Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA 1 PRA- KEMERDEKAAN


Makalah ini Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Pancasila
Dosen Pengampu : Drs., Ahmad Syaefudin M. Pd.

Disusun oleh :
1. Khanifah Almutohharoh ( 23050220035 )
2. Ririn Apriliyana ( 23050220043 )
3. Diah Pangestuningati ( 23050220044 )
4. Dewi Larasati ( 23050220047 )
5. Rosydah Nur Farida ( 23050220064 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat dan karunia yang telah diberikan-Nya.
Taufik hidayah-Nya serta limpahan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu dan tanpa halangan suatu apapun. Sholawat serta salam senantiasa
tercurah kepada Nabi kita Nabi Muhammad SAW semoga kita mendapat syafaat dikelak
kemudian hari.
Tujuan dari penulisan dan penyusun makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak
Ilham Mustofal Ahyar Lc., M.Ag. selaku dosen mata kuliah Tafsir mengucapkan banyak
terima kasih kepada beliau yang telah memberi tugas ini sehingga dapat menambah ilmu
pengetahuan serta wawasan kami.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi para pembaca,
meskipun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dadi kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari pembaca sangat dibutuhkan untuk memperbaiki penyusunan
makalah kami selanjutnya. Kemudian apabila terdapat kesalahan dalam makalah baik dari
segi penyusunan ataupun pembahasan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Salatiga, 05 Maret 2024


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................


DAFTAR ISI ..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................
A. Latar Belakang ................................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................................
C. Tujuan ..............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................................
A. Pancasila Dalam Arus Sejarah Bahasa Indonesia ............................................................
B. Periode Pengusulan Pancasila .........................................................................................
C. Periode Perumusan Pancasila ..........................................................................................
D. Periode Pengesahan Pancasila .........................................................................................
PENUTUP ..................................................................................................................................
DAFTRA PUSTAKA .................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki bentuk negara kepulauan dan bentuk
pemerintahan republik sehingga disebut dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), dan masyarakatnya tidak asing lagi dengan Pancasila. Dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, masyarakat Indonesia mengenal pancasila sebagai dasar
negara, pedoman, dan pandangan hidup yang nilainya diangkat dari kehidupan
masyarakat sendiri. Pancasila merupakan dasar negara, dan juga menjadi falsafah
hidup bangsa Indonesia sejak dahulu.
Pancasila juga diperuntukkan kepada negara, masyarakat, dan pribadi bangsa
Indonesia. Sila-sila pancasila itu tidak terlepas satu sama lain melainkan satu kesatuan
yang Bulat, baik dalam fungsi dan kedudukannya sebagai dasar negara maupun
sebagai falsafah Hidup bangsa. Pengertian dari kata “kesatuan bulat” dari Pancasila
ini ialah berarti bahwa sila yang satu meliputi dan menjiwai sila-sila yang lain.
Lantas perumusan pancasila juga dapat dijadikan sebagai pandangan hidup
bangsa yang selalu berkaitan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara. Seperti
yang telah diketahui bahwa pancasila itu juga merupakan dasar Negara Indonesia,
yang berarti dasar dari hukum tertinggi di Indonesia atau sumber dari segala Sumber
hukum di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Pancasila Dalam Arus Sejarah Bahasa Indonesia
2. Periode Pengusulan Pancasila
3. Periode Perumusan Pancasila
4. Periode Pengesahan Pancasila
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pancasila Dalam Arus Sejarah Bahasa Indonesia
2. Untuk mengetahui Periode Pengusulan Pancasila
3. Untuk mengetahui Periode Perumusan Pancasila
4. Untuk mengetahui Periode Pengesahan Pancasila
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pancasila Dalam Arus Sejarah Bahasa Indonesia


Pancasila dalam sejarah perjuangan Bangsa Indonesia merupakan cara pandang
untuk menilai peristiwa yang melatarbelakangi terbentuknya NKRI dan dasar
negaranya yaitu Pancasila. Pembentukan Pancasila tersebut tidak terlepas dari sejarah
kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara dari zaman Hindu, Budha, dan Islam.
Sejarah perjuangan dan berdirinya bangsa Indonesia dalam mencapai
kemerdekaannya berjalan sejak sekian abad yang lalu, dengan berbagai cara dan
bertahap. Dengan itu sejarah perjuangan bangsa Indonesia mempunyai hubungannya
dengan sejarah lahirnya Pancasila. Penjajahan barat yang memusnahkan kemakmuran
bangsa Indonesia itu tidak dibiarkan begitu saja oleh segenap bangsa Indonesia.
Sejak semula imperialisme Itu menjejakkan kakinya di Indonesia. Sejarah
pembuatan Pancasila ini berawal dari pemberian Janji kemerdekaan di kemudian hari
kepada bangsa Indonesia oleh Perdana Menteri Jepang saat Itu, Kunaiki Koiso pada
tanggal 7 September 1944 dengan membentuk BPUPKI yang dibentuk oleh
pemerintah Jepang. Namun akhirnya bangsa Indonesia memanfaatkan kekalahan
Jepang atas sekutu yang akhirnya Indonesia mendapatkan kemerdekaannya.
Pancasila lahir sebagai salah satu produk historis yang paling penting bagi
eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kedudukan Pancasila sebagai dasar
Negara secara formal Disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945, saat UUD 1945 secara
resmi menjadi konstitusi NKRI dengan pancasila tercantum dalam alinea IV
pembukaannya. Sebagai dasar negara, pancasila akan Menjadi landasan dari segala
kebijakan pemerintahan dan pengelolaan negara, sekaligus sebagai Sumber hukum
(sumber hukum tertinggi).
Pancasila sebagai dasar negara bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dalam
ranah Perjuangan bangsa Indonesia. Perjuangan bangsa Indonesia tersebut dimulai
sejak zaman kerajaan-kerajaan yang pernah berkembang di Nusantara. Secara tidak
langsung kerajaan-kerajaan tersebut Melatarbelakangi lahirnya Pancasila sebagai
dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia. Dalam Sejarah perjuangan bangsa
Indonesia, Pancasila lahir dari nilai-nilai kultur yang ada pada masa kejayaan
nasional, masa perlawanan penjajah, masa kemerdekaan Indonesia hingga masa
Reformasi bangsa Indonesia.
B. Periode Pengusulan Pancasila
Salah seorang pengusul calon dasar negara dalam sidang BPUPKI adalah Ir.
Soekarno yang berpidato pada 1 Juni 1945. Pada hari itu, Ir. Soekarno menyampaikan
lima butir gagasan tentang dasar negara sebagai berikut:
1. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan.
3. Mufakat atau Demokrasi.
4. Kesejahteraan Sosial.
5. Kebutuhan yang berkebudayaan.

Berdasarkan catatan sejarah, kelima butir gagasan itu oleh Soekarno diberi nama
Pancasila. Selanjutnya, Soekarno juga mengusulkan jika seandainya peserta sidang
tidak menyukai angka 5, maka ia menawarkan angka 3, yaitu Trisila yang terdiri atas
(1) Sosio-Nasionalisme,(2) Sosio-Demokrasi, dan (3) Ketuhanan Yang Maha Esa.
Soekarno akhirnya juga Menawarkan angka 1, yaitu Ekasila yang berisi asas Gotong-
Royong. Sejarah mencatat bahwa pidato lisan Soekarno inilah yang di kemudian hari
diterbitkan oleh Kementerian Penerangan Republik Indonesia dalam bentuk buku
yang berjudul Lahirnya Pancasila (1947).
Perlu Anda ketahui bahwa dari judul buku tersebut menimbulkan kontroversi
seputar lahirnya Pancasila. Di satu pihak, ketika Soekarno masih berkuasa, terjadi
semacam pengultusan terhadap Soekarno sehingga 1 Juni selalu dirayakan sebagai
hari lahirnya pancasila. Di lain pihak, Ketika pemerintahan Soekarno jatuh, muncul
upaya-upaya “de-Soekarnoisasi” oleh penguasa Orde Baru sehingga dikesankan
seolah-olah Soekarno tidak besar jasanya dalam penggalian dan perumusan Pancasila.
Setelah pidato Soekarno, sidang menerima usulan nama Pancasila bagi dasar
filsafat negara (Philosofische grondslag) yang diusulkan oleh Soekarno, dan
kemudian dibentuk panitia kecil 8 orang (Ki Bagus Hadi Kusumo, K.H. Wahid
Hasyim, Muh. Yamin, Sutarjo, A.A. Maramis, Otto Iskandar Dinata, dan Moh. Hatta)
yang bertugas menampung usul-usul seputar calon dasar negara. Kemudian, sidang
pertama BPUPKI (29 Mei – 1 Juni 1945) ini berhenti untuk sementara.

C. Periode Perumusan Pancasila


Pada sidang BPUPKI kedua tanggal 10-16 Juli 1945 disetujuinya naskah awal
“Pembukaan Hukum Dasar” yang dikenal dengan nama Piagam Jakarta. Piagam
Jakarta menjadi naskah awal pernyataan kemerdekaan Indonesia. Di alinea ke empat
Piagam Jakarta terdapat rumusan Pancasila sebagai berikut:
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang dijuluki “Piagam Jakarta”


dijadikan “Pembukaan” UUD 1954”, dengan sejumlah perubahan dimana-mana. Saat
para pemimpin Indonesia sedang sibuk mempersiapkan kemerdekaan menurut
skenario jepang, tiba-tiba terjadi perubahan peta politik dunia itu ialah takluknya
jepang terhadap sekutu. Peristiwa itu ditandai dengan jatuhnya bom atom di kota
Hiroshima di tanggal 6 Agustus 1945. Setelah itu tanggal 7 Agustus 1945, pemerintah
pendudukan Jepang di Jakarta mengeluarkan maklumat isinya sebagai berikut:
a. Pertengahan Agustus 1945 akan dibentuk panitia persiapan kemerdekaan bagi
Indonesia (PPKI)
b. Panitia itu rencananya akan dilantik 18 Agustus 1945 dan dimulai bersidang
19 Agustus 1945, dan
c. Direncanakan 24 Agustus 1945 Indonesia dimerdekakan.

Pagi hari, tepatnya tanggal 8 Agustus 1945, Sukarno, Hatta, dan Rajiman
dipanggil Jendral Terauchi (Penguasa Militer Jepang di kawasan Asia Tenggara) yang
berkedudukan di Saigon, Vietnam (sekarang kota itu bernama Ho Chi Minh). Ketiga
tokoh tersebut diberi kewenangan oleh Terauchi untuk segera membentuk Panitia
persiapan kemerdekaan bagi Indonesia sesuai dengan maklumat Pemerintah Jepang 7
Agustus 1945. Setelah dari Saigon, ketiga tokoh itu membuat PPKI dengan total
anggota 21 orang, yaitu: Soekarno, Moh. Hatta, Radjiman, Ki Bagus Hadikusumo,
Otto Iskandar Dinata, Purboyo, Suryohamijoyo, Sutarjo, Supomo, Abdul Kadir, Yap
Cwan Bing, Muh. Amir, Abdul Abbas, Ratulangi, Andi Pangerang, Latuharhary, I Gde
Puja, Hamidan, Panji Suroso, Wahid Hasyim, T. Moh. Hasan (Sartono Kartodirdjo,
dkk., 1975: 16—17).
Jatuhnya Bom di Hiroshima belum membuat Jepang takluk, Amerika dan sekutu
akhirnya menjatuhkan bom lagi di Nagasari pada 9 Agustus 1945 yang
meluluhlantakkan kota tersebut sehingga menjadikan kekuatan jepang semakin lemah.
Kekuatan yang semakin melemah, memaksa Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat
kepada sekutu, menjadi daerah bekas pendudukan Jepang beralih kepada wilayah
perwalian sekutu, termasuk Indonesia. Sebelum tentara sekutu dapat menjangkau
wilayah-wilayah itu, untuk sementara bala tentara Jepang masih ditugasi sebagai
sekadar penjaga kekosongan kekuasaan.
Kekosongan kekuasaan ini tidak disia-siakan oleh para tokoh nasional. PPKI
yang semula dibentuk Jepang Karena Jepang sudah kalah dan tidak berkuasa lagi,
maka para pemimpin nasional pada waktu itu segera mengambil keputusan politis
yang penting. Keputusan politis penting itu berupa melepaskan diri dari bayang-
bayang kekuasaan jepang dan mempercepat rencana kemerdekaan bangsa Indonesia.

D. Periode Pengesahan Pancasila


Proklamasi kemerdekaan Bangsa Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945, telah
mewujudkan Negara Republik Indonesia. Dan Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia, dalam sidang selanjutnya, Pada tanggal 18 Agustus 1945, telah
menyempurnakan dan mengesahkan rancangan Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia, atau yang kemudian dikenal sebagai Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia Tahun 1945, atau secara singkat disebut sebagai : Undang-undang Dasar
1945. Beberapa penyempurnaan yang dilakukan dalam pengesahan Undang-Undang
Dasar Negara tersebut, yang sebelumnya merupakan Rancangan Pembukaan yang
termuat di dalam Piagam Jakarta, sebagai hasil kesepakatan yang telah diterima oleh
sidang BPUPKI pada sidang keduanya sebelum masa Proklamasi Kemerdekaan, yang
isi penyempurnaannya antara lain :
Dalam Rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia pada
Alinea ke-4, yang memuat sebutan : “Allah“, Kemudian diubah menjadi “ Tuhan “,
sesuai dengan permintaan Anggota utusan dari Bali, Mr. I Gusti Ktut Pudja ( Naskah
k. 406 ) Penggunaan “ Hukum Dasar ”, digantikan dengan “ Undang-Undang dasar
”Dan pada kalimat “…. Berdasarkan kepada : ke- Tuhanan, dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar
kemanusiaan….”, diubah menjadi “..Berdasarkan : ke-Tuhan-an Yang Maha Esa,
kemanusiaan ….. “
Dan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia tahun 1945 tersebut, setelah
penyempurnaan tersebut kemudian disahkan dan diresmikan secara resmi pada sidang
PPKI tanggal 18 Agustus 1945, setelah Negara Republik Indonesia terwujud pada
tanggal 17 Agustus 1945 dalam pernyataan Proklamasi Bangsa Indonesia. Di dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia tahun 1945 tersebut, terkandung
4 alinea-alinea yang berintikan pernyataan kebulatan tekad Bangsa Indonesia dalam
menentukan perjuangan dan nasib Bangsa Indonesia pada masa selanjutnya, dan
berperan serta dalam perdamaian dunia yang menentang bentuk-bentuk penjajahan
ataupun kolonialisme di muka bumi ini.
PENUTUP

KESIMPULAN
Pancasila merupakan dasar Negara, dan juga menjadi falsafah hidup bangsa
Indonesia sejak dahulu. Pancasila juga diperuntukkan kepada Negara, masyarakat,
dan pribadi bangsa Indonesia. Sila-sila pancasila itu tidak terlepas satu sama lain
melainkan satu kesatuan yang bulat, baik dalam fungsi dan kedudukannya sebagai
dasar Negara maupun sebagai falsafah hidup bangsa. Pengertian dari kata “kesatuan
Bulat” dari pancasila ini ialah berarti bahwa sila yang satu meliputi dan menjiwai
Sila-sila yang lain.
Sila-sila pancasila itu tidak statis, akan tetapi dinamis, dengan gerakan-
gerakannya yang positif dan serasi, karena ketatanegaraan akan selalu berkaitan
dengan tata negara. Karena tata negara merupakan pengatur kehidupan bernegara
yang menyangkut sifat, bentuk, tugas negara, dan pemerintahannya. Karena banyak
peristiwa-peristiwa penting yang terjadi yaitu seperti krisis-krisis yang menimpa
bangsa dan negara, sebagai reaksi terhadap gejolak kehidupan bangsa tampak
menonjol satu atau beberapa sila saja. Dari kalimat diatas telah diketahui bahwa
pancasila sangat berperan untuk keutuhan negara. Dengan kelima sila tersebut
kehidupan masyarakat akan lebih terarah.

SARAN
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena
terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh
hubungannya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Dahm, B., 1987.Sukarno dan Perjuangan Kemerdekaan, alih bahasa oleh Hasan Basari.
Jakarta: LP3ES

Darma Putra, Eka. 1988. Pancasila, Identitas dan Mederenitas Tinjauan Etis dan Budaya.
Jakarta: PTBPK Gunung Mulia

Elearning. 2013. Sejarah dalam Konteks Perjuangan Bangsa Indonesia. Jakarta: Gunadarma

Handoyo, Eko dkk. 2010. Pancasila Dalam Perspektif Kefilsafatan Dan Praksis. Semarang:
ArRuzz Media.

Laurensius Arliman S, Partisipasi Masyarakat Dalam Pembentukan Perundang-Undangan


Untuk Mewujudkan Negara Kesejahteraan Indonesia. Jurnal Politik Pemerintahan Dharma
Praja, Volume 10, Nomor 1, 2017.

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jendral Pendidikan tinggi. 2013.


Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pendidikan Indonesia.

Bakry, Noor Ms. 2010. Pendidikan Pancasila. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai