Oleh Kelompok 5 :
FAKULTAS HUKUM
ILMU HUKUM
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami
Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1.Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah................................................................................................................2
1.3.Tujuan Penulisan..................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pancasila Dari Sudut Pandang Historis................................................................................3
2.1.1.Sejarah Perumusan Pancasila..........................................................................................3
2.1.2.Sidang BPUPKI I (29 Mei-1 Juni)..................................................................................4
2.1.3.Sidang BPUPKI II (10-16 Juni 1945).............................................................................5
2.1.4.Sumber Historis Pancasila..............................................................................................5
2.2.Sumber Sosiologis Pancasila Sebagai Dasar Negara...........................................................6
2.2.1.Pancasila Sebagai Dasar Negara.....................................................................................6
2.2.2.Sejarah Lahirnya Pancasila.............................................................................................6
2.2.3.Dasar Hukum Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara............................................8
2.2.4.Makna Pancasila sebagai dasar negara...........................................................................9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan...................................................................................................................11
3.2. Saran..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Negara Indonesia dibangun juga berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan
yaitu pancasila. Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai arti yaitu mengatur
penyelenggaraan pemerintahan. Konsekuensinya adalah Pancasila merupakan sumber
dari segala sumber hukum. Hal ini menempatkan pancasila sebagai dasar Negara yang
berarti melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam semua peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Oleh karena itu, sudah seharusnya semua peraturan perundang-undangan
di Negara Republik Indonesia bersumber pada Pancasila.
Sosiologi dipahami sebagai ilmu tentang kehidupan antarmanusia. Di Dalamnya
mengkaji, antara lain, susunan dan pola kehidupan sosial dari Berbagai golongan dan
kelompok masyarakat,juga mengkaji masalah masalah sosial, perubahan dan
pembaharuan dalam masyarakat. Menegaskan bahwa dalam perspektif sosiologi, suatu
masyarakat pada suatu waktu dan Tempat memiliki nila-nilai yang tertentu. Melalui
pendekatan sosiologis ini pula, anda Diharapkan dapat mengkaji struktur sosial, proses
sosial, termasuk perubahanperubahan sosial, dan masalah-masalah sosial yang patut
disikapi secara arif dengan Menggunakan standar nilai-nilai yang mengacu kepada nilai-
nilai Pancasila.Berbeda dengan bangsa-bangsa lain, Bangsa Indonesia mendasarkan
Pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada suatu asas
Kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa, dan bernegara pada suatu asas Kultural
yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri, nilai-nilai kenegaraan dan
Kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila Pancasila bukan hanya hasil
Konseptual seseorang saja, melainkan juga hasil karya besar Bangsa Indonesia sendiri
Melalui proses refleksi filosofis para pendiri negara. Bung Karno Menegaskan bahwa
nilai-nilai Pancasila digali dari bumi pertiwi Indonesia. Dengan Kata lain, nilai-nilai
Pancasila berasal dari kehidupan sosiologis masyarakat Indonesia
1
1.2. Rumusan Masalah
1) Bagaimanakah Pancasila dari sudut pandang historis
2) Bagaimanakah Pancasila dari sudut pandang sosiologis
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.
2.1. Pancasila Dari Sudut Pandang Historis
Negara Indonesia dibangun juga berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu
pancasila. Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai arti yaitu mengatur penyelenggaraan
pemerintahan. Konsekuensinya adalah Pancasila merupakan sumber dari segala sumber
hukum. Hal ini menempatkan pancasila sebagai dasar Negara yang berarti melaksanakan
nilai-nilai Pancasila dalam semua peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena
itu, sudah seharusnya semua peraturan perundang-undangan di Negara Republik Indonesia
bersumber pada Pancasila. Pancasila dalam kehidupan sosial dan budaya semakin
dibutuhkan peranannya dalam pencapaian kesejahteraan bersama, maka berbagai karakter
sosial dan budaya yang ada dalam pancasila harus diterapkan kepada warga negara untuk
menciptakan kesadaran dan rasa nasionalisme terhadap bangsa Indonesia.
1
https://tirto.id/gaCX
3
satu kali sidang tidak resmi. Sidang resmi pertama dilaksanakan tanggal 29 Mei
sampai dengan 1 Juni 1945 yang membahas tentang dasar negara.
1) Persatuan
2) Kekeluargaan
3) Keseimbangan lahir dan batin
4) Musyawarah
5) Keadilan Rakyat
Pada hari terakhir dari sidang pertama, 1 Juni 1945 ini, Soekarno turut
mengemukakan pendapatnya dalam sebuah pidato yang diberi nama Pancasila atas
usulan dari seorang teman, ahli bahasa. Rumusan dasar negara dalam 5 sila tersebut,
yaitu:
1) Kebangsaan Indonesia
2) Internasionalisme atau peri kemanusiaan
2
Darsita
4
3) Mufakat atau demokrasi
4) Kesejahteraan sosial
5) Ketuhanan yang berkebudayaan
5
beraneka ragam, tetapi pengakuan tentang adanya tuhan sudah diakui. Dalam of
Philosophy disebutkan beberapa unsur yang ada dalam agama, seperti kepercayaan
kepada kekuatan supranatural, perbedaan antara yang sakral dan yang profan, tindakan
ritual pada objek sakral, sembahyang atau doa sebagai bentuk komunikasi kepada tuhan,
takjub sebagai perasaan khas keagamaan, tuntunan moral yang diyakini dari tuhan,
konsep hidup didunia dihubungkan dengan tuhan, kelompok sosial seagama dan
seiman.
1.
2.
2.1.
2.2. Sumber Sosiologis Pancasila Sebagai Dasar Negara
2.2.1. Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar negara artinya ideologi Pancasila menjadi landasan,
panduan dan pedoman resmi kehidupan berbangsa dan bernegara. Indonesia, sejak
pertama kali didirikan telah menetapkan Pancasila sebagai dasar negara sekaligus
ideologi negara. Kita, rakyat Indonesia sudah selayaknya menempatkan Pancasila di
posisi yang luhur dan mulia, namun bukan berarti menuhankannya. Istilah Pancasila
sudah eksis jauh sebelum negara Indonesia berdiri. Sejak zaman Majapahit, yaitu sekitar
abad 14 masehi, istilah Pancasila sudah dikenal. Berasal dari Bahasa Sansekerta,
Pancasila merupakan perpaduan istilah panca dan sila. Panca artinya lima, dan sila
artinya batu sendi, maksudnya adalah prinsip dasar.
1.
2.
2.1.
2.2.
2.2.1.
2.2.2. Sejarah Lahirnya Pancasila
Naskah kuno zaman Majapahit bernama Nagara Kertagama karangan Empu
Tantular telah memuat istilah Pancasila yang berarti lima prinsip dasar. Naskah tersebut
ditulis sekitar abad 14. Enam abad kemudian ketika sedang berada di pengasingan
6
Flores, Bung Karno mengklaim diri mendapat ilham tentang nilai-nilai dasar yang layak
menjadi ideologi Indonesia. Kelima nilai dasar tersebut dinamakan Pancasila. Secara
formal, Bung Karno menyampaikan usulan tentang Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia pada sidang BPUPKI 1 Juni 1945. Sidang BPUPKI sendiri berlangsung pada
29 Mei – 1 Juni 1945. Sampai di sini saya menganjurkan pada pembaca blog ini untuk
tidak memikirkan Pancasila yang sudah jadi sekarang ini. Pancasila pada saat itu masih
berupa rumusan lima nilai yang letaknya masih dirumuskan. Misal, Pada 29 Mei, Muh.
Yamin menyampaikan Pancasila terdiri dari lima nilai sebagai berikut:
1) Perikebangsaan
2) Perikemanusiaan
3) Periketuhanan
4) Perikerakyatan
5) Kesejahteraan rakyat
Lalu pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mengusulkan lima asas Pancasila
sebagai berikut:
a) Kebangsaan Indonesia
b) Internasionalisme atau perikemanusiaan
c) Mufakat atau demokrasi d. Kesejahteraan sosial
d) Ketuhanan yang berkebudayaan
Bila menyimak paparan di atas, kita temukan bahwa rumusan Pancasila belum
rampung dan masih diperdebatkan. Pada 22 Juni 1945 dibentuklah Panitia Sembilan
yang diketuai oleh Bung Karno. Panitia Sembilan ini menghasilkan Piagam Jakarta yang
didalamnya terdapat rumusan Pancasila sebagai berikut:
a) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
b) Kemanusiaan yang adil dan beradab
c) Persatuan Indonesia
d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Bila kita simak Pancasila hasil Piagam Jakarta, perbedaan yang terdapat pada
Pancasila tersebut dengan versi sekarang adalah sila pertama. Penghapusan tujuh kata dan
penggantian dengan bunyi Ketuhanan Yang Maha Esa di sila pertama disahkan pada 18
Agustus 1945 pada sidang PPKI yang diketuai oleh Bung Karno. Rumusan Pancasila
tersebut terkandung dalam UUD 1945 yang berbunyi:
7
a) Ketuhanan Yang Maha Esa
b) Kemanusiaan yang adil dan beradab
c) Persatuan Indonesia
d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Penetapan Pancasila sebagai dasar negara tidak selesai hanya dengan persetujuan anggota
PPKI. Diperlukan pengakuan konstitusional yang sekaligus menjadi kekuatan hukum
Pancasila selanjutnya.
Dari keempat poin di atas kita bisa ketahui bahwa kedudukan Pancasila
sebagai dasar negara Indonesia secara hukum sangat kuat. Pertanyaan tentang bagaimana
mengimplementasi Pancasila sebagai dasar negara dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara memang persoalan lain. Namun setidaknya kita telah pahami bahwa berdirinya
8
bangsa ini sampai sekarang, pemerintah dan para politikus yang berada dijajaran
kekuasaan masih mengakui dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara kita yang
resmi.
Latif (Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR periode 2009—2014,
2013) menguraikan pokok-pokok moralitas dan haluan kebangsaan-kenegaraan menurut
alam Pancasila sebagai berikut:
Pertama, nilai-nilai ketuhanan (religiusitas) sebagai sumber etika dan Spiritualitas
(yang bersifat vertical transcendental) dianggap penting sebagai fundamental etika
kehidupan bernegara. Negara menurut Pancasila diharapkan dapat melindungi dan
mengembangkan kehidupan beragama; sementara agama diharapkan dapat
memainkan peran publik yang berkaitan dengan penguatan etika sosial. Sebagai
negara yang dihuni oleh penduduk dengan multiagama dan multikeyakinan, negara
Indonesia diharapkan dapat mengambil jarak yang sama, melindungi terhadap semua
9
agama dan keyakinan serta dapat mengembangkan politiknya yang dipandu oleh nilai-
nilai agama Sebagai fundamental etika-politik kehidupan bernegara dalam pergaulan
dunia. Prinsip kebangsaan yang luas mengarah pada persaudaraan dunia yang
dikembangkan melalui jalan eksternalisasi dan internalisasi.
Kedua, nilai-nilai kemanusiaan universal yang bersumber dari hukum tuhan,hukum
alam dan sifat sifat sosial (bersifat horizontal) di anggap penting sebagai fundamental
etika politik kehidupan bernegara dalam pergaulan dunia. Prinsip kebangsaan yang
luas mengarah pada persaudaraan dunia yang di kembangkan melalui jalan
eksteenalisasi dan internalisasi
Ketiga, nilai-nilai etis kemanusiaan harus mengakar kuat dalam lingkungan pergaulan
kebangsaan yang lebih dekat sebelum menjangkau pergaulan dunia yang lebih jauh.
Indonesia memiliki prinsip dan visi kebangsaan yang kuat, bukan saja dapat
mempertemukan kemajemukan masyarakat dalam Kebaruan komunitas politik
bersama, melainkan juga mampu memberi kemungkinan bagi keragaman komunitas
untuk tidak tercerabut dari akar tradisi dan kesejarahan masing-masing. Dalam
khazanah Indonesia,Hal Tersebut menyerupai perspektif “etnosimbolis” yang
memadukan antara Perspektif “modernis” yang menekankan unsur-unsur kebaruan
dalam Kebangsaan dengan perspektif “primordialis” dan “perenialis” yang melihat
Unsur lama dalam kebangsaan.
Keempat,nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, dan nilai serta cita-cita kebangsaan itu
dalam aktualisasinya harus menjunjung tinggi kedaulatan rakyat yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan. Dalam prinsip musyawarah-mufakat, keputusan tidak didikte
oleh golongan mayoritas atau kekuatan minoritas elit politik dan pengusaha, tetapi
dipimpin oleh hikmat/ kebijaksanaan yang memuliakan daya-daya rasionalitas
deliberatif dan kearifan setiap warga tanpa pandang bulu.
Kelima, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai dan cita kebangsaan serta demokrasi
permusyawaratan itu memperoleh artinya sejauh dalam mewujudkan keadilan sosial.
Dalam visi keadilan sosial menurut Pancasila, yang dikehendaki adalah keseimbangan
antara peran manusia sebagai makhluk individu dan peran manusia sebagai makhluk
sosial, juga antara pemenuhan hak sipil, politik dengan hak ekonomi, sosial dan
budaya.
10
Dalam visi keadilan sosial menurut Pancasila, yang dikehendaki adalah keseimbangan
antara peran manusia sebagai makhluk individu dan peran manusia sebagai makhluk sosial,
juga antara pemenuhan hak sipil, politik dengan hak ekonomi, sosial dan budaya. Pandangan
tersebut berlandaskan pada pemikiran Bierens de Haan Soeprapto, Bahar dan Arianto, 1995:
124 yang menyatakan bahwa keadilan sosial setidak-tidaknya memberikan pengaruh pada
usaha menemukan cita negara bagi bangsa Indonesia yang akan membentuk negara dengan
struktur sosial asli Indonesia. Namun, struktur sosial modern mengikuti perkembangan dan
tuntunan zaman sehingga dapatlah dimengerti apabila para penyusun Undang-Undang Dasar
1945 berpendapat bahwa cita negara Indonesia (de Indonesische Staatsidee) haruslah berasal
dan diambil dari cita paguyuban masyarakat Indonesia sendiri.
1.1.
1.2.
BAB III
PENUTUP
3.
3.1. Kesimpulan
Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara adalah diawali dengan
pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI.
Secara garis besar, tugas BPUPKI adalah menyelidiki dan menyusun rencana mengenai
persiapan kemerdekaan Indonesia. BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali sidang
resmi dan satu kali sidang tidak resmi. Sidang resmi pertama dilaksanakan tanggal 29 Mei
sampai dengan 1 Juni 1945 yang membahas tentang dasar negara.
Nilai-nilai Pancasila sudah ada dalam adat istiadat, kebudayaan dan agama yang
berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak jaman kerajaan dahulu. Misalnya, sila
ketuhanan sudah ada pada zaman dahulu, meskipun dalam praktik pemujaan yang beraneka
ragam, tetapi pengakuan tentang adanya tuhan sudah diakui. Pancasila sebagai dasar negara
artinya ideologi Pancasila menjadi landasan, panduan dan pedoman resmi kehidupan
berbangsa dan bernegara. Indonesia, sejak pertama kali didirikan telah menetapkan Pancasila
sebagai dasar negara sekaligus ideologi negara.
11
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia secara hukum sangat kuat.
Pertanyaan tentang bagaimana mengimplementasi Pancasila sebagai dasar negara dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara memang persoalan lain. Namun setidaknya kita telah
pahami bahwa berdirinya bangsa ini sampai sekarang, pemerintah dan para politikus yang
berada dijajaran kekuasaan masih mengakui dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar
negara kita yang resmi.
Makna Pancasila sebagai dasar negara, antara lain Pancasila merupakan dasar sistem
penyelengaraan negara, Pancasila merupakan dasar sistem pemerintahan, Pancasila
merupakan sumber hukum dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari makna yang
dijabarkan di atas, kita bisa pahami bahwa segala sesuatu yang terkait dengan
penyelenggaraan negara dan kehidupan berbangsa mesti berpegang teguh pada Pancasila.
3.2. Saran
Pancasila sebagai sumber pengetahuan mengandung nilai-nilai yang seharusnya dapat
diimplementasikan ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Beberapa faktor yang
diperlukan dalam upaya pengembangan Pancasila antara lain, harus ada proses penyadaran
terhadap nilai-nilai yang terkandung, memperbaiki mental pejabat negara, menanamkan nilai-
nilai Pancasila ke dalam hati nurani.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://nasional.kompas.com/read/2017/01/15/19274361/
tinjauan.historis.dan.yuridis.pancasila
https://www.kompas.com/skola/read/2022/04/04/070000269/pengertian-pancasila-secara-
etimologis-yuridis-dan-historis?page=all
https://lms.syam-ok.unm.ac.id/pluginfile.php/561299/mod_resource/content/6/TOPIK
%202%20TINJAUAN%20HISTORIS%20PANCASILA.pdf
https://www.academia.edu/38845893/
Tinjauan_Pancasila_dari_segi_Historis_Kultural_Yuridis_dan_Filosofis_2_
https://malvaspalette.wordpress.com/2017/11/05/menggali-sumber-historis-sosiologis-politik-
pendidikanpancasila/
file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/Sumber%20Sosiologis%20Pendidikan%20Pancasila
%20.pdf
13