Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH PANCASILA

Dosen pengampu : M. Imam Badruttamam, S.pd

Disusun oleh :

1. Dalila Ramadhani ( 104337522005 )


2. Selin Anjela Putri ( 104337522018 )
3. Syiva Nurhafizah (104337522021 )

Disusun oleh :

1. Dalila Ramadhani ( 104337522005 )


2. Selin Anjela Putri ( 104337522018 )
3. Syiva Nurhafizah (104337522021 )

PROGRAM STUDI FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
YAYASAN PENDIDIKAN PRADA PURWOKERTO
TAHUN AJARAN 2023-2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat
serta karunianya kepada kami dapat menyesaikan tugas makalah “pancasila tentang
dinamika dan tantangan kajian sejarah bangsa indonesia”. Kami menyadari bahwa tulisan
kami ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat berharap masukan dan
saran dari bapak selaku dosen mata kuliah pancasila, demi untuk menyempurnakan tugas ini
kearah yang lebih baik. Pada kesempatan ini, kami juga mengucapkan terima kasih kepada
bapak dan teman teman yang telah banyak membantu menyelesaikan tugas ini. Akhirnya kami
berharap agar tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi kami dan pembaca lainnya dalam
proses pembelajaran di kemudian hari.

Cirebon, 21 maret 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2


DAFTAR ISI .......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 4
C. Tujuan .................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 5
A. SUB BAB 1 ...........................................................................................................5
B. SUB BAB 2 ........................................................................................................ 11
C. SUB BAB 3..........................................................................................................13
BAB III PENUTUP .........................................................................................................14
A. Kesimpulan 14....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila merupakan dasar negara indonesia, Pancasila dalam sejarah perjalanan
bangsa Indonesia bukan sesuatu yang baru,melainkan sudah lama dikenal sebagai bagian
dalam nilai-nilai budaya kehidupan bangsa Indonesia.Kemudian nilai-nilai tersebut
dirumuskan sebagai dasar Negara Indonesia. Artinya, Pancasila digali dan berasal dari nilai-
nilai pandangan hidup masyarakat Indonesia. Sejak zaman dahulu, wilayah-wilayah di
nusantara ini mempunyai beberapa nilai yang dipegang teguh oleh masyarakatnya. Nilai-nilai
Pancasila berdasarkan teori kausalitas yang diperkenalkan Notonagoro (kausa materialis,
kausa formalis, kausa efisien, kausa finalis), merupakan penyebab lahirnya negara. Munculnya
permasalahan yang mendera Indonesia, memperlihatkan telah tergerusnya nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Urgensi pendidikan Pancasila di
perguruan tinggi, yaitu agar mahasiswa tidak tercerabut dari akar budayanya sendiri dan agar
mahasiswa memiliki pedoman atau kaidah penuntun dalam berpikir dan bertindak dalam
kehidupan sehari-hari dengan berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Mahasiswa sebagai
pemegang tongkat estafet kepemimpinan agar tidak mudah terpengaruh oleh paham asing yang
negatif. Serta, agar mahasiswa memiliki pedoman atau kaidah penuntun dalam berpikir dan
bertindak dalam kehidupan sehari-hari dengan berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
B. Rumusan masalah
1) Bagaimana konsep dan urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia dalam
periode pengusulan pancasila
2) Apa alasan diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia
3) Apa saja sumber historis, sosiologis, politis tentang Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa
Indonesia
4) Bagaimana membangun argumen tentang dinamika dan tantangan Pancasila dalam kajian
sejarah Bangsa Indonesia
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui konsep dan urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia
dalam periode pengusulan pancasila
2) Agar memahami kenapa diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia
3) Mengetahui sumber historis, sosiologis, politis tentang Pancasila dalam kajian sejarah
Bangsa Indonesia.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. SUB BAB 1
Dinamika dan tantangan Sejarah perkembangan pancasila dalam kajian sejarah

bangsa Indonesia.

Dinamika Pancasila sebagai ideologi negara dalam sejarah bangsa Indonesia

memperlihatkan adanya pasang surut dalam pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. Sebagaimana

diketahui bahwa Soekarno adalah termasuk seorang perumus bahkan penggali dan pemberi

nama dasar negara. Dalam perjalanan pemerintahannya, ideologi Pancasila mengalami

pasang surut karena dicampur dengan ideologi komunisme dalam konsep Nasakom. 

Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Soeharto diletakan pada

kedudukan yang sangat kuat melalui TAP MPR No. II/1978 tentang permasyarakatan P-4.

Pada masa Soeharto Pancasila menjadi asas tunggal bagi semua organisasi politik ( Orpol )

dan organisasi masyarakat ( Ormas ). 

Penetapan Pancasila sebagai dasar negara tak hendak menghapuskan perbedaan, tetapi

merangkum semuanya dalam satu semboyan empiris khas Indonesia yang dinyatakan dalam

seloka " Bhinneka Tunggal Ika ". Maka Pancasila merupakan intelligent choice karena

mengatasi keanekaragaman dalam masyarakat Indonesia dengan tetap toleran terhadap

adanya perbedaan.

1. Pancasila Pra Kemerdekaan

Ketika Dr. Radjiman Wediodiningrat, selaku Ketua Badan dan Penyelidik Usaha

Persiapan Kemerdekaan (BPUPK), pada tanggal 29 Mei 1945, meminta kepada sidang untuk

mengemukakan dasar (negara) Indonesia merdeka, permintaan itu menimbulkan rangsangan

anamnesis yang memutar kembali ingatan para pendiri bangsa ke belakang. Hal ini

5
mendorong mereka untuk menggali kekayaan kerohanian, kepribadian dan wawasan

kebangsaan yang terpendam lumpur sejarah.

Begitu lamanya penjajahan di bumi pertiwi menyebabkan bangsa Indonesia hilang arah

dalam menentukan dasar negaranya. Dengan permintaan Dr. Radjiman inilah, figur-figur

negarawan bangsa Indonesia berpikir keras untuk menemukan kembali jati diri bangsanya.

Pada sidang pertama BPUPKI yang dilaksanakan dari tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945, tampil

berturut-turut untuk berpidato menyampaikan usulannya tentang dasar negara.

Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muhammad Yamin mengusulkan calon rumusan dasar negara:

a) Peri Kebangsaan

b) Peri Kemanusiaan

c) Peri Ketuhanan

d) Peri Kerakyatan dan

e) Kesejahteraan Rakyat.

Selanjutnya Prof. Dr. Soepomo pada tanggal 30 Mei 1945 mengemukakan teori- teori Negara

yaitu :

a) Teori negara perseorangan (individualis)

b) Paham negara kelas

c) Paham negara integralistik.

Kemudian disusul oleh Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 yang mengusulkan lima dasar

negara yang terdiri dari:

a) Nasionalisme (kebangsaan Indonesia)

b) Internasionalisme (peri kemanusiaan)

c) Mufakat (demokrasi)

d) Kesejahteraan sosial

6
e) Ketuhanan Yang Maha Esa (Berkebudayaan).

2. Pancasila Era Kemerdekaan

Pada tanggal 6 Agustus 1945 bom atom dijatuhkan di kota Hiroshima oleh Amerika

Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang. Sehari kemudian

BPUPKI berganti nama menjadi PPKI menegaskan keinginan dan tujuan mencapai

kemerdekaan Indonesia. Bom atom kedua dijatuhkan di Nagasaki yang membuat Jepang

menyerah kepada Amerika dan sekutunya. Peristiwa ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia

untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Untuk merealisasikan tekad tersebut, maka

pada tanggal 16 Agustus 1945 terjadi perundingan antara golongan muda dan golongan

tua dalam penyusunan teks proklamasi yang berlangsung singkat, mulai pukul 02.00-04.00

dini hari. Teks proklamasi sendiri disusun oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Mr.

Ahmad Soebardjo di ruang makan Laksamana Tadashi Maeda tepatnya di jalan Imam

Bonjol No 1. Konsepnya sendiri ditulis oleh Ir. Soekarno. Sukarni (dari golongan muda)

mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs.

Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Kemudian teks proklamasi Indonesia tersebut

diketik oleh Sayuti Melik. Isi Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 sesuai

dengan semangat yang tertuang dalam Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945.

3. Pancasila Era Orde Lama

Terdapat dua pandangan besar terhadap Dasar Negara yang berpengaruh terhadap

munculnya Dekrit Presiden. Pandangan tersebut yaitu mereka yang memenuhi “anjuran”

Presiden/ Pemerintah untuk “kembali ke Undang-Undang Dasar 1945” dengan Pancasila

sebagaimana dirumuskan dalam Piagam Jakarta sebagai Dasar Negara. Sedangkan pihak

lainnya menyetujui ‘kembali ke Undang-Undang Dasar 1945”, tanpa cadangan, artinya

dengan Pancasila seperti yang dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar yang

disahkan PPKI tanggal 18 Agustus 1945 sebagai Dasar Negara. Namun, kedua usulan

tersebut tidak mencapai kuorum keputusan sidang konstituante (Anshari, 1981: 99).

7
Majelis (baca: konstituante) ini menemui jalan buntu pada bulan Juni 1959. Kejadian ini

menyebabkan Presiden Soekarno turun tangan dengan sebuah Dekrit Presiden yang

disetujui oleh kabinet tanggal 3 Juli 1959, yang kemudian dirumuskan di Istana Bogor

pada tanggal 4 Juli 1959 dan diumumkan secara resmi oleh presiden pada tanggal 5 Juli

1959 pukul 17.00 di depan Istana Merdeka (Anshari, 1981: 99-100).

Dekrit Presiden tersebut berisi:

a) Pembubaran konstituante

b) Undang-Undang Dasar 1945 kembali berlaku

c) Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara.

4. Pancasila Era Orde Baru

Adapun nilai dan norma-norma yang terkandung dalam Pedoman Penghayatan dan

Pengamalan Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa) berdasarkan ketetapan tersebut meliputi

36 butir, yaitu:

A. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

I. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan

kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

II. Hormat-menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut-

penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina kerukunan hidup.

III. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadat sesuai dengan agama dan

kepercayaannya.

IV. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

B. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab

I. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara

sesama manusia.

II. Saling mencintai sesama manusia.

III. Mengembangkan sikap tenggang rasa dan teposeliro.

8
IV. Tidak semena-mena terhadap orang lain.

V. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

VI. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

VII. Berani membela kebenaran dan keadilan.

VIII. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia

C. Sila Persatuan Indonesia

I. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan

negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.

II. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.

III. Cinta tanah air dan bangsa

IV. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.

V. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka

Tunggal Ika.

D. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan.

I. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.

II. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.

III. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan

bersama.

IV. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

V. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan

hasil keputusan musyawarah.

VI. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang

luhur.

9
VII. Keputusan yang diambil harus dipertanggungjawabkan secara moral kepada

Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta

nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

E. Sila Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia

I. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap

dan suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan.

II. Bersikap adil.

III. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

IV. Menghormati hak-hak orang lain.

V. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.

VI. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.

VII. Tidak bersifat boros.

VIII. Tidak bergaya hidup mewah.

IX. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.

X. Suka bekerja keras.

XI. Menghargai hasil karya orang lain.

XII. Bersama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

10
B. SUB BAB II
Esensi dan Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia untuk Masa
Depan.
1. Essensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Pancasila merupakan dasar negara


Republik Indonesia yang telah secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus
1945 dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Pancasila berisi lima nilai dasar luhur
yang ada dan berkembang Bersama dengan perkembangan dan pertumbuhan bangsa
Indonesia sejak dahulu. Sejarah merupakan deretan peristiwa yang saling
berhubungan.Memahami sejara masa lampau menjadi penting dimana akan berkaitan dengan
kejadian-kejadian masa sekarang dan akan bertumpu atau bermuara pada keadaan masa
datang. Sehingga semua kegiatan-kegiatan saat ini harus bercermin dari sejarah masa lampau
dan menjadikan pedoman juga untuk kegiatan masa yang akan datang. Pancasila sebagai
dasar Negara sering juga disebut dengan dasar falsafah Negara atau philosophische grondslag
dari suatu Negara, ideologi Negara (Staatsidee).Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai
dasar untuk
mengatur pemerintahan Negara. Dengan kata lain ialah: Pancasila digunakan sebagai dasar
untuk mengatur seluruh penyelenggaraan Negara. Arti dari sebuah Dasar Negara lebih
merupakan alas atau fundament yang menjadi pijakan yang mampu memberikan kekuatan
kepada berdirinya sebuah Negara. Negara Indonesia dibangun juga berdasarkan pada suatu
landasan atau pijakan yaitu Pancasila. Pancasila, dalam fungsinya sebagai dasar Negara,
merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur Negara Republik Indonesia, termasuk di
dalamnya seluruh unsur-unsurnya yakni pemerintah, wilayah, dan rakyat. Pancasila dalam
kedudukannya merupakan dasar pijakan penyelenggaraan Negara dan seluruh kehidupan
NegaraReplubik Indonesia. Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai arti yaitu mengatur
penyelenggaraan pemerintahan.Konsekuensinya adalah Pancasila merupakan sumber dari
segala sumber hukum.Hal ini menempatkan pancasila sebagai dasar Negara yang berarti
melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam semua peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia ternyata telah
dipraktekkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan sehari-
hari.Nilai-nilai luhur yang telah tertanam dalam diri bangsa Indonesia sejak dulu sangat
sesuai dengan rumusan sila-sila Pancasila yang di dalamnya berisi nilai-nilai kehidupan

11
berbangsa danbernegara.Ketikasejarah era pemerintahan di Indonesia berganti disetiap
masanya, Pancasila tetap berdiri kokoh sebagai sumber dari segala sumber hukum.
Hal ini menunjukkan betapa kokoh dan kuatnya Pancasila Ketika dihadapkan pada
goncangan yang luar biasa dalam pemerintahan.Siapapun yang memimpin Pemerintahan di
Indonesia atau bagamanapun bentuk kepemimpinannya pemerintahan di Indonesia,
Pancasila masih tetap dipergunakan sebagai alat pemersatu seluruh bangsa Indonesia.
Banyak kejadian atau gerakan yang akan merongrong keutuhan bangsa , disinilah peran
Pancasila terlihat. Pancasila tampak jelas dapat berdiri sebagai jembatan antara setiap
perbedaan dalam masyarakat.Pancasila dapat menegakkan kedudukan Bangsa Indonesia
tatkala harus berhadapan dengan dengan gerakan yang radikal dan ingin mnegubah
ideologi Negara. Artinya Pancasila menjadi begitu penting bagi kelangsungan kehidupan
bangsa dan Negara yang begitu majemuk dan beragam. Selanjutnya apabila kita berbicara
masalah urgensi Pancasila dikaitkan dengan sejara Bangsa Indonesia, maka jelaslah bahwa
fungsi Pancasila sebagai instrument dalam mempertahankan kegoncangan Negara baik yag
disebabkan oleh bahaya dari dalam Negara sendiri, maupun terhadapan serangan ideologi -
ideologi dari luar yang membahayakan kelangsung hidup bangsa dan negara.

12
C. SUB BAB III
Pengertian dan Pentingnya Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pentingnya Pancasila dalam Sejarah Bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pancasila merupakan produk otentik pendiri Negara Indonesia (The Founding
Fathers).
Secara otentik dikatakan bahwa Pancasila asli dan murni disusun dari nilai-nilai
luhur nenek moyang bangsa Indonesia, bukan menjiplak atau meniru ideologi Negara lain.
Berarti bukan juga merupakan proses seleksi nilai-nilai dari barat atau dari timur. Pancasila
berdiri sendiri, tegak di antara ideologi-ideologi Negara di dunia, berkarakter jiwa rakyat dan
bangsa Indonesia. Bahkan banyak kecenderungan Negara lain menginginkan ideology
negaranya bisa seperti Pancasila. Pancasila merupakan suatu kekayaan pemikiran dan
perumusan yang digali dari kehidupan dan penghidupan masyarakat di Indonesia.
2. Nilai-nilai Pancasila bersumber dan digali dari nilai agama, kebudayaan dan adat
istiadat.
Pancasila memiliki nilai-nilai yang bersumber dari nilai agama,kebudayaan dan adat
istiadat, mengapa? Karena memang The Founding Fathers kita pada masa itu terdiri dari para
ahli dalam keagamaan, tokoh dalam budaya dan adat istiadat. Dengan demikian rumusan
Pancasila sudah benar-benar dimuati nilai-nilai yang telah ada dalam nilai agama, budaya
danadat istiadat.Sila-sila dalam Pancasila jika kita kaji secara mendalam, Nampak jelas
adanya cerminan materi ajaran agama, kehidupan budaya bangsa dan kebiasaan adat istiadat.
Jadi seharusnya ketika semua masyarakat Indonesia sudah dapat mempelajari Pancasila
dengan sebenar-benarnya dan memahami dengan sebaik-baiknya, serta mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari, maka kehidupan masyarakat akan berjalan sesuai dengan tujuan
ideologi Pancasila. Dimana kehidupan masyarakatnya penuh dengan kerukunan, saling
menghargai, hormat-menghormati, tidak saling memaksakan kehendak dan dapat saling
bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
3. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar filsafat kenegaraan.
Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila dijadikan pedoman dalam
menerapkan perilaku sehari-hari masyarakat, rasa saling menghormati dan
menghargai baik sesame pemeluk agama, maupun yang berbeda agama,
budaya atau adat istiadatnya, Jika semua masyarakat mengacu pada satu
pandangan hidup yang sama yaitu Pancasila, maka dampaknya akan jelas
tidak akan terjadinya pertentangan, permusuhan, saling hina di dalam masyarakat.

13
Sebagai dasar filsafat kenegaraan menunjukkan semua hal yang berkaitan dengan kehidupan
kenegaraan, baik itu politi, ekonomi, social budaya dan pertahanan keamanan, dalam setiap
kebijakan yang diambil oleh pemerintah akan selalu mengacu kepada tujuan yang terdapat
dalam nilai-nilai kelima sila Pancasila.
Pentingnya Pancasila dalam sejarah Bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
a). Betapapun lemahnya pemerintahan suatu rezim, tetapi Pancasila tetap bertahan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
b). Betapapun ada upaya untuk mengganti Pancasila sebagai ideologi bangsa tetapi terbukti
Pancasila merupakan pilihan yang terbaik bagi bangsa Indonesia.
c). Pancasila merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia karena bersumber dan digali
dari nilai-nilai agama, kebudayaan dan adat istiadat yang hidup dan berkembang di bumi
Indonesia.

14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara oindonesia, sehingga dapatdiartikan

kesimpulan bahwa pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan

menjadi pandangan hidup bangsa indonesia, sebagai dasarpemersatu, lambang persatuan dan

kesatuan, serta bagian pertahanan bangsa dannegara. Pancasila terdiri dari 4 perkembangan

yaitu pancasila era pra kemerdekaan, kemerdekaan, orde lama, orde baru, dan reformasi.

Dinamika Pancasila sebagai ideologi negara dalam sejarah bangsa Indonesia

memperlihatkan adanya pasang surut dalam pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. Penetapan

Pancasila sebagai dasar negara tak hendak menghapuskan perbedaan, tetapi merangkum

semuanya dalam satu semboyan empiris khas Indonesia yang dinyatakan dalam seloka "

Bhinneka Tunggal IKA

15
DAFTAR PUSTAKA

Laurensius Arliman S, Kedudukan Lembaga Negara Independen Di Indonesia Untuk Mencapai


Tujuan Negara Hukum, Kertha Semaya Journal Ilmu Hukum, Volume 8, Nomor 7, 2020.
Darmini Roza dan Laurensius Arliman S Peran Pemerintah Daerah Di Dalam Melindungi Hak Anak
Di Indonesia, Masalah-Masalah Hukum, Volume 47, Nomor 1, 2018.
Laurensius Arliman S, Ilmu Perundang-Undangan Yang Baik Untuk Negara Indonesia, Deepublish,
Yogyakarta, 2019.
Laurensius Arliman S, Menjerat Pelaku Penyuruh Pengrusakan Barang Milik Orang Lain Dengan
Mempertimbangkan Asas Fungsi Sosial, Jurnal Gagasan Hukum, Volume 1, Nomor 1, 2019.
Laurensius Arliman S, Pelaksanaan Assesment Oleh Polres Kepulauan Mentawai Sebagai Bentuk
Pelaksanaan Rehabilitasi Bagi Pecandu Dan Korban Penyalahgunaan Narkotika, Jurnal
Muhakkamah, Volume 5, Nomor 1, 2020.
Laurensius Arliman S, Isdal Veri, Gustiwarni, Elfitrayenti, Ade Sakurawati, Yasri, Pengaruh
Karakteristik Individu, Perlindungan Hak Perempuan Terhadap Kualitas Pelayanan Komnas
Perempuan Dengan Kompetensi Sumber Daya Manusia Sebagai Variabel Mediasi, Jurnal
Menara Ekonomi: Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Ekonomi, Volume 6, Nomor 2, 2020.
Laurensius Arliman S, Pendidikan Kewarganegaraan, Deepublish, Yogyakarta, 2020.
Laurensius Arliman S, Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan Pada Revolusi 4.0, Ensiklopedia
Sosial Review, Volume 2, Nomor 3, 2020.
Muhammad Afif dan Laurensius Arliman S, Protection Of Children's Rights Of The Islamic And
Constitutional Law Perspective Of The Republic Of Indonesia, Proceeding: Internasional
Conference On Humanity, Law And Sharia (Ichlash), Volume 1, Nomor 2, 2020.
Laurensius Arliman S, Makna Keuangan Negara Dalam Pasal Pasal 23 E Undang-Undang Dasar
1945, Jurnal Lex Librum, Volume 6, Nomor 2 Juni
2020,http://dx.doi.org/10.46839/lljih.v6i2.151.

16

Anda mungkin juga menyukai