Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PANCASILA

“Sudut Pandang Histori Dan Sosiologi”

Dosen Pengampu : Emiel Salim Siregar, SH, MH

Oleh Kelompok 5 :

1. Wilyanto (22041097) 5. Mumahammad Nazir ( 22041055)

2. Herianto Damanik (22041098) 6. Junus Manik ( 22041151)

3. Johanes Manurung ( 22041085) 7. Antoni Simalango (22041199)

4. Desroni A. Purba (22041106)

FAKULTAS HUKUM

ILMU HUKUM

UNIVERSITAS ASAHAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,

Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami

yang bertema “Sudut Pandang Histori Dan Sosiologi”.

Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.

Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Kisaran,10 November 2022

Kelompok 5
                                                                                                                         

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1.Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah................................................................................................................2
1.3.Tujuan Penulisan..................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pancasila Dari Sudut Pandang Historis................................................................................3
2.1.1.Sejarah Perumusan Pancasila..........................................................................................3
2.1.2.Sidang BPUPKI I (29 Mei-1 Juni)..................................................................................4
2.1.3.Sidang BPUPKI II (10-16 Juni 1945).............................................................................5
2.1.4.Sumber Historis Pancasila..............................................................................................5
2.2.Sumber Sosiologis Pancasila Sebagai Dasar Negara...........................................................6
2.2.1.Pancasila Sebagai Dasar Negara.....................................................................................6
2.2.2.Sejarah Lahirnya Pancasila.............................................................................................6
2.2.3.Dasar Hukum Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara............................................8
2.2.4.Makna Pancasila sebagai dasar negara...........................................................................9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan...................................................................................................................11
3.2. Saran..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Negara Indonesia dibangun juga berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan
yaitu pancasila. Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai arti yaitu mengatur
penyelenggaraan pemerintahan. Konsekuensinya adalah Pancasila merupakan sumber
dari segala sumber hukum. Hal ini menempatkan pancasila sebagai dasar Negara yang
berarti melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam semua peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Oleh karena itu, sudah seharusnya semua peraturan perundang-undangan
di Negara Republik Indonesia bersumber pada Pancasila.
Sosiologi dipahami sebagai ilmu tentang kehidupan antarmanusia. Di Dalamnya
mengkaji, antara lain, susunan dan pola kehidupan sosial dari Berbagai golongan dan
kelompok masyarakat,juga mengkaji masalah masalah sosial, perubahan dan
pembaharuan dalam masyarakat. Menegaskan bahwa dalam perspektif sosiologi, suatu
masyarakat pada suatu waktu dan Tempat memiliki nila-nilai yang tertentu. Melalui
pendekatan sosiologis ini pula, anda Diharapkan dapat mengkaji struktur sosial, proses
sosial, termasuk perubahanperubahan sosial, dan masalah-masalah sosial yang patut
disikapi secara arif dengan Menggunakan standar nilai-nilai yang mengacu kepada nilai-
nilai Pancasila.Berbeda dengan bangsa-bangsa lain, Bangsa Indonesia mendasarkan
Pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada suatu asas
Kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa, dan bernegara pada suatu asas Kultural
yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri, nilai-nilai kenegaraan dan
Kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila Pancasila bukan hanya hasil
Konseptual seseorang saja, melainkan juga hasil karya besar Bangsa Indonesia sendiri
Melalui proses refleksi filosofis para pendiri negara. Bung Karno Menegaskan bahwa
nilai-nilai Pancasila digali dari bumi pertiwi Indonesia. Dengan Kata lain, nilai-nilai
Pancasila berasal dari kehidupan sosiologis masyarakat Indonesia

1
1.2. Rumusan Masalah
1) Bagaimanakah Pancasila dari sudut pandang historis
2) Bagaimanakah Pancasila dari sudut pandang sosiologis

1.3. Tujuan Penulisan


1) Mengetahui dan memahami Pancasila dari sudut pandang historis
2) Mengetahui dan memahami Pancasila dari sudut pandang sosiologis

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.
2.1. Pancasila Dari Sudut Pandang Historis
Negara Indonesia dibangun juga berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu
pancasila. Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai arti yaitu mengatur penyelenggaraan
pemerintahan. Konsekuensinya adalah Pancasila merupakan sumber dari segala sumber
hukum. Hal ini menempatkan pancasila sebagai dasar Negara yang berarti melaksanakan
nilai-nilai Pancasila dalam semua peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena
itu, sudah seharusnya semua peraturan perundang-undangan di Negara Republik Indonesia
bersumber pada Pancasila. Pancasila dalam kehidupan sosial dan budaya semakin
dibutuhkan peranannya dalam pencapaian kesejahteraan bersama, maka berbagai karakter
sosial dan budaya yang ada dalam pancasila harus diterapkan kepada warga negara untuk
menciptakan kesadaran dan rasa nasionalisme terhadap bangsa Indonesia.

2.1.1. Sejarah Perumusan Pancasila


Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara adalah diawali dengan
pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
BPUPKI. Menjelang tahun 1945, Jepang mengalami kekalahan di Asia Timur Raya.
Jepang banyak menggunakan cara untuk menarik simpati khususnya kepada bangsa
Indonesia dengan membuat suatu janji bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan
bagi bangsa Indonesia yang diucapkan oleh Perdana Menteri Kuniaki Koiso pada
tanggal 7 September 1944. Badan ini diketuai oleh Rajiman Wedyodiningrat yang
didampingi oleh 2 orang ketua muda (wakit ketua). Raden Panji Suroso dan
Ichibangase (orang jepag), materi pokok pembicaraan calon dasar negara.
Secara garis besar, tugas BPUPKI adalah menyelidiki dan menyusun
rencana mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia. Maklumat yang sama
memaparkan tugas BPUPKI: mempelajari semua hal penting terkait politik, ekonomi,
tata usaha pemerintahan, kehakiman, pembelaan negara, lalu lintas, dan bidang-
bidang lain yang dibutuhkan dalam usaha pembentukan negara Indonesia (Asia Raya,
29 April 1945).1 BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali sidang resmi dan

1
https://tirto.id/gaCX

3
satu kali sidang tidak resmi. Sidang resmi pertama dilaksanakan tanggal 29 Mei
sampai dengan 1 Juni 1945 yang membahas tentang dasar negara.

2.1.2. Sidang BPUPKI I (29 Mei-1 Juni)


Mengutip "Sejarah Perumusan Pancasila dalam Hubungannya dengan
Proklamasi" oleh Darsita, dalam sidang yang pertama, hari pertama, 29 Mei 1945
bahwa Indonesia membutuhkan dasar negara2. Para tokoh-tokoh pendiri negara mulai
mengusulkan rumusan dasar negara yang isinya berbeda-beda namun tetap memiliki
persamaan yaitu didasari oleh gagasan besar bangsa Indonesia dan kepribadian bangsa
Indonesia. Salah satu tokoh yang mengemukakan pendapatnya adalah Mohammad
Yamin. Disini, ia mengemukakan bahwa dasar negara terdiri dari 5 asas yaitu:
1) Peri Kebangsaan
2) Peri Kemanusiaan
3) Peri Ketuhanan
4) Peri Kerakyatan
5) Kesejahteraan Rakyat.
Kemudian pada hari ketiga sidang pertama, 31 Mei 1945, Soepomo mengemukakan
pendapat dalam pidatonya yang menyatakan bahwa negara Indonesia merdeka adalah
dengan mengatasi segala golongan dan pemahaman untuk mempersatukan lapisan
masyarakat Indonesia. Hal ini, dirumuskan oleh 5 poin:

1) Persatuan
2) Kekeluargaan
3) Keseimbangan lahir dan batin
4) Musyawarah
5) Keadilan Rakyat
Pada hari terakhir dari sidang pertama, 1 Juni 1945 ini, Soekarno turut
mengemukakan pendapatnya dalam sebuah pidato yang diberi nama Pancasila atas
usulan dari seorang teman, ahli bahasa. Rumusan dasar negara dalam 5 sila tersebut,
yaitu:

1) Kebangsaan Indonesia
2) Internasionalisme atau peri kemanusiaan

2
Darsita

4
3) Mufakat atau demokrasi
4) Kesejahteraan sosial
5) Ketuhanan yang berkebudayaan

2.1.3. Sidang BPUPKI II (10-16 Juni 1945)


Setelah siding pertama selesai, Indonesia belum mencapai kesepakatan
akhir. Karena hal itu, BPUPKI, membentuk panitia kecil yang beranggotakan 9 orang,
dibawah pimpinna soekarno, dengan anggota terdiri atas Ki Bagoes Hadikoesoemo,
Wahid Hasjim, Muhammad Yamin, Abdulkahar muzakir, Sutardjo
Kartohadikoesoemo, A.A, Maramis, Otto Iskandardinata dan Muhammad Hatta.
Untuk mewujudkan hal tersebut, diadakan sidang kedua pada 10 Juni sampai dengan
16 Juni 1945. Setelah melewati pelbagai pertimbangan dan diskusi, pada 22 Juni 1945
berhasil merumuskan dasar negara untuk Indonesia merdeka yang diberi nama Piagam
Jakarta oleh M. Yamin yang didalamnya berbunyi:
1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari‟at Islam bagi para pemeluk-
pemeluknya
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab Persatuan indonesia
3) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
Walaupun sudah dirumuskan, bukan berarti rumusan Pancasila mendapatkan
kesepakatan final. Karena belum adanya perwakilan yang representatif yang mewakili
dari berbagai unsur. Berakhirnya kerja BPUPKI pada 7 Agustus 1945, dibentuklah
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 9 Agustus 1945. Diketuai
Soekarno dan wakilnya Moh. Hatta, PPKI bertujuan untuk mempercepat persiapan
kemerdekaan Indonesia. Panitia ini beranggotakan 21 orang yang semua anggotanya
terdiri 12 orang jawa, 3 orang sumatera, 2 orang Sulawesi, 1 orang Kalimantan, 1
orang nusa tenggara, 1 orang maluku, dan 1 peranakkan tionghoa.

2.1.4. Sumber Historis Pancasila


Nilai-nilai Pancasila sudah ada dalam adat istiadat, kebudayaan dan agama yang
berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak jaman kerajaan dahulu. Misalnya,
sila ketuhanan sudah ada pada zaman dahulu, meskipun dalam praktik pemujaan yang

5
beraneka ragam, tetapi pengakuan tentang adanya tuhan sudah diakui. Dalam of
Philosophy disebutkan beberapa unsur yang ada dalam agama, seperti kepercayaan
kepada kekuatan supranatural, perbedaan antara yang sakral dan yang profan, tindakan
ritual pada objek sakral, sembahyang atau doa sebagai bentuk komunikasi kepada tuhan,
takjub sebagai perasaan khas keagamaan, tuntunan moral yang diyakini dari tuhan,
konsep hidup didunia dihubungkan dengan tuhan, kelompok sosial seagama dan
seiman.

1.
2.
2.1.
2.2. Sumber Sosiologis Pancasila Sebagai Dasar Negara
2.2.1. Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar negara artinya ideologi Pancasila menjadi landasan,
panduan dan pedoman resmi kehidupan berbangsa dan bernegara. Indonesia, sejak
pertama kali didirikan telah menetapkan Pancasila sebagai dasar negara sekaligus
ideologi negara. Kita, rakyat Indonesia sudah selayaknya menempatkan Pancasila di
posisi yang luhur dan mulia, namun bukan berarti menuhankannya. Istilah Pancasila
sudah eksis jauh sebelum negara Indonesia berdiri. Sejak zaman Majapahit, yaitu sekitar
abad 14 masehi, istilah Pancasila sudah dikenal. Berasal dari Bahasa Sansekerta,
Pancasila merupakan perpaduan istilah panca dan sila. Panca artinya lima, dan sila
artinya batu sendi, maksudnya adalah prinsip dasar.

1.
2.
2.1.
2.2.
2.2.1.
2.2.2. Sejarah Lahirnya Pancasila
Naskah kuno zaman Majapahit bernama Nagara Kertagama karangan Empu
Tantular telah memuat istilah Pancasila yang berarti lima prinsip dasar. Naskah tersebut
ditulis sekitar abad 14. Enam abad kemudian ketika sedang berada di pengasingan

6
Flores, Bung Karno mengklaim diri mendapat ilham tentang nilai-nilai dasar yang layak
menjadi ideologi Indonesia. Kelima nilai dasar tersebut dinamakan Pancasila. Secara
formal, Bung Karno menyampaikan usulan tentang Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia pada sidang BPUPKI 1 Juni 1945. Sidang BPUPKI sendiri berlangsung pada
29 Mei – 1 Juni 1945. Sampai di sini saya menganjurkan pada pembaca blog ini untuk
tidak memikirkan Pancasila yang sudah jadi sekarang ini. Pancasila pada saat itu masih
berupa rumusan lima nilai yang letaknya masih dirumuskan. Misal, Pada 29 Mei, Muh.
Yamin menyampaikan Pancasila terdiri dari lima nilai sebagai berikut:
1) Perikebangsaan
2) Perikemanusiaan
3) Periketuhanan
4) Perikerakyatan
5) Kesejahteraan rakyat
Lalu pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mengusulkan lima asas Pancasila
sebagai berikut:
a) Kebangsaan Indonesia
b) Internasionalisme atau perikemanusiaan
c) Mufakat atau demokrasi d. Kesejahteraan sosial
d) Ketuhanan yang berkebudayaan
Bila menyimak paparan di atas, kita temukan bahwa rumusan Pancasila belum
rampung dan masih diperdebatkan. Pada 22 Juni 1945 dibentuklah Panitia Sembilan
yang diketuai oleh Bung Karno. Panitia Sembilan ini menghasilkan Piagam Jakarta yang
didalamnya terdapat rumusan Pancasila sebagai berikut:
a) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
b) Kemanusiaan yang adil dan beradab
c) Persatuan Indonesia
d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Bila kita simak Pancasila hasil Piagam Jakarta, perbedaan yang terdapat pada
Pancasila tersebut dengan versi sekarang adalah sila pertama. Penghapusan tujuh kata dan
penggantian dengan bunyi Ketuhanan Yang Maha Esa di sila pertama disahkan pada 18
Agustus 1945 pada sidang PPKI yang diketuai oleh Bung Karno. Rumusan Pancasila
tersebut terkandung dalam UUD 1945 yang berbunyi:
7
a) Ketuhanan Yang Maha Esa
b) Kemanusiaan yang adil dan beradab
c) Persatuan Indonesia
d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Penetapan Pancasila sebagai dasar negara tidak selesai hanya dengan persetujuan anggota
PPKI. Diperlukan pengakuan konstitusional yang sekaligus menjadi kekuatan hukum
Pancasila selanjutnya.

2.2.3. Dasar Hukum Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara


Diawal kita sudah mengetahui bahwa sidang PPKI pada 18 Agustus 1945 dan
UUD 1945 sebagai dua diantara berbagai macam dasar hukum penetapan Pancasila
sebagai dasar negara. Dasar hukum lainnya yang menguatkan Pancasila antara lain:
 Pembukaan UUD 1945 alenia ke-4 yang menyatakan bahwa pembentukan
pemerintahan negara Indonesia dilanasi oleh Pancasila.
 Dekrit presiden 5 Juli 1959 menegaskan bahwa berlakunya kembali UUD 1945 yang
berarti penetapan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara.
 Instruksi presiden No. 12 Tahun 1968 enegaskan tentang rumusan Pancasila yang
benar dan sah yang berarti Pancasila ditegaskan sebagai dasar negara dan ideologi
negara.
 Ketetapan MPR o. XVIII/MPR/1998 tentang pencabutan ketetapan MPR RI No.
II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Eka Prasetya
Pancakarsa). Kemudian tentang penegasan Pancasila sebagai dasar negara dinyatakan
dalam Pembukaan UUD 1945, yaiut dasar negara dari Negara Kesatuan Indonesia
harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan beregara. Bagian tak
terpisahkan dari ketetapan tersebut menyatakan: ”bahwa dasar negara yang dimaksud
dalam ketetapan ini di dalamnhya mengandung makna sebagai ideologi nasional
sebagai cita-cita dan tujuan negara.”

Dari keempat poin di atas kita bisa ketahui bahwa kedudukan Pancasila
sebagai dasar negara Indonesia secara hukum sangat kuat. Pertanyaan tentang bagaimana
mengimplementasi Pancasila sebagai dasar negara dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara memang persoalan lain. Namun setidaknya kita telah pahami bahwa berdirinya

8
bangsa ini sampai sekarang, pemerintah dan para politikus yang berada dijajaran
kekuasaan masih mengakui dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara kita yang
resmi.

2.2.4. Makna Pancasila sebagai dasar negara


Beberapa makna Pancasila sebagai dasar negara, antara lain Pancasila
merupakan dasar sistem penyelengaraan negara, Pancasila merupakan dasar sistem
pemerintahan, Pancasila merupakan sumber hukum dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dari makna yang dijabarkan di atas, kita bisa pahami bahwa segala sesuatu
yang terkait dengan penyelenggaraan negara dan kehidupan berbangsa mesti berpegang
teguh pada Pancasila. Sebagai contoh, ketika kita dihadapkan pada pertanyaan tentang
bagaimana menyikapi adanya kelompok minoritas yang bernama LGBTQ, sikap yang
kita ambil sebagai warga negara Indonesia semestinya tidak menyalahkan nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila. Ketika kekayaan alam di bumi Indonesia di
eksplorasi, kita harus mengambil sikap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Di sini sudah
jelas bahwa, kekayaan alam semestinya didistribusikan secara merata demi mewujudkan
kedilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, misalnya. Demikianlah makna Pancasila
sebagai dasar negara Indonesia dijelaskan.

Latif (Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR periode 2009—2014,
2013) menguraikan pokok-pokok moralitas dan haluan kebangsaan-kenegaraan menurut
alam Pancasila sebagai berikut:
 Pertama, nilai-nilai ketuhanan (religiusitas) sebagai sumber etika dan Spiritualitas
(yang bersifat vertical transcendental) dianggap penting sebagai fundamental etika
kehidupan bernegara. Negara menurut Pancasila diharapkan dapat melindungi dan
mengembangkan kehidupan beragama; sementara agama diharapkan dapat
memainkan peran publik yang berkaitan dengan penguatan etika sosial. Sebagai
negara yang dihuni oleh penduduk dengan multiagama dan multikeyakinan, negara
Indonesia diharapkan dapat mengambil jarak yang sama, melindungi terhadap semua
9
agama dan keyakinan serta dapat mengembangkan politiknya yang dipandu oleh nilai-
nilai agama Sebagai fundamental etika-politik kehidupan bernegara dalam pergaulan
dunia. Prinsip kebangsaan yang luas mengarah pada persaudaraan dunia yang
dikembangkan melalui jalan eksternalisasi dan internalisasi.
 Kedua, nilai-nilai kemanusiaan universal yang bersumber dari hukum tuhan,hukum
alam dan sifat sifat sosial (bersifat horizontal) di anggap penting sebagai fundamental
etika politik kehidupan bernegara dalam pergaulan dunia. Prinsip kebangsaan yang
luas mengarah pada persaudaraan dunia yang di kembangkan melalui jalan
eksteenalisasi dan internalisasi
 Ketiga, nilai-nilai etis kemanusiaan harus mengakar kuat dalam lingkungan pergaulan
kebangsaan yang lebih dekat sebelum menjangkau pergaulan dunia yang lebih jauh.
Indonesia memiliki prinsip dan visi kebangsaan yang kuat, bukan saja dapat
mempertemukan kemajemukan masyarakat dalam Kebaruan komunitas politik
bersama, melainkan juga mampu memberi kemungkinan bagi keragaman komunitas
untuk tidak tercerabut dari akar tradisi dan kesejarahan masing-masing. Dalam
khazanah Indonesia,Hal Tersebut menyerupai perspektif “etnosimbolis” yang
memadukan antara Perspektif “modernis” yang menekankan unsur-unsur kebaruan
dalam Kebangsaan dengan perspektif “primordialis” dan “perenialis” yang melihat
Unsur lama dalam kebangsaan.
 Keempat,nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, dan nilai serta cita-cita kebangsaan itu
dalam aktualisasinya harus menjunjung tinggi kedaulatan rakyat yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan. Dalam prinsip musyawarah-mufakat, keputusan tidak didikte
oleh golongan mayoritas atau kekuatan minoritas elit politik dan pengusaha, tetapi
dipimpin oleh hikmat/ kebijaksanaan yang memuliakan daya-daya rasionalitas
deliberatif dan kearifan setiap warga tanpa pandang bulu.
 Kelima, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai dan cita kebangsaan serta demokrasi
permusyawaratan itu memperoleh artinya sejauh dalam mewujudkan keadilan sosial.
Dalam visi keadilan sosial menurut Pancasila, yang dikehendaki adalah keseimbangan
antara peran manusia sebagai makhluk individu dan peran manusia sebagai makhluk
sosial, juga antara pemenuhan hak sipil, politik dengan hak ekonomi, sosial dan
budaya.

10
Dalam visi keadilan sosial menurut Pancasila, yang dikehendaki adalah keseimbangan
antara peran manusia sebagai makhluk individu dan peran manusia sebagai makhluk sosial,
juga antara pemenuhan hak sipil, politik dengan hak ekonomi, sosial dan budaya. Pandangan
tersebut berlandaskan pada pemikiran Bierens de Haan Soeprapto, Bahar dan Arianto, 1995:
124 yang menyatakan bahwa keadilan sosial setidak-tidaknya memberikan pengaruh pada
usaha menemukan cita negara bagi bangsa Indonesia yang akan membentuk negara dengan
struktur sosial asli Indonesia. Namun, struktur sosial modern mengikuti perkembangan dan
tuntunan zaman sehingga dapatlah dimengerti apabila para penyusun Undang-Undang Dasar
1945 berpendapat bahwa cita negara Indonesia (de Indonesische Staatsidee) haruslah berasal
dan diambil dari cita paguyuban masyarakat Indonesia sendiri.

1.1.

1.2.

BAB III
PENUTUP

3.
3.1. Kesimpulan
Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara adalah diawali dengan
pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI.
Secara garis besar, tugas BPUPKI adalah menyelidiki dan menyusun rencana mengenai
persiapan kemerdekaan Indonesia. BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali sidang
resmi dan satu kali sidang tidak resmi. Sidang resmi pertama dilaksanakan tanggal 29 Mei
sampai dengan 1 Juni 1945 yang membahas tentang dasar negara.

Nilai-nilai Pancasila sudah ada dalam adat istiadat, kebudayaan dan agama yang
berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak jaman kerajaan dahulu. Misalnya, sila
ketuhanan sudah ada pada zaman dahulu, meskipun dalam praktik pemujaan yang beraneka
ragam, tetapi pengakuan tentang adanya tuhan sudah diakui. Pancasila sebagai dasar negara
artinya ideologi Pancasila menjadi landasan, panduan dan pedoman resmi kehidupan
berbangsa dan bernegara. Indonesia, sejak pertama kali didirikan telah menetapkan Pancasila
sebagai dasar negara sekaligus ideologi negara.

11
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia secara hukum sangat kuat.
Pertanyaan tentang bagaimana mengimplementasi Pancasila sebagai dasar negara dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara memang persoalan lain. Namun setidaknya kita telah
pahami bahwa berdirinya bangsa ini sampai sekarang, pemerintah dan para politikus yang
berada dijajaran kekuasaan masih mengakui dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar
negara kita yang resmi.
Makna Pancasila sebagai dasar negara, antara lain Pancasila merupakan dasar sistem
penyelengaraan negara, Pancasila merupakan dasar sistem pemerintahan, Pancasila
merupakan sumber hukum dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari makna yang
dijabarkan di atas, kita bisa pahami bahwa segala sesuatu yang terkait dengan
penyelenggaraan negara dan kehidupan berbangsa mesti berpegang teguh pada Pancasila.

3.2. Saran
Pancasila sebagai sumber pengetahuan mengandung nilai-nilai yang seharusnya dapat
diimplementasikan ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Beberapa faktor yang
diperlukan dalam upaya pengembangan Pancasila antara lain, harus ada proses penyadaran
terhadap nilai-nilai yang terkandung, memperbaiki mental pejabat negara, menanamkan nilai-
nilai Pancasila ke dalam hati nurani.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://nasional.kompas.com/read/2017/01/15/19274361/
tinjauan.historis.dan.yuridis.pancasila

https://www.kompas.com/skola/read/2022/04/04/070000269/pengertian-pancasila-secara-
etimologis-yuridis-dan-historis?page=all

https://lms.syam-ok.unm.ac.id/pluginfile.php/561299/mod_resource/content/6/TOPIK
%202%20TINJAUAN%20HISTORIS%20PANCASILA.pdf

https://www.academia.edu/38845893/
Tinjauan_Pancasila_dari_segi_Historis_Kultural_Yuridis_dan_Filosofis_2_

https://malvaspalette.wordpress.com/2017/11/05/menggali-sumber-historis-sosiologis-politik-
pendidikanpancasila/

file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/Sumber%20Sosiologis%20Pendidikan%20Pancasila
%20.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai