Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN PANCASILA


Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Dosen Pengampu : Dr.Subar Junanto, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh:
1. Rizka Aura Septia Maharani 223131103
2. Tamara Yulia Citra 223131108
3. Qori Lailatul Rohimah 223131113
4. Wardati Awalia 223131118
5. Titania Alya Putri 223131123
6. Chalimatus Sa’diyah 223131128
7. Viona Eka Bunga 223131133

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya, sehingga kita masih memberikan kesehatan dan semoga selalu dalam keadaan
iman dan taqwa. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman yang gelap tanpa ilmu, ke zaman yang
terang bendeeang karena ilmu-ilmu yang beliau ajarkan sejak zaman shahabat hingga sampai kita
saat ini melalui hadits dan sunnahnya, semoga kita mendapatkan syafa’atnya dan diakui sebagai
ummatnya kelak.

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan karunia-Nya
kepada kita khusunya kepada penulis, sehingga dengan itu bisa terselesaikannya makalah yang
berjudul Landasan Historis Pendidikan Pancasila. Dengan penulisan makalah ini sangat
diharapkan para pembaca dapat mengetahui sedikit banyak pembahasan mengenai hakikat dan
ragam bahasa.

Makalah ini disusun dengan semaksimal mungkin, dengan menggunakan rujukan-


rujukan yang ada. Kami sebagai penulis mengetahui keterbatasan kami dalam penyusunan,
masih banyak kekurangan didalam makalah kami baik dari segi penulisan maupun isi materi,
dengan ini kami memohon kritik dan saran yang membangun kepada pembaca untuk kebaikan
makalah kami kedepannya.

Surakarta, 09 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3
A. Latar Belakang..........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...................................................................................................3
C. Tujuan......................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................4
A. Landasan Historis Pendidikan Pancasila............................................................4
B. Bukti Historis Pancasila........................................................................................4
C. Unsur-Unsur Pancasila Sebagai Sifat Asli Bangsa............................................5
D. Fase - Fase Pemikiran Tentang Pancasila.......................................................5
BAB III KESIMPULAN........................................................................................................6
A. Kesimpulan...........................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................7

BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pernyataan hidup berbangsa dan bernegara bagi kita bangsa Indonesia tidak dapat dilepas
pisahkan dari sejarah masa lampau. Demikianlah halnya dengan terbentuknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia, termasuk didalamnya Pancasila sebagai dasar negaranya.
Sejarah masa lalu dengan masa kini dan masa mendatang merupakan suatu rangkaian waktu
yang berlanjut dan berkesinambungan. Dalam perjalanan sejarah eksistensi Pancasila sebagai
dasar Filsafat Negara Republik Indonesia mengalami berbagai macam interpretasi dan
manipulasi politik sesuai dengan kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan
yang berlindung dibalik legitimasi ideologi negara Pancasila. Bahkan pernah diperdebatkan
kembali kebenaran dan ketetapannya sebagai Dasar dan Filsafat Negara Republik Indonesia.
Bagi bangsa Indonesia tidak ada keraguan sedikitpun mengenai kebenaran dan ketepatan
Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar Negara. Dalam Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila dapat menelusuri sejarah kita di masa lalu dan coba untuk melihat
tugas-tugas yang kita emban ke masa depan, yang keduanya menyadarkan kita akan perlunya
menghayati dan mengamalkan Pancasila. Sejarah dibelakang telah dilalui dengan berbagai
cobaan terhadap Pancasila, namun sejarah menunjukkan dengan jelas bahwa Pancasila yang
berakar di bumi Indonesia senantiasa mampu mengatasi percobaan nasional dimasa lampau.
Dari sejarah itu, kita mendapat pelajaran sangat berharga bahwa selama ini Pancasila belum
kita hayati dan juga belum kita amalkan secara semestinya. Penghayatan adalah suatu proses
batin yang sebelum dihayati memerlukan pengenalan dan pengertian tentang apa yang akan
dihayati itu. Selanjutnya setelah meresap didalam hati, maka pengamalannya akan terasa
sebagai sesuatu yang keluar dari kesadaran sendiri, akan terasa sebagai sesuatu yang menjadi
bagian dan sekaligus tujuan hidup. Sementara itu, Pengamatan terhadap tugas-tugas sejarah
yang kita emban ke masa depan yang penuh dengan segala kemungkinan itu, juga
menyadarkan kita akan perlunya penghayatan dan pengamalan Pancasila.

2. RUMUSAN MASALAH

a. Apa yang dimaksud dengan landasan historis Pendidikan Pancasila?


b. Apa saja bukti historis Pancasila?
c. Apa saja unsur-unsur pancasila sebagai sifat asli bangsa?
d. Bagaimana penjelasan setiap fase dalam landasan historis Pancasila?

3. TUJUAN

Makalah ini ditulis dan disusun untuk mengetahui lebih dalam mengenai landasan
historis pendidikan pancasila, sekaligus untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Pancasila.

BAB 2
PEMBAHASAN

1. LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN PANCASILA

Proses perumusan pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama, dr. Radjiman
Wedyodiningrat mengajukan suatu masalah yang akan dibahas pada sidang tersebut. Pada
tanggal 1 juli 1945 di dalam sidang tersebut lr. Soekarno berpidato secara lisan (tampa teks)
mengenai calon rumusan dasar negara indonesia. Kemudian untuk memberi nama istilah dasar
negara tersebut soekarno memberika nama " pancasila " yang artinya lima dasar, hal ini menurut
soekarno atas saran dari salah seorang temanya, yaitu seorang ahli bahasa yang tidak disebutkan
namanya. Pada tanggal 17 Agustus 1945 indonesia memproklamasikan kemerdekaannya
kemudian keesoka harinya tanggal 18 Agustus 1945 dilaksanakan undang - undang dasar.
Walaupun dalam alinia lV pembukaan UUD 1945 tidak termasuk istilah "pancasila", namun
yang dimaksudkan dasar negara Republik indonesia adalah pancasila. Demikianlah riwayat
singkat pancasila baik dari segi istilahnya maupun proses perumusannya sampai menjadi dasar
negara yang sah sebagaimana terdapat dalam pembukaan UUD 1945.

2. BUKTI HISTORIS PANCASILA

Bukti historis yang menjadi landasan bahwa Pancasila akan dijadikan dasar negara dapat
disimak dari peristiwa-peristiwa berikut:

a. Dalam pembukaan sidang BPUPKI yang dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 1945.

b. Dipidato Mr Muhammad Yamin dalam sidang badan penyelidik yang berbunyi


"kewajiban untuk ikut menyelidiki bahan-bahan yang menjadi dasar dan susunan
negara yang akan terbentuk dalam suasana kemerdekaan yang telah diakui dan
telah dibela oleh rakyat Indonesia dengan korban darah daging sejak beratus-ratus
tahun".
c. Di dalam pembukaan undang-undang 1945.
d. Di dalam piagam Jakarta.
e. Didalam pidato profesor Mr Soepomo pada sidang pertama badan penyelidik yang
berbunyi "soalnya yang kita bicarakan ialah bagaimanakah akan dasar-dasar
negara Indonesia merdeka".
3. Unsur-Unsur Pancasila Sebagai Sifat Asli Bangsa

Berikut unsur-unsurnya Pancasila, diantaranya :

 Sebagai sifat sifat asli bangsa


 Sebagai ciri ciri khas bangsa
(Bahwa dasar negara tersebut merupakan jiwa kepribadian bangsa)
 Sebagai pandangan hidup bangsa
(menjadikan pancasila sebagai pedoman di setiap hal yang kita
lakukan. Jadi sikap kita sebagai warga negara Indonesia juga harus mencerminkan nila-
nilai yang ada pada setiap butir Pancasila)

4. Fase - Fase Pemikiran Tentang Pancasila

A. Periode pertama (penemuan dan perumusan)

Berlangsung pada kurun waktu 29 Mei 1945 sampai 7 Juli 1945. Pemerintah Jepang
merumuskan sebuah badan yang tujuannya mempelajari dan mempersiapkan segala sesuatu yang
dibutuhkan dalam rangka mendirikan negara. Badan itu kemudian disebut Badan Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). BPUPKI pertama kali sidang pada tanggal 2 Mei
1945.

Hal-hal pokok yang dibicara pada pertama kali ialah:

A. Syarat syarat hukum suatu negara

B. Bentuk negara

C. Pemerintahan negara

D. Dasar negara

Ketua BPUPKI yaitu Radjiman Widyodiningrat pertama pertama mempersoalan tentang dasar
yang akan digunakan sebagai landasan negara yang akan dibangun. Tampilan tiga tokoh yang
menyampaikan gagasan sebagai embrio dasar negara. Tiga tokoh itu adalah Muh. Yamin,
Soepomo, dan Soeharto

A. Pidato Muh.Yamin
Muh.Yamin adalah anggota BPUPKI yang memperoleh kesempatan pertama kali untuk
menyampaikan pidato pada sidang BPUPKI pertama, beliau menyampaikan pidato pada tanggal
29 Mei 1945.

Usul dasar yang disampaikan Muh. Yamin dalam pidato itu adalah

1. Peri kebangsaan

2. Peri kemanusiaan

3. Peri Ketuhanan

4. Peri kerakyatan

5. Peri kesejahteraan rakyat

Setelah pidato yamin menyampaikan usul tertulis mengenai rancangan UUD. Naskah rancangan
UUD itu Muh.Yamin menuliskan 5 dasar negara yaitu:

1. Ke- tuhan yang maha esa.

2. Kebangsaan persatuan Indonesia.

3. Rasa kemanusian yang adil dan beradap.

4. Kerayatan yang dipipin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

5. Keadilan sosial bagu seluruh rakyat Indonesia.

B. Pidato Soepomo

Dalam pidato Soepomo yang diucapkan pada tanggal 31 mei 1945, menyontohi hal-hal yang
berkaitan dengan persoalan yang udah dalam pembicangan disidang. Soepomo menyimpulkan
ada persoalan mendasar:

1. Apakah indonesia akan berdiri akan berdi sebagai persatuan negara

2. Persoalan hubungan antara negara dan agama

3. Apakah republik atau monarkhi

C. Pidato Soekarno
Pada tanggal 1 juli 1945 di dalam pidato yang terdiri dan sekitar 6.480 kata. Soekarno
mengemulkan meneruskan pembicaraan mengenai dasar negara ada 5 dasar yang diusulkan:

1. Dasar kebangsaan.

2. Dasar intermasionaisme

3. Dasar mufakat, dasar perwakilan, dasar permusayarakatan

4. Dasar perinsip kesetanteraan

5. Perinsip ketuhanan

Atas petunjuk seorang ahli bangsa, kelima dasar atau perinsip itu ikemualan diberinama
"pancasila" artinya lima. Sila artinya asas atau dasar.

B. Fase Ideologis Pertama

pertama fase ideologis pertama berlangsung dari tanggal 17 Agustus 1945 sampai dengan
akhir berlakunya undang-undang dasar 1945 yaitu dengan berlakunya konstitusi republik
Indonesia serikat (RIS) tanggal 29 Desember 1945. Pada tanggal 17 Agustus 1945 BPUPKI
dibubarkan dan dibentuk badan baru yaitu panitia persiapan kemerdekaan Indonesia atau PPKI
yang diketuai oleh Soekarno. rencananya kemerdekaan Indonesia akan diumumkan pada tanggal
29 agustus 1945 namun saat tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah dan menghentikan
peperangan, setelah Jepang menyerah para kelompok muda berinisiatif untuk segera
memproklamasikan tempat pada tanggal 17 Agustus 1945.

Dengan rahmat Tuhan yang maha esa dan dengan usaha para tokoh-tokoh proklamasi
akhirnya Indonesia merdeka diproklamasikan tepat pada tanggal 17 Agustus 1945 dan sejarah
Pegangsaan timur Jakarta oleh Soekarno Hatta atas bangsa Indonesia.

Sehari sesudah proklamasi tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidang dan menghasilkan
4 keputusan penting :

A. mengesahkan pembukaan undang-undang 1945.

B. mengesahkan undang-undang 1945


C. memiliki presiden dan wakil presiden D menetapkan bahwa untuk sementara waktu presiden
akan dibantu oleh sebuah komite nasional.

Perkembangan yang berubah secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi


eksistensi Pancasila adalah faktor-faktor intern dan ekstern yang berkembang misalnya sesudah
dikeluarkan "maklumat pemerintah" tanggal 13 November 1945 yang isinya antara lain berisi
anjuran kepada masyarakat luas untuk pembentukan partai-partai maka segera bermunculnya
partai-partai seperti Masyumi, PKI, PBI, partindo, PSI, PRS, pkri, permai dan PNI.

C. Fase Ideologi Kedua

Fase ini adalah periode yang paling pendek,dari akhir tahun 1949 sampai berlakunya NKRI
17 Agustus 1950,pada fase ini dimulai berlakunya konsitusi RIS terdiri atas 6 bab dan 197
pasal.Pada kontitusi RIS eksistensi pancasila tetap dipertahankan meskipun dengan beberapa
perubahan,tetapi tidak substansial.Pranarka 1985 menyimpulkan bahwa sejarah perkebangan
pemikiran tetang pancasila hampir tidak banyak terdapat pemikiran - pemikiran tetang pancasila.

D. Fase Reflektif

Fase reflektif tahun 1950-1959 periode ini ditandai dengan adanya Indonesia kembali
menjadi NKRI sekaligus dimulai babak baru dalam dinamika pelaksanaannya undang-undang
dasar. Yaitu berlakunya UUDS.

Di dalam UUDS, sebagai ideologi nasional. dasar negara dan sebagai sumber hukum tetap
dipertahankan sehingga mengalami perkembangan pada periode ini.

Hal ini bisa dilihat pada aspek akademik sudah mulai lahir tafsir Pancasila secara reflektif,
misalnya sebagai dilakukannya oleh Notonegoro dari UGM berdasarkan buku serial pemikiran
dari beliau, yang berjudul "analisis tekstual dan kontekstual" disebutkan bahwa etika hidup
bersama ini tentang dalam Pancasila yang telah menetapkan dasar-dasar asasi bagi warga dan
bangsa Indonesia dan juga menetapkan sikap batin bagi negara dan bangsa. Pancasila merupakan
pandangan hidup dan ideologi bangsa Indonesia. sebagai tuntutan dan pedoman dalam kehidupan
sehari-hari manusia sehingga semua kegiatan akan terkendali, sedangkan sebagai ideologis
Pancasila berperan untuk mewujudkan tujuan nasional yang berupa kesejahteraan seluruh rakyat
Indonesia.
Periode ini merupakan fase yang penting di dalam perkembangan pemikiran mengenai
Pancasila peradaban mengenai Pancasila terjadi secara terbuka dan sistematis maka titik inilah
konflik yang mewarnai suasana umum pada waktu itu pengumpulan ideologi terjadi khususnya
antara tiga ideologis yang besar pengaruhnya yaitu ideologi kebangsaan ideologis barat sekuler
dan ideologis Islam.

Konflik ideologi ini terjadi secara meluas dan memicu pengembangan pemikiran sistematika
tentang Pancasila baik yang menolak maupun tidak dan konflik ini melalui dua jalur :

1. jalur politik dan kenegaraan

2. Jalur masyarakat baik yang formal maupun yang nonformal

Pancasila telah menjadi refleksi (sebagai suatu knowledge system) yang sifatnya sistematik.

Peristiwa penting yang dicatat dalam sejarah yang mengarah kepada pemikiran Pancasila
secara refleksi misalnya di universitas gadjah Mada diadakan seminar Pancasila 1. Dalam
seminar ini terjadi pengumuman pemikiran yang tidak hanya menampilkan jenis pemikiran yang
ideologis- politis; tapi juga pemikiran-pemikiran akademik yang sifatnya reflektif- sistematis.
Boleh jadi inilah seminar yang melahirkan embrio pemikiran filosofis atas Pancasila pertama
yang kelak di kemudian hari menjadi semakin eksplisit yaitu filsafat Pancasila.

E. Fase Kritik

Fase kritik di mulai pada waktu dekrit presiden 5 juli 1959 sampai pada masa orde
baru.Dekrit presiden 5 juli 1959 adalah momentum penting dalam fase - fase perkembangan
pemikiran mengenai pancasila selanjutnya.fase ini di tandai adanya heterogrenitas tafsir atas
pancasila.waktu itu pancasila dipandang sebagai wadah.Tafsir pancasila menjadi heterogen ada
tafsir berdasarkan ideologis kebangsaan ,ada tafsir berdasarkan ideologis barat sekuler,ada tafsir
berdasarkan keagaam dan tafsir marxis.Tafsir akademin seperti tafsir ilmiah,tafsir teologis dan
tafsir filosifis.

F. Fase Revitalisasi
Fase Revitalisasi berakhir kekuasaan rezim orde baru yang memimpin negeri ini hampir 32
tahun, ditandai dengan terjadinya krisis moneter, nilai tukar rupiah terus menerus merosot
terhadap nilai tukar dollar Amerika. Kemudian lahirlah berbagai rasa kekecewaan dan
ketidakpercayaan kepada pemerintahan Soeharto.

Dimulailah kemudian sebuah babak baru pemerintahan yang oleh banyak orang disebutnya
sebaga i"orde reformasi". Pergeseran kekuasaan dari orde baru ke era reformasi memiliki
pengaruh atas eksistensi Pancasila.

Terhadap kasus ini selalu muncul perdagangan masyarakat yang pro dan kontra. Mereka yang
tidak setuju P-4 dicabut antara lain mempertanyakan dimanakah buruknya isi naskah ketetapan
MPR tentang P-4. Sedangkan yang setuju untuk dicabut tentu memiliki argumentasi yang boleh
jadi sama kuat dengan yang tidak setuju ketetapan itu dicabut.

Sesudah era reformasi berlangsung sekitar satu dasa waraa, ternyata tidak juga terjadi perubahan
mutu kehidupan masyarakat yang signifikan.

Tantangan Pancasila sebagai ideologi intukasa sekarang tidaklah semakin ringan. Contoh yang
paling konkret adalah soal otonomi daerah.

BAB 3
KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa Landasan historis merupakan
landasan dimana setiap bidang kegiatan yang dikejar oleh setiap manusia untuk maju dikaitkan
dengan bagaimana keadaan bidang tersebut pada masa yang lampau. Indonesia tidak lepas dari
sejarah bangsanya melihat dari Indonesia mempunyai sejarah pendidikan yang cukup panjang
karena pada zaman penjajahan sangatlah sulit untuk mendapatkan pendidikan formal lain halnya
sekarangyang setiap orang berhak mendapatkan pendidikan.

Demikian yang dapat kami sampaikan, dalam pembahasan makalah ini, penulis berharap
semoga apa yang kita pelajari saat ini dapat berguna bagi kita dan generasi selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Ani Sri Rahayu.Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN).

Winarno.(2012).Paradigma Baru Pendidikan Pancasila.

Sutoyo.Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Drs.H.R.Warsito,Mpd.Pendidikan Pancasila Era Reformasi.

Subar Junanto,S.pd,M.pd.Pendidikan Pancasila dan Implementasinya.

https://arsip.ugm.ac.id/2012/11/15/peran-prof-notonagoro-dalam-pengembangan-pancasila/

https://www.academia.edu/9501649/
Makalah_Pendidikan_Pancasila_Landasan_Pendidikan_Pancasila_

Anda mungkin juga menyukai