Disusun Oleh
Ahmad Irfansyah Rosyadi
NIM.2312140006
Rian Suherlan
NIM.2312140007
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah segala puji dan syukur kami haturkan ke hadirat Allah Swt.
Karena dengan Rahmat dan Ridha-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH INDONESIA
PASCA KEMERDEKAAN” Tidak lupa Shalawat serta salam, kami sampaikan
kepada baginda Besar Nabi Muhammmad Saw., beserta keluarga, sahabat dan
para pengikut beliau hingga akhir zaman.
Kami selaku tim penulis dalam pembuatan makalah ini, menyadari betul
bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam nya. Oleh karena itu,
kami memohon dengan ikhlas kepada pembaca makalah ini untuk berkenan
memberikan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan makalah yang
lebih baik.
Akhir kata, kami ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada semua pihak
terutama kepada dosen pengampu mata kuliah Pancasila yakni, Ibu Rabiatul
Adawiyah, S.Pd.I, M,Pd. serta kepada segenap teman-teman yang turut serta
memberikan dukungan dan semangat kepada kami. Dan kami harapkan semoga
makalah yang kami buat ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. LATAR BELAKANG................................................................................1
B. RUMUSAN MASAKAH..........................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN.............................................................................1
D. METODE PENULISAN............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3
A. Sejarah Pancasila Pasca Kemerdekaan......................................................3
B. Pancasila Era Orde Lama...........................................................................5
C. Pancasila Era Orde Baru............................................................................8
D. Pancasila Era Reformasi..........................................................................11
BAB III PENUTUP............................................................................................15
KESIMPULAN....................................................................................................15
SARAN................................................................................................................15
DAFTA PUSTAKA............................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya merupakan
perwujudan dari nilai-nilai budaya milik bangsa sendiri yang diyakini
kebenarannya. Pancasila digali dari budaya bangsa yang sudah ada, tumbuh,
dan berkembang berabad-abad lamanya. Oleh karena itu, Pancasila adalah
khas milik bangsa Indonesia sejak keberadaannya sebagai sebuah bangsa.
Pancasila merangkum nilai-nilai yang sama yang terkandung dalam adat-
istiadat, kebudayaan, dan agama yang ada di Indonesia. Dengan demikian,
Pancasila sebagai pandangan hidup mencerminkan jiwa dan kepribadian
bangsa Indonesia.
Pancasila yang lahir pada tanggal 1 Juni 1945 ini resmi ditetapkan
sebagai dasar Negara Indonesia dan masih terus digunakan hingga saat ini.
Penerapannya berbeda sesuai dengan masa yang ada. Oleh karena itu,
menarik rasanya untuk dibahas mengenai sejarah Pancasila pada masa Orde
Lama, pada masa Orde Baru, dan pada Era Reformasi.
B. Rumusan Masalah
Adapun hal-hal yang menjadi rumusan masalah dalam pembahasan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah Pancasila pasca kemerdekaan?
2. Bagaimana Pancasila di era Orde Lama?
3. Bagaimana Pancasila di era Orde Baru?
4. Bagaimana Pancasila di era Reformasi?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dan keinginan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah
ini, antara lain:
1. Mengetahui makna sejarah Pancasila pasca Kemerdekaan
2. Mengetahui sejarah Pancasila di era Orde Lama
1
3. Mengetahui sejarah Pancasila di era Orde Baru
4. Mengetahui sejarah Pancasila di era Reformasi
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, kami menggunakan metode
LibraryResearch dan InternetSearching yang berhubungan dengan tema
makalah yang kami buat sebagai bahan referensi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
5
Effendy Suryana, dkk, Pendidikan Pancasila, (Bandung: PT Refika Aditama, 2018), 23-24
6
c) Kekuasaan presiden melebihi wewenang yang ditetapkan didalam
UUD 1945. Hali ini terbukti dengan keluarnya beberapa presiden
sebagai produk hukum yang setingkat dengan UUD tanpa
persetujuan DPR. Penetapan ini antara lain meliputi hal-hal
sebagai berikut:
1) Penyederhanaan kehidupan partai-partai politik dengan
dikeluarkannya Penetapan Presiden No. 7 tahun 1959.
2) Pembentukan Front Nasional dengan Penetapan Presiden
No.13 tahun 1959.
3) Pengangkatan dan pemberhentian anggota-anggota MPRS,
DPA, dan MA oleh Presiden.
4) Hak budget DPR tidak berjalan karena pemerintah tidak
mengajukan rancangan undang-undang APBN untuk
mendapatkan persetujuan DPR.6
6
Ibid., 24.
7
Tukiran Taniredja, Suyahmo , Pancasila Dasar Negara Paripurna, (Jakarta: Kencana,
2020), 34-35.
7
Agustus 1945 sebagai dasar negara. Namun, kedua usulan tersebut tidak
mencapai kuorum keputusan sidang konstituante ( Anshari, 1981:99).
Badan Konstituante ini menemui jalan buntu pada bulan Juni 1959.
Kejadian ini menyebabkan Presiden Sukarno turun tangan dengan sebuah
Dekrit Presiden yang disetujui oleh Kabinet tanggal 3 Juli 1959, yang
kemudian dirumuskan di Istana Bogor, tanggal 4 Juli 1959 dan
diumumkan secara resmi oleh Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 pukul
17.00 di depan Istana Merdeka ( Anshari, 1981:99-100). Dekrit Presiden
tersebut berisi:
a) Pembubaran konstituante.
b) Undang-Undang Dasar 1945 kembali berlaku.
c) Pembentukan Majelis Permusyawatan Rakyat.8
8
Indra Kristian, Pancasila & Kewarganegaraan, (Bandung: Alfabeta, 2019), 15.
9
Tukiran Taniredja, dkk, Paradigma Terbaru Pendidikan Pancasila Untuk Mahasiswa,
(Bandung: Alfabeta, 2018), 76
8
Setelah adanya peristiwa G30S/PKI, masa kepemimpinan Soekarno
pun merosot tajam. Soekarno lengser dari jabatannya menjadi presiden dan
digantikan oleh Soeharto. Pada kepemimpinan Soeharto ini awalnya
Pancasila akan digaungkan kembali menjadi ideologi dan dasar falsafah
bangsa Indonesia.10
Masa Orde Baru merupakan suatu masa pemerintahan terlama di
negara Indonesia yang berlangsung kurang lebih selama 30 tahun.
Pergantian kepemimpinan dari tangan Soekarno ke Soeharto menandakan
berakhirnya Orde lama dan dimulainya Orde Baru. Pada masa Orde Baru
konsep demokrasi yang diterapkan di Indonesia seakan tidak dilaksanakan
sebagaimana mestinya, karena pada masa Orde Baru seluruh rakyat
Indonesia diharuskan untuk mematuhi setiap keputusan yang dikeluarkan
oleh Presiden. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Hisyam (2003, hlm.
187) bahwa “pemerintahan pada masa Orde Baru cenderung menerapkan
konsep kekuasaan yang bersifat otoriter dan sentralistik. Setiap keputusan
yang dihasilkan diatur oleh pemerintah pusat dan harus sesuai dengan
keinginan presiden.” Penerapan konsep kekuasaan yang bersifat otoriter
dan sentralistik tersebut menjadikan rakyat Indonesia mau tidak mau harus
menuruti setiap keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah, meskipun
keputusan tersebut terkadang menguntungkan salah satu pihak.11
Setelah jatuhnya Ir. Soekarno sebagai presiden, selanjutnya Jenderal
Soeharto yang memegang kembali terhadap negeri ini. Dengan
berpindahnya kursi kepresidenan tersebut, arah permahaman terhadap
Pancasila pun mulai diperbaiki. Pada peringatan hari lahir Pancasila,1 Juni
1967 Presiden Soeharto mengatakan, “Pancasila makin banyak mengalami
ujian zaman dan makin bulat tekad kita mempertahankan Pancasila”.
Selain itu, Presiden Soeharto juga mengatakan, “Pancasila sama sekali
bukan sekedar semboyan untuk dikumandangkan, Pancasila bukan dasar
falsafah negara yang sekedar dikeramatkan dalam naskah UUD, melainkan
10
Putri Handayani dkk, “Pancasila Dalam Lintasan Sejarah,” Jurnal Ilmiah PGSD STKIP
Subang 09 No.5 (2023), https://doi.org/https://doi.org/10.36989/didaktik.v9i5.2155.
11
Hasanal Mulkan, Serlika Aprita, Pendidikan Pancasila, (Jakarta: Kencana, 2022), 39
9
Pancasila harus diamalkan (Setiardja, 1994:5). 12 Soeharto mendeklarasikan
Pancasila sebagai suatu force yang dikemas dalam berbagai frasa bernada
angkuh, elegan, begitu superior. Dalam pidato tersebut, Soeharto
menyatakan Pancasila sebagai “tuntunan hidup”, menjadi sumber “sumber
tertib sosial” dan “sumber tertib seluruh perikehidupan”, serta merupakan
“sumber tertib negara” dan “sumber tertib hukum”6
Era Orde dalam sejarah republik ini merupakan masa pemerintahan
yang terlama, dan bisa juga dikatakan sebagai masa pemerintahan yang
paling stabil . Stabil dalam artian tidak banyak gejolak yang mengemuka,
layaknya keadaan dewasa ini. Stabilitas yang diiringi dengan maraknya
pembanguan di segala bidang.13
Pada masa ini, pemerintah Orde Baru berkeinginan mengembalikan
stabilitas politik yang hancur di masa Orde Lama berdasarkan nilai-nilai
Pancasila. Sebab, pada periode pemerintahan ini, pemerintah bercita-cita
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni juga konsekuensi
sebagai kritik terhadap periode pemerintahan sebelumnya yang banyak
menyimpang dari Pancasila. Hal tersebut dilakukan pemerintah melalui
program P4 (Pedoman, Penghayatan, dan Pengamalan Pancasila). 14
Namun hal ini tidak berlangsung lama, dalam pelaksanaannya kebijakan-
kebijakan yang dikeluarkan pemerintah justru menyeleweng dari nilai-
nilai luhur Pancasila ditafsirkan demi kepentingan kekuasaan dan
dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang sangat merugikan
kepentingan rakyat.15
Pancasila dijadikan sebagai political force disamping sebagai
kekuatan ritual. Begitu kuatnya Pancasila digunakan sebagai dasar negara,
maka pada 1 Juni 1968 Presiden Soeharto mengatakan bahwa Pancasila
12
Indra Kristian, Pancasila & Kewarganegaraan, (Bandung: Alfabeta, 2019), 16
13
Hasanal Mulkan, Pendidikan Pancasila, (Jakarta: Kencana, 2022), 30.
14
D. A. Apriliani, S. L., & Dewi, “Menyingkap Perkembangan Pengimplementasian
Pancasila Dari Masa Ke Masa,” Journal of Education, Psychology and Counseling Vol 3 No 1 (2021).
15
RISKA ANDI FITRIONO, BADRIYATUS SALMA, SYAVINA DAMAR ROSI, ZHAFIRAH KHATIR,
“STUDI TENTANG DINAMIKA PANCASILA DARI MASA KE MASA,” JURNAL EKONOMI, SOSIAL &
HUMANIORA Vol 4 No 3 (2022), https://jurnalintelektiva.com/index.php/jurnal/article/view/877.
10
sebagai pegangan hidup bangsa akan membuat bangsa Indonesia tidak
loyo, bahkan jika ada pihak-pihak tertentu mau mengganti, merubah
Pancasila dan menyimpang dari Pancasila pasti digagalkan (Pranoto dalam
Dodo dan Endah (ed), 2010:42). Selanjutnya pada tahun 1968 Presiden
Soeharto mengeluarkan Intruksi Presiden Nomor 12 tahun 1968 berlaku
pada tanggal 13 April 1968 yang menjadi panduan dalam mengucapkan
Pancasila sebagai dasar negara, yaitu :16
a. Satu : Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Dua : Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Tiga : Persatuan Indonesa
d. Empat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan
e. Lima : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
16
Indra Kristian, Pancasila & Kewarganegaraan (Bandung:Alfabeta, 2019)., 16-17.
11
legitimasi politik.17 Puncak dari keadaan tersebut di tandai dengan
hancurnya ekonomi nasional, maka timbulah gerakan dari berbagai lapisan
masyarakat yang di pelopori oleh mahasiswa, cendikiawan dan masyarakat
sebagai gerakan moral polotik yang menuntut adanya “Reformasi” di
segala bidang politik, ekonomi dan hukum (Kaelan, 2000;245).
Pada awal gerakan reformasi, muncul gerakan di tengah masyarakat
yang menjadi tuntutan reformasi dari berbagai komponen bangsa termasuk
mahasiswa dan pemuda. Pada tanggal 12 Mei 1998 terjadi tindakan
kekerasan yang dilakukan oleh apparat keamanan terhadap mahasiswa Tri
sakti yang berdemontrasi di dalam kampusnya, sehingga menewaskan
empat orang mahasiswa Tri sakti. Peristiwa ini lebih dikenal dengan
“Tragedi Tri sakti”. Peristiwa ini lah yang memicu kerusuhan massal di
ibukota sehari kemudian. Kemudian disusul “Gerakan Moral” oleh
mahasiswa hampir di seluruh Indonesia.
Demonstrasi lebih besar lagi terjadi pada 18 Mei 1998 yang mana aksi
massa mahasiswa menduduki gedung MPR/DPR, yang menuntut dua hal
penting, yaitu (1) diadakannya sidang istimewa MPR untuk meminta
pertanggungjawaban Presiden Soeharto, dan (2) mendesak MPR agar
mencabut kembali mandatnya terhadap Presiden Soeharto. Pada hari itu
juga, di gedung MPR/DPR ketua MPR Harmoko dan salah seorang Wakil
Ketua MPR Syarwan Hamid dari fraksi ABRI mengeluarkan himbauan
agar Presiden Soeharto menyerahkan mandatnya. Pada tanggal 21 Mei
1998, Presiden Soeharto menyerahkan mandatnya kepada MPR dan
menyatakan diri berhenti sebagai Presiden RI. Saat itu pula, Wakil
Presiden BJ. Habibie diambil sumpahnya sebagai Presiden RI di depan
Mahkamah Agung.18
Semenjak digulirkan reformasi di negara Indonesia, terdapat beberapa
keprihatinan yang dirasakan tentang makna Pancasila bagi bangsa dan
Negara Indonesia. Salah satunya Pancasila sebagai ideologi
17
Ibid., 21.
18
Tukiran Taniredja, dkk, Paradigma Terbaru Pendidikan Pancasila Untuk Mahasiswa,
(Bandung: Alfabeta, 2018), 85-86.
12
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara menjadi terpinggirkan dalam
pidato-pidato resmi.
Syamsuri (2006:SS-2) mengomentari dan membandingkan tentang
Pancasila pada masa rezim Soeharto dan sekarang sebagai berikut
“Sungguh aneh, Pancasila selama rezim Soeharto berkuasa selalu menjadi
pemanis pidato-pidato, ceramah-ceramah, materi cerdas cermat, lomba-
lomba, lagu kasidah, bahkan untuk penataran di sarang-sarang pelacuran,
tetapi setelah rezim tersebut runtuh, Pancasila menjadi “impoten”, tidak
memiliki keperkasaan, tidak memiliki “karomah” (kemuliaan),
dipinggirkan dan disingkirkan dalam komunikasi bangsa sehari-hari”.19
Saat Orde Baru Tumbang, muncul fobia terhadap Pancasila. Dasar
Negara itu untuk sementara waktu seolah-olah dilupakan karena hampir
selalu identik dengan rezim Orde Baru, Negara menjadi mana tahu mana
yang benar dan mana yang salah. Nilai-Nilai itu selalu ditanam di benak
masyarakat melalui indoktrinasi (Ali,2009:50).
Karena hal itu kemudian berdampak fatal terhadap kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dalam kehidupan sosial, masyarakat kehilangan
kendali atas dirinya, akibatnya terjadi konflik-konflik horizontal dan
vertikal dan secara perlahan melemahkan sendi-sendi persatuan dan
kesatuan berbangsa dan bernegara Indonesia.Dalam bidang Budaya,
Kesadaran masyarakat atas keluhuran budaya bangsa Indonesia mulai
luntur, yang pada akhirnya terjadi disorientasi kepribadian bangsa yang
diikuti dengan rusaknya moral moral generasi muda.20
Dalam bidang Ekonomi, Terjadi ketimpangan-ketimpangan di
berbagai sektor, diperparah lagi dengan cengkeraman modal asing dalam
perekonomian Indonesia. Dalam bidang politik, terjadi disorientasi poltik
kebangsaan, seluruh aktivitas politik seolah-olah hanya tertuju pada
kepentingan kelompok dan golongan.
19
Ibid., 87.
20
Indra Kristian, Pancasila & Kewarganegaraan (Bandung:Alfabeta, 2019)., 21-22.
13
Namun demikian, kesepakakatan Pancasila menjadi dasar Negara
Republik Indonesia secara Normatif, tercantum dalam ketetapan MPR.
Ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998 Pasal 1 Menyebutkan bahwa
“Pancasila sebagaimana dimaksud dalam pembukaan UUD 1945 adalah
dasar negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia harus dilaksanakan
secara konsisten dalam kehidupan bernegara” (MD, 2011). Ketetapan ini
terus dipertahankan, meskipun ketika itu Indonesia akan menghadapi
Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
tahun 1945.
Selain kesepakatan Pancasila sebagai dasar negara, Pancasila pun
menjadi sumber hukum yang ditetapkan dalam Ketetapan MPR Nomor
III/MPR/2000 Pasal 1 Ayat (3) yang menyebutkan, “Sumber hukum dasar
nasional adalah Pancasila sebagaimana yang tertulis dalam Pembukaan
UUD 1945 yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan
pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945”.
Menempatkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara serta
sekaligus dasar filosofis negara sehingga setiap materi muatan Peraturan
Perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Hal tersebut berkorelasi bahwa undang-
undang ini penekanannya pada kedudukan Pancasila sebagai dasar negara.
Pancasila dalam kedudukannya sebagai pandangan hidup bangsa perlu
dihayati dan diamalkan oleh seluruh komponen bangsa.21
21
Ibid., 22-23.
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdirinya NKRI melalui proses yang panjang setelah sebelumnya
Indonesia dijajah oleh Belanda selama kurang lebih 3,5 abad. Pancasila
lahir melalui proses yang sangat panjang, beratus-ratus tahun bangsa
Indonesia dalam perjalanan hidupnya berjuang untuk menemukan jati
dirinya sebagai suatu bangsa yang merdeka, mandiri, serta memiliki
suatu prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup serta filsafat hidup
bangsa.
Sejak awal perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Soekarno
dalam pidatonya di depan sidang BPUPKI I telah mengusulkan Pancasila
sebagai dasar negara. Pudar untuk pertama kalinya pada akhir dua dasa
warsa setelah proklamasi kemerdekaan. Terdapat dua pandangan besar
terhadap dasar negara yang berpengaruh terhadap munculnya Dekrit
Presiden. Namun, kedua usulan tersebut tidak mencapai kuorum
keputusan sidang konstituante.
Masa Orde Baru merupakan suatu masa pemerintahan terlama di
negara Indonesia yang berlangsung kurang lebih selama 30 tahun. Pada
masa ini, pemerintah Orde Baru berkeinginan mengembalikan stabilitas
politik yang hancur di masa Orde Lama berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Sebab, pada periode pemerintahan ini, pemerintah bercita-cita
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni juga konsekuensi
sebagai kritik terhadap periode pemerintahan sebelumnya yang banyak
menyimpang dari Pancasila.
Pada awal gerakan reformasi, muncul gerakan di tengah masyarakat
yang menjadi tuntutan reformasi dari berbagai komponen bangsa
termasuk mahasiswa dan pemuda. Peristiwa ini lebih dikenal dengan
“Tragedi Tri sakti” yang dimana terjadi tindakan kekerasan yang
dilakukan oleh aparat keamanan yang menewaskan empat mahasiswa
Trisakti. Aksi massa mahasiswa menduduki gedung MPR/DPR, yang
menuntut dua hal penting, yaitu diadakannya sidang istimewa MPR
untuk meminta pertanggungjawaban Presiden Soeharto, dan mendesak
MPR agar mencabut kembali mandatnya terhadap Presiden Soeharto.
Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan karya ilmiah makalah
ini jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan
lebih detail dalam menjelaskan makalah ini dengan sumber- sumber yang
lebih rinci dan pada isi pembahasan dapat di pertanggungjawabkan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan pembaca dapat memberikan kritik dan
saran pembangun nya terhadap pembuatan makalah ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
Arifinsyah dan Saidurrahman. PANCASILA Moderasi Negara dan Agama sebagai
Landasan Moral Bangsa, Jakarta: Kencana, (2020).
Kristian, Indra. Pancasila & Kewarganegaraan, Bandung:Alfabeta, (2019).
Taniredja, Tukiran, dkk. Paradigma Terbaru Pendidikan Pancasila Untuk
Mahasiswa, Bandung: Alfabeta, (2018).
Andi, Riska Fitriono, Badriyatus Salma, Syavina Damar Rosi, Zhafirah Khatir,
“STUDI TENTANG DINAMIKA PANCASILA DARI MASA KE MASA,”
JURNAL EKONOMI, SOSIAL & HUMANIORA Vol 4 No 3 (2022)
Apriliani, S. L., & Dewi, D. A. “Menyingkap Perkembangan Pengimplementasian
Pancasila Dari Masa Ke Masa.” Journal of Education, Psychology and
Counseling Vol 3 No 1 (2021).
Handayani, Putri, dkk. “Pancasila Dalam Lintasan Sejarah.” Jurnal Ilmiah PGSD
STKIP Subang Vol. 09 No.5 (2023).
https://doi.org/https://doi.org/10.36989/didaktik.v9i5.2155.
Suryana, Effendy, dkk. Pendidikan Pancasila, Bandung: PT Refika Aditama,
(2018).
Taniredja, Tukiran, Suyahmo , Pancasila Dasar Negara Paripurna, Jakarta:
Kencana, (2020).
16