Oleh Kelompok :
FAKULTAS HUKUM
ILMU HUKUM
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah, dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “IPTEK DAN
SENI DALAM ISLAM”.
Makalah ini disusun guna memberikan informasi tambahan mengenai perspektif Islam
tentang IPTEK dan seni, dan juga untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sumbernya berupa artikel
dan tulisan telah penulis jadikan referensi guna penyusunan makalah ini, semoga dapat terus
berkarya guna menghasilkan tulisan-tulisan yang mengacu terwujudnya generasi masa depan
yang lebih baik. Penulis berharap, semoga informasi yang ada dalam makalah ini dapat
berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, banyak kekurangan
dan kesalahan. Penulis menerima kritik dan saran yang membantu guna penyempurnaan
makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................12
3.2 Saran...................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dizaman modern yang canggih seperti saat ini, kemajuan akan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) dan seni, sangatlah berpengaruh terhadap segala aspek dalam kehidupan
manusia. Tidak dapat dipungkiri, keberadaan IPTEK dan seni tidak pernah lepas dengan
keberadaan manusia. Manusia sebagai subjek dari berkembangnya ilmu pengetahuan itu
sendiri. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, maka berkembanglah pula teknologi
dan seni.
Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan
Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang seharusnya
dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Paradigma Islam
ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qa’idah fikriyah)
bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber
segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan.
Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan,
sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan. Kedua,
menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan
iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria inilah yang seharusnya yang
digunakan umat Islam, bukan standar manfaat (pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang
ada sekarang. Standar syariah ini mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek,
didasarkan pada ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh
memanfaatkan iptek jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek
iptek dan telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya,
walaupun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh perdaban
barat satu abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia.
Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan iptek
modern membuat orang lalu mengagumi dan meniru- niru gaya hidup peradaban barat tanpa
dibarengi sikap kritis trhadap segala dampak negatif yang diakibatkanya.
Pada dasarnya kita hidup di dunia ini tidak lain untuk beribadah kepada Allah SWT.
Ada banyak cara untuk beribadah kepada Allah SWT seperti sholat, puasa, dan menuntut
ilmu. Menuntut ilmu ini hukumnya wajib. Seperti sabda Rasulullah SAW: “ menuntut ilmu
1
adalah sebuah kewajiban atas setiap muslim laki-laki dan perempuan”. Ilmu adalah
kehidupanya islam dan kehidupanya keimanan.
2. Bagaimana pengembangan dan pelaksanaan IPTEK dan seni dalam kehidupan umat
Islam?
Mengetahui tentang IPTEK dan seni serta pengembangan dan pelaksanaan dan
penerapannya dalam islam dan kehidupan manusia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1.
2.
2.1. Pengertian Iptek Dan Seni
2.1.1. Pengertian Iptek
Definisi IPTEK sebagai singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
adalah sesuatu yang sangat berkaitan dengan teknologi. Dalam sudut pandang filsafat
ilmu, ilmu dengan pengetahuan sangat berbeda maknanya. Ilmu adalah pengetahuan
yang sudah diklasifikasikan, disistemasi dan di interpretasikan sehingga menghasilkan
kebenaran obyektif serta sudah diuji kebenarannya secara ilmiah, sedangkan
Pengetahuan adalah apa saja yang diketahui oleh manusia baik melalui panca indra,
instuisi, pengalaman maupun firasat. Jadi Ilmu pengetahuan adalah himpunan
pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian dan dapat dinalar
serta diterima oleh akal. (Saifulloh,2009).
Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan
proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Teknologi dibuat atas
dasar ilmu pengetahuan dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Kata
teknologi sering menggambarkan penemuan dan alat yang menggunakan prinsip dan
proses penemuan saintifik yang baru ditemukan.
Dalam dunia ekonomi, teknologi dilihat dari status pengetahuan kita yang
sekarang dalam bagaimana menggabungkan sumber daya untuk memproduksi produk
yang diinginkan( dan pengetahuan kita tentang apa yang bisa diproduksi). Oleh karena
itu, kita dapat melihat perubahan teknologi pada saat pengetahuan teknik kita
meningkat.
Dalam sudut pandang budaya, teknologi merupakan salah satu unsur budaya
sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya
teknologi juga memiliki karakteristik obyektif dan netral. Dalam situasi tertentu
teknologi tidak netral lagi karena memiliki potensi untuk merusak dan potensi
kekuasaan. Di sinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dengan teknologi. Teknologi
dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia
juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif berupa ketimpangan-ketimpangan
3
dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat kehancuran alam
semesta.
Dalam pemikiran Islam, ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu. Keduanya
tidak boleh dipertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akal
budinya berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan sunnah rasul. Atas dasar itu, ilmu dalam
pemikiran Islam ada yang bersifat abadi (perennial knowledge) tingkat kebenarannya
bersifat mutlak, karena bersumber dari Allah. Ada pula ilmu yang bersifat perolehan
(aquired knowledge) tingkat kebenarannya bersifat nisbi, karena bersumber dari akal
pikiran manusia.
Islam, agama yang sesuai dengan fitrah semula jadi manusia,maka syariatnya
bukan saja mendorong manusia untuk mempelajari sains dan teknologi, kemudian
membangun dan membina peradaban, bahkan mengatur umatnya ke arah itu agar
selamat dan menyelamatkan baik di dunia terlebih lagi di akhirat kelak.
1.
2.
2.1.
2.1.1.
2.1.1.1. Tantangan Iptek Pada Umat Islam
Mengapa kita harus menguasai IPTEK? Terdapat tiga alasan pokok, yakni:
1. Ilmu pengetahuan yang berasal dari dunia Islam sudah diboyong oleh
negara-negara barat. Ini fakta, tidak bisa dipungkiri.
4
3. Adanya upaya-upaya untuk melemahkan umat Islam dari memikirkan
kemajuan IPTEK-nya, misalnya umat Islam disodori persoalan-persoalan
klasik agar umat Islam sibuk sendiri, ramai sendiri dan akhirnya bertengkar
sendiri.
c. Selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer seperti
kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai file penting
dalam komputer yang dapat menyebabkan stres karena teknologi.
e. Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi
akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan:
konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental "instant".
g. Penyalahgunaan pengetahua.
6
2.1.2. Pengertian Seni
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya.
Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut berkembang
menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan. Keindahan yang
hakiki identik dengan kebenaran. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu keabadian.
Seni yang lepas dari nilai-nilai keTuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah
hawa nafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah
bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah.
Seni adalah sebuah keindahan yang dapat mengungkap rasa sampai jauh
kedalam jiwa seseorang. Jadi, apabila pernah merasakan sebuah getaran keindahan
yang begitu dalam dan membuat kita tidak dapat lagi melupakannya maka artinya kita
sudah dapat menangkap arti kata seni dalam arti yang sebenarnya. Kata “seni” adalah
sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar
pemahaman yang berbeda. Konon kata seni berasal dari kata “SANI” yang kurang lebih
artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Namun menurut kajian ilmu di Eropa
mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari
sebuah kegiatan. Pandangan Islam tentang seni.Seni merupakan ekspresi keindahan.
Dan keindahan menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan jagat
raya ini. Allah melalui kalamnya di Al-Qur’an mengajak manusia memandang seluruh
jagat raya dengan segala keserasian dan keindahannya.
Allah berfirman dalam surat Al-Qaaf ayat 6 :
Artinya: “Maka apakah mereka tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka,
bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya, dan tiada baginya sedikit pun
retak-retak?” [QS 50: 6].
7
Artinya: “Tidakkah kamu perhatikan Allah telah membuat perumpamaan kalimat yg
baik(Dinul Islam) seperti sebatang pohon yg baik,akarnya kokoh(menghujam ke
bumi)dan cabangnya menjulang ke langit.pohon itu mengeluarkan buahnya setiap
musim dg seizin Tuhannya.Allah membuat perumpamaan –perumpamaan itu agar
manusia selalu ingat.
Ayat di atas menganalogikan bangunan Dienul Islam bagaikan sebatang pohon yang
baik, iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran
Islam. Ilmu diidentikkan dengan batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan/ cabang-
cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu identik dengan
teknologi dan seni.
Ilmu-ilmu yang dikembangkan atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah akan
memberikan jaminan kebaikan bagi kehidupan umat manusia termasuk bagi lingkungannya.
Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai ibadah
serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia dan alam lingkungannya bahkan
akan menjadi malapetaka bagi kehidupannya sendiri. (M. Saifulloh, 2009).
8
Dan kelebihan mereka yang beriman lagi berilmu dibandingkan orang yang beriman tapi
tidak berilmu sangat nampak dalam hadits Abu Ad-Darda` di atas yaitu:
1. Dia akan dinaungi oleh para malaikat dengan sayap-sayap mereka.
2. Segala sesuatu akan memintaampunkan dosanya kepada Allah mulai makhluk yang
berada di bawah lautan sampai makhluk yang ada di atas langit (para malaikat).
3. Dia diibaratkan sebagai bulan yang menerangi alam semesta, sementara orang yang
hanya beriman tapi tidak berilmu hanya diibaratkan sebagai bintang yang hanya menerangi
dirinya sendiri.
4. Mereka adalah pewaris para nabi, dan cukuplah ini menunjukkan keutamaan mereka.
5. Dia bisa mengajarkan ilmunya kepada orang lain, yang dengannya pahala akan terus
mengalir kepadanya -sampai walaupun dia telah meninggal- selama ilmu yang diajarkan
masih diamalkan oleh orang-orang setelahnya.
Dan kelima perkara ini tidak akan didapatkan oleh orang yang hanya beriman tapi tidak
berilmu (ahli ibadah). Karenanya sangat wajar sekali kalau Allah tidak menyamakan
kedudukan orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu karena mereka adalah
mujahid yang memperbaiki dirinya, memperbaiki orang lain, dan melindungi agama Allah
dari setiap perkara yang bisa merusaknya, berbeda halnya dengan ahli ibadah yang
kebaikannya hanya terbatas pada dirinya.
Bahkan dalam ayat lain Allah memberikan penghargaan secara khusus kepada orang-
orang berilmu dalam firmanNya surat Az Zumar: 9
9
"Keutamaan seorang alim atas seorang abid bagaikan keutamaan bulan purnama atas
seluruh bintang-bintang" (HR Ashabu as-Sunan)
"Pada hari kiamat nanti ada tiga golongan yang akan memberi syafa'at, para nabi, lalu
para ulama, lalu para syuhada" (HR Ibnu Majah, Abu Ya'la, Ibnu Adi, al Aqili dan al
Baihaqi).
Kata Az Zamakhsyari, agungnya martabat orang-orang berilmu berdasarkan kesaksian
Rasulullah adalah berada diantara para nabi dan para syuhada. Kini jelaslah bahwa ilmu
menjadi sebab naiknya derajat seseorang, bukan nilai rapor, gelar-gelar akademis, ijazah atau
sertifikat.
Jadi agama dan ilmu pengetahuan, dalam Islam tidak terlepas satu sama lain. Keduanya
saling membutuhkan, saling menjelaskan dan saling memperkuat.
Maka dari itu, kita harus menguasai IPTEK, dan memanfaatkan perkembangan IPTEK
untuk meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT.
Kebenaran IPTEK menurut Islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya IPTEK itu
sendiri. IPTEK akan bermanfaat apabila (1) mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan
menjauhkannya, (2) dapat membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik), (3)
dapat memberikan pedoman bagi sesama, (4) dapat menyelesaikan persoalan umat.
10
Al Quran digital, akses hadist shahih yang bisa dilakukan dimana saja,silahturahmi yang
tidak pernah putus karena sudah ada HP, jejaring sosial dan sebagainya. Bahkan media
pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan game untuk memperdalam ilmu
Islam itu sendiri.
1.
1.
11
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Ilmu pengetahuan dalam Al-Quran adalah proses pencapaian segala sesuatu yang
diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra sehingga memperoleh kejelasan.
Teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu
pengetahuan yang obyektif. Seni adalah hasil ungkapan akal budi serta ekspresi jiwa
manusia dengan segala prosesnya. Seni identik dengan keindahan dimana keindahan yang
hakiki identik dengan kebenaran. Apabila manusia berlaku adil dengan semua makhluk
hidup dialam ini, maka disinilah letak kebenaran norma moral yang baik karena manusia
hidup tidak hanya untuk beribadah kepada Allah. Dalam pandangan Islam, antara iman,
ilmu pengetahuan, teknologi danseni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang
terintegrasi dalam suatu sistem yang disebut Dienul Islam.
Perkembangan iptek dan seni, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran
untuk memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek dan seni. Dari uraian di
atas dapat dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam perkembangan iptek dan seni
setidaknya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran
dan ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan
iptek dan seni. Jadi, syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat (utilitarianisme), yang
seharusnya dijadikan tolok ukur umat Islam dalam mengaplikasikan iptek dan seni.
Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan
bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusiadan alam
lingkungannya. Allah memberikan petunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusia
untuk mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan
yang selalu didorong oleh nafsu dan amarah. Karena pada dasarnya Manusia mendapat
amanah dari Allah sebagai khalifah untuk memelihara alam, agar terjaga kelestariannya
dan potensinya untuk kepentingan umat manusia. Oleh karena itu perlunya keimanan
sebagai pelengkap ilmu dalam penerapannya bukan hanya menghasilkan keuntungan satu
sisi saja.
12
3. 2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca memahami bagaimana
sebenarnya paradigma islam itu dalam menyaikapi Ilmu pengetahuan, Teknologi dan seni
tersebut. Selain itu, para pembaca juga diharapkan mampu memahami bagaimana integrasi
Imtaq (Iman dan Taqwa) dalam Iptek dan seni tersebut.
Karena semakin berkembangnya zaman, keberadaan Iptek dan seni sangat
berpengaruh terhadap kepribadian hidup manusia. Untuk itu diperlukan pegangan yang
berfungsi sebagai pengendali akan adanya perubahan-perubahan tersebut.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://plissworld.blogspot.com/2013/01/iptek-dan-seni-dalam-islam-bab-i.html
https://www.studocu.com/id/document/universitas-jenderal-soedirman/pendidikan-agama-
islam/iptek-dan-seni-dalam-islam/30215888
http://plissworld.blogspot.com/2013/01/iptek-dan-seni-dalam-islam-bab-i.html
14