Anda di halaman 1dari 14

LANDASAN DAN KURIKULUM

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

MUHAMMAD RESA 21922015

SULASTRI RAHAYU 21922022

ZUMAIDAH 21822030

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Landasan
Dan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Sekolah ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Suarni,
S.Pd.I, M.Pd.I, selaku Dosen pengampu matakuliah Perencanaan Sistem PAI yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun dari Pembaca demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.

23 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
A. Landasan Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.................2
B. Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah/ Madrasah.............9
BAB III PENUTUP.........................................................................................10
A. Kesimpulan.........................................................................................10
B. Saran...................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang sistematis dan
berurutan. Oleh sebab itu, kegiatan pembelajaran perlu direncanakan dengan
baik. Beberapa  kompetensi yang harus dikuasai Guru Agama Islam pada
khususnya adalah merencanakan dan mendesain pembelajaran. Seorang Guru
penidikan agama Islam perlu memiliki Kompetensi merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi hasil dan proses pembelajaran. Guru juga
harus mempunyai landasan dalam mendesain pembelajaran agar mendapatkan
hasil yang lebih baik.
Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di perlukan namanya
kurikulum agar suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar
mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah yang bukan hanya
meliputi semua kegiatan yang direncanakan, melainkan juga peristiwa-
peristiwa yang terjadi dibawah pengawasan sekolah.
Oleh sebab itu, maka dalam makalah akan di bahas mengenai
landasan dan kurikulum Pendidikan Agama Islam di sokolah/madrasah

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Landasan Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam?
2. Bagaimana Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah/ Madrasah ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Landasan Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
2. Mengetahui Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah/ Madrasah

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Landasan Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


Sebelum melangkah ke pembahasan intinya yang perlu di ketahui
terlebih dahulu adalah pengertian landasan itu sendiri.
Landasan adalah suatu gagasan atau kepercayaan yang menjadi
sandaran, sesuatu prinsip yang mendasari. Contohnya: seperti landasan
kepercayaan agama, dasar atau titik tolak. Secara bahasa landasan berarti
tumpuan, dasar ataupun alas, karena itu landasan merupakan tempat bertumpu
atau titik tolak maupun dasar pijakan. Atau dapat pula diartikan sebagai
asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik tolak.
Landasan itu sama dengan dasar-dasar. Seringkali istilah pembinaan
dan pengembangan dalam pemakaiannya menyatu dan kabur. Pembinaan
menunjukkan pengertian bahwa suatu upaya atau kegiatan mempertahankan,
penyempurnaan dan perbaikan yang telah ada dianggap baik berdasarkan
suatu ukuran/kriteria tertentu menca Pendidikan Agama Islam sasaran yang
diharapkan.  Sedangkan  Pengembangan di sini menunjukkan pada kegiatan
yang  menghasilkan alat, sistem atau cara baru melalui langkah-langkah
penyusunan, pelaksanaan dan penyempurnaan atas dasar penilaian yang
dilakukan selama kegiatan pengembangan tersebut.
Dengan demikian landasan kurikulum dapat diartikan sebagai suatu
gagasan, landasan, suatu asumsi, atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik
tolak dalam mengembangkan kurikulum.
Landasan desain pembelajaran Pendidikan Agama Islam secara garis
besar ada 3 yaitu : Al-Qur’an, as-Sunnah, dan Ijtihad.
1. Al-Qur’an
Al-Qur’an ialah firman Allah berupa wahyu yang disamPendidikan
Agama Islamkan oleh Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Didalamnya

2
terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan
seluruh aspek kehidupan melalui Ijtihad.
Ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an itu terdiri dari dua
prinsip besar, yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan yang
disebut Aqidah, dan yang berhubungan dengan amal yang disebut
Syari’ah.
Secara lengkap Al-qur`an didefenisikan sebagai Firman Allah yang
diturunkan kepada hati Rasulullah, Muhammad Ibn Abdillah, melalui ruh
al-Amin dengan lafal-lafalnya yang berbahasa arab dan maknanya yang
benar, agar menjadi hujjah bagi Rasul bahwa ia adalah Rasulullah, dan
sebagai undang-undang bagi manusia dan memberi petunjuk kepada
mereka, serta menjadi sarana pendekatan dan ibadah kepada Allah dengan
membacanya.
Dan Ia terhimpun dalam sebuah mushaf, diawali dengan surat Al-
Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas, disampikan kepada kita secara
mutawatir baik secara lisan maupun tulisan dari generasi kegenerasi, dan
ia terpelihara dari berbagai perubahan atau pergantian.
2. As-Sunnah
As-Sunnah didefenisikan sebagai sesuatu yang didapatkan dari
Nabi Muhammad SAW. yang terdiri dari ucapan, perbuatan,persetujuan,
sifat fisik atau budi, atau biografi, baik pada masa sebelum kenabian
ataupun sesudahnya. Suatu hal yang sudah kita ketahui bersama bahwa
Rasulullah Muhammad SAW. diutus ke bumi ini, salah satunya adalah
untuk memperbaiki moral atau akhlak umat manusia.
Oleh karena itu, sunnah merupakan landasan kedua bagi cara
pembinaan pribadi manusia muslim. Sunnah selalu membuka
kemungkinan penafsiran berkembang.
Itulah sebabnya, mengapa ijtihad perlu ditingkatkan dalam
memahaminya termasuk sunnah yang berkaitan dengan pendidikan.

3
3. Ijtihad
Ijtihad adalah istilah para fuqawah, yaitu berfikir dengan
menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuan syari’ah islam untuk
menetapkan atau menentukan sesuatu hukum atau syari’at islam dalam
hal-hal yang ternyata belum ditegaskan hukumnya oleh Al-Qur’an dan as-
Sunnah. Ijtihad dalam hal ini dapat saja meliputi seluruh aspek kehidupan
termasuk aspek pendidikan, tetapi tetap berpedoman pada Al-Qur’an dan
Sunnah.
Namun demikian Ijtihad harus mengikuti kaidah-kaidah yang
diatur oleh para mujtahid tidak boleh bertentangan dengan isi Al-Qur’an
dan Sunnah tersebut. Karena Ijtihad dipandang sebagai salah satu sumber
hukum Islam yang sangat dibutuhkan sepanjang masa setelah Rasul Allah
wafat.
Sasaran ijtihad adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam
kehidupan, yang senantiasa berkembang. Ijtihad bidang pendidkan sejalan
denga perkembangan zaman yang semakin maju, terasa semakin urgen dan
mendesak, tidak saja dibidang materi atau isi, melainkan juga dibidang
sistem dalam arti yang luas.
Dalam pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam 
diperlukan landasan atau asas yang kuat. Apabila proses pengembanganya
secara acak-acakan dan tidak memiliki landasan yang kuat, maka output
pendidikan yang dihasilkan tidak akan terjamin kualitasnya. Landasan
Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam, pada hakikatnya
adalah faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh
para pengembang kurikulum ketika hendak mengembangkan atau
merencanakan  suatu kurikulum lembaga pendidikan.
Landasan utama dalam pengembangan kurikulum Pendidikan
Agama Islam yaitu landasan teologis, filosofis, psikologis, sosiokultural,
ilmu pengetahuan dan teknologi.  

4
1. Landasan Teologis
Dasar teologis, adalah dasar yang ditetapkan nialai-nilai ilahi
yang terdapat pada Al-Qur’an dan as-Sunnah yang merupakan nilai
yang kebenarannya mutlak dan universal.
Dari dasar-dasar kurikulum  diaplikasikan dalam kurikulum
pendidikan formal yang terdapat pada kurikulum Pendidikan Agama
Islam. Merujuk kurikulum pendidikan formal yang terdapat di sekolah
dan madrasah di Indonesia, maka batasan atau konsep kurikulum
mengacu pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Sistem
Pendidikan Nasional.
Dasar kurikulum secara umum dapat ditarik secara khusus ke
dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam yang tentunya al-Qur’an
sebagai dasar pokoknya.
2. Landasan Psikologis
Pendidikan senantiasa berkaitan dengan perilaku manusia, dalam
proses pendidikan itu terjadi interaksi antara peserta didik dengan guru,
dan lingkungannya. Diharapkan pendidikan mampu membawa
perubahan perilaku siswa menuju kedewasaan. Yang dimaksud dengan
landasan psikologi supaya memperhatikan dari sisi perkembangan  jiwa
manusia. Sementara itu psikologi adalah ilmu yang memepelajari
tingkah laku manusia, sedangkan kurikulum adalah suatu upaya
menentukan program pendidikan untuk merubah perilaku manusia.
3. Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis pengembangan kurikulum adalah asumsi-
asumsi yang berasal dari sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam
pengembangan kurikulum. Pendidikan adalah proses sosialisasi melalui
interaksi insani menuju manusia yang berbudaya.
Pendidikan sebagai proses budaya adalah upaya membina dan
mengembangkan daya cipta, karsa, dan rasa manusia menuju ke
peradaban manusia yang lebih luas dan tinggi, yaitu manusia yang
berbudaya. Semakin meningkatnya perkembangan sosial budaya

5
manusia, akan menjadikan tuntutan hidup manusia semakin tinggi pula,
untuk itu diperlukan kesiapan lembaga pendidikan dalam menjawab
segala tantangan yang diakibatkan perkembangan kebudayaan tersebut.
4. Landasan Teknologis
Teknologi pada hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan.
Teknologi memegang peranan penting dalam kehidupan budaya
manusia. Tujuannya adalah untuk menciptakan suatu kondisi yang
efektif, efisien, dan sinergis terhadap pola perilaku manusia. Produk
teknologi tersebut banyak digunakan dalam pendidikan sehingga
memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap proses dan hasil
pendidikan.

6
B. Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Sekolah/ Madrasah
1. Kurikulum Pendidikan Agama Islam di sekolah
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dalam mencaPendidikan Agama
Islam tujuan pendidikan tertentu.
As-Syaibani menetapkan lima dasar pokok kurikulum pendidikan
yaitu dasar religious, falsafah, psikologis, sosiologis, dan organisatoris.
a. Dasar religious, dasar yang ditetapkan nilai-nilai ilahi yang terdapat
pada Al-Qur’an dan as-Sunnah yang merupakan nilai yang
kebenarannya mutlak dan universal.
b. Dasar Falsafah, dasar ini memberikan arah tujuan pendidikan sehingga
susunan kurikulum mengandung suatu kebenaran.
c. Dasar psikologis, dasar  ini mempertimbangkan tahapan psikis anak
didik yang berkaitan dengan perkembangan jasmaniah, kematangan,
bakat, intelektual, bahasa, emosi, kebutuhan dan keinginan individu.
d. Dasar sosiologis, dasar ini memberikan gambaran bahwa kurikulum
pendidikan memegang peranan penting dalam penyamPendidikan
Agama Islaman dan pengembangan kebudayaan, proses sosialisasi
individu, dan rekonstruksi masyarakat.
e. Dasar organisatoris, dasar ini mengenai bentuk penyajian bahan
pelajaran yaitu organisasi kurikulum.
Fungsi kurikulum bagi sekolah yaitu sebagai alat untuk
mencaPendidikan Agama Islam tujuan lembaga pendidikan yang
diinginkan dan sebagai pedoman dalam mengatur segala kegiatan
sehari-hari di sekolah. Fungsi kurikulum bagi anak didik sebagai suatu
organisasi belajar tersusun yang diharapkan mereka mendapatkan
pengalaman baru yang dapat dikembangkan dikemudian hari. Fungsi
kurikulum bagi Kepala Sekolah maupun Guru sebagi pedoman kerja.
Sedangkan fungsi kurikulum bagi orang tua siswa yaitu agar orang tua

7
dapat turut serta membantu pihak sekolah dalam memajukan  putra
putrinya.
Adapun tujuan kurikulum Pendidikan Agama Islam di sekolah
yaitu untuk mengantarkan peserta didik menjadi manusia yang unggul
dalam beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, berkepribadian,
menganalisa ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mampu
mengaktualisasikan diri dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara (visi dan misi sekolah).
2. Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Madrasah
Sejak diberlakukannya UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional kita memiliki dua macam sistem pendidikan umum.
Pertama sistem sekolah, kedua sistem madrasah. Sebenarnya madrasah itu
artinya sekolah.  Sistem sekolah umum yaitu  jenjang  SD-SMP-SMA,
sedangkan sistem  madrasah ialah sekolah umum yang berciri khas islam
ialah Ibtida’iyah, Tsanawiyah, ‘Aliyah. Sekolah umum berciri khas Islam
ialah sekolah umum yag islami. Jadi Ibtida’iyah itu sama dengan Sekolah
Dasar Islam (SDI), Tsanawiyah itu sama dengan (SMPI), ‘Aliyah sama
dengan (SMAI) ; jika milik pemerintah maka madrasah Ibtida’iyah Negeri
(MIN), Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSN), Dan Madrasah ‘Aliyah
Negeri (MAN).
Pada dasarnya terdapat 9 unsur menurut Hamalik, unsur yang perlu
diperhatikan dalam pengembangan kurikulum, yaitu : (1) objektivitas, (2)
keterpaduan, (3) manfaat, (4) efisiensi dan efektifitas, (5) kesesuaian, (6)
keseimbangan, (7) kemudahan, (8)berkesinambungan, (9) pembakuan.
Sedangkan orang yang mengembangkan kurikulum itu adalah
orang yang terlibat langsung dengan pendidikan, terbagi menjadi dua
yaitu produsen   Berbagai ahli yag sesuai yang ada pada lembaga
pendidikan, misalnya beberapa narasumber yang ada di Dinas Depdiknas,
Dinas P dan K, Dikdasmen Puskur, guru-guru yang ahli dalam bidangnya
dan sebagainya. Konsumen, dapat diambil dari narasumber yang berada

8
pada berbagai perusahaan, perindustrian, bank, BUMN, Dinas yang terkait
dan sebagainya.
Sejak Kurikulum Tahun 1984, Kurikulum Pendidikan Agama Islam
baik di Sekolah Umum dan di Madrasah disederhanakan dengan tujuan
memberikan keluwesan dalam pengembangan selanjutnya.
Dari kedua bentuk kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Umum dan di Madrasah, ada memiliki persamaan dan perbedaan, secara
eksistensi tujuan dan ruang lingkup adalah sama, namun karena keluasan
materi yang didukung oleh alokasi waktu yang berbeda, maka
pengembangan kurikulum itu akan mengalami perbedaan-perbedaan yang
menjadi ciri khas masing-masing.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Landasan adalah suatu gagasan atau kepercayaan yang menjadi
sandaran, sesuatu prinsip yang mendasari. Contohnya: seperti landasan
kepercayaan agama, dasar atau titik tolak. Landasan kurikulum dapat
diartikan sebagai suatu gagasan, landasan, suatu asumsi, atau prinsip yang
menjadi sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
Landasan desain pembelajaran Pendidikan Agama Islam secara garis
besar ada 3 yaitu: Al-Qur’an, as-Sunnah, dan Ijtihad. Landasan utama dalam
pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam yaitu landasan teologis,
filosofis, psikologis, sosiokultural, ilmu pengetahuan dan teknologi.  
As-Syaibani menetapkan lima dasar pokok kurikulum pendidikan
yaitu dasar religious, falsafah, psikologis, sosiologis, dan organisatoris.
Pada dasarnya terdapat 9 unsur menurut Hamalik, unsur yang perlu
diperhatikan dalam pengembangan kurikulum, yaitu: (1) objektivitas, (2)
keterpaduan, (3) manfaat, (4) efisiensi dan efektifitas, (5) kesesuaian, (6)
keseimbangan, (7) kemudahan, (8)berkesinambungan, (9) pembakuan.

B. Saran
Demikian makalah yang kami buat. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis. Kami tau dalam makalah ini
masih sangat banyak kekurangan jadi kami meminta kritik dan saran pada
pembaca. Agar kami bisa membuat makalah yang le nbih baik lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.samudrabiru.co.id/desain-pembelajaran-pendidikan-agama-islam/
https://journal.uinmataram.ac.id elhikmah kurikulum pendidikan agama islam di
sekolah dan madrasah

11

Anda mungkin juga menyukai