Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH DESAIN PEMBELAJARAN

“Pengembangan Strategi Pembelajaran”

Dosen Pengampu :

Nur Basuki,S.Pd., M.Pd., M.pd.T

DISUSUN OLEH : Kelompok 4 Termin 2


NAMA MAHASISWA : Annisa Fitri Pasaribu (5203343004)
: Gesica Waty Rumapea (5203343017)
: Safrianti Ningsih (5203343007)
MATA KULIAH : Desain Pembelajaran
KELAS : Busana C/2021

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga kami
dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari seluruh komponen yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah yang berjudul “Pengembangan Strategi Pembelajaran ”

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, serta seluruh masyarakat Indonesia khususnya para
mahasiswa untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini
agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,
kami yakin dalam pembuatan makalah kali ini masih banyak ditemukan kekurangan, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Medan, 26 November 2021

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I ......................................................................................................................................... 7
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 7
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 7
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 7
1.3. Tujuan Mini Riset........................................................................................................ 7
BAB II........................................................................................................................................ 8
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 8
A. Pengertian Strategi Pembelajaran ................................................................................... 8
B. Klasifikasi Strategi Pembelajaran ................................................................................... 9
C. Komponen Strategi Pembelajaran................................................................................. 11
D. Penerapan Strategi Pembelajaran .................................................................................. 15
PENUTUP................................................................................................................................ 22
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 22
B. SARAN ......................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seorang guru adalah pemimpin di dalam kelasnya. Pemimpin siswa-siswanya pada saat
proses belajar mengajar berlangsung. Seorang guru pun harus bisa menguasai dan
mengendalikan kelas. Guru harus tahu bagaimana cara membuat proses belajar mengajar
tidak menjenuhkan dan selalu menyenangkan untuk para siswa, sehingga dibutuhkan strategi-
strategi yang tepat dalam prosesnya.
Tapi saat sekarang realitanya kita dapat melihat di dalam proses pembelajaran itu
sendiri guru masih belum bisa mengkondisikan pembelajarannya sesuai yang diharapkan oleh
siswa maupun oleh kurikulum yang dituntut. Tidak hanya itu, kadangkala guru belum bisa
memahami seperti apa pembelajaran kondusif yang diinginkan siswa, yang nantinya hal itu
akan berpengaruh kepada hasil proses pembelajaran siswa itu sendiri.
Pemilihan strategi pembelajaran sangatlah penting. Artinya, bagaimana pengajar dapat
memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan
pengalaman belajar yang baik, yaitu yang dapat memberikan fasilitas kepada peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran (Gafur, 1989). Oleh karena itu, dibutuhkan kreativitas dan
ketrampilan pengajar dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran, yaitu yang
disusun berdasarkan karakteristik peserta didik dan situasi kondisi yang dihadapinya.
Strategi pembelajaran yang akan dipilih dan digunakan oleh pengajar bertitik tolak dari
tujuan awal pembelajaran. Dengan demikian, penerapannya pun harus disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran, sehingga diharapkan terdapat keselarasan antara tujuan dan
pelaksanaan.

1.2. Rumusan Masalah


A. Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran?
B. Apa saja klasifikasi strategi pembelajaran?
C. Apa saja komponen strategi pembelajaran?
D. Bagaimanakah penerapan strategi pembelajaran?
E. Bagaimana cara mengembangkan strategi pembelajaran?

1.3. Tujuan Mini Riset


1. Untuk mengetahui pengertian dan klasifikasi dari strategi pembelajaran.
2. Untuk mengetahui komponen-komponen dan penerapan strategi pembelajaran.
3. Untuk mengetahui cara mengembangkan strategi pembelajaran.

7
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pembelajaran


Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer dan diartikan sebagai cara
penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Seorang yang
berperang dalam mengatur strategi, untuk memenangkan peperangan sebelum melakukan
suatu tindakan, ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik
dilihat dari kuantitas maupun kual-itasnya. Setelah semuanya diketahui, baru kemudian ia
akan menyusun tindakan yang harus dilakukan, baik tentang siasat peperangan yang harus
dilakukan, taktik dan teknik peperangan, maupun waktu yang tepat untuk melakukan suatu
serangan. Dengan demikian dalam menyusun strategi perlu memperhitungkan berbagai
faktor, baik dari dalam maupun dari luar.
Dari ilustrasi tersebut dapat disimpulkan, bahwa strategi digunakan untuk memperoleh
kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan, strategi
diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular
education goal. Jadi, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Di
bawah ini akan diuraikan beberapa definisi tentang strategi pembelajaran.
Merujuk dari beberapa pendapat diatas strategi pembelajaran dapat dimaknai secara
sempit dan luas. Secara sempit strategi mempunyai kesamaan dengan metode yang berarti
cara untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Secara luas strategi dapat diartikan
sebagai suatu cara penetapan keseluruhan aspek yang berkaitan dengan pencapaian tujuan
pembelajaran, termasuk perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Setelah mencermati konsep
strategi pembelajaran, kita perlu mengkaji pula tentang istilah lain yang erat kaitannya
dengan strategi pembelajaran dan memiliki keterkaitan makna yaitu pendekatan, metode, dan
teknik.
 Pendekatan pembelajaran adalah suatu cara pandang dalam melihat dan memahami
situasi pembelajaran. Terdapat dua pendekatan dalam pembelajaran yaitu pendekatan
yang berpusat pada guru (teacher centred approach) dan pendekatan yang berpusat pada
siswa (student centred approach).
 Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam menyampaikan bahan
agar tujuan atau kompetensi dasar tercapai.
 Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.

8
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran yang diterapkan
oleh guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan; sedangkan bagaimana
menjalankan strategi itu dapat diterapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya
menjalankan metode pembelajaran, guru dapat menentukan teknik yang dianggap relevan
dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin
berbeda antara guru yang satu dengan yang lain.
Jadi, dapat disimpulkan strategi pembelajaran merupakaan strategi pengorganisasian
pembelajaran dengan cara meningkatakan daya tarik pembelajaran melalaui bahan ajar yang
disajikan, media pengajaran yang digunakan, mengelola jadwal dan pengalokasian
pengajaran yang diorganisasikan. Strategi itu dapat diciptakan melalui :
 Menciptakan lingkungan kelas yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa untuk
berfokus dan menyerap informasi.
 Meningkatkan pemahamaan melalui gamabar poster ikon yang dapat menampilkan isi
pelajaran secara visual.
 Menggunakan poster afirmasi lucu dan mengandung humor yang dapat menguatkan
dialog internal siswa.
 Menggunakan alat bantu belajar dalam berbagai bentuk seperti kartun dan karikatur
yang dapat menghidupakan gagasan abstarak dan mengikutsertakan pelajar kinestetik.
 Merancang waktu jeda strategis dan mengisinya dengan kegiatan yang menyenagkan
seperti membuat kuis,pertanyaan lucu,humor,penejelasan tentang transisi menggunakan
berbagai sumber yang dapat mendorong siswa menjadi tertarik dan berminaat pada
setiap pelajaran.

B. Klasifikasi Strategi Pembelajaran


Menurut Sanjaya (2007 : 177 – 286) ada beberapa strategi pembelajaran yang harus
dilakukan oleh seorang guru:

1. Strategi Pembelajaran Ekspositori


Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa
dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Strategi
pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi
kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan yang
sangat penting atau dominan.

9
2. Strategi Pembelajaran Inquiry
Pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui
tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi
heuristik, yang berasal dari bahasa Yunani yaitu heuriskein yang berarti “saya menemukan”.
Strategi pembelajaran inquiry merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada siswa (student centered approach). Dikatakan demikian karena dalam
strategi ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.

3. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah


Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara
ilmiah. Di dalam strategi pembelajaran berbasis masalah ini terdapat 3 ciri utama :
 Pertama, strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas
pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan siswa hanya sekedar
mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui
strategi pembelajaran berbasis masalah siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari
dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkannya.
 Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi
pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses
pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran.
 Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara
ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif
dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis
artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris
artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
4. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi
pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini
materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk
proses menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus
menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa.

10
5. Strategi Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh
siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang
mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda
(heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan
memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok tersebut menunjukkan prestasi yang
dipersyaratkan.

6. Strategi Pembelajaran Kontekstual /Contextual Teaching Learning


Contextual Teaching Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa dapat diperoleh dari usaha siswa
mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar.

C. Komponen Strategi Pembelajaran


Pembelajaran merupakan suatu sistem instruksional yang mengacu pada seperangkat
komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Selaku suatu
sistem, pembelajaran meliputi suatu komponen, antara lain guru, peserta didik, bahan
pelajaran, tujuan, kegiatan pembelajaran, metode, alat, sumber pelajaran, evaluasi dan
lingkungan atau situasi. Agar tujuan itu tercapai, semua komponen yang ada harus
diorganisasikan sehingga antarsesama komponen terjadi kerja sama. Oleh karena itu, guru
tidak boleh hanya memperhatikan komponen-komponen tertentu saja misalnya metode,
bahan, dan evaluasi saja, tetapi ia harus mempertimbangkan komponen secara keseluruhan.
1. Guru
Guru adalah pelaku pembelajaran, sehingga dalam hal ini guru merupakan faktor yang
terpenting. Di tangan gurulah sebenarnya letak keberhasilan pembelajaran. Komponen guru
tidak dapat dimanipulasi atau direkayasa oleh komponen lain, dan sebaliknya guru mampu
memanipulasi atau merekayasa komponen lain menjadi bervariasi. Sedangkan komponen
lain tidak dapat mengubah guru menjadi bervariasi. Tujuan rekayasa pembelajaran oleh guru
adalah membentuk lingkungan peserta didik supaya sesuai dengan lingkungan yang
diharapkan dari proses belajar peserta didik, yang pada akhirnya peserta didik memperoleh

11
suatu hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu, dalam merekayasa
pembelajaran, guru harus berdasarkan kurikulum yang berlaku.

2. Peserta didik
Peserta didik merupakan komponen yang melakukan kegiatan belajar untuk
mengembangkan potensi kemampuan menjadi nyata untuk mencapai tujuan belajar.
Komponen peserta ini dapat dimodifikasi oleh guru.

3. Tujuan
Tujuan merupakan dasar yang dijadikan landasan untuk menentukan strategi, materi,
media dan evaluasi pembelajaran. Untuk itu, dalam strategi pembelajaran, penentuan tujuan
merupakan komponen yang pertama kali harus dipilih oleh seorang guru, karena tujuan
pembelajran merupakan target yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran.

4. Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
berupa materi yang tersusun secara sistematis dan dinamis sesuai dengan arah tujuan dan
perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan tuntutan masyarakat. Menurut Suharsimi
(1990) bahan ajar merupakan komponen inti yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran.

5. Kegiatan pembelajaran
Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal, maka dalam menentukan
strategi pembelajaran perlu dirumuskan komponen kegiatan pembelajaran yang sesuai
dengan standar proses pembelajaran.

6. Metode
Metode adalah satu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Penentuan metode yang akan digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran yang
berlangsung.

7. Alat
Alat yang dipergunakan dalam pembelajran merupakan segala sesuatu yang dapat
digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran alat
memiliki fungsi sebagai pelengkap untuk mencapai tujuan. Alat dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu alat verbal dan alat bantu nonverbal. Alat verbal dapat berupa suruhan, perintah,
larangan dan lain-lain, sedangkan yang nonverbal dapat berupa globe, peta, papan
tulis slide dan lain-lain.

12
8. Sumber Pembelajaran
Sumber pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat
atau rujukan di mana bahan pembelajaran bisa diperoleh. Sehingga sumber belajar dapat
berasal dari masyarakat, lingkungan, dan kebudayaannya, misalnya, manusia, buku, media
masa, lingkungan, museum, dan lain-lain.

9. Evaluasi
Komponen evaluasi merupakan komponen yang berfungsi untuk mengetahui apakah
tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, juga bisa berfungsi sebagai sebagai
umpan balik untuk perbaikan strategi yang telah ditetapkan. Kedua fungsi evaluasi tersebut
merupakan evaluasi sebagai fungsi sumatif dan formatif.

10. Situasi atau Lingkungan


Lingkungan sangat mempengaruhi guru dalam menentukan strategi pembelajaran.
Lingkungan yang dimaksud adalah situasi dan keadaan fisik (misalnya iklim, madrasah, letak
madrasah, dan lain sebagainya), dan hubungan antar insani, misalnya dengan teman, dan
peserta didik dengan orang lain. Contoh keadaan ini misalnya menurut isi materinya
seharusnya pembelajaran menggunakan media masyarakat untuk pembelajaran, karena
kondisi masyarakat sedang rawan, maka diubah dengan menggunakan metode lain, misalnya
membuat kliping.
Komponen – komponen strategi pembelajaran tersebut akan mempengaruhi jalannya
pembelajaran, untuk itu semua komponen strategi pembelajaran merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap strategi pembelajaran. Untuk lebih mempermudah menganalisis faktor
yang berpengaruh terhadap strategi pembelajaran, komponen strategi pembelajaran dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: peserta didik sebagai raw input, entering
behavior peserta didik, dan instrumental input atau sasaran.
a) Peserta Didik Sebagai Raw Input
Strategi pembelajaran digunakan dalam rangka membelajarkan peserta didik.
Untuk itu dalam pembelajaran seorang guru harus memperhatikan siapa yang
dihadapi. Peserta didik pada tingkat sekolah yang sama cenderung memiliki umur
yang sama, sehingga perkembangan intelektual pada umumnya adalah sama.
Dipandang dari kesamaan ini, maka seorang guru dapat menggunakan metode atau
teknik yang sama dalam membelajarkan peserta didik. Namun demikian di samping

13
persamaan tersebut, peserta masih mempunyai perbedaan-perbedaan walaupun pada
umur yang relatif sama.
Pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam menghadapi heterogenitas peserta
dalam kelas yang sama adalah seorang guru disarankan untuk menggunakan
multimetode dan multimedia. Hal ini disebabkan masing-masing metode dan media
mempunyai kelebihan dan kekurangan, dan dimungkinkan masing-masing peserta
didik akan mempunyai kecenderungan tertarik pada metode dan media tertentu.

b) Entering Behavior Peserta Didik


Seorang pendidik untuk dapat menentukan strategi pembelajaran yang sesuai
terlebih dahulu harus mengetahui perubahan perilaku, baik secara material-
subtansial, struktural-fungsional, maupun secara behavior peserta didik. Misalnya,
apakah tingkat prestasi yang dicapai peserta didik itu merupakan hasil kegiatan
belajar mengajar yang bersangkutan?. Untuk kepastiannya seharusnya guru
mengetahui tentang karakteristik perilaku peserta didik saat mereka mau masuk
sekolah dan saat kegiatan belajar mengajar dilangsungkan, tingkat dan jenis
karakteristik perilaku peserta didik yang dimilikinya ketika mau mengikuti kegiatan
belajar mengajar. Itulah yang dimaksudkan dengan entering behavior peserta
didik. Entering bahavior akan dapat diidentifikasi dengan cara sebagai berikut:

 Secara tradisional, telah lazim para guru mulai dengan pertanyaan mengenai
bahan yang pernah diberikan sebelum menyajikan bahan baru.
 Secara inovatif, guru tertentu di berbagai lembaga pendidikan yang memiliki
atau mampu mengembangkan instrumen pengukuran prestasi belajar dengan
memenuhi syarat, mengadakan pretes sebelum mereka mulai mengikuti
program belajar mengajar.
c) Instrumental Input atau Sasaran
Instrumental input menunjukkan kualifikasi serta kelengkapan sarana dan
prasarana yang diperlukan untuk berlangsungnya proses pembelajaran. Yang
termasuk dalam instrumental input antara lain guru, kurikulum, bahan/sumber,
metode, dan media. Keberadaan instrumental input ini sangat mempengaruhi dalam
menentukan strategi pembelajaran. Misalnya secara teoritis, dipandang dari tujuannya
maka suatu materi harus disajikan dengan menggunakan metode laboratorium, namun
karena tidak adanya media di sekolah tersebut, maka diganti dengan metode
demonstrasi atau yang lainnya. Persepsi guru atau persepsi anak didik mengenai
sasaran akhir kegiatan pelajaran akan mempengaruhi persepsi mereka

14
terhadap sasaran-antara serta sasaran-kegiatan. Sasaran itu harus diterjemahkan ke
dalam ciri-ciri perilaku kepribadian yang didambakan tersebut harus memiliki
kualifikasi :

 Pengembangan bakat secara optimal


 Hubungan antarmanusia
 Efisiensi ekonomi dan
 Tanggung jawab warga selaku warga negara.

D. Penerapan Strategi Pembelajaran


Berdasarkan rumusan komponen penerapan strategi pembelajaran yang dikemukakan ahli
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi :

1) Komponen pertama yaitu urutan kegiatan pembelajaran


Mengurutkan kegiatan pembelajaran dapat memudahkan guru dalam pelaksanaan
kegiatan mengajarnya, guru dapat mengetahui bagaimana ia harus memulainya,
menyajikannya dan menutup pelajaran.
 Sub komponen pendahuluan, merupakan kegiatan awal dalam pembelajaran. Kegiatan
ini mempunyai tujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa, memusatkan
perhatian siswa agar siswa bisa mempersiapkan dirinya untuk menerima pelajaran dan
juga mengetahui kemampuan siswa atau apa yang telah dikuasai siwa sebelumnya dan
berkaitan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.
 Sub komponen penyajian, kegiatan ini merupakan inti dari kegiatan belajar mengajar.
Dalam kegiatan ini peserta didik akan ditanamkan pengetahuan baru dan pengetahuan
yang telah dimiliki dikembangkan pada tahap ini. Tahap-tahapnya adalah
menguraikan materi pelajaran, memberikan contoh dan memberikan latihan yang
disesuaikan dengan materi pelajaran.
 Sub komponen penutup, merupakan kegiatan akhir dalam urutan kegiatan
pembelajaran. Dilaksanakan untuk memberikan penegasan atau kesimpulan dan
penilaian terhadap penguasaan materi pelajaran yang telah diberikan.
2) Komponen kedua yaitu metode pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam
menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Pengajar atau guru harus dapat memilih metode yang tepat yang disesuaikan
dengan materi pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Metode pembelajaran
mungkin dapat dikatakan tepat untuk suatu pelajaran tetapi belum tentu tepat untuk pelajaran
yang lainnya, untuk itu guru haruslah pandai dalam memilih dan menggunakan metode-

15
metode pembelajaran mana yang akan digunakan dan disesuaikan dengan materi yang akan
diberikan dan karakteristik siswa.
Macam-macam metode pembelajaran adalah
a. Metode ceramah
Metode ceramah merupakan metode tradisional, karena sejak lama metode ini
digunakan oleh para pngajar. Walaupun memiliki banyak kekurangan metode ini masih
tetap digunakan sampai sekarang untuk membangun komunikasi antara pengajar dan
pebelajar.
b. Metode pembelajaran terprogram
Metode pembelajaran terprogram merupakan metode konvensional yang kini sering
digunakan. Metode ini disusun sesuai dengan kepentingan pembelajaran yang
diinginkan, dan dijalankan sesuai dengan program belajar yang telah dirancang.
c. Metode demonstrasi
Metode demontrasi mengedepankan peragaan atau mempertunjukan kepada siswa
suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari,baik sebenarnya atau
tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
d. Metode discovery
Metode discovery merupakan metode yang bertolak dari suatu masalah, kemudian
dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara
komprehensif dan bermakna.
e. Metode simulasi
Metode simulasi dimaksudkan untuk menanamkan sesuatu yang baik atau
menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.
f. Metode do-look-learn/ karya wisata
Metode ini mengajak siswa ke luar kelas dan meninjau atau mengunjungi objek
objek lainnya sesuai dengan kepentingan pembelajaran.
g. Metode diskusi
Metode diskusi yaitu siswa dihadapkan pada suatu masalah berupa pertanyaan atau
pernyataan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
h. Metode praktikum
Metode praktikum mengedepankan aktivitas percobaan, sehingga siswa mengalami
dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
i. Metode studi mandiri
Metode ini sering disebut dengan metode tugas, jadi guru memberikan tugas
tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.

16
j. Metode bermain peran
Metode ini mengajarrkan siswa untuk melakukan tingkah laku dalam hubungannya
dengan masalah social.
k. Metode studi kasus
Metode ini mengedepankan metode berpikir untuk menyelesaikan masalah dan
didukung dengan data-data yang ditemukan.
3) Komponen ketiga yaitu media yang digunakan
Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan
atau informasi. Media dapat berbentuk orang/guru, alat-alat elektronik, media cetak,dsb. Hal-
hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih media adalah :
a) Ketepatan dengan tujuan pembelajaran
b) Dukungan terhadap isi pelajaran
c) Kemudahan memperoleh media
d) Keterampilan guru dalam menggunakannya
e) Ketersediaan waktu menggunakannya
f) Sesuai dengan taraf berpikir siswa.
4) Komponen keempat adalah waktu tatap muka
Pengajar harus tahu alokasi waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan
pembelajaran dan waktu yang digunakan pengajar dalam menyampaikan informasi
pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan target yang ingin
dicapai.

5) Komponen kelima adalah Pengelolaan kelas


Kelas adalah ruangan belajar (lingkungan fisik) dan lingkungan sosio-emosional.
Lingkungan fisik meliputi: ruangan kelas, keindahan kelas, pengaturan tempat duduk,
pengaturan sarana atau alat-alat lain, dan ventilasi dan pengaturan cahaya. Sedangkan
lingkungan sosio-emosional meliputi tipe kepemimpinan guru, sikap guru, suara guru,
pembinaan hubungan baik, dsb. Pengelolaan kelas menyiapkan kondisi yang optimal agar
proses belajar mengajar dapat berlangsung secara lancar.

E. Mengembangkan Strategi Pembelajaran


1. Langkah pengembangan strategi pembelajaran
a. Langkah pertama mengembangkan strategi pembelajaran adalah mengidentifikasi
urutan pengajaran dan mengelola kelompok konten/materi dengan menggunakan
analisis pembelajaran, mulai dari kemampuan tingkat rendah dan berlanjut secara
hirarkhis. Urutan pembelajaran untuk mencapai tujuan harus tersusun logis dari kiri

17
atau poin awal, dan proses disebelah kanan. Tujuan mengindikasikan setiap langkah
yang harus dibentuk, dan setiap kemampuan (subordinat) menunjukkan kemampuan
yang harus ditampilkan, sedangkan prioritas belajar cenderung dikombinasikan dari
bawah keatas dan dari kiri ke kanan.
Karena analisis tujuan mengindikasikan setiap langkah harus ditunjukkan, dan analisis
kemampuan subordinat mengindikasikan kemampuan yang harus dimiliki dalam
belajar, urutan pembelajaran cenderung merupakan kombinasi antara bagian bawah ke
atas atau kekiri ke kanan. Jadi ketrampilan langkah pertama harus diajarkan terlebih
dahulu kemudian baru ketrampilan kedua dan seterusnya. Ada tiga pengecualian
dalam pendekatan urutan. Pertama, terjadi ketika dua atau lebih langkah dalam tujuan
pembelajaran sama atau memiliki kesamaan ketrampilan. Pada situasi ini tidak perlu
mengajarkan ulang, tetapi cukup menginformasikan bahwa ketrampilan yantelah
dipelajari akan digunakan kembali dalam prosedur tersebut.
b. Kedua, ketika pembelajaran meliputi penggunaan beberapa peralatan atau peralatan
tunggal. Analisis pembelajaran mungkin mengindikasikan bahwa pembelajar akan
memerlukan misalnya, mengidentifikasi dan menunjukkan berbagai macam peralatan
pada beragam poin pembelajaran.
c. Ketiga, ketika kebosanan menjadi hasil akhir dari perkiraan, kelelahan, langkah demi
langkah urutan. Jika ini terjadi, lebih baik mengorbankan beberapa kecakapan dari
urutan ideal dan menghentikannya kemudian menggantikannya dengan minat dan
motivasi.
d. Keempat, Pembelajaran berkelompok langkah ini berhubungan dengan ukuran
pengelompokan materi yang akan disajikan dalam pembelajaran. Anda dapat
memutuskan apakah akan menyajikan informasi setiap tujuan satu persatu dengan
diselingi aktivitas, atau akan menyajikan beberapa tujuan sebelumnya pada berbagai
aktivitas. Anda harus mempertimbangkan lima faktor berikut ketika menetapkan
jumlah informasi yang akan disajikan:
a) Tingkat usia para pembelajar
b) Kompleksitas materi pembelajaran
c) Tipe belajar yang akan diadakan
d) Aktivitas belajar yang dapat memfokuskan pada penugasan
e. Kelima, Besarnya waktu yang dibutuhkan Desainer sering mengarahkan
pengelompokan belajar pada dua atau tiga hari kerja atau dalam semester. Bagaimana
dengan separuh hari atau sehari? sistem penyampaian alami akan membuat
perbedaan. Dengan format pembelajaran mandiri, seperti belajar berbasis komputer

18
atau e-learning, desainer tidak perlu khawatir terhadap batasan waktu. Sistem
penyampaian alami menerima beragam pembelajar, apakah di bawah
bimbingan instruktur, kelompok proses, televisi atau pendekatan webcast,
memerlukan perkiraan waktu dan tidak ada formula ajaib untuk memperkirakan
waktu yang dibutuhkan.

2. Komponen Belajar
Gagne percaya instruksi yang "sengaja diatur mengatur peristiwa eksternal yang
dirancang untuk mendukungproses pembelajaran internal". Oleh karena itu, untuk mengikat
teori instruksi bersama-sama, ia merumuskan sembilan peristiwa instruksi yang dibutuhkan
untuk semua proses belajar dan hasil belajar. Berikut daftar sembilan peristiwa instruksi yang
dibutuhkan untuk semua proses belajar dan hasil belajar:
a. Mendapatkan Perhatian
Banyak teknik dikerjakan untuk mendapatkan perhatian pembelajar. Namun, cara
terbaik untuk mendapatkan perhatian adalah untuk menarik minat pelajar. Guru mengetahui
dengan baik kesulitan yang terlibat dalam memotivasi siswa untuk tertarik pada instruksi
mereka.
John Keller telah mencoba untuk menangani hal ini dengan mengembangkan Model
ARCS motivasi. ARCS adalah singkatan dari Attention = Perhatian, Relevantion =
Relevansi, Confident = Keyakinan, Satisfaction = Kepuasan. Model ARCS adalah metode
untuk meningkatkan daya tarik motivasional bahan instruksional. Model ini didasarkan pada
penelitian yang berkaitan dengan motivasi yang menunjukkan bahwa orang termotivasi untuk
terlibat dalam suatu kegiatan jika hal itu dirasakan dikaitkan dengan pemenuhan kebutuhan
pribadi, dan jika ada harapan positif untuk sukses.
Menurut Keller (1988), keempat kondisi yang harus dipenuhi agar orang tetap termotivasi:
 Perhatian, Memiliki perhatian siswa merupakan prasyarat untuk belajar. Mendapatkan
perhatian biasanya cukup mudah, namun menjaganya bisa sulit.
 Relevansi, instruksi yang relevan dengan kebutuhan peserta didik sekarang dan masa
depan.
 Keyakinan, Keyakinan dapat mempengaruhi ketekunan seorang siswa dan prestasi.
Orang tidak percaya diri memiliki ketakutan besar kegagalan.
 Kepuasan, membuat orang merasa baik tentang prestasi mereka. Orang akan merasa
lebih percaya diri jika mereka dibuat sadar akan tugas dan hadiah untuk sukses.

19
b. Menginformasikan Tujuan Pembelajaran
Harus diberitahu tentang jenis kinerja yang akan digunakan untuk menentukan apakah
mereka telah belajar apa yang seharusnya mereka belajar.
c. Merangsang Recall Pembelajaran Prasyarat
Menurut teori pemrosesan informasi kognitif, pembelajaran yang paling baru
tergantung pada koneksi dibuat untuk pembelajaran sebelumnya. Ketika pembelajaran baru
akan segera terjadi, informasi sebelumnya yang relevan harus dilakukan secara internal dapat
diakses sehingga dapat dijadikan bagian dari acara belajar.
d. Menyajikan Bahan Stimulus
Presentasi stimulus sering menekankan fitur yang mendorong peserta didik untuk
memilih apa yang diinginkan.Dapat dilakukan dengan menggunakan huruf miring, cetak
tebal, garis bawah, atau gambar dengan panah atau lingkaran atau penyorotan. Stimulus
presentasi untuk pembelajaran konsep dan aturan memerlukan penggunaan berbagai contoh.
Misalnya, jika Anda mengajar tentang kotak Anda harus menyajikan kotak besar, kotak
kecil, bujur sangkar warna yang berbeda, bujur sangkar terbuat dari bahan yang berbeda, dan
alun-alun dalam keseharian.
e. Memberikan Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar biasanya mengambil bentuk komunikasi antara guru dan siswa
yang membantu membimbing pelajar untuk pencapaian tujuan. Tujuannya adalah untuk
membantu dalam proses belajar, dan untuk memindahkan siswa dari satu keadaan pikiran
yang lain. Ini tidak melibatkan mengatakan pelajar jawabannya, melainkan melibatkan
menunjukkan garis pemikiran yang mungkin akan mengarah pada hasil yang diinginkan.
f. Eliciting Kinerja (Praktek)
Memungkinkan pelajar untuk berkomunikasi dengan instruktur apakah mereka dapat
melakukan keterampilan mereka mencoba untuk belajar. Hal ini dilakukan dengan
menyediakan pelajar dengan latihan praktek. Biasanya, praktek awal dilakukan dengan
menggunakan contoh yang sama dengan peserta didik yang ditunjukkan keterampilan.
g. Memberikan Saran atau Masukan
Tidak hanya harus pembelajar diberi latihan praktek, mereka harus diberi umpan balik
tentang kinerja mereka. Umpan balik dapat berbentuk lisan, tertulis, komputerisasi, atau
diberikan dalam bentuk lain. Terlepas dari bentuk yang Anda pilih, umpan balik harus
memberitahukan peserta didik tentang tingkat kebenaran dalam kinerja mereka sehingga
mereka dapat memperbaiki upaya selanjutnya.

20
h. Menilai Kinerja
Mendapatkan penampilan dari peserta didik untuk menentukan apakah pembelajaran
yang diinginkan telah terjadi. Siswa dinilai untuk menentukan apakah instruksi telah
memenuhi tujuan desain, dan juga untuk belajar apakah setiap siswa telah mencapai tujuan
yang diinginkan. Perlu diingat bahwa penilaian harus sesuai dengan tujuan yang dinyatakan
untuk memberikan penilaian yang akurat.
i. Meningkatkan Retensi dan Transfer
Ketika tes atau kursus selesai sebagai langkah terakhir adalah mencari cara untuk
meningkatkan kemungkinan bahwa keterampilan yang di ajarkan akan digunakan dengan
benar oleh peserta didik ketika mereka menggunakannya di luar konteks belajar. Peserta
didik mungkin dapat mengingat pengetahuan baru dan keterampilan di dalam kelas.

21
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Strategi pembelajaran merupakan cara sistematis yang dipilih dan digunakan seorang
pembelajar untuk menyampaikan msteri pembelajaran, sehingga memudahkan pembelajar
mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari
ututann kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan siswa, peralatan dan bahan,
serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Ada dua hal yang patut dicermati dari pengertian-pengertian strategi
pembelajaran Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian
kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan
dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses
penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk
mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah
pencapaian tujuan.
Penerapan strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi baik internal
(siswa) maupun eksternal (sarana dan prasarana sekolah), waktu, dan perkembangan
teknologi untuk mencapai tujuan pembelajaran secara mutlak.

B. SARAN
1. Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan baru tentang
strategi pembelajaran, khususnya tentang bagaimana cara mengembangkan suatu
strategi pembelajaran.
2. Diharapkan calon pendidik dapat lebih mengerti tentang strategi pembelajaran apa yang
cocok dan efektif untuk diterapkan.
3. Diharapkan calon pendidik dapat menjadikan sebagai suatu acuan dalam menerapkan
suatu strategi pembelajaran.

22
DAFTAR PUSTAKA
http://dedi26.blogspot.com/2012/06/pengertian-strategi-pembelajaran.html
http://ndhiroszt.multiply.com/journal/item/3
http://www.sarjanaku.com/2011/03/strategi-pembelajaran.html
http://www.akhmadSudrajablogspot.ac.id
http://jhonmiduk8.blogspot.com/2012/12/makalah-strategi-pembelajaran.html
http://zaifbio.wordpress.com/2010/01/14/konsep-dasar-strategi-pembelajaran-
3/ hufaizahhamid 17.17

23

Anda mungkin juga menyukai