Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH AGAMA

“Iptek Dan Seni Dalam Islam”

Oleh Kelompok :

1. Rindu Putra Rizantha (22041099)

2. Haslina Meiliza Damanik (22041114)

3. Sri Handayani Panjaitan ( 22041103)

4. Muhammad Nazir (22041055)

Dosen Pengampu : Drs. H. Nurul Ichsan, SH. MH

FAKULTAS HUKUM

ILMU HUKUM

UNIVERSITAS ASAHAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah, dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “IPTEK DAN
SENI DALAM ISLAM”.

Makalah ini disusun guna memberikan informasi tambahan mengenai perspektif Islam
tentang IPTEK dan seni, dan juga untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sumbernya berupa artikel
dan tulisan telah penulis jadikan referensi guna penyusunan makalah ini, semoga dapat terus
berkarya guna menghasilkan tulisan-tulisan yang mengacu terwujudnya generasi masa depan
yang lebih baik. Penulis berharap, semoga informasi yang ada dalam makalah ini dapat
berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, banyak kekurangan
dan kesalahan. Penulis menerima kritik dan saran yang membantu guna penyempurnaan
makalah ini.

Kisaran, 12 November 2022


                                                                                                                         

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................2

1.3. Tujuan Masalah...............................................................................................................2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Iptek Dan Seni...................................................................................................3

2.1.1. Pengertian Iptek...........................................................................................................3

2.1.1.1. Tantangan Iptek Pada Umat Islam...........................................................................4

2.1.1.2. Dampak Positif Dan Negatif Dari Perkembangan Iptek..........................................5

2.1.2. Pengertian Seni............................................................................................................7

2.2. Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi, dan Seni..........................................................................7

2.3 Keutamaan Orang Yang Berilmu.........................................................................................8

2.4. Kontribusi IPTEK Dan Seni Terhadap Dakwah...............................................................10

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................................................................12

3.2 Saran...................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dizaman modern yang canggih seperti saat ini, kemajuan akan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) dan seni, sangatlah berpengaruh terhadap segala aspek dalam kehidupan
manusia. Tidak dapat dipungkiri, keberadaan IPTEK dan seni tidak pernah lepas dengan
keberadaan manusia. Manusia sebagai subjek dari berkembangnya ilmu pengetahuan itu
sendiri. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, maka berkembanglah pula teknologi
dan seni.
Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan
Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang seharusnya
dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Paradigma Islam
ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qa’idah fikriyah)
bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber
segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan.
Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan,
sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan. Kedua,
menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan
iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria inilah yang seharusnya yang
digunakan umat Islam, bukan standar manfaat (pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang
ada sekarang. Standar syariah ini mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek,
didasarkan pada ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh
memanfaatkan iptek jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek
iptek dan telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya,
walaupun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh perdaban
barat satu abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia.
Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan iptek
modern membuat orang lalu mengagumi dan meniru- niru gaya hidup peradaban barat tanpa
dibarengi sikap kritis trhadap segala dampak negatif yang diakibatkanya.
Pada dasarnya kita hidup di dunia ini tidak lain untuk beribadah kepada Allah SWT.
Ada banyak cara untuk beribadah kepada Allah SWT seperti sholat, puasa, dan menuntut
ilmu. Menuntut ilmu ini hukumnya wajib. Seperti sabda Rasulullah SAW: “ menuntut ilmu

1
adalah sebuah kewajiban atas setiap muslim laki-laki dan perempuan”. Ilmu adalah
kehidupanya islam dan kehidupanya keimanan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian IPTEK dan seni dalam pandangan Islam?

2. Bagaimana pengembangan dan pelaksanaan IPTEK dan seni dalam kehidupan umat
Islam?

3. Bagaimana Penerapan IPTEK dan seni dalam Islam?

4. Seberapa pentingnya IPTEK dan seni dalam Islam?

5. Siapa sajakah tokoh-tokoh IPTEK dan seni dalam Islam?

1.3. Tujuan Masalah

Mengetahui tentang IPTEK dan seni serta pengembangan dan pelaksanaan dan
penerapannya dalam islam dan kehidupan manusia.

2
BAB II
PEMBAHASAN
1.
2.
2.1. Pengertian Iptek Dan Seni
2.1.1. Pengertian Iptek
Definisi IPTEK sebagai singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
adalah sesuatu yang sangat berkaitan dengan teknologi. Dalam sudut pandang filsafat
ilmu, ilmu dengan pengetahuan sangat berbeda maknanya. Ilmu adalah pengetahuan
yang sudah diklasifikasikan, disistemasi dan di interpretasikan sehingga menghasilkan
kebenaran obyektif serta sudah diuji kebenarannya secara ilmiah, sedangkan
Pengetahuan adalah apa saja yang diketahui oleh manusia baik melalui panca indra,
instuisi, pengalaman maupun firasat. Jadi Ilmu pengetahuan adalah himpunan
pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian dan dapat dinalar
serta diterima oleh akal. (Saifulloh,2009).

Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan
proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Teknologi dibuat atas
dasar ilmu pengetahuan dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Kata
teknologi sering menggambarkan penemuan dan alat yang menggunakan prinsip dan
proses penemuan saintifik yang baru ditemukan.

Dalam dunia ekonomi, teknologi dilihat dari status pengetahuan kita yang
sekarang dalam bagaimana menggabungkan sumber daya untuk memproduksi produk
yang diinginkan( dan pengetahuan kita tentang apa yang bisa diproduksi). Oleh karena
itu, kita dapat melihat perubahan teknologi pada saat pengetahuan teknik kita
meningkat.

Dalam sudut pandang budaya, teknologi merupakan salah satu unsur budaya
sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya
teknologi juga memiliki karakteristik obyektif dan netral. Dalam situasi tertentu
teknologi tidak netral lagi karena memiliki potensi untuk merusak dan potensi
kekuasaan. Di sinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dengan teknologi. Teknologi
dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia
juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif berupa ketimpangan-ketimpangan
3
dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat kehancuran alam
semesta.

Dalam pemikiran Islam, ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu. Keduanya
tidak boleh dipertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akal
budinya berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan sunnah rasul. Atas dasar itu, ilmu dalam
pemikiran Islam ada yang bersifat abadi (perennial knowledge) tingkat kebenarannya
bersifat mutlak, karena bersumber dari Allah. Ada pula ilmu yang bersifat perolehan
(aquired knowledge) tingkat kebenarannya bersifat nisbi, karena bersumber dari akal
pikiran manusia.

Islam, agama yang sesuai dengan fitrah semula jadi manusia,maka syariatnya
bukan saja mendorong manusia untuk mempelajari sains dan teknologi, kemudian
membangun dan membina peradaban, bahkan mengatur umatnya ke arah itu agar
selamat dan menyelamatkan baik di dunia terlebih lagi di akhirat kelak.

Ilmu sangat penting dalam kehidupan. Rasulullah pernah bersabda bahwa


untuk hidup bahagia di dunia ini manusia memerlukan ilmu dan untuk hidup bahagia
di akhirat pun manusia memerlukan ilmu. Untuk bahagia di dunia dan di akhirat,
manusia juga memerlukan ilmu. Jadi kita harus menuntut ilmu, baik ilmu untuk
keselamatan dunia, terlebih lagi ilmu yang membawa kebahagiaan di akhirat. Atas
dasar itulah Islam mewajibkan menuntui Ilmu.

1.
2.
2.1.
2.1.1.
2.1.1.1. Tantangan Iptek Pada Umat Islam
Mengapa kita harus menguasai IPTEK? Terdapat tiga alasan pokok, yakni:

1. Ilmu pengetahuan yang berasal dari dunia Islam sudah diboyong oleh
negara-negara barat. Ini fakta, tidak bisa dipungkiri.

2. Negara-negara barat berupaya mencegah terjadinya pengembangan


IPTEK di negara-negara Islam. Ini fakta yang tak dapat dipungkiri.

4
3. Adanya upaya-upaya untuk melemahkan umat Islam dari memikirkan
kemajuan IPTEK-nya, misalnya umat Islam disodori persoalan-persoalan
klasik agar umat Islam sibuk sendiri, ramai sendiri dan akhirnya bertengkar
sendiri.

Penyikapan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari yang islami adalah


memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat
manusia dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah swt. Kebenaran
IPTEK menurut Islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya IPTEK itu
sendiri. IPTEK akan bermanfaat apabila (1) mendekatkan pada kebenaran
Allah dan bukan menjauhkannya, (2) dapat membantu umat merealisasikan
tujuan-tujuannya (yang baik), (3) dapat memberikan pedoman bagi sesama, (4)
dapat menyelesaikan persoalan umat. Dalam konsep Islam sesuatu hal dapat
dikatakan mengandung kebenaran apabila ia mengandung manfaat dalam arti
luas.

2.1.1.2. Dampak Positif Dan Negatif Dari Perkembangan Iptek


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu
sisi memang berdampak positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup
manusia. Sebagai contoh dulu orang naik haji dengan kapal laut bias memakan
waktu 17-20 hari untuk sampai ke Jeddah. Sekarang dengan naik pesawat
terbang, kita hanya perlu 12 jam saja. Dengan ditemukannya mesin jahit,
dalam 1 menit bias dilakukan sekitar 7000 tusukan jarum jahit. Bandingkan
kalau kita menjahit dengan tangan, hanya bisa 23 tusukan per menit. Dahulu
Ratu Isabella (Italia) di abad XVI perlu waktu 5 bulan dengan sarana
komunikasi tradisional untuk memperoleh kabar penemuan benua Amerika
oleh Columbus. Lalu di abad XIX Orang Eropa perlu 2 minggu untuk
memperoleh berita pembunuhan Presiden Abraham Lincoln. Tapi pada 1969,
dengan sarana komunikasi canggih, dunia hanya perlu waktu 1,3 detik untuk
mengetahui kabar pendaratan Neil Amstrong di bulan.

Dengan semakin pesatnya perkembangan iptek, seharusnya iptek yang


dikembangkan manusia itu mampu meningkatkan keimanan kepada Allah
SWT dengan memanfaatkannya sebaik mungkin. Akan tetapi realita yang ada
ternyata perkembangan iptek membuat manusia lepas dari jalan-Nya, bahkan
5
dikendalikan oleh penemuan manusia itu sendiri. Berbagai dampak negatif
pun hadir seiring dengan pesatnya perkembangan iptek:

a. Meningkatnya aksi terorisme.

b. Penggunaan informasi dan situs tertentu, seperti kasus penyebaran


pornografi yang semakin marak saat ini.

c. Selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer seperti
kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai file penting
dalam komputer yang dapat menyebabkan stres karena teknologi.

d. Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai


kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan.

e. Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi
akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan:
konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental "instant".

f. Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat


seiring dengan semakin lemahnya kontrol sosial masyarakat.

g. Penyalahgunaan pengetahua.

6
2.1.2. Pengertian Seni
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya.
Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut berkembang
menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan. Keindahan yang
hakiki identik dengan kebenaran. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu keabadian.
Seni yang lepas dari nilai-nilai keTuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah
hawa nafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah
bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah.
Seni adalah sebuah keindahan yang dapat mengungkap rasa sampai jauh
kedalam jiwa seseorang. Jadi, apabila pernah merasakan sebuah getaran keindahan
yang begitu dalam dan membuat kita tidak dapat lagi melupakannya maka artinya kita
sudah dapat menangkap arti kata seni dalam arti yang sebenarnya. Kata “seni” adalah
sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar
pemahaman yang berbeda. Konon kata seni berasal dari kata “SANI” yang kurang lebih
artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Namun menurut kajian ilmu di Eropa
mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari
sebuah kegiatan. Pandangan Islam tentang seni.Seni merupakan ekspresi keindahan.
Dan keindahan menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan jagat
raya ini. Allah melalui kalamnya di Al-Qur’an mengajak manusia memandang seluruh
jagat raya dengan segala keserasian dan keindahannya.
Allah berfirman dalam surat Al-Qaaf ayat 6 :

Artinya: “Maka apakah mereka tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka,
bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya, dan tiada baginya sedikit pun
retak-retak?” [QS 50: 6].

2.2. Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi, dan Seni


Dalam pandangan Islam ,antara agama,Ilmu pengetahuan ,teknologi dan seni terdapat
hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu sistem yg disebut dinul
Islam.
Di dalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu akidah, syariah, dan akhlak(iman ,ilmu,
dan amal shalih). Sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim (14:24-25) 

7
Artinya: “Tidakkah kamu perhatikan Allah telah membuat perumpamaan kalimat yg
baik(Dinul Islam) seperti sebatang pohon yg baik,akarnya kokoh(menghujam ke
bumi)dan cabangnya menjulang ke langit.pohon itu mengeluarkan buahnya setiap
musim dg seizin Tuhannya.Allah membuat perumpamaan –perumpamaan itu agar
manusia selalu ingat.
Ayat di atas menganalogikan bangunan Dienul Islam bagaikan sebatang pohon yang
baik, iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran
Islam. Ilmu diidentikkan dengan batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan/ cabang-
cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu identik dengan
teknologi dan seni.
Ilmu-ilmu yang dikembangkan atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah akan
memberikan jaminan kebaikan bagi kehidupan umat manusia termasuk bagi lingkungannya.
Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai ibadah
serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia dan alam lingkungannya bahkan
akan menjadi malapetaka bagi kehidupannya sendiri. (M. Saifulloh, 2009).

2.3 Keutamaan Orang Yang Berilmu


Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Kesempurnaan karena
dibekali dengan seperangkat potensi, dan potensi yang paling utama adalah akal, dengan akal
manusia mampu melahirkan berbagai macam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Bagi
orang yang berakal dan senantiasa bernalar untuk mengembangkan ilmunya,
Tentang keutamaan orang yang berilmu, di dalam Al-Qur’an surat Al Mujadalah:11,
Allah menjanjikan akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Derajat
yang diberikan Allah berupa kemuliaan pangkat, kedudukan, jabatan, harta dan kelapangan
hidup. Jika manusia ingin mendapatkan derajat yang tinggi dari Allah, manusia harus
berupaya semaksimal mungkin meningkatkan kualitas keimanan dan keilmuannya dengan
keikhlasan dan hanya untuk mencari ridha Allah semata.

8
Dan kelebihan mereka yang beriman lagi berilmu dibandingkan orang yang beriman tapi
tidak berilmu sangat nampak dalam hadits Abu Ad-Darda` di atas yaitu:
1.      Dia akan dinaungi oleh para malaikat dengan sayap-sayap mereka.
2.      Segala sesuatu akan memintaampunkan dosanya kepada Allah mulai makhluk yang
berada di bawah lautan sampai makhluk yang ada di atas langit (para malaikat).
3.      Dia diibaratkan sebagai bulan yang menerangi alam semesta, sementara orang yang
hanya beriman tapi tidak berilmu hanya diibaratkan sebagai bintang yang hanya menerangi
dirinya sendiri.
4.      Mereka adalah pewaris para nabi, dan cukuplah ini menunjukkan keutamaan mereka.
5.      Dia bisa mengajarkan ilmunya kepada orang lain, yang dengannya pahala akan terus
mengalir kepadanya -sampai walaupun dia telah meninggal- selama ilmu yang diajarkan
masih diamalkan oleh orang-orang setelahnya.
Dan kelima perkara ini tidak akan didapatkan oleh orang yang hanya beriman tapi tidak
berilmu (ahli ibadah). Karenanya sangat wajar sekali kalau Allah tidak menyamakan
kedudukan orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu karena mereka adalah
mujahid yang memperbaiki dirinya, memperbaiki orang lain, dan melindungi agama Allah
dari setiap perkara yang bisa merusaknya, berbeda halnya dengan ahli ibadah yang
kebaikannya hanya terbatas pada dirinya.
Bahkan dalam ayat lain Allah memberikan penghargaan secara khusus kepada orang-
orang berilmu dalam firmanNya surat Az Zumar: 9

Artinya : "Katakanlah: Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang


yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang berakallah yang dapat menerima pelajaran"
Imam Az Zamakhsyari mengutip sejumlah hadits yang menunjukkan keutamaan orang-
orang berilmu dari orang-orang yang tidak berilmu.
"Jarak antara seorang alim (orang yang berilmu) dan seorang abid (tukang ibadah yang
tidak berilmu) adalah seratus derajat/tingkat. Jarak diantara dua tingkat itu adalah perjalanan
kuda selama 70 tahun" (HR Abu Ya'la dan Ibnu Adi).

9
"Keutamaan seorang alim atas seorang abid bagaikan keutamaan bulan purnama atas
seluruh bintang-bintang" (HR Ashabu as-Sunan)
"Pada hari kiamat nanti ada tiga golongan yang akan memberi syafa'at, para nabi, lalu
para ulama, lalu para syuhada" (HR Ibnu Majah, Abu Ya'la, Ibnu Adi, al Aqili dan al
Baihaqi).
Kata Az Zamakhsyari, agungnya martabat orang-orang berilmu berdasarkan kesaksian
Rasulullah adalah berada diantara para nabi dan para syuhada. Kini jelaslah bahwa ilmu
menjadi sebab naiknya derajat seseorang, bukan nilai rapor, gelar-gelar akademis, ijazah atau
sertifikat.
Jadi agama dan ilmu pengetahuan, dalam Islam tidak terlepas satu sama lain. Keduanya
saling membutuhkan, saling menjelaskan dan saling memperkuat.
Maka dari itu, kita harus menguasai IPTEK, dan memanfaatkan perkembangan IPTEK
untuk meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT.
Kebenaran IPTEK menurut Islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya IPTEK itu
sendiri. IPTEK akan bermanfaat apabila (1) mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan
menjauhkannya, (2) dapat membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik), (3)
dapat memberikan pedoman bagi sesama, (4) dapat menyelesaikan persoalan umat.

2.4. Kontribusi IPTEK Dan Seni Terhadap Dakwah


Kontribusi adalah kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang di hasilkan
oleh perkembangan iptek moderen membuat orang mengagumi meniru gaya hidup peradaban
orang barat dengan dibarengi sikap kritis terhadap segala dampak negatif yang
diakibatkannya, bukan hanya bidang iptek saja tetapi dalam bidang seni juga.
Dalam kontribusi iptek dan seni dalam dakwah islam banyak memberikan
perkembangan di dalam dakwahnya, misalnya pada jaman dahulu ketika para ulama di pulau
jawa menyebarkan ajaran agama Islam mereka menyebarkan dakwahnya melalui kesenian
wayang yang isinya tentang ajaran-ajaran agama Islam. Maka dengan adanya kesenian
wayang ini digunakan sebagai media dakwah Islam dan daya tarik masyarakat untuk
menyaksikan kesenian wayang tersebut.
Pada saat ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat maju, di buktikan
dengan adanya penemuan-penemuan baru yang fungsinya untuk memudahkan segala aktifias
manusia, begitu juga kemudahan dalam derdakwah bagi para ulama. Ada banyak hal yang
sudah dihasilkan oleh teknologi untuk dakwah Islam sebagai bagian dari integrasi itu sendiri,

10
Al Quran digital, akses hadist shahih yang bisa dilakukan dimana saja,silahturahmi yang
tidak pernah putus karena sudah ada HP, jejaring sosial dan sebagainya. Bahkan media
pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan game untuk memperdalam ilmu
Islam itu sendiri.

 Contok-contoh Kontribusi Iptek dan Seni bagi dakwah Islam


  Arsitektur masjid yang indah membuat para jamaah senang dan nyaman beribadah.
  Wayang sebagai media dakwah bagi Wali Songo.
  Perkembangan busana muslim seperti jilbab.
  Media dakwah di televisi, internet, koran, dan majalah.
  Penggunaan internet, blog, dan situs Islami seperti suara Islam, Muslim,dll.
  Al Quran dan Hadist dalam bentuk digital semuga mempermudah pencarian ayat,
terjemaah, tafsiran Al Quran.
  Penggunaan LCD sebagai media dakwah sehingga lebih jelas dipahami.

1.
1.

11
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Ilmu pengetahuan dalam Al-Quran adalah proses pencapaian segala sesuatu yang
diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra sehingga memperoleh kejelasan.
Teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu
pengetahuan yang obyektif. Seni adalah hasil ungkapan akal budi serta ekspresi jiwa
manusia dengan segala prosesnya. Seni identik dengan keindahan dimana keindahan yang
hakiki identik dengan kebenaran. Apabila manusia berlaku  adil dengan semua makhluk 
hidup dialam ini, maka disinilah letak kebenaran norma moral yang baik karena manusia
hidup tidak hanya untuk beribadah kepada Allah. Dalam pandangan Islam, antara iman,
ilmu pengetahuan, teknologi danseni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang
terintegrasi dalam suatu sistem yang disebut Dienul Islam.
Perkembangan iptek dan seni, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran
untuk memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek dan seni. Dari uraian di
atas dapat dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam perkembangan iptek dan seni
setidaknya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran
dan ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan
iptek dan seni. Jadi, syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat (utilitarianisme), yang
seharusnya dijadikan tolok ukur umat Islam dalam mengaplikasikan iptek dan seni.
Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan
bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusiadan alam
lingkungannya. Allah memberikan petunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusia
untuk mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan
yang selalu didorong oleh nafsu dan amarah. Karena pada dasarnya Manusia mendapat
amanah dari Allah sebagai khalifah untuk memelihara alam, agar terjaga kelestariannya
dan potensinya untuk kepentingan umat manusia. Oleh karena itu perlunya keimanan
sebagai pelengkap ilmu dalam penerapannya bukan hanya menghasilkan keuntungan satu
sisi saja.

12
3. 2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca memahami bagaimana
sebenarnya paradigma islam itu dalam menyaikapi Ilmu pengetahuan, Teknologi dan seni
tersebut. Selain itu, para pembaca juga diharapkan mampu memahami bagaimana integrasi
Imtaq (Iman dan Taqwa) dalam Iptek dan seni tersebut.
Karena semakin berkembangnya zaman, keberadaan Iptek dan seni sangat
berpengaruh terhadap kepribadian hidup manusia. Untuk itu diperlukan pegangan yang
berfungsi sebagai pengendali akan adanya perubahan-perubahan tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://plissworld.blogspot.com/2013/01/iptek-dan-seni-dalam-islam-bab-i.html

https://www.studocu.com/id/document/universitas-jenderal-soedirman/pendidikan-agama-
islam/iptek-dan-seni-dalam-islam/30215888

http://plissworld.blogspot.com/2013/01/iptek-dan-seni-dalam-islam-bab-i.html

14

Anda mungkin juga menyukai