PENDIDIKAN PANCASILA
FAKULTAS TEKNIK
2021
KATA PENGANTAR
الرحِ ي ِِْم
َّ نِِ الر ْح َم
َّ للا
ِِّ بِس ِِْم
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya serta banyak kesempatan, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas CBR
dengan judul “Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan”. Selesainya tugas ini
tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
Allah SWT, bapak Jamaludin,S.Pd.,M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah ini.
Besar harapan saya bahwa tugas CBR ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat atau
pun pihak yang berkepentingan. Selain itu,tugas ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan penulis. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
baik dari bentuk maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan tugas selanjutnya.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 16
B. Saran ................................................................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. RASIONALISME CBR
Sering kali saat kita ingin memilih buku sebagai buku referensi merasa bingung
karena terlalu banyak buku yang memiliki isi yang serupa tapi tidak sama. Terkadang, saat
kita memilih suatu buku ada sesuatu yang kita rasa kurang dari buku tersebut, sehingga kita
harus memilih buku lain sebagai tambahan. Critical Book Report bertujuan untuk membahas
dan mengkritik tentang buku dan alasan di buatnya Critical Book Report ini untuk kita dapat
belajar memahami isi materi tersebut juga membandingkan kelebihan dan kekurangan dari
buku tersebut.
C. MANFAAT CBR
Manfaat dari Critical Book Review ini adalah:
1. Menambah wawasan kita tentang bagaimana mengkritik buku yang benar
2. Melatih diri untuk lebih teliti dan kritis terhadap sebuah buku yang di baca
3. Menambah wawasan mengenai Pancasila di Indonesia
4. Menumbuhkan pola piker kreatif dalam membandingkan buku yang satu dengan
buku yang lainnya.
1
D. IDENTITAS BUKU
Buku Pertama
ISBN : 978-602-0939-41-4
Buku kedua
ISBN : 9786027912250
2
BAB II
RINGKASAN BUKU
A. BUKU PERTAMA
1. Pendahuluan
Pancasila adalah dasar ilsafat negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan
oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, serta
diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II Nomor 7 bersama-sama dengan
batang tubuh UUD 1945. Setiap bangsa di dunia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara senantiasa memiliki suatu pandangan hidup, ilsafat hidup, serta pegangan hidup
agar tidak terombang-ambing dalam kancah pergaulan masyarakat internasional. Setiap
bangsa memiliki ciri khas serta pandangan hidup yang berbeda dengan bangsa lain. Negara
komunisme dan liberalisme meletakkan dasar ilsafat negaranya pada suatu konsep ideologi
tertentu. Misalnya, komunisme mendasarkan ideologinya pada suatu konsep pemikiran Karl
Marx. Landasan yuridis perkuliahan Pendidikan Pancasila di pendidikan tinggi tertuang
dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Secara etimologis, Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta. Panca artinya lima,
sedangkan sila artinya dasar, sendi, atau unsur. Jadi, Pancasila mengandung arti lima dasar,
lima sendi, atau lima unsur
3
Pada tanggal 29 Mei 1945, BPUPKI2 mengadakan sidang yang pertama. Pada
kesempatan ini, Mr. Muhammad Yamin mendapat kesempatan pertama untuk
mengemukakan pemikirannya tentang dasar negara di hadapan peserta BPUPKI lengkap
dengan Badan Penyelidik. Pidato Mr. Muhammad Yamin itu berisikan lima asas dasar
negara Indonesia merdeka yang diidam-idamkan sebagai berikut: 1) Peri Kebangsaan, 2)
Peri Kemanusiaan, 3) Peri Ketuhanan, 4) Peri Kerakyatan, dan 5) Kesejahteraan Rakyat.
Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia (RI). Sebelum disahkan pada
tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilai Pancasila telah ada pada bangsa Indonesia.
Sejak zaman dahulu, sebelum bangsa Indonesia mendirikan negara, nilainilai itu telah ada
dan melekat dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup masyarakat. Nilai-nilai
itu diangkat dan dirumuskan secara formal oleh para pendiri negara untuk djadikan sebagai
dasar ilsafat negara Indonesia. Proses perumusan materi Pancasila secara formal dilakukan
dalam sidang-sidangِ BPUPKIِ pertama,ِ sidangِ Panitiaِ “9”,ِ sidangِ BPUPKIِ kedua,ِ danِ
akhirnya disahkan secara yuridis sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia.
Dasar negara kebangsaan Indonesia ini mulai tampak pada abad VII, yaitu ketika.
Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern dirintis oleh para pejuang kemerdekaan
4
bangsa, antara lain para tokoh pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908, kemudian
dicetuskan pada Sumpah Pemuda tahun 1928. Akhirnya, titik kulminasi sejarah perjuangan
bangsa Indonesia dalam mendirikan negara tercapai dengan diproklamasikannya
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Secara etimologis ilsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philein yang artinya cinta
dan sophos yang artinya hikmah, kebjaksanaan, atau wisdom. Jadi, secara hariah istilah
“filsafat”ِ mengandungِ maknaِ cintaِ kebjaksanaan.ِ Namunِ demikian,ِ jikaِ kitaِ membahasِ
pengertian filsafat dalam hubungannya dengan lingkup bahasannya maka mencakup banyak
bidang bahasan antara lain tentang manusia, alam, pengetahuan, etika, dan logika.
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sistem ilsafat.
Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama
untuk tujuan tertentu, dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Sistem
lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1. Suatu kesatuan bagian-bagian 2. Bagian-
bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri 3. Saling berhubungan dan saling
ketergantungan 4. Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu
tujuan sistem 5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
5
6. Kewarganegaraan
Warga negara merupakan orang-orang yang menjadi unsur negara. Pada masa dulu,
warga negara disebut dengan istilah hamba atau kawula negara. Akan tetapi, istilah warga
negara lebih sesuai dengan kedudukannya sebagai orang merdeka dibandingkan hamba atau
kawula negara. Warga negara mengandung arti peserta, anggota, atau warga dari sebuah
negara, yakni peserta dari suatu persekutuan yang didirikan dengan kekuatan bersama, atas
dasar tanggung jawab bersama dan untuk kepentingan bersama. Untuk itu, setiap warga
negara mempunyai persamaan hak di hadapan hukum. Semua warga negara memiliki
kepastian hak, privasi, dan tanggung jawab.
7. Identitas Nasional
6
merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang sudah tumbuh dan berkembang sebelum
masuknya agama-agama besar di bumi nusantara ini dalam berbagai aspek kehidupan dari
ratusan suku, kemudian dihimpun dalam satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan
nasional dengan acuan Pancasila dan roh Bhineka Tunggal Ika sebagai dasar dan arah
pengembangannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
8. Negara
Negara adalah suatu daerah atau wilayah yang ada di permukaan bumi di mana
terdapat pemerintahan yang mengatur ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan
keamanan, dan sebagainya. Di dalam suatu negara minimal terdapat unsur-unsur negara
seperti rakyat, wilayah, pemerintah yang berdaulat, serta pengakuan dari negara lain.
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berbentuk republik, yang telah diakui oleh
dunia internasional dengan memiliki ratusan juta rakyat, wilayah darat, laut, dan udara yang
luas serta terdapat organisasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang berkuasa.
Negara merupakan suatu organisasi dari rakyat negara tersebut untuk mencapai tujuan
bersama dalam sebuah konstitusi yang djunjung tinggi oleh warga negara tersebut. Indonesia
memiliki Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi cita-cita bangsa secara bersama-sama.
9. Konstitusi
Demokrasi berasal dari dua kata, demos berarti rakyat dan cratos berarti kedaulatan.
Demokrasi adalah keadaan negara yang dalam sistem pemerintahannya kedaulatan berada
di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat
berkuasa, pemerintahan rakyat, dan kekuasaan oleh rakyat. Jadi, hakikat demokrasi adalah
pemerintah dari rakyat, pemerintahan oleh rakyat dan pemerintahan untuk rakyat. Norma-
norma yang menjadi pandangan hidup demokratis, yaitu: pentingnya kesadaran akan
pluralisme, musyawarah, pertimbangan moral, pemufakatan yang jujur dan sehat,
pemenuhan segi-segi ekonomi, kerja sama antarwarga masyarakat dan sikap memercayai
itikad baik masingmasing, pandangan hidup demokratis harus djadikan unsur yang menyatu
dengan sistem pendidikan.
Secara deinitif, hak merupakan unsur normatif yang berfungsi sebagai pedoman
berperilaku, melindungi kebebasan, kekebalan, serta menjamin adanya peluang bagi
manusia dalam menjaga harkat dan martabatnya. Hak mempunyai unsur-unsur sebagai
berikut: a) pemilik hak, b) ruang lingkup penerapan hak, c) pihak yang bersedia dalam
penerapan hak. Ketiga unsur tersebut menyatu dalam pengertian dasar hak. Jadi, hak
merupakan unsur normatif pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada
ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara
individu atau dengan instansi. Hak merupakan sesuatu yang harus diperoleh.
Masyarakat madani atau civil society berasal dari terjemahan istilah Latin, civilis
societas, mula-mula dipakai oleh Marcos Tullios Cicero (106–43 S.M), seorang orator dan
pujangga Roma, yang pengertiannya mengacu pada gejala budaya perorangan dan
masyarakat. Masyarakat sipil disebutnya sebagai sebuah masyarakat politik (political
society) yang memiliki kode hukum sebagai dasar pengaturan hidup. Adanya hukum yang
mengatur pergaulan antarindividu menandai keberadaban suatu jenis masyarakat tersendiri.
9
B. BUKU KEDUA
1. Urgensi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan
Sikap terbuka akan berdampak pada relasi sosial yang bersifat sehat dan harmonis
antar sesama warga masyarakat. Konsep inklusif-pluralis yang dilandasi toleransi ini, tidak
berarti bahwa semua agama dipandang sama. Sikap toleran hanyalah suatu sikap
penghormatan akan kebebasan dan hak setiap orang untuk beragama, perbedaan beragama
tidak boleh menjadi penghalang dalam upaya saling menghormati, menghargai, dan
kerjasama. Konsep inklusi-pluralisme agama sejak awal sudah ada dalam agama Islam, ia
merupakan bagian prinsip dasar dari agama Islam itu sendiri.
10
3. Demokrasi: Antara Teori Dan Praktik
demokrasi merupakan pemerintahan oleh orang banyak, dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat. Definisiِdemokrasiِ tidakِtunggal.ِBatasannyaِbisaِdisesuaikanِdenganِlatarِ
belakangِpemikiranِsesuaiِkebutuhanِdanِkonteksnya.ِNamunِdemikian,ِdefiِnisiِdemokrasiِ
memuat unsur-unsur utama, di antaranya adalah kebebasan, kesetaraan hak, dan
permusyawaratan dalam segala hal. Demokrasi universal adalah hasil abstraksi dari
fenomena demokrasi yang dipraktikkan pada masing-masing negara beserta konteksnya
yang berbeda sepanjang sejarah dunia. Abstraksi itu menghasilkan kesimpulan bahwa
demokrasi universal memuat; asas liberatif, asas pembatasan kekuasaan, asas konstitusi
dalam mengelola kekuasaan dan asas toleransi.
Konsep demokrasi di dunia dapat dikenali melalui 5 jenis tipikal dan model praktik.
Kelimanya adalah (1) demokrasi langsung, (2) demokrasi perwakilan, (3) demokrasi
konstitusional, (4) demokrasi liberal dan (5) demokrasi deliberatif. Secara historis, bangsa
Indonesia harus menghormati semua proses ikhtiar penemuan demokrasi tersebut sebagai
bagian dari perjuangan menuju kemerdekaan sejati. Terlepas dari semua tafsir dan makna
sejarah bagi demokrasi, Indonesia hanya punya satu karakter demokrasi, Demokrasi
Pancasila. Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila sebagaimana dalam uraian adalah; demokrasi
dikelola oleh negara melalui struktur konstitusional, kebebasan dilaksanakan dengan
batasan-batasan, memiliki karakter pembelajaran menuju kesejahteraan,
Negara modern harus memiliki konstitusi atau UUD yang memiliki legitimasi tinggi
dan efektif dalam mengatur kelembagaan negara sesuai konsensus nasional yang mereka
lakukan. Dalam hal ini konstitusi atau UUD minimal berfungsi sebagai sumber hukum
tertinggi untuk mengatur kekuasaan lembaga negara dengan bentuk pemisahan kekuasaan
(sparation of power) antara lembaga legislatif, lembaga eksekutif dan lembaga yudikatif.
Undang-Undang Dasar 1945 merupakan konstitusi modern yang dimiliki negara Republik
Indonesia dalam mengatur roda pemerintahan yang sah dan mencegah terjadinya
penyalahgunaan kekuasaan atau abuse of power oleh aparatur negara dalam menjalankan
kekuasaan politik.
Tata urutan perundangan yang berlaku di Indonesia merupakan dasar hukum bagi
warga negara untuk memperjuangkan hak konstitusional dengan berbasis rule by law dan
11
bersikap demokratis melalui mekanisme dan prosedur hukum yang telah diundangkan. Sikap
dan komitmen untuk menjunjung tinggi supremasi hukum dalam memperjuangkan hak dan
politiknya merupakan manifestasi kesadaran konstitusional yang harus dimiliki oleh setiap
warga negara dan memperjuangkan aspirasi dapat dilakukan diperadilan yang sah dan tidak
melakukan tindakan street of justice (peradilan jalanan) dan menghindarkan diri dari sikap
main hakim sendiri.
6. Identitas Nasional
Identitas nasional adalah ciri khas kebangsaan yang muncul dan berkembang secara
dinamis dan terbuka sebagai manisfestasi nilai-nilai budaya yang membedakan dengan
bangsa lain. Identitas nasional harus dipahami sebagai produk dari akumulasi nilai-nilai
yang berkembang secara dinamis dalam masyarakat. Identitas nasional kerapkali dinilai
sebagai jatidiri bangsa, karena setiap produk identitas akan melahirkan sifat bangsa,
kepribadian bangsa, dan karakter bangsa (nation building). Unsur identitas yang secara
normatif mampuِmenjelaskanِciriِkhasِsuatuِbangsa,ِyaituِantaraِlainِletakِgeografiِs,ِadat-
istiadat, nilai, bahasa. Sedangkan dimensi identitas nasional antara lain, pola perilaku,
simbol-simbol, instrumen properti dan tujuan bersama. Faktor-faktor pembentuk identitas
nasional antara lain, sejarah, suku bangsa, bahasa, agama dan kebudayaan. Ketika suatu
bangsa sedang mengalami krisis identitas, maka harus ada upaya sistematis dan
komprehensif dari pemerintah (struktural) dan berbagai stake holders (kultural) sehingga
identitas nasional kembali menjadi tidak hanya sebagai public discourse tapi lebih jauh lagi
mengakar dalam keseharian hidup warga negara.
NKRI adalah singkatan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. N KRI berdiri
sejak proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Wilayah NKRI
meliputi seluruh tanah air Indonesia yang membentang mulai dari ujung barat sampai ujung
timur. Dari wilayah Sabang di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sampai ke ujung timur,
yakni Merauke di provinsi Papua. Pulau-pulau yang berjajar lebih dari 17.000 dihubungkan
oleh laut yang membentuk wilayah N KRI. NKRI terbentuk melalui suatu proses sejarah
yang cukup panjang sejak zaman Kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya
bangsa lain yang menjajah serta menguasai bangsa Indonesia. Prinsip-prinsip hidup dalam
berbangsa dan bernegara yang senantiasa dipegang teguh oleh N KRI tertuang dalam
12
Pembukaan UUD 1945 yang terdapat pada alenia pertama s/d alenia keempat. Disamping
itu juga terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi pendukung keutuhan N KRI, yaitu
antara lain: faktor persatuan dan kesatuan bangsa, faktor penghargaan terhadap keaneka
ragaman sosial budaya NKRI, dan faktor kecintaan terhadap N KRI yang bisa dipupuk mulai
dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Otonomi daerah pada hakikatnya adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat lokal sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku (pasal 1 Ayat 5 UU
Nomor 32 Tahun 2004). natijah bahwa pemberlakuan otonomi daerah erat korelasinya
dengan cita-cita tercapainya good governance di Indonesia, karena didasarkan pada prinsip
kemaslahatan umat yang berpatokan pada penegakan lima prinsip dasar (ushulul khomsah)
yaitu; Khifdzu al-din, khifdzu al–nafs, khifdzu al-aql, khifdzu al-nasl dan khifdzu al–maal
yang selaras dengan cita-cita dan visi pembangunan nasional 2020 dalam rangka
mewujudkan good governance yaitu terwujudnya masyarakat Indonesia yang relegius,
manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri, serta baik dan bersih dalam
penyelenggaraan negara sebagaimana yang telah dirumuskan dalam ketetapan MPR Nomor
VII Tahun 2001.
Proses kelahiran dan perkembang hak asasi manusia begitu panjang, merentang dari
Mesir, Arab, Yunani, Eropa sampai ke Amerika, yang akhirnya terakumulasi dalam Piagam
PBB. Piagam PBB lahir pada tanggal 12 Desember 1948 di Jenewa yang merupakan usul
serta kesepakatan seluruh anggota PBB. Isi pembukaan Declaration of Human Right PBB
mencakup 20 hak yang diperoleh manusia seperti hak hidup, kebebasan, keamanan pribadi
hak atas benda dan lain-lain. Konstitusi hadir sebagai kunci kehidupan masyarakat modern,
sebagai bagian yang terpenting dalam kehidupan bernegara, konstitusi sekaligus
mencerminkanِhubunganِyangِsignifiِkanِantaraِpemerintahِdanِrakyat,ِtidakِdapatِdinafiِ
kan konstitusi berperan penting sebagai hukum dasar yang menjadi acuan bagi kehidupan
sebuah negara tidak terkecuali pengaturan tentang perlindungan HAM.
13
10. Kearifan Lokal: Aktualisasi Dan Tantangannya
Kearifan lokal adalah unsur budaya yang menjadi identitas suatu komunitas yang
membuatnya mampu bertahan ketika berhadapan dengan budaya lain maupun dengan
lingkungannya. Dimensi kearifan lokal tersebut mencakup apresiasi terhadap budaya lain
secara natural dan kreatif. Manfaat kearifan lokal dapat diperoleh sesuai konteks
kebutuhannya. Manfaat tersebut dapat diperoleh dalam konteks otonomi daerah,
pemberdayaanِ sosial,ِ membangunِ keunggulanِ lokal,ِ meredakanِ konflِ ik,ِ meresponِ
perubahan, konservasi alam dan lingkungan, dan sebagainya. Bentuk dan aktualisasi
kearifan lokal disesuaikan dengan konteks gerakan dan kepentingan yang diusung, yang
dapat dipilahkan ke dalam skala pemberdayaan masyarakat, skala lokal atau daerah dan skala
nasional. Eksplorasi dan aktualisasi kearifan lokal dapat dilakukan bilamana beberapa
tantangan dapat diatasi. Tantangan tersebut adalah budaya industialisasi dengan segala
dampak yang menyertai; pemerintahan yang dikendalikan oleh aparat-aparat korup;
apresiasi berlebihan terhadap nilai-nilai luar; berkembangnya radikalisme; serta masih
bertahannya kecenderungan otoriterisme dan sentralisme.
14
BAB III
PEMBAHASAN
A. SEGI COVER
Pada buku pertama covernya sangat menarik, pada covernya di letakkan gambar
semboyan Indonesia yaitu burung garuda, warna nya juga cukup menarik dan warna
merah menggambarkan semangat Indonesia.
Pada buku kedua covernya cukup menarik, gambar yang digunakan pun
menggambarkan isi pembahasan buku. Tetapi lebih menarik lagi jika di tampilkan warna
yang cerah tidak pucat seperti itu.
B. SEGI LAYOUT
Pada buku pertama layout nya sudah bagus penggunaan katanya juga sangat baik,
untuk ukuran font hurufnya cukup kecil lebih baik lebih di besarkan lagi fontnya. Tata letak
tiap paragraph juga sudah baik.
Pada buku kedua layout nya sudah baik penggunaan katanya baik, tetapi ada
beberapa kata yang penulisannya salah. Ukuran fontnya sudah baik dapat di lihat dengan
jelas. Tata letak nya sudah baik pula.
Pada buku pertama tata Bahasa yang digunakan sudah sangat baik, memang ada
beberapa kata yang menggunakan Bahasa yang mungkin orang awam belum mengetahuinya.
Pada buku kedua tata Bahasa yang di gunakan sudah sangat baik pula, terdapat juga
beberapa Bahasa asing tetapi penulis sudah mengartikan Bahasa tersebut.
D. SEGI LAINNYA
Pada buku pertama kurang menampilkan banyak gambar- gambar. Sedangkan pada ada
buku kedua banyak menampilkan gambar-gambar sehingga para pembaca bisa memahami
kondisi saat itu.
15
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Pada buku pertama saran saya lebih banyak menampilkan gambar gambar agar lebih
menarik dan memudahkan pembaca dalam memahami suatu peristiwa yang terjadi pada saat
itu. Pada buku kedua saran saya lebih ringkas dalam menyampaikan materinya agar tidak
terlalu banyak, jika terlalu banyak pembaca akan bosan. Saya berharap buku ini bisa terus
di produksi setiap tahun nya karena buku ini sudah sangat bagus. Saran ini berguna
membangun sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Sulaiman Asep, M.Pd. 2015. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Bandung:
CV. Arino Raya
17
CRITICAL JOURNAL REVIEW
PENDIDIKAN PANCASILA
FAKULTAS TEKNIK
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan Critical Journal Review untuk mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Terwujudnya Critical Journal Review ini tidak dapat terlepas dari bimbingan dan dorongan serta
arahan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka dengan
kesempatan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Jamaludin,S.pd.,M.pd
selaku dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila yang telah banyak membantu dalam penyelesaian
Critical Journal Review ini.
Penulisan Critical Journal Review ini bertujuan agar pembaca dapat lebih memahami
materi yang kami sajikan. Kami sadar bahwa dalam penulisan Critical Journal Review ini banyak
sekali kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar
penulisan Critical Journal Review ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata kami mengucapkan semoga Critical Journal Review ini bermanfaat bagi para
pembaca dan dapat lebih mengerti tentang materi yang telah kami sajikan.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................... I
B. Tujuan..........................................................................................................................................1
C. Manfaat ............................................................................................................................……...1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................2
A.Kesimpulan .................................................................................................................................5
B.Saran ................................................................................................................………………..6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Penyusunan critical jurnal review ini khusus ditujukan untuk memenuhi tugas
mata perkembangan peserta didik . Tugas ini dimaksudkan supaya para mahasiswa
memahami dan menguasai cara mengkritik Jurnal. Dan juga lebih bisa
membandingkan dan mendapatkan intisari dari dua jurnal yang dirangkum.
B. Tujuan
Dengan selesainya critical jurnal report ini penulis bertujuan untuk memberi
pengetahuan dan wawasan mengenai bagian dari pancasila. Selain itu penulis juga
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah pancasila dan juga mengkritik jurnal
serta menumbuhkan minat baca dengan mengidentifikasi jurnal tersebut.
C. Manfaat
Penulis menulis berharap laporan ini memiliki manfaat bagi kita semua. Manfaat
yang didapatkan penulis yaitu memiliki tambahan wawasan mengenai topik yang
dibahas, penulis memiliki referensi jurnal yang patut dibaca oleh pembaca melalui
paparan kelemahan dan kelebihan jurnal tersebut dan penulis juga mampu menilai
jurnal.
BAB II
PEMBAHASAN
A. IDENTITAS JURNAL
Jurnal pertama :
Jurnal kedua :
Tahun 2013
Halaman 28-68
ISSN 1911-2017
Gesica waty rumapea
Reviewer
Amalia anggraini
Tanggal 09 epetember 2020
B. Hasil Review Jurnal
• Review Jurnal Utama
Langkah penelitian
Langkah penelitian yang di lakukan melakukan
tinjauan terhadap bagaimana Pancasila, membaca
sumber sumber buku tertentu untuk di jadikan
referensi bahan penelitian. Pancasila sebagai dasar
Negara diwujudkan dalam hukum nasional
Indonesia, dimana Pancasila menjadi sumber dari
segala sumber hukum yang ada di Negara
Indonesia. Pancasila Sebagai Ideologi. Ideologi
memainkan peranan yang penting dalam proses
dan memeliara integrasi nasiona, terutama di
Negara-negara yang sedang berkembang seperti
Indonesia. Sebagai suatu ideologi bangsa dan
Negara Indonesia maka. Ideologi berkaitan dengan
tertib sosial, dan tertib politik yang ada, berupaya
untuk secara sadar sisteatis mengubah.
Hasil penelitian
Pancasila merupakan dasar Negara dan pandangan
hidup bangsa Indoesia. Sebagai dasar Negara,
Pancasila dijadikan sebagai dasar dalam
membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Arus globalisasi tidak mungkin dihentikan.
Berjalannya globalisasi tidak terlepas dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagai penyebabnya. Dampaknya juga tidak bisa
dihindarkan. Bagi masyarakat, bangsa dan Negara
Indonesia, globalisasi memiliki dampak positif
dan negative. Pembudayaan nilai-nilai luhur
Pancasila perlu diupayakan. Diharapkan terdapat
penghayatan dan pengalaman nilai-nilai luhur
Pancasila di berbagai bidang kehidupan bagi
seluruh masyarakat.
C. KELEBIHAN JURNAL
• Struktur dari jurnal ini sudah bagus, yaitu terdapat abstrak yang sudah merangkum keseluruhan
isi jurnal, yaitu pendahuluan atau pengantar, metode penelitian, pembahasan, hasil penelitian dan
kesimpulan.
• Pada bagian metode penelitian penulis menjelaskan dengan jelas metode penelitian yang
digunakan.
• Hasil penelitian dan pembahasan pada jurnal ini sudah bagus karena dijelaskan dengan rinci.
• Kesimpulan sudah jelas, singkat, dan padat. Serta sudah merefleksikan hasil penelitian.
• Tulisan atau font yang digunakan baik, sehingga jelas pada saat dibaca.
D. KEKURANGAN JURNAL
Sampai sejauh ini kekurangan cukup sedikit yang tidak ada di tampilkan atau tidak di
bikin judul besar jadi kita agak susah untuk mencari daan menentukannya di manan metode
penelitian di mana pembahasaan nya dan di mana rangkuman pebahasaannya
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjelasan kelebihan dan kekurangan yang telah dijelaskan atau dipaparkan di atas,
jurnal memiliki kelebihan dan kekurangan baik dari segi segi materi, pembahasan, hasil,
penelitian, dan judul. Maka dapat disimpulkan bahwa jurnal tersebut bagus dan dapat dijadikan
referensi walaupun ada beberapa yang harus diperbaiki. Akan tetapi, jurnal tersenut tetap bagus
dan layak dijadikan sebagai bahan referensi.
B. SARAN
Kami menyadari bahwa kajian review yang telah kami lakukan ini tidak terlepas dari
kekurangan, seperti halnya pepatah yang mengatakan, “tak ada gading yang tak retak, tak ada
satupun manusia yang sempurna”. Maka saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca
sangat kami harapkan sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi untuk kedepannya lebih baik.
Akhirnya, semoga kajian ini memberikan manfaat bagi pembaca dalam menambah wawasan
dalam keilmuan tentang pengkajian sebuah jurnal. AmiIn.