Anda di halaman 1dari 26

CRITICAL BOOK REPORT

PANCASILA

NAMA : Fadhil Al Habib


NIM :5193250004
KELAS : TEKNIK SIPIL-S1 REG B
DOSEN : PULUNG SUMANTRI S.Pd, M.Pd

PRODI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugrahkan banyak nikmat sehingga saya dapat menyusun Critical Book Report ini
dengan baik. Makalah CBR ini berisi tentang uraian atau ringkasan sebuah buku mengenai
“Pendidikan Pancasila”.

Makalah ini saya susun secara cepat dengan bantuan dan dukungan berbagai pihak
diantaranya Dosen dan teman-teman saya. Saya yang telah berkontribusi secara maksimal. Oleh
karena itu saya sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan fikirannya yang telah diberikan.

Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari bahwa hasil makalah mengenai CBR
Bahasa Indonesia ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga saya selaku penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.

Akhir kata Semoga makalah mengenai CBR Pendidikan Pancasila ini dapat memberikan
manfaat untuk saya khususnya, dan masyarakat Indonesia umumnya.

Medan, November 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
I. PENDAHULUAN..............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................4
1.2 Tujuan Penulisan .......................................................................................................4
1.3 Manfaat.......................................................................................................................4
1.4 Identitas Buku ............................................................................................................5

II. RINGKASAN ISI BUKU................................................................................................6


1.Buku Utama.....................................................................................................................6
2.Buku Pembanding............................................................................................................10

III. PEMBAHASAN............................................................................................................23
1. Keunggulan isi buku...................................................................................................23
2. Kelemahan isi buku....................................................................................................23

VI. SIMPULAN DAN SARAN...........................................................................................24


1. Kesimpulan................................................................................................................24

DAFTR PUSTAKA...............................................................................................................25

3
BAB I

PENDAHULUA

1.1 Latar Belakang

Pancasila adalah rumusan dari pandangan dasar para pendiri Negara Republik
Indonesia ini. Nilai – nilai yang terkandung didalam pancasila bahkan bisa berperan
sebagai keseimbangan contohnya ideologi dan filsafat. Nilai yang terkandung dalam
pancasila ialah sebgai penjaga keseimbangan antara dua ideologi dunia yang
bertentangan, karena dalam ideologi pancasila ada hak – hak individu dan masyarakat
diakui secara proporsional, tetapi digali akar budaya masyarakat bangsa Indonesia itu
sendiri.
Dari sini penulis akan membahas apa itu pancasila sebagai ideologi negara dan
pancasila sebagai filsafat. Ini diperlukan agar kita tau karakter bangsa kita dan harus
kita lestarikan dari ancaman gelombang globalisasi yang semakin besar yang bisa saja
menghapuskan nilai – nilai pancasila tersebut didalam kehidupan kita sehari hari.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan Critical Book Review ini yaitu sebagai berikut:
1. Penyelesaian tugas individu pada mata kuliah pendidikan pancasila
2. Untuk memperoleh pengetahuan pendidikan pancasila
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan buku yang di analisa

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari pengerjaan Critical Book Review ini yaitu sebagai berikut:
1. Dapat dengan mudah suatu proses pembelajaran dengan mengulas isi buku
tersebut.
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan buku

4
1.4 Identitas Buku

Buku utama

Judul buku : Pancasila Membangun Karakter Bangsa


Pengarang : Drs. Usiono,MA
Penerbit : Hijri Pustaka Utama
Tahun terbit : Agustus 2009

Tebal buku : 211 halaman

Buku Pembanding

Judul : Pendidikan Pancasila


Pengarang : Drs. Ali Amran, S.H.,
M.H. Penerbit : PT RajaGrafindo
Persada Tahun Terbit : Jakarta, 2016
Halaman : 344 halaman
ISBN : 978-602-425-045-4

5
BAB II RINGKASAN ISI BUKU

1.BUKU UTAMA

Bab I

Pancasila Dalam Konteks Sejarah Dan Perjuangan Bangsa Indonesia

Berisi tentang sejarah Indonesia dalam situasi sebelum proses perumusan Pancasila
sebagai dasar negara dimana rangkaian sejarah yang cukup panjang terdapat dua kerajaan
kuno yang besar dan megah, yaitu masa Kerajaan Sriwijaya dan masa Kerajaan
Majapahit. Kemudian dilanjutkan dengan perjuangan bangsa Indonesia melawan
penjajahan, perjuangan rakyat Demak melawan Portugis, perlawanan rakyat Aceh
melawan Portugis, perlawanan rakyat Ternate melawan Portugis.

Berikutnya mengenai kebangkitan nasional yang mana pergerakan bangsa Indonesia


melalui organisasi modern (politik) baru tumbuh mulai tahun 1908, yaitu saat
didirikannya Budhi Utomo sebagai organisasi modern pertama di Indonesia. Hari
berdirinya organisasi ini, yaiu tanggal 20 Mei kemudian dianggap sebagai hari
Kebangkitan Nasional. Perjuangan yang dimulai sejak tahun 1908 tersebut mencapai
penugasan pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Kemudian dilanjut dengan
perjuangan bangsa Indonesia pada masa penjajahan Jepang yang dilakukan di beberapa
daerah. Kemudian proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang mana dalam era ini
lah proses perumusan pancasila dan UUD 1945.

Bab II
Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan

Pancasila merupakan landasan dan dasar negara Indonesia yang mengatur seluruh
struktur ketatanegaraan Republik Indonesia. Dalam perumusan ketatanegaraan Indonesia
tidak boleh melenceng dari nilai-nilai Pancasila, pembentukan karakter bangsa dilihat dari
system ketatanegaraan Indonesia harus mencerminkan nilai-nilai dari ideologi bangsa
yaitu Pancasila. Sistem kenegaraan dengan berdasarkan pada nilai-nilai dan yang
berhubungan dengan Pancasila, dapat menjadikan karakter suatu bangsa memiliki moral
yang sesuai dengan yang tercermin dalam sila-sila Pancasila. Negara Indonesia dan
masyarakat Indonesia dengan ketatanegaraannya berdasar pada Pancasila akan membawa
dampak positif bagi terbentuknya bangsa Indonesia.

Bab III 6
Konsensus Nasional Tentang Dasar Negara RI

Terdapat pembentukan BPUPKI dan lahirnya Pancasila. Untuk menanggulangi


kemungkinan gerakan fisik dan konfrontasi yang dilakukan oleh kelompok yang lebih
menyukai perjuangan dengan konfrontatif, pemerintah Jepang merasa perlu memantau
secara ketat gerakan-gerakan menuju kemerdekaan Indonesia, maka dibentuklah
BPUPKI. Kemudian pidato Soekarno menjadi peristiwa terpenting pada saat itu, karena
berisi perumusan Pancasila sebagai rancangan dasar fundamental falsafah negara
Indonesia. Pidato Soekarno itu kemudian dikenal sebagai sejarah “Lahirnya Pancasila.”
Kemudian terdapat PPKI dan pengesahan dasar negara RI dilanjut Republik Indonesia
Serikat dan UUD RIS 1949.

Bab IV
Pancasila Dalam Sistem Ideologi Politik Indonesia

Terdapat Pancasila sebagai dasar negara. Merupakan bagian lama dari kedudukan
Pancasila dalam sistem kenegaraan Indonesia. Pancasila dan ideologi bangsa Indonesia.
Merupakan bagian terpenting dari fungsi dan kedudukan Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Ideologi adalah kumpulan ide-ide yang muncul dan tumbuh
dalam suatu pemerintahan negara. Pancasila dan persatuan nasional. Merupakan cita-cita
bangsa karena terdiri dari beragam suku, etnis, budaya, adat, latar belakang sejarah, serta
agama dan kepercayaan, memungkinkan terjadinya perbedaan pandangan, cara hidup,
bahkan perbedaan cita-cita dan tujuan. Oleh karena itu memerlukan satu konsep dasar
yang harus dipedomani oleh seluruh komponen bangsa.

Bab V
Pancasila Dan Sistem Filsafat

Filsafat berarti cinta kebijaksanaan dan merupakan pengetahuan yang timbul dari
prinsipprinsip yang diketahui dengan kekuatan budi kodrati dengan mencari sebab
musababnya yang terdalam. Objek material filsafat adalah seluruh realitas, sedangkan
objek material ilmu pengetahuan lainnya senantiasa khusus dan terbatas. Pancasila
merupakan hasil perenungan jiwa dan tumbuh serta lahir dalam kehidupan sehari-hari
bangsa Indonesia (pengkajian yang mendalam dari dalam diri bangsa Indonesia).
Pancasila selain memiliki fungsi ideologi, hokum dan politik, juga memiliki dan
mengandung fungsi

7
filsafat. Kandungan filsafat dalam Pancasila bisa dilihat dengan pemikiran-pemikiran
yang ada dalam sila Pancasila tersebut. Bahkan kandungan pemikiran dalam sila-sila itu
memiliki substansi yang sangat luas, mencakup berbagai cara dan etic kehidupan
masyarakat.

Bab VI
Pancasila Sebagai Etika

Pancasila sebagai etika mengajak kita untuk berpikir kritis, otokritik, kaji banding
sehingga Pancasila yang kita terima sebagai dasar negara dan dasar kehidupan berbangsa
benar-benar hasil pilihan bangsa dan negara Indonesia, bukan sesuatu yang dipaksakan.
Dalam suasana reformasi Pancasila juga merupakan etika politik. Artinya, kehidupan
berpolitik (berpemerintahan, bernegara, dan sebagainya) harus dilandasi nilai-nilai
Pancasila sehingga arah perjuangan reformasi benar-benar sesuai dengan cita-cita
nasional Indonesia. Kehidupan berpolitik diarahkan tidak untuk kepentingan pribadi,
golongan ataupun partai politik tertentu tetapi untuk kelangsungan bangsa dan negara
Indonesia.

Bab VII
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Nasional

Paradigma adalah cara pandang, nilai-nilai, metode-metode, prinsip dasar, atau cara
memecahkan sesuatu masalah yang dianut oleh suatu masyarakat pada masa tertentu.
Karena itu, pancasila harus dijadikan paradigma dalam melaksanakan pembangunan
nasional, yaitu sebagai landasan, acuan, metode, nilai dan sekaligus tujuan yang ingin
dicapai. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang
berkesinambungan dan meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk
melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional yang termaktub dalam Pembukaan
UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.

Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya


dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya dengan Pancasila sebagai dasar;
tujuan, pedoman pembangunan nasional. Tujuannya mewujudkan sesuatu masyarakat adil
dan makmur yang merata berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah negara
8
kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat
dalam

9
suasana yang aman, tenteram, tertib serta dinamis dan dalam lingkungan pergaulan dunia
yang merdeka, bersahabat, tertib, dan damai.

Bab VIII
Pancasila, Demokrasi Dan Sistem Penyelenggaraan Negara

Demokrasi Pancasila mengandung kekuatan dan kelemahan. Kekuatannya terletak


pada posisi eksekutif yang tidak dapat digoyahkan, paling tidak selama masa lima tahun,
sehingga dapat menjalankan program dan konsepnya dengan lancar. Kelemahannya adalah
bahwa posisi eksekutif yang tidak dapat digoyahkan itu mempertanyakan berjalannya
kedaulatan rakyat. Pada tujuan Demokrasi Pancasila sesuai UUD 1945 adalah
berfungsinya kedaulatan rakyat di Indonesia. Dalam rangka mengimplementasikan fungsi
dan kedudukan Pancasila dalam kehidupan berbangsa, peran pemerintah dipelukan untuk
mengutamakan peningkatan kesejahteraan umum dan bukan memperkuat pihak yang kaya
saja, seperti terjadi di era Orde Baru. Pancasila harus dilaksanakan dan diwujudkan, bukan
hanya dipajang sebagai dekorasi yang indah. Dan, karena Pancasila adalah paham yang
terbuka, kita harus bersedia mengambil segi-segi positif dari paham-paham yang lain,
guna memperkaya dan memperkuat nilai Pancasila.

Bab IX
Peristiwa Dan Istilah Politik Dalam Sejarah Politik Indonesia

Asas Tunggal Pancasila adalah konsep politik Orde Baru berupa penyatuan asas bagi
partaipartai politik maupun organisasi massa dan organisasi keagamaan. Konseppolitik ini
yang dimasukkan dalam Undang-Undang Politik tahun 1985. Asas, bagi Pemerintah Orde
Baru, merupakan faktor utama bagi terbangunnya format politik yang ideal. ABRI dan
umat Islam sesungguhnya merupakan dua komponen penting dalam melahirkan
pemerintahan baru pasca peristiwa 30 September. Berbagai kasus dianggap oleh rezim
Orde Baru, sebagai bentuk ancaman dari “ekstrem kanan” yang bertujuan mengganti dasar
negara dan agama. Selain sebagai konsekuensi pemberlakuan asas tunggal, munculnya
kelompok ini justru akibat adanya upaya mengkerdilkan “Islam politik.” Rekayasa politik
ini dilakukan dengan kebijakan penyederhanaan partai-parrtai. Belasan partai Islam
menjadi satu wadah, Partai Persatuan Pembangunan. Sementara belasan partai nasionalis
dan partai Kristen dilebur menjadi satu partai, Partai Demokrasi Indonesia.

10
2. Buku Pembanding
BAB 1
A. Tujuan,Manfaat,dan Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila
1. Tujuan Pendidikan Pncasila
Secara umum Tujuan Utama pendidikan pancasila adalah untuk menumbuhkan wawasan dan
kesadaran berbangsa dan bernegara, sikap dan perilaku cinta tanah air dan bersendikan
kebudayaan bangsa,wawasan nusantara.
Tujuan pendidikan pancasila terkandung dalam tujuan pendidikan nasioal yaitu:
meningkatkan manusia yang kualitas, berimtak, berbudi pekerti luhur, berkepribadian,
mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional,
bertanggung jawab, dan produktif.

2. Manfaat Pendidikan Pancasila


Melalui peendidikan pancasila mahasiswa dapat mengembangkan potensi dirinya,berpikir
rasional serta peduli dalam menyelesaikan permasalahan bangsa dan negara berdasarkan
nilai-nilai pancasila serta diupayakan dapat mengaktulisasikan nilai tersebut dalam berbagai
macam kehidupan.
3. Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila
Dasar pendidikan nasional mengandung makna-makna sebagai berikut:
a) Secara filosofis sistem pendidikan nasional merupakan keniscayaan dari sistem
nilai yang terkandung dalam pancasila.
b) Secara substantif-edukatif sistem pendidikan nasional harus bertujuan
menghasilkan manusia yang dewasa indonesia yang “beriman dan bertakwa kepada
tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab”
c) Secara sosio-politik, manusia dewasa indonesia yang “beriman dan bertakwa kepada
tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab”

11
d) Secara praktispedagogis dan andragogis, sistem nilai, yang terkandung dalam
pancasila itu, harus diwujudkan sebagai proses belajar anak dan orang dewasa
sepanjang hayat melalui proses belajar yang bersifat konsentris tentang pancasila
(knowing pancasila).

B. Konsep Pendidikan Pancasila


Sila ketuhanan yang maha esa secara tegas melarang rakyat indonesia mencuri, tidak satupun
agama di muka bumi ini membenarkan pengikutnya melakukan pencurian, penipuan ,
manipulasi terhadap oraang lain. Di indonesia pada akhir pemerintahan orde baru jutru
korupsi sudah merupakan perbuatan yang biasa dilakukan oleh pejabat publik sehingga
menyebabkan terjadinya krisis ekonomi yang menyengsarakan seluruh rakyat indonesia.
Bahwa pelaksanaan pendidikan pancasila di perguruan tinggi mengalami pasang surut karena
kebijakan penyelenggaraan pendidikan pancasila tidak diimplementasikan oleh perguruan
tinggi dengan baik, baik oleh perguruan tinggi negeri maupun swasta.

C. Dasar Pemikiran (perlunya) Pendidikan Pancasila


Dasar pemikiran tersebut antara lain:
1. Nilai-nilai perjuangan bangsa (semangat kebangsaan) telah mengalami pasang surut
sesuai dengan dinamika kehidupan dan telah mengalami penurunan sampai pada
titik krits;
2. Pengaruh globalisasi,pengaruh negara maju,dan pengaruh kekuatan lembaga-lembaga
internasional yang telah sering menimbulkan berbagai konflik kepentingan di
kalangan bangsa indonesia;
3. Pengaruh perembangan IPTEKS, khususnya teknologi
informasi,komunikasi,dan transportasi yang membuat dunia menjadi semakin
transparan.
4. Pengaruh isu-isu/persoalan/permasalahan global
(demokratisasi),HAM,dan lingkungan hidup) yang sering dan telah
memengaruhi kondisi nasional.

D. Sumber Historis,Sosiologis,dan Politis Pendidikan


Pancasila Sumber Historis pendidikan pancasila
Pendekatan historis adalah amat penting untuk belajar dari sejarah bangsa indonesia guna
mewujudkan kejayaan bangsa indonesia di kemudian hari. Melalui pendekatan historis ini
mahasiswa diharapkan dapat mengambil pelajaran atau hikma dari berbagai sejarah,baik
sejarah nasional maupun sejarah bangsa-bangsa lain.
Dengan pendekatan historis, mahasiswa diharapkan akan memperoleh inspirasi untuk
berpartisipasi dalam pembangunan bangsa sesuai dengan program studi masing-masing

Sumber Sosiologis Pendidikan Pancasila


Soekarno menegaskan bahwa dalam perspektif sosiologis suatu masyarakat pada suatu waktu
dan tempat memiliki nilai-nilai tertentu. Melalui penndekatan sosiologis ini juga diharapkan
dapat mengkaji struktur sosial,proses sosial,termasuk perubahan-perubahan sosial dan
masalah-masalah sosial yang patut disikaapi secara arif dengan menggunakan standar nilai-
nilai pancasila dasar negara.

Sumber Politik pendidikan pancasila 12


Pendapat budiarjo (1998) yang menyatakan sebagai berikut:
Ideologi politik adalah himpunan nilai-nilai,ide-ide,norma-norma,kepercayaan dan
keyakinan,suatu “weltanschaung”,yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang.atas dasar
mana dia menentukan sikapnya terhadap kejadian dan problema politik yang dihadapinya dan
yang menentukan tingkah laku politiknya.
Dengan pendekatan politik ini mahasiswa diharapkan mampu menafsirkan fenomena politik
dalam rangka menemukan pedoman yang bersifat moral yang sesuai dengan nilai-nilai
pancasila untuk mewujudkan politik yang sehat sehingga bisa memberikan kontribusi yang
konstrukktif dalam menciptakan struktur politik yang stabil dan dinamis.

BAB 2 Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia


A. Pancasila Dalam Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila baru mulai dirumuskan pada aman penjajahan jepang oleh para pejuang bangsa
yang ada dalam badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan indonesia (BPUPKI).
Dalam sejarah bangsa indonesia sejak zaman jepang sampai sekarang ini kita mengenal
bermacam-macam rumusan pancasila yaitu:
1. Rumusan Moh. Yamin secara lisan
2. Rumusan Moh Yamin secara tertulis
3. Rumusan Prof. Soepomo
4. Rumusan Ir. Soekarno
5. Rumusan panitia 9: Piagam Jakarta
6. Rumusan dalam pembukaan UUD 1945
7. Rumusan dalam pembukaan konstitusi RIS 1949
8. Rumusan dalam pembukaan UUDS 1950

B. Sumber Historis,Sosiologis,dan Politis tentang pancasila dalam Sejarah


Bangsa
Perumusan pancasila merupakan proses dialektika yang terjadi dalam sidang pertama badan
penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan indonesia (BPUPKI) ketika masuk dalam
pembahasan tentang dasar dari berdirinya negara indonesia.
Nilai-nilai ini dapat dilihat dari tiga sumber utama yaitu:

1. Sumber historis pancasila


Dilihat dari sejarah pancasila dasar negara dapat dikelompokkan ke dalam dua periode
yaitu periode sebelum dirumuskan dan periode setelah dirumuskan.
Periode Sebelum Dirumuskan
Pancasila sebagai dasar negara republik indonesia sebelum disahkan pada tanggal 18
agustus 1945 oleh PPKI nilai-nilainya telah ada pada bangsa indonesia sejak zaman
dahulu kala sebelum bangsa indonesia mendirikan negara.
Periode Setelah Terumusan
Pancasila mulai dirumuskan pada masa sidang pertama BPUPKI tanggal 29 mei-1 juni
1945. Pada hari pertama sidang pertama BPUPKI Moh. Yamin mendapat kesempatan
menyampaikan pikiran-pikiran mengenai dasar negara republik Indonesia

2. Sumber Sosiologis Pancasila


Sumber sosiologis pancasila dasar negara adalah nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan serta
nilai-nilai religius yang telah dilaksanakan dan diterapkan oleh rakyat indonesia sebelum
13
merdeka yang ditetapkan oleh para pejuang bangsa menjadi dasar negara setelah bangsa
indonesia berhasil mencapai kemerdekaan.

3. Sumber Politis Pancasila


Dalam sejarah bangsa indonesia sejak dirumuskannya pancasila pada tanggal 18 agustus
1945 semua kegiatan di wilayah indonesia harus sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam pancasila. Pancasila menjadi dasar dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan
bernegara.

C. Sejarah dan Proses Penggalian,Penyusunan,dan Perumusan Pancasila


Ketika para pendiri bangsa indonesaia sedang bersidang dalam sidang BPUPKI yang menjadi
momentum untuk pengkajian secara mendalam tentang persiapan kemerdekaan indonesia.
Dari aspek kesejahteraan, proses penggalian, penyusunan, dan perumusan pancasila dapat
dikategorisasikan ke dalam 7 periode sejarah, yaitu:

1) Masa sebelum kedatangan bangsa barat sampai keruntuhan negara kerajaan majapahit
tahun 1925;
2) Masa kedatangan bangsa barat;
3) Masa perjuangan melawan imperialisme belanda;
4) Bangkitnya kesadaran nasional menuju cita-cita indonesia merdeka dalam satu wadah
negara kesatuan;
5) Berakhirnya pemerintahan kolonialisme belanda di indonesia;
6) Tiga setengah tahun di bawah pemerintahan militer jepang;
7) Zaman kemerdekaan sampai sekarang.

BAB 3 Pancasila Dan Dasar Negara


.A. Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia
Negara kesatuan republik indonesia merupakan sebuah negara yang berdiri di atas
keberagaman. Setiap negara memiliki pijakan yang menjadi landasan berdirinya sebuah
negara. Pancasila merupakan dasar negara kesatuan republik indonesia, hal ini termasuk
dalam pembukaan UUD NRI tahun 1945 alinea ke empat.
“maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu undang-undang dasar
negara indonesia yang terbentuk dalam susunan negara republik indonesia yang
berkedaulatan rakyat, dengan berdasarkan kepada, ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan
yang adil dan beradab, persatuan indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusya-waratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu eadilan
sosial bagi seluruh indonesia”

B. Perlunya Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia


Negara kesatuan republik indonesia merupakan sebuah negara yang berdiri di atas
keberagaman. Setiap negara memiliki pijakan yang menjadi landasan berdirinya sebuah
negara.Bahwa tujuan utama dirumuskannya pancasila adalah sebagai dasar negara republik
indonesia. Pancasila sebagai dasar negara indonesia merupakan proses kristalisasi nilai-nilai
yang hidup dalam masyarakat nusantara yang bertransformasi menjadi bangsa indonesia, dan
dalam mewujudkan cita-cita negara kebangsaan indonesia yaitu keadilan sosial bagi seluruh
14
rakyat indonesia harus berdasarkan kepada nilai-nilai,ketuhanan,kemanusiaan,persatuan
(Nasionalisme), kerakyatan (musyawarah,hikmat dan kebijaksanaan).

C. Sumber Historis,Sosiologis,dan Politis Pancasila Sebagai Dasar Negara


Indonesia
1. Sumber Historis
Disepakatinya pancasila sebagai dasar negara oleh para pendiri bangsa karena
dianggap memiliki nilai-nilai kehidupan yang paling baik. Sumber historis pancasila
dapat dilihat dari sejarah masyarakat nusantara.
2. Sumber Sosiologis
Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara merupakan hasil philosophical consesus
(konsesus filsafat), karena membahas dan menyepakati suatu dasar filsafat negara dan
political consesus.
3. Sumber Politis
Pancasila merupakan wujud dari sikap politis bangsa indonesia dalam menentang berbagai
bentuk penindasan dari penjajahan. Sila-sila pancasila merupakan pernyataan yang jelas
bahwa:
Pertama, bangsa indonesia merupakan bangsa yang beragama yaitu mengakui nilai-nilai
ketuhanan,
Kedua, pancasila merupakan sebuah bangsa yang menjungjung tinggi kemanusiaan, dan
menentang segala bentuk penjajahan yang tidak sesuai.
Ketiga, pernyataan politis bahwa masyarakat nusantara telah bersatu menjadi bangsa
indonesia dan bersepakat mendirikan negara indonesia di atas berbagai perbedaan.
Keempat, bangsa indonesia menyatakan secara politis bahwa bangsa indonesia merupakan
bangsa yang menjungjung tinggi musyawarah yang penuh hikmat dan kebijaksanaan
Kelima, bangsa indonesia didirikan merupakan cita-cita bangsa indonesia untuk
mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat indonesia.
BAB 4 Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia
A. Pembukaan UUD 1945 Sebagai Tertib Hukum Tertinggi
Pembukaan UUD 1945 bersama dengan UUD 1945 disahkan sebagai undang-undang dasar
negara oleh panitia persiapan kemerdekaan indonesia (PPKI) dan mulai berlaku pada tanggal
18 agustus 1945.
Dengan berlakunya pembukaan UUD 1945 maka berhentilah tertib hukum yang lama dan
timbullah tertib hukum indonesia. Tertib hukum merupakan keseluruhan peraturan-peraturan
hukum yang memenuhi 4 syarat, yaitu:
1) Ada kesatuan subjek yang mengadakan peraturan-peraturan hukum.
2) Adanya kesatuan asas kerohanian yang meliputi keseluruhan peraturan-peraturan
hukum itu.
3) Ada kesatuan waktu dalam mana peraturan itu berlaku.
4) Ada kesatuan daerah dalam mana peraturan-peraturan hukum itu berlaku
(Notonagoro, 1974).

B. Pembukaan UUD 1945 Sebagai Pokok Kaidah Negara Fundamental


Pokok kaidah negara yang fundamental (staatsfundamentalnorm) menurut ilmu hukum tata
negara memiliki beberapa unsur mutlak antara lain:
1. Dari segi terjadinya: 15
Ditentukan oleh pembentuk negara dan terjelma dalam suatu pernyataan lahir sebagai
penjelmaan kehendak pembentuknegara, untuk menjadikan hal-hal tertentu sebagai dasar-
dasar negara yang dibentuknya.
2. Dari segi isinya
Ditinjau dari segi isinya maka pembukaan UUD 1945 memuat dasar-dasar pokok negara
sebagai berikut:
a) Dasar tujuan negara
Dasar tujuan negara terdiri atas tujuan khusus maupun tujuan umum. Tujuan khusus
meliputi tujuan nasional bangsa indonesia untuk mewujudkan masyarakat indonesia
yang sejahtera dan cerdas sehingga nantinya tercipta suatu masyarakat yang adil dan
makmur.
b) Ketentuan diadakannya Undang-Undang Dasar Negara
Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu undang-
undang dasar negara indonesia
c) Benntuk Negara
Yang terbentuk dalam suatu susunan negara republik indonesia yang berkedaulatan
rakyat
d) Dasar Filsafat negara (asas kerohanian negara)
Asas kerohanian yang terdapat dalam kalimat”... dengan berdasar kepada ketuhanan
yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan indonesia dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat indonesia”.

C. Isi dan Kedudukan Pembukaan UUD 1945


Bagian isi pembukaan UUD 1945 terdiri atas 4 alinea.
1. Alinea pertama
Alinea pertama dari undang-undang dasar 1945 berbunyi sebagai berikut:
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan , karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan
dan perikeadilan.”

2. Alinea kedua
Alinea kedua dari undang-undang dasar 1945 berbunyi sebagai berikut:
“Dan perjuangan pergerakan indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia
dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan negara indonesia, yang merdeka, bersatu, erdaulat, adil dan makmur.”

3. Alinea ketiga
Alinea ketiga undang-undang dasar 1945 berbunyi sebagai berikut:
“Atas berkat rahmat allah yang maha kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur,
supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya.”

16
4. Alinea Keempat
Alinea keempat dari undang-undang dasar 1945 berbunyi sebagai berikut:
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara indonesia yang
melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu undang-undang dasar negara
Indonesia”

BAB 5 Hak Asasi Manusia Dalam Pancasila Dan Undang-Undang Dasar 1945
A. Pengertian dan Istilah Hak Asasi Manusia
Menurut Mustafa Kamal Fasha (2002), bahwa yang dimaksud hak asasi manusia adalah
hak-hak dasar yang dibawa manusia sejak lahir yang melekat pada esensinya sebagai
anugerah Allah Swt. Pendapaat lain yang senada menyatakan bahwa hak asasi manusia
adalah hak-hak dasar yang dibawa sejak lahir dan melekat dengan potensinyasebagai
makhluk dan wakil tuhan (Cazali, 2004).
Istilah Hak Asasi Manusia telah ditemukan di Timur Tengah jauh sebelum barat
memperjuangkan hak asasi manusia dengan istilah “Al Huquuqul Insan”. Di barat istilah
hak asasi manusia dikenal dengan istilah “rights of man” untuk menggantikan “natural
rights”.karena istilah “rights of man” tidak mencakup “rights of women”, maka oleh
Eleanor Roosevelt diganti dengan istilah human rights yang lebih universal dan netral
(Winarno, 2013).
B. Macam-Macam Hak Asasi Manusia
Secara garis besar hak-hak asasi manusia dapat dikelompokkan menjadi dua macam
yaitu hak-hak asasi individu (personal rights) dan hak asasi kolektif atau masyarakat
(community rights).
Dari kedua kelompok hak asasi manusia tersebut, dapat dibagi menjadi tujuan 7 macam
sebagai berikut:

1) Hak-hak asasi pribadi atau personal rights yaitu hak bagi setiap orang untuk bebas
menyampaikan pendapat, kebebasan memeluk agama,kebebasan bergerak dan
lain sebagainya selama tidak melanggar hak-hak orang lain.
2) Hak-hak asasi ekonomi atau property rights yaitu hak untuk memperoleh sesuatu,
membeli dan menjualnya serta memanfaatkannya.
3) Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan atau rigts of legal quality.
4) Hak-hakk asasi politik atau political rights yaitu hak untuk ikut serta dalam
pemerintahan, hak pilih (memilih dan dipilih dalam pemilu),hak mendirikan
partai politik, organisasi kemasyarakatan dan lain sebagainya.
5) Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan atau social and cultural rights yaitu hak bagi
setiap orang untuk mengikuti kegiatan sosial, memilih pendidikan dan
memajukannya serta mengembangkan kebudayaan.
6) Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan
perlindungan atau procedural rights.
7) Hak-hak asasi untuk membangun suatu negara atau rights to development yaitu ha
bagi setiap negara untuk membangun negaranya tanpa campur tangan negara lain.

17
C. Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia
Perjuangan perlindungan terhadap hak asasi manusia telah ada sejak manusia ada di muka
bumi ini untuk melindungi hak-hak dasar yang dibawa manusia sejak lahir sebagai
anugerah tuhan yang maha esa. Hal ini dapat diketahui melalui sejarah para Nabi dan
Rasul Allah Swt.mulai nabi adam As. Sampai nabi dan rasul terakhir nabi muhammad
Saw.

BAB 6 Pancsila Dan Sistem Filsafat


A. Pancasila Adalah Suatu Filsafat
Beberapa pendapat mengatakan bahwa pancasila adalah suatu filsafat. Meskipun
dinyatakan dalam bentuk yang berbeda-beda, tetapi tidak ada pertentangan antara suatu
dengan yang lain. Semua pendapat mengakui bahwa pancasila adalah suatu filsafat. Muh.
Yamin (1962), misalnya, menegaskan bahwa pancasila tersusun secara harmonis dalam
suatu sistem falsafah. Ajaran pancasila adalah satu sintesa negara yang lahir daripada satu
antitesa.

B. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Pancasila dapaat dikatakan sebagai sistem filsafat, karena telah memenuhi persyaratan
untuk dapat disebut sebagai sistem filsafat.
Ada 5 syarat-syarat pancasila sebagai sistem filsafat ialah:
1. Adanya kesatuan dari kelima sila pancasila. Sila-sila dalam pancasila merupakan rangkaian
kesatuan dan kebulatan yang tidak dapat dipisahkan karena tiap sila mengandung empat sila
yang lainnya.
2. Adanya keteraturan daripada sila-sila pancasila. Susunan sila-sila pancasila itu adalah
sistematis-hierarkis karena kelima sila pancasila itu menunjukkan suatu rangkaian urutan-
urutan yang bertingkat, di mana tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri di dalam
rangkaian susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat pindah-pindahan.
3. Adanya keterkaitan antara sila yang satu dengan sila yang lain. Artinya adanya
ketergantungan antara sila yang satu dengan sila yang lain. Hal ini terlihat dari pemberian
makna terhadap satu sila akan terkait dengan sila yang lainnya.
4. Adanya kerja sama antara sila yang satu dengan sila yang lain. Kerja sama antara sila yang
satu dengan sila yang lain adalah mutlak dalam hubungan pancasila sebagai dasar filsafat
negara.
5. Adanya tujuan bersama yang terkandung dalam pancasila sebagai dasar filsafat negara, yaitu
mewujudkan tujuan nasional yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945.

C. sumber Historis Sosiologis dan Politis Pancasila Sebagai Sistem


Filsafat Sumber Historis Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pembahasan sila-sila pancasila sebagai sistem filsafat dapat ditelusuri dalam sejarah
masyarakat indonesia sebagaai berikut.
1. Sila Ketuhanan yang maha esa

18
2. Sejak zaman purbakala hingga pintu gerbang kemerdekaan negara indonesia, masyarakat
nusantara telah melewati ribuan tahun pengaruh agama-agama lokal, yaitu sekitar 14 abad
pengaruh hindu dan buddha 7 abad pengaruh islam, dan 4 abad pengaruh kristen,
3. Sila Kemanusiaan yang adil dan Beradab
4. Nilai-nilai kemanusiaan dalam masyarakat indonesia dilahirkan dari perpaduan pengalaman
bangsa indonesia dalam menyejarah. Bangsa indonesia sejak dahulu dikenal sebagai bangsa
maritim telah menjajah ke berbagai penjuru nusantara, bahkan dunia.
5. Sila Persatuan Indonesia
6. Kebangsaan indonesia merefleksikan suatu kesatuan dalam keragaman serta kebaruan dan
kesilaman, indonesia adalah bangsa majemuk paripurna yang menakjubkan karena
kemajemukan sosial,
7. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
8. Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat memang
merupakan fenomena baru di indonesia, yang muncul sebagai ikutan formasi negara
republik indonesia merdeka.
9. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
10. Masyarakat adil dan makmur adalah impian kebahagiaan yang lebih berkobar ratusan tahun
lamanya dalam dada keyakinan bangsa indonesia.

Sumber Sosiologis Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Sumber sosiologis pancasila sebagai sistem filsafat dapat diklasifikasikan ke dalam 2
kelompok.
Kelompok pertama, masyarakat awam yang memahami pancasila sebagai sistem filsafat
yang sudah dikenal masyarakat indonesia dalam bentuk pandangan hidup, way of life,
yang terdapat dalam agama, adat istiadat, dan budaya berbagai suku bangsa di indonesia.
Kelompok kedua, masyarakat ilmiah-akademis yang memahami pancasila sebagai sitem
filsafat dengan teori-teori yang bersifat akademis.

Sumber Politis Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Pancasila merupakan konsensus politik yang kemudian berkembang menjadi sistem
filsafat. Sumber politis pancasila sebagai sistem filsafat dapat diklasifikasikan kedalam
dua kelompok. Kelompok pertama, meliputi wacana politis tentang pancasila sebagai
sistem filsafat pada sidang BPUPKI, sidang PPKI, dan kuliah umum soekarno antara
tahun 1958 dan 1959,
Kelompok kedua, mencakup berbagai argumen politis tentang pancasila sebagai sistem
filsafat pada sidang BPUPKI, sidang PPKI, dan kuliah umum soekarno antara tahun 1958
dan 1959, tentang pembahasan sila-sila pancasila secara filosofis.

BAB 7 Pancasila Dan Etika Politik


A. Pengertian Etika dan Etika Politik Indonesia
Etika adalah suatu ilmu tentang perilaku atau moral manusia yang berhubungan dengan
perilaku baik atau perilaku buruk.
Etika politik merupakan salah satu bentuk filsafat praktis. Secara sederhana etika politik
dapat diartikan sebagai cabang etika yang mempertanyakan tanggung jawab dan
kewajiban manusia dalam menjalankan kehidupannya.

19
B. Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila merupakan suatu sistem karena pancasila memenuhi syarat disebut sebagai suatu
sistem. Sebagai suatu sistem, pancasila merupakan suatu kesatuan yakni disebut sebagai
pancasila yang terdiri dari bagian-bagian silanya,
Pancasila sebagai sistem etika berarti pancasila merupakan kesatuan sila-sila pancasila,
sila-sila pancasila itu saling berhubungan, saling bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu
dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.

C. Perlunya Pancasila Sebagai Sistem Etika


.perlunya pancasila sebagai sistem etika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara bertujuan untuk:
a) Memberikan landasan etik moral bagi seluruh komponen bangsa dalam
menjalankan kehidupan kebangsaan dalam berbagai aspek
b) Menentukan pokok-pokok etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat
c) Menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi pelaksanaan nilai-nilai etika dan moral
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (Winarno, 2012).

BAB 8 Pancasila Dan Ideologi Nasional


A. Hakikat Ideologi
Istilah ideologi berasal dari kata “idea” dan “logos”. Idea berarti gagasan, konsep,
pengertian dasar, ide-ide dasar, cita-cita. Kata idea berasal dari bahasa yunani, eidos yang
bearti bentuk atau idein yang berarti melihat.
Istilah ‘ideologi” pertama kali dilontarkan oleh seorang filsuf prancis, Antoine Destutt de
Tracy pada tahun 1796 sewaktu revolusi prancis tengah menggelora (Cristenson,et.al.,
1975).

B. Pancasila Sebagai Ideologi Negara (Nasional)


Ideologi berasal dari kata idein atau idea dan logia dalam bahasa yunani. Idein berarti
melihat sedangkan idea yang berarti raut muka, perawakan, gagasan, buah pikiran,
pengertian dasar dan cita-cita.
Ada pendapat beberapa pakar terkait pengertian ideologi sebagai berikut:
1) Padmo Wahjono mengartikan ideologi sebagai kesatuan yang bulat dan utuh dari ide-
ide dasar;
2) Mubyarto mengartikan ideologi sebagai sejumlah doktrin, kepercayaan dan simbol-
simbol sekelompok masyarakat atau satu bangsa yang menjadi pegangan dan
pedoman karya (atau perjuangan) untuk mencapai tujuan masyarakat atau bangsa;
3) M. Sastrapratedja mengartikan ideologi sebagai seperangkat gagasan atau pemikiran
yang berorientasi pada tindakan yang diorganisir suatu sistem teratur;

C. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Paham Ideologi Besar Lainnya di


Dunia
Ideologi pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara indonesia berkembang melalui
suatu proses yang cukup panjang. Pada awalnya secara kualitas bersumber dari nilai-nilai
yang dimiliki oleh bangsa indonesia yaitu dalam adat istidat, 20
Ideologi pancasila berbeda dengan ideologi liberalisme, komunisme, sekularisme, dan
ideologi-ideologi keagamaan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam beberapa hal sebagai
berikut:
1. Dalam sejarah kelahirannya pancasila digali dan nilai-nilai sosial budaya bangsa
indonesia, sehingga pancasila merupakan kristalisasi dan nilai-nilai sosial
budaya
bangsa indonesia.
2. Ideologi pancasila mengarah kepada keseimbangan antara kepentingan kehidupan
duniawi dengan kehidupan akhirat, antara kepentingan individu dengan
kepentingan masyarakat.
3. Dalam bidang ekonomi, ideologi pancasila menghendaki kesejahteraan bersama
dengan mengakui hak-hak individu dan berasakan kekeluargaan. Liberalisme
menuju kepada kapitalism, komunisme berusaha mewujudkan sama rata, sama rasa.
4. Ideologi pancasila bersifat terbuka, sedangkan ideologi lain tertutup.
5. Ideologi pancasila melindungi semua penganut agama dan memberikan
jaminan terhadap agama yang bersangkutan untuk eksis dalam negara.
6. Ideologi pancasila berusaha mewujudkan masyarakat pancasila yaitu masyarakat
yang menjiwai dan mengamalkan nilai-nilai pancasila, liberalisme melahirkan
individualisme, dan komunisme ingin mewujudkan masyarakat komunis.

BAB 9 Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan Nasional


A. Pengertian Paradigma
Nomenklatur paradigma berasal dari bahasa latin, yakni kata para dan digma. Para berarti
di samping, di sebelah dan dikenal sedangkan deigma berarti suatu model, teladan, arketif
dan ideai.
Heddy Shary Ahimasa Putra (2009) mendefinisikan paradigma sebagai seperangkat
konsep yang berhubungan satu sama lain secara logis sebuah kerangka pemikiran yang
berfungsi untuk memahami, menafsirkan dan menjelaskan kenyataan dan/atau masalah
yang dihadapi.
B. Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi
Esensinya gerakan reformasi dilakukan ke arah suatu perubahan menuju kondisi serta
keadaan yang lebih baik. Secara etimologis reformasi berasal dari kata reformation dari
akar kata reform, sedangkan secara terminologi reformasi mempunyai pengertian suatu
gerakan yang bertujuan mengatur ilang, menata ulang, menata kembali hal-hal yang
menyimpang, untuk dikembalikan pada format atau bentuk semula sesuai dengan nilai-
nilai ideal yang dicita-citakan rakyat.
Gerakan reformasi umumnya dilakukan berdasarkan pada suatu kerangka struktural
tertentu, dalam hal konteks indonesia kerangka struktural tersebut ialah pancasila sebagai
ideologi bangsa dan negara indonesia.

C. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan


Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka mencapai masyarakat adil dan
makmur. Ada 4 tujuan negara yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 dengan rincian sebagai berikut:
1. Tujuan negara hukum formal, adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah indonesia

21
2. Tujuan negara hukum materiil dalam hal ini merupakan tujuan khusus atau
nasional, adalah memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan
bangsa.
3. Tujuan Internasional, adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
4. Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional megandung suatu konsekuensi
bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional kita harus berdasar pada hakikat
nilai sila-sila pancasila yang didasari oleh ontologis manusia sebagai subjek
pendukung pokok negara.

D. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Politik


Manusia indonesia selaku warga negara harus ditempatkan sebagai subjek atau pelaku
politik bukan sekedar objek politik. Pancasila bertolak dari kodrat manusia maka
pembangunan politik harus dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Perilaku politik, baik dari warga negara maupun penyelenggara negara dikembangkan atas
dasar moral tersebut sehingga menghasilkan perilaku politik yang santun dan bermoral.

BAB 10 Pancasila Dan Dasar Nilai Pengembangan Ilmu


A. Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pendapat Ir. Poedjowijatno dalam bukunya Tahu dan pengetahuan merinci syrat-syarat
ilmiah sebagai berikut:
1. Berobjek
Ilmu pengetahuan dibedakan atas dua macam yaitu objek forma dan objek materia.
Objek forma pancasila adalah suatu sudut pandang tertentu dalam pembahasan
pancasila, atau dan sudut pandang apa pancasila itu dibahas. Pada hakikatnya
pancasila dapat dibahas dari berbagai macam sudut pandang, yaitu dari sudut
pandang moral, dalam hal ini terdapat bidang pembahasan moral pancasila; dari
sudut pandang ekonomi,
Sedangkan objek materia pancasila adalah suatu objek yang merupakan sasaran
pembahasan dan pengkajian pancasila baik yang bersifat empiris maupun non
empiris.
2. Bermetode
Metode yaitu seperangkat cara atau sistem pendekatan dalam rangka pembahasan
pancasila untuk mendapatkan suatu yang bersifat objektif. Metode dalam pembahasan
pancasila sangat tergantung pada karakteristik objek forma atau objek materia
pancasila.
3. Pancasila secara ilmiah harus merupakan suatu kesatuan dan ketuhanan, bahkan
pancasila itu sendiri dalam dirinya sendiri adalah merupakan suatu kesatuan dan
keutuhan,, majemuk tunggal” yaitu kelima sila itu baik rumusannya, inti dan isi
dari sila-sila pancasila itu adalah merupakan suatu kesatuan dan kebulatan.

B. Pentingnya Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu


Penting perlunya pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam kehidupan bangsa indonesia hal-hal sebagai berikut:
Pertama, kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh iptek, baik dengan dalih
percepatan pembangunan daerah tertinggal maupun upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat, perlu mendapat perhatian yang serius.
22
Kedua, penjabaran sila-sila pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek dapat
menjadi sarana untuk mengontrol dan mengendalikan kemajuan iptek yang berpengaruh
pada cara berpikir dan bertindak masyarakat yang cenderung pragmatis.
Ketiga, nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi simbol kehidupan di berbagai daerah
mulai digantikan dengan gaya hidup global, seperti sikap bersahaja digantikan dengan
gaya hidup bermewah-mewah,

C. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politis tentang Pancasila Sebagai Dasar


Nilai Pengembangan Ilmu
1. Sumber Historis Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu di Indonesia
Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu belum banyak dibicarakan pada awal
kemerdekaan bangsa indonesia. Mengingat para pendiri negara yang juga termasuk cerdik
cendikia atau intelektual bangsa indonesia pada masa itu mencurahkan tenaga dan
pemikirannya untuk membangun bangsa dan negara.
Sila-sila pancasila yang tercantum dalam pembukaaan Undang-Undang Dasar 1945 jelas
merupakan bagian dari amanat para pendiri negara untuk mengangkat, meningkatkan
kesejahteraan dan memajukan kesejahteraan bangsa dalam arti penguatan perekonomian
bangsa dan pengembangan ilmu pengetahuan yang dapat mengangkat harkat dan martabat
bangsa indonesia agar setara dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

2. Sumber Sosiologis Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu di


Indonesia
Sumber sosiologis pancasila sebagai dasar nilai pengembaangan iptek dapat ditemukan
pada sikap masyarakat yang sangat memerhatikan dimensi ketuhanan dan kemanusiaan
sehingga manakala iptek tidak sejalan dengan nilai ketuhanan dan kemanusiaan,
biasanya terjadi penolakan.
Penolakan masyarakat atas rencana pembangunan pusat pembangkitlistrik tenaga nuklir
di semenanjung muria beberapa tahun yang lalu. Penolakan masyarakaat terhadap PLTN
di semenanjung muria didasarkan pada kekhawatiran atas kemungkinan kebocoran
pembangkit tenaga listrik nuklir di Chernobyl Rusia beberapa puluh tahun yang lalu.

3. Sumber Politik Sebagai Dasar Nilai Pengebangan Ilmu di Indonesia


Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu pada zaman orde lama belum
secara eksplisit dikemukakan, tetapi oleh soekarno dikaitkan langsung dengan
dimensi kemanusiaan dan hubungan antara ilmu dan amal.
Pidato soekarno pada akademi pembangunan nasional di yogyakarta, 18 maret
1962 menyatakan sebagai berikut:
Ilmu pengetahuan itu adalah malahan suatu syarat mutlak pada, tetapi kataku tadi, lebih
daripada itu, dia lebih mutlak daripada itu adalah suatu hal lain, satu dasar, dan yang
dimaksud dengan perkataan dasar yaitu karakter. Karakter adalah lebih penting
daripada ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan tetap adalah suatu syarat mutlak.

23
BAB III
PEMBAHASAN
1.BUKU UTAMA

1. KELEBIHAN
1. Buku ini mengingatkan kembali tentang perjuangan pahlawan pada setiap zaman nya
Dilihat dari aspek tampilan buku, buku yang direview adalah buku yang memiliki
cover bagus untuk dilihat membuatnya menjadi buku yang menarik .
2. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font adalah
buku yang memiliki tata letak dan ukuran font yang bagus dan mudah untuk dibaca
bagi kalangan mahasiswa
3. Buku ini telah menghasilkan kumpulan gambar-gambar yang di pasaran tidak
diragukan lagi sebagai yang terperinci dan paling akurat.

2. KEKURANGAN
4. Buku ini menggunakan ukuran huruf yang terlalu kecil sehingga kita harus lebih
dekat untuk membacanya.
5. Buku ini memiliki banyak halaman/ terlalu tebal.

2.BUKU PEMBANDING

1. KELEBIHAN
a. Buku ini mempunyai pembahasan yang terperinci dengan banyak sub-bab
sehingga pembaca tidak bingung dengan isi dari buku ini.
b. Buku ini menggunakan bahasa ilmiah sehingga cocok digunakan oleh
mahasiswa
c. Buku ini mudah dipahami karena penggunaan bahasa yang tidak berbelit-
belit
d. Buku ini mengingatkan kembali tentang perjuangan pahlawan pada setiap
zaman nya

2. KEKURANGAN
e. Buku ini tidak terdapat gambar,sehingga pembaca akan bosan dengan tulisan
yang sangat banyak

24
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN

Setelah melakukan perbandingan buku Utama dengan buku


pembanding dapat disimpulkan bahwa Dilihat dari segi penampilan dan isi
bukunya, buku utama lebih baik daripada buku pembanding karena penjelasan
materi lebih lengkap dan mudah dimengerti yang digunakan oleh buku utama
lebih bagus sehingga pembaca tidak mengalami kesulitan dalam membaca
meskipun tulisan yg terdapat didalam buku sedikit buram.Pancasila adalah
sebagai sumber nilai dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dengan
adanya pendidikan Pancasila mahasiswa diharapkan mampu menjadi pribadi yang
selalu dekat dengan Tuhan YME, memiliki budi pekerti yang luhur, memiliki
sikap saling toleransi dan saling menghormati antar sesama, memiliki rasa
keberanian dalam membela kebenaran, dan memiliki rasa tanggung jawab yang
tinggi.

25
DAFTAR PUSTAKA

Usiono. 2009. Pancasila Membangun Karakter Bangsa. Hijri Pustaka Utama.Jakarta

Amran. 2016. Pendidikan Pancasila. PT Raja Grafindo Persada.Jakarta

26

Anda mungkin juga menyukai