Disusun oleh :
KELOMPOK 5
Putu Anggi Junistya Putri (20) (2217011017)
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari beberapa pihak. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dalam
pendidikan
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...19
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep dan Pentingnya Pancasila dalam Sejarah
Bangsa Indonesia.
2. Untuk mengetahui Sumber Historis, Sosiologi, dan Politis Pancasila dalam
Kajian Sejarah Bangsa Indonesia.
3. Untuk mengetahui Esenssi dan Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah
Bangsa Indonesia untuk Masa Depan.
4. Untuk mengetahui Dinamika dan Tantangan Pancasila dalam Kajian
Sejarah Bangsa Indonesia.
1.4 Manfaat
1. Untuk mengetahui Konsep dan Pentingnya Pancasila dalam Sejarah
Bangsa Indonesia.
2. Untuk mengetahui Sumber Historis, Sosiologi, dan Politis Pancasila dalam
Kajian Sejarah Bangsa Indonesia.
3. Untuk mengetahui Esenssi dan Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah
Bangsa Indonesia untuk Masa Depan.
4. Untuk mengetahui Dinamika dan Tantangan Pancasila dalam Kajian
Sejarah Bangsa Indonesia.
BAB II
PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA
2.1 Menulusuri konsep dan urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa
Indonesia
1. Periode Pengusulan Pancasila
Awal munculnya ideologi bangsa itu bermula dengan lahirnya rasa
nasionalisme yang menjadi awal kemerdekaan Indonesia, dan adanya rasa
nasionalisme sudah mulai tertanam kuat dalam Gerakan perhimpunan
Indonesia yang sangat menekankan solidaritas dan kesatuan bangsa.
Perhimpunan Indonesia bertujuan agar bangsa Indonesia Bersatu teguh
menghadapi penjajahan dan ketejajahan.gerakan nasional lainnya disusul
dengan sumpah pemuda 28 oktober 1928 merupakan momen perumusan diri
bagi bangsa Indonesia.
Awal perumusan Pancasila dilakukan dengan sidang BPUPKI pertama
yang dilaksanakan pada 29 mei sampai dengan 1 juni 1945.BPUPKI dibentuk
oleh pemerintah pendudukan jepang pada tanggal 29 mei 1945 dengan jumlah
anggota 60 orang yang diantaranya terdiri dari:
1. Ketua : Dr.Radjiman Wedyodiningrat
2. Ketua Muda : Raden Panji Soeroso
3. Ketua Muda : Ichibangase ( Anggota luar Biasa- Orang jepang)
4. Anggota : 60 Orang ( tidak termasuk Ketua Dan Ketua Muda)
1. Mr.Muh Yamin
2. Ir.Soekarno
3. Ki Bagus Hadikusumo
4. Mr.Soepomo
Rumusan Pidato:
Baik dalam kerangka uraian pidato maupun dalam presentasi lisan Muh Yamin
mengemukakan lima calon dasar negara yaitu
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri ke-Tuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Rumusan Tertulis:
Selain usulan lisan Muh Yamin tercatat menyampaikan usulan tertulis mengenai
rancangan dasar negara. Usulan tertulis yang disampaikan kepada BPUPKI oleh
Muh Yamin berbeda dengan rumusan kata-kata dan sistematikanya dengan yang
dipresentasikan secara lisan, yaitu:
Selain Muh Yamin, beberapa anggota BPUPKI juga menyampaikan usul dasar
negara, di antaranya adalah Ir Sukarno. Usul ini disampaikan pada 1 Juni 1945
yang kemudian dikenal sebagai hari lahir Pancasila.Namun masyarakat bangsa
indonesia ada yang tidak setuju mengenai pancasila yaitu Ketuhanan, dengan
menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya.Lalu diganti bunyinya
menjadi Ketuhanan yang Maha Esa. Usul Sukarno sebenarnya tidak hanya satu
melainkan tiga buah usulan calon dasar negara yaitu lima prinsip, tiga prinsip, dan
satu prinsip.
Rumusan Pancasila:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme,-atau peri-kemanusiaan
3. Mufakat,-atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan
Rumusan Trisila:
Sosio-nasionalisme
Sosio-demokratis
ke-Tuhanan
saat itu, jepang mengalami kekalahan dalam perang pasifik. Pembentukan PPKI
(Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) berlangsung pada tanggal 7 agustus
1945 yang diketuai oleh:ir soekarno dan wakilnya yaitu : Moh.Hatta dan
beranggotakan 27 orang, 21 orang anggota resmi dan 6 orang tanpa
sepengatahuan jepang. Tujuan dibentuknya PPKI ini adalah untuk menyegerakan
proklamasi dan system ketatanegaraan. Dan dilanjutkan dengan golongan muda
yang ingin proklamasi segera dibacakan,golongan tua yang tidak mau buru-buru
dalam mengambil keputusan,dan akhirnya,terjadi peristiwa rengasdengklok
sebagai Tindakan golongan muda yang ingin mendapatkan proklamasi bukan
dengan pemberian jepang.
Pancasila Dasar Negara dan Pembukaan UUD 1945 tidak dapat terpisahkan
baik dalam proses perumusan dan pengesahan. Sejarah perumusan dan
pengesahan Pancasila Dasar Negara dan Pembukaan UUD 1945 secara kronologis
:
1. Tanggal 7 September 1944
Proses perumusan dan pengesahan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945
dimulai sejak Indonesia masih dijajah oleh jepang. Terlihat dalam siding
Badan Penyelidik. Latar belakang dibentuknya Badan Penyelidik. Jepang
menderita kekalahan, tekanan dan serangan dari pihak sekutu Adanya
tuntutan dan desakan dari para pemimpin bangsa kepada Balatentara Jepang
agar segera memerdekaan Indonesia atau setidaknya diambil tindaka. Pada
tanggal 7 September 1944 jepang megeluarkan janji “Kemerdekaan Indonesia
dikemudian hari” yang direncanakan pada tanggal 24 Agustus 1945.
2. Tanggal 29 April 1945
Gunseikan (gubernur pemerintah balatentara Jepang di Jawa) membentuk
Dokuritsu Zyunbi Coosakai/Badan penyelidik usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan (BPUPKI) tugasnya menyelidiki segala sesuatu mengenai
persiapan kemerdekaan Indonesia.
3. Tanggal 28 Mei 1945
BPUPKI dilantik oleh Gunseikan yang diketuai oleh Dr. Radjiman
Widjodiningrat.
4. Tanggal 29 Mei s.d. 01 juni
Sidang I BPUPKI tanggal 29 Mei s.d. 01 Juni 1945. Mempersiapkan
Rancangan Dasar Negara Indonesia Merdeka. Prof. Mr. Moh Yamin
mengajukan usul yang berjudul “Asas Dasar Negara Kebangsaan Republik
Indonesia” yang terdiri dari ; peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri
ketuhanan, peri kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat. Dan terdapat tokoh-
tokoh lain yang turut andil dalam menyumbangkan ide, seperti Prof. Dr. Mr. R.
Soepomo, P.F. Dahlan, Drs.Moh. Hatta
5. Tanggal 1 juni 1945
Ir. Soekarno berpidato dan mengajukan usul tentang Konsepsi Dasar Filsafat
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh
sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai
dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Dan perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia, dengan
selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Atas
berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia
Merdeka yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu susunan negara Republik
Indonesia, yang berkedaulalan rakyat, dengan berdasarkan kepada:
Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi
pemeluk□pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan-perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
b. Era Kemerdekaan
Pada periode tahun 1945 sampai pakai 1950, nilai persatuan dan
kesatuan rakyat Indonesia masih tinggi karena menghadapi Belanda yang masih
ingin mengamankan daerah jajahannya di Indonesia. Namun, setelah penjajah
dapat diusir, bangsa Indonesia mulai memperoleh tantangan dari dalam. Dalam
kehidupan politik, sila keempat yang mementingkan musyawarah dan mufakat
tidak dapat dilaksanakan karena demokrasi yang diterapkan adalah demokrasi
parlementer. Presiden semata-mata berfungsi sebagai kepala negara, sedangkan
kepala pemerintahan dipegang oleh perdana menteri. Sistem ini mengakibatkan
tidak adanya stabilitas pemerintahan.
seperti dasar negara dengan ideologi komunis oleh PKI melalui perjuangan di
Madiun pada tahun 1948. Selain itu, terdapat juga DI/TII yang ingin mendirikan
negara berlandasan ajaran Islam.
Pada periode tahun 1956 kait tambah 1965, dikenal sebagai demokrasi
terpimpin. Akan tetapi, demokrasi justru tidak berpusat pada kekuasaan rakyat
yang mewujudkan amanah nilai- nilai Pancasila, kepemimpinan berada pada
kekuasaan pribadi Presiden Soekarno melalui ‘Dekrit Presiden’. Oleh karena
itu, terjadilah berbagai penyimpangan definisi terhadap Pancasila dalam
konstitusi. Akibatnya, Presiden Soekarno menjadi presiden yang otoriter,
mengangkat dirinya menjadi presiden dengan masa jabatan seumur hidup.
Selain itu, terjadi politik konfrontasi karena digabungkannya nasionalis, agama,
dan komunis, yang terbukti tidak cocok dengan konsep Negara Indonesia.
Terbukti bahwa pada masa ini adanya dekadensi moral di masyarakat yang
tidak lagi jiwa bersendikan nilai-nilai Pancasila, serta berusaha untuk
menggantikan Pancasila dengan ideologi lain. Dalam menjelmakan Pancasila,
Presiden Soekarno melaksanakan pemahaman Pancasila dengan paradigma
yang disebut dengan USDEK. Untuk mengarahkan perjalanan bangsa, beliau
memusatkan pentingnya memegang teguh Undang-Undang Dasar 1945,
sosialisme ala Indonesia, demokrasi terpimpin, ekonomi terpimpin, dan
kepribadian nasional. Akan tetapi, hasilnya adalah terjadi rencana kudeta oleh
PKI dan lengsernya Presiden Soekarno dari jabatannya.
Era Orde Baru bagian dalam sejarah republik ini mewujudkan periode
pemerintahan yang terlama, dan bisa juga dikatakan sebagai periode
pemerintahan yang paling stabil. Stabil dalam pendapat tidak banyak gejolak
yang mengemuka, layaknya keadaan dewasa ini. Stabilitas yang diiringi dengan
maraknya pembangunan di segala bidang. Era pembangunan, era penuh
kestabilan, menimbulkan romantisme dari banyak kalangan.
e. Era Reformasi
Selama reses itu, pada tanggal 22 Juni 1945, 9 orang anggota Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan berkumpul untuk menyusun rumusan
dasar negara berdasarkan pandangan umum para anggota. Kesembilan orang
anggota tersebut dikenal dengan “Panitia Sembilan”. Panitia Sembilan telah
menghasilkan suatu rumusan yang menggambarkan maksud dan tujuan
pembentukan Negara Indonesia Merdeka, yang akhirnya diterima dengan suara
bulat dan ditandatangani. Oleh Mr. Muh. Yamin, rumusan hasil Panitia Sembilan
itu kemudian diberi nama Jakarta Charter atau Piagam Jakarta. Rumusan ke-3
dari dasar Negara Indonesia Merdeka berbunyi :
3. Persatuan Indonesia
Dalam sejarah tercatat bahwa dalam sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus
1945, I Gusti Ketut Pudja, mengusulkan agar kata “Allah” itu diganti dengan kata
“Tuhan”, sehingga rumusan alinea ke-III ini berubah menjadi; “Atas berkat
rahmat Tuhan yang maha kuasa..”. Sila pertama yang menjadi “Ketuhanan Yang
Maha Esa”.Menurut I Gusti Ketut Pudja Indonesia terdiri dari berbagai agama
dan kepercayaan yang berbeda.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA