Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

AL ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN 5

“ HAKIKAT IPTEK DALAM PANDANGAN ISLAM “

DISUSUN OLEH

1. ALIVIAH NABILA PUTRI


2. AHMAD MULIADI ASRI
3. NASYWA NATHANIA
4. WILDA FITRIA
5. RISKA AZISAH
6. SHELA AULIA
7. DEWI RAIHANAH

PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITASMUHAMMADIYAH MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Makalah ini kami susun untuk memenuhi
tugas dalam mata kuliah Al Islam Kemuhammadiyahan.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Penulis

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DARFTAR ISI...................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................2

A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................2


B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3

1. Pengertian IPTEK dan Kaitannya dengan Islam.....................................................3


2. Konsep IPTEK.........................................................................................................4
3. Perkembangan IPTEK Dalam Islam........................................................................5
4. Hubungan antara Ilmu, Agama dan Kebudayaan....................................................6
5. Hukum Sunnatulllah ( Kausalitas)...........................................................................8

BAB 3 PENUTUP...............................................................................................................11

A. Kesimpulan..............................................................................................................11
B. Saran........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12

1
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau sering kita sebut dengan IPTEKS adalah
sesuatu yang seiring perkembangan zaman akan selalu berkembang dengan pesat secara terus
menerus. Di zaman modern saat ini ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan dalam kemajuan
suatu bangsa, serta ilmu tersebut akan berpengaruh terhadap taraf ekonomi,sosial dan
intelektual seseorang. Inovasi-inovasi baru dari IPTEKSkian hari semakin canggih. Sehingga
penemuan-penemuan IPTEKS sepertitelekominikasi,transportasi,informasi danlainnyatelah
memudahkankehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhannya.

Islam sangat memperhatikan pentingnya ilmu pengetahuan,teknologi dan seni dalam


kehidupan dalam umat manusia. Martabat manusia disamping ditentukan oleh
peribadahannya kepada Allah, juga ditentukan oleh kemampuan mengembangkan ilmu
pengetahuan,teknologi dan seni. Bahkan didalam Al-qur’an sendiri Allah menyatakan bahwa
hanya orang yang berilmulah yang benar-benar takut kepada Allah. IPTEKS dalam praktik
mampu mengangkat harkat dan martabat manusia karena melalui IPTEKS, manusia mampu
melakukan eksplorasi kekayaan alam yang disediakan oleh Allah. Oleh karena itu dalam
pengembangan ilmu IPTEKS, nilai-nilai islam tidak boleh diabaikan agar hasil yang
diperoleh memberikan kemanfaatan sesuai dengan fitrah hidup manusia.

1.2 Rumusan Masalah

1.Menjelaskan konsep IPTEKS dan peradaban muslim

2.Menjelaskan hubungan ilmu, agama dan budaya

3.Menjelaskan hukum sunatullah (kausalitas)

1.3Tujuan dan Manfaat

1.Untuk mengetahui konsep IPTEKS dan peradaban muslim

2.Untuk mengetahui hubungan ilmu, agama dan budaya

3.Untuk mengetahui hukum sunatullah (kausalitas)

2
BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian IPTEK Dan Kaitannya Dengan Islam

Ilmu pengetahuan adalah tentang gejala alam yang diperoleh melalui proses yang disebut
metode ilmiah (scientific method). Sedangkan teknologi adalah pengetahuan dan
keterampilan yang merupakan penerapan dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Perkembangan iptek, adalah hasil dari langkah dan pemikiran untuk memperluas,
memperdalam, dan mengembangkan iptek. Peran Islam dalam perkembangan iptek, adalah
bahwa Syariah Islam harus dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram
(hukum-hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek,
bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah
dihalalkan oleh syariah Islam.

Islam merupakan agama yang sangat memerhatikan segala aspek kehidupan. Segalanya
telah diatur sesuai dengan perintah dari Allah SWT. Aspek yang cukup diperhatikan dalam
islam adalah pengetahuan dan ilmu yang bermanfaat. Menuntut ilmu itu hukumnya wajib,
seperti yang telah diterangkan dalam hadits Rasulullah saw bersabda: “ Menuntut ilmu
wajib atas tiap muslim ( baik muslimin maupun muslimah ).” (HR. Ibnu Majah). Ilmu juga
berkaitan dengan perkembangan teknologi. Sampai sekarang, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah berkembang pesat. Kemajuan IPTEK itu sendiri
didominasi kuat oleh peradaban orang Barat. Sedangkan negara-negara yang mayoritas
penduduknya beragama Islam sebagian besar merupakan negara berkembang. Sebagai umat
yang mewarisi ajaran ketuhanan dan pernah mengalami kejayaan di bidang IPTEK pada
zaman dahulu, ini merupakan suatu kenyataan yang cukup memprihatinkan.

Terdapat banyak ayat yang menyebutkan dan menjelaskan tentang pengetahuan dan ilmu
sains, Allah berfirman dalam surat A-Alaq ayat 5, tentang hasil dari ilmu yang diperoleh
manusia, suarat Al-mujadalah ayat ke 11 yang menerangkan posisi derajat bagi pemilik
ilmu pengetahuan dan surat Az-zumar ayat ke 9 yang menjelaskan perbedaan antara orang
yang berpengetahuan dan tidak.(Sulaiman, 2020)

3
2. Konsep IPTEKS

Pada hakikatnya, ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan hasil karya dari potensi akal
manusia. Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berlangsung sangat cepat
dan mencakup semua sektor kehidupan manusia. Sejalan dengan pesatnya perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan sebagai bagian dalam kebudayaan manusia tidak
akan lepas dari berbagai tantangan. Adapun yang menjadi titik sentral problem modernisasi
adalah standar kehidupan yang berpijak pada materialisme dan sekularisme. Hal ini
mendorong manusia untuk memusatkan diri pada perkembangan ilmu pengetahuan dan
informasinya sebagai sumber strategis dalam pembaharuan. Oleh karenanya tidak
terpenuhinya kebutuhan ini akan menyebabkan depersonalisasi dan keterasingan oleh dunia
modern. (Stain Purwokerto, 2006)

Mengutip dari buku Pendidikan Agama Islam Interdisipliner untuk Perguruan Tinggi karya
Nino Indrianto (2020:104), integrasi antara ilmu pengetahuan,teknologi, dan seni adalah
teknologi dan seni memiliki cara kerja yang berkaitan dan harus berdasarkan dengan ilmu
pengetahuan yang ada. Khususnya terkait dengan ilmu agama. Hal tersebut disebabkan ilmu
agama merupakan tolok ukur dampak akibat baik buruknya pemanfaatan teknologi dan juga
hasil sebuah karya seni. Memang tak dapat dipungkiri jika agama Islam memiliki peran
penting dalam perkembangan IPTEK. Maka dari itu, syariah Islam harus menjadi standar
pemanfaatan IPTEK. Mulai dari ketentuan halal-haram dan lain sebagainya.

Adapun tujuan manusia terus meningkatkan ilmu pengetahuan sejatinya adalah untuk
meningkatkan harkat kemanusiaannya, meredam rasa kesombongan, dan juga memperbanyak
berbuat kebajikan melalui karunia akal yang dimilikinya. Jika ditilik dalam pemikiran
sekuler, pengetahuan memiliki tiga karakteristik utama, yakni objektif, netral, dan juga bebas
nilai.

Sedangkan dalam agama Islam, pengetahuan tidak boleh bebas begitu saja. Di zaman
sekarang ini, ilmu pengetahuan berkembang pesat sehingga semakin banyak teknologi
bermunculan di kehidupan manusia. Teknologi memang memiliki dampak positif bagi
manusia. Misalnya, memberi kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia.

4
3. Perkembangan IPTEK Dalam Islam

Perkembangan adalah serangkaian proses perubahan yang progresif yang terjadi disebabkan
faktor-faktor yang ada. Perkembangan yang sangat dekat dan dapat dianalisa oleh manusia
salah satunya adalah perkembangan iptek. Ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai peran
yang semakin penting dalam kehidupan manusia. Ada yang berpendapat bahwa Iptek adalah
unsur yang terpenting untuk memperoleh kesejahteraan umat manusia. Perkembangan Iptek
yang sangat cepat dan berlangsung terusmenerus membawa perubahan dalam pola kehidupan
manusia. Islam tidak menghambat kemajuan Iptek, tidak anti produk teknologi, tidak akan
bertentangan dengan teori-teori pemikiran modern yang teratur dan lurus, asalkan dengan
analisa-analisa yang teliti, obyekitf dan tidak bertentangan dengan dasar al-Qur`an. Umat
islam tidak akan lepas dari kitab sucinya yaitu Al-Quran. Bagi ilmuwan al-Qur`an adalah
inspirator, maknanya bahwa dalam al-Qur’an banyak terkandung ayat-ayat yang mendorong
manusia untuk melihat, memandang, berfikir, serta mencermati fenomena-fenomena alam
semesta ciptaan Tuhan yang menarik untuk diselidiki, diteliti dan dikembangkan. Al-Qur’an
menantang manusia untuk menggunakan akal fikirannya seoptimal mungkin. Al-Qur`an
memuat segala informasi yang dibutuhkan manusia, baik yang sudah diketahui maupun
belum diketahui. Informasi tentang ilmu pengetahuan dan teknologi pun disebutkan berulang-
ulang dengan tujuan agar manusia bertindak untuk melakukan nazhar. Nazhar adalah
mempraktekkan metode, mengadakan observasi dan penelitian ilmiah terhadap segala macam
peristiwa alam di seluruh jagad ini, juga terhadap lingkungan keadaan masyarakat dan
historisitas bangsa-bangsa zaman dahulu Meskipun hingga kini belum ada karya yang
komprehensif dan definitif tentang bangkit dan mundurnya sains dan teknologi islam, tersedia
bahan-bahan historis yang memadai untuk memampukan kita mengidentifikasi yang berikut
ini sebagai faktor-faktor utama yang menentukan kebangkitan dan kegemilangan sains islam
selama zaman keemasan itu :

1. Peran kesadaran religius sebagai daya dorong untuk menuntut sains dan teknologi.

2. Ketaatan pada syariah mengilhami studi atas berbagai ilmu

3. Kelahiran dan kebangkitan gerakan penerjemahan besar-besaran yang bertahan selama


beberapa abad. Gerakan penerjemahan dalam islam klasik merupakan yang terbesar dalam
sejarah penyebaran pengetahuan dari satu kebudayaan ke kebudayaan lain Kaum muslimin
masa kini harus berpegang teguh pada gagasan untuk membuat islam sebagai daya dorong
utama bagi pengembangan ilmiah dan teknologi mereka.(Eva Iryani, 2017)

5
4. Hubungan Antara Ilmu, Agama dan Kebudayaan
A. Pengertian ilmu, agama dan kebudayaan
1. Ilmu
Ilmu berakar kata dari bahasa arab yaitu alim atau ilm yang berarti mengetahui.
Secara istilah, ilmu ini bisa diartikan sebagai suatu atau sebuah pengetahuan yang
diberikan Allah Ta’ala kepada manusia. Ilmu ini dapat diperoleh dari proses
pembelajaran, seperti membaca, menulis, dan memahami sesuatu. Ilmu bertujuan
untuk memahami dan menjelaskan fenomena alam, sosial, dan manusia secara
rasional dan objektif.

2. Agama
Secara sederhana, agama dapat diartikan sebagai suatu kepercayaan. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian agama adalah sistem yang mengatur
tata keimanan dan peribadatan kepada Tuhan serta tata kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia dan lingkungannya. Secara umum, agama diartikan
sebagai kepercayaan kepada Tuhan sebagai pencipta dan pengawas alam semesta.
Agama juga dipercaya sebagai suatu sistem kepercayaan dan peribadatan yang
didasarkan pada keyakinan tertentu. Agama dapat mempengaruhi perilaku, nilai,
dan norma masyarakat, serta memberikan panduan moral dan spiritual bagi
pengikutnya.

3. Kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia
seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat, menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) daring. Selain itu, kebudayaan juga diartikan sebagai pola-pola
perilaku, nilai, norma, dan pengetahuan yang diwariskan dan dibagikan oleh
anggota suatu masyarakat. Kebudayaan mencakup aspek-aspek seperti bahasa,
seni, agama, sistem sosial, dan teknologi, yang membentuk identitas dan cara
hidup suatu kelompok manusia.

6
 Kesimpulan : Hubungan ilmu, agama, dan budaya
Hubungan Agama dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi memang berdampak positif, yakni dapat
memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai sarana modern industri, komunikasi,
dan transportasi, misalnya, terbukti amat bermanfaat. Dahulu Ratu Isabella (Italia) di
abad XVI perlu waktu 5 bulan dengan sarana komunikasi tradisional untuk
memperoleh kabar penemuan benua Amerika oleh Columbus. Tapi di sisi lain, tidak
jarang iptek berdampak negatif karena merugikan dan membahayakan kehidupan dan
martabat manusia. Bom atom telah menewaskan ratusan ribu manusia di Hiroshima
dan Nagasaki pada tahun 1945. Lingkungan hidup seperti laut, atmosfer udara, dan
hutan juga tak sedikit mengalami kerusakan dan pencemaran yang sangat parah dan
berbahaya. Beberapa varian tanaman pangan hasil rekayasa genetika juga
diindikasikan berbahaya bagi kesehatan manusia. Tak sedikit yang memanfaatkan
teknologi internet sebagai sarana untuk melakukan kejahatan dunia maya (cyber
crime) dan untuk mengakses pornografi, kekerasan, dan perjudian (Ahmed, 1999 ) Di
sinilah, peran agama sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk ditengok
kembali. Dapatkah agama memberi tuntunan agar kita memperoleh dampak iptek
yang positif saja, seraya mengeliminasi dampak negatifnya semiminal mungkin
(Ahmed, 1999).

Ada beberapa kemungkinan hubungan antara agama dan iptek:


a) berseberangan atau bertentangan,
b) bertentangan tapi dapat hidup berdampingan secara damai,
c) tidak bertentangan satu sama lain,
d) saling mendukung satu sama lain, agama mendasari

 Hubungan Agama dengan Kebudayaan


Sistem religi merupakan salah satu unsur kebudayaan universal yang mengandung
kepercayaan dan perilaku yang berkaitan dengan kekuatan serta kekuasaan
supernatural. Sistem religi ada pada setiap masyarakat sebagai pemeliharaan kontrol
sosial (Sutardi, 2007). Sebagai salah satu unsur kebudayaan yang universal, religi dan
kepercayaan terdapat di hamper semua kebudayaan masyarakat. Religi meliputi
kepercayaan terhadap kekuatan gaib yang lebih tinggi kedudukannya daripada

7
manusia dan mencangkup kegiatan- kegiatan yang dilakukan manusia untuk
berkomunikasi dan mencari hubungan dengan kekuatan- kekuatan gaib tersebut.
Kepercayaan yang lahir dalam bentuk religi kuno yang dianut oleh manusia sampai
masa munculnya agama- agama. Istilah agama maupun religi menunjukkan adanya
hubungan antara manusia dan kekuatan gaib di luar kekuasaan manusia, berdasarkan
keyakinan dan kepercayaan menurut paham atau ajaran agama (Sutardi, 2007).
Agama sukar dipisahkan dari budaya karena agama tidak akan dianut oleh umatnya
tanpa budaya. Agama tidak tersebar tanpa budaya, begitupun sebaliknya, budaya akan
tersesat tanpa agama.

5.. Hukum Sunnatulah (Kausalitas)

Di dalam Ensiklopedi Islam, sunatullah diartikan sebagai jalan, perilaku, watak,


peraturan atau hukum, dan hadis. Sunatullah merupakan ketentuan-ketentuan, hukum-hukum,
atau ketetapan-ketetapan Allah SWT yang berlaku di alam
semesta.

Sejak alam ini diciptakan, Allah SWT telah menentukan hukum-hukumnya, sehingga
alam bertingkah laku sesuai dengan hukum yang ditetapkan-Nya tersebut. Tunduk dan
patuhnya alam terhadap hukum yang ditetapkan Allah SWT tersebut diterangkan di dalam
Alquran surah an-Nahl ayat 17, yang artinya:

“Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-
bintang ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya).” (QS an-
Nahl [16]: 17).

Dengan tunduk dan patuhnya alam semesta pada aturan-aturan dan hukum Allah
SWT, maka alam selalu bertingkah laku sesuai dengan aturan dan hukum tersebut. Selain itu,
tingkah laku alam juga bersifat tetap, sebagaimana firman Allah SWT yang artinya, “Sebagai
suatu sunatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan
perubahan bagi sunatullah itu,” (QS [48] :23).

Alam semesta ini diciptakan dan diatur oleh Allah SWT. Seluruh makhluk tunduk di
hadapan ketentuan yang telah ditetapkan-Nya, yang disebut Sunnatullah. Ada tiga sifat utama
sunnatullah, yakni: pasti, tetap, dan objektif.

8
1. Sifat sunnatullah pertama adalah pasti

Misalnya api memiliki sifat membakar, memberi suasana panas dan mengubah benda-
benda menjadi karbon (C2). Air memiliki sifat mengalir, menurun dari tempat yang tinggi
ke tempat yang rendah, pada suhu nol derajat celsius air akan membeku, pada suhu 100
derajat celsius akan mendidih dan pada suhu 200 derajat celsius akan menjadi gas. Udara
memiliki sifat selalu mengalir dari tempat bertekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah.
Karena suatu tempat dengan tempat lainnya tekanan udaranya berbeda, maka udara
tersebut akan senantiasa mengalir sebagai angin. Sifat minyak yang tidak bisa bercampur
dengan air, posisi minyak akan selalu di atas, karena ukuran berat jenisnya lebih kecil
ketimbang berat jenis air.

Dengan sifat pasti inilah para ilmuwan menemukan berbagai rumus, seperti rumus
kekekalan energi, rumus gravitasi, newton, percepatan dan lainnya serta teori-teori yang
didapat dari hasil mempelajari, meneliti dan mengeksplorasi fenomena yang timbul di
alam semesta.

Sifat sunnatullah pasti, tentu akan menjamin dan memberi kemudahan kepada
manusia membuat rencana. Seseorang yang memanfaatkan sunnatullah dalam
merencanakan satu pekerjaan yang besar, tidak perlu ragu akan ketetapan perhitungannya.

2. Sifat sunnatullah kedua yaitu tetep, tidak berubah-ubah

Keteraturan sistem di alam semesta, galaksi-galaksi, bintang-bintang, matahari, bumi,


bulan dan planet-planet lain yang senantiasa berotasi melalui garis edarnya masing-
masing, tidak akan saling bertubrukan yang akan mengakibatkan kehancuran. Keteraturan
dan keseimbangan merupakan suatu sifat yang tetap dan tidak akan berubah.

Keteraturan dapat dilihat dari keserasian dalam hubungan alamiah antara bagian-
bagian di dalamnya dengan pola saling melengkapi dan mendukung. Misalnya, apa yang
diberikan matahari untuk kehidupan alam semesta. Selain berfungsi sebagai penerang di
waktu siang, matahari juga berfungsi sebagai salah satu sumber energi bagi kehidupan.
Dari pancaran gerak edarnya yang bekerja menurut ketentuan Allah, manusia dapat
menikmati pertukaran musim, perbedaan suhu antara wilayah dengan wilayah yang lain.
Semua keteraturan dan ketentuan yang disebabkan sistem kerja matahari itu, pada
perkembangannya kemudian membentuk sistem keteraturan dan ketentuan lain yang telah

9
ditetapkan oleh Allah. Misalnya iklim suatu daerah yang berpengaruh pada keanekaan
potensi alam, jenis flora dan fauna yang tumbuh dan ada di daerah itu.

3. Sifat sunnatullah yang ketiga adalah objektif

Objektif dalam arti bahwa alam ini tak pilih kasih, siapapun orang yang ingin
mengeksporasi alam tanpa perencanaan yang benar, maka akibatnya akan fatal. Seperti
sebuah bangunan yang memakai penangkal petir di puncaknya, berarti ia telah memahami
sunatullah yang berlaku, karena jika tidak menggunakan, maka bangunan tersebut akan
hancur oleh petir, walaupun bangunan tersebut dimanfaatkan untuk masyarakat, dibangun
dengan keikhlasan orang yang menderma, dan dibuat untuk beribadah. Sedangkan
bangunan yang merusak masyarakat, yang mengajak kepada maksiat, namun karena
memenuhi sunnatullah, maka akan selamat dari petir.

Hal ini membuktikan sunnatullah itu objektif, tak pilih kasih, siapa saja yang
melanggar, akan kena hukuman-Nya, apapun alasan pelanggaran itu, termasuk kejahilan
atau kealpaan.

10
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perkembangan iptek adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untukmemperluas,
memperdalam, dan mengembangkan iptek.Dari uraian di atas dapatdipahami, bahwa
peran Islam yang utama dalam perkembangan iptek setidaknya ada2 (dua). Pertama,
menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan
ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan iptek .J
adi, syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat (utilitarianisme), yang
seharusnyadijadikan tolok ukur umat Islam dalam mengaplikasikan iptek.Untuk itu setiap
muslim harus bisa memanfaatkan alam yang ada untuk perkembangan iptek dan seni,
tetapi harus tetap menjaga dan tidak merusak yang ada.Yaitu dengan cara mencari ilmu
dan mengamalkanya dan tetap berpegang teguh pada syari‟at Islam.

B. SARAN

Dalam kehidupan, ilmu pengetahuan sangat penting untuk memperluas,memperdalam,


dan mengembangkan diri, dan lebih utama ialah sebagai penyelarasdalam agama.
Sehingga sangat dipentingkan bagi kita untuk menuntut ilmu pengetahuan yang
bermanfaat.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-ilmu/

https://kumparan.com/pengertian-dan-istilah/pengertian-agama-sejarah-dan-fungsinya-20BuiqnzcHe/3

https://tirto.id/pengertian-kebudayaan-arti-wujud-dan-unsur-unsurnya-gbkE

https://www.coursehero.com/file/61697366/MAKALAH-AIK-3docx/

https://aminabd.files.wordpress.com/2013/10/agama-ilmu-dan-budaya.pdf

https://maryamsejahtera.com/index.php/Education/article/download/155/160

https://spada.uns.ac.id/mod/resource/view.php?id=1096

Sunnatullah, Kausalitas Kah? - Islampos/

12

Anda mungkin juga menyukai