran ini sangat efektif dalam upaya peningkatan kualitas kegiatan
belajar mengajar, karena pada kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk berperan aktif
dalam pembelajaran serta diharapkan menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi,
mengasah kekompakan dan kerja sama dalam sebuah tim/kelompok.1

Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal


sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran
merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran.

Dalam membelajarkan siswa harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang
kondusif, disesuaikan dengan cara gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran
dapat dicapai dengan optimal. ada pelbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya, guru
harus menyadari bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala
situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat
haruslah memerhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang
tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.2

D. Ciri Ciri Model Pembelajaran


Menurut Kardi & Nur dalam Ngalimun (2016, hlm. 7-8) model pembelajaran
mempunyai empat ciri khusus yang membedakan dengan strategi, metode atau prosedur.
Ciri-ciri tersebut antara lain:
• Model pembelajaran merupakan rasional teoretik logis yang disusun oleh
para pencipta atau pengembangnya.
• Berupa landasan pemikiran mengenai apa dan bagaimana peserta didik
akan belajar (memiliki tujuan belajar dan pembelajaran yang ingin
dicapai).
• Tingkah laku pembelajaran yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil; dan lingkungan belajar yang diperlukan
agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.3
Sedangkan menurut Hamiyah dan Jauhar (2014, hlm. 58) ciri-ciri model
pembelajaran adalah sebagai berikut.

1
Shilpy A. Oktavia, Model-Model Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2020), h. 12-13
2
Taufiqur Rahman, Aplikasi Model-model Pembelajaran dalam Penelitian Tindakan Kelas, (Semarang: CV Pilar
Nusantara, 2018), h. 22
3
Ngalimun, Strategi model pembelajaran, (Yogyakarta: Aswaja Presindo, 2016), hal. 7-8
3
D. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar tertentu.
E. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
F. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan pembelajaran di kelas.
G. Memiliki perangkat bagian model.
H. Memiliki dampak sebagai akibat penerapan model pembelajaran baik langsung
maupun tidak langsung.4
E. Macam Macam Model Pembelajaran
Menurut Hamdayama (2016, hlm. 132-182) macam-macam model pembelajaran
adalah sebagai berikut:
C. Model Pembelajaran Inquiry
Model inquiry (inkuiri) menggunakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan proses berpikir secara kritis serta analitis kepada peserta didik agar
mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan
secara mandiri melalui penyelidikan ilmiah.
D. Model Pembelajaran Kontekstual
Merupakan model dengan konsep belajar yang membuat guru untuk
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata. Prinsip
pembelajaran kontekstual adalah aktivitas peserta didik, peserta didik melakukan dan
mengalami, tidak hanya monoton dan mencatat.
Model mengajar ini juga dapat mengembangkan kemampuan sosial peserta
didik karena dihadapkan pada situasi dunia nyata. Ada tujuh komponen utama dari
pembelajaran kontekstual yang embuatnya khas jika dibandingkan dengan model yang
lain, yakni sebagai berikut.
• Kontruktivisme, mendorong peserta didik agar bisa mengkonstruksi
pengetahuannya melalui pengamatan dan pengalaman.
• Inquiry, didasarkan pada penyingkapan, penyelidikan atau pencarian dan
penelusuran.
• Bertanya, sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu.
• Learning community, dilakukan dengan membuat kelompok belajar.
• Modeling, dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh
peserta didik.

4
Hamiyah dan Jauhar, Strategi Belajar-Mengajar di Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2014), hal. 58

4
• Refleksi, proses pengkajian pengalaman yang telah dipelajari.
• Penilaian nyata, proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi
tentang perkembangan belajar peserta didik.
E. Model Pembelajaran Ekspositori
Ekspositori adalah pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian
materi secara verbal dari seorang guru kepada kelompok peserta didik supaya peserta
didik dapat menguasai materi secara optimal.
Dalam model pengajaran ekspositori seorang pendidik harus memberikan
penjelasan atau menerangkan kepada peserta didik dengan cara berceramah. Sehingga
menyebabkan arah pembelajarannya monoton karena sangat ditentukan oleh
kepiawaian ceramah guru.
F. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Nama lainnya dalam bahasa inggris adalah Problem based learning yang
dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan para
proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Pemecahan masalah
menjadi langkah utama dalam model ini.
G. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah kerangka konseptual rangkaian kegiatan belajar
yang dilakukan oleh peserta didik dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Kelompok-kelompok tersebut bekerja
sama untuk mencapai tujuan pembelajaran.
H. Model Pembelajaran Project Based Learning
Model pembelajaran project based learning atau pembelajaran berbasis proyek
adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan nyata sebagai inti
pembelajaran. Dalam pembelajaran project based learning peserta didik akan
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintetis, dan pengolahan informasi lainnya
untuk menghasilkan berbagai bentuk belajar yang beragam.
Project based learning adalah salah satu model pembelajaran yang paling kuat,
karena akan meningkatkan kompetensi siswa secara holistik, baik dari sikap,
pengetahuan, maupun keterampilan, melalui pendekatan kontekstual yang dekat
dengan pekerjaan nyata di lapangan.
I. Model Pembelajaran PAIKEM
Merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan
Menyenangkan. Pembelajaran ini dirancang agar membuat anak lebih aktif

5
mengembangkan kreativitas sehingga pembelajaran bisa berlangsung secara efektif,
optimal, dan pada akhirnya terasa lebih menyenangkan.
J. Model Pembelajaran Kuantum (Quantum Learning)
Kerangka perencanaan dalam pembelajaran kuantum adalah TANDUR
(Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan). Komponen
utama pembelajaran kuantum dapat berupa:
6 Peta konsep sebagai teknik belajar efektif.
7 Teknik memori, adalah teknik memasukkan informasi ke dalam otak sesuai
dengan cara kerja otak.
8 Sistem pasak lokasi.
9 Teknik akrostik, teknik menghafal dengan cara mengambil huruf depan dari
materi yang ingin diingat kemudian menggabungkannya.

Intinya metode pembelajaran ini menggunakan berbagai cara untuk membuat


pembelajaran menerap dan dipahami dengan mudah oleh peserta didik. Caranya bisa
sangat interaktif dan melibatkan peserta didik dalam kegiatan langsung untuk
mendemonstrasikan materi diiringi perayaan seperti yel motivasi.

K. Model Pembelajaran Terpadu


Merupakan model yang dapat melibatkan beberapa mata pelajaran sekaligus agar
memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna pada peserta didik.
Pembelajaran terpadu terbagi menjadi sepuluh jenis, yakni sebagai berikut.
5. Model penggalan
6. Model keterhubungan
7. Model sarang
8. Model urutan
9. Model bagian
10. Model jaring laba-laba
11. Model galur
12. Model keterpaduan
13. Model celupan
14. Model jaringan
L. Model Pembelajaran Kelas Rangkap
Pembelajaran kelas rangkap menekankan dua hal utama, yakni penggabungan
kelas secara integrative dan pembelajaran terpusat pada peserta didik, sehingga Guru

6
tidak harus mengulang kembali untuk mengajar pada dua kelas yang berbeda dengan
program yang berbeda pula.
Efisiensi adalah kunci dari model pembelajaran ini. Merangkapkan beberapa
rombongan belajar dapat meningkan efisiensi pembelajaran.
Macam-macam model pembelajaran kelas rangkap atau biasa disingkat PKR
meliputi:
• Model PKR 221: dua kelas, dua mata pelajaran, datu ruangan.
• Model PKR 222 : berarti memiliki dua kelas dan dua mata pelajaran, pada dua
ruangan.
• Model PKR 333 : tiga kelas, tiga mata pelajaran, tiga ruangan.
M. Model Pembelajaran Tugas Terstruktur
Pembelajaran ini menekankan pada penyusunan tugas terstruktur yang wajib
diselesaikan oleh peserta didik guna mendalami dan memperluas penguasaan materi
yang sesuai dengan materi pembelajaran yang sudah dikaji.
Bentuk tugas terstruktur meliputi laporan ilmiah, portofolio (produk ciptaan
peserta didik), makalah individu, makalah kelompok, dsb.
N. Model Pembelajaran Portofolio
Model pembelajaran portofolio menitikberatkan pada pengumpulan karya
terpilih dari satu kelas secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif membuat
kebijakan untuk memecahkan masalah.
Prinsip dasar model pembelajaran portofolio, yaitu prinsip belajar peserta didik
aktif dan kelompok belajar kooperatif untuk menghasilkan produk portofolio secara
bersama.
O. Model Pembelajaran Tematik
Merupakan pembelajaran dengan suatu kegiatan pembelajaran yang
mengintegrasikan materi beberapa pelajaran dalam satu tema/topik pembahasan sesuai
dengan kebutuhan lingkungan peserta didik yang akan menjadi lahan dunia nyata bagi
dirinya. Pembelajaran tematik mempunyai beberapa prinsip dasar, yaitu:
• Bersifat kontekstual atau terintegrasi dengan lingkungan.
• Bentuk belajar dirancang agar peserta didik menemukan tema.
• Efisiensi (terdiri dari beberapa pelajaran sekaligus).5

5
Jumanta Hamdayama, Metodologi Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), hal. 132-182

7
F. Penerapan Model Pembelajaran pada Kurikulum 2013
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai
akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Berdasarkan permendikbud nomor 65 tentang
standar proses, model pembelajaran yang yang diutamakan dalam implementasi kurikulum
2013 adalah:
8.
Model inquiry learning
Langkah-langkah dalam model inkuiry yaitu:
• Observasi atau mengamati berbagai fenomena alam.
• Mengajukan tentang fenomena yang dihadapi.
• Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban.
• Mengumpulkan data yang terkait dengan dugaan.
• Merumuskan kesimpulan berdasarkan data yang telah dianalisis.
9.
Model discovery learning
• Stimulation (memberi stimulasi). Guru memberikan stimulan dapat berupa bacaan,
gambar, situasi, sesuai dengan materi pembelajaran.
• Problem statement (mengidentifikasi masalah). Peserta didik diharuskan
menemukan masalahapasaja yang dihadapi.
• Data colllecting (mengumpulkan data). Peserta didik diberi pengalaman mencari
dan mengumpulkan data yang dapat digunakan untuk menemukan solusi
pemecahan masalah.
• Data processing (mengolah data). Melatih kemampuan logis dan aplikatif.
• Verification (memferifikasi). Mengarahkan peserta didik untuk mengecek
kebenaran hasil pengolahan data serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu
kesimpulan.
• Generalization (menyimpulkan). Peserta didik dituntut untuk menggeneralisasikan
hasil simpulannya pada suatu kejadian.
10.
Problem based learning
Model ini bertujuan untuk merangsang peserta didik untuk belajar melalui
berbagai permasalahan nyata.
Langkah-langkah pembelajaran:
• Mengorientasi peserta didik pada masalah.
• Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.
• Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok.
• Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
8
• Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.
11.
Project based learning
Model ini bertujuan untuk pembelajaran yang memfokuskan pada
permasalahan komplek yang diperlukan peserta didikdalam melakukan investigasi
dan memahami pemelajaran melalui investigasi.
• Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek.
• Mendesain perencanaan proyek.
• Menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah proyek.
• Memonitir kegiatan dan perkembangan proyek.
• Menguji hasil.
• Mengevaluasi kegiatan.6

6
Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013),
hal. 30

9
BAB III

PENUTUP

C. Kesimpulan
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa
senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam
mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran
sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik. Tiap-tiap model
pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit
berbeda.
Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan
oleh guru (konvensional). Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan harus
dimiliki atau dilakukan oleh guru. Hal ini disebabkan karena pembelajaran akan lebih
hidup dan bermakna. Kemauan guru untuk mencoba menemukan, menggali dan mencari
berbagai terobosan, pendekatan, metode dan strategi pembelajaran merupakan salah satu
penunjang akan munculnya berbagai inovasi-inovasi baru.
D. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga bermanfaat dalam wawasan kita
semua. Kami sebagai penyusun menyarankan pembaca untuk memberikan kritikan dan
saran yang membangun untuk kesuksesan makalah selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta:
Prestasi Pustaka.

Hamiyah, N., Jauhar, M. 2014. Strategi Belajar-Mengajar di Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher.

Hamdayana, Jumanta. 2016. Metodologi Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Ngalimun. 2016. Strategi Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Presindo

Oktavia, Shilpy A. 2020. Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish Publisher.

Rahman, Taufiqur. 2018. Aplikasi Model-model Pembelajaran dalam Penelitian Tindakan


Kelas. Semarang: CV Pilar Nusantara.

x
i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................i

Daftar Isi...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2

C. Tujuan..............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran..........................................................................3

B. Fungsi Pendekatan Pembelajaran.................................................................................4

C. Jenis-jenis Pendekatan Pembelajaran...........................................................................4

D. Relevansi Pendekatan Pembelajaran dalam K13........................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................................................17

B. Saran.................................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................18

x
ii
BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah Di era globalisasi seperti ini semua aspek kehidupan dituntut untuk terus
maju dan berkembang dengan cepat. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia
terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin
global. Peningkatan sumber daya manusia juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan.
Pendidikan merupakan ujung tombak dalam pengambangan sumber daya manusia harus bisa
berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan
tersebut harus sesuai dengan proses pengajaran yang tepat agar anak didik dapat menerima
didikan dengan baik.
Dewasa ini, proses belajar mengajar di sekolah baik SD, SMP, maupun SMA masih
menggunakan paradigma lama, yaitu didominasi oleh peran dan kegiatan guru, dimana guru
yang lebih aktif dalam mengajar daripada peserta didiknya. Peserta didik hanya
mendengarkan penjelasan yang guru sampaikan. Peserta didik cenderung tidak diajak untuk
mengetahuai dan memahami peristiwa dan konsep mengenai materi matematika kurang
dikuasai oleh peserta didik dan peserta didik pun lambat dalam memahami materi
pembelajaran matematika. Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukannya interaksi
antara guru dan murid yang memiliki tujuan. Agar tujuan ini dapat tercapai sesuai dengan
target dari guru itu sendiri. Maka sangatlah perlu terjadi interaksi positif yang terjadi antara
guru dan murid.
Dalam interaksi ini, sangat perlu bagi guru untuk membuat interaksi antara kedua
belah pihak berjalan dengan menyenangkan dan tidak membosankan. Hal ini selain agar
mencapai target dari guru itu sendiri, siswa juga menjadi menyenangkan dalam kegiatan
belajar mengajar, serta lebih merasa bersahabat dengan guru yang mengajar. Sehingga dalam
mengajar diperlukan pendekatan dalam pembelajaran, pendidik harus pandai menggunakan
pendekatan secara arif dan bijaksana. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan
sikap dan perbuatan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendekatan pembelajaran?
2. Apa fungsi pendekatan pendekatan pembelajaran?
3. Apa saja jenis-jenis pendekatan pembelajaran?
4. Bagaimanakah relevansi pendekatan pembelajaran dalam K13?
E. Tujuan
5. Untuk memenuhi perkuliahan pada mata kuliah Strategi Pembelajaran SBDP
6. Untuk mengetahui pengertian pendekatan pembelajaran
7. Untuk mengetahui fungsi pendekatan pembelajaran
8. Untuk mengetahui jenis-jenis pendekatan pembelajaran
9. Untuk mengetahui relevansi pendekatan pembelajaran dalam K13

2
BABII

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran


Pendekatan berasal dari bahasa Inggris Approach yang diartikandengan
pendekatan. Di dalam dunia pengajaran, kata approach lebih tepat diartikan a way of
beginning something (cara memulai sesuatu). Karena itu, istilah pendekatan dapat
diartikan cara memulai pembelajaran. (Nina, 2014)
Dalam pengertian yang lebih luas, pendekatan mengacu kepada seperangkat
asumsi mengenai cara belajar-mengajar. Pendekatan pembelajaran (teaching approach)
adalah suatu ancangan atau kebijaksanaan dalam memulai serta melaksanakan pengajaran
suatu bidang studi/mata pelajaran yang memberi arah dan corak kepada metode
pengajarannya dan didasarkan pada asumsi yang berkaitan. (Nina, 2014)1
Sejalan dengan pendapat Suyono (Suyono, 2011) bahwa pendekatan
pembelajaran merupakan suatu himpunan asumsi yang paling berhubungandan terkait
dengan sifat pembelajaran. Suatu pendekatan bersifat aksomatik dan menggambarkan
sifat-sifat dan ciri khas suatu pokok bahasan yang diajarkan.
Lain halnya dengan Sanjaya (Sanjaya, 2011) mengatakan bahwa pendekatan
pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya sangat umum. Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran
yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu.2
Sedangkan menurut Sagala dalam (Wulandari, 2012) bahwa pendekatan
pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai
tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu.
Sejalan dengan Wahjoedi dalam (Wulandari, 2012) bahwa pendekatan
pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar perilaku siswa agar ia dapat aktif
melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal.

1
Nina, S. (2014). Macam-macam Pendekatan Pembelajaran. Dipetik Sepetember 14, 2016, dari Fun
Knowledge
2
Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Stamdar Proses Pendidikan. Jakata: Kencana.

3
Maka, dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah suatu ancangan
dan sudut pandang kita dalam memulai serta melaksanakan pengajaran suatu bidang studi
yang memberi arah dan corak kepada metode pengajarannya dan didasarkan pada asumsi
yang berkaitan dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional
tertentu, salah satunya yaitu mengelola kegiatan pembelajaran agar siswa dapat aktif
beajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.3
B. Fungsi Pendekatan Pembelajaran
Fungsi pendekatan bagi suatu pengajaran adalah sebagai pedoman umum dalam
menyusun langkah-langkah metode pengajaran yang akan diguankan. Sering dikatakan
bahwa pendekatan melahirkan metode. Artinya, metode suatu bidang studi ditentukan
oleh pendekatan yang digunakan. Disamping itu, tidak jarang nama metode pembelajaran
diambil dari nama pendekatannya.
Mohammad Surya (Surya, 2004) memberikan penjelasan secara praktis mengenai fungsi
pendekatan seperti berikut :4
1. Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran.
2. Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.
3. Mendiagnosis masalah-masalah belajar yang timbul.
4. Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan.
C. Jenis Jenis Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan dalam pembelajaran secara garis besar dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu teacher centered (berpusat pada guru) dan student centered (berpusat pada siswa).
1. Pendekatan Teacher Centered
Pada pendekatan ini, pembelajaran berpusat pada Guru sebagai seorang
ahli yang memegang kontrol selama proses pembelajaran dalam aspek organisasi,
materi, dan waktu. Guru bertindak sebagai pakar yang mengutarakan
pengalamannya sehingga dapat menstimulus perkembangan siswa. Pendekatan
yang berpusat pada guru menurunkan beberapa strategi seperti: pembelajaran
langsung (direct instruction), dan pembelajaran deduktif atau pembelajaran
ekspositori.

3
Wulandari. D. Definisi Pendekatan Pembelajaran Menurut Para Ahli. 2012. Dari Workshop Tematik
Unidra.
4
M. Surya. Cara Belajar Efisien. Jakarta : Rineka Cipta. 2004.

4
2. Pendekatan Student Centered
Sementara itu, pendekatan student centered mendorong siswa untuk
mengerjakan sesuatu sebagai pengalaman praktik dan membangun makna atas
pengalaman yang diperolehnya. Pusat pembelajaran diserahkan langsung ke
peserta didik dengan supervisi dari Guru. Pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran seperti discovery
learning dan inquiry (penyingkapan atau penyelidikan).
Macam Macam Pendekatan Pembelajaran yang dapat diterapkan adalah sebagai
berikut :5
1. Pendekatan Kontekstual (CTL)
Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang
dikenal dengan sebutan CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah pendekatan
pembelajaran yang mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa.
Pendekatan pembelajaran kontekstual lebih mengutamakan aktivitas siswa dalam
pembelajaran sehingga siswa dapat menemukan konsep tentang materi pembelajaran dan
mengaitkan konsep tersebut dengan situasi dunia nyata mereka.
2. Pendekatan Ekspositori (Expository)
Pendekatan Ekspositori menekankan pada penyampaian informasi yang
disampaikan sumber belajar kepada peserta pembelajaran. Dalam pendekatan ekspositori
sumber belajar dapat menyampaikan materi sampai tuntas, artinya pembelajaran
dilaksanakan secara holistik dan tidak khusus. Pendekatan Ekspositori lebih cocok untuk
jenis bahan belajar yang bersifat informatif dan umum. Misalnya prinsip-prinsip dasar
yang perlu dipahami untuk menunjang tahap pembelajaran lebih lanjut. Pendekatan ini
cenderung berpusat pada sumber belajar, dan memiliki ciri atau karakteristik sebagai
berikut:
a. Adanya dominasi sumber belajar dalam pembelajaran
b. Bahan belajar terdiri dari konsep-konsep dasar atau materi yang baru bagi warga
belajar,
c. Materi lebih cenderung bersifat informasi

5
Op.cit

5
d. Terbatasnya sarana pembelajaran.
3. Pendekatan Induktif
Menurut Purwanto dalam Rahmawati (2011, hlm. 75) pendekatan induktif dalam
pembelajaran adalah pendekatan yang bermula dengan menyajikan sejumlah keadaan
khusus kemudian dapat disimpulkan menjadi suatu fakta, prinsip, atau aturan.
Pembelajaran diawali dengan memberikan contoh-contoh khusus kemudian sampai
kepada generalisasinya. Dengan kata lain, pengajaran berawal dengan menyajikan
sejumlah keadaan khusus kemudian dapat disimpulkan menjadi suatu kesimpulan, prinsip
atau aturan yang spesifik.
4. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif adalah pembelajaran yang berpangkal dari hal yang bersifat
umum lalu diarahkan pada hal yang bersifat khusus. Ya, pendekatan ini adalah kebalikan
dari pendekatan induktif. Deduktif adalah cara berfikir yang bertolak dari pernyataan
yang bersifat umum kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Oleh karena itu
Pembelajaran dengan pendekatan deduktif terkadang sering disebut pembelajaran
tradisional yaitu guru memulai dengan teori-teori dan meningkat ke penerapan teori
(contoh).
5. Pendekatan Kontruktivisme
Dalam kelas kontruktivis seorang guru tidak mengajarkan kepada anak bagaimana
menyelesaikan persoalan, namun mempresentasikan masalah dan mendorong siswa untuk
menemukan cara mereka sendiri dalam meyelesaikan permasalahan. Pendekatan ini tidak
menginginkan siswa untuk dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan apa yang ada
dalam sumber belajar. Guru tidak akan sesederhana mengatakan bahwa jawaban dari
siswa benar atau salah namun justru lebih mengutamakan perkembangan daya kritis
siswa dalam menyikapi berbagai opsi jawaban yang ada.
6. Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Dalam pendekatan ini siswa didorong untuk memperoleh pengalaman
menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada
pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin atau jarang ditemui (masih belum dikuasai).
Jika suatu masalah diberikan kepada siswa dan siswa tersebut dapat langsung mengetahui

6
cara menyelesaikannya dengan benar, maka persoalan tersebut tidak dapat dikatakan
sebagai masalah. Harus terjadi kesenjangan antara ekspektasi dan realita.
7. Pendekatan Open-Ended
Siswa dihadapkan pada open-ended tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan
jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban.
Pendekatan open-ended memiliki prinsip yang serupa tapi tak sama dengan pendekatan
pemecahan masalah, yaitu dimulai dengan memberikan suatu masalah kepada siswa.
Bedanya permasalahan yang disajikan adalah masalah yang memiliki banyak jawaban
yang benar. Masalah yang memiliki lebih dari satu jawaban disebut sebagai masalah
tidak lengkap atau open-ended problem.
8. Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran adalah proses pembelajaran yang
dirancang agar peserta didik secara aktif mengonstruksi konsep, prosedur, hukum atau
prinsip melalui tahapan saintifik, yakni : mengamati, merumuskan masalah,
mengajukan/merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik
kesimpulan, mengomunikasikan.
D. Jenis Pendekatan Pembelajaran dengan K13
Pelaksanaan pembelajaran dalam implementasi Kurikulum 2013 berbasis
kompetensi dianjurkan juga untuk menggunakan pendekatan andragogi, yang berbeda
dengan pedagogi, terutama dalam pandangannya terhadap peserta didik. Pedagogi dapat
diartikan sebagai "the art and science of teaching childern", sedangkan andragogi
diartikan sebagai "the art and science of helping adults learn". Knowles, Cross dalam
(Mulyasa, 2013). Kata helping mengandung arti bahwa andrologi menempatkan peran
peserta didik lebih dominan dalam pembelajaran, yang meletakan perhatian dasar
terhadap individu secara utuh. Belajar dipandang sebagai proses yang melibatkan diri
dalam interaksi antara diri sendiri dengan realita di luar diri individu yang bersangkutan.
Hal tersebut sejalan dengan Tyler (1986) dalam (Mulyasa, 2013) yang mengemukakan
bahwa belajar adalah "...interaction between the leamer and the external condition"
Dalam kaitannya dengan implementasi Kurikulum 2013, belajar harus dipandang
sebagai aktivitas psikologis yang memerlukan dorongan dari luar. Oleh karena itu, hal-
hal yang harus diupayakan antara lain:

7
a. Bagaimana memotivasi peserta didik, dan bagaimana materi belajar harus dikemas
sehingga bisa membangkitkan motivasi, gairan dan nafsu belajar.
b. Belajar perlu dikaitkan dengan seluruh kehidupan peserta didik agar dapat
menumbuhkan kesadaran mereka terhadap manfaat dari perolehan belajar.

Sehubungan dengan itu, dalam proses pembelajaran yang paling penting adalah
apa yang dipelajari peserta didik, bukan apa yang di kehendaki dan diajarkan oleh
guru/fasilisator.
Meskipun andragogi merupakan ilmu yang dianjurkan pada pembelajaran orang
dewasa, namun dalam praktiknya tidak semata-mata diperuntukan bagi kegiatan
pendidikan yang melibatkan orang dewasa, melainkan dalam kegiatan pendidikan
anakpun sangat relevan untuk diterapkan, karena banyak prinsip andragogi yang layak di
adaptasi dalam praktek pedagogi. Namun intensitas terapan kedua konsep tersebut seiring
dengan realita peserta didik, artinya pedagogi lebih dominan diterapkan pada pendidikan
yang melibatkan anak-anak sebagai subyek didik, sedangkan sendragogi lebih dominan
pada pendidikan orang dewasa. Hal ini sangat memungkinkan karena pedagogi dan
andragogi merupakan dua sisi kontinum dalam proses belajar manusia, bukan dua hal
yang dikotomis. (Mulyasa. 2013)
Pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi dalam menyukseskan
implementasi kurikulum merupakan alternatif pembinaan peserta didik, melalui
penanaman peserta didik, melalui penanaman berbagai kompetensi yang berorientasi
pada karakteristik, kebutuhan, dan pengalaman peserta didik, serta melibatkannya dalam
proses pembelajaran seoptimal mungkin agar setelah menamatkan suatu program
pendidikan mereka memiliki kepribadian yang kukuh dan siap mengikuti berbagai
perubahan.
Secara khusus pembelajaran berbasis komptensi dalam Kurikulum 2013 harus di
tunjukan untuk:
1. Memperkenalkan kehidupan kepada peserta didik sesuai dengan konsep
learning to now, learning to do, learning to be, dan learning to life together.
2. Menumbuhkan kesadaran peserta didik tentang pentingnya belajar dalam
kehidupan, yang harus direncanakan dan dikelola secara sistematis.

8
3. Memberikan kemudahan belajar (fasilitate of learning) kepada peserta didik,
agar mereka dapat belajar dengan tenang dan menyenangkan.
4. Menumbuhkan proses pembelajaran yang kondusif bagi tumbuh kembangnya
potensi peserta didik, melalui penanaman berbagai kompetensi dasar.
Implementasi Kurikulum 2013 berbasis kompetensi dalam pembelajaran dapat
dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pendakatan tersebut antara lain pendekatan
pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning). bermain peran,
pembelajaran partisipatif (participative teaching and learning), belajar tuntas (mastery
learning), dan pembelajaran konstruktivisme (constructivism teaching and learning).
1. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching Learning)
Contextual Teaching Learning merupakan suatu proses pembelajaran holistik yang
bertujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam memahami bahan ajar secara
bermakna (meaningfull) yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata, baik
berkaitan dengna lingkungan pribadi, agama, sosial, ekonomi, maupun kultural.
Sehingga peserta didik memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dapat.
diaplikasikan dan ditransfer dari satu konteks permasalahan yang satu ke
permasalahan lainnya. (Nanang. 2009)
a. Karakteristik Pendekatan Kontekstual
 Kerja sama antar peserta didik dan guru (cooperative).
 Saling membantu antar peserta didik dan guru (assist)
 Belajar dengan bergairah (enjoyfull learning)
 Pembelajaran terintegrasi secara kontekstual.
 Menggunakan multi media dan sumber belajar.
 Belajar belajar siswa aktif (student ative learning)
 Sharing bersama teman (take and give)
 Siswa kritis dan guru kreatif.
 Dinding kelas dan lorong kelas penuh dengan karya siswa.
 Laporan siswa bukan hanya buku rapor, tetapi juga hasil karya siswa, laporan
hasil praktikum, karangan siswa dan sebagainya.
b. Prinsip Pendekatan Kontekstual
 Kesaling-Bergantung (Intedependensi)

9
Prinsip ini membuat hubungan yang bermakna (making meaningfull
connections) antara proses pembelajaran dan konteks kehidupan nyata
sehingga peserta didik berkeyakinan bahwa belajar merupakan aspek yang
esensial bagi kehidupan di masa datang.
Prinsip ini mengajak para pendidik mengenali keterkaitan mereka dengan
pendidik lainnya, peserta didik, stakeholder, dan lingkungannya.
Bekerjasama (collaborating) untuk membantu peserta didik belajar secara
efektif dalam kelompok, membantu peserta didik untuk berinteraksi dengan
orang lain, saling mengemukakan gagasan, saling mendengarkan untuk
menemukan persoalan. mengempulkan data, mengolah data, dan menentukkan
alternatif pemecahan maslah.
Prinsipnya menyatukan berbagai pengalaman dari masing-masing peserta
didik untuk mencapai standar akademik yang tinggi (reaching high standards)
melalui pengindentifikasian tujuan dan memotivasi peserta didik untuk
mencapainya.
 Perbedaan (Diferensiasi)
Prinsip diferensiasi adalah mendorong peserta mengahsilkan
keberagaman, perbedaan, Terciptanya kemandirian dalam belajar dan didik
keunikan. yang dapat mengkonstruksi minat peerta didik untuk belajar mandiri
dalam konteks tim dengan mengkorelasikan bahan ajar dengan kehidupan
nyata, dalam rangka mencapai tujuan secara penuh makna.
Terciptanya berpikir kritis dan kreatif di kalangan peserta. didik dalam
rangka pengumpulan, analisis, dan sintesa data, guna pemecahan masalah.
Terciptanya kemampuan peserta didik untuk mengidentifikasi potensi
pribadi, dalam rangka pengumpulan, analisis, dan sintesa data, guna
pemecahan masalah.
Terciptanya kemampuan peserta didik untuk mengidentifikasi potensi
pribadi, dalam rangka menciptakan dan mengembangkan gaya belajar yang
paling sesuai sehingga dapat mengembangkan potensinya seoptimal mungkin
secara aktif, kreatif, efektif. inovatif, dan menyenangkan sehingga
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

10
 Pengaturan Diri
Prinsip pengaturan din menyatakan bahwa proses pembelajaran diatur,
dipertahankan, dan disadari oleh peserta didik sendiri, dalam rangka
merealisasikan seluruh potensinya. Peserta didik secara sadar harus menerima
tanggung jawab atas keputusan dan perilaku sendiri, menerima alternatif,
membuat pilihan mengembangkan rencana. menganalisis informasi,
menciptakan solusi dan dengan kritis menilai bukti.
Melalui interaksi antara siswa akan diperoleh pengertian baru, pandangan
baru sekaligus menemukan minat pribadi, kekuatan imajinasi, kemampuan
mereka dalam bertahan dan menemukan sisi keterbatasan diri.
 Penilaian Autentik (Authentic Assessment)
Penggunaan penilaian autentik, yaitu menantang peserta didik agar dapat
mengaplikasikan berbagai informasi akademis baru dan ketrampilannya ke
dalam situasi signifikan.

2. Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme dalam belajar merupakan salah satu pendekatan yang
lebih berfokus pada peserta didik sebagi pusat dalam proses pembelajaran.
Pendekatan ini disajikan supaya lebih merangsang dan memberi peluang kepada
peserta didik untuk belaar berpikir inovatif dan mengembangkan potensinya secara
optimal. Brooks and brooks menyatakan, konstruktivis adalah suatu pendekatan
dalam belajar mengajar yang mengarahkan pada penemuan suatu konsep yang lahir
dari pandangan, dan gambaran serta inisiatif peserta didik (Nanang, 2009).
Pendekatan konstrktivis dalam belajar dilakukan, melalui proses eksplorasi personal,
diskusi, dan penulisan reflektif. Cobb, yang dikutip (Hilman, 2006), menyatakan
bahwa pendekatan konstrktivis mengingatkan kita pada pendekatan discovery
learning. Kedua pendekatan ini memanfaatkan adanya tantangan untuk menemukan
sesuatu, peserta didik. Keduanya memandang peerta didik sebagai ilmuwan kecil.
Adapun perbedaannya discovery learning, yaitu belajar untuk menemukan sesuatu
pengetahuan yang sudah ada. Adapun konstruktivis, yaitu berusaha menemukan
sesuatu yang baru.

11
Pendekatan konstruktivis sebagai pendekatan baru dalam proses pembelajaran
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Proses pembelajaran berpusat pada peserta didik sehingga peserta didik diberi
peluang besar untuk aktif dalam proses pembelajaran.
b. Proses pembelajaran merupakan proses integrasi pengetahuan baru dengan
pengetahuan lama yang dimiliki peserta didik.
c. Berbagai pandangan yang berbeda diantara peserta didik dihargai dan sebagai
tradisi dalam proses pembelajaran.
d. Peserta didik didorong untuk menemukan berbagai kemungkinan dan
mensintesiskan secara terintegrasi
e. Proses pembelajaran berbasis masalah dalam rangka mendorong peserta didik
dalam proses pencarian yang lebih alami.
f. Proses pembelajaran mendorong terjadinya koperatif dan kompetitif
dikalangan peserta didik secara aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.
g. Proses pembelajaran dilakukan secara kontekstual, yaitu peserta didik
dihadapkan kedalam pengalaman nyata.

3. Bermain Peran (Role playing)


Guru harus kreatif mencari pendekatan-pendekatan baru dalam memecahkan
masalah, tidak terpaku pada cara tertentu yang monoton, melainkan memilih variasi
lain yang sesuai. Bermain peran merupakan salah satu alternatif yang dapat ditempuh.
Hasil penelitian dan percobaan yang dilakukan oleh para ahli menunjukan bahwa
beramain peran merupakan salah satu model yang dapat digunakan secara efektif
dalam pembelajaran. Dalam hal ini, bermain peran diarahkan pada pemecahan
masalah-masalah yang menyangkut hubungan antar manusia, terutama yang
menyangkut kehidupan peseta didik. (Mulyasa, 2013)
Melalui bermain peran, paral peserta mengeksplorasi hubungan-hubungan
antarmanusia didik mencoba dengan cara memperagakannya dan mendiskusikannya
sehingga secara bersama-sama para peserta didik dapat mengeksplorasi perasaan-
perasaan, sikap-sikap. nilai-nilai, dan berbagai strategi pemecahan masalah.

12
Ada beberapa keuntungan penggunaan pendekatan instruksinal ini di dalam kelas,
yaitu pada waktu dilaksanakannya bermain peran, siswa dapat bertindak dan
mengekpresikan perasaan dan pendapat tanpa kekhawatiran mendapat sanksi. Mereka
dapat pula mengurangi dan mendiskusikan isu-isu yang bersifat manusiawi dan
pribadi tanpa ada keeematan. Bermain peran memungkinkan para siswa
mengidentifikasi situasi-situasi dunia nyata dan dengn ide-ide orang lain. Identifikasi
tersebut mungkin cara untuk mengubah perilaku dan sikap sebagaimana siswa
menerima karakter olang lain. (Hamalik, 2001)
a. Konsep Peran
Peran dapat didefinisakan sebagai suatu rangkaian perasaan. ucapan dan
tindakan, sebagai suatu pola hubungan unik yang di tunjukan oleh individu
terhadap individu lain.
Peran yang dimainkan individu dalam hidupnya dipengaruhi oleh presepsi
individu terhadap dirinya dan terhadap orang lain. Oleh sebab itu, untuk dapat
berperan dengan baik, diperlukan pemahaman terhadap peran pribadi dan
orang lain. Pemahaman tersebut tidak terbataas pada tindakan, tetapi pada
faktor penentunya, yakni perasaan, persepsi dan sikap. Bermain peran
berusaha membantu individu untuk memahami perannya sendiri dan peran
yang dimainkan orang lain sambil mengerti perasaan, sikap dan nilai-nilai
yang mendasarinya.
b. Asumsi Pembelajaran
Sedikitnya ada empat asumsi yang mendasari pembelajaran bermain peran
untuk mengembangkan perilaku dan nilai-nilai sosial, yang kedudukannya
sejajar dengan model-model mengajar lainnya. Keempat asumsi tersebut
adalah sebagai berikut.
Pertama, secara implisit bermain peran mendukung suatu situasi belajar
berdasarkan pengalaman dengan menitikberatkan isi pelajaran pada situasi
"disini pada saat ini".
Kedua, bermain peran memungkinkan para peserta didik untuk
mengungkapkan perasaan-perasaannya yang tidak dapat dikenal tanpa
bercermin pada orang lain.

13
Ketiga, model bermain peran berasumsi bahwa emosi dan ide-ide dapat
diangkat ke taraf sadar untuk kemudian di tingkatakan melalui proses
kelompok. Para peserta didik dapat belajar dari pengalaman orang lain tentang
cara memcahkan masalah yang pada gilirannya dapat di manfaatkan untuk
mengembangkan dirinya secara optimal
Keempat, model bermain peran berasumsi bahwa proses psikologis yang
tersembunyi, berupa sikap, nilai perasaan dan sistem kenyakinan dapat
diangkat ketaraf sadar melalui kombinasi pemeranan secara spontan. Dengan
demikian, para peserta didik dapat menguji sikap dan nilainya yang sesuai
dengan orang lain, apakah sikap dan nilai yang dimilikinya perlu
dipertahankan atau diubah. Tanpa bantuan orang lain, para peserta didik sulit
untuk menilai sikap-sikap dan nilai-nilai yang dimiliki.

4. Belajar Tuntas (Mastery Learning)


Belajar tuntas berasumsi bahwa di dalam kondisi yang tepat semua peserta didik
mampu belajar dengan baik, dan memperoleh hasil yang maksimal terhadap seluruh
materi yang dipelajari. Agar semua peserta didik memperoleh hasil belajar secara
maksimal, pembelajaran harus dilaksanakan dengan sistematis. Kesistematisan akan
tercermin dari strategi pembelajaran yang dihasilkan, terutama dalam mengorganisir
tujuan dan bahan belajar melaksanakan evaluasi dan memberikan bimbingan terhadap
peserta didik yang gagal mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Mulyasa, 2013)
(Mulyasa, 2013) Muyasa dengan mengutip pendapat Carrol mengungkapkan
bahwa pada dasarnya bakat bukanlah merupakan indeks kemampuan seseorang,
melainkan sebagai ukuran kecepatan belajar (measures of learning rate). Artinya
seseorang yang memiliki bakat tinggi memerlukan waktu relatif sedikit untuk
mencapai taraf penguasaan bahan dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki
bakat rendah. Dengan demikian peserta didik dapat mencapai penguasaan penuh
terhadap bahan yang disajikan, bila kualitas pembelajaran dan kesempatan waktu
belajar dibuat tepat sesuai dengan kebutuhan masing masing peserta didik.
Memahami uraian diatas dalam proses pembelajaran dimungkinkan bagi para
guru untuk menetapkan tingkat penguasaan yang diharapkan dari peserta didik,

14
dengan menyediakan berbagai kemungkinan belajar dan meningkatkan mutu
pembelajaran. Guru harus mampu menyakinkan bahwa setiap peserta didik dafat
mencapai penguasaan penuh dalam belajar.
5. Pembelajaran Partisipatif
Keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran merupakan hal yang sangat
penting dan menentukan keberhasilan pembelajaran. Sudjana. dalam (Mulyasa, 2013)
mengemukakan syarat kelas yang efektif sebagai berikut:
Adanya keterlibatan, tanggung jawab dan umpan balik dari peserta didik.
Keterlibatan peserta didik adalah syarat satu utama dalam kegiatan pembelajaran di
kelas. Untuk terjadinya keterliabatan itu peserta didik harus memahami dan memiliki
tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan belajar. Kelibatan peserta didik perlu
diarahkan secara baik oleh sumber belajar.
Untuk mendorong partisipasi peserta didik dapat dilakukan dengan cara, antara
lain memberikan pertanyaan dan menmenanggapi respon peserta didik secara positif,
menggunakan pengalaman berstruktur, menggunakan beberapa instrumen, dan
menggunakan metode yang bervariasi yang lebih banyak melibatkan peserta didik.
Pembelajaran partisipatif sering juga diartikan sebagai keterlibatan peserta didik
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Indikator pembelajaran
partisipatif antara lain dapat dilihat dari keterlibatan emosional dan mental peserta
didik, kesediaan peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan
dan dalam pembelajaran terdapat hal yang menguntungkan peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran partisipatif perlu memperhatikan beberapa prinsip
sebagai berikut. Pertama, berdasarkan kebutuhan belajar (learning needs based)
sebagai keinginan maupun kehendak yang dirasakan oleh peserta didik. Kedua,
berorientasi kepada tujuan kegiatan belajar (learning gold and objectives oriented).
Prinsip ini emengandung arti bahwa pelaksanaan pembelajaran partisipatif
berorientasi kepada usaha kepada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Ketiga,
berpusat kepada peserta didik (participant centered). Prinsip ini sering disebut
learning centered, yang menunjukan bahwa kegiatan belajar selalu bertolak dari
kondiri real kehidupan peserta didik. Keempat, belajar berdasarkan pengalaman

15
(experientiel learning), bahwa kegiatan belajar harus selalu dihubungkan dengan
pengalaman peserta didik.

16
BAB III
PENUTUP

D. Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran “teaching approach” adalah suatu ancangan atau
kebijaksanaan dalam memulai serta melaksanakan pengajaran suatu bidang studi mata pelajaran
yang memberi arah dan corak kepada metode pengajarannya dan didasarkan pada asumsi yang
berkaitan.
Fungsi pendekatan bagi suatu pengajaran adalah sebagai pedoman umum dalam
menyusun langkah-langkah metode pengajaran yang akan digunakan.
Ada beberapa pendekatan pembelajaran yang diharapkan guru dapat memecahkan
masalah dalam kegiatan belajar mengajar diantaranya Pendekatan Individual, Pendekatan
Kelompok, Pendekatan bervariasi, Pendekatan edukatif. Berdasarkan kurikulum atau garis
besar program pengajaran (GBPP) pendidikan agama islam SLTP tahun 1995 disebutkan lima
macam pendekatan untuk pendekatan agama islam yaitu, Pendekatan Pengalaman, Pendekatan
Pembiasaan, Pendekatan emosional, Pendekatan Rasional, Pendekatan Fungsional, dan
ditambah Pendekatan Keagamaan, Pendekatan Kebermaknaan.
Implementasi Kurikulum 2013 berbasis kompetensi dalam pembelajaran dapat
dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pendakatan tersebut antara lain pendekatan
Pembelajaran Kontekstual (contextual teaching and learning), bermain Peran, Pembelajaran
Partisipati (participative teaching and learning), belajar Tuntas, (mastery learning), dan
Pembelajaran Konstruktifisme, (constructivism teaching and learning).
E. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat dengan penuh kehati-hatian dan penuh kasih
sayang. Semoga apa yang kami berikan dalam makalah sederhana ini bermanfaat bagi teman-
teman semua. Namun kami sadar bahwa tidak ada yang sempurna didunia ini melainkan Allah
SWT. Maka dari itu kami harapkan kepada teman-teman yang baik hati memberikan kritikan
dan saran. Agar tulisan ini bisa sempurna dimata para pembaca.

17
DAFTAR PUSTAKA
Nina, S. (2014). Macam-macam Pendekatan Pembelajaran. Dipetik Sepetember 14, 2016,
dari Fun Knowledge
Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Stamdar Proses Pendidikan.
Jakata: Kencana.
Surya, M. (2004). Cara Belajar Efisien I. Jakarata: Rineka Cipta.
Suyono. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset.
Wulandari, D. (2012). Definisi Pendekatan Pembelajaran Menurut Para Ahli.
Dipetik Sepetember 14, 2016, dari Workshop Matematik Unidra.

18
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..............................................................................................1


B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan Masalah............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pembelajaran...............................................................................2


B. Tujuan Penggunaan Metode Pembelajaran...............................................................2
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Pembelajaran.............................4
D. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran...............................................................................5
E. Model Pembelajaran Seni............................................................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................................11
B. Saran...............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12

19
3
ii

20
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan


rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan belajar mengajar yang telah
disusun tercapai secara optimal. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya perlu diberikan
secara dalam kepada peserta didik tingkat bawah maupun tingkat atas untuk membekali
kemampuan mereka berpikir ilmiah, logis, analitis, kritis dan kreatif serta kemampuan
bekerjasama.
Apabila guru masih menggunakan paradigma pembelajaran lama dalam arti
komunikasi dalam pembelajaran cenderung berlangsung satu arah umumnya dari guru ke
siswa, guru lebih mendominasi pembelajaran maka pembelajaran cenderung monoton
sehingga mengakibatkan peserta didik merasa jenuh dan tersiksa. Oleh karena itu dalam
pembelajaran guru hendaknya lebih memilih berbagai variasi metode yang sesuai dengan
situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Maka dari itu untuk
para guru dan calon guru dapat mengetahui berbagai macam cara dan penjelasan mengenai
metode di dalam pembelajaran individual.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Metode Pembelajaran ?
2. Apa Tujuan Penggunaan Metode Pembelajaran ?
3. Apa saja Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Pembelajaran?
4. Apa saja Jenis-Jenis Metode Pembelajaran ?
5. Bagaimana Model Pembelajaran Seni ?

C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan Pengertian Metode Pembelajaran ?
2. Menjelaskan Tujuan Penggunaan Metode Pembelajaran ?
3. Menjelaskan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Pembelajaran?
4. Menjelaskan Jenis-Jenis Metode Pembelajaran ?
5. Menjelaskan Model Pembelajaran Seni ?

21
41

22
BAB II

PEMBAHASA

A. Pengertian Metode Pembelajaran


Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “metha” yang berarti melalui
atau melewati dan “hodas” metha berarti melalui dan hodas berarti jalan atau cara. Dengan
demikian metode dapat berarti suatu cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai
suatu tujuan.1 Dalam bahasa arab metode dikenal dengan istilah at thoriq (jalan atau cara).
Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Penentuan metode yang akan digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran
akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran yang berlangsung.2
Menurut Fathurrahman pupuh, seperti yang dikutip Muhammad Rohman dan Sofan
Amri, menjelaskan bahwa metode secara Harfiah berarti cara dalam pemakaian yang
umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai
tujuan tertentu. Metode dalam rangka sistem pembelajaran memegang peranan yang
sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada
cara guru menggunakan metode pembelajaran karena suatu strategi pembelajaran hanya
mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.3
Jadi Metode Pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk
melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan
peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses
belajar berjalan denganbaik dalam arti tujuan pengajaran tercapai. Dapat disimpulkan
bahwa metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan oleh seorang guru dalam
menyampaikan suatu materi pembelajaran dalam proses pembelajaran demi tercapainya
tujuan pembelajaran.4

B. Tujuan Penggunaan Metode Pembelajaran


Tujuan merupakan cita-cita yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Dengan
kata lain tujuan pembelajaran adalah kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki

1
Ahmad Falah, Materi dan Pembelajaran Fiqih MTs-MA, (Kudus: STAIN Kudus, 2009), h.18
2
Ibid., h.21

25
3
Hamruni, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta: Insan Madani, 2012), h.12
4
Ibid., h.13

35
siswa setelah memperoleh pengalaman belajar. Kemampuan-kemampuan tersebut
mencakup aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor).
Tidak ada suatu pembelajaran yang diprogramkan tanpa tujuan, karena hal itu merupakan
suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan arah, target akhir, dan
prosedur yang dilakukan. Semakin jelas dan operasional tujuan yang akan dicapai, maka
semakin mudah menentukan alat dan cara mencapainya.5
Kawasan kognitif berkenaan dengan ingatan atau pengetahuan dan kemampuan
intelektual serta keterampilan-keterampilan. Kawasan afektif menggambarkan sikap-sikap
dan nilai. Kawasan psikomotor adalah kemampuan-kemampuan menggiatkan dan
mengkoordinasikan gerak. Kawasan kognitif dibagi atas enam macam kemampuan
intelektual, yakni:
1. Pengetahuan adalah kemampuan mengingat kembali hal-hal yang telah dipelajari,
2. Pemahaman adalah kemampuan menangkap makna atau arti suatu hal,
3. Penerapan adalah kemampuan dalam menerapkan prinsip dan aturan yang telah
dipelajari sebelumnya,
4. Analisis adalah kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian-bagian sehingga
struktur organisasinya dapat dipahami,
5. Sintesis adalah kemampuan untuk memadukan bagian-bagian menjadi satu
keseluruhan yang berarti, dan
6. Penilaian adalah kemampuan memberi harga sesuatu hal berdasarkan kriteria
tertentu.
Untuk merumuskan tujuan pembelajaran, terdapat beberapa kata operasional yang dapat
dipilih sesuai kebutuhan, seperti:
1. Aspek kognitif meliputi: menyebutkan, mengidentifikasi, mendefinisikan,
menjelaskan, merangkum, menyadur, menyimpulkan, menghitung, menghubungkan,
melengkapi, menjodohkan, membagi, mengkategorikan, membedakan.
2. Aspek afektif meliputi: menyatakan pendapat, memilih, menempatkan, mengajak,
menolak, membenarkan.
3. Aspek psikomotorik meliputi: mempraktekkan, memainkan, mengerjakan, membuat,
memasang, membongkar, mengoperasikan, membangun, memperbaiki,
melaksanakan, menyusun menggunakan.6

5
Sutikno Sobry, Belajar dan Pembelajara, (Lombok: Holistica, 2013), h. 52
6
Pupu Fathurrahman, M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar (Strategi Mewujudkan Pembelajaran
Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umaum dan Konsep Islami), (Bandung: Refika Aditama, 2007), h.132

45
Dalam menyusun tujuan pembelajaran, perlu mempertimbangkan hal-hal :
1. Untuk siapa tujuan itu dibuat (siswa SD/MI, SMP/MTS, SMU/SMA atau
mahasiswa),
2. Kemampuan dan nilai-nilai yang ingin dikembangkan pada diri siswa,
3. Bagaimana cara mencapai tujuan itu, secara bertahap atau sekaligus,
4. Apakah perlu menekankan aspek-aspek tertentu atau tidak,
5. Seberapa jauh tujuan itu dapat memenuhi kebutuhan perkembangan siswa, dan
6. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dan apakah waktu yang tersedia cukup untuk
mencapai tujuan-tujuan itu.7

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Pembelajaran


Metode pembelajaran adalah bagian utuh (terpadu, integral) dari proses
pendidikan pengajaran. Metode ialah cara guru mejelaskan suatu pokok bahasan (tema,
pokok masalah)sebagai bagian kurikulum dalam upaya mencapai sasaran tujuan
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dan kerjasama guru dan siswa dalam mencapai
sasaran dan tujuan pembelajaran melaui cara atau metode, yang pada hakekatnya ialah
jalan mencapai sasarandan tujuan pembelajaran. Jadi, faktor yang mempengaruhi guru
memlilih dan menetapkan suatu metod kedalam kegiatan pembelajaran adalah:8
1. Metode ini sesuai dengan pokok bahasan, dalam rangka lebih menjadi
mencapaisasaran dan tujuan pembelajaran.
2. Metode ini menjadi kegiatan siswa dalam belajar dan meningkatkan motivasi
atausemangat belajar.
3. Metode ini memperjelas dasar, kerangka, isi dan tujuan dari pokok bahasan
sehingga pemahaman siswa makin jelas.
4. Metode dipilih guru dengan azas diatas berdasarkan pertimbangan praktis,
rasionaldikuatkan oleh kiat dan pengalaman guru mengajar
5. Metode yang berdaya guna, belum tentu tunggal, jadi suatu metode dapat digunakan
secara kombinasi ( sintesis terpadu ) dan dilengkapi dengan media tertentu, bahkan
multi-media. Dasar pertimbangan ialah sasaran dan tujuan pembelajaran.9
Selain itu faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran diantaranya:

7
Sabri, A, Strategi Belajar Mengajar & Micro Teaching, (Ciputat: Quantum Teaching, 2007), h.14
8
Muhammad Rohman, Strategi Dan Desain Pengembangan System Pembelajaran, (Jakarta: Prestasi
Pustakaraya, 2013), h.28
9
Ibid.

55
1. Pengajar (Pengetahuan yang dikuasai, pengalaman mengajar, dan personalitas ).
2. Siswa (Tingkat kemampuan,latar belakang, umur, dan pengalaman lingkungan
sosial budaya ).
3. Tujuan yang akan dicapai (bila tujuan yang akan dicapai lebih dari satu maka
dapatditentukan dengan kombinsi berbagai macam metode ).
4. Materi (bahan ajar) dengan karakteristik yang berbeda.
5. Waktu (Persiapan mengajar).
6. Keadaan dan fasilitas yang tersedia di kelas atau sekolah.
7. Jumlah subyek belajar.10

D. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran


1. Metode Ceramah
Metode ceramah ini banyak berbentuk penjelasan konsep, prinsip dan fakta ,pada akhir
perkuliahan ditutup dengan tanya jawab antara dosen dan mahasiswa,namun
demikian,pada sekolah tingkat lanjutan metode ceramah dapat dipergunakan oleh
guru,dan metode ini di variasi dengan metode lain.11
Metode ceramah ini adalah metode yang sudah ada sejak zaman dahulu, dan masih
digunakan hingga zaman sekarang. Dimana banyak guru-guru yang menjadikan metode
ceramah ini untuk menjelaskan suatu materi pemebelajaran terhadap siswanya. Dapat
disimpulkan metode ceramah adalah cara pengembangan proses pembelajaran secara
lisan yang dilakukan oleh pengajar kepada peserta didik.12
 Kelebihan metode ceramah adalah :
a) Ceramah merupakan metode yang murah dikarenakan proses cermah tidak
memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, Karen ceramah hanya
mengandalkan suara guru
b) Materi pelajaran dapat diringkas sehingga memerlukan waktu yang singkat
c) Guru dapat mengatur materi mana yang harus lebih ditonjolkan
d) Waktu dapat diatur lebih sederhana oleh guru
 Kekurangan metode ceramah adalah :
a) Peserta didik hanya dapat mengetahui materi dari satu sumber saja yaitu guru

10
Darmawang, dkk. Strategi Pembelajaran Kejuruan, (Makassar: Badan Penerbit, 2008), h. 57
11
http://makalah-manfaatkan-lingkungan-sebagai-sumber-belajar-siswa.blogspot.com// diakses tanggal 17
april 2014 jam 21.14 wib.
12
Warsono, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), h.93

65
b) Ceramah dianggap sebagai metode yang membosankan
c) Sulit mengontrol sejauh mana pemahaman siswa13
2. Metode Tanya Jawab
Tanya jawab adalah metode ngajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi
langsung yang bersifat two way traffic karena pada saat yang sama terjadi dialog antara
guru dan siswa. Metode tanya jawab dimaksudkan untuk merangsang berfikir siswa dan
bimbingannya dalam mencapai atau mendapatkan pengetahuan. Tujuan yang akan
dicapai dari metode tanya jawab adalah sebagai berikut:
a) Untuk mengecek dan mengetahui sampai sejauh mana meteri pelajaran yang telah
dikuasai oleh siswa.
b) Untuk merangsang siswa berfikir.
c) Memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum
disampaikan.
d) Memotivasi siswa untuk menimbulkan sikap kompetisi dalam belajar.
e) Melatih murid untuk berpikir dan berbicara secara sistematis berdasarkan pemikiran
orisinil.
 Kelebihan Metode Tanya jawab adalah sebagai berikut :
a) Dapat memusatkan kembali perhatian siswa terhadap materi
b) Menyelingi pembicaraan agar tidak bosan
c) Mengarahkan pengamatan dan pembicaraan mereka
 Kekurangan Meode Tanya jawab adalah sebagai berikut :
a) Tanya jawab bias menimbulkan penyimpangan dari pokok persoalan
3. Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dengan siswa ataupun guru dengan
siswa untuk menganalisis, menggali, atau memperdebatkan masalah dan topik tertentu.
Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab
pertanyaan, nemambah dan memahami pegetahuan siswa, serta untuk membuat suatu
keputusan. Oleh karena itu diskusi bukanlah debat yang bersifat argumentasi. Diskusi
lebih bersifat bertukar pengalaman yang menetukan keputusan tertentu secara bersama-
sama.14 Jenis-jenis diskusi diantaranya; Diskusi dikelas, Diskusi kelompok kecil,
Simposium, Diskusi panel, Seminar, dan Lokakarya.

13
Ibid., h.15
14
Ibid., h. 94

9
7
 Kelebihan metode diskusi adalah :
a) Dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam memberikan
gagasan dan ide-ide
b) Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan
c) Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara
verbal
d) Dapat menghargai pendapat orang lain
 Kekurangan metode dikusi adalah :
a) Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai 2 atau 3 oarang yang memiliki
keterampilan berbicara
b) Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas sehingga kesimpulan menjadi
kabur
c) Memerlukan waktu yang cukup panjang
d) Sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat smosional yang tidak terkontrol.
4. Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok mengandung arti bahwa siswa dalam satu kelas dipandang satu
kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil.
Kelompok bisa dibuat berdasarkan:
a) Perbedaan individual dalam kemampuan belajar, terutama bila kelas itu sifatnya
heterogen dalam belajar
b) Perbedaan minat belajar
c) Pengelompokan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan kita berikan
d) Pengelompokan atas dasar wilayah tempat tinggal siswa
e) Pengelompokan secara random atau diundi
f) Pengelompokan atas dasar jenis kelamin
 Kelebihan Metode Kerja Kelompok adalah sebagai berikut :
a) Dapat memupuk rasa kerjasama
b) Tuga lebih cepat terselesaikan
c) Adanya persaingan yang sehat
d) Akan dapat meningkatkan kualitas kepribadian siswa, seperti adanya kerjasama,
toleransi, berpikir kritis dan disiplin
 Kekurangan Metode Kerja Kelompok adalah sebagai berikut :

9
8
a) Selalu bergantung kepada orang lain
b) Terlalu banyak persiapan-persiapan dan pengaturan yang kompleks
c) Kurangnya kontrol dari guru akan menyebabkan persaingan yang negatif antar
kelompok
d) Tugas yang diberikan biasanya hanya dikerjakan oleh orang-orang tertentu,
sehingga tidak semuanya bekerja
5. Metode Demonstrasi
Demonstrasi berarti pertunjukan. Dalam pengajaran menggunakan metode demonstrasi
dilakukan pertunjukan sesuatu proses, berkenaan dengan bahan pengajaran.hall ini
dilakukan baik oleh guru maupun orang yang diundang ke kelas. Proses yang
didemontrasikan diambil dari obyek sebenarnya.
Dalam praktek, misalnya seorang guru akan mengajarkan bagaimana membuat atau
bagaimana proses bekerjanya sebuah bel listrik. Seluruh komponen bel listrik
disiapkan. Kemudoan dipertunjukan kepada siswa cara membuat dan proses
bekerjanya. Siswa mengamati dengan seksama dan mencatat pokok-pokok penting dari
demonstrasi itu. Langkah-langkah menggunakan metode demonstrasi:
a) Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi
berakhir
b) Menyiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan
c) Melakukan uji coba demonstrasi15
 Kelebihan metode demonstrasi adalah :
a) Terjadinya verbalisme akan dapat dihindari karena siswa disuruh langsung
memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan
b) Proses pembelajaran akan lebih menarik karena siswa tak hanya mendengar,
tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi
c) Dengan cara mengamati secara langsung, siswa akan memiliki kesempatan untuk
membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih
meyakini kebenaran materi pembelajaran
 Kekurangan metode demonstrasi adalah :
a) Memerlukan persiapan yang lebih matang
b) Memerluakan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai untuk itu
memerlukan yang lebih mahal

15
Majid, Abdul, Perencanaa Pembelajaran:Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: Rosda
Karya, 2007), h. 87
9
9
c) Memerlukan kemampuan dan keterampilan yang khusus sehingga guru dituntut
untuk bekerja lebih profesional.16

E. Model Pembelajaran Seni


1. Model Terkait
Model terkait adalah model pembelajaran terpadu yang paling sederhana karena
menekankan pada hubungan secara eksplisit tentang konsep atau prinsip,atau pokok
bahasan atau ketrampilan atau tugas,atau sikap dalam suatu bidang studi.Pada
pembelajaran SR-KT terpadu keterkaitan dalam substansial material seni.Model terkait
dalam SR-KT terpadu dapat dimodifikasikan berdasarkan jenis matra substansial
seni.Urutan keterkaitan dan besr bobot materi masing-masing substansial materi yang
terkait.
 Keunggulan Model Terkait :
a) Paling sederhana sehingga paling mudah di rancang dan dilaksanakan
b) Terjadi interalisasi karena adanya pengembangan konsep-konsep inti secara terus-
menerus
c) Memudahkan proses transfer gagasan-gagasan dalam pemecahan masalah.
d) Siswa lebih mudah dalam mendapatkan gambaran-gambaran mengenai suatu
ketrampilan tertentu.
 Kelemahan Model Terkait :
a) Model terkait pada intinya adalah mengaitkan antara prinsip,konsep ketrampilan
dan tugas atau sikap pada suatu bidang kajian tertentu.
b) Fokus pembelajaran masih bersifat sempit karena usaha-usaha untuk memadukan
gagasan-gagasan dalam suatu bidang studi dapat membatasi usaha
mengembangkan hubungan yang lebih menyeluruh dengan bidang studi lain.
2. Model Terjala
Merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Model ini
menekankan hubungan antara dua atau lebih mata pelajaran melalui tema. Pada
pembelajaran senirupa terpadu, model terjala ini dapat memadukan secara intra bidang
studi (seni music, tari) dan inter bidang studi (senirupa, music, tari, matematika, ips, ipa
dll).
 Keunggulan Model Terjala:

16
Ibid., h.90

9
1
0
a) Melalui pendekatan tematik, pembelajaran terpadu model ini memiliki kekuaatn
komprehensif yang tinggi.
b) Membangun motivasi siswa melalui kegiatan pemilihan dan pengembangan tema
c) Meningkatkan kemampuan wawasan guru tentang suatu konsep secara
komprehensif
 Kelemahan Model Terjala:
a) Membutuhkan waktu yang lama dalam merancang pembelajaran
b) Ketrampilan seni rupa yang diperoleh siswa kurang optimal
c) Guru memerlukan kemampuan mengevaluasi proses dan produk pembelajaran
agar perncanaan dan pelaksanaan pembalajaran dapat tercapai secara optimal
3. Model Terpadu
Model terpadu merupakan pembelahjaran terpadu yang menggunakan tema yang
diangkat dari adanya tumpang tindih tentang konsep ketrampilan dan sikap dalam
kurikulum yang berlaku dari berbagai mata pelajaran atau mata kajian.
 Keunggulan Model Terpadu:
a) Mampu membangun motivasi siswa
b) Mampu mengembangkan aspek sikap pada dampak pengiring dalam
pembelajaran
c) Menghemat waktu
d) Memiliki kekuatan komprehensif yang tinggi
 Kelemahan Model Terpadu:
a) Membutuhkan kurikulum yang mengacu pada keterpaduan serta kebijakan-
kebijakan pendukung dalam system evaluasi pembelajaran
b) Membutuhkan waktu, tenaga dan pikiran dalam merancang model pembelajaran
terpadu
c) Model terpadu merupakan pembelajaran terpadu yang paling rumit.17

17
http://muryatisahrul.blogspot.com/2016/05/makalah-seni-pendekatan-model-dan.html
13
11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan oleh seorang guru dalam
menyampaikan suatu materi pembelajaran dalam proses pembelajaran demi tercapainya
tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah kemampuan-kemampuan yang
diharapkan dimiliki siswa setelah memperoleh pengalaman belajar. Kemampuan-
kemampuan tersebut mencakup aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan
keterampilan (psikomotor).
Faktor yang mempengaruhi guru memlilih dan menetapkan suatu metod kedalam
kegiatan pembelajaran diantaranya pengajar, siswa, tujuan yang akan dicapai, materi dsbg.
Ada beberapa jenis-jenis metode pembelajaran yaitu metode ceramah, metode diskusi,
metode tanya jawab, metode diskusi kelompok, dan metode demonstrasi. Dan ada juga
model pembelajaran seni yaitu model terkait, model terjala, dan model terpadu. Semua
metode ini punya sisi kelebihannya dan kelemahannya msing-masing setiap metode
ataupun model.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga bermanfaat dalam wawasan dan
pengetahuan kita. Kami sebagai penyusun menyarankan pembaca untuk memberikan
kritikan dan saran yang membangun untuk kesuksesan makalah selanjutnya.

14
12
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Falah. 2009. Materi dan Pembelajaran Fiqih MTs-MA. Kudus:

STAIN Kudus. Darmawang, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Kejuruan.

Makassar: Badan Penerbit. Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran.

Yogyakarta: Insan Madani.

http://makalah-manfaatkan-lingkungan-sebagai-sumber-belajar-
siswa.blogspot.com// diakses tanggal 17 april 2014 jam 21.14 wib.

http://muryatisahrul.blogspot.com/2016/05/makalah-seni-pendekatan-model-
dan.html

Majid, Abdul. 2007. Perencanaa Pembelajaran:Mengembangkan Standar


Kompetensi Guru. Bandung: Rosda Karya.

Muhammad Rohman. 2013. Strategi Dan Desain Pengembangan System


Pembelajaran.
Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Pupu Fathurrahman, M. Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar


(Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman
Konsep Umaum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama.

Sabri, A. 2007. Strategi Belajar Mengajar & Micro Teaching. Ciputat:


Quantum Teaching.

Sutikno Sobry. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica.

Warsono. 2014. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

xi
ii
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................2
A. Pengertian Teknik Pembelajaran.......................................................2
B. Tujuan Teknik Pembelajaran.............................................................2
C. Fungsi Teknik Pembelajaran..............................................................3
D. Jenis-jenis Teknik Pembelajaran.......................................................3
E. Menentukan Teknik Pembelajaran yang Tepat...............................10

BAB III PENUTUP..............................................................................................12


A. Kesimpulan...........................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

xi
v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan teknik pembelajaran sangat penting di pahami oleh
seorang calon pendidik guna mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri,
seorang pendidik di tuntut untuk mampu membawa siswanya ke tujuan yang
hendak di capai. Dalam mempelajari teknik pembelajaran kita harus
mengatahui penjabaran dari teknik pembelajaran, tujuan, fungsi dan jenis-
jenisnya. Sebagai seorang calon pendidik juga harus menguasai berbagi
macam teknik dalam proses pembelajaran.
Teknik adalah suatu usaha yang dikalukan oleh seseorang untuk mencapai
tujuan yang diharapkan, sedangkan teknik pembelajaran itu merupakan suatu
usaha yang dikalukan oleh seorang pendidik terhadap peserta didiknya untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efesien.
Oleh karna itu, seorang pendidik harus memahami berbagai teknik
pembelajaran dan tujuan dari teknik itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teknik pembelajaran?
2. Apa tujuan teknik pembelajaran?
3. Apa fungsi teknik pembelajaran?
4. Apa saja jenis-jenis teknik pembelajaran?
5. Bagaimana menentukan teknik pembelajaran yang tepat?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian teknik pembelajaran
2. Untuk mengetahui tujuan teknik pembelajaran
3. Untuk mengetahui fungsi teknik pembelajaran
4. Untuk mengetahui jenis-jenis teknik pembelajaran
5. Untuk mengetahui cara menentukan teknik pembelajaran yang tepat

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknik Pembelajaran


Teknik menurut Shrode adalah salah satu elemen organisasi yang
merupakan salah satu dimensi management secara sistematis, dengan tugas
mengoptimalkan keputusan-keputusan. Inilah dia yang disebut sebagai
management by techniques. Yang dimaksudkan dengan teknik disini adalah
suatu cara untuk mengoptimalkan keputusan-keputusan.1
Teknik merupakan suatu alat yang digunakan oleh guru untuk
menyampaikan bahan-bahan pengajaran yang telah dipilih untuk peserta didik.
Teknik yang dipilih haruslah sesuai dengan pelajaran yang digunakan dan
seirama dengan pendekatan yang digunakan.
Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang
relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang terntunya secara teknis
akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah
siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu
digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif
dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini gurupun dapat
berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.2

B. Tujuan Teknik Pembelajaran


Tujuan teknik pembelajaran yaitu sebagai berikut:
- Agar pengajaran dapat disampaikan sesuai dengan keadaan lingkungan,
keadaan siswa, kemampuan guru dan siswa,

1
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2011), hlm.87-
89
2
Khalimi, Pembelajaran Akidah dan Akhlak, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam
Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), hlm. 98.

2
- Agar pembelajaran dapat berlangsung secara bervariasi, dalam suasana
menyenangkan, menggembirakan,
- Agar materi atau pelajaran yang disampaikan oleh guru tepat sasaran sesuai
dengan keadaan dan kemampuan siswa.

C. Fungsi Teknik Pembelajaran


Adapun fungsi teknik pembelajaran yaitu sebagai berikut:
- Agar guru mampu mengimplementasikan metode secara spesifik,
- Agar guru dapat melaksanakan pembelajaran dikelas lebih bervariasi
metode yang sama namun teknik yang berbeda,
- Agar materi yang disampaikan sesuai dengan situasi kelas, lingkungan
sekolah ataupun kelas, kondisi siswa, sifat-sifat siswa, dan kondisi lainnya
sehingga siswa mampu menerima dan menanggapi pembelajaran dengan
baik.3

D. Jenis-jenis Teknik Pembelajaran


1. Teknik Diskusi
Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau
lebih/kelompok. Biasanya komunikasi antara mereka/kelompok tersebut
berupa salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya akan
memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar. Diskusi bisa berupa apa
saja yang awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang dan
diperbincangkan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu pemahaman
dari topik tersebut.4
Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan
oleh seorang guru di sekolah, yang dimana di dalam teknik ini terjadi proses
interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar
pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat juga semuanya aktif
tidak ada yang pasif sebagai pendengar.

3
Sobrry S dan Pupuh F, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Reflika Aditama, 2010), hlm. 107-
108
4
https://www.gurupendidikan.co.id/diskusi/

3
Teknik diskusi merupakan suatu cara mengajar dengan cara
memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang
masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat
pendapatnya.
Tujuan teknik ini adalah :
a) Memotivasi atau memberi stimulasi kepada siswa agar berfikir kritis,
mengeluarkan pendapatnya, serta menyumbangkan pikiran-pikirannya.
b) Mengambil suatu jawaban aktual atau satu rangkaian jawaban yang
didasarkan atas pertimbangan yang seksama.
Macam-macam diskusi yaitu :
1) Diskusi informal
Merupakan diskusi dengan cara membagi kelas menjadi 2 kelompok
yang pro dan kontra yang dalam diskusi ini diikuti dengan tangkisan
dengan tata tertib yang longgar agar diperoleh kajian yang dimensi dan
kedalamannya tinggi. Selanjutnya bila penyelesaian masalah tersebut
dilakukan secara sistematis disebut diskusi informal.
2) Diskusi formal
Merupakan diskusi yang pada pelaksanaannya diadakan secara resmi,
peserta diskusinya adalah orang-orang yang diundang untuk
menghandiri diskusi yang diselenggarakan oleh instansi terkait.
3) Diskusi panel
Diskusi panel ialah diskusi yang terdiri atas seorang pemimpin,
sejumlah peserta, dan beberapa pendengar. Dalam jenis diskusi ini
tempat duduk diatur sedemikian rupa sehingga pendengar dapat
mengikuti jalannya diskusi dengan seksama. Setelah berlangsung tanya
jawab antara pemimpin dan peserta, peserta dan pendengar, pemimpin
merangkum hasil tanya-jawab atau pembicaraan, kemudian mengajak
pendengar ikut mendiskusikan masalah tersebut sekitar separuh dari
waktu yang tersedia
4) Diskusi simpusium
Ialah diskusi yang berupa sebuah pertemuan ilmiah untuk
mengetengahkan atau membandingkan berbagai pendapat atau sikap
mengenai suatu masalah yang diajukan oleh sebuah panitia. Uraian
pendapat dalam simposium ini diajukan lewat kertas kerja yang
4
dinamakan prasaran. Dan beberapa prasaran yang disampaikan dalam
simposioum harus berhubungan.
Kelebihan Teknik Diskusi :
 Terjadi interaksi yang tinggi antara komunikator dan komunikasi
 Dapat membantu siswa untuk berfikir lebih kritis
 Memotivasi atau memberi stimulasi kepada siswa agar berfikir kritis,
mengeluarkan pendapatnya, serta menyumbangkan pikiran-pikirannya.
Kekurangan Tehnik Diskusi :
 Alokasi waktu yang sulit karena banyak memakan waktu
 Tidak semua argument bisa dilayani atau di ajukan untuk dijawab
2. Teknik Kerja Kelompok
Teknik kerja kelompok adalalah suatu cara mengajar, di mana siswa di
dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi
beberapa kelompok. Mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah,
atau melaksanakan tugas tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pengajaran
yang telah ditentukan oleh guru.
Tujuan teknik kerja kelompok :
- Agar siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka
- Agar guru dapat lebih memperhatikan kemampuan siswa
- Agar para siswa bisa menggunakan ketrampilan bertanya dalam
membahas suatu masalah
- Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan para siswa serta
mengerjakan ketrampilan berdiskusi5
3. Teknik Penemuan (Discovery) dan Simulasi
a. Teknik penemuan
Teknik penemuan merupakan proses dimana seorang siswa melakukan
proses mental yang harus mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau
prinsip. Yang dimaksud proses mental ialah mengamati, mencerna,
mengerti menggolong-golongkan, membuat dugaan membuat kesimpulan
dan lain sebagainya. Sedangkan prinsip ialah siswa dibiarkan menemukan

5
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta,1991), hlm. 115-117

5
sendiri atau mengalami mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan
memberiakan instruksi.
Kelebihan teknik penemuan :
 Dapat membangkitkan kegairahan belajar pada diri siswa
 Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berkembang dan maju sesuai dengan kampuan masing-masing
 Teknik ini mampu membantu siswa mengembangkan, memperbanyak
kesiapan serta penguasaan ketrampilan dalam proses kognitif atau
pengarahan siswa.
 Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sebagai sangat pribadi
atau individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa
siswa tersebut.
Kelemahan teknik penemuan :
 Ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu meningkatkan
proses pengertian saja
 Teknik ini tidak memberikan kesempatan berfikir secara kreatif
 Para siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental
 Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini kurang berhasil
 Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan
pengajaran tradisional akan kecewa bila diganti dengan teknik
penemuan.
b. Teknik simulasi
Teknik simulasi merupakan cara mengajar dimana menggunakan
tingkah laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimaksudkan
dengan tujuan agar orang dapat menghindari lebih mendalam tentang
bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu dengan kata lain siswa
memegang peranaan sebagai orang lain.
Kelebihan teknik simulasi :
 Dapat menyenangkan siswa
 Untuk mengembangkan kreatifitas siswa
 Eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang
sebenarnya

6
 Mengurangi hal-hal yang verbalistik
 Menumbuhkan cara berfikir yang
kritis Kelemahan teknik simulasi :
 Efektifitas dalam memajukan belajar siswa belum dapat dilaporkan
oleh riset
 Terlalu mahal biayanya
 Banyak orang meragukan hasilnnya karena sering tidak diikutsertakan
elemen-elemen penting
 Menghendaki pengelompokan yang fleksibel
 Menghendaki banyak imajinasi dari guru dan siswa6
4. Teknik Inquiry
Teknik Inquiry adalah teknik pengajaran guru didepan kelas dimana guru
membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu
yang harus dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari, meneliti, dan
membahas tugasnya didalam kelompok kemudian dibuat laporan yang
tersusun baik dan kemudian didiskusikan secara luas atau melalui pleno
sehingga diperoleh kesimpulan terakhir.
Teknik inquiry merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu
(benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis
sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh
percaya diri.
Kelebihan teknik inquiry
 Mendorong siswa untuk berfikir dan atas inisiatifnya sendiri, bersifat
obyektif, jujur, dan terbuka
 Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang
 Dapat membentuk dan mengembangkan sel consept pada diri siswa
 Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi
belajar yang baru

6
Ibid, hlm. 120-123

7
 Mendorong siswa untuk berffikir intuitif dan merumuskan hipotesanya
sendiri
Kelemahan teknik inquiry
 Siswa perlu memerlukan waktu menggunakan daya otaknya untuk
berfikir memperoleh pengertian tentang konsep
5. Teknik eksperimen dan demonstrasi
a. Teknik Eksperimen
Teknik eksperimen merupakan salah satu cara mengajar dimana
seorang siswa diajak untuk beruji coba atau mengadakan pengamatan
kemudian hasil pengamatan itu disampaikan dikelas dan di evaluasi oleh
guru.
Kelebihan teknik eksperimen
 Siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala
masalah
 Mereka lebih aktif berfikir dan membuktikan sendiri kebenaran suatu
teori
 Siswa dalam melaksanakan eksperimen selain memperoleh ilmu
pengetahuan juga menemukan pengalaman praktis serta ketrampilan
menggunakan alat-alat percobaan
Kelemahan tehnik eksperimen
 Seorang guru harus benar-benar menguasai materi yang diamati dan
harus mampu memanage siswanya
 Memerlukan waktu dan biaya yang sedikit lebih dibandingkan yang lain
b. Teknik Demonstrasi
Teknik demonstrasi merupakan tehnik mengajar dimana seorang
instruktur atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses.
Kelebihan teknik demonstrasi
 Perhatian siswa lebih dapat terpusatkan pada pelajaran yang diberikan
 Kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu diceramahkan
dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh yang konkrit
 Memberi motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar
 Siswa dapat berpartisipasi aktif dan memperoleh pengalaman langsung.

8
Kelemahan teknik demonstrasi
 Bila alatnya terlalu kecil atau penempatannya kurang tepat
menyebabkan demonstrasi itu tidak dapat dilihat jelas oleh seluruh
siswa
 Bila waktu tidak tersedia cukup, maka demonstrasi akan berlangsung
terputus-putus atau berjalan tergesa-gesa
6. Teknik Karya Wisata
Teknik karya wisata merupakan tehnik mengajar yang dilaksanakan
dengan mengajak siswa kesuatu tempat atau obyek tertentu diluar sekolah
untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu.
Kelebihan teknik karya wisata :
 Siswa dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
para petugas obyek karya wisata itu serta mengalami dan menghayati
langsung
 Siswa dapat melihat kegiatan para petugas secara individu atau kelompok
dan menghayatinya secara langsung
 Siswa dapat bertanya jawab menemukan sumber informasi yang pertama
untuk memecahkan segala macam persoalan yang dihadapi
 Siswa memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang
terintegrasi
Kelemahan teknik karya wisata :
 Karena dilakukan diluar sekolah dan jarak yang cukup jauh maka
memerlukan transport yang mahal dan biaya yang mahal
 Menggunakan waktu yang lebih panjang dari pada jam sekolah
 Biaya yang tinggi kadang-kadang tidak terjangkau oleh siswa maka perlu
bantuan dari sekolah7
7. Teknik Ceramah
Teknik ceramah ialah cara mengajar yang paling tradisional dan telah
lama dijalankan dalam sejarah pendidikan, yaitu dimana seorang guru
menularkan pengetahuannya kepada siswa secara lisan atau ceramah.

7
Djamarah Bahri Syaiful dan Zain Aswan, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2006), hlm. 127-128

9
Teknik ceramah adalah memberikan uraian atau penjelasan kepada
sejumlah murid pada waktu dan tempat tertentu. Dengan kata lain tehnik ini
adalah sebuah tehnik mengajar dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya
mengikuti secara pasif. Tehnik ini disebut juga dengan tehnik kuliah atau
tehnik pidato.
Kelebihan teknik ceramah:
 Materi yang diberikan terurai dengan
jelas Kekurangan teknik ceramah:
 Guru lebih aktif sedangkan murid pasif karena perhatian hanya terpusat
pada guru saja.
 Murid seakan diharuskan mengikuti segala apa yang disampaikan oleh
guru, meskipun murid ada yang bersifat kritis karena guru dianggap selalu
benar
 Untuk bidang studi agama, teknik ceramah ini masih tepat untuk
dilaksanakan. Misalnya, untuk materi pelajaran akidah.8

E. Menentukan Teknik Pembelajaran yang Tepat


Dalam memilih teknik pembelajaran, terdapat hal-hal yang perlu
diperhatikan antara lain:
1. Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode pembelajaran yang
telah ditentukan sebelumnya, untuk satu metode (misal ceramah atau diskusi)
dapat digunakan teknik pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung pada
beberapa faktor seperti: situasi kelas, lingkungan sekolah ataupun kelas,
kondisi siswa, sifat-sifat siswa, dan kondisi lainnya.
2. Keadaan murid yang mencakup pertimbangan tentang tingkat kecerdasan,
kematangan, perbedaan individu lainnya. Akan ada perbedaan teknik
mengajar dikelas yang tergolong pasif dan dikelas yang aktif.

8
Ibid, hlm. 130-131

10
3. Situasi yang mencakup hal yang umum seperti situasi kelas, situasi
lingkungan. Bila jumlah murid begitu besar, maka berbeda teknik
mengajarnya dengan jumlah murid yang lebih sedikit.9

9
http://pecintamakalah.blogspot.com/2017/02/teknik-pembelajaran-sdmi.html?m=1

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teknik merupakan suatu alat yang digunakan oleh guru untuk
menyampaikan bahan-bahan pengajaran yang telah dipilih untuk peserta
didik. Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Tujuan teknik pembelajaran adalah agar pengajaran dapat disampaikan
sesuai dengan keadaan lingkungan, keadaan siswa, kemampuan guru dan
siswa. Fungsi teknik pembelajaran adalah agar guru mampu
mengimplementasikan metode secara spesifik, agar guru dapat melaksanakan
pembelajaran dikelas lebih bervariasi metode yang sama namun teknik yang
berbeda.
Adapun jenis-jenis teknik pembelajaran yaitu:
1. Teknik diskusi
2. Teknik kerja kelompok
3. Teknik penemuan dan simulasi
4. Teknik inquiry
5. Teknik eksperimen dan demonstrasi
6. Teknik karya wisata
7. Teknik ceramah

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini tentu terdapat kesalahan, kekurangan
serta kejanggalan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun, guna menyempurnakan kekurangan dalam makalah ini
di masa mendatang.

12
DAFTAR PUSTAKA

Khalimi. 2009. Pembelajaran Akidah dan Akhlak. Jakarta: Direktorat Jendral


Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia.

Pidarta, Made. 2011. Manajemen Pendidikan Indonesia., Jakarta: Penerbit Rineka


Cipta.

http://pecintamakalah.blogspot.com/2017/02/teknik-pembelajaran-sdmi.html?m=1

https://www.gurupendidikan.co.id/diskusi/

Munjin Nasih Ahmad dan Nur Kholidah Lilik. 2013. Metode dan Teknik
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Refika Aditama.

Roestiyah. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Syaiful, Djamarah Bahri dan Zain Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sobrry,S dan Pupuh,F. 2010. Strategi Belajar Mengajar, bandung Reflika Aditama

x
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Makalah 2
C. Tujuan Makalah 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran 4


B. Pengertian Strategi Pembelajaran 5
C. Pengertian Metode Pembelajaran 6
D. Pengertian Teknik Pembelajaran 7
E. Hubungan Antara Model, Strategi, Metode dan Teknik Pembelajaran 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 9
B. Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 10

x
i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah masalah yang sangat penting bagi manusia, karena
pendidikan menyangkut kelangsungan hidup manusia.manusia muda tidak cukup
hanya tumbuh dan berkembang dengan dorongan instingnya saja, tetapi perlu
bimbingan dan pengarahan pendidikan agar ia menjadi manusia purna.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaranagar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinnya, masyarakat, Bangsa dan Negara.
Pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Salah satu bagian penting
dari proses pembelajaran adalah kemampuan individu memproduksi hasil
belajarnya. Jadi, guru hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena
merekalah yang akan belajar
Didalam pembelajaran juga terdapat komponen-komponen yang bersifat
parsial (terpisah), tetapi harus berjalan secara teratur, saling bergantung,
komplementer (saling melengkapi) dan berkelanjutan. Untuk itu diperlukan
pengelolaan pembelajaran yang baik yang harus dikembangkan berdasarkan pada
asas-asas pembelajaran. Seorang guru harus mengerti, memahami, dan
menghayati prinsip pembelajaran, sekaligus mengaplikasikannya dalam
melaksanakan tugas pembelajaran.
Pada prinsipnya profesionalisme guru adalah guru yang
dapat menjalankan tugasnya secara profesional yang memiliki kualitas dan
keahlian di bidang teori dan praktik keguruan. Guru yang baik mampu

1
menciptakan suasana pembelajaran yang berkualitas. Untuk itu guru perlu untuk
mengetahui perbedaaan istilah Pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik, dan
model pembelajaran.
Namun Faktanya kadang kala terjadi kesulitan dalam membedakan
pengertian dari istilah-istilah tersebut. Acap kali artinya dianggap sama, tertukar
antar satu dengan yang lain. Hal ini mengakibatkan terjadinya kebingungan dalam
penggunaan istilah-istilah tersebut. Apalagi terhadap tiga istilah, yaitu pendekatan,
metode, dan teknik biasanya terkacaukan. Istilah pendekatan sering dikacaukan
dengan metode, misalnya kita sering mendengar orang mengemukakan istilah
pendekatan komunikatif disamping istilah metode komunikatif. Sering pula
pengertian metode dikacaukan dengan teknik, misalnya kita sering mendengar
orang menyebutkan istilah metode diskusi disamping istilah teknik diskuasi.
Terdapat persamaan dari pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik, dan
model pembelajaran. Secara umum semua istilah tersebut berarti cara. Cara adalah
suatu bentuk perbuatan tertentu yang dilakukan individu tetapi tidak secara terus
menerus. Dalam konteks pembelajaran, cara berbentuk segala hal yang dilakukan
dalam suatu proses pembelajaran. Apabila kita mengartikan pendekatan, strategi,
metode, teknik, taktik, dan model pembelajaran lebih mendalam, maka akan
timbul perbedaan arti cara yang dimaksud dari masing-masing istilah tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Model Pembelajaran?
2. Apa pengertian Strategi Pembelajaran?
3. Apa pengertian Metode Pembelajaran?
4. Apa pengertian Teknik Pembelajaran?
5. Bagaimana Hubungan antara Model, Strategi, Metode dan Teknik
Pembelajaran?

2
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari Model Pembelajaran.
2. Untuk mengetahui pengertian dari Strategi Pembelajaran.
3. Untuk mengetahui pengertian dari Metode Pembelajaran.
4. Untuk mengetahui pengertian dari Teknik Pembelajaran.
5. Untuk mengetahui Hubungan antara Model, Strategi, Metode dan Teknik
Pembelajaran.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran


Menurut Trianto (dalam Gunarto, 2013:15) model pembelajaran adalah
suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial. Model
pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan,
termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Jadi model
pembelajaran adalah prosedur atau pola sistematis yang digunakan sebagai
pedoman untuk mencapai tujuan pembelajaran di dalamnya terdapat strategi,
teknik, metode bahan, media dan alat.
Menurut Arend (dalam Mulyono, 2018:89) memilih istilah model
pembelajaran didasarkan pada dua alasan penting. Pertama, istilah model
memiliki makna yang lebih luas dari pada pendekatan, strategi, metode dan teknik.
Kedua model dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting, apakah
yang dibicarakan tentang mengajar di kelas atau praktik mengawasi anak-anak.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur
sistematik (teratur) dalam pengorganisasian kegiatan (pengalaman) belajar untuk
mencapai tujuan belajar (kompetensi belajar). Dengan kata lain, model
pembelajaran adalah rancangan kegiatan belajar agar pelaksanaan KBM dapat
berjalan dengan baik, menarik, mudah dipahami dan sesuai dengan urutan yang
jelas.
Model pembelajaran ini sangat efektif dalam upaya peningkatan kualitas
kegiatan belajar mengajar, karena pada kegiatan pembelajaran siswa dituntut
untuk berperan aktif dalam pembelajaran serta diharapkan menggunakan
kemampuan berpikir tingkat tinggi, mengasah kekompakan dan kerja sama dalam

4
sebuah tim/kelompok.1
Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran.
Dalam membelajarkan siswa harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang
kondusif, disesuaikan dengan cara gaya belajar mereka sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai dengan optimal. ada pelbagai model pembelajaran.
Dalam prakteknya, guru harus menyadari bahwa tidak ada model pembelajaran
yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih
model pembelajaran yang tepat haruslah memerhatikan kondisi siswa, sifat materi
bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.2

B. Pengertian Strategi Pembelajaran


Hakikat menurut kamus besar bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai
kenyataan yang sebenarnya (sesungguhnya). Sedangkan Strategi berasal dari kata
Yunani, “Strategia”, yang berarti ilmu peranga atau panglima perang. Berdasarkan
arti kata tersebut, strategi adalah suatu seni merancang operasi di dalam
peperangan, seperti cara-cara mengatur posisi atau siasat berperang, angkatan
darat atau laut. Strategia juga dapat diartikan sebagai suatu keterampilan mengatur
kejadian atau peristiwa. Jadi strategi dapat diartikan sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan.3
Strategi pembelajaran adalah ibarat melacak berbagai kemungkinan macam
rumah yang akan dibangun, sedangkan desain instruksional adalah penetapan
cetak biru rumah yang akan dibangun itu serta bahan-bahan yang diperlukan dan
urutan langkah-laangkah konstruksinya maupun kreterian penyelesaian dari tahap

1 Shilpy A. Oktavia, Model-Model Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2020), h. 12-13


2 Taufiqur Rahman, Aplikasi Model-model Pembelajaran dalam Penelitian Tindakan Kelas, (Semarang: CV
Pilar Nusantara, 2018), h. 22
3 Arin tentrem mawati dkk, strategi pembelajaran, (Jakarta: yayasan kita menulis,2021), hlm. 4

5
ke tahap sampai dengan penyelesaian akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang
akan dibuat.4
Dapat disimpulkan Strategi pembelajaran yaitu sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu yang merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber belajar.5 Dalam strategi
pembelajaran terdapan berbagai pengembangan atau inovasi yang dapat
digunakan agar proses belajar mengajar tidak monoton. Untuk mencapai
pembelajaran yang berkualitas/unggul maka perlu dirancang strategi yang
inovatif.
C. Pengertian Metode Pembelajaran
Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “metha” yang berarti
melalui atau melewati dan “hodas” berarti jalan atau cara. Dengan demikian
metode dapat berarti suatu cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu
tujuan. Dalam bahasa arab metode dikenal dengan istilah at thoriq (jalan atau
cara). Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Penentuan metode yang akan digunakan oleh
guru dalam proses pembelajaran akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya
pembelajaran yang berlangsung.
Menurut Fathurrahman pupuh, seperti yang dikutip Muhammad Rohman
dan Sofan Amri, menjelaskan bahwa metode secara Harfiah berarti cara dalam
pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang
dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Metode dalam rangka sistem
pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan implementasi
strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode
pembelajaran karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat
diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.6

4 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pusaka Setia, 2003), h. 47.
5 Rahmah Johar & Latifah Hanum, Strategi Belajar Mengajar ( Yogyakarta: CV Budi Utama, 2016), hlm. 2.
6 Hamruni, Strategi Pembelajaran,(Yogyakarta: Insan Madani, 2012), h. 12

6
Jadi Metode Pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk
melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari
pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu
kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan
pengajaran tercapai. Dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara
yang dilakukan oleh seorang guru dalam menyampaikan suatu materi
pembelajaran dalam proses pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran.

D. Pengertian Teknik Pembelajaran


Teknik menurut Shrode adalah salah satu elemen organisasi yang
merupakan salah satu dimensi management secara sistematis, dengan tugas
mengoptimalkan keputusan-keputusan. Inilah dia yang disebut sebagai
management by techniques. Yang dimaksudkan dengan teknik disini adalah suatu
cara untuk mengoptimalkan keputusan-keputusan.7 Teknik merupakan suatu alat
yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan bahan-bahan pengajaran yang
telah dipilih untuk peserta didik. Teknik yang dipilih haruslah sesuai dengan
pelajaran yang digunakan dan seirama dengan pendekatan yang digunakan.
Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang
dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan
metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak
membutuhkan teknik tersendiri, yang terntunya secara teknis akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian
pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda
pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong
pasif. Dalam hal ini gurupun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor
metode yang sama.

7 Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2011), hlm.87-89

7
E. Hubungan antara Model, Strategi, Metode dan Teknik Pembelajaran
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik
pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah
apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada
dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir
yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran
merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran. Dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain
pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan
prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih
menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar
tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Berdasarkan uraian di
atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru
dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam
mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan
menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di
Indonesia, para guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka
pilihan model pembelajaran, yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian
(penelitian akademik maupun penelitian tindakan) sangat sulit menemukan
sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat
memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses
(beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka
pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan
model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat
kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model
pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya
khazanah model pembelajaran yang telah ada.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikansecara khas oleh guru di kelas. Dalam model
pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran.
Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi,menginsipi rasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah- langkah, dan cara
yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan
bahwa metode pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan
dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode pembelajaran. Dapat pula dikatakan
bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian
tujuan.
Dari metode, teknik pembelajaran diturunkan secara aplikatif, nyata, dan
praktis di kelas saat pembelajaran berlangsung. Teknik adalah cara kongkret yang
dipakai saat proses pembelajaran berlangsung. Guru dapat berganti- ganti teknik
meskipun dalam koridor metode yang sama. Satu metode dapat diaplikasikan
melalui berbagai teknik pembelajaran.
Bungkus dari penerapan pendekatan, metode, dan teknik pembelajarantersebut
dinamakan model pembelajaran.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga bermanfaat dalam wawasan
kita semua. Kami sebagai penyusun menyarankan pembaca untuk memberikan
kritikan dan saran yang membangun untuk kesuksesan makalah selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Oktavia, Shilpy A. 2020. Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish Publisher


Rahman, Taufiqur. 2018. Aplikasi Model-model Pembelajaran dalam Penelitian Tindakan
Kelas. Semarang: CV Pilar Nusantara
Mawati, Arin Tentrem, dkk. 2021. Strategi Pembelajaran. Jakarta: yayasan kita menulis
Ahmadi. Abu dan Joko Tri Prasetya. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pusaka
Setia
Johar, Rahmah dan Latifah Hanum. 2016. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: CV Budi
Utama
Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani
Pidarta, Made. 2011. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

14
10

Anda mungkin juga menyukai