JUDUL MAKALAH:
IPTEK DALAM PANDANGAN ISLAM"
DosenPembimbing:
AMIN. HM ARIF, S.Pd.I., M.M
Disusun Oleh:
Kelompok 1
SONI (21922029)
HASFHA AFLAHUL (21922078)
ASMANI SINTA (21922051)
FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIAH
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirraahim
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, atas
rahmatNya kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah yang
berjudul “IPTEK DALAM PANDANGAN ISLAM”. Makalah ini disusun guna
memenuhi nilai tugas yang diberikan dalam mata kuliah Pendidikan Agama Islam
Fakultas Teknologi Industri Universitas Balikpapan.
Team Penulis.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Perumusan Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pentingnya IPTEKS Dalam Kehidupan
2.2. Konsep Iptek Dalam Islam.
2.3. Syarat-syarat Ilmu
2.4. Sumber Ilmu Pengetahuan
2.5. Integrasi Iman, Ilmu dan Amal
2.6. Iptek dan Peradaban.
2.7. Konsep Pengembangan Teknologi
2.8. Arah Pengembangan Teknologi
2.9. Ilmu Dan Teknologi
2.10. Keutamaan Orang Beriman dan Beramal
2.11. Tanggung Jawab Ilmuwan Terhadap Alam dan Lingkungannya
2.12. Sikap Muslim Menghadapi Kemajuan Ipteks
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau sering kita sebut dengan IPTEK adalah
sesuatu yang selalu berkembangdantidak akan pernah berhenti berkembang. Sejak
zaman peradaban awal, hingga kini, manusia tidak terlepas dari berkembangnya
IPTEK tersebut.Inovasi-inovasi baru dari IPTEK kian hari pun kian berwarna-
warni. Bahkan, berkembangnya kebudayaan manusia pun turut dipengaruhi oleh
berkembangnya inovasi-u IPTEK tersebut. Hampir semua aspek kehidupan
masyarakat sekarang ini dipengaruhi oleh perkembangan IPTEK, Hal itu terbukti
dengan semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan teknologi di
kehidupannya,seperti : Televisi, Smartphone yang canggih, dan masih banyak lagi
teknologi-teknologi lainnya.
Allah akan mengangkat derajat dan martabat orang-orang yang beriman
dan berilmu, seperti difirmankan dalam QS. 58 (al-Mujadilah) : 11 :
Dialog antara Allah dengan malaikat ketika Allah mau menciptakan
manusia, dan malaikat mengatakan bahwa manusia akan berbuat kerusakan dan
menumpahkan darah, Allah membuktikan keunggulan manusia daripada malaikat
dengan kemampuan manusia menguasai ilmu melalui kemampuan menyebutkan
nama-nama. Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam praktiknya mampu
mengangkat harkat dan martabat manusia, karena melalui ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni manusia mampu melakukan eksplorasi kekayaan alam yang
disediakan Allah. Karena itu dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni, nilai-nilai Islam tidak boleh diabaikan agar hasil yang diperoleh
memberikan kemanfaatan sesuai dengan fitrah hidup manusia.
Kehidupan agama islam di panggung sejarah peradaban manusia memiliki
arti tersendiri, termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan. Islam memberi warna
khas corak peradaban yang diwariskan Romawi-Yunani yang pernah berjaya
selam satu milenium sebelumnya. Walaupun pada awalnya karakteristik ini tidak
mudah bekerja, karena pengetahuan peradaban Hellenisme yang begitu kuat,
namun dalam waktu yang tidak begitu panjang akhirnya kaum muslimin dapat
memainkan sendiri peran peradabannya yang unik selama beberapa abad. Ilmu
dalam Islam berdasarkan paham kesatupaduan yang merupakan inti wahyu Allah
SWT sebagaimana seni Islam murni yang melahirkan bentuk plastis yang dapat
membuat orang merenungkan keesaan Ilahi, begitu pula semua ilmu yang pantas
disebut bersifat Islami menunjukan kesatupaduan dan saling berhubungan dari
segala yang ada. Dengan merenungkan kesarupaduan alam orang dapat menuju ke
arah Keagungan dan Keesaan ilahi.
Turunnya wahyu Allah SWT kedada nabi Muhammad SAW membawa
semangat baru bagi dunia ilmu pengetahuan. Ditinjau dari peranan kewahyuan
dalam kehidupan manusia, sebenarnya apa yang terjadi pada diri beliau bukanlah
suatu hal yang baru. Para Nabi Allah yang sebelumnya pernah diutus ke berbagai
generasi manusia dalam suatu kurun waktu yang sangat panjang, namun keunikan
ajaran islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW membawa semangat baru,
memecahkan kebekuan zaman. Lahirnya Islam membawa manusia kepada
sumber-sumber pengetahuan lain dengan tujuan baru, yakni lahirnya tradisi
intelektual-induktif. Dalam QS. 41 (Fushilat) : 53 Allah berfirman :
Berbagai definisi tentang sains, teknologi dan seni telah diberikan oleh
para filosuf, ilmuwan dan budayawan seolah-olah mereka mempunyai definisi
masing-masing sesuai dangan apa yang mereka sanangi. Sains di indonesia
menjadi ilmu pengetahuan, sadangkan dalam sudut pandang fisafat ilmu
pengetahuan dan ilmu sangat berbeda maknanya. Pengatahuan adalah segala
sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra, intuisi dan firasat,
sadangkan ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi,
disistematisasi, dan interpretasi sehinggah menghasilkan kebenaran obyektif,
sudah diuji kebenarannya, dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Secara etimologis
kata ilmu berarti kejelasan. Karena itu segala yang terbentuk dari akar katanya
mempunyai ciri kejelasan. Kata ilmu dengan berbagai bentuknya terulang 854 kali
dalam Al-Qur’an. Kata ini digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan
dan obyek pengetahuan sehinggah memperoleh kejelasan.
Dalam kajian filasat, setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang
kajian. Sebab itu seseorang yang memperdalam ilmu tertentu disebut sebagai
spesialis, sedang orang yang banyak tahu tetapi tidak mendalam disebut generalis.
Karena keterbatasan manusia, maka sangat jarang ditemukan orang yang
menguasai beberapa ilmu secara mendalam.
Seni adalah hasil ungkapan akal dengan sebagai prosesnya. Seni
merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut menjadi bagian
dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan. Keindahan yang hakiki
indentik dengan kebenaran. Kebudayaan memiliki nilai yang sama yaitu
keabadian.
Benda-benda yang diolah secara kreatif oleh tangan-tangan halus sehingga
muncul sifat-sifat keindahandalam pandangan manusia secara umum, itulah
sebagai karya seni. Seni yang lepas dari ilmu-ilmu ketuhanan tidak akan abadi
karena ukurannya adalah hawa nafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya
tarikyang selalu bertambah bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus
bertambah.
a. Ontologi, artinya bidang studi yang bersangkutan memiliki obyek studi yang
jelas. Obyek studi harus dapat diidentifikasikan, dapat diberi batasan, dapat
diuraikan sifat-sifatnya yang esensial. Obyek studi sebuah ilmu ada dua, yaitu
obyek material dan obyek formal.
Istilah pengetahuan dan ilmu dipahami oleh masyarakat luas menjadi satu
Dalam pemikiran Islam ada dua sumber ilmu,yaitu akal dan wahyu. Keduanya
tidak boleh dipertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan
akal budinya berdasarkan tuntunan Qur’an dan Sunnah Rasul. Atas dasar itu ilmu
dalam pemikiran Islam ada yang bersifat abadi (perennial knowledge) tingkat
kebenarannya bersifat mutlak (absolute), karena bersumber dari wahyu Allah, dan
ilmu yang bersifat perolehan (acquired knowledge) tigkat kebenarannya bersifat
nisbi (relative) karena bersumber dari akal pikiran manusia.
Peran Akal
Apabila intelek dan intuisi benar-benar sudah terasah, maka kerja akal
manusia menjadi demikian sensitifnya. Oleh karena itu seseorang ahli seni dapat
menghasilkan karya yang sangat bernilai, dan seseorang ahli fisika dapat
menemukan hokum-hukum alam melalui kerja intuisi. Akal seperti ini mampu
menghasilkan pengetahuan yang lebih utuh dan menyeluruh. Dalam QS.22 (al-
Hajj) : 46 Allah berfirman : Artinya : Maka apakah mereka tidak berjalan di
muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat
memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar?
Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta,tetapi yang buta,ialah hati
yang didalam dada.
Wahyu
Wahyu adalah tuntunan yang diberikan oleh Allah Sang pencipta kepada
para hamba-hamba-Nya dan ciptaan-Nya dalam menjalankan fungsi
kehidupannya di alam semesta ini. Sebenarnya kata yang dipakai Al-Quran
dengan kata wahyu, menunjukkan bahwa Al-Quran memandangnya sebagai
sesuatu milik hidup yang universal, Sekalipun kodrat dan waktunya berbeda
menurut perbedaan tingkat-tingkat kehidupan itu.
Tumbuh-tumbuhan tumbuh bebas dalam ruang, binatang yang
mengembangkan jenis baru untuk menyesuaikan diri dengan keadaan sekitarnya.
Manusia memperoleh penerangan dari makna yang mendalam dari kehidupan.
Semua itu wahyu dengan watak yang bermacam-macam,tergantung pada
kebutuhan spesies tempat penerima itu tergolong. Dalam QS. 16 (al-Nahl) : 68
Allah berfirman : Artinya : Dan apakah mereka tidak memperhatikan segala
sesuatu yang telah diciptakan Allah yang bayangannya berbolak-balik ke kanan
dan ke kiri dalam keadaan sujud kepada Allah,sedang mereka merendah diri?
3. Dan tiadalah yang diucapkan itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.
25. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizing Tuhannya,
Allah membuat perumpamaan-perumpamaan ini untuk manusia supaya mereka
selalu ingat.
2.6. Iptek dan Peradaban.
Kata sakhhara, artinya memberi kemudahan atau dapat memberi
keuntungan. Sakhhara mempunyai dua arti. Pertama; seseuatu yang dapat
diambil manfaatnya dibawah kantrol yang sempurna dari manusia dan dapat
digunakan dalam beberapa cara menurut kehendak-Nya. Kedua, berarti susuatu
itu tetap teratur dan sitem reguler hukum-hukumnya yang dapat dimanfaatkan
oleh manusia. Malah mahluk langit dan bumi diciptakan untuk melayani manusia,
agar tunduk kepada manusia. Alam dengan hukum-hukumnya yang teratur dapat
dimanfaatkan manusia.
Dengan kemapuan akal, ilmu dan teknologinya manusia dapat meniru
segala kekuatan beraneka makhluk, manusia dengan kapal udara dan jet dapat
terbang keudara seperti burung, manusia dapat menembus bumi dengan
teknologinya menggali segala mineral dan minyak yang terpendam dalam bumi.
Malah dengan teknologinya manusia dapat membuat terowongan untuk jalan
kereta api atau mobil. Dan dengan teknologinya pula manusia dapat membuat
terowongan di bawah dasar laut.
Manusia mulai berpikir dari apa yang telah diberikan kepadanya berbagai
kekuatan dan kemampuan untuk lebih mendalami rahasia-rahasia dunia fisik.
Siapakah sebenarnya yang memberikan kekuatan dan kemampuan kecerdasan
manusia untuk menguasai benda-benda material dan memanfaatkannya demi
mencukupi kebutuhannya sendiri? Ini semua untuk memberikan keuntungan, dari
Allah, bahwa manusia diharapkan mampu menjadi khalifah-Nya di atas bumi.
Dalam segala amalan atau memulai pekerjaan Islam mengajarkan selalu
dengan basmalah (dengan nama Allah), karena dalam islam segala amal
perbuatan (manusia muslim) senantiasa dikaitkan dengan menurut ridha Allah.
Dalam masalah ibadah senantiasa memperhatikan petunjuk-petunjuk yang sudah
baku dari Rasulullah. Tapi dalam menghadapi dunia yang terus berkembang ini,
manusia diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk dikembangkan dengan
memperhatikan batasan-batasan yang telah ditentukan. Motivasi yang menjadi
pijakan seorang mukmin dalam melakukan sesuatu itu disebut niat.
Hasil suatu perbuatan sangat ditentukan oleh niat. Maka dalam rangka ini
al-Qur’an memberikan arahan, jika seorang ingin pahala di akhirat, niscaya akan
ditambah pahalanya, tapi kalau ia hanya ingin balasan di dunia ini saja, maka akan
diberikan disini, hanya di akhirat nanti ia tidak memperoleh bagian apapun. Ilmu
pengetahuan dan teknologi adalah lapangan kegiatan yang terus menerus
berkembang dan perlu dikembangkan karena mempunyai manfaat sebagai
penunjang kehidupan manusia. Dengan adanya teknologi begitu banyak segi
kehidupan manusia yang dipermudah
Berpijak kepada dasar dan motif dalam pencarian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, bagi umat muslim tak lain kecuali untuk memperoleh
kemakmuran dan kesejahteraan di dunia sebagai jembatan untuk mencari
keridhaan Allah, sehingga dapat dicapai kebahagiaan di dunia ini dan di akhirat
kelak.
2.9. Ilmu Dan Teknologi
Adanya potensi itu, dan terjadinya lahan yang diciptakan Allah, serta
ketidakmampuan alam raya mengembangkan terhadap perintah dan hukum-
hukum Tuhan, menjadikan ilmuan dapat memperoleh kepastian mengenai hukum-
hukum alam. Karenanya, semua mengantarkan manusia berpotensi untuk
memanfaatkan alam yang telah ditundukkan Allah. Keberhasilan memanfaatkan
alam itu merupakan buah teknologi.
190. Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam
dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau
dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini
sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka
Dari hari ke hari tercipta mesin-mesin yang semakin canggih. Mesin-
mesin tersebut melalui daya akal manusia, digabung-gabungkan dengan yang
lainnya, sehingga semakin kompleks, serta tidak bisa dikendalikan oleh seseorang.
Tetapi akhirnya mesin dapat mengerjakan tugas yang dulu mesti di lakukan oleh
banyak orang. Pada tahap ini, mesin telah menjadi semacam seteru manusia, atau
lawan yang harus disiasati agar mengikuti kehendak manusia.
Dewasa ini telah lahir teknologi khusus di bidang rekayasa genetik yang
dikhawatirkan dapat menjadikan majikan sebagai budak,. Bahkan mampu
menciptakan bakal-bakal majikan yang akan diperbudak yang ditundukkan alat.
Jika begitu, ini jelas bertentangan dengan kedua catatan yang disebutkan
terdahulu,. Berdasarkan petunjuk kitab sucinya al-Qur’an, seorang muslim dapat
menerima hasil-hasil teknologi yang sumbernya netral, dan tidak menyebabkan
maksiat, serta bermanfaat bagi manusia, baik mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan unsur debu tanah (lambang kehinaan) manusia maupun unsur ruh
ilahi (lambang kemuliaan) manusia
Dalam rangka tugas kekhalifahannya, manusia terus mencari dan berusaha
mencari tahu dan bagaimana caranya memanfaatkan alam yang terhampar luas ini.
Bukankah Tuhan telah menyediakan alam semesta ini untuk manusia. Bersumber
pada ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran) Allah SWT di alam raya
ini, akal manusia melahirkan banyak sekali cabang ilmu-ilmu kealaman yang
terkait dengan benda-benda mati seperti ilmu astronomi, fisika, biologi, dan lain-
lain.
Jika menurut batasan bahwa teknologi adalah hal yang berkaitan dengan
cara menerapkan sains untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan
kenyamanan manusia, mengundang kita untuk menengok kepada setiap banyak
ayat al-Qur’an yang berbicara tentang alam raya. Sekitar 750 ayat al-Qur’an
berbicara tentang alam raya dan fenomenanya, dan berulang-ulaang al-Qur’an
menyatakan bahwa alam raya ini diciptakan dan ditundukkan Allah untuk
manusia. Dalam QS.45 (al-Jatsiyah) : 13 Allah berfirman :Artinya :
Dan Dia menundukkan untukmu, apa yang ada di langit dan apa yang ada
di bumi, semuanya, (sebagai rahmat) dari-Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
yang berpikir
Alam ditundukkan bagi manusia bagi manusia menguasai ilmu tentang
aturan hukum-hukum yang diperlakukan Allah kepada alam semesta, apa yang
kita kenal dengan sunattullah. Sunattullah buaknlah hukum alam yang secara
otomatis berlaku dengan sendirinya secara alamiah tanpa ada yang
menciptakannya, melainkan hukum itu ada bersamaan dengan penciptaannya oleh
Yang Maha Pencipta. Dalam QS. 25 (al-Furqan) : 2 Allah berfirman :
Artnya : Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak
mempunyai anak, dan tidak sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(-Nya), dan Dia
telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya
dengan serapi-rapi-nya
Hukum-hukum itu dicptakan Peciptanya bersamaan dengan penciptaan
alam ini. Segala sesuatu di alam ini memiliki ciri dan hukum-hukumnya
tersendiri, seperti dinyatakan dalam firman Allah QS. 13 (al-Ra’du) : 8 :
Artinya : Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan
kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala
sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya
Hakikat kosmos adalah teologis, yakni, penuh maksud, memenuhi maksud
Penciptanya, dan kosmos bersifat demikian adalah karena adanya rancangan
(teknologi). Alam tidaklah diciptakan dengan sia-sia, atau secara main-main.
Alam bukanlah ada secara kebetulan, ada dengan tidak disengaja. Alam
diciptakan dengan kondisi sempurna. Al-Qur’an sangat konsen dalam mendorong
manusia untuk terus mencari ilmu pengetahuan dan mengembangkannya menjadi
nyata dalam teknologi agar manusia menyadari akan kebesaran Pencipta-Nya.
Apapun yang akan ditemukan oleh manusia dalam kemajuan ilmu dan teknologi,
akan mengantar manusia pada suatu pengakuan terhadap kebesaran dan kekuasaan
Allah, penciptanya, seperti difirmankan dalam QS. 41 (Fushshilat) : 53 :
Manusia bukan hanya dituntut menguasai bumi, malah ditantang untuk
menerobos langit, dan mahluk ini memang juga diberi potensi-potensi untukm
keluar batas-batas bumi agar dapat mengamati alam semesta sebagai tanda-tanda
kebesaran Penciptanya. Di dalam al-Qur’an, Allah menantang makhluk-Nya, jin
dan manusia dengan firman-Nya yang termaktub dalam QS. 55 (al-Rahman) : 33 :
Artinya : Wahai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah! Kamu tidak akan mampu
menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah SWT)
Perkataan sulthan dalam ayat tersebut bearti kekuatan, dari masa ke masa
membawa makna yang terus berkembang. Kalau dulu mungkin sulthan diartikan
sebagai penguasa, tetapi sekarang ini artinya harfiah adalah penguasa dan
kekuatan, yang disumbangkan oleh kekuatan dan kekuasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dengan iptek itu manusia telah dapat mencapai tepian untuk langit
hingga sampai ke bulan, dan kini serta terus menerus tiada henti manusia terus
berupaya untuk menggapai cakrawala, ufuk langit yang lebih tinggi.
Sebaliknya menembus bumi dan langit tanpa teknologi akan sia-sia. Petani
dengan alat sederhana, seperti cangkul dan linggis umpamanya, seberapa
dalamkah ia mampu manggali bumi. Paling dalam 10 sampai 20 m. Lebih dalam
dari pada itu, manusia sudah mulai memerlukan alat-alat yang lebih canggih, dan
itu akan dapat dipenuhi oleh teknologi. Maka dengan teknologi, manusia telah
menggali sampai jauh kae dasar bumi, malah kedasar bawah laut telah dibuat jalan
kereta api, seperti terowongan yang menghubungkan Inggris dan Perancis.
Dengan teknologi manusia dapat mengirimkan robot-robot untuk menyelidiki
dasar laut. Malah ada yang telah berancang-ancang untuk membuat pemukiman di
dalam laut.
Artinya : Penyeru-penyeru itu berkata, "Kami kehilangan piala) teko (raja dan
bagi siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh hadiah seberat
beban unta) berupa bahan makanan (dan aku terhadapnya) tentang hadiah itu
(menjadi penjamin.") yang menanggungnya
Telah dikatakan tentang adanya unsur kesejatian dan kebenaran dalam
pandangan keritis banyak orang terhadap kehadiran teknologi modern dan akibat-
akibatnya . Mereka memperingatkan bahwa disamping manfaatnya yang tidak
diragukan dalam meningkatkan kemakmuran umat manusia, teknologi modern
juga mengandung unsur-unsur yang dapat membahayakan harkat dan martabat
manusia, serta merusak keseimbangan ekologis lingkungan hidupnya. Beberapa
jargin sosial politik seperti alienasi, dehumanisasi,konsumerisme, dan lain-lain.,
sebagaimana digunakan kalangan kaum Marxis merupakan ungkapan tentang
bagaimana teknologi modern merusak keseimbangan ekologis. Hal itu telah
mendorong tumbuhnya beberapa gerakan lingkungan (environmentalism), salah
satunya adalah Green Peace yang sangat militan. Sikap mempertanyakan kembali
hubungan manusia dengan teknologi selalu dipelopori oleh individu-individu dari
masyarakat-masyarakat berteknologi maju sendiri, atau oleh mereka yang
berkebelakangan tapi mempunyai pengalaman perorangan tentang kehidupan
modern.
Dari sudut pandang tertentu, perkembangan dan kemajuan teknologi
modern adalah kelajuan logis sejarah umat manusia sendiri. Disebabkan beberapa
faktor tertentu yang sampai sekarang masih menjadi bahan pembahasan para ahli,
teknologi modern muncul dari Eropa Barat Laut, dalam hal ini Inggris (Revolusi
Industri), sehingga zaman modern pun dimulai dari sana. Ini cukup menarik,
karena sejauh itu Eropa Barat Laut khususnya Inggris, dari tinjauan klasik, itu
pusat dunia peradaban yang dalam bahasa yunanai
dinamakan oikoumeane (dalam bahasa arab disebut al-Ma’murah-daerah
berpenghuni banyak dan berperadaban), berpusat pada kawasan timur dekat.
Kawasan-kawasan peradaban besar adalah Yunani-Romawi di sebuah barat, India
dan Cina sebelah timur. Maka lahirnya zaman modern dari Eropa Barat Laut itu
merupakan suatu anomali (ketidaknormalan). Normalnya, zaman modern akan
lebih logis bila muncul dari salah satu kawasan oikumene, sebagaimana peradaban
itu sendiri, yaitu fase perkembangan kehidupan sosial manusia yang membawanya
kepada fajar sejarah, muncul dan dimulai dari Sumeria di lembah Mesepotamia
(Irak sekarang). Karena itu ada hipotesa bahwa zaman modern, sebagai kelanjutan
logis peradaban manusia, kalaupun tidak muncul di Eropa Laut sebagaimana telah
terjadi, tentu akan muncul dari daerah lain dalam kawasan al- Ma’murah.
Perbuatan baik seseorang tidak akan akan berilai amal shalih apabila
perbuatan tersebut tidak dibangun diatas nilai-nilai iman dan ilmu yang benar.
Sama halnya pengembangan iptek yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak
akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan kemaslahatan bagi umat
manusia dan alam lingkungannya, bahkan akan menjadi malapetaka dalam
kehidupannya sendiri.
Bagi orang yang beriman,iman dan ilmu haruslah berimbang, Iman adalah
stir atau kompas bagi orang yang berilmu sehingga orang yang beriman tidak
kehiangan arah, dan tidak akan melupakan Tuhannya. Dalam rangka ini
hendaklah kaum muslimin tidak tertinggal dibidang ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan upaya-upaya berikut :
2. Menghargai Waktu
3.1.Kesimpulan
Sebagai manusia yang beriman dan berilmu kita juga harus menggunakan
kemajuan IPTEK sesuai dengan apa yang sudah di atur didalam Agama Islam.
Manusia juga harus mengamalkan ilmunya dengan ikhlas dan hanya mencari
ridho Allah SWT. Selain itu manusia sebagai khalifah dimuka bumi haruslah
menjaga serta melestarikan alam ini tanpa melakukan kerusakan terhadapnya
3.2. Saran
Kami juga meminta atas kekurangan didalam penulisan makalah ini,kritik dan
saran dari pembaca kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini
sehingga menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://.hannahafifah.blogspot.co.id/2014/01/Pandangan-Islam-Dalam-
perkembangan-Ilmu.html?m=1
http://id.Wikipedia.com//Pengertian-ilmu-pengetahuan-dan-teknologi.