Anda di halaman 1dari 3

HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN

A. Peraturan perundang-undangan yang melandasi pelayanan kesehatan


1. Kepmen Kes Ri No. 900/Menkes/Sk/Vii/2002 Tentang Registrasi Dan Praktik
Bidan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.02.02/Menkes/
149/ 2010 Tentang Standar Profesi Bidan
3. Kewenangan bidan menurut UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan dan Permenkes No, 1464/Menkes/X/2010 tentang Izin
Penyelenggaraan Praktek Bidan dan Kewenangan Bidan.

Undang-undang kesehatan yang baru ini mendefinisikan tenaga kesehatan sebagai setiap
orang yang mengabadikan diri dalan bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/ atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Tenaga Kebidanan yaitu bidan baik yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS),
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja atau bidan yang diberikan tugas khusus, mereka
sama-sama memiliki tugas sebagai tenaga kesehatan yang memiliki hak dan kewajiban
sebagai tenaga kesehatan sebagaimana tercantum dalam pasal 57, pasal 58 dan pasal 59.

KEPMENKES RI NO. 900/MENKES/SK/VII/2002

Bidan diharuskan memenuhi persyaratan dan perizinan untuk melaksanakan praktek, dalam
peraturan ini, terdapat ketentuan-ketentuan secara birokrasi hal-hal yang harus bidan penuhi
sebelum melakukan praktik dan juga terlampir informasi-informasi petunjuk pelaksanaan
praktik kebidanan. Bidan dalam hal tersebut tertuang pada Bab dan Pasal-pasal berikut :

1. Pasal 14
Bidan dalam menjalankan praktiknya berwenang untuk memberikan pelayanan yang
meliputi :
a. Pelayanan kebidanan
b. Pelayanan keluarga berencana
c. Pelayanan kesehatan masyarakat
2. Pasal 15
a. Pelayanan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 huruf a ditunjukkan
kepada ibu dan anak
b. Pelayanan kepada ibu diberikan pada masa pranikah, prahamil, masa kehamilan,
persalinan, nifas, menyusui, dan masa antara (periode interval)

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


369/MENKES/SK/III/2007

Secara Umum Isi Kepmenkes ini mencakup : Definsi dan pengertian bidan, asuhan
kebidanan, praktek bidan dan standar kompetensi bidan (pengetahuan maupun keterampilan).
Hal-hal tersebut yang mendasari praktek bidan. Praktek kebidanan dikatakan baik apabila
memenuhi standar kompetensi sebagia berikut :

a. Standar kompetensi bidan


b. Pra konsepsi, KB, dan Ginekologi
c. Asuhan dan Konseling selama kehamilan
d. Asuhan selama kehamilan
e. Asuhan selama persalinan dan kelahiran
f. Asuhan pada ibu nifas dan menyusui
g. Asuhan pada bayi baru lahir
h. Asuhan pada bayi dan balita
i. Kebidanan komunitas
j. Asuhan pada ibu/wanita dengan gangguan reproduksi

HUBUNGAN STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN DENGAN HUKUM


PERUNDANG-UNDANGAN

Standar I tentang falsafah dan tujuan sesuai dengan UU No. 23 Tahun 1992, Bab II
tentang asas dan tujuan pasal 3 dikatakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemajuan, dan kemampuan hidup sehat bagai setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Standar II tentang Administrasi dan
Pengelolaan sesuai dengan UU RI No. 36 Tahun 2009, Bab IV; Upaya Kesehatan, Bagian
Kedua; Pelayanan Kesehatan, Paragraf I tentang Pemberian Pelayanan, Pasal 52 ayat (2)
pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan dengan
pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative.

Standar IV tentang Fasilitas dan Peralatan sesuai dengan Keputusan Menteri


Kesehatan RI No. 900/MENKES/ SK/VII/2002 tentang Registasi dan Praktek Kebidanan
Pasal 22 yang berbunyi Bidan dalam menjalankan praktek perorangan harus memenuhi
persyaratan yang meliputi tempat dan ruangan praktek, tempat tidur, peralatan, obat-obatan,
dan kelengkapan administrasi.
Standar V tentang Kebijakan dan Prosedur sesuai dengan sesuai dengan Keputusan
Menteri Kesehatan RI No. 900/MENKES/ SK/VII/2002 tentang Registasi dan Praktek
Kebidanan Bab VII tentang Pembinaan dan Pengawasan, Pasal 32 yang berbunyi Pimpinan
Sarana Kesehatan wajib melaporkan bidan yang melakukan praktek dan berhenti melakukan
praktek pada sarana kesehatannya kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/ kota dengan
tembusan kepada organisasi profesi.
Standar VI tentang Pengembangan Staff dan Program Pendidikan Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 900/MENKES/ SK/VII/2002 tentang Registasi dan Praktek Kebidanan Bab
VII tentang Pembinaan dan Pengawasan, Pasal 33 ayat (1) yang berbunyi Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan atau organisasi profesi terkait melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap bidan yang melakukan praktek diwilayahnya.
Standar VII tentang Standar Asuhan sesuai dengan PERMENKES No.
585/MENKES/PER/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medik, Bab II pasal 2 ayat (1)
yang berbunyi semua tindakan medic yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat
persetujuan.

https://carissaamelia.blogspot.com/2016/07/hubungan-standar-praktik-kebidananspk.html?
m=1

Tresnawati. 2016. Aspek Hukum Tanggung Jawab Bidan.

Dr. Widjajarta Marius. 2011. Hukum Tentang Hak Dan Kewajiban Tenaga Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai