Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Materi Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu: Bpk. Ahmad Hilma, M.Pd

Disusun Oleh:
Nenden Farhatunnisa
Tri Dian Nurhalimah

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM RIYADHUL JANNAH SUBANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karuniaNya kami dapat menyusun makalah ini. Shalawat beserta salam semoga
tercurah kepada Nabi Kita Muhammad SAW yang telah membawa umatnya
menuju jalan yang diridho’i Allah SWT.
Kami ucaplan terimakasih kepada dosen pengampu Bpk. Ahmad Hilman,
M.Pd yang senantiasa membimbing dalam pembuatan makalah ini sehingga
makalah ini dapat selesai tepat waktu, tidak lupa kepada rekan-rekan
seperjuangan yang senantiasa mendukung dan menyemangati kami dalam
penyusunan makalah ini.
Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penyusun umumnya bagi pembaca, kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah kami kedepanya.

Subang, 24 Maret 2023


Hormat Kami

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3

BAB I ...................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN.................................................................................................. 4

A. Latar Belakang ............................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

C. Tujuan .......................................................................................................... 5

BAB II .................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN .................................................................................................... 6

A. Pengertian IPTEK ........................................................................................ 6

B. Pandangan Islam Terhadap IPTEK .............................................................. 7

C. Akidah Islam sebagai Dasar IPTEK ............................................................ 9

D. Berperilaku Islami dalam Menghadapi Kemajuan IPTEK ........................ 11

E. Dampak positif dan negatif IPTEK ............................................................ 13

BAB III ................................................................................................................. 15

PENUTUP ............................................................................................................ 15

A. Kesimpulan ................................................................................................ 15

B. Saran........................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang sedemikian
pesat berdampak pada pengembangan sistem produksi, transportasi dan
komunikasi. Nyaris tidak ada bidang kehidupan yang tidak dipengaruhi oleh
kemajuan-kemajuan ini. Secara kasat mata, perkembangan IPTEK dengan
segala produk yang dihasilkan memberi pengaruh terhadap gaya hidup.
Perubahan gaya hidup itu secara mencolok tampak di kalangan kaum muda.
Perkembangan IPTEK dan perubahan gaya hidup di kalangan kaum muda
berpengaruh terhadap cara pandang dan sikap kaum muda terhadap agama.
Pertanyaan mengenai peran dan fungsi agama mulai menguat karena tidak
jarang agama menjadi sangat gagap mengantisipasi kemajuan IPTEK.
Kemajuan IPTEK dapat menyebabkan manusia modern bersikap sedemikian
optimis dan yakin dapat menerangkan segala fenomena alam secara rinci,
ilmiah dan rasional. Fakta telah membuktikan bahwa teknologi yang
merupakan implikasi dan aplikasi dari ilmu pengetahuan, telah memberi
sumbangan dan kemudahan yang jelas bagi kemajuan dan kesejahteraan hidup
manusia modern.
Perkembangan IPTEK merupakan penghadiran paling jelas akan kehendak
dan kekuatan manusia sebagai tuan atas alam semesta dan hidupnya.
Keberhasilan IPTEK dalam memecahkan berbagai persoalan hidup
menyadarkan manusia akan otonomi dan daya kemampuannya sendiri.
Banyak orang modern merasa tidak memerlukan campur tangan yang Illahi
untuk memecahkan persoalan hidup di dunia ini. Bahkan, tidak sedikit orang
yang secara terus terang menyangkal yang Illahi karena menganggap bahwa
yang Illahi itu hanyalah khayalan manusia. Hal ini juga terjadi dalam dunia
akademis. Tidak sedikit yang meragukan peran agama atau bahkan secara
terang-terangan menyatakan bahwa iman dan agama tidak lagi diperlukan.

4
Manusia yang secara diam-diam atau terang-terangan meninggalkan Allah
telah merasuk suatu agama baru, yaitu keyakinan terhadap teknologi mutakhir
yang menjamin adanya masa depan yang lebih cerah. Bahkan di negara-negara
maju seperti Eropa, agama tidak lagi diminati oleh mayoritas warga negara. Bagi
orang beriman, fenomena ini tentu menggelisahkan dan menjadi tantangan untuk
mempertanggungjawabkan iman mereka.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian IPTEK?
2. Bagaimana pandangan Islam terhadap IPTEK?
3. Apa yang dimaksud dengan akidah Islam sebagai dasar IPTEK?
4. Bagaimana perilaku yang islami dalam menghadapi kemajuan IPTEK?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian IPTEK
2. Untuk mengetahui pandangan Islam terhadap IPTEK
3. Untuk mengetahui akidah Islam sebagai dasar IPTEK
4. Untuk mengetahui perilaku islami dalam menghadapi kemajuan
IPTEK

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian IPTEK
Perkembangan IPTEK adalah kenyataan yang bersifat ambivalen. Di satu
pihak, IPTEK membantu manusia untuk mengembangkan kehidupan individu-
individu dan bersama transportasi, komunikasi-multimedia, peningkatan
sarana, mutu pendidikan, dan lain-lain. Di lain pihak, tak dapat dipungkiri
bahwa IPTEK juga berpotensi besar terhadap penghancuran hidup dan alam
semesta. Keganasan senjata nuklir dan bom adalah bagian kecil dari akibat
negatif dari perkembangan IPTEK yang secara kasat mata bisa kita lihat.
Selain itu, pencemaran udara dan pencemaran air serta kerusakan/kehancuran
alam semesta (hutan) yang dari tahun ke tahun sungguh semakin mengerikan
adalah akibat negatif dari perkembangan teknologi dan industrialisasi serta
ambisi manusia untuk menguasai (mengeksploitasi) alam semesta.
Dalam kehidupan manusia banyak mendapat pengalaman, dari
pengalaman itu didapatkan sejumlah pengetahuan atau knowledge yang
memiliki sifat keajekan tertentu tanpa kemampuan untuk menjelaskan sebab-
sebabnya secara terinci dan rasional. Pengetahuan demikian banyak
macamnya dalam kehidupan ini. Tiap manusia berbeda jumlah dan macamnya
pengalaman yang dimiliki tersebut, tanpa ada kemampuan untuk
menjelaskannya. Kalau ingin mampu memberikan penjelasan maka masih
diperlukan kegiatan yang lebih intens untuk mendapatkan pengetahuan yang
lebih utuh daripada umumnya pengetahuan yang ada. Untuk itu perlu
didukung oleh sejumlah kegiatan berikutnya yang lebih serius guna
mendapatkan inti sari pengetahuan tersebut hingga dapat dipedomani untuk
perencanaan, prediksi-prediksi maupun kontrol atas kebenarannya.
Kombinasi usaha mencari pendekatan rasional dan mengumpulkan fakta-
fakta empiris inilah yang bias disebut dengan pendekatan mendapatkan
pengetahuan dengan metode keilmuan. Melalui metode keilmuan akan
didapatkan “ilmu” dari sejumlah “pengetahuan”, yang memiliki ciri-ciri
tertentu, sebagai pembeda dengan pengetahuan-pengetahuan lainnya yang

6
belum teruji. (pengetahuan = knowledge, sedang ilmu = science atau sains).
Jadi ilmu adalah pengetahuan yang memenuhi ciri-ciri tertentu dan di sinilah
dibakukan menjadi “ilmu pengetahuan”, yang kedua terminologi tersebut
digabung menjadi satu kata. Dapat juga dirumuskan bahwa ilmu ialah sebagai
“pengetahuan yang ilmiah”.
Sedangkan teknologi adalah penerapan ilmu-ilmu dasar untuk
memecahkan masalah guna mencapai suatu tujuan tertentu. Adapun tujuan
manusia dalam kehidupan ini dapat menjadi banyak sekali, yang kesemuanya
itu ditentukan oleh niatnya, sebagaimana yang disebut dengan “semua amal itu
tergantung pada niatnya”. Kedudukan ilmu pengetahuan sendiri sebagai ilmu
dasar jelas netral. Setelah digunakan manusia untuk diterapkan guna mencapai
suatu tujuan, barulah dapat dinilai apakah penerapan itu dapat dibenarkan oleh
agama atau tidak.

B. Pandangan Islam Terhadap IPTEK


Agama Islam banyak memberikan penegasan mengenai ilmu pengetahuan
baik secara nyata maupun secara tersamar, seperti yang disebut dalam surat
Al-Mujadalah ayat 11 yang artinya sebagai berikut:”Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”
Maksudnya sebagai berikut: sama-sama dari kelompok yang beriman,
maka Allah SWT akan masih meninggikan derajat bagi mereka, ialah mereka
yang berilmu pengetahuan.
Orang berilmu pengetahuan berarti menguasai ilmu dan memiliki
kemampuan untuk mendapatkan dan menjelaskannya. Untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan diperlukan antara lain adanya sarana tertentu, yakni yang
disebut “berpikir”. Jelasnya berpikir pada dasarnya merupakan suatu proses
untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, apabila di dalam Al-
Quran sering-sering disebut dengan kata-kata “berpikir” atau “berpikirlah”
dan sebagainya. Dalam arti langsung maupun dalam arti sindiran dapat kita
artikan juga sebagai perintah untuk mencari atau menguasai ilmu pengetahuan.

7
Dalam Al-Quran dan hadist sangat banyak ayat-ayat yang menerangkan
hubungan tentang ajaran Islam dengan ilmu pengetahuan serta
pemanfaatannya yang kita sebut Iptek. Hubungan tersebut dapat berbentuk
semacam perintah yang mewajibkan, menyuruh mempelajari, pernyataan-
pernyataan, bahkan ada yang berbentuk sindiran. Kesemuanya itu tidak lain
adalah menggambarkan betapa eratnya hubungan antara Islam dan Iptek
sebagai hal yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Tegasnya
hubungan antara Islam dan Iptek adalah sangat erat dan menyatu.
Dalam pandangan Islam, Iptek juga digambarkan sebagai cara mengubah
suatu sumber daya menjadi sumberdaya lain yang lebih tinggi nilainya, hal ini
terkover dalam surat Ar-Ra’d ayat 11, yaitu:“Sesungguhnya Allah tidak
merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada
pada diri mereka sendiri.”
Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa, pada dasarnya Al-Qur’an
telah mendorong manusia untuk berteknologi supaya kehidupan mereka
meningkat. Upaya ini harus merupakan rasa syukur atas keberhasilannya
dalam merubah nasibnya. Dengan perkataan lain, rasa syukur atas
keberhasilannya dimanifestasikan dengan mengembangkan terus keberhasilan
itu, sehingga dari waktu ke waktu keberhasilan itu akan selalu meningkat terus.
Pada masa Nabi sudah ada penemuan-penemuan yang bisa dinamakan
dengan Iptek, seperti halnya Iptek dalam dunia pertanian. Para sahabat Nabi
pernah melalukan pembuahan buatan (penyilangan atau perkawinan) pada
pohon kurma. Lalu Nabi menyarankan agar tidak usah melakukannya.
Kemudian ternyata buahnya banyak yang rusak dan setelah itu dilaporkan
kepada Nabi, maka Nabi berpesan “Lakukanlah pembuahan buatan! Kalian
lebih mengetahui tentang urusan dunia kalian”. Di dalam Al-Quran disebutkan
juga secara garis besar, tentang teknologi, yaitu tentang kejadian alam semesta
dan berbagai proses kealaman lainnya, tentang penciptaan makhluk hidup,
termasuk manusia yang didorong hasrat ingin tahunya, dipacu akalnya untuk
menyelidiki segala apa yang ada di sekelilingnya, meskipun Al-Quran bukan
buku kosmologi, atau biologi, atau sains pada umumnya, namun Al-Quran
jauh sekali dalam membicarakan teknologi.

8
Dari beragam uraian di atas bahwasanya kita dapat melihat sendiri
bagaimana pandangan Islam terhadap Iptek. Dalam pedoman utamanya (Al-
Quran), banyak disebutkan sesuatu hal yang berkaitan dengan Iptek, hal ini
menunjukkan bahwa Islam sangat erat sekali dengan Iptek. Jadi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini merupakan wujud dari
implikasi Al-Quran yang sebenarnya. Banyak seruan-seruan di dalamnya yang
menganjurkan manusia untuk berpikir dan mengembangkan potensinya dalam
pengetahuan. Namun satu hal yang sangat disayangkan, umat muslim sangat
rendah dalam bidang Iptek, sehingga ketinggalan perkembangan dengan
orang-orang non-muslim. Semoga dengan ini umat Islam sadar dan mau
mengembangkan pengetahuannya dalam berbagai hal, sehingga menjadi umat
yang berkualitas dengan adanya ketakwaan dan pengetahuan yang tinggi.

C. Akidah Islam sebagai Dasar IPTEK


Inilah peran pertama yang dimainkan Islam dalam IPTEK, yaitu akidah
Islam harus dijadikan basis segala konsep dan aplikasi IPTEK. Inilah
paradigma Islam sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW.
Paradigma Islam inilah yang seharusnya diadopsi oleh kaum muslimin saat ini.
Bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Diakui atau tidak, kini
umat Islam telah terjerumus dalam sikap membebek dan mengekor barat
dalam segalanya; dalam pandangan hidup, gaya hidup, termasuk dalam konsep
ilmu pengetahuan. Bercokolnya paradigma sekuler inilah yang bisa
menjelaskan, mengapa di dalam sistem pendidikan yang diikuti orang Islam,
diajarkan sistem ekonomi kapitalis yang pragmatis serta tidak kenal halal
haram.
Eksistensi paradigma sekuler itu menjelaskan pula mengapa tetap
diajarkan konsep pengetahuan yang bertentangan dengan keyakinan dan
keimanan muslim. Misalnya; Teori Darwin yang dusta dan sekaligus bertolak
belakang dengan Aqidah Islam. Bahwa manusia adalah hasil evolusi dari
organisme sederhana yang selama jutaan tahun berevolusi melalui seleksi
alam menjadi organisme yang lebih kompleks hingga menjadi manusia
modern sekarang. Kekeliruan paradigmatis ini harus dikoreksi. Ini tentu perlu

9
perubahan fundamental dan perombakan total. Dengan cara mengganti
paradigma sekuler yang ada saat ini, dengan paradigma Islam yang
memandang bahwa akidah Islam (bukan paham sekulerisme) yang seharusnya
dijadikan basis bagi bangunan ilmu pengetahuan manusia. Maksudnya adalah
konsep IPTEK harus distandardisasi benar salahnya dengan tolok ukur Al-
Qur`an dan Al-Hadits dan tidak boleh bertentangan dengan keduanya (Al-
Baghdadi, 1996: 12).
Jika kita menjadikan akidah Islam sebagai landasan IPTEK, bukan berarti
bahwa ilmu astronomi, geologi, agronomi, dan seterusnya, harus didasarkan
pada ayat Al-Quran tertentu, atau hadist tertentu. Kalau pun ada ayat atau
hadist yang cocok dengan fakta sains, itu adalah bukti keluasan ilmu Allah
yang meliputi segala sesuatu bukan berarti konsep. IPTEK harus bersumber
pada ayat atau hadist tertentu. Misalnya saja dalam astronomi ada ayat yang
menjelaskan bahwa matahari sebagai pancaran cahaya dan panas, bahwa
langit (bahan alam semesta) berasal dari asap (gas) sedangkan galaksi-galaksi
tercipta dari kondensasi (pemekatan) gas tersebut, dan seterusnya. Ada sekitar
750 ayat dalam Al-Quran yang semacam ini . Ayat-ayat ini menunjukkan
betapa luasnya ilmu Allah sehingga meliputi segala sesuatu, dan menjadi tolok
ukur kesimpulan IPTEK, bukan berarti bahwa konsep IPTEK wajib
didasarkan pada ayat-ayat tertentu.
Jadi, yang dimaksud menjadikan akidah Islam sebagai landasan IPTEK
bukanlah bahwa konsep IPTEK wajib bersumber kepada Al-Quran dan Al-
Hadits, tapi yang dimaksud, bahwa IPTEK wajib berstandar pada Al-Quran
dan Al-Hadits. Standar pemanfaatan IPTEK menurut orang barat adalah
manfaat, apakah itu dinamakan pragmatisme atau pun utilitarianisme. Selama
sesuatu itu bermanfaat, yakni dapat memuaskan kebutuhan manusia, maka ia
dianggap benar dan absah untuk dilaksanakan, meskipun itu diharamkan
dalam ajaran agama. Keberadaan standar manfaat itulah yang dapat
menjelaskan, mengapa orang barat mengaplikasikan IPTEK secara tidak
bermoral, tidak berperikemanusiaan, dan bertentangan dengan nilai agama.
Misalnya menggunakan bom atom untuk membunuh ratusan ribu manusia tak
berdosa, memanfaatkan bayi tabung tanpa melihat moralitas (misalnya

10
meletakkan embrio pada ibu pengganti), mengloning manusia (berarti manusia
bereproduksi secara a-seksual, bukan seksual), mengeksploitasi alam secara
serakah walaupun menimbulkan pencemaran yang berbahaya, dan seterusnya.
Karena itu, sudah saatnya standar manfaat yang salah itu dikoreksi dan
diganti dengan standar yang benar. Yaitu standar yang bersumber dari pemilik
segala ilmu yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, yang amat mengetahui
mana yang secara hakiki bermanfaat bagi manusia, dan mana yang secara
hakiki berbahaya bagi manusia. Standar itu adalah segala perintah dan
larangan Allah SWT yang bentuknya secara praktis dan konkret adalah
syariah Islam.

D. Berperilaku Islami dalam Menghadapi Kemajuan IPTEK


Umat Islam yang mewarisi ajaran suci Ilahiah dan peradaban dan IPTEK
Islam yang jaya di masa lalu, justru kini terpuruk di negerinya sendiri, yang
sebenarnya kaya sumber daya alamnya, namun miskin kualitas sumber daya
manusianya (pendidikan dan IPTEKnya). Ketidakadilan global ini terlihat dari
fakta bahwa 80% kekayaan dunia hanya dikuasai oleh 20 % penduduk kaya di
negara-negara maju. Sementara 80% penduduk dunia di negara-negara miskin
hanya memperebutkan remah-remah sisa makanan pesta pora bangsa-bangsa
negara maju. Ironis bahwa Indonesia yang sangat kaya dengan sumber daya
alam minyak dan gas bumi, justru mengalami krisis dan kelangkaan BBM.
Ironis bahwa di tengah keberlimpahan hasil produksi gunung emas-perak dan
tembaga serta kayu hasil hutan yang ada di Indonesia, kita justru mengalami
kesulitan dan krisis ekonomi, kelaparan, busung lapar, dan berbagai penyakit
akibat kemiskinan rakyat.
Kenyataan menyedihkan tersebut sudah selayaknya menjadi cambuk bagi
kita bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim untuk gigih memperjuangkan
kemandirian politik, ekonomi, dan moral bangsa dan umat. Kemandirian itu
tidak bisa lain kecuali dengan pembinaan mental-karakter dan moral (akhlak)
bangsa-bangsa Islam sekaligus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dilandasi keimanan dan takwa kepada Allah SWT. Serta melawan
pengaruh buruk budaya sampah dari barat yang sekuler, matre dan hedonis
(mempertuhankan kenikmatan hawa nafsu).

11
Islam, sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan,
sangat mendorong dan mementingkan umatnya untuk mempelajari,
mengamati, memahami dan merenungkan segala kejadian di alam semesta.
Dengan kata lain Islam sangat mementingkan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Islam mementingkan pengembangan dan
penguasaan IPTEK untuk menjadi sarana ibadah dan pengabdian Muslim
kepada Allah SWT dan mengembang amanat khalifatullah (wakil/mandataris
Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada kemanusiaan dan menyebarkan
rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil ’Alamin). Ada lebih dari 800 ayat
dalam Al-Quran yang mementingkan proses perenungan, pemikiran, dan
pengamatan terhadap berbagai gejala alam, untuk ditafakuri dan menjadi
bahan zikir (ingat) kepada Allah, yang paling terkenal adalah ayat:
1. Surat Ali Imron ayat 190-191
“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang
berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan
ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
neraka.”
2. Surat Mujadillah ayat 11
“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu
pengetahuan beberapa derajat.”
Bagi umat Islam, kedua-duanya adalah merupakan ayat-ayat (atau tanda-
tanda/sinyal) Kemahakuasaan dan Keagungan Allah SWT. Ayat
tanziliyah/naqliyah (yang diturunkan atau transmited knowledge), seperti
kitab-kitab suci dan ajaran para Rasulullah (Taurat, Zabur, Injil, dan Al
Qur’an), maupun ayat-ayat kauniyah (fenomena, prinsip-prinsip, dan hukum
alam), keduanya bila dibaca, dipelajari, diamati dan direnungkan, melalui
mata, telinga dan hati (qalbu dan akal) akan semakin mempertebal
pengetahuan, pengenalan, keyakinan, dan keimanan kita kepada Allah SWT,
Tuhan Yang Maha Kuasa, Wujud yang wajib, Sumber segala sesuatu dan

12
segala eksistensi). Jadi agama dan ilmu pengetahuan, dalam Islam tidak
terlepas satu sama lain. Agama dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi koin dari
satu mata uang koin yang sama. Keduanya saling membutuhkan, saling
menjelaskan dan saling memperkuat secara sinergis, holistik, dan integratif.
Bila ada pemahaman atau tafsiran ajaran agama Islam yang menentang
fakta-fakta ilmiah, maka kemungkinan yang salah adalah pemahaman dan
tafsiran terhadap ajaran agama tersebut. Bila ada ’ilmu pengetahuan’ yang
menentang prinsip-prinsip pokok ajaran agama Islam maka yang salah adalah
tafsiran filosofis atau paradigma materialisme-sekuler yang berada di balik
wajah ilmu pengetahuan modern tersebut. Karena alam semesta yang
dipelajari melalui ilmu pengetahuan, dan ayat-ayat suci Tuhan (Al-Quran) dan
Sunah Rasulullah SAW, yang dipelajari melalui agama, adalah sama-sama
ayat-ayat (tanda-tanda dan perwujudan/tajaliyat) Allah SWT. zmaka tidak
mungkin satu sama lain saling bertentangan dan bertolak belakang, karena
keduanya berasal dari satu sumber yang sama, Allah Yang Maha Pencipta dan
Pemelihara seluruh alam semesta.

E. Dampak positif dan negatif IPTEK


1. Dampak positif
a. Memudahkan dalam proses mengakses informasi yang berkaitan
dengan pendidikan, sesuai dengn pendapat Bambang Warsita
(2008:135) “ teknologi informasi adalah sarana dan prasarana
(hardware, software, useware) sistem dan metode untuk memperoleh,
mengirim, mengolah, menafsirkan, menyimpan, mengogarnisasikan
dan mengginakan data secara bermakna”.
b. Pembaharuan dalam pembelajaran seperti e-learning dapat
memudahkan dalam proses pembelajaran.
c. memudahkan guru dalam memberikan materi pembelajan
mengggunakan intenet
d. Munculnya media masa yang memudaahkan untuk memperoleh ilmu
atau inforormasi terbaru.
e. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang dapat
memudahkan siswa agar lebih cepat memahami pembelajaran.

13
f. Sistem pembelajaran tidak hanya dengan tatap muka, tapi juga dengan
menggunakan berbagai media aplikasi seperti zoom, google classroom,
dll.
g. Mengurangi ketertinggalan teknologi dari negara berkembang.
h. Dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam
mengembangkan ilmu pendidikan dan teknologi.
2. Dampak Negatif
a. Terjadinya plagiaritas
b. Jika terjadi kecerobohan dalam sebuah sistem di lembaga pendidikan
mak akan berakibat fatal.
c. Semakin terancamnya kerahasiaan suatu program yang dapat diakses.
d. kesalah gunaan teknologi, seperti tindak kriminal.
e. Mempertimbangkan penggunaan teknologi bagi peserta didik di bawah
umur.
f. Mempertimbangkan penggunaan teknologi untuk anak di bawah umur.
g. Membuat siswa bahkan guru kecanduan dengan menggunakan
teknologi.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Di tengah perkembangan IPTEK dan mentalitas pragmatis-instrumental
yang ditandai oleh kecenderungan berkembangnya cara hidup konsumtif,
materialistis dan hedonis, pola hidup asketis penuh pengorbanan yang
diajarkan oleh agama-agama akan membangun peradaban dan identitas
pribadi yang memampukan manusia bersikap lepas bebas dari segala
kecenderungan tak teratur. Hal ini terjadi karena refleksi iman di dalam agama
membantu untuk menemukan makna hidup dan mengarahkan pada nilai-nilai
abadi. Dengan demikian kepercayaan pada Tuhan memberikan kekuatan pada
orang beriman untuk bertahan tidak hanya dalam suka, tetapi juga dalam duka,
sehat atau sakit, keberhasilan atau kegagalan. Dengan kata lain, iman pada
Tuhan memberikan kebebasan dalam pelbagai keadaan.
Ilmu ialah sebagai pengetahuan yang ilmiah, sedangkan teknologi adalah
penerapan ilmu-ilmu dasar untuk memecahkan masalah guna mencapai suatu
tujuan tertentu. Orang berilmu pengetahuan berarti menguasai ilmu dan
memiliki kemampuan untuk mendapatkan dan menjelaskannya. Untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan diperlukan antara lain adanya sarana tertentu,
yakni yang disebut “berpikir”. Jelasnya berpikir pada dasarnya merupakan
suatu proses untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.
Jika kita menjadikan akidah Islam sebagai landasan IPTEK, bukan berarti
bahwa ilmu astronomi, geologi, agronomi, dan seterusnya, harus didasarkan
pada ayat Al-Quran tertentu, atau hadis tertentu. Kalau pun ada ayat atau hadis
yang cocok dengan fakta sains, itu adalah bukti keluasan ilmu Allah yang
meliputi segala sesuatu bukan berarti konsep.

B. Saran
Untuk menyikapi IPTEK dalam kehidupan sehari-hari yang islami adalah
memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat manusia
dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT.

15
DAFTAR PUSTAKA
Faizah, A. (2014, Oktober Kamis). Blogspot. Diambil kembali dari http://asmaul-
aja.blogspot.com/2014/10/islam-dan-perkembangan-iptek.html

Mulyani, Fitri, & Nurhaliza. (2021). Analisis Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi dalam pendidikan. Jurnal Pendidikan dan konseling, 101-9.

Pacitani, A. W. (2013, Februari Jum'at). Perkembangan IPTEK dalam Islam. Persefektif


dan peran Islam dalam Perkembangan IPTEK.

16

Anda mungkin juga menyukai