Anda di halaman 1dari 21

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN PANCASILA

Achmad Nadhif Zain (K1C023080)

Royan Ramadhan (K1C023104)

Esa Amira (K1C023095)

Raihana Iqomanisa (K1C023065)

Wanda Aprilia Elvani (K1C023122)

PROGRAM STUDI S1 FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO 2023
Kata Pengantar

1
Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah " Latar Belakang Pendidikan Pancasila secara
Historis, Kultural, Yuridis, Filosofis."
Sholawata serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita
Muhammad saw. yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur'an
dan sunah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan satu di antara tugas mata kuliah Pancasila di
program studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Jendral Soedirman.
Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak Munasib, S.Pdl.,M.Pdl selaku dosen pembimbing mata kuliah
Pancasila yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini maka itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN..................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................5
II. PEMBAHASAN....................................................................................................6
2.1 Latar Belakang Pendidikan Pancasila Secara Historis..........................................6
2.2 Latar Belakang Pendidikan Pancasila Secara Kultural.........................................8
2.3 Latar Belakang Pendidikan Pancasila Secara Yuridis.........................................11
2.4 Latar Belakang Pendidikan Pancasila Secara Filosofis.......................................13
III. PENUTUP..........................................................................................................16
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 17

3
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila sebagai dasar negara Indonesia bukan hanya sekadar sebuah konsep
politik, melainkan juga merupakan landasan filosofis, historis, budaya, dan yuridis
yang memengaruhi pendidikan di negara ini. Makalah ini akan mengungkapkan latar
belakang kompleks dari filosofi historis, dan yuridis yang memberi dasar bagi
pendidikan Pancasila.
Dalam konteks filosofi, Pancasila mengemban nilai-nilai moral dan etika yang
mendalam. Filosofi ini terinspirasi dari warisan agama, dan nilai-nilai adiluhung yang
telah ada dalam masyarakat Indonesia selama berabad-abad. Melalui Pancasila,
Indonesia mengintegrasikan konsep-konsep moral seperti keadilan, kebenaran, dan
kasih sayang ke dalam struktur dasar negara.
Secara historis, Pancasila muncul sebagai hasil perjuangan panjang dalam
meraih kemerdekaan Indonesia. Perumusan Pancasila pada tanggal 1 Juni 1945
merupakan refleksi dari semangat perjuangan dan visi para pemimpin bangsa yang
berjuang melawan penjajahan. Ini menciptakan fondasi kuat yang menghubungkan
pendidikan dengan sejarah kemerdekaan dan identitas nasional.
Dari sudut pandang yuridis, Pancasila terwujud dalam konstitusi Indonesia,
terutama dalam Pembukaan UUD 1945. Ini memberikan dasar hukum yang kuat
untuk integrasi nilai-nilai Pancasila dalam sistem pendidikan Indonesia. Undang-
Undang
Sistem Pendidikan Nasional juga mencantumkan pengajaran dan pengamalan
Pancasila sebagai salah satu prinsip pendidikan di Indonesia.
Makalah ini akan mengulas lebih lanjut bagaimana filosofi, sejarah, dan aspek
yuridis ini secara bersama-sama membentuk latar belakang yang kuat untuk
pendidikan Pancasila di Indonesia.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang Pendidikan Pancasila secara Historis?
2. Bagaimana latar belakang Pendidikan Pancasila secara Kultural?
3. Bagaimana latar belakang Pendidikan Pancasila secara Yuridis?
4. Bagaimana latar belakang Pendidikan Pancasila secara Filosofis?

5
II. PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Pendidikan Pancasila Secara Historis


Bangsa Indonesia terbentuk melalui proses sejarah yang panjang. Proses
sejarah dimulai dari zaman kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit, Demak, Pajang dan
Mataram yang menjajah dan menguasai masyarakat Indonesia. Ratusan tahun
perjalanan hidup bangsa Indonesia telah berjuang untuk menemukan jati diri sebagai
bangsa yang mandiri, mandiri, yang asasnya mencerminkan cara pandang masyarakat
terhadap hidup dan falsafah hidup. Melalui proses yang panjang, bangsa Indonesia
menemukan jati dirinya melalui sejarah yang memuat watak, ciri dan hakikat bangsa
yang berbeda dengan bangsa lain, yang dirumuskan oleh para pendiri negara kita
dengan rumusan sederhana namun mendalam yang mencakup lima prinsip(lima
pedoman), yang kemudian dikenal dengan Pancasila Bangsa Indonesia terbentuk
melalui proses sejarah yang panjang. Proses sejarah dimulai dari zaman kerajaan
Kutai, Sriwijaya, Majapahit, Demak, Pajang dan Mataram yang menjajah dan
menguasai masyarakat Indonesia. Ratusan tahun perjalanan hidup bangsa Indonesia
telah berjuang untuk menemukan jati diri sebagai bangsa yang mandiri, mandiri,
yang asasnya mencerminkan cara pandang masyarakat terhadap hidup dan falsafah
hidup. Melalui proses yang panjang, bangsa Indonesia menemukan jati dirinya
melalui sejarah yang memuat watak, ciri dan hakikat bangsa yang berbeda dengan
bangsa lain, yang dirumuskan oleh para pendiri negara kita dengan rumusan
sederhana namun mendalam yang mencakup lima prinsip. . (lima pedoman), yang
kemudian dikenal dengan Pancasila (Kalean, 2010). : 12) 1
Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara saat ini, khususnya pada masa
reformasi agama, bangsa Indonesia sebagai bangsa harus mempunyai visi dan sikap
hidup yang kuat, agar tidak goyah di tengah pergaulan internasional. Dengan kata lain
masyarakat Indonesia harus mempunyai nasionalisme dan rasa kebangsaan yang kuat.

1
(Toni Nasution, pd, 2022:21)
M.

6
Hal ini dicapai bukan melalui kekuasaan atau hegemoni ideologi, melainkan melalui
kesadaran berbangsa dan bernegara yang berakar pada sejarah perjuangan nasional.
Secara historis, nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila, sebelum
dirumuskan dan disahkan sebagai dasar negara Indonesia, secara obyektif dan historis
adalah milik bangsa Indonesia. Asal usul nilai-nilai Pancasila tidak lain berasal dari
bangsa Indonesia yang merupakan kekuatan materialistis Pancasila. Dengan
demikian, kehidupan bangsa Indonesia tidak lepas dari nilai-nilai Pancasila
berdasarkan fakta objektif sejarah. 2
Berdasarkan wawasan dan alasan sejarah, maka sangat penting bagi generasi
penerus bangsa, khususnya para intelektual kampus, untuk belajar, memahami dan
mengembangkan berdasarkan pendekatan ilmiah, yang pada akhirnya kokoh
berlandaskan kesadaran dan visi kebangsaan. dengan nilai-nilai mereka. Materi
kurikulum internasional ini disebut PKn, yaitu mata kuliah yang membahas tentang
filsafat nasional Indonesia. Hal ini akan dapat dipahami oleh seluruh generasi penerus
bangsa karena bangsa Indonesia secara historis mempunyai budaya, adat istiadat, dan
nilai-nilai agama yang secara historis dikaitkan dengan bangsa Indonesia.
Secara historis, Pancasila dirumuskan dengan tujuan untuk dijadikan dasar
negara Republik Indonesia yang merdeka. Pancasila yang dijadikan dasar negara
diteliti dan diambil dari nilai-nilai pendapat masyarakat Indonesia pada masa
pembangunan. Pandangan hidup manusia dijungkirbalikkan dan dilembagakan
menjadi pandangan hidup kerakyatan. Selain itu, cara pandang hidup bangsa dibentuk
dan dilembagakan ke dalam konsep kehidupan bernegara atau landasan negara. Bukti
atau fenomena sejarah yang mendasari Pancasila sebagai dasar negara dapat
ditelusuri dari peristiwa, ungkapan atau pernyataan berikut ini (Soegita, 2002:1-2).
Pada tanggal 29 Mei 1945, DR. K.R T. Radjiman Wedyoningra selaku ketua badan
penyidik meminta agar ujian tersebut menjadi landasan bagi Indonesia merdeka
(Indonesian Philosofische Philosofische Gondung).
2
(Toni Nasution, pd, 2022:22)
M.

7
Saat tes bpupki pertama. Ketua BPUPKI Pertamaa Dr krt radjiman
wedyodiningrat mengajukan persoalan khusus yang perlu dibahas dalam rapat
tersebut, yakni calon bentuk dasar negara Indonesia yang akan terbentuk. Kemudian
muncul 3 pembicara bernama Mohamad Yamin. Soepomo dan Sukarno.3
Pada tanggal 29 Mei 1945, Muhammad Yamin di awal pidatonya pada sidang
badan penyidik, antara lain mengatakan: “kewajiban ikut serta mempelajari
bahanbahan pembentuk dasar dan susunan negara yang dibentuk pada suasana
kemerdekaan yang diakui dan dipertahankan bangsa Indonesia sebagai pengorbanan
darah dan daging selama ratusan tahun..." (teks penyusunan UUD 1945. Rp. Soeroso
kemudian memperingatkan, Tuan Muhammad Yamin dalam pidatonya tanggal 29
Mei 1945 antara lain mengatakan: “Seperti yang telah dijelaskan oleh Presiden
Radijima, telah dibicarakan sebelumnya tentang berdirinya Indonesia merdeka…”
(Rancangan Undang-Undang Dasar 1945). Prof. TN. Dalam pidatonya pada rapat
Dewan
Investigasi tanggal 31 Mei 1945, Soepomo antara lain mengatakan, “Pembahasan kita
tentang apa yang akan menjadi dasar negara Indonesia merdeka” (teks awal UUD
1945) 4 Dalam pidatonya pada sidang angket tanggal 1 Juni 1945, Soekarno antara lain
menyatakan bahwa ketua badan penyidikan mengupayakan berdirinya negara
Indonesia merdeka, yaitu falsafah terak, atau falsafah dasar negara Indonesia merdeka.
. yaitu Pancasila. , akan dipresentasikan pada pertemuan tersebut.
Sehari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 18 Agustus
1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) menyetujui Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia. Ketika UUD 1945 disahkan, Pancasila dalam
pembukaan UUD 1945 resmi menjadi dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.) 5

3
(Drs.Kaelan ,M.S 1990:24)
4
(Toni Nasution, M. pd,2022:23)
5
(Toni Nasution, pd,2022:24)
M.

8
2.2 Latar Belakang Pendidikan Pancasila Secara Kultular
Bangsa Indonesia memiliki kepribadian tersendiri yang tercermin di dalam
nilai-nilai budaya yang telah lama ada. Nilai-nilai budaya tersebut sebagai nilai dasar

M.

9
berkehidupan berbangsa dan bernegara yang dirumuskan dalam Pancasila.
Kebudayaan dan Pendidikan mempunyai hubungan timbal balik atau saling
menguntungkan anatara satu dengan yang lainnya, sebab kebudayaan dapat
dilestarikan atau dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi
ke generasi, yang merupakan penerus dengan jalan pendidikan baik secara formal
maupun non formal. Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan
yang sesuai dengan perkembangan zaman sehingga utamannya pendidikan dan
keluarga. Setiap bangsa di dunia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara senantiasa memiliki suatu pandangan hidup, filsafat hidup, dan peganggan
hidup agar tidak terombang ambing dalam kancah pergaulan masyarakat. Setiap
bangsa memiliki ciri khas serta pandangan hidup yang berbeda dengan bangsa lain.
Negara komunisme dan liberalisme meletakan dasar filsafat negaranya pada suatu
konsep ideologi tertentu. Berbeda dengan bangsa lain, bangsa Indonesia bedasarkan
pandangan hidupnya dalam masyarakat berbangsa dan bernegara pada asas kultural
yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan
kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila Pancasila bukanlah hanya
merupakan suatu hasil konseptual seseorang saja. Melainkan suatu hasil karya besar
bangsa Indonesia itu sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia melalui proses refletosi filsofis para pendiri negara. Seperti Ir.
Soekarno, M. Yamin, M Hatta, Soepomo, serta pendiri negara lainnya. Satu-satunya
karya besar bangsa Indonesia yang sejajar dengan karya besar bangsa lain di dunia
adalah pemikiran tentang bangsa dan negara yang berdasarkan pandangan hidup suatu
prinsip nilai yang tertuang dalam sila-sila Pancasila. Oleh karena itu para generasi
penerus bangsa terutama dalam kalangan intelektual kampus sudah seharusnya untuk
mendalami secara dinamis dalam diri pengembangannya sesuai dengan tuntunan
zaman. Pandangan hidup suatu bangsa merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan bangsa yang bersangkutan. Bangsa yang tidak memiliki
pandangan hidup, adalah bangsa yang tidak memiliki jati diri (identitas) dan
kepribadian, sehingga akan dengan mudah terombang ambing dalam menjalani
kehidupannya, terutama pada saat-saat menghadapi berbagai tantangan dan pengaruh
baik yang datang dari luar maupun yang muncul dari dalam, lebih-lebih di era
10
globalisasi dewasa ini. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia adalah
jati diri dan kepribadian bangsa yang merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang
hidup dan berkembang dalam budaya Masyarakat Indonesia sendiri dengan memiliki
sifat keterbukaan, sehingga dapat mengadaptasikan dirinya terhadap perkembangan
zaman. Disamping memiliki dinamika internal secara selektif dalam proses adaptasi
yang dilakukannya. Dengan demikian generasi penerus bangsa dapat memperkaya
nilai-nilai Pancasila sesuai dengan tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang
dihadapi, terutama dalam meraih keunggulan IPTEK tanpa kehilangan jati dirinya.6
Setiap orang di dunia yang hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
selalu memiliki visi hidup, falsafah hidup dan pedoman hidup agar tidak goyah dalam
kancah sosial masyarakat internasional. Setiap bangsa memiliki karakteristik dan
pandangan hidup yang berbeda dengan bangsa lain. komunisme negara dan
liberalisme menetapkan falsafah negara pada konsep ideologi tertentu, misalnya
komunisme mendasarkan ideologinya pada konsep pemikiran Karl Marx. Rakyat
Indonesia mendasarkan pandangan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
pada prinsip kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri dan melekat padanya.
Nilai-nilai kebangsaan dan sosial yang terkandung dalam sila-sila Pancasila bukan
hanya hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri, tetapi dimunculkan oleh nilai-nilai
budaya bangsa Indonesia sendiri melalui refleksi filosofis. para pendiri negara,
seperti Ir.
Soekarno, Bpk. MUH, Yamin, Dr. Pak Hatta, Prof. Soepomo dan pendiri negara
lainnya.7
Karya-karya besar bangsa Indonesia yang sejajar dengan karya-karya besar
bangsa-bangsa lain di dunia merupakan hasil pemikiran rakyat dan negaranya,
berlandaskan pada sikap hidup, prinsip nilai yang terkandung di Indonesia. . pedoman
negara. Pancasila. Oleh karena itu, generasi penerus bangsa, khususnya para
cendikiawan kampus, harus berusaha mengkajinya secara dinamis dalam arti akan
berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.

6
PGSD univesitas muria kudus
7
(Toni Nasution,M.pd,2022:24)
11
Pancasila adalah dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia
merupakan salah satu hasil terpenting dari budaya kerakyatan. Oleh karena itu,
Pancasila juga harus diwariskan kepada generasi muda bangsa Indonesia melalui
pendidikan. Tanpa upaya lebih lanjut, bangsa akan kehilangan budaya atau hasil
budaya yang sangat penting. Orang yang peduli dengan warisan budaya luhur
bangsanya. Oleh karena itu, harus dilakukan upaya untuk mewariskan budaya
tersebut melalui pendidikan pancasila.8

2.3 Latar Belakang Pendidikan Pancasila Secara Yuridis


Landasan Yuridis adalah landasan yang berdasarkan atas aturan yang dibuat
setelah melalui perundingan, permusyawarahan. Landasan yuridis Pancasila terdapat
dalam alenia IV pembukaan UUD 45. Antara lain didalamnya terdapat rumusan
silasila Pancasila sebagai dasar negara yang sah.
Batang tubuh UUD 1945 merupakan landasan yuridis konstitusional karena
dasar negara yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 dijabarkan lebih lanjut dan
rinci dalam pasal-pasal dan ayat-ayat yang terdapat di dalam batang tubuh UUD 1945
Landasan yuridis perkuliahan Pancasila diperguruan tinggi diatur dalam UU
nomor 2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan nasional, pasal 39 menyatakan: isi
kurikulum setiap jenis jalur dan jenjang Pendidikan wajib memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidikan agama, dan Pendidikan kewarganegaraan.
Begitu pula dengan pasal 10 ayat 1 Peraturan Menteri Pendidikan Republik
Indonesia Nomor 232/U/2000 yang mengatur tentang Pedoman Penyusunan
Kurikulum Perguruan Tinggi dan Evaluasi Pembelajaran Mahasiswa. Hasilnya,
menjelaskan bahwa pendidikan kewarganegaraan Kurikulum setiap kurikulum harus
mempunyai kelompok mata pelajaran yang terdiri atas pendidikan Pancasila,
pendidikan agama, dan pendidikan kewarganegaraan. Untuk melaksanakan peraturan
tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menerbitkan Peraturan Nomor
38/DIKTI/Kep/2002 yang mengatur tentang tanda pendaftaran mata kuliah

8
(Toni Nasution,M.pd,2022:25)

12
pengembangan kepribadian. Pasal 3 menjelaskan kompetensi kelompok mata
pelajaran MPK adalah mempunyai kemampuan berpikir, rasionalitas dan dinamis
serta berwawasan luas sebagai seorang intelektual. Mengenai derajat mata kuliah
MPK Pancasila, selain aspek sejarah, filosofis, ketatanegaraan, kehidupan berbangsa
dan bernegara, juga dikembangkan etika politik. Pedoman kurikulum diharapkan
dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga peserta didik mengetahui bagaimana
mengambil sikap yang sesuai dengan hati nuraninya, mengenali persoalan-persoalan
kehidupan khususnya kehidupan masyarakat, mengenali perubahan-perubahan dan
mengetahui bagaimana memaknai peristiwa-peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya.
kesatuan nasional.
Awal mula Pancasila sebagai sumber hukum di Indonesia adalah dari
Pancasila dasar negara dari sisi yuridisnya. Pranarka (1985) menyatakan bahwa
dengan diangkatnya Pancasila sebagai dasar negara menjadikan Pancasila sebagai
sumber. Secara leksikal, istilah sumber berarti tempat keluar, yang berarti sumber dari
segala sesuatu yang berupa tulisan, naskah, dokumen dan lain lain. jadi sumber
hukum adalah tempat asal atau tempat keluar pengambilan hukum. Menurut Lazim
Hamidi (2006), sumber hukum dibedakan menjadi 2 yaitu sumber hukum material
dan sumber hukum formal. Sumber hukum material adalah suatu keyakinan hukum
individu dan pendapat umum yang menetukan isi hukum. Dengan demikian
keyakinsn hukum individu (selaku anggota masyarakat) dan juga pendapat umum
merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan hukum. Sedangkan
sumber hukum formal adalah bentuk atau kenyataan dimana kita dapat menemukan
hukum yang berlaku. Jadi karena bentuknya itulah yang menjadi sebab hukum
berlaku umum, diketahui dan ditaati.9
Pendidikan merupakan aspek penting yang harus dikelola dan dibenahi secara
efektif agar dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pendidikan adalah seperangkat peraturan perundang-undangan yang
mengacu baik secara substantif maupun konseptual yang mengacu pada
penyelenggaraan pendidikan dan praktik Pendidikan sebagai dasar peraturan
perundang-undangan yang mendasari terselenggaranya pendidikan di negara tersebut.
9
Rahmadani,Wulan."Sumber Yuridis Pancasila Sebagai Dasar Negara"( 2021)
13
hak dan kewajiban setiap warga negara Indonesia dalam memperoleh pendidikan dan
pendidikan dasar serta upaya pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pendidikan
nasional10
Landasan hukum muktamar pendidikan pancasila di perguruan tinggi tertuang
dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
berasaskan pancasila yang mengandung pengertian bahwa pancasila secara materil
adalah sumber hukum pendidikan nasional. Disebutkan dalam pasal 37 bahwa
program pendidikan tinggi meliputi: pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan
dan pendidikan bahasa, akan tetapi mata kuliah pancasila merupakan mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan yang berlandaskan pada falsafah negara.
Dengan dicantumkannya kata-kata Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945,
maka secara yuridis dan konstitusional Pancasila resmi menjadi dasar negara
Republik Indonesia. Sebagai dasar negara, pancasila memiliki kekuatan mengikat
secara hukum. Seluruh sistem negara yang bertentangan dengan Pancasila sebagai
asas hukum tata negara pada hakekatnya tidak sah dan harus dihapuskan.11
Kirdi Dipoyudo mengatakan (1984:52) dengan demikian menetapkan
Pancasila sebagai dasar falsafah negara berate bahwa moral bangsa telah menjadi
sumber tertib negara dan sumber tertib hukumnya, serta jiwa selurus kegiatan negara
dalam segala bidang kehidupan.
Oleh karena itu, Pancasila sebagai dasar negara akan menjadi dasar ketentuan
dalam tatanan hukum Indonesia untuk sumber daya nasional, yaitu sumber
pengembangan peraturan perundang-undangan daerah (UU No. III/MPR/2000). Jika
aturan dibuat berdasarkan ketentuan yang ada dan Pancasila atau UUD 1945 sebagai
dasarnya, maka selain terjamin formalitasnya, diharapkan juga akan berjalan dengan
baik. mungkin dapat dibenarkan secara hukum.12

2.4 Latar Belakang Pendidikan Pancasila Secara Filosofis


Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atas filsafat atau
pandangan hidup, dan Pancasila ini merupakan dasar filsafat negara. Sehingga dalam
10
jumyati Jumyati, Siti Nur’ariyani, Sholeh Hidayat, Ratna Sari Dewi Jurnal Pendidikan dan Konseling
(JPDK) 4 (6), 8296-8301, 2022
11
(Toni Nasution, M. pd,2022:25)
12
(Toni Nasution, M. pd,2022:26)
14
aspek penyelenggaraan negara harus bersumber pada nilai -nilai Pancasila. Nilai-nilai
yang tertuang dalam rumusan sila-sila Pancasila merupakan filosofi bangs Indonesia
yang telah tumbuh, hidup dan berkembang jauh sebelum berdirinya negara republik
Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila merupakan suatu keharusan moral untuk
merealisasikannya dalam setiap ospek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara adalah
sebagai bangsa yang berketuhanan dan berkemanusiaan. Hal ini berdasarkan
kenyataan bahwa manusia adalah mahkluk tuhan yang Maha Esa. Syarat mutlak suatu
negara adalah adanya persatuan yang terwujudkan sebagai rakyat sehingga secara
filosofis sebagai negara berpersatuan dan berkerakyatan karena rakyat merupakan
asal mula kekuasaan negara.

Sisi filosofis Pancasila dapat dilihat dari beberapa tokoh nasional, menurut
Presiden Pertama Indonesia, Soekarno, filsafat Pancasila yang dikembangkannya
sejak tahun 1955 hingga 1965, filsafat Pancasila diartikan sebagai pondasi yang
dibuat secara mandiri oleh bangsa Indonesia lantaran poin per poin yang membentuk
Pancasila, diambil dari budaya dan tradisi-tradisi luhur bangsa Indonesia yang lahir
dari hasil akulturasi dan asimilasi budaya India (Hindu - Budha), Barat (Kristen), dan
Timur Tengah/Arab (Islam). Pada hakekatnya merupakan sistem filsafat yang
memiliki fungsi nyata bagi keberlangsungan negara ini, seperti filsafat Pancasila
sebagai pandangan hidup Bangsa Indonesia. Filsafat Pancasila sebagai Dasar Negara
Republik Indonesia, dalam hal ini Pancasila diartikan sebagai sebuah dasar nilai serta
norma untuk mengatur sistem pemerintahan atau penyelenggaraan negara Indonesia.
Filosofis Pancasila juga diartikan sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia.
Hal ini dimaksudkan sebagai aspek pencerminan dari garis pertumbuhan dan
perkembangan bangsa.
Pancasila adalah landasan filosofi Pendidikan karakter kuriklum 2013. Hal ini
dapat di analisis hubungannya dengan kelima sila dari Pancasila dengan18 nilai
karakter yang terdapat dalampendidikan karakterkurikulum 2013 sebagai berikut:
1.Sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam Pendidikan karakter mempunyai
nilai Religius dan toleransi sebagai mana negara Indonesia adalah negara
beragama dan negara majemuk, multikultural.
2.Sila kedua “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”. Dalam Pendidikan karakter
memiliki nilai jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu,

15
menghargai prestasi, dan gemar membaca. Hal ini sesuai dengan adab dan
kepribadian bangsa Indonesia sebagai manusia.
3.Sila ketiga “Persatuan Indonesia”.nilsi karakter yang terdapat didalamnya yaitu
cinta tanah air, dan cinta damai.
4.Sila keempat “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan.nilai pendidikan karakteristik yang didalamnya yaitu
demokratis, komunikatif, dan semangat kebangsaan dimana mengedapankan
kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi.
5.Sila kelima “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.nilai pendidikan
karakter didalamnya yaitu peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab
yang dimana mencerminkan sifat negara Indonesia yang berkeadilan sosial.
Dengan demikian kedelapan belas nilai karakter yang diumumkan Kemendiknas
dalam upaya untuk membangun karakter bangsa melalui sekolah adalah
berlandaskan Pancasila sebagai landasan filosofinya.13
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, memiliki dasar ontologis, dasar
epistemologis dan dasar aksiologis tersendiri yang membedakannya dengan
sistem filsafat lain. Secara ontologis, kajian Pancasila sebagai filsafat yang
dimaksudkan sebagai langkah untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila
Pancasila. Notonagoro (dalam Ganeswara, 2007) menyatakan bahwa hakikat dasar
ontologis Pancasilaadalah manusia, sebab manusia merupakan subjek hukum
pokok dari Pancasila. Selanjutnya, hakikat manusia itu adalah semua
kompleksitas makhluk hidup, baik sebagai makhluk individu atau sebagai makhluk
sosial. Secara lebih mendalam,bahwa hal ini bisa dijelaskan bahwa yang berke-
Tuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang
berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta yang berkeadilan
sosial adalah manusia. Kajian epistemologis filsafat Pancasila, dimaksudkan
sebagai upaya untuk mengulik hakikat Pancasila sebagai suatu sistem
pengetahuan. Menurut Titus (dalam Kaelan, 2007) terdapat tiga persoalan

13
Wibowo, B. A. . (2020). Pancasila sebagai Landasan Filosofi Pendidikan Karakter Kurikulum 2013.
Biormatika : Jurnal Ilmiah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, 6(1), 10–19.
16
mendasar dalam epistemology, yaitu: (1) tentang sumber pengetahuanmanusia; (2)
tentang teori kebenaran pengetahuan manusia; dan (3) tentang watak pengetahuan
manusia. Tentang sumber pengetahuan Pancasila, sebagaimana diketahui bahwa
Pancasila dibuat dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sendiri serta dirumuskan
secara bersama-sama oleh “The Founding Fathers” kita.14
Pancasila adalah falsafah negara dan pandangan filosofis bangsa Indonesia.
Sehubungan dengan itu, sudah menjadi kewajiban moral untuk menerapkannya secara
konsisten dalam segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal itu
didasarkan pada kenyataan filosofis dan objektif bahwa bangsa Indonesia hidup
bermasyarakat dan bernegara nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila
yang secara filosofis merupakan falsafah bangsa Indonesia sebelum berdirinya
negara. Secara filosofis, bangsa Indonesia adalah bangsa yang bertuhan dan
kemanusiaan sebelum bangsa itu didirikan, didasarkan pada kenyataan obyektif
bahwa manusia adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa. syarat mutlak negara adalah
adanya persatuan yang diwujudkan sebagai rakyat (yang merupakan unsur dasar
negara), sehingga negara secara filosofis bersatu dan berbangsa. Dengan demikian,
kebangsaan merupakan dasar dari demokrasi ontologis, karena kebangsaan
merupakan titik tolak kekuasaan negara.
Filsafat Pancasila merupakan hasil pemikiran yang sedalam-dalamnya dari
bangsa Indonesia yang mana oleh bangsa Indonesia yang di anggapan sebagai sesuatu
kenyataan atau nilai-nilai yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik
dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia.Pancasila sebagai dasar negara sering disebut
dasar falsafah negara (phylosofiche grondslag) dari negara, ideologi negara
(staatsidee). Dengan demikian Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur
penyelenggaraan negara. Pancasila sebagai Dasar Negara.15
pemerintahan Negara,dengan nama lain Pancasila digunakan sebagai dasar
untuk mengatur Berdasarkan pemahaman filosofis tersebut, maka nilai-nilai Pancasila
menjadi dasar falsafah kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan

14
Semadi, Yoga Putra."Filsafat Pancasila dalam pendidikan di Indonesia menuju bangsa berkarakter".
Jurnal Filsafat Indonesia 2 .2(2019):82-89.
15
Febriansyah,Ferry Irawan."Keadilan berdasarkan Pancasila sebagai dasar filosofis dan ideologi
bangsa".DiH:Jurnal Ilmu Hukum 13.25(2017):368780
17
demikian, harus dilandasi oleh nilai-nilai Pancasila dalam semua aspek
penyelenggaraan pemerintahan, termasuk sistem hukum dan peraturan Indonesia.
Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan kenegaraan, termasuk proses reformasi
dewasa ini, Pancasila perlu menjadi sumber nilai dalam penyelenggaraan kenegaraan
dan dalam pembangunan, ekonomi, politik, hukum, sosial budaya negara, serta dalam
pembangunan. pertahanan dan keamanan. Nilai-nilai Pancasila bersifat konkrit dan
filosofis, dan secara praktis nilai-nilai tersebut membentuk gambaran umum
kehidupan bangsa Indonesia (filsafat kehidupan). Nilai-nilai (values) hanyalah ajaran
konsensus dari berbagai sudut pandang/bidang kehidupan suatu masyarakat/bangsa.
Nilai-nilai rakyat dipengaruhi oleh peluang, kondisi, kondisi alam, dan aspirasi
rakyat. Itulah sebabnya ajaran filsafat mempengaruhi pikiran manusia begitu kuat
dalam bentuk filsafat hidup, filsafat negara, etika, logika.
Dengan mengetahui secara filosofis nilai nilai Pancasila diharapkan dapat
memunculkan suatu ilmu atau pengetahuan baru dan pengembangan baru terhadap
nilai-nilai luhur Pancasila.Dengan didasari nilai nilai luhur Pancasila diharapkan
dapat membangun semangat warga Indonesia untuk konsisten mempelajari dan
mengamalkan nilai-nilai pancasila.karena itu, sudah menjadi tugas seorang ilmuwan
untuk membantu dan menerapkan nilai nilai dalam Pancasila. Pancasila merupakan
bagian dari falsafah bangsa Indonesia yang mana sudah seharusnya memiliki nilai
nilai yang bermoral sehingga dapat diaplikasikan didalam perguruan tinggi sehingga
ajaran dan nilai nilai Pancasila tidak dijadikan sebagai alat kepentingan politik16.
Karena itu, untuk mengatasi permasalahan pancasila agar tidak dijadikan
sebagai alat kepentingan politik, dan tidak mengakibatkan warga Indonesia menjadi
apatis. Masyarakat Indonesia harus memposisikan ideologi Pancasila sebagai suatu
sistem ilmu pengetahuan sehingga dapat mengikir pandangan negatif terhadap
ideologi Pancasila. Namun, warga Indonesia juga harus pandai memposisika. daya
kritis pikir manusia terhadap nilai-nilai Pancasila. Apabila Pancasila tidak didukung
oleh warga Indonesia yang sadar dan berpendidikan serta ilmuwan ilmuwan yang
hebat dan juga para mahasiswa, maka nilai nilai Pancasila akan luntur dan tidak

16
https://jurnal.ugm.ac.id, filsafat ilmu dan arah pengembangan Pancasila.
18
berfungsi sehingga memungkinkan adanya kebekuan dogmatik dan kemiskinan
konseptual akibat langkanya ide atau pandangan secara filosofis.

III.
19
Penutup

3.1 Kesimpulan
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang memiliki latar belakang
historis, filosofis, dan ideologis yang penting. Melalui penelusuran sejarah, asal-usul
Pancasila dapat ditarik dari perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan
dari penjajahan. Secara filosofis, Pancasila menggambarkan nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Sementara secara ideologis,
Pancasila menjadi landasan bagi pembentukan sistem pemerintahan dan norma-norma
kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan demikian, pemahaman mendalam terhadap
latar belakang Pancasila penting agar dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari dan menjaga kesatuan serta identitas bangsa.

DAFTAR PUSTAKA
20
Nasution, T. (2022). Pendidikan Pancasila. Merdeka
Kreasi Group.
Drs Kaelan,M.S.1990 Pancasila Yuridis
Kewarganegaraan
Febriansyah,Ferry Irawan."Keadilan berdasarkan
Pancasila sebagai dasar filosofis dan ideologi bangsa".
DiH:Jurnal Ilmu Hukum 13.25(2017):368780
Kaelan. 1998. Pendidikan Pancasila Yuridis
Kenegaraan, Yogyakarta: Paradigma
https://jurnal.ugm.ac.id, filsafat ilmu dan arah
pengembangan Pancasila.
jumyati Jumyati, Siti Nur’ariyani, Sholeh Hidayat,
Ratna Sari Dewi Jurnal
Rahmadani,Wulan."Sumber Yuridis Pancasila Sebagai
Dasar Negara"( 2021)
Semadi, Yoga Putra."Filsafat Pancasila dalam
pendidikan di Indonesia menuju bangsa berkarakter".
Jurnal Filsafat Indonesia 2 .2(2019):82-89.
Wibowo, B. A. . (2020). Pancasila sebagai Landasan
Filosofi Pendidikan Karakter Kurikulum 2013.
Biormatika : Jurnal Ilmiah Fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan, 6(1), 10–19

21

Anda mungkin juga menyukai