Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

LANDASAN PANCASILA

Dosen Pembimbing :
Istiwi, M.Pd.

Disusun oleh :
Ni Putu Eka Nadya S (P17321193047)
Wena Dyah Ayu P (P17321193059)
Pingky Malakianno P N (P17321194061)
Fatati Zakia Maulina (P17321194067)
Riska Suprihatin (P17321194069)
Anisa Ilma Nurisna (P17321194072)
Angelika Vanindya W (P17321194077)
Aulia Dian Nur Rahmi (P17321194086)
Intan Permayshella (P17321194087)
Eka Rizky Ferdiyanti (P17321194070)

POLTEKKES KEMENKES MALANG


KEBIDANAN KEDIRI
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 4
C. Indikator................................................................................................................... 4

BAB 2 PEMBAHASAN
A. Landasan Historis..................................................................................................... 5
B. Landasan Kultural.................................................................................................... 7
C. Landasan Yuridis..................................................................................................... 11
D. Landasan Filosofis................................................................................................... 14
E. Tujuan pendidikan pancasila................................................................................... 15

PENUTUP............................................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 17

3
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Secara intrinsik nilai-nilai pancasila berwujud dan bersifat filosofis dan secara
praktis nilai-nilai tersebut berupa pandangan hidup (filsafat hidup) bangsa Indonesia.
Nilai itu tidak lain adalah kebulatan ajaran tentang berbagai segi atau bidang
kehidupan suatu masyarakat bangsa, dalam hal ini adalah bangsa Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Landasan historis
2. Landasan kultural
3. Landasan yuridis
4. Landasan filosofis
5. Tujuan pendidikan pancasila

C. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan contoh perilaku warga negara yang baik dan tidak bertanggung
jawab.
2. Mengidentifikasi hak dan kewajiban warga negara.
3. Merumuskan pentingnya pendidikan pancasila ditinjau secara
historis,yuridis,kultural,filosofis, dan tujuan pendidikan pancasila.
4. Mampu melakukan kajian dengan suatu proses kajian memanfaatkan berbagai
literatur dan tokoh sehingga menghasilkan kajian tentang kebenaran sejarah Pancasila
yang komprehensif.
5. Menunjukkan hasil kemampuan membandingkan,mempersamakan,dan membedakan
pendapat yang berkembang mengenai sejarah Pancasila.
6. Dalam kondisi perbedaan pendapat mengenai sejarah Pancasila yang dilihat
berdasarkan berbagai perspektif, mahasiswa harus dapat memutuskan sejarah mana
yang sesuai dengan pemahaman dan analisis yang telah dilakukan.
7. Menguasai pengetahuan tentang sejarah Pancasila pada era pra-kemerdekaan,era
kemerdekaan,era orde lama,era orde baru,era reformasi.

4
BAB 1 PEMBAHASAN

A. LANDASAN HISTORIS

Landasan Historis

Menurut Pidharta sejarah atau history adalah keadaaan masa lampau dengan segala
macam keadian yang didasari oleh konsep konsep tertentu. Sejarah penuh dengan informasi –
informasi yang mengandung kejadian, modal, konsep, teori, praktik, moral, cita cita, bentuk
dan sebagainya. Menurut kami sejarah menjadi bukti nyata dengan adanya informasi. Dengan
berbagai kejadian akan timbul asal-usul dan akhir dari sejarah itu.

Pancasila yang merupakan ideologi dan pandangan hidup bangsa Indonesia digali dari
tradisi dan budaya yang tumbuh, hidup, dan berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia
pengertian tradisi menurut Soerjono Soekamto (1990) tradisi ialah kegiatan yang dilakukan
oleh sekelompok masyarakat dengan secara langgeng (berulang-ulang). Kemudian pengertian
budaya menurut Soekmono adalah hasil pekerjaan atau usaha dari manusia yang berwujud
benda atau pemikiran manusia pada masa hidup di kala itu. Bangsa Indonesia sendiri sejak
kelahirannya telah berkembang menjadi bangsa yang besar seperti yang dialami oleh kerajaan
besar tempo dulu yaitu Sriwijaya, Kutai, dan Majapahit.

Bangsa Indonesia berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai bangsa yang
merdeka dan memiliki suatu prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup serta filsafat
hidup, di dalamnya terdapat ciri khas, sifat, dan karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa
lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter memiliki arti: 1). Sifat-sifat kejiwaan,
akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. 2). Karakter juga bisa
bermakna “huruf”. Menurut (Ditjen Mandikdasmen Kementerian Pendidikan Nasional),
karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk
hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat. Masyarakat Indonesia
dikenal bangsa lain sebagai warga negara yang religius, jujur, toleransi, pekerja keras,
disiplin, kreatif, dan demokratis. Meskipun masyarakat Indonesia heterogen namun oleh para
pendiri bangsa kita (the founding father) dirumuskan dasar negara yang diberi nama pancasila
dan meliputi lima prinsip pancasila.

Pancasila dicetuskan oleh Ir.Soekarno dalam pidatonya tanggal 11 Juni 1945 dalam
sidang BPUPKI. Dengan demikian dijelaskan bahwa secara historis kehidupan bangsa
Indonesia tidak dapat dipisakan dengan nilai-nilai Pancasila serta melahirkan keyakinan yang
tinggi terhadap Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik
Indonesia, sejak resmi disahkan menjadi dasar negara pada tanggal 18 Austus 195 oleh PPKI
sampai dengan saat ini dan kedepanya.

5
Rumusan ir.soekarno

 Merumuskan kembali Pancasila sebagai dasar Negara berdasarkan pidato yang


diucapkan Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945.
 Menjadikan dokumen itu sebagai teks untuk memproklamasikan Indonesia Merdeka.

Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa dokumen
penetapannya ialah:

 Rumusan Pertama: Piagam Jakarta (Jakarta Charter) - tanggal 22 Juni 1945


 Rumusan Kedua: Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 - tanggal 18 Agustus 1945
 Rumusan Ketiga: Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat - tanggal 27
Desember 1949
 Rumusan Keempat: Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara - tanggal 15
Agustus 1950
 Rumusan Kelima: Rumusan Pertama menjiwai Rumusan Kedua dan merupakan suatu
rangkaian kesatuan dengan Konstitusi (merujuk Dekret Presiden 5 Juli 1959)
 Selain Muh Yamin dan Soepomo, beberapa anggota BPUPKI juga menyampaikan
usul dasar negara, di antaranya adalah Ir Sukarno. Usul ini disampaikan pada 1 Juni
1945 yang kemudian dikenal sebagai hari lahir Pancasila.Namun masyarakat bangsa
indonesia ada yang tidak setuju mengenai pancasila yaitu Ketuhanan, dengan
menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya.Lalu diganti bunyinya menjadi
Ketuhanan Yg Maha Esa. Usul Sukarno sebenarnya tidak hanya satu melainkan tiga
buah usulan calon dasar negara yaitu lima prinsip, tiga prinsip, dan satu prinsip.
Sukarno pula-lah yang mengemukakan dan menggunakan istilah “Pancasila” (secara
harfiah berarti lima dasar) pada rumusannya ini atas saran seorang ahli bahasa
(Muhammad Yamin) yang duduk di sebelah Sukarno. Oleh karena itu rumusan
Sukarno di atas disebut dengan Pancasila, Trisila, dan Ekasila.

Dalam era reformasi bangsa Indonesia harus memiiki visi dan pandangan hidup yang
kuat (nasionalisme) agar tidak diombang-ambing di tengah masyarakat internasional. Maka
secara historis Pancasila sebelum dirumuskan dan disahkan sudah dimiliki oleh bangsa
Indonesia yang disebut sebagai Kausa Material.

6
B. LANDASAN KULTURAL

Landasan Kultural

Kultural menurut Taylor adalah totalitas yang kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, seni, hukum, moral, adat, dan kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang
diperoleh orang sebagai anggota masyarakat (Imran Manan,1989).

Hal ini tidak disetujui Hassan (1983), Ia mengemukakan bahwa kultural adalah
keseluruhan hasil manusia hidup bermasyarakat yang berisi aksi-aksi terhadap dan oleh
sesama manusia sebagai anggota masyarakat yang merupakan kepandaian, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum,adat istiadat dan lain-lain kepandaian.

Sedangkan Kneller mengatakan kultural adalah cara hidup yang telah dikembangkan
oleh anggota-anggota masyarakat (Imran Manan,1989).

Ada 8 Komponen Kebudayaan sbb:

1. Gagasan 5. Benda

2. Ideologi 6. Kesenian

3. Norma 7. Ilmu

4. Teknologi 8. Kepandaian

Menurut kami didalam kultural terdapat kepercayaan seseorang, meliputi adat, moral,
dan kebiasaan sehari-hari. Serta diikuti dengan perkembangan zaman maka beberapa
kebiasaan kehidupan masyarakat mulai berubah menjadi lebih mudah dengan adanya
teknologi.

Bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidup dalam bermasyarakat, berbangsa


dan bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri.

Pancasila menjadi salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus bisa
diwariskan pada generasi penerus. Secara kultural, unsur-unsur Pancasila itu terdapat dalam
adat-istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian, agama, kepercayaan, dan kebudayaan dalam
Negara Indonesia secara umum.

Suatu bangsa yang tidak memiliki pandangan hidup merupakan yang memang tak
memiliki kepribadian serta jati diri, sehingga bangsa Indonesia tersebut menjadi mudah
terombang-ambing dari berbagai macam pengaruh yang berkembang dari luar negerinya.
Generasi penerus bangsa mampu memperkaya nilai-nilai Pancasila sesuai dengan tingkat
perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya terutama dalam meraih suatu bentuk
keunggulan IPTEK tanpa harus kehilangan jati dirinya.

Nilai-nilai kenegaraan dan nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung di dalam sila-


sila Pancasila bukan hanya menjadi sesuatu hasil karya yang besar milik bangsa Indonesia itu
sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan

7
melalui proses refleksi filosofis pada pendiri negara seperti Ir. Soekarno, M. Yamin, Moh.
Hatta, Soepomo, serta para tokoh pendiri yang lain.

1. Nilai- Nilai Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

• Keyakinan Adanya Tuhan

Banyaknya kepercayaan dan agama yang ada di Indonesia membuat Indonesia


memberikan hak yang paling mendasar kepada warga negaranya untuk bebas
memeluk agama dan kepercayaan masing-masing, karena kebebasan agama itu sendiri
datang dari Tuhan kepada martabat manusia sebagai mahluk Tuhan. Contoh bahwa
meyakini adanya Tuhan yaitu memeluk agama dan kepercayaan masing-masing.

• Ketaqwaan pada Tuhan

Taqwa yaitu menjalankan segala perintah Tuhan dan menjauhi segala


larangan-Nya. Oleh karena itu, setiap keyakinan sudah seharusnya beriringan dengan
ketaqwaan. Dengan bertakwa, maka seseorang akan damai dan tenteram hidupnya.
Contoh bertaqwa kepada Tuhan yaitu mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari dengan cara yang halal.

• Toleransi Antar Umat Beragama

Keanekaragaman akan kepercayaan dan agama yang ada di Indonesia


dijembatani oleh nilai toleransi antar umat beragama yang dibawa oleh sila ketuhanan
Yang Maha Esa. Apabila tidak ada toleransi, maka dimungkinkan terjadinya
perpecahan di antara penduduk Indonesia. Contoh dalam hal ini ialah menghargai dan
menghormati perbedaan agama yang ada di Indonesia.

2. Nilai-Nilai Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

• Kesamaan Derajat di Antara Setiap Warga Negara

Dengan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, manusia diakui dan
diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai mahluk Tuhan Yang
Maha Esa. Agar seseorang diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya, maka
seseorang harus menghormati dan menghargai orang lain. Contoh dalam hal ini yaitu
tidak membeda-bedakan suku, ras dan agama.

8
• Simbol Pengakuan Atas Kemanusiaan

Kata beradab yang tercantum dalam rumusan sila kedua ini membuktikan agar
manusia selalu beradab pada setiap kesempatan dalam hidupnya. Adanya adab
kemanusiaan ini akan menghasilkan pengaruh positif yaitu rasa saling mencintai di
antara sesama manusia dan mengembangkan sikap tenggang rasa sehingga ketertiban
dan keamanan di tengah masyarakat. Tenggang rasa sangat penting dilaksanakan oleh
semua rakyat karena dengannya terjadi rasa saling hormat menghormati atau sayang
menyayangi.

3. Nilai-Nilai Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

• Rasa Persatuan dan Kesatuan

Di tengah kehidupan masyarakat seringkali terdapat egoisme yang telah


menjadi sifat dasar manusia yang menjadi penyebab terjadinya perpecahan.Dalam
sila ketiga ini, setiap warga negara diwajibkan untuk enantiasa menempatkan rasa
kesatuan dan persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa di atas kepentingan
diri maupun kepentingan golongan.

• Cinta Tanah Air

Persatuan Indonesia mengindikasikan bahwa persatuan yang menjadi kunci


maju dan sejahteranya Indonesia. Hal ini tidak lepas dari fakta bahwa salah satu nilai
dari sila ketiga ini adalah cinta terhadap tanah air. Kecintaan terhadap tanah air akan
menjadikan setiap warga negara senantiasa berusaha yang terbaik demi Indonesia.
Contoh dari hal ini adalah mengikuti upacara bendera pada hari Senin.

4. Nilai –Nilai pada Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

• Kedaulatan Berada di Tangan Rakyat

Kata kerakyatan di dalam rumusan sila keempat ini menunjukkan bahwa yang
memiliki kekuasaan di Indonesia tak lain dan tak bukan adalah rakyat Indonesia. Oleh
karena itu, setiap kepentingan rakyat yang bertujuan memajukan kesejahteraan umum
rakyat haruslah dilaksanakan sepenuhnya. Contoh kedaulatan berada di tangan rakyat
adalah adanya pemilu untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden.

9
• Mengutamakan Musyawarah dalam Pengambilan Keputusan

Di Indonesia senantiasa mengutamakan musyawarah mufakat untuk


pengambilan keputusan terkait beberapa hal. Musyawarah untuk mencapai mufakat
ini harus diliputi dengan semangat kekeluargaan dan akal sehat sesuai hati
nurani.Contoh mengutamakan musyawarah dalam pengambilan keputusan yaitu
memilih ketua kelas.

5. Nilai-Nilai pada Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

• Menjaga Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Keadilan sosial sangat berkaitan erat dengan keseimbangan hak dan kewajiban
di tengah masyarakat. Hak dan kewajiban yang seimbang menunjukkan bahwa
terdapat keadilan sosial yang merata bagi rakyat Indonesia. Contohnya ialah apabila
seseorang ingin dihargai dan dihormati oleh orang lain maka seseorang tersebut juga
harus menghargai dan menghormati orang lain.

• Mengembangkan Perbuatan yang Luhur

Sila kelima lebih menekankan pada praktik individu dalam bergaul dengan
sesama. Sila ini meminta kita untuk selalu mengembangkan perbuatan yang luhur
yang mana perbuatan ini mencerminkan sikap kekeluargaan dan kegotongroyongan.

10
C. LANDASAN YURIDIS

Landasan Yuridis

Landasan yuridis atau hukum pendidikan yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari
peraturan perundang-undangan yang berlaku yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek
pendidikan dan atau studi pendidikan.

Menurut M Friedman sistem hukum adalah suatu sistem yang meliputi substansi,
hukum, dan budaya hukum. Terdapat juga unsur unsur Sistem Hukum dapat dibagi dalam 3
(tiga) jenis yaitu :

1. Substance (Substansi Hukum)

Pengertian Substansi Hukum adalah hakikat dari isi yang dikandung di dalam
peraturan perundang-undangan. Substansi meliputi semua aturan hukum, baik itu yang
tertulis maupun tidak tertulis, seperti halnya hukum materiil (hukum substantif), hukum
formil (hukum acara) dan hukum adat.

2. Structure (Struktur Hukum)

Pengertian Struktur Hukum adalah tingkatan atau susunan hukum, pelaksana hukum,
lembaga-lembaga hukum, peradilan dan pembuat hukum. Struktur hukum ini didirikan atas
tiga elemen yang mandiri, yaitu :

a. beteknis-system, yaitu keseluruhan dari aturan-aturan, kaidah dan asas hukum yang
dirumuskan ke dalam sistem pengertian.
b. intellingen, yaitu pranata-pranata (lembaga-lembaga) dan pejabat pelaksana hukum
yang keseluruhannya merupakan elemen operasional (pelaksanaan hukum).
c. beslissingen en handelingen, yaitu putusan-putusan dan tindakan-tindakan konkret,
baik itu dari pejabat hukum maupun para warga masyarakat. Akan tetapi, hanya
terbatas pada putusan-putusan serta tindakan-tindakan yang memiliki hubungan atau
ke dalam hubungan yang dapat dilakukan dengan sistem pengertian tadi.

3. Legal Culture (Kultur Hukum)

Pengertian Kultur Hukum adalah bagian-bagian dari kultur dan pelaksana hukum,
cara-cara bertindak dan berpikir (besikap), baik yang berdimensi untuk membelokkan
kekuatan-kekuatan sosial menuju hukum atau yang menjauhi hukum. Kultur hukum
merupakan gambaran dari perilaku dan sikap terhadap hukum itu, serta keseluruhan dari
faktor-faktor yang menetukan bagaimana sistem hukum memperoleh tempat yang sesuai dan
dapat diterima oleh warga masyarakat di dalam kerangka budaya masyarakat.

11
Menurut kami yuridis adalah perundang-undangan yang berguna bagi diri sendiri dan
bisa diterapkan untuk orang lain, tidak melenceng dari undang-undang yang telah ditetapkan.

Landasan yuridis secara hukum perkuliahan Pendidikan Pancasila di Perguruan


Tinggi diatur dalam UU No.2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional, pada pasal 39
menyatakan bahwa isi kurikulum semua jenis, jalur dan jenjang pendidikan di Indonesia
wajib memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan.

Terdapat peraturan dalam Surat Keputusan Mendiknas RI, No.232/U/2000, tentang


Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian hasil belajar mahasiswa
tertera pada pasal 10 ayat 1 dijeleskan bahwa kelompok Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi, yang terdiri atas
Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraa.

Dirjen Pendidikan Tinggi mengeluarkan Surat Keputusan No.38/DIKTI/Kep/2002


tentang rambu rambu pelaksanaan mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK).
Dijelaskan bahwa kompetensi kelompok mata kuliah bertujuan menguasai kemampuan
berpandangan luas sebagai manusia intelektual, bersikap rasional dan dinamis.

Pengertian rasional adalah suatu pola pikir dimana seseorang bersikap dan bertindak
sesuai dengan logika dan nalar manusia. Arti rasional adalah suatu konsep yang sifatnya
normatif yang merujuk pada keselarasan antara keyakinan seseorang dengan alasan orang
tersebut untuk yakin, atau tindakan seseorang dengan alasannya untuk melakukan tindakan
tersebut. Secara etimologi, istilah rasional berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu “rasio”
yang artinya kemampuan kognitif untuk memilah antara yang benar dan salah dari yang ada
dan dalam kenyataan.

Contoh tindakan rasional :

1. Manusia harus bekerja keras jika ingin mendapatkan uang dan menjadi kaya.

2. Seorang penjahat akan ditangkap dan diadili karena melakukan tindakan


melanggar hukum.

3. Seorang atasan memberikan bonus kepada pegawai yang menunjukkan


prestasi dalam kerja.

4. Seseorang lebih memilih makanan yang enak rasanya ketimbang makanan


yang kurang enak

Pengertian Dinamis adalah sesuatu hal yang terus berubah dan berkembang secara
aktif,atau seseorang yang hidupnya sangat antusias dengan banyak energi dan tekad. Secara
etimologi,istilah dinamis berasal dari kata bahasa Prancis “dynamique” yang diambil dari
bahasa Yunani yang berarti ‘kekuatan’ atau ‘tenaga’.

12
Contoh orang berperilaku dinamis :

a. Selalu berpikir dalam konteks peluang, kemampuan, kemungkinan dan menjauhi


pikiran-pikiran tentang keterbatasan atau ketidak-mampuan.
b. Percaya pada diri sendiri bahwa dirinya mapu untuk mencapai apa yang diinginkan.
c. Mempunyai perbedaan yang unik.
d. Dapat menentukan pilihan guna menatap masa depan.

Dalam rambu rambu mata kuliah MPK Pancasila terdapat segi historis, filosofis,
ketatanegaraan, kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengembangan tersebut diharapkan agar
mahasiswa mampu mengambil sikap sesuai hati nuraninya, mengenali masalah hidup
terutama kehidupan rakyat, mengenali perubahan serta mampu memaknai peristiwa sejarah,
nilai nilai budaya demi persatuan bangsa Indonesia.

13
D. LANDASAN FILOSOFIS

Landasan Filosofis

Menurut Salahudin,A yang dikutip kembali oleh Halim, A dan Supriyono (2012),
Kata Filosofis terbentuk dari 2 kata dari bahasa Yunani, yaitu philo yang berarti cinta dan
Sophos yang berarti kebijaksanaan. Dengan demikian Filosofis (Filsafat) dapat diartikan
sebagai cinta kebijaksanaan (alhikmah). Orang yang mencintai atau mencari kebijaksanaan
atau kebenaran disebut dengan Filsuf.

Landasan filosofis pendidikan merupakan bagian penting yang harus dipelajari dalam
dunia pendidikan, hal ini dikarenakan pendidikan bersifat normatif dan perspektif. Selain itu
juga, dengan filosofis pendidikan kita akan mengetahui mengapa, apa, dan bagaimana kita
melakukan pelajaran, siapa yang kita ajar dan mengenai hakikat belajar. Hal ini merupakan
seperangkat prinsip yang menuntun kita dalam melakukan tindakan profesional melalui
kegiatan dan masalah-masalah yang kita hadapi sehari-hari.

Pancasila merupakan dasar filsafat dan pandangan filosofis bangsa Indonesia,oleh


karena itu suatu keharusan moral dengan mengamalkan kehidupan bermasyarakat,berbangsa
dan bernegara serta tercantum dalam nilai-nilai pancasila dengan dasar filsafat negara.

Secara filosofis bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara adalah sebagai bangsa
yang berketuhanan dan berkemanusiaan, hal ini berdasarkan kenyataan obyektif bahwa
manusia adalah mahluk Tuhan YME.

Syarat dari suatu negara yaitu dengan adanya persatuan yang menjadi unsur pokok
suatu negara,sehingga secara filosofis negara persatuan dan kerakyatan konsekuensinya yaitu
rakyat menjadi dasar ontologism demokrasi. Ontologis demokrasi merupakan alat telaah
dalam kajian filsafat ilmu. contoh dari ontologi, misalnya ontologi rumah. Di zaman
sekarang, begitu banyak model dan bentuk dari rumah.

Maka dari itu, realisasi kenegaraan dalam proses reformasi yang terjadi dewasa
menjadi suatu bentuk keharusan jika memang Pancasila menjadi salah satu sumber nilai
dalam pelaksanaan kenegaraan baik itu di dalam pembangunan nasional, ekonomi, sosial
budaya, politik, hukum, hingga pertahanan dan keamanan.

E. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

Berdasarkan :

a. Surat keterangan direktur jenderal No.38/DIKTI/Kep/2002 tentang mengarah


pada moral dalam kehidupan sehari-hari memancarkan iman dan taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Didalam masyarakat terdiri dari agama,
budaya, kepentingan, dan mendukung kerakyatan. Dalam memikirkan
keempat pemikiran tersebut terdapat perbedaan diarahkan pada perilaku yang
mewujudkan perilaku sila ke-5

14
b. Menghasilkan mahasiswa yang beriman, bertaqwa, dan bersikap mampu :
1. Bertanggung jawab sesuai hati nurani
2. Memecahkan masalah hidup dan kesejahteraan
3. Mengenali perubahan pengetahuan teknologi dan seni
4. Memaknai sejarah dan nilai-nilai budaya yang mengandung sila ke-3
c. Warga negara Indonesia harus memahami, menganalisa, menjawab masalah-
masalah yang berdasarkan pada cita-cita dan tujuan bangsa indonesia.

15
PENUTUP

Dasar negara Republik Indonesia dalam sejarahnya, eksitensi pancasila sebagai dasar
filsafat negara Republik Indonesia yaitu paraigma bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
ini dimaksud untuk dipergunakan sebagai acuan setiap warga negara utamanya para
penyelenggara negara dan pemerintahan dalam menentukan kebijakan dan mengadakan
evaluasi serta Indonesia adalah negara demokrasi berdasarkan atas hukum. Oleh karena itu
dalam aspek pelaksanaan dan penyelenggaraan diatur dalam UUD yaitu Pancasila dalam
ketatanegaraan Republik Indonesia.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://www.habibullahurl.com/2017/09/landasan-pendidikan-pancasila.html

http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/07/landasan-historis-kultural-yuridis-dan.html

http://rahmat-adiant0.blogspot.com/

http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/07/landasan-historis-kultural-yuridis-dan.html

17

Anda mungkin juga menyukai